Anda di halaman 1dari 15

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Sebagai gambaran menurut WHO jika prevalensi gangguan jiwa di atas 100 jiwa per
1.000 penduduk dunia, maka berarti di indonesia mencapai 265 per 1.000 penduduk yang
merupakan anggota keluarga, data hasil survei kesehatan rumah tangga (SKRT) tahun 1995,
artinya 2,6 kali lebih tinggi dari ketentuan WHO.
Hasil riset WHO dan Ward Bank menyimpulkan bahwa gangguan jiwa dapat
mengakibatkan penurunan produktivitas sampai dengan 8,5% saat ini gangguan jiwa menempati
urutan kedua setelah penyakit infeksi.
Kecenderungan gangguan mental psikiatrik akan semangkin meningkat seiring dengan
terus berubahnya sesuatu ekonomi dan politik ke arah tidak menentu. Prevalensinya bukan saja
pada kalangan menengah ke bawah. Sebagai dampak langsung dari kesulitan ekonomi tetapi juga
kalangan menengah ke atas sebagian dampak langsung atau tidak langsung. Ketidak mampuan
individu dalam penyesuaian diri terhadap perubahan sosial yang terus berubah.
Waham adalah isi pikir (keyakinan, pendapat ) yang salah dari seseorang. Meskipun salah
tetapi individu itu percaya betul, sulit di koreksi oleh orang lain, isi pikir bertentangan dengan
kenyataan, dan isi pikir terkait dengan pola perilaku individu. Seseorang pasien dengan waham
curiga, maka pola perilaku akan menunjukkan kecurigaan terhadap perilaku orang lain, lebih-
lebih orang yang belum dikenalnya. Bisa teradi kecurigaan kepada orang sekitarnya akan
meracuni atau membunuh dia. Akibat waham curiga ini pada orang yang sebelumnya bersifat
emosional agresif. Ia bisa membunuh orang karena wahamnya kalau tidak dibunuh, ia akan
membunuh. Atau ia akan diracuni dan dibuat celaka oleh orang yang dibunuhnya.
Terjadi juga waham yang berisi bahwa ia membunuh anggota keluarganya karena untuk
keselamatan dan kelanggengan kehidupanya, masyarakat atau bahkan negara dan ummat
manusia. Atau membunuh anggota keluarga karena cerita dan agama (analogi riwayat nabi
ibrahim-ismail, embunuh dajjal dan seterusnya)
Ciri –ciri penderita psikotik:

1. penarikan diri dari pergaulan sosial, banyak di dalam rumah malu keluar rumah.
2. tak mampu bekerja sesuai dengan fungsinya. Di rumah tak mau bekerja, atau bekerja
sekedarnya saja karena diperintah, setelah itu tak mau mengerjakan tugas yang diberikan.
3. berfikir aneh, dangkal, berbicara tak sesuai dengan keadaan situasi keseharian, bicara
ngelantur.
4. dalam pergaulan ada riwayat gejala waham atau halusinasi dan ilusi
5. perubahan perilaku yang nyata, misalnya tadinya cerita menjadi melamun, perilaku aneh-
aneh yang sebelumnya tidak pernah di jalani
6. kelihatan menjadi murung dan merasa tak berdaya
7. sulit tidur dalam beberapa hari, atau bis tidur yang terlihat oleh keluarganya, tetapi pasien
merasa sulit/tidak bisa tidur (Dr. izzudin SD, SpKJ/Psikiater/Direktur RSID Dr. Amino
Gondohutomo Semarang-12)

waham kebesaran dan kebanggaan (delusion of Grandeur), yaitu keyakinan bahwa dirinya
memeiliki kekuasaan dan kekuatan luar biasa (berbeda dengan orang kebanyakan). Contoh
konkrit dari waham ini adalah orang-orang yang menganggap dirinya ganteng, keren, diskai
banyak wanita, dan lain-lain.
Dengan masalah inilah penulis tertarik untuk mendalami masalah gangguan jiwa waham
curiga sehingga penulis dapat mengetahui masalah tersebut dan dapat melaksanakan tindakan
keperawatan sesuai dengan proses keperawatan yang ada.

1.2. Ruang Lingkup


karena banyak masalah gangguan jiwa yang dijumpai dalam kasus penyakit jiwa yang
ada di RS. Jiwa Daerah Provinsi Sumatra Utara Medn, maka penulis hanya membahas pada
seorang klien dengan judul:”Asuhan Keperawatn Pada Ny. S dengan Gangguan Perubahan Isi
pikir:Waham Curiga di ruangan Anggrek Rumak sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatra Utara
Medan.
1.3. Tujuan Penulisan
a. Tujuan Umum
Mampu mengolah asuhan keperawatan pada klien gangguan perubahan isi pikir: waham
curiga pada kasus skizoprenia tak terinci di ruang Anggrek RSJ Daerah Provinsi Sumatra Utara.

b. Tujuan Khusus
1. Dapat melakukan pengkajian pada klien gangguan psikotik
2. Diagnosa Keperawatan
3.Dapat melakukan perencanaan sesuai dengan prioritas masalah
4.Dapat meaksanakan tindakan keperawatan secara langsung terhadap klien dengan rencana
yang telah ditentukan
5. Dapat melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah diberikan

1.4. Manfaat Penulisan


Adapapun kegunaan dalam penulisan laporan kasus ini adalah :
1. Untuk rumah sakit
Untuk meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit dan informasi lanjut dalam memberikan
asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan peribahan isi pikir : waham curiga

2. Untuk institusi / pendidikan

Agar dapay dijadikan sebagai bahan umpan balik terhadap penerapan secara terpadu
tentang proses keperawatan dalam teori yang di dapat oleh mahasiswa sehingga berguna
untuk meningkatkan pendidikan keperawatan

3. Untuk mahasiswa

Agar dapat memperluas ilmu pengetahuan dalam memberikan asuhan keperawatan klien dengan
gangguan perubahan isi pikir :waham curiga.
1.5. Metode Penulisan
Dalam penyusunan laporan kasus ini digunakan pendekatan langsung terhadap
pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien. Adapun cara yang digunakan dalam
pengumpulan data adalah :
a. Study Kasus
Pengkajian yang dilakukan dalam pengumpulan data yang lengkap, tekhnik yang digunakan
dalam pengumpulan data adalah:
- Wawancara
Yaitu pengumpulan data dengan tanya jawab langsung baik klien, keluarga maupun petugas
ruangan dengan menggunakan format pengkajian
- Observasi
Yaitu tekhnik pengumpulan data dengan cara pengamatan langsung pada pasien untuk
mendapatkan data objektif
-. Pemeriksaan Fisik
Yaitu tekhnik pemeriksaan seluruh tubuh pasien untuk mengenal
atau melihat adanya kelainan pada kilen dengan cara mengukur
tanda- tanda Vital
b. Studi Fisik
Yaitu pengukuran data tertulis dengan menggunakan bahan-bahan bacaan dari berbagai buku
sumber yang berkaitan dengan judul laporan kasus
c. Studi dokumentasi
Yaitu dengan mengumpulkan data dari catatan RS. Jiwa adalah (medical record, status pasien,
pemeriksaan diagnostik/penunjang)
BAB II

TINJAUN TEORITIS

I. DEFENISI

Waham adalah kepercayaan yang benar-benar salah dan berfikir yang tidak sesuai dengan
orang lain dan kontradiksi dengan realitas sosial.(Stuart dan Sundeen,1995)

Waham adalah suatu kepercayaan yang salah/bertentangan dengan kenyataan dan tidak
tetap pada pemikiran seseorang dan latar belakang sosial budaya.(Rawlins,1991)

Waham adalah bentuk lain dari proses kemunduran pikiran seseorang yaitu dengan
mencampuri kemampuan pikiran untuk di uji dan dievaluasi secara nyata.(Judith Heber 1987)

Waham sering ditemui pada gangguan jiwa berat dan beberapa bentuk waham yang
spesifik sering ditemukan pada penderita skizofrenia.Kebanyakan pasien skizofrenia daya
tiliknya burkurang dimana pasien tidak menyadari penyakitnya serta kebutuhannya terhadap
pengobatan,meskipun gangguan pada dirinya dapat dilihat oleh orang lain.

II. ETIOLOGI
a. Teori Psiko Dinamika
Perkembangan emosional yang tertunda karena kurngnya stimulus atau perhatian
pada masa maternal,pada masa bayi tidak mendapat perasaan aman dan tidak
dapat menumbuhkan dasar kepercayaan ,ego yang rapuh menyebabkan gangguan
harga diri,perasaan putus asa,takut,kecemasan.Manifestasinya berupa sikap curiga
terhadap orng lain dan dapat berlangsung seumur hidup.Mekanisme yang
digunakan adalah memproyeksikan sebagian pertahanan untuk melawan perasaan
tersebut .
b. Teori Biologi
Pada pasien dengan waham,pemeriksaan MRI menunjukkan bahwa derajat lobus
temporal tidak simetris. Akan tetapi perbedaan ini sangat kecil, sehingga
terjadinya wahamkemungkinan melibatkan komponen degenerative dari neuron.
Waham somatic terjadi kemungkinan karena disebabkan adanya gangguan sensori
pada system saraf atau kesalahan penafsiran dari input sensori karena terjadi
sedikit perubahan pada saraf kortikal akibat penuaan (Boyd, 2005).
c. Psikologis
Carpenito (1998) menyatakan bahwa pasien dengan waham memproyeksikan
perawatan dasarnya dengan mencurigai. Pada pasien dengan waham kebesaran
terdapar perasaan yang tidak adekuat serta tidak berharga. Pertama kali
mengingkari perasaanya sendiri, kemudian memproyeksikan perasaanya kepada
lingkungan dan akhirnya harus menjelaskan kepada orang lain. Apa yang
seseorang pikirkan tentang sesuatu kejadian mempengaruhi perasaan dan
perilakunya.
d. Genetic dan Biokimia
Gangguan waham mumgkin secara biologi berbeda dari gangguan psiko
lainya,sedikit atau tidak ada perhatian,dan berhubungan dengan factor genetik.
System dopamine yang tidak berfungsi mempunyai peranan penting terjadinya
waham. Mengingkari realitas memiliki hubungan dengan tidak berfunsinya
kotikal posterior.bentall dkk (2001) mengemukakan bahwa kombinasi antara
biologis dengan pengalaman hidup sebagai komponen penyebab terjadinya
waham.
e. Teori Dinamika Keluarga
Beberapa teori menyakini bahwa seseorang dengan gangguan paranoid
memiliki orangtua yang jauh,laku menuntut,pemarah yang berlebihan tentang
kepentingan sendiri dan tidak percaya pada dirisendiri.Klien jadi mudah
tersinggung pada masa dewasa karena pengalaman masa lalu.
Teori lain menyimpulkan bahwa penyeba timbulnya waham adalah karena
adanya gangguan metabolism atau infeksi,alkoholisme,inti oksidasi,penyakit dan
kehilangan pendengaran.
III. JENIS-JENIS WAHAM
a. Waham Kebesaran
Meyakini bahwa ia memiliki kebesaran atau kekuasaan khusus dan diucapkan
berulang kali tetapi tidak sesuai dengan kenyataan,contoh:saya adalah seorang
jendral besar,semua pasien yang ada di rumah sakit ini harus hormat pada saya atau
“saya adalah orang terkaya di Indonesia”.
b. Waham Curiga
Meyakini bahwa ada seseorang atau kelompok yang berusaha
merugikan/mencederi dirinya,diucapkan berulang kali tetapi tidak sesuai dengan
kenyataan.Contoh:”orangtua saya ingin membunuh saya karena cemburu dengan
keberhasilan saya”.
c. Waham Agama
Memiliki keyakinan terhadap suatu agama secara berlebihan,diucapkan berulang
kali tetapi tidak sesui dengan kenyataan.Contoh:”Saya adalah utusa dari nabi Isak”.
d. Waham Somatik
Meyakini bahwa tubuh atau bagian tubuhnya terganggu/terserang
penyakit,diucapkan berulang kali tetapi tidak sesuia dengan
kenyataannya.Contoh:”saya merasa seperti ada batu yang menimpa dada
saya”,setelah dilakukan pemeriksaan laboratorium tidak ditemukan adanya adanya
penyakit tersebut.
e. Waham Nihilistik
Meyakini bahwa dirinya sudah tidak di dunia/meninggal.Diucapkan berulang kali
tapi tidak sesuia dengan kenyataan.Contoh:”Saya sudah meninggal sepuluh tahun
yang lalu,sekaranh roh saya sedang melayang-layang diudara”.

Waham terjadi karena munculnya perasaan terancam oleh lingkungan, cemas, merasa
sesuatu yang tidak menyenangkan terjadi sehingga individu mengingkari ancaman dari
persepsi diri atau objek realistis dengan menyalah artikan kesan terhadap kejadian,
kemungkinan individu memproyeksikan pikiran dan perasaan, pikiran,dan keinginan
negative atau tidak dapat diterima menjadi bagian eksternal dan akhirnya individu
mencoba member pembenaran/alasan interpretasi/personal tentang realita pada diri
sendiri atau orang lain.

IV. MANIFESTASI KLINIK


a. Yakin bahwa pikiranya bertanggung jawab terhadap kejadian atau bencana.
b. Berfikir bahwa dirinya mempunyai kekuatan super dan Maha Kuasa.
c. Curiga,pemarah,takut ditujukan pada lingkungan orang lain.
d. Perhatian menurun,sulit berkonsentrasi pada aktivitas sederhana atau kejadian-
kejadian.
e. Pola bicara tidak logis atau inkoheren.
f. Pola tidur tidak teratur.
g. Ambivalen.
V. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
- Pemeriksaan Diagnostik
Menunjukkan adanya kerusakan pada lobus temporal.

VI. PENATALAKSANAAN MEDIS


a. Psikofarmakologis
Obat-obatan yang lajim digunakan pada klien skizofrenia adalah obat-obat
psikosis.Adapun kelompok umum yang digunakan adalah:
Kelas kimia Nama generic (dagang) Dosis harian
Fenotiazin Asekofeniazin 60-120 mg
Klopronazin 30-800 mg
Mesonidazin 10-40 mg
Perfenazin 30-400 mg
Tiodazin 20-40 mg
Tioksanfen Kloprotiksen 75-600 mg
Tiotiksen 8-30 mg
Butirofenon Haloperidol 10-100 mg
Dibenzondiazepin Klozapin 300-900 mg
Dibenzokaszepin Loksapin 20-150 mg
Dihidroindolon Molindone 150-225 mg

b. Terapi kejang listrik/elektro convulsive terapi(ECT)


c. Terapi aktivitas kelompok

VII. DATA DASAR PENGKAJIAN


1. Faktor predisposisi
a. Faktor perkembamgan
Hal ini terjadi ketidakmampunya individu dalam menyelesaikan tugas-
tugas perkembangan misalnya rasa saling percaya yang tidak terbina,kegagalan
dalam pengungkapan perasaan dan pikiran proses kehilangan yang
berkepanjangan.
b. Faktor lingkungan
Faktor lingkungan yang tidak terapeutik sering mengancam atau
menimbulkan kecemasan yang berkepanjangan bagi individu,sehingga individu
mengisolasi diri dari lingkunganya.
c. Interaksi
- Invidu dalam berinteraksi dengan o0rang lain biasanya curiga,merasa diawasi,kaku
dan tidak toleran dengan dirinya.
- Dalam berinteraksi yang perlu di antisipasi adalah memperhatikan dalam perubahan
penampilan,persepsi,dan isi pikiran.
- Adanya konflik berupa fantasi yang tidak terselesaikan.
2. Faktor predisposisi
a. Faktor internal
Karene merasa gagal,kehidupan sesuatu yang bermakna secara
berulang dan ketakutan karena adanya penyakit fisik.
b. Faktor eksternal
Adanya trauma atau serangan fisik,kehilangan hubungan penting
dengan orang yang berarti.
c. Faktor biokimia
Kelebihan dopamine akibat meningkatnya produsi dan pelepasanya.
3. Perilaku
A. Dimensia fisik
 Aktivitas fisik
- Nutrisi
- Tidur
- Rekreasi
- Aktivitas seksual
 Kebiasaan
Menolak pengobatan atau tidak menuruti aturan hidup karena takut akan
membahayakan.
 Perilaku destruktif
- Kurang pengontrolan pikiran
- Usaha bunuh diri
- Pembunuhan
B. Dimensi intelektual
- Ekspresi emosi kadang-kadang tidak ada dan kadang-kadang berlebihan
- Takut yang berlebihan
- Mencurigai orang lain
- Kasar dan suka marah
- Bingung dan berfantasi
- Merasa bersalah,malu
C. Dimensi emosional
- Persepsi yang salah
- Kesulitsn mengambil keputusan
- Perubahan proses pikir
- Bingung
- Denial,proyeksi dan regresi
- Tidak mampu berfikif abstrak
D. Dimensi sosial
- Persepsi yang tidak realistis
- Curiga dan tidak percaya pada orng lain
- Menarik diri
- Merasa orang terkenal
E. Dimensi spiritual
- Kepercayaan yang berlebihan
- Tidak mampu menikmati hidup
- Merasa dirinya Tuhan
SP.1

Orientasi:

Selamat pagi ibu perkenalkan nama saya perawat Nopiani Simanjuntak,saya dari AKPER
Tapanuli Tengah yang bertugas di ruangan ini.Kalau boleh tahu nama ibu siapa? Senangnya
dipanggil apa? Bagaimana keadaan ibu M hari ini? Bagaimana kalau selama 15 menit kita
bercakap-cakap tentang apa yang ibu rasakan? Menurut ibu M enaknya kita bercakap-cakap itu
dimana? Bagaimana kalau di ruang makan saja? Apakah ibu M setuju?

Kerja:

“Apa yang menyebabkan ibu E masuk ke rumah sakit jiwa ini? Sulit bagi saya untuk
mempercayainnya karena setahu saya seorang Indonesian idol itu tidak disini tempatnya, bisa
kita lanjutkan kembali pembicaraan kita yang sempat terputus tadi ya ibu E.

“Ibu E tidak usah takut,karena ibu berada ditempat yang aman,dan saya akan selalu menemani
ibu E selama saya bertugas di ruangan ini”

“Wah ibu E ternyata pintar ya memilih baju yang cocok sama badan dan warna kulit ibu?”

.”selama disini apa saja yang ibu E harapkan,bisa ibu ceritakan kepada saya?” Tidak terasa ya
ibu waktu kita hampir habis.

Terminasi

“Bagaimana perasaan ibu E setelah berbincang-bincang dengan saya?”

“Sekarang coba ibu E ulangi apa saja tadi yang telah kita bicarakan?”

Bagus. Ibu besok bisa kita kembali bercakap-cakap, kira-kira jam berapa sebaiknya kita
bercakap-cakap besok? Bagamana kalau jam 10.00 WIB?

“ Dimana enaknya besok kita bercakap-cakap bagaimana kalau di ruang makan ini saja?”

“Besok kita membicarakan tentang kemampuan yang ibu E selama di rumah sakit ini.Sampai
jumpa ibu”.
SP.2

Orientasi

“Selamat pagi ibu,bagaimana keadaan ibu pagi ini?’

“Sesuai dengan janji kita kemarin sekarang kita membicarakan tentang kemampuan yang ibu
miliki selama di RS?”

“Menurut ibu dimana kita berbicang-bincang? bagaimana kalau di ruangan ini saja?Apakah ibu
E setuju?

“Kira-kira berapa lama kita bisa bercakap-cakap?Bagiamana kalau 15 menit?”

Kerja

“Sekarang coba ibu E sebutkan apa-apa saja kemampuan yang ibu E lakukan di rumah sakit?”
“Bagus, apakah masih ada kemampuan ibu yang lain?”

“ Bagaimana dengan meraapikan tempat tidur,menyapu,mengepel,mencuci pakaian,mencuci


piring.Baiklah saya sudah buat daftarnya,disini ibu E memiliki 5 kegiatan yang dapat ibu
lakukan di rumah sakit ini.”

Terminasi

“Bagaimana perasaan ibu setelah berbincang-bincang dengan saya?”

“Sekarang coba ibu ulangi apa-apa saja kegiatan yang harus ibu lakukan?”

“Bagus sekali ibu”

“Besok kita bisa bercakap-cakap lagi bu?”

“Jam berapa sebaiknya kita jumpa besok? Bagamana kalau jam 15.00 WIB apakah ibu E
setuju?”

“ Menurut ibu tempat yang enak kita besok bercakap-cakap dimana? Bagaimana kalau di ruang
makan ini saja?”
“ Besok kita membicarakan tentang hobi atau kegemaran ibu M?”

“Nah satu malam ini coba ibu ingat-ingat apa saja hobi atau kegemaran ibu M.”

“Sampai jumpa besok ya ibu M,”

SP 3:

Orientasi

“Selamat pagi ibu, bagaimana keadaan ibu pagi ini?”

“Apakah ibu sudah mengiat-ingat apa saja hobi atau kegemaran ibu E?”

“Bagaimana kalau kita bicarakan hobi atau kegamaran ibu itu sekarang?”

“Dimana enaknya kita berbincang tentang hobi atau kegemaran ibu E tersebut?”

“Berapa lama ibu bisa berbincang-bincang dengan saya tentang hobi ibu tersebut?bagaimana
kalau 15 meni? Apakah ibu setuju?”

Kerja

Sekarang coba ibu sebutkan apa saja hobi atau kegemaran ibu?”

“Wah…., rupannya ibu hobinya bernyanyi Sekarang coba ceritakan kepada saya sejak kapan ibu
E mulai suka bernyanyi,Bisa ibu E bernyanyi sakarang?”

“ Wah…, bagus sekali suara ibu,tidak semua orang bisa bernyanyi sebagus ibu E jadi ibu harus
bersyukur kepada Tuhan atas apa yang diberikan sama ibu.”

“Pada saat kapan ibu E bernyanyi,apakah pada saat sedih atau pada saat senang.Jadi pada waktu
sedih saat teringat sama keluarga ya bu.”

“.Jadi ibu teruskan kembangkan kemampuan bernyanyi ibu ya agar lebih bagus lagi.”
Terminasi

“Bagaimana perasaan ibu M setelah berbicang-bincang dengan saya?”

“Coba ibu ulangi apa saja tadi yang telah kita ceritakan?Bagus”

“Ibu boleh besok kita kembali bercakap-cakap?”

“Dimana ibu enaknya kita besok bercakap-cakap?”

“Jam berapa sebaiknya kita kembali bercakap-cakap besok?”

“Besok kita berbincang-bincang tentang obat yang harus diminum,apakah ibu M setuju?”

“Kalau begitu sampai jumpa besok ya ibu E jam 10.00 WIB.”

Anda mungkin juga menyukai

  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen2 halaman
    Kata Pengantar
    Jusri Gabe
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen30 halaman
    Bab Ii
    Rahmad siddiq Hutabarat
    Belum ada peringkat
  • Pus Taka
    Pus Taka
    Dokumen1 halaman
    Pus Taka
    Rahmad siddiq Hutabarat
    Belum ada peringkat
  • Laporan Pendahuluan Bronchopneumonia
    Laporan Pendahuluan Bronchopneumonia
    Dokumen17 halaman
    Laporan Pendahuluan Bronchopneumonia
    rizkiemil_
    Belum ada peringkat
  • Rahmi Anak
    Rahmi Anak
    Dokumen17 halaman
    Rahmi Anak
    Rahmad siddiq Hutabarat
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi Print
    Daftar Isi Print
    Dokumen1 halaman
    Daftar Isi Print
    Rahmad siddiq Hutabarat
    Belum ada peringkat
  • Makalah Psikologi Tingkat Ia
    Makalah Psikologi Tingkat Ia
    Dokumen17 halaman
    Makalah Psikologi Tingkat Ia
    Rahmad siddiq Hutabarat
    Belum ada peringkat
  • Sonantri HS
    Sonantri HS
    Dokumen20 halaman
    Sonantri HS
    Rahmad siddiq Hutabarat
    Belum ada peringkat
  • Askep Thalasemia
    Askep Thalasemia
    Dokumen15 halaman
    Askep Thalasemia
    Rahmad siddiq Hutabarat
    Belum ada peringkat
  • Manifestasi
    Manifestasi
    Dokumen5 halaman
    Manifestasi
    Rahmad siddiq Hutabarat
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen1 halaman
    Daftar Isi
    Rahmad siddiq Hutabarat
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen1 halaman
    Daftar Isi
    Rahmad siddiq Hutabarat
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen1 halaman
    Daftar Isi
    Rahmad siddiq Hutabarat
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen4 halaman
    Bab I
    Rahmad siddiq Hutabarat
    Belum ada peringkat
  • Sampul
    Sampul
    Dokumen1 halaman
    Sampul
    Rahmad siddiq Hutabarat
    Belum ada peringkat
  • Lembar Persetujuan
    Lembar Persetujuan
    Dokumen5 halaman
    Lembar Persetujuan
    Rahmad siddiq Hutabarat
    Belum ada peringkat
  • Kode Etik Keperawatan Indonesia
    Kode Etik Keperawatan Indonesia
    Dokumen11 halaman
    Kode Etik Keperawatan Indonesia
    Anonymous iwZqDdNv6L
    Belum ada peringkat
  • WAHAM
    WAHAM
    Dokumen9 halaman
    WAHAM
    Rahmad siddiq Hutabarat
    Belum ada peringkat
  • Rencana Tindakan
    Rencana Tindakan
    Dokumen4 halaman
    Rencana Tindakan
    Rahmad siddiq Hutabarat
    Belum ada peringkat
  • Pathway Persalinan Normal
    Pathway Persalinan Normal
    Dokumen3 halaman
    Pathway Persalinan Normal
    Rahmad siddiq Hutabarat
    Belum ada peringkat
  • MENARIK Kelompok
    MENARIK Kelompok
    Dokumen25 halaman
    MENARIK Kelompok
    Rahmad siddiq Hutabarat
    Belum ada peringkat
  • Implementasi Keperawatan (SP 1)
    Implementasi Keperawatan (SP 1)
    Dokumen14 halaman
    Implementasi Keperawatan (SP 1)
    Rahmad siddiq Hutabarat
    Belum ada peringkat
  • Askep Thalasemia
    Askep Thalasemia
    Dokumen7 halaman
    Askep Thalasemia
    Owen Rahmansyah
    Belum ada peringkat
  • Cover Hipertensi Kak Josna
    Cover Hipertensi Kak Josna
    Dokumen1 halaman
    Cover Hipertensi Kak Josna
    Rahmad siddiq Hutabarat
    Belum ada peringkat
  • LP Abses Kak Josna
    LP Abses Kak Josna
    Dokumen12 halaman
    LP Abses Kak Josna
    Rahmad siddiq Hutabarat
    Belum ada peringkat
  • Pengkajian Kasus BBL
    Pengkajian Kasus BBL
    Dokumen9 halaman
    Pengkajian Kasus BBL
    Rahmad siddiq Hutabarat
    Belum ada peringkat
  • BAB IV Dyspepsia Kak Josna 2018
    BAB IV Dyspepsia Kak Josna 2018
    Dokumen1 halaman
    BAB IV Dyspepsia Kak Josna 2018
    Rahmad siddiq Hutabarat
    Belum ada peringkat
  • Cover Hipertensi Kak Josna
    Cover Hipertensi Kak Josna
    Dokumen12 halaman
    Cover Hipertensi Kak Josna
    Rahmad siddiq Hutabarat
    Belum ada peringkat
  • BAB IV Abses Kak Josna
    BAB IV Abses Kak Josna
    Dokumen1 halaman
    BAB IV Abses Kak Josna
    Rahmad siddiq Hutabarat
    Belum ada peringkat