Anda di halaman 1dari 14

3.1.

Rencana Keperawatan
Strategi pertemuan pada pasien
A Kemampuan Merawat Pasien
SP 1 1. Mengidentifikasi penyebab isolasi ( teman yang disukai yang
tidak disukai, alasan )
2. Berdiskusi dengan pasien tentang keuntungan berinteraksi dengan
orang lain
3. Berdiskusi dengan pasien tentang kerugian tidak berinteraksi
dengan orang lain.
4. Mengajarkan pasien cara berkenalan dengan satu orang.
5. Menganjurkan pasien memasukkan kegiatan latihan berbincang-
bincang dengan orang lain dalam kegiatan harian.
SP 2 1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
2. Memberikan kesempatan kepada pasien mempraktekkan cara
berkenalan degan satu orang
3. Membantu pasien memasukkan kegiatan berbincang-bincang
dengan orang lain sebagai salah satu kegiatan harian
SP 3 1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
2. Memberikan kesempatan untuk berkenalan dengan dua orang
atau lebih
3. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
SP 4 1. Mengevaluasi SP 1,2,3
2. Memberi penjelasan tentang kegunaan obat yang diberikan
3. Melatih pasien minum obat dengan prinsip 5 benar.
4. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.

3.1. Implementasi Keperawatan


Keadaan umum klien :

27
Klien tampak lesu, klien menunduk saat di ajak bicara dan bicara dengan lambat
memakai baju kaus warna biru dan celana pendek.

Diagnosa Keperawatan :
Isolasi sosial : Menarik diri

SP 1
Fase Orientasi : Pukul 10.00 – 10.05 wib
P : “Selamat pagi Pak ? bagaimana keadaan Bapak hari ini?”
K: “Pagi Pak mantri, saya baik”
P: ”Perkanalkan nama saya mantri Andra, saya dari Profesi Ners Medistra Lubuk
Pakam yang praktek di RSJ ini, Nama Bapak siapa?”
K: ”Nama saya Sudarman Pak Mantri”
P: ”Sekarang saya mau mengajak bapak ngobrol sebentar ya kira-kira 40 menit,
mau kan?”
K: ”Mau pak Mantri.”
Fase Kerja : Pukul 10.05-10.30 wib
P: “Begini Pak, saya lihat bapak sering menyendiri, jadi saya mau bertanya kenapa
bapak sering menyendiri?”
K: ”saya sedih pak mantri, saya merasa tidak dihargai oleh keluarga saya”
P: ”Nah, itu kan tidak benar pak, itu hanya perasaan bapak saja”
K: ”Tapi saya sedih pak mantri”
P: ”itu karena bapak tidak mau bergabung sama teman-teman bapak”
P: ”Sekarang kita ngobrol tentang keuntungan berinteraksi dengan orang lain. Bapak
mau kan?”
K: ”Mau sekali pak mantri. Soalnya pak mantri orangnya baik.”
P: ”Saya mau bertanya kepada bapak, bapak tahu keuntungan jika kita berinteraksi
dengan orang lain?”
K: ”Biar banyak teman pak mantri.”
P: ”Terus apa lagi yang bapak tahu selain itu?”
K: ”Gak tahu lagi pak mantri.”

28
P: ”Nah, keuntungan yang lain, teman kita untuk ngobrol jadi ada, kita juga bisa
membagi beban kita dengan cara bercerita dengan orang lain sehingga dapat
mengurangi beban pikiran kita, ada teman bermain dan banyak lagi.”
K: ”Gitu ya pak mantri?”
P: ”Iya pak. Jadi kita tidak sendiri lagi disini.”
P: ”Apa saja kerugian jika kita tidak berinteraksi dengan orang lain menurut
bapak?”
K: ”Kita jadi gak punya teman pak mantri.”
P: ”Terus apa lagi pak?”
K: ”Udah itu aja pak mantri, gak ada lagi.”
P: ”Selain itu kita jadi merasa sendiri dan terasingkan. Jadi gak ada enaknya kalau
kita gak punya teman karena tidak ada teman berbagi cerita baik suka maupun
duka.”
K: ”Ow…gitu ya pak mantri.”
P: ”Iya pak. Jadi bapak dah mengerti kan?”
K: ”Iya pak mantri.”
P: ” Sekarang kita akan belajar cara berkenalan dengan satu orang. Mau kan?”
K: ”Mau pak mantri.”
P: “Begini pak, kalau kita mau berkenalan dengan orang. Pertama kita harus
menyebutkan nama kita duluan. Anggap saja saya orang yang bapak ajak
kenalan.”
K: “Selamat pagi pak mantri. Kenalan yuk, nama saya Sudarman. Nama pak mantri
siapa?”
P: ”Bagus pak. Nah coba bapak lakukan hal demikian nanti diruangan.”
K: ”Baik pak Mantri.”
P: ”Baiklah sekarang saya akan mengajari bapak untuk memasukkan kegiatan
latihan yang selama ini kita lakukan. Apakah bapak setuju?”
K: ”Setuju pak mantri.”
P: ”Caranya begini pak, ketika bapak mengenal teman baru. Coba bapak ajak
kenalan dan berbincang-bincanglah dengan teman baru bapak terus kalau bisa

29
kegiatan itu bapak sering lakukan dan bapak masukkan dalam jadwal kegiatan
harian bapak. Gimana pak?”
K: ”Baik pak mantri. Saya akan mencobanya.”
Fase Terminasi : Pukul 10.35-10.40 wib
P: ”Bagaimana pak, apakah bapak sudah mengerti? Maukan bapak mengikuti dan
melaksanakan apa yang sudah saya ajarkan tadi?”
K: ”Saya mengerti pak mantri dan saya akan mencoba melakukannya.”
P: ”Baiklah pak. Saya percaya bapak pasti bisa untuk melakukannya. Kalau begitu
sudah dulu ya pak. Waktu kita sudah habis. Besok kita berjumpa lagi di depan
ruangan singgalang pada jam 10.00 wib untuk mengevaluasi jadwal kegiatan
harian Bapak, dan saya akan memberi kesempatan pada bapak untuk
mempraktekkan cara berkenalan dengan satu orang atau lebih serta
memasukkannya ke salah satu kegiatan harian bapak . bagaimana pak?
Apakah bapak bersedia?”
K: ”Baik pak mantri.”
P: ”Sampai jumpa besok ya pak.”
K: ”ya pak mantri.”
Evaluasi :
S: Klien mengatakan sudah mengerti tentang apa saja keuntungan dan kerugian
dari berinteraksi dengan orang lain serta mengerti bagaimana cara berkenalan
dengan orang lain dan mencoba untuk membuat jadwal kegiatan harian
O: Klien tampak mengerti dan mampu menjelaskan tentang keuntungan, dan
kerugian berinteraksi dengan orang lain. Dan klien bisa mempraktekan cara
berkenalan dengan orang lain.
A: Masalah teratasi dengan kriteria hasil klien tampak mengerti dan klien mampu
menjelaskan keuntungan dan kerugian berinteraksi dengan orang lain. Dan
klien bisa mempraktekan cara berkenalan dengan orang lain.
P: Intervensi dilanjutkan dengan pertemuan berikutnya.

Keadaan umum klien :

30
Klien tampak bersemangat jumpa dengan perawat dan sudah ada kontak mata pada
klien saat di ajak bicara.
SP 2
Fase Orientasi : 10.00-10.05 wib
P: ”Selamat pagi pak!”
K: ”Selamat pagi pak mantri.”
P: ”Masih ingat pak dengan pembicaraan kita kemarin?”
K: ”Masih ingat pak mantri.”
P: “Apakah bapak sudah melaksanakannya? kalau sudah apa saja yang sudah bapak
kerjakan.”
K: ”Sudah pak mantri. Saya sudah tidak menyendiri lagi dan kemarin saya kenalan
dengan teman baru saya namanya Asrul. Dia juga lagi sakit.”
P: ”Wah…bapak pintar ya.”
K: ”Terima kasih pak mantri
P: ” Bagus pak.Itu artinya bapak mengerti dengan apa yang saya katakan kemarin.”
Fase Kerja : 10.05 – 10.30 wib
P: ”Sekarang, coba bapak praktekan cara berkenalan dengan orang yang belum
bapak kenal. Anggap saja orang itu saya. Apakah bapak bisa melakukannya?”
K: ”bisa pak mantri…..” Selamat pagi pak mantri, kenalkan nama saya Sudarman.
Nama pak mantri siapa dan tinggal dimana?”
P: ”Bagus pak. Ternyata bapak sudah memahami apa yang saya ajarkan.”
P: ”Baiklah sekarang saya akan membantu bapak untuk memasukkan kegiatan
latihan yang selama ini kita lakukan ke dalam jadwal kegiatan harian bapak.
Apakah bapak setuju?”
K: ”Setuju pak mantri.”
P: ”Caranya begini pak, ini saya beri bapak sebuah buku tulis dan sebuah pulpen.”
K: ”Untuk apakah itu pak mantri?”
P: ”Saya mau bapak menuliskan semua kegiatan yang sudah bapak lakukan
sebelumnya seperti kegiatan berkenalan dengan teman, berbincang-bincang
dengan teman atau kegiatan lain yang berhubungan dengan hal yang sudah saya
ajarkan selama ini ke bapak. Apakah bapak bisa melakukannya?”

31
K: ”Baik pak mantri. Saya akan mencobanya.”
Fase Terminasi : 10.30-10.35 wib
P: ”Baiklah pak. Saya percaya bapak pasti bisa untuk melakukannya. Kalau begitu
sudah dulu ya pak. Waktu kita sudah habis. Besok kita berjumpa di tempat ini
lagi pada jam 10.00 wib. Untuk mengevaluasi kembali jadwal kegiatan harian
bapak. Dan besok saya akan melihat bapak melihat bapak cara berkenalan
dengan dua orang atau lebih. Apakah bapak mau?”
K: ”mau pak mantri.”
P: ”Selamat pagi pak.”
K: ”Pagi Pak mantri.”
Evaluasi :
S: Klien mengatakan mengerti cara membuat jadwal kegiatan harian dan mampu
mempraktekan cara berkenalan dengan orang lain.
O: Klien dapat menjelaskan kegiatan harian yang klien lakukan dan klien tampak
berinteraksi dengan teman-temannya.
A: Masalah dapat teratasi dengan kriteria hasil klien dapat menjelaskan kegiatan
harian yang klien lakukan.
P: Intervensi dilanjutkan dengan pertemuan berikutnya.

Keadaan umum klien :


Klien tampak segar dan bersemangat bertemu perawat, klien memakai baju kaus
warna coklat dan celana pendek.
SP 3
Fase Orientasi : 10.00 – 10.05 wib
P: ”Selamat pagi pak. Bagaimana keadaan Bapak hari ini?”
K: ”Pagi pak mantri. Kabar saya baik.”
P: “Bagaimana pak apakah sudah bapak praktekkan cara berkenalan dengan satu
orang atau lebih yang saya kemarin?”
K: ”Sudah pak mantri. Saya sudah mempraktekkannya dengan teman sekamar
saya.”

32
P: ”Kemarin bapak mengatakan akan mencoba menulis jadwal kegiatan harian
bapak. Apakah bapak sudah melakukannya?”
K: ”Sudah pak mantri.”
P: ”Kalau begitu coba saya lihat.”
K: ”ini pak mantri.”
P: ”Bagus pak. Begini yang saya mau. Bapak memang pintar.”
K: ”terima kasih pak mantri.”
Fase Kerja : 10.05-10.30 wib
P: ”Nah sekarang, coba bapak praktekkan cara berkenalan dengan orang yang belum
bapak kenal. Coba bapak ajak dua teman yang mau bapak ajak berkenalan.
Apakah bapak bisa?”
K: ”Bisa pak mantri. Ini saya bawa dua orang teman saya pak mantri.”
P: ”Bagus pak. Sekarang coba bapak ajak mereka berkenalan seperti yang saya
ajarkan kemarin.”
K: ”Baik pak mantri……” hai… nama saya sudarman nama kamu siapa?(nama saya
roni). Baiklah toni ini teman saya namanya asrul.
P: ”Bagus Pak… Bagus….”
K: ”terima kasih pak mantri.”
P: ”Baiklah sekarang saya mau bapak memasukkan kegiatan latihan yang kita
lakukan ke dalam jadwal kegiatan harian bapak. Apakah bapak bersedia?”
K: ”Iya pak mantri”
P: ”Bagus pak. Saya rasa bapak sudah cukup untuk melakukan latihan-latihan yang
saya ajarkan. Namun bapak harus bersedia melakukannya setiap hari. Apakah
bapak setuju?”
K: ”Baik pak mantri. Saya akan melakukannya.”
Fase Terminasi : 10.30 – 10.35 wib
P: ”Baiklah pak. Saya percaya bapak pasti bisa untuk melakukannya. Kalau begitu
sudah dulu ya pak. Waktu kita sudah habis. Besok kita berjumpa lagi di tempat
ini pada jam 10.00 wib untuk mengevaluasi kembali jadwal kegiatan harian
bapak dan mengajarkan bapak cara minum obat yang baik dan benar. Apakah
bapak mau?”

33
K: ”Mau pak mantri.”
P: ”Sampai jumpa besok pagi ya pak. selamat pagi pak.”
K: ” a pak mantri. Selamat pagi juga pak mantri”
Evalusi :
S: Klien mengatakan mengerti cara membuat jadwal kegiatan harian dan mampu
mempraktekan cara berkenalan dengan dua orang.
O: Klien dapat mengerti dan sudah mulai membuat jadwal kegiatan harian yang
klien lakukan.
A: Masalah dapat teratasi dengan kriteria hasil dan klien membuat jadwal kegiatan
harian.
P: Intervensi dilanjutkan dengan pertemuan berikutnya.

Keadaan umum klien :


Klien tampak lebih segar dan bersemangat bertemu perawat, klien memakai baju kaus
warna coklat dan celana pendek.
SP 4
Fase Orientasi : 10.00 – 10.05 wib
P: ”Selamat pagi pak. Bagaimana keadaan Bapak hari ini?”
K: ”Pagi pak mantri. Kabar saya baik.”
P: ”Apa saja yang sudah bapak dapatkan dan apa yang sudah bapak lakukan dari
yang telah saya ajarkan mulai dari awal kita jumpa?”
K: ”Banyak pak mantri. Yang pertama saya sudah tidak menyindiri lagi, dan saya
sudah tau keuntungan dan kerugian tidak punya teman. yang kedua saya sudah
punya banyak teman dan saya sudah memasukkan apa yang sudah bapak
ajarkan kedalam buku harian saya.

34
P: ”Bagus pak kalau bisa lebih ditingkatkan lagi sosialisasinya dengan teman-teman
yang lain.”
K: ”Ya pak mantri.”
Fase Kerja : 10.05 – 10.30 wib
P: ”Nah…Sekarang saya akan mengajarkan bapak tentang kegunaan/manfaat dari
minum obat.”
obat itu berguna karena dapat mempercepat proses penyembuhan jika bapak
meminumnya sesuai dengan 5 benar.”
K: ”apa maksudnya 5 benar itu pak mantri.”.”
P: ”Baiklah yang dimaksud dengan 5 benar itu adalah yang pertama benar pasien,
yang kedua benar obat, yang ketiga benar dosis, yang keempat benar waktu dan
yang kelima benar tempat. Jadi bapak harus minum obat secara teratur dan tepat
waktu supaya cepat sembuh. Apakah bapak sudah mengerti?”
K: ”Ow…. Itu ya pak mantri maksudnya. Mengerti saya pak. Baiklah pak mantri
mulai besok saya akan mulai minum obatnya tepat waktu supaya saya bisa
cepat sembuh dan cepat pulang.”
P: ”Bagus pak. Saya rasa bapak sudah cukup untuk melakukan latihan-latihan yang
saya ajarkan. Namun bapak harus bersedia melakukannya setiap hari termasuk
harus minum obat secara teratur sesuai dengan yang sudah saya ajarkan tadi?”
K: ”Baik pak mantri. Saya akan melakukannya.”
Fase Terminasi : 10.30 – 10.40 wib
P: ”Baiklah pak. Saya percaya bapak pasti bisa untuk melakukannya. Kalau begitu
sudah dulu ya pak. Terima kasih bapak sudah mau saya ajak untuk ngobrol
setiap hari bersama saya. Semoga apa yang sudah saya ajarkan dapat bapak
laksanakan dan bermanfaat sehingga bapak bisa lekas sembuh dan cepat pulang.
Karena saya sudah tidak dinas disini lagi minggu depan dan tidak bisa
membantu bapak lagi untuk menyelesaikan masalah, jadi kalau bapak ada
keluhan yang tidak dapat diselesaikan bapak minta tolong saja pada perawat
ruangan supaya mereka membantu bapak untuk menyelesaikannya. Sampai
jumpa dilain waktu ya pak.”
K: “Terima kasih banyak ya pak mantri, semoga bapak jadi orang yang sukses”

35
P: ”Amiin…. Kalau begitu saya permisi dulu ya pak, selamat siang pak.”
K: ”Ya pak mantri. Selamat siang juga pak mantri.”
Evaluasi :
S: Klien mengatakan akan minum obat secara teratur.

O: Klien mulai mengerti tentang manfaat obat dan cara minum obat yang benar

A: Masalah dapat teratasi dengan kriteria hasil klien mulai mengerti tentang manfaat

obat dan cara minum obat yang benar.

P: Intervensi dihentikan.

36
BAB IV
PEMBAHASAN

Setelah penulis menerapkan asuhan keperawatan pada Tn. S dengan gangguan


isolasi sosial menarik diri di ruangan rehabilitasi narkoba RSJ Pemprovsu Medan,
penulis mencoba membahas beberapa hal perbedaan dri tinjauan dan tinjauan kasus

1.1 Pengkajian
Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data dari beberapa sumber, yaitu dari
pasien dan tenaga kesehatan di ruangan. Penulis mendapat sedikit kesulitan dalam
menyimpulkan data karena keluarga pasien jarang mengunjungi pasien di rumah
sakit. Maka penulis melakukan upaya pendekatan kepada pasien melalui komunikasi
terapeutik yang lebih terbuka membantu klien untuk memecahkan perasaanya dan
juga melakukan observasi kepada klien.
Dalam pengkajian ini, penulis tidak menemukan kesenjangan karena
ditemukan hal yang sama serperti
Diteori : Isolasi sosial menarik diri ditandai dengan sifat yang tinggal dalam
tempat tidur, tidak memperdulikan lingkungan, kegiatan menurun dan lain – lain.
Di kasus : Klien suka menyendiri, kurang banyak bicara, tidak ikut dalam
kegiatan dilingkungan dan lain-lain
Sehingga penulis tidak membahas lebih lanjut lagi dalam hal pengkajian pada klien.

1.2 Perencanaan
Dalam tahap perencanaan, penulis menemukan kesamaan antara teoritis
dengan kasus, akan tetapi waktu pelaksanaan perencanaan kadang-kadang ada
perbedaaan dari jadwal yang sudah ditetapkan. Hal ini disebabkan karena antara
pengkaji dan pasien berada pada tempat yang berbeda.

37
1.3 Implementasi
Dalam tahap pelaksanaan tindakan keperawatan yang dilakukan sesuai dengan
yang direncanakan sebelumnya. Secara umum pelaksanaan tindakan keperawatan
ialah untuk membuat klien supaya mau berinteraksi dengan orang lain

1.4 Evaluasi
Tahap evaluasi adalah tahap akhir dalam pelaksanaan asuhan keperawatan
sesuai dengan rencana serta tindakan yang telah dilaksanakan. Maka penulis
mengevaluasi dengan melihat sejauh mana tingkat keberhasilan daripada tindakan
dan melihat apa yang belum terpenuhi.
Adapun hasil evaluasi yang diharapkan dari klien adalah seperti berikut:
1. Klien mampu mengidentifikasi penyebab isolasi sosial.
2. klien dapat mengerti tentang keuntungan berinteraksi dengan orang lain
3. Klien dapat mengerti tentang kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain.
4. klien mengetahui cara berkenalan dengan satu orang
5. klien mampu memasukkan kegiatan latihan berbincang-bincang dengan orang
lain dalam kegiatan harian.

38
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
1. Pengkajian keperawatan yang dilakukan pada Tn. S dengan cara
mengumpulkan data secara langsung pada klien dengan cara wawancara dan
observasi dengan membina hubungan saling percaya dengan klien melalui
pendekatan individu yang ramah dan penuh persahabatan.
2. Diagnosa ditegakkan berdasarkan masalah – masalah yang ditemukan pada
klien
3. Perencanaan disusun sesuai dengan masalah yang dihadapi klien yang
bertujuan untuk memecahkan masalah klien.
4. Pelaksanaan tindakaan keperawatan dilakukan berdasarkan perencanaan yang
telah disusun.
5. Untuk mempercepat penyembuhan klien sangat membutuhkan dukungan dari
keluarga serta lingkungan yang dapat menerima klien agar klien tidak merasa
diasingkan.

5.2 Saran
1. Dalam melakukan pengkajian, hendaklah perawat melakukan pendekatan
individu yang ramah dan penuh persahabatan serta membina hubungan saling
percaya pada klien.
2. Untuk menegakkan diagnosa keperawatan pada pasien isolasi sosial menarik
diri hendaklah dilakukan dengan kooperatif.
3. Hendaklah perawat menyusun perencanaan tindakan keperawatan sesuai
dengan masalah klien yang harus dipecahkan.
4. Pelaksanaan tindakan keperawatan, hendaklah dilakukan sesuan dengan
perencanaan dan melibatkan klien secara langsung.
5. Diharapkan kepada keluarga untuk memberikan dukungan dan motivasi
kepada klien untuk cepat sembuh serta lingkungan dapat menerima keadaan
klien setelah pulang kerumah.

39
DAFTAR PUSTAKA

Azizah, Lilik. 2011. Keperawatan Jiwa Aplikasi Praktik Klinik. Yogyakarta :


Penerbit Graha Ilmu.
Carpenito, Lynda Juall. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Jakarta :
Penerbit EGC.
Evans dan Shalla, 2011. Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Jiwa.
Jakarta: Info Media
Kapaln, Saddock, 1997. Sinopsis Psikiatri : Ilmu Pengetahuan Prilaku Psikiatri
Klinis. Binarupa Aksara. Jakarta.
Keliat, Budi Anna,Skp. M.App. Sc,dkk, 1998. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa.
Jakarta : Penerbit EGC.
Purba, Jenni,dkk. 2009. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Masalah
Psikososial dan Gangguan Jiwa. Medan : USU Press.
Townsend C, Marry, 1998. Diagnosa keperawatan pada keperawatan psikiatri.
Jakarta: EGC.

40

Anda mungkin juga menyukai