Anda di halaman 1dari 18

NAMA : ARMENIA RIYANTI

RPL/NIM : 1420118073

SPTK DAN API KEPERAWATAN JIWA ISOLASI SOSIAL

(1X PERTEMUAN)

Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (SPTK) pada Pasien Isolasi Sosial


A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Pasien Tn. H mengalami gangguan jiwa berupa isolasi social sejak 1 bulan yang lalu. Namun
baru dirawat di RS 2 minggu yang lalu.
Saat ini Tn. H mau menjawab saat ditanyai orang namun konsentrasi mudah terpecah dan pasien
tidak mau membuat kontak mata dengan penanya.
a. Data subjektif:
1) Klien mengatakan malas berinteraksi dengan orang lain.
2) Klien mengatakan semua temannya megucilkan dirinya. Karena, dia merasa dia tidak
berguna untuk siapapun baik itu teman maupun keluarga.
b. Data objektif:
1) Klien tampak menyendiri
2) Klien terlihat senang duduk di lantai dan mojok
3) Klien selalu menunduk saat bicara dan meremat-remat tangannya.
4) Klien tidak mau bercakap-cakap dengan orang lain.

2. Diagnosa Keperawatan
Isolasi Sosial berhubungan dengan harga diri rendah.

3. Tujuan
a. Tujuan Khusus:
1) Klien dapat membina hubungan saling percaya
2) Klien dapat menyebutkan penyebab isolasi sosial
3) Klien mampu menyebutkan keuntungan dan kerugian hubungan dengan orang lain

4. Tindakan Keperawatan
a. Membina hubungan saling percaya
b. Mengidentifikasi penyebab isolasi sosial pasien
c. Berdiskusi dengan pasien tentang keuntungan berinteraksi dengan orang lain.
d. Berdiskusi dengan pasien tentang kerugian berinteraksi dengan orang lain

B. Proses pelaksanaan tindakan


1. Fase Orentasi
a. Salam Terapeutik
P : “Selamat Pagi Pak!”
K : “Selamat pagi suster”
P : “Perkenalkan saya mahasiswa STIKes Maluku Husada. Saya praktek disini mulai dari
hari ini sampai tanggal 18 November dari jam 08.00-14.00 WIT. Nama bapak siapa?
Senang di panggil apa?”
K : “Nama saya Habib Susanto, panggil saja Habib, suster”.
P : “Salam kenal pak Habib. Bapak asal mana ?”
K : “Desa Liang, Ambon”.
P : “Wah, pasti desanya indah ya pak”.
K : “Iya suster” (klien tersenyum).

b. Evaluasi/validasi
P : “Bagaimana perasaan bapak hari ini ?”
K : “Lumayan baik suster”
P : “Saya perhatikan dari tadi bapak sepertinya murung, bapak selalu duduk di pojokan
kamar dan tidak mau bergabung dengan teman yang lain. Kenapa pak?”
K : (Bapak terlihat hanya menunduk diam dan menggelengkan kepala).
P : “Oh, ya sudah kalau gitu”

c. Kontrak
1) Topik
P :“Senang ya bisa berkenalan dengan bapak hari ini, bagaimana kalau kita
berbincang-bincang mengenai keluarga dan teman-teman bapak?”
K : (Bapak hanya menunduk dan terlihat sedikit ragu).
P : “Kita akan berbincang tentang keseharian bapak, keseruan bapak dan keluarga
serta teman-teman bapak. Boleh pak?”
K : “Boleh suster” (klien mulai terlihat tersenyum)
2) Waktu
P : “Berapa lama bapak punya waktu untuk berbincang—bincang dengan saya?
Bagaimana kalau 15 menit pak ?
K : “Iya suster” (klien mengangguk).
3) Tempat
P : “Dimana bapak mau berbincang-bincang dengan saya? Di ruangan ini saja atau di
taman agar suasananya lebih menyegarkan pak?”
K : “ Di ruangan ini saja suster”
P : “Baiklah, kita di ruangan ini saja berbincang-bincangnya”.

2. Fase Kerja
P : “Pak, apa yang bapak rasakan saat ini ?
K : “Saya malas dan tidak mau berbincang-bincang dengan oraang lain, suster”
P : “Ooh, jadi bapak merasa malas dan tidak mau berbincang—bincang dengan orang lain.
Bapak, bapak kan sudah lama berada disini, coba bapak ingat-ingat siapa saja orang
yang bapak kenal ? bapak kan pasti juga punya teman yang dekat disini”.
K : “Iya suster ada teman saya”
P : “Nah lalu coba bapak ceritakan tentang teman-teman terdekat bapak, apakah bapak masih
ingat ?”
K : “Nama teman saya Miko. Dia teman kerja saya. Dia baik kepada saya dan kita selalu
berbagi suka duka bersama. Tapi teman saya tidak ada disini suster”
P : “Oh jadi dulu sebelum di sini bapak bekerja. Lalu apa yang membuat bapak tidak bekerja
dan tidak mau berinteraksi lagi dengan orang lain?”
K : “Saya di PHK oleh perusahaan karna adanya pandemic sekarang dan saya merasa tidak
berguna lagi” (klien terlihat mulai terbuka tentang masalahnya dengan perawat).
P : “Menurut bapak apa keuntungan berinteraksi dengan orang lain dan kerugian tidak
berinteraksi dengan orang lain? Kalau bapak belum tahu, saya akan memberitahukan
keuntungan dari berinteraksi dengan orang lain, yaitu bapak punya banyak teman, saling
menolong, saling bercerita, dan tidak selalu sendirian. Lalu kerugiannnya jika tidak
berinteraksi, teman bapak jadi sedikit, tidak ada teman untuk bercerita, dan tidak ada
yang menolong jika bapak butuh bantuan”.
K : “Iya ya suster. Bener kata suster. Tapi saya merasa teman-teman saya mengucilkan saya
disini”
P : “ Itu hanya perasaan bapak saja, bapak yakinlah tidak ada yang mengucilkan bapak disini,
buktinya tadi bapak masih mempunyai teman kan? Bapak harus bersyukur masih ada
teman. Saya juga disini ingin membantu permasalahan bapak dan mau menemani bapak
berbincang-bincang dengan bapak”(perawat tersenyum kepada klien).
K : “Baik suster, terima kasih” (klien tersenyum kembali kepada perawat).

3. Terminasi
4. Terminasi
a. Terminasi Subyektif
P : “Bagaimana perasaan bapak setelah kita berbincang-bincang tadi?”
K : “Perasaan saya sekarang lebih baik dari sebelumnya, suster”.

b. Terminasi Objektif
P : “Oh ya , bapak bagus sekali, tadi sudah menyebutkan nama teman-teman bapak dan
sudah bercerita banyak tentang teman-teman terdekat bapak. bapak juga sudah
mengetahui keuntungan dan kerugian berinteraksi dengan orang lain”.
K : “Iya suster”.

c. Tindak Lanjut Klien


P : “Pak, besok saya akan mengajarkan bapak cara berkenalan dengan orang lain dan kita
juga akan berlatih. Bila bapak masih merasa malu, bapak bisa berlatih dengan saya
terlebih dahulu.”
K : “Baiklah suster”

b. Kerja(langkah-langkah tindakan keperawatan)


1) Topik
P : “Baiklah, pertemuan kita cukup sampai disini. Besok kita akan berbincang-
bincang lagi tentang jadwal yang telah kita buat dan mempraktekkan cara
berkenalan dengan orang lain?”
K : “Baik suster”.

2) Waktu
P : “Kapan dan berapa lama bapak punya waktu untuk berbincang-bincang dengan
saya besok?
K : “Besok sore saja, dan waktunya sedikit lama dari sekarang suster”.
P : “Oh, jadi besok sore selama 30 menit ya pak”

3) Tempat
P : “Di mana bapak mau berbincang-bincang dengan saya besok?
K : “Di taman saja suster” (klien tampak melihat kearah luar taman)
P : “Kenapa bapak ingin di taman”
K : “Disini terasa sumpek. Kalau di taman terlihat segar”. (klien tersenyum)
P : “Baiklah, jika bapak ingin besok kita berbincang-bincang ditaman”
(perawat tersenyum).
ANALISA PROSES INTERAKSI

Nama Mahasiswa : Armenia Riyanti

Tanggal : 9 November 2020

Waktu : 08.00-08.15 WIT (15 menit)

Tempat : Ruang mutiara RSJ Ambon

Inisial Klien : Tn. H.S.

Interaksi ke : 1(fase perkenalan)

Lingkungan : Ruang makan, berhadapan dengan klien, suasana tenang.

Deskripsi pasien : Penampilan kurang rapi, pakaian terlihat kotor dan kusam, dan pasien selalu menunduk.

Tujuan komunikasi : Klien dapat mengenal perawat dan mengungkapkan secara terbuka permasalahnya.

KOMUNIKASI KOMUNIKASI ANALISA BERPUSAT ANALISA BERPUSAT RASIONAL


VERBAL NON VERBAL PADA PERAWAT PADA KLIEN
P : “Selamat Pagi Pak!” P: Memandang K dan P : Ingin membuka K masih ragu terhadap Salam merupakan kalimat
tersenyum percakapan dengan klien orang baru yang masuk ke pembuka untuk memulai
K: Ekpresi datar dan berharap dengan lingkungannya suatu percakapan sehingga
sapaan sederhana P bisa dapat terjalin rasa percaya.
diterima oleh K.

K : “Selamat pagi suster” K: Ekpresi datar P merasa senang ada K ragu terhadap orang
P: Memandang K tanggapan atas salam baru
walaupun belum
diekpresikan secara tulus
P : “Perkenalkan saya P : Memandang K P merasa bahwa K harus K masih memberikan Memperkenalkan diri
mahasiswa STIKes sambil menjulurkan diberikan penjelasan tanggapan secara ragu- dapat menciptakan rasa
Maluku Husada. tangan ke K tentang kedatangan P ragu percaya klien terhadap
Saya praktek disini perawat
mulai dari hari ini
sampai tanggal 18
November dari jam
08.00-14.00 WIT.
Nama bapak siapa?
Senang di panggil
apa?”
K : “Nama saya Habib K : Memandang P
Susanto, panggil saja menerima uluran
Habib, suster”. tangan P
P : “Salam kenal pak P : Memandang K P masih berusaha K berpikir dan mengingat- Pujian berguna untuk
Habib. Bapak asal membangun keakraban ingat mendekatkan perawat
mana ?” dengan topik sederhana menjalin hubungan
K : “Desa Liang, K : Menunduk dan therapeutik dengan klien
Ambon”. berpikir
P : “Wah, pasti desanya P : Memperhatikan K P senang karena K K senang karena ingat
indah ya pak”. memberi respon daerah asalnya dan
K : “Iya suster K : Menoleh ke P dan kembali membayangkan
tersenyum lalu daerah asalnya tersebut
menunduk lagi
P : “Bagaimana perasaan P: memandang K P masih berusaha K masih memberi Topik sederhana
bapak hari ini ?” membangun keakraban tanggapan namun terlihat membantu menjalin
dengan topik sederhana kembali menunduk. kedekatan dengan klien
K : “Lumayan baik suster” K: Menoleh ke P dan P senang karena K serta penting untuk
tersenyum lalu memberi respon mengetahui perasaan
menunduk lagi klien.
P : “Saya perhatikan dari P: memandang K P berhati-hati karena K hanya diam menunduk Keluhan utama
tadi bapak sepertinya pertanyaan tsb sangat kembali merupakan dasar pasien
murung, bapak selalu spesifik dan takut dirawat di RS Jiwa
duduk di pojokan menyinggung pasien
kamar dan tidak mau
bergabung dengan
teman yang lain.
Kenapa pak?”

K:- K: hanya menunduk P tidak mendapat jawaban K hanya diam menunduk


diam dan dari K kembali
menggelengkan
kepalanya
P : “Oh, ya sudah kalau P: memandang K P memandang K K hanya diam menunduk
gitu” kembali
P :“Senang ya bisa P: memandang K dan P berhati-hati karena K hanya diam menunduk Keluhan utama
berkenalan dengan tersenyum pertanyaan tsb sangat kembali merupakan dasar pasien
bapak hari ini, spesifik dan takut dirawat di RS Jiwa
bagaimana kalau kita menyinggung pasien
berbincang-bincang
mengenai keluarga
dan teman-teman
bapak?”
K:- K: diam menunduk P tidak mendapat jawaban K terdiam dan terlihat
tidan menjawab dari K sedikit ragu untuk
pertanyaan P merespon P
P : “Kita akan berbincang P: memandang K dan P berhati-hati karena K berfikir dengan Keluarga dan teman
tentang keseharian bapak, tersenyum pertanyaan tsb sangat memperhatikan P merupakan support sistem
keseruan bapak dan spesifik dan takut bagi klien sehingga harus
keluarga serta teman- menyinggung pasien dikaji keterlibatannya
teman bapak. Boleh pak?”
K : “Boleh suster” K: memandang P senang karena K K memberi jawaban dan
perawat dan memberi respon mulai tersenyum dan
tersenyum tertarik dengan
perbincangan.

P : “Berapa lama bapak P: memandang K P meminta kesediaan K k berfikir dengan Lama waktu menentukan
punya waktu untuk untuk berbincang-bincang memperhatiakan P perbincangan agar tidak
berbincang—bincang terlalu membosankan.
dengan saya?
Bagaimana kalau 15
menit pak ?
K : “Iya suster” K: memandang P dan P senang di berikan waktu K memjawab dan
mengangguk untuk berbincang-bincang menerima permintaan K
dengan K dengan senang hati

P : “Dimana bapak mau P: memandang K P meminta K menentukan k memperhatikan P Tempat bisa


berbincang-bincang tempat yang bias membuat mempengaruhi suasana
dengan saya? Di K nyaman hati seseorang.
ruangan ini saja atau di
taman agar suasananya
lebih menyegarkan
pak?”
K : “ Di ruangan ini saja K: memandang P P senang karena K K menentukan tempat
suster” menentukan tempat yang yang di inginkan untuk
di inginkan berbincang-bincang
dengan P
P : “Baiklah, kita di P: memandang K P bersedia dengan pilihan K memperhatikan P
ruangan ini saja K dan tersenyum
berbincang-
bincangnya”.
P : “Pak, apa yang bapak P: menunjukan P mulai mengkaji perasaan P berfikir Keluhan utama
rasakan saat ini ? perhatian klien merupakan dasar pasien
K : “Saya malas dan tidak P mendapat jawaban dari P mengatakan perasaannya dirawat di RS Jiwa
mau berbincang- K: memandang P dan K yang berusaha masih saat ini.
bincang dengan oraang menunduk menutupi
lain, suster”
P : “Ooh, jadi bapak P: menunjukan P berharap dapat P berfikir dan berusaha
memperoleh jawaban
merasa malas dan perhatian mengingat
secara lebih pasti sambil
tidak mau berbincang mengkaji daya ingat pasien
—bincang dengan
orang lain. Bapak,
bapak kan sudah
lama berada disini,
coba bapak ingat-
ingat siapa saja orang
yang bapak kenal ?
bapak kan pasti juga
punya teman yang
dekat disini”.
K : “Iya suster ada teman
saya” K: merespon P P senang karena mendapat K menjawab yang K ingat
respon dari K
P : “Nah lalu coba bapak P: memandang K P mencoba mengkaji daya K mencoba mengingat Daya ingat pasien dapat
dikaji dengan menanyakan
ceritakan tentang ingat K
hubungan pasien dan
teman-teman terdekat temannya.
bapak, apakah bapak
masih ingat ?”
K : “Nama teman saya K: memandang P dan P mendapat jawaban dari K menjawab dengan
Miko. Dia teman tersenyum K. senang nama teman.
kerja saya. Dia baik Namun kembali merasa
kepada saya dan kita kehilangan temannya.
selalu berbagi suka
duka bersama. Tapi
teman saya tidak ada
disini suster”
P : “Oh jadi dulu sebelum P: memandang K P berusaha mengerti K merasa diberi perhatian Harga diri rendah bisa
terjadi kepada siapapun
di sini bapak bekerja. keadaan yang di alami K oleh P
yang merasa dirinya tidak
Lalu apa yang berguna lagi unntuk orang
bahkan dirinya sendiri.
membuat bapak tidak
bekerja dan tidak mau
berinteraksi lagi
dengan orang lain?”
K : “Saya di PHK oleh K: menunduk dengan P mulai mengerti ternyata K mulai terbuka dan
perusahaan karna rasa kecewa K merasa tidak berguna menceritakan yang
adanya pandemic untuk siapapun dan dialaminya dengan rasa
sekarang dan saya memiliki harga diri rendah kecewa
merasa tidak berguna
lagi”
P : “Menurut bapak apa P memandang K P memberi penjelasan K berfiikir dan mencoba
keuntungan kepada K agar merasa memahami yang di
berinteraksi dengan lebih baik dan mau katakana oleh P
orang lain dan berinteraksi kembali
kerugian tidak dengan orang lain
berinteraksi dengan
orang lain? Kalau
bapak belum tahu,
saya akan
memberitahukan
keuntungan dari
berinteraksi dengan
orang lain, yaitu bapak
punya banyak teman,
saling menolong,
saling bercerita, dan
tidak selalu sendirian.
Lalu kerugiannnya jika
tidak berinteraksi,
teman bapak jadi
sedikit, tidak ada
teman untuk bercerita,
dan tidak ada yang
menolong jika bapak
butuh bantuan”.
K : “Iya ya suster. Bener K: memandang P P memperhatikan K K mulai merasakan yang Pengalihan agar pasien
kata suster. Tapi saya dikatakan P ada benarnya. tidak larut pada
merasa teman-teman Dan kembali merasakan perasaannya dan
saya mengucilkan harga diri rendah pemahaman yang positif
saya disini” baik untuk pasien.
P : “ Itu hanya perasaan P: memandang dan P berusaha memberi K merasakan kepercayaan
bapak saja, bapak menepuk pundak K pengertian kepada K dan diri
yakinlah tidak ada sammbil tersenyum memberi semangat.
yang mengucilkan
bapak disini, buktinya
tadi bapak masih
mempunyai teman
kan? Bapak harus
bersyukur masih ada
teman. Saya juga
disini ingin membantu
permasalahan bapak
dan mau menemani
bapak berbincang-
bincang dengan
bapak”
K : “Baik suster, terima K: memandang dan P senang karena K mulai K senang dengan perasaan
kasih” tersenyum kepada P merespon dengan baik saat ini yang dirasakan

P : “Bagaimana perasaan P: memandang K P bertanya kembali K berfikir dengan tenang Mengevaluasi kembali
bapak setelah kita mengenai perasaan K perasaan klien untuk
berbincang-bincang mengetahui keberhasilan
tadi?” fase kerja yang di lakukan
K : “Perasaan saya K: memandang dan P senang dengan respon K merasakan kelegaan
sekarang lebih baik menarik nafas dalam baik dari K terhadap perasaannya
dari sebelumnya, sambil tersenyum.
suster”.
P : “Oh ya , bapak bagus P: memandang K P memberikan pujian K merasakan mulai ada Pujian bisa membuat
sekali, tadi sudah dengan tersenyum kepada K keperayaan diri seseorang lebih percaya
menyebutkan nama diri akan dirinya.
teman-teman bapak
dan sudah bercerita
banyak tentang teman-
teman terdekat bapak.
bapak juga sudah
mengetahui
keuntungan dan
kerugian berinteraksi
dengan orang lain”.

K : “Iya suster” K: memandang P dan P senang dengan respon K senang dengan


tersenyum baik K perasaannya sekarang
P : “Pak, besok saya akan P: memandang K dan P menentukan topik dan K memikirkan tentang Kegiatan yang akan
mengajarkan bapak tersenyum aktivitas pada kontrak kegiatan yang ditawarkan dilaksanakan harus
cara berkenalan berikutnya mendapat persetujuan K
dengan orang lain dan sehingga bila K keluar
kita juga akan berlatih. dari kegiatan dimaksud,
Bila bapak masih bisa diingatkan tentang
merasa malu, bapak batasan kegiatan sesuai
bisa berlatih dengan kontrak
saya terlebih dahulu.”
K : “Baiklah suster” K: mengangguk dann P senang karena K setuju K setuju tentang kegiatan
tersenyum dengan kegiatan yang akan yang akan dilaksanakan
dilaksanakan
P : “Kapan dan berapa P: memandang K dan P menentukan topik dan K memikirkan tentang Kegiatan yang akan
lama bapak punya tersenyum aktivitas pada kontrak kegiatan yang ditawarkan dilaksanakan harus
waktu untuk berikutnya mendapat persetujuan K
berbincang-bincang sehingga bila K keluar
dengan saya besok? dari kegiatan dimaksud,
K : “Besok sore saja, dan bisa diingatkan tentang
waktunya sedikit lama batasan kegiatan sesuai
dari sekarang suster”. kontrak
P : “Oh, jadi besok sore
selama 30 menit ya K: mengangguk dann P senang karena K setuju K setuju tentang kegiatan
pak” tersenyum dengan kegiatan yang akan yang akan dilaksanakan
dilaksanakan
P : “Di mana bapak P: memandang K dan P menentukan topik dan K memikirkan tentang Kegiatan yang akan
mau berbincang- tersenyum aktivitas pada kontrak kegiatan yang ditawarkan dilaksanakan harus
bincang dengan saya berikutnya mendapat persetujuan K
besok? sehingga bila K keluar
K : “Di taman saja suster” dari kegiatan dimaksud,
P : “Kenapa bapak ingin bisa diingatkan tentang
di taman” batasan kegiatan sesuai
K : “Disini terasa sumpek. kontrak
Kalau di taman terlihat
segar”. K: mengangguk dann P senang karena K setuju K setuju tentang kegiatan
P : “Baiklah, jika bapak tersenyum dengan kegiatan yang akan yang akan dilaksanakan
ingin besok kita dilaksanakan
berbincang-bincang
ditaman”
P : “Terimakasih atas P : Menepuk bahu K P menutup pertemuan 1 K menunjukkan rasa Salam penutup merupakan
kesediaan Pak Ong dan mengulurkan percaya pada P akhir fase yang harus
ngobrol dengan saya, jabat tangan sambil dilakukan untuk
selamat pagi bapak”. Tersenyum mencegah tidak percaya p
ada klien
K : “Iya selamat sore, K : Tersenyum lalu P senang karena K mau K menyambut salam P
suster” (klien menunduk Menoleh, berinteraksi dengan P
tersenyum). menjabat tangan.
Kesan Perawat :

Pada pertemuan pertama dengan perawat harus diperlukan kesabaran dalam berinteraksi dengan klien
isolasi yang belum dapat memulai pembicaraan. Fase awal dapat dilaksanakan dengan baik. Klien cukup
koperatif. Data yang tergali adalah data mengenai harga diri rendah, menarik diri, yang membuat klien
menjadi isolasi mandiri. Kontrak selanjutnya telah dilaksanakan dan pasien menerima kontrak tersebut.
Secara umum proses interaksi sudah dapat dilanjutkan dengan fase berikutnya yaitu fase kerja.

Anda mungkin juga menyukai