Anda di halaman 1dari 20

PEMBERIAN LATIHAN ROM TERHADAP PENINGKATAN KEKUATAN OTOT

PADA PASIEN STROKE


KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH II

Disusun Oleh Kelompok 3 :

1. Ade Firman Maulana (1810001)


2. Angi Lutfhia Hudman (1810011)
3. Ayu Dewi Kartika (1810017)
4. Candra Maulidya (1810021)
5. Intan Ardina (1810049)
6. Sella Silvianing P (1810087)
7. Sheilla Dian Pitaloka (1810093)
8. Suci Lovelyaningsih (1810099)
9. Wanda Ryzki D (1810109)
10. Armenia Riyanti (1420118073)
11. Ardila (1420118080)
12. Habib Al Ashar Oihuwal (1420118110)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH

SURABAYA
2020

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan


kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-
Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ Pemberian Latihan ROM
Terhadap Peningkatan Kekuatan Otot Pada Pasien Stroke “ tepat waktu. Makalah ini
disusun guna memenuhi tugas dosen pada mata kuliah KMB 2 di kampus. Selain itu,
penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca. Penulis
mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada ibu selaku dosen KMB 2. Tugas
yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang
ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah
membantu proses penyusunan makalah ini. Penulis menyadari makalah ini masih jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis
terima demi kesempurnaan makalah ini.

Surabaya, 04 Desember 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................................................i

KATA PENGANTAR......................................................................................................................i

DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii

BAB I...............................................................................................................................................1

PENDAHULUAN...........................................................................................................................1

1.1 LATAR BELAKANG...........................................................................................................1

1.2 RUMUSAN MASALAH.......................................................................................................1

1.3 Tujuan Penulisan....................................................................................................................1

BAB II.............................................................................................................................................2

PEMBAHASAN..............................................................................................................................2

2.1 Pengertian Stroke hemoragik.................................................................................................2

2.2 Perjalanan penyakit stroke hemoragik...................................................................................3

2.3 Intervensi yang bisa dilakukan untuk penderita stroke hemoragik........................................4

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................7

EKSTRAKSI HASIL PENCARIAN LITERATUR.......................................................................8

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Stroke merupakan salah satu masalah kesehatan yang cukup serius dalam kehidupan
modern saat ini. Prevalensi stroke bertambah seiring bertambahnya usia. World Health
Organization (WHO) menetapkan bahwa stroke merupakan suatu sindrom klinis dengan gejala
berupa gangguan yang mengakibatkan kehilangan sementara atau permanen gerakan, berpikir,
memori, bicara, atau sensasi.
Indonesia menempati peringkat ke-97 dunia untuk jumlah pasien stroke terbanyak dengan
jumlah angka kematian mencapai 138.268 orang atau 9,70% dari total kematian yang terjadi
pada tahun 2011, dan pada tahun 2013 telah terjadi peningkatan prevalensi stroke di Indonesia
menjadi 12,1 per 1.000 penduduk (WHO, 2011 dalam Riskesdas, 2007). Angka kematian akibat
stroke di Indonesia juga terus meningkat. Kejadian terbanyak penyebab kematian utama hampir
di seluruh RS di Indonesia karena penyakit stroke, terdapat sekitar 550.000 pasien stroke baru
setiap tahunnya, dan kematian stroke meningkat sekitar 15,4% yaitu dari 41,7% pada tahun 1995
menjadi 49,9% pada tahun 2001 dan terus meningkat menjadi 59,5% atau setara dengan 8,3 per
1000 penduduk di tahun 2007 (Riskesdas, 2007).

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa yang dimaksud dengan stroke hemoragik?
2. Bagaimana perjalanan penyakit stroke hemoragik?
3. Apa intervensi yang dapat dilakukan untuk penderita stroke hemoragik?

1.3Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dari stroke hemoragik
2. Untuk mengetahui perjalanan penyakit stroke hemoragik
3. Untuk mengetahui intervensi/ tindakan yang dapat dilakukan untuk penderita stroke
hemoragik

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Stroke hemoragik


Stroke merupakan salah satu masalah kesehatan yang cukup serius dalam
kehidupan modern saat ini. Menurut Smeltzer (2002), stroke atau cedera serebrovaskular
(CVA) adalah kehilangan fungsi otak karena berhentinya suplai darah ke bagian otak,
yang mengakibatkan kehilangan sementara atau permanen gerakan, berpikir, memori,
bicara, atau sensasi (Riskesdas, 2007). Sebesar 80% pasien stroke mengalami kelemahan
pada salah satu sisi tubuhnya/hemiparese (Scbachter and Cramer, 2003). Kelemahan
tangan maupun kaki pada pasien stroke akan mempengaruhi kontraksi otot.
Berkurangnya kontraksi otot disebabkan karena berkurangnya suplai darah ke otak
belakang dan otak tengah, sehingga dapat menghambat hantaran jaras-jaras utama antara
otak dan medula spinalis. Penderita stroke perlu penanganan yang baik untuk mencegah
kecacatan fisik dan mental. Sebesar 30% - 40% penderita stroke dapat sembuh sempurna
bila ditangani dalam waktu 6 jam pertama (golden periode), namun apabila dalam waktu
tersebut pasien stroke tidak mendapatkan penanganan yang maksimal maka akan terjadi
kecacatan atau kelemahan fisik seperti hemiparese. Penderita stroke post serangan
membutuhkan waktu yang lama untuk memulihkan dan memperoleh fungsi penyesuaian
diri secara maksimal. Terapi dibutuhkan segera untuk mengurangi cedera cerebral lanjut,
salah satu program rehabilitasi yang dapat diberikan pada pasien stroke yaitu mobilisasi
persendian dengan latihan range of motion (Levine, 2008).

2
2.2 Perjalanan penyakit stroke hemoragik

Stroke disebabkan penurunan suplai darah ke otak yang disebabkan oleh


kecelakaan, hipertensi, karena pada intinya stroke hemoragik disebabkan oleh pembuluh
darah yang pecah menyebabkan darah mengalir ke substansi atau ruangan subarachnoid
yang menimbulkan perubahan komponen intra kranial yang tidak dapat dikompensasi
tubuh akan menimbulkan peningkatan TIK yang bila berlanjut akan menyebabkan
herniasi otak sehingga timbul kematian. Disamping itu, darah yang mengalir ke subtansi
otak atau ruang subarachnoid dapat menyebabkan edema spasme pembuluh darah otak
atau penekanan pada daerah tersebut menimbulkan aliran darah berkurang atau tidak ada,

3
sehingga terjadi nekrosis jaringan otak. Kematian sel-sel otak berpengaruh terhadap
penurunan fungsi dan kinerja otak, otak memiliki dua fungsi yaitu sensorik dan motorik,
akibat awal dari stroke adalah hemiparesis kontralateral (kelumpuhan separuh anggota
ekstremitas atas dan bawah yang bersilangan dengan hemisfer yang terkena). Akibat yang
muncul pertama kali dari hemiparesis kontralateral adalah gangguan mobilitas fisik atau
ketidakmampuan melakukan aktifitas sehari-hari.

2.3 Intervensi yang bisa dilakukan untuk penderita stroke hemoragik


Latihan range of motion (ROM) merupakan salah satu bentuk latihan dalam proses
rehabilitasi yang dinilai cukup efektif untuk mencegah terjadinya kecacatan pada pasien stroke.
Memberikan latihan ROM secara dini dapat meningkatkan kekuatan otot karena dapat
menstimulasi motor unit sehingga semakin banyak motor unit yang terlibat maka akan terjadi
peningkatan kekuatan otot, kerugian pasien hemiparese bila tidak segera ditangani maka akan
terjadi kecacatan yang permanen (Potter & Perry, 2009). Mekanisme kontraksi dapat
meningkatkan otot polos pada ekstremitas. Latihan ROM pasif dapat menimbulkan rangsangan
sehingga meningkatkan aktivasi dari kimiawi, neuromuskuler dan muskuler. Otot polos pada
ekstremitas mengandung filamen aktin dan myosin yang mempunyai sifat kimiawi dan
berintraksi antara satu dan lainnya. Lewis (2007) mengemukakan bahwa sebaiknya latihan pada
pasien stroke dilakukan beberapa kali dalam sehari untuk mencegah komplikasi. Semakin dini
proses rehabilitasi dimulai maka kemungkinan pasien mengalami defisit kemampuan akan
semakin kecil (National Stroke Association, 2009). Oleh karena itu, untuk menilai latihan ROM
aktif maupun pasif dapat meningkatkan mobilitas sendi sehingga mencegah terjadinya berbagai
komplikasi
Penelitian yang dilakukan Anggriani dkk, 2018; Kun Rahayu 2016 menemukan bahwa
Range Of Motion (ROM) pasif berpengaruh terhadap peningkatan kekuatan otot ekstremitas
pada tangan dan kaki. Adapaun penelitian lain yang dilakukan Huang (2018) menunjukkan
bahwa Latihan ROM dengan menggunakan video edukasi efektif meningkatkan pemulihan
motorik dan mencegah cedera bahu pada pasien stroke hemiplegia. Latihan ROM mampu
meningkatkan kemandirian pasien dalam memenuhi kebutuhan ADL dan latihan ini dapat
dengan melihat video dan menirukannya.

4
Sementara penelitian yang dilakukan Qori dkk, 2018; Gina dkk; 2018 menjukkan
bahwa ada pengaruh setelah diberikan latihan Range of Motion (ROM) Spherical Grip
sebanyak 2 kali sehari dalam waktu 10 menit selama 7 hari berutut-turut sehingga terjadi
peningkatan skala kekuatan otot. Range Of Motion (ROM) Spherical Grip merupakan
latihan untuk menstimulasi gerak pada tangan yang berupa latihan fungsi menggenggam
yang dilakukan melalui 3 tahap yaitu membuka tangan, menutup jari-jari untuk
menggenggam objek dan mengatur kekuatan menggenggam sebuah benda berbentuk
bulat seperti bola pada telapak tangan (Irfan, 2010).
Penelitian lain yang dilakukan oleh Ngantini dkk, 2018 membuktikan bahwa dengan
menggabungkan latihan pasrah diri dan latihan ROM untuk memberikan perubahan activity daily
living pada pasien stroke yang dilakukan secara rutin sehari sekali akan merangsang terjadinya
kekuatan otot yang dapat mengaktifkan gerakan volunter. Dimana gerakan volunter terjadi
karena adanya transfer impuls elektrik dari garis presentalis ke korda spinalis melalui
neurotransmiter yang mencapai ke otot dan menstimulasi otot sehingga menyebabkan gerakan.
Sehingga, pasien dengan stroke, jika melakukan Gerakan teratur dan terus menerus, maka akan
mengurangi kekuatan otot. Sedangkan latihan pasrah diri mempunyai prinsip mengggabungkan
suatu metode relaksasi relaksasi dan repetitive prayer bila dilakukan dengan baik akan
menghilangkan kecemasan dan kekhawatiran serta memberikan perasaan damai. Dengan
menggabungkan antara latihan ROM untuk memberikan perubahan activity daily living pada
pasien stroke, dengan menggabungkan dua intervensi ini, maka diharapkan akan mendapatkan
dua efek yaitu mencegah depresi dan kemampuan ADL akan meningkat.

5
BAB III
KESIMPULAN

Penderita stroke perlu penanganan yang baik untuk mencegah kecacatan fisik dan
mental. Sebesar 30% - 40% penderita stroke dapat sembuh sempurna bila ditangani
dalam waktu 6 jam pertama (golden periode), namun apabila dalam waktu tersebut pasien
stroke tidak mendapatkan penanganan yang maksimal maka akan terjadi kecacatan atau
kelemahan fisik seperti hemiparese. Salah satu bentuk latihan yang cukup efektif untuk
mencegah terjadinya kecacatan pada pasien stroke adalah Latihan range of motion
(ROM). Latihan ini dapat dilakukan secara pasif maupun aktif. Latihan secara mandiri
yaitu dengan melihat video dan menirukannya. Selain itu Latihan ROM Range of Motion
(ROM) Spherical Grip dapat memberikan dampak postif terhadap peningkatan kekuatan
otot ekstremitas pada pasien post stroke. Hal ini berimplikasi bahwa Latihan Range of
Motion (ROM) Spherical Grip dapat dijadikan sebagai alternatif terapi Latihan dalam
proses rehabilitasi pasien post stroke yang dapat digunakam sebagai upaya pencegahan
terjadinya kondisi cacat permanen pada pasien paca perawatan di rumah sakit. Selain itu
pada pasien stroke terkadang merasa cemas dan khawatir dengan menggabungkan latihan
pasrah diri dan latihan ROM untuk memberikan perubahan activity daily living pada
pasien stroke yang dilakukan secara rutin selain dapat meningkatkan kekuatan otot dapat
juga menghilangkan kecemasan dan kekhawatiran serta memberikan perasaan damai

6
DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, Septiyanti dan Dahrizal. 2018. Range Of Motion (ROM) Spherical Grip dapat
Meningkatkan Kekuatan Otot Ekstremitas Atas Pasien Stroke. Jurnal Ilmu dan Teknologi
Kesehatan: Vol 6, No 1, ISSN: 2338-9095

Gunawan Roni, Anggriani1 dan Zulkarnain. 2018. Pengaruh Rom (Range Of Motion) Terhadap
Kekuatan Otot Ekstremitas Pada Pasien Stroke Non Hemoragic. Jurnal Riset Hesti Medan: Vol.
3, No. 2

Junaidi, Iskandar.(2011). Stroke Waspadai Ancamannya. ANDI. Yogyakarta

Maryanto,dkk. 2018. The Effect Of Combination Spherical Grip And Kinesio Taping Exercise
To Enhance Of Muscle Strength In Ischemic Stroke Patients In Jemursari Islamic Hospital
Surabaya. Indonesian Journal Of Nursing and Midwifery: 2354-7642 Vol. 6, No. 2

Ngantini,dkk. 2016. Pengaruh Latihan Pasrah Diri Dan Latihan Range Of Motion Melalui
Discharge Planning Terhadap Perubahan Activity Daily Living Pada Pasien Stroke Iskemi.
Indonesian Journal of Nursing Practices: Vol. 1 No.1

Oliviani, et al. (2017). Pengaruh Latihan Range Of Motion (ROM) Aktif- Asistif (Spherical Grip)
Terhadap Peningkatan Kekuatan Otot Ekstremitas Atas Pada Pasien Stoke Di Ruang Rawat
Inap Penyakit Saraf (Seruni) RSUD Ulin Banjarmasin. Universitas Muhammadiyah Banjarmasin

7
Rahayu , Ika. 2015. Pengaruh Pemberian Latihan Range Of Motion (ROM) terhadap
Kemampuan Motorik pada Pasien Post Stroke di RSUD Gambiran. Jurnal Keperawatan: 2086-
3071

8
EKSTRAKSI HASIL PENCARIAN LITERATUR
Peneliti/ Jenis Hasil
Sampel/ Random/
No Pengarang, Penelitian/ Instrumen Kontrol
Responden Acak Variabel Temuan Penelitian
dan Tahun Metode
1. Yu-Chi Studi kohort 48 pasien Pengukur Pada kelompok kontrol (n Ya pengaruh Peningkatan pemulihan motorik lebih banyak
Huang, Chien- prospektif stroke an hasil = 25), pasien dilakukan instruksi ditemukan pada kelompok eksperimen (P b .
Yi Chuang, yang dirancang subakut utama, rehabilitasi konvensional postural 05). Pada tendon supraspinatus, frekuensi
Chau-Peng untuk dengan termasuk selama 5 hari per minggu. komprehensif yang meningkat secara signifikan pada
Leong, Ling mengamati hemiplegi keberadaa Sedangkan Pada kelompok dan latihan tendinopati atau robekan diamati antara
Wang, Hsiao- pengaruh a terdaftar n dan eksperimen (n = 23), range of masuk (12%) dan sebelum keluar (40%) pada
Lan Chen, instruksi dan dibagi keparaha pasien menerima tidak motion kelompok kontrol (P b .05), tetapi tidak ada
Chia-Wei postural menjadi 2 n nyeri, hanya rehabilitasi (ROM) perbedaan yang diamati pada kelompok
Chiang komprehensif kelompok fungsi konvensional tetapi juga melalui video eksperimen. Di bursa subdeltoid, efusi atau
dan latihan (23 pada motoric, instruksi postural tambahan pendidikan bursitis berkurang secara signifikan antara
ROM dengan kelompok dan dan latihan ROM reguler untuk masuk (30,4%) dan sebelum keluar (8,7%)
edukasi video eksperime sonografi melalui video pendidikan pencegahan pada kelompok eksperimen (P b .05).
pada pasien n dan 25 pada bahu untuk bahu hemiplegia cedera bahu
dengan pada hemiplegi selama 15 menit dua kali dan
hemiplegia kelompok a, di nilai. sehari selama 5 hari per peningkatan
bahu setelah kontrol). minggu selama tinggal di fungsional
stroke akut. Pada rumah sakit. bahu
Informasi rinci kelompok hemiplegia
tentang kontrol (n setelah stroke
penelitian = 25), akut
diberikan dan pasien
persetujuan dilakukan
tertulis rehabilitas
diperoleh dari i
semua peserta. konvensio
Penelitian ini nal
disetujui oleh selama 5
dewan hari per
peninjau minggu
institusi
Rumah Sakit

9
Peneliti/ Jenis Sampel/ Random/ Hasil
No Pengarang, Penelitian/ Responden Instrumen Kontrol
Acak Variabel Temuan Penelitian
dan Tahun Metode
Memorial
Chang-Gung
Pusat Medis
Kaohsiung
(# 96-
0564B). Uji
klinis
didaftarkan
menggunaka
n Sistem
Pendaftaran
dan Hasil
Protokol

2. Ngatini,Shati Metode Sampel Dua Instrument penelitian Ya Rehabilitasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa
ni Penelitian berjumlah kelompok menggunakan skor Indeks yang sebagian besar responden ketergantungan
Wardaningsi Quasy 28 orang. intervensi Barthel. Data dianalisa komprehensif ADL total dan berat. Serangan stroke yang
h, Moh Eksperimen berjumlah dengan menggunakan uji (bio psiko dialami dapat membawa kelainan
Afandi, 2016 tal pre- post 14 orang Wilcoxon Signed Ranks spiritual) neurologis seperti berkurangnya kemampuan
test design dan Test dan Mann Withney pada pasien motorik anggota tubuh dan otot, kognitif,
with kelompok test. stroke perlu visual dan koordinasi secara signifikan
control kontrol diberikan (Hariandja, 2013). Berkurangnya
group. berjumlah dalam tingkat kemandirian dan mobilitas seseorang
Peneliti 14 orang tindakan dapat berpengaruh terhadap kualitas hidup
melibatkan dengan praktek (quality of life) yang dimiliki. Hasil dalam
kelompok teknik keperawatan penelitian ini membuktikan bahwa
kontrol dan consecuti yang akan Latihan pasrah diri dan latihan ROM yang
kelompok ve berdampak dilakukan secara rutin akan merangsang
intervensi, sampling. pada terjadinya kekuatan otot yang dapat
kemudian peningkatan mengaktifkan gerakan volunter.

10
Peneliti/ Jenis Sampel/ Random/ Hasil
No Pengarang, Penelitian/ Responden Instrumen Kontrol
Acak Variabel Temuan Penelitian
dan Tahun Metode
pada fungsional Dimana gerakan volunter terjadi karena
kelompok tubuh pasien adanya transfer impuls elektrik dari garis
intervensi stroke presentalis ke korda spinalis melalui
diberikan iskemik. neurotransmiter yang mencapai ke otot dan
pelatihan Latihan pasrah menstimulasi otot sehingga menyebabkan
pasrah diri dan ROM gerakan. Sehingga, pasien dengan stroke,
diri dan hendaknya jika melakukan gerakan teratur dan terus
range of sedini menerus, maka akan mengurangi kekuatan
motion mungkin otot.
sehari dua dilakukan pada
kali pagi pasien pasca
dan sore. stroke agar
Kelompok terhindar dari
kontrol depresi,
mendapatk sehingga
an pasien dapat
perlakuan meningkat
sesuai kualitas
standar hidupnya.
ruangan
dengan
diberikan
latihan
range of
motion
sehari
sekali pagi
hari.
Sebelum
dilakukan
intervensi
baik
kelompok
kontrol

11
Peneliti/ Jenis Sampel/ Random/ Hasil
No Pengarang, Penelitian/ Responden Instrumen Kontrol
Acak Variabel Temuan Penelitian
dan Tahun Metode
maupun
kelompok
intervensi
dilakukan
penilaian
activity
daily living
(ADL)
dengan
indeks
barthel.
Latihan
dilakukan
selama lima
hari
kemudian
dinilai
kembali
ADLnya

3. Anggraini, Penelitian Jumlah Satu 1. Menggunakan Tidak 1. Tingkat 1. Kekuatan otot tangan sebelum perlakuan
Zulkarnain, kuantitatif, sampel 90 kelompok metode observasi Kekuatan 32,2 % pada level 3 sedangkan setelah
Sulaiman, menggunakan orang. yaitu secara langsung otot perlakuan 52,2 % pada level 3
Roni desain kelompok 2. Metode statistic
ekstremitas 2. Kekuatan otot kaki sebelum perlakuan
Gunawan, penelitian perlakuan univarat untuk
2018 Quasi sekaligus menganalisa data 2. Range Of mayoritas responden 25,6 % pada level 5
experimental menjadi demografi dan Motion sedangkan setelah perlakuan 36,7 % pada
dengan kelompok instrument kekuatan (ROM) level 4.
pendekatan control. otot sebelum dan 3. Berdasarkan hasil statistik deskripsi
one group sesudah pemberian kekuatan nilai rata-rata sebelum ROM
pre test-post ROM sebesar 2,5 meningkat menjadi 3,52
test. 4. Analisis statistic
sedangkan pada otot kaki sebelum ROM
perbandingan
menggunakan uji Wilcoxon 3,11 meningkat menjadi 3,93. Hasil

12
Peneliti/ Jenis Sampel/ Random/ Hasil
No Pengarang, Penelitian/ Responden Instrumen Kontrol
Acak Variabel Temuan Penelitian
dan Tahun Metode
untuk mengetahui apakah menunjukkan rata-rata peningkatan
ROM berpengaruh atau kekuatan otot terbesar ada pada
tidak peningkatan kekuatan otot tangan.
4. Berdasarkan perbedaan mean.
Menunjukkan bahwa perubahan pada
kekuatan otot setelah ROM terbesar pada
kekuatan otot tangan yaitu 28,27
5. Hasil uji Wilcoxon kekuatan otot tangan
sebelum dan sesudah ROM 0,000
sedangkan Kekuatan otot kaki sebelum
dan sesudah pembrian ROM 0,000
 Membuktikkan bahwa ROM
berpengaruh dalam meningkatkan
kekuatan otot tangan dan kaki
responden.
4. Gina Dwi Jenis Jumlah Sampel Pengumpulan data Ya 1. Latihan 1. Hasil rerata usia pasien post stroke yaitu
Anggraini, penelitian sampel pasien menggunakan Manual kekuatan 53,81 tahun pada kelompok intervensi
Septiyanti, analitik, penelitian stroke Muscle Testing (MMT). otot dan 59,50 tahun pada kelompok control.
Dahrizal dengan ini 32 dengan - Usia 2. Jenis stroke Sebagian besar stroke
(2018). desain quasi responden usia Data yang diperoleh ditulis
eksperiment . kurang pada lembar observasi. - Jenis iskemik 62,5% pada kelompok intervensi
al dengan dari 65 kelamin dan kelompok control 93,8% stroke
pre-test and tahun - Pendidikan iskemik.
post-test dengan - Jenis 3. Rerata kekuatan otot jari tangan sebelum
with control hemipare stroke diberikan perlakuan pada kelompok
grup sis - Frekuensi intervensi dengan standar nilai kekuatan
design . ekstremit
stroke otot terendah 1 dan 3, sesudah diberikan
as atas
sinistra/d 2. Pengaruh perlakuan didapatkan rerata kekuatan otot
extra Latihan terendah 2 dan tertinggi 3.
yang Range Of 4. Rerata kekuatan otot pergelangan tangan
berjumlah Motion sebelum diberikan perlakuan pada

13
Peneliti/ Jenis Sampel/ Random/ Hasil
No Pengarang, Penelitian/ Responden Instrumen Kontrol
Acak Variabel Temuan Penelitian
dan Tahun Metode
16 orang (ROM) kelompok kontrol kekuatan otot terendah
untuk Spherical 2 dan nilai tertinggi 3, sesudah diberikan
kelompok Grip perlakuan didapatkan rerata nilai
masing-
kekuatan otot terendah 2 dan tertinggi 3.
masing
kelompok 5. Intervensi bahwa ada pengaruh Latihan
. ROM spherical grip terhadap kekuatan
otot ekstremitas atas jari tangan pada
pasien post stroke. Kelompok control
tidak ada pengaruh ROM pasif terhadap
kekuatan otot ektremitas atas jari tangan
pada pasien post stroke.
6. Intervensi bahwa ada pengaruh Latihan
ROM spherical grip terhadap kekuatan
otot ekstremitas atas pergelangan tangan
pada pasien post stroke . kelompok
control tidak ada pengaruh ROM pasif
terhadap kekuatan otot ekstremitas atas
pergelanagntangan pada post stroke

5. Qori quasy responden Metode Data penelitian diperoleh Tidak Responden kombinasi cengkeraman bulat dan kinesio
Maryanto, experiment yang analisis dengan menggunakan alat berdasarkan latihan taping mempengaruhi peningkatan
Handayani, dengan mendapat data pengumpul data berupa skala kekuatan inmuscle pasien stroke iskemikdi
Wesiana studi pre kombinasi dalam skala Pengujian Otot Rumah Sakit Islam Jemursari Surabaya.
kekuatan
Herisanti dan post grip penelitian Manual (MMT),
Tahun 2018 test yang spherical ini otot
difungsikan dan menggun
untuk rekaman akan
mengetahui kinesio model
hubungan sebanyak analisis
sebab 41 Wilcoxon
akibat responden menandat

14
Peneliti/ Jenis Sampel/ Random/ Hasil
No Pengarang, Penelitian/ Instrumen Kontrol
Responden Acak Variabel Temuan Penelitian
dan Tahun Metode
antara . angani tes
variabel peringkat
independen dan
dan Mann-
variabel Whitney
dependen Uji α
dalam kurun <0,05.
waktu
tertentu.
6. Kun Ika Nur desain Populasi Sampel Lembar observasi Tidak 1.Variabel Hasil analisa data dengan menggunakan uji
Rahayu, Juli penelitian dalam diambil Independent statistik Paired Sample T-Test di peroleh
2015 Pre penelitian dengan pada nilai P-Value < 0,05 maka dapat disimpulkan
Experimenta ini teknik bahwa H0 ditolak dan H1 gagal ditolak yang
penelitian ini
l dengan sebanyak Purposive artinya ada pengaruh pemberian latihan
pendekatan 17 Samling adalah Range Of Motion (ROM) terhadap
Cross responden Memberikan kemampuan motorik pada pasien post stroke
Sectional dan latihan range di RSUD Gambiran Kediri tahun 2014.
sampel 16 of motion Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh
responden (ROM) pasif pemberian latihan range of motion terhadap
pada kemampuan motorik pada pasien post stroke
di RSUD Gambiran Kediri 2014. Penelitian
responden
ini merekomendasikan perlunya penelitian
sebanyak dua lebih lanjut dan penggunaan latihan ini
kali sehari sebagai salah satu intervensi mandiri perawat
selama tujuh dalam asuhan keperawatan pasien stroke.
hari dan
dilakukan
pada pagi dan
sore hari,
kemudian
melakukan
observasi
kekuatan otot

15
Peneliti/ Jenis Sampel/ Random/ Hasil
No Pengarang, Penelitian/ Responden Instrumen Kontrol
Acak Variabel Temuan Penelitian
dan Tahun Metode
2.Variabel
Dependent
adalah
Kemampuan
motorik yang
diukur
mengunakan
lembar
observasi

16

Anda mungkin juga menyukai