Anda di halaman 1dari 7

STRATEGI ASUHAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA PADA PASIEN DENGAN

ISOLASI SOSIAL SP1 PERTEMUAN PERTAMA

Disusun Oleh :

Monica Puji Lestari

201611084

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PANTI RAPIH

YOGYAKARTA

2018
STRATEGI ASUHAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

A. Proses Keperawatan
1. Konsidi Klien
Pasien bernama mbak AY dengan diagnosis isolasi sosial. Saat dirumah keluarga
pasien mengatakan jika klien sering menyediri dikamar, melamun, tidak mau
berbicara dengan orang lain. Keluarga pasien mengatkan pasien malas berinteraksi
dengan orang lain semenjak suaminya meninggal. Keluarga pasien sudah berupaya
mengajak pasien untuk berinteraksi (berbincang-bincang) namun respon pasien masih
tetap sama tidak mau berbicara dengan orang lain. Keluarga pasien pun membawa
pasien ke IGD rumah sakit jiwa. Pasein di IGD mendapatkan antidepresan.
Kemudian pasien dibawa ke bangsal.
a. Data Subjektif
1) Keluarga pasien klien mengatakan malas berinteraksi dengan orang lain
2) Keluarga pasien klien mengatakan merasa orang lain tidak selevel
b. Data Objektif
1) Klien tampak menyediri
2) Klien tidak mau berbicara dengan orang lain
3) Klien tampak sering melamun
4) Klien tampak tidur dengan posisi fetus
2. Diagnosa Keperawatan
Isolasi Sosial
3. Tujuan Interaksi
a. Klien mampu membina hubungan saling percaya.
b. Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri
c. Klien dapat menyebutkan kerugian tidak mau berhubungan dengan orang lain
d. Klien dapat menyebutkan keuntungan bersosialisasi dengan orang lain
4. Tindakan Keperawatan
a. Membina hubungan saling percaya
b. Diskusikan dengan klien penyebab menarik diri/ tidak mau bergaul dengan orang
lain.
c. Diskusikan dengan klien kerugian tidak mau mberhubungan dengan orang lain.
d. Diskusikan dengan klien keuntungan bersosialisasi dengan orang lain.

B. Strategi Komunikasi dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan


1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
P : “ Selamat pagi mbak”
P : “Perkenalkan nama saya Monica saya mahasiswa Stikes Panti Rapih
Yogyakarta. Kebetulan saya yang dinas pagi dan akan merawat mbak dari jam 8
sampai jam 2 siang nanti mbak, kalau boleh saya tahu namanya dengan mbak
siapa?”
K : “Pagi, nama saya AY.””
P : “Baik dengan mbak AY, mbak lebih senang dipanggil siapa?
K : “ Saya suka di panggil A”.
b. Evaluasi/ Validasi
P : “Bagaimana perasaan mbak hari ini?”
K : “Baik”
P : “ Saya lihat mbak sering menyendiri dikamar dan melamun. Apakah benar
mbak? Kemudian apa yang menyebabkan mbak A menjadi slebih sering
menyendiri dikamar dan melamun?”
K : “Iya, karena lebih nyaman dikamar dan menyendiri.”
c. Kontrak
1) Topik
P : “Baiklah mbak, bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang perasaan
dan kemampuan yang mbak miliki? Apakah bersedia?
K : “Ya”
P :“Baik terimakasih mbak B sudah bersedia untuk berbincang-bincang dengan
saya”
2) Waktu
P : “Berapa lama ibu mau berbincang-bincang? Bagaimana kalau 10-15 menit?”
K : “10 menit”
3) Tempat
P : “Apakah untuk tempatnya sudah bagi mbak A sudah nyaman atau mau
berbincang-bincang tempat lain?”
K : “Di kamar”
d. Tujuan tindakan/ Tujuan interaksi
P : “Tujuannya agar mbak dengan saya dapat saling mengenal sekaligus ibu
dapat mengetahui keuntungan berinteraksi dengan orang lain dan kerugian
tidak berinteraksi dengan orang lain. Apakah mbak bersedia?”
K : “Ya”
2. Fase Kerja
P: “Sebelum kita mulai ada yang mau ditanyakan?
K : “Tidak”
P : “Baiklah kalau begitu kita mulai berbincang-bincangnya ya mbak.”
K : “Ya suster”
P : “Mbak A di rumah biasa tinggal dengan siapa saja?”
K : “Bapak, Ibu, kakak, adek, nenek”
P : “Anggota keluarga siapa yang paling dekat dengan mbak?”
K : “Kakak dan bapak”
P : “Siapa anggota keluarga yang tidak dekat dengan mbak?”
K : “Ada, nenek.”
P : “Apa yang membuat mbak tidak dekat dengan orang lain?
K : “Karena saya malas.”
P : “Bagaimana dengan teman-teman yang lain?”
K : “Tidak ada”
P : “Kalo suatu saat mbak membutuhkan bantuan biasanya mbak minta tolong kesiapa?
K : “orang lain”
P : “Biasanya minta tolong ke siapa mbak?”
K : “kakak”
P : “Selain itu mbak?”
K : “Tidak ada”
P : “Apakah menurut mbak dengan mbak bercerita dapat membantu mbak untuk
bersosialisasi dengan oranglain?”
K : “Iya”
P : “Apakah mbak pernah memiliki suatu masalah yang cukup berat?
K : “Iya”
P : “Untuk dapat menyelesaikan masalah tersebut biasanya mbak bercerita kepada
siapa?
K : “Tidak ada”
P : “Mungkin mbak bisa menceritakannya kepada saya, saya akan menjaga privesi
mbak.”
K : “Saya merasa sedih”
P : “Kalo boleh saya tau sedihnya karna apa mbak?”
K : “Ditinggal mati suami”
P : “Mbak percaya saja semua makhluk di dunia ini pasti akan di panggil Tuhan kapan
pun entah hari ini atau besok karena segalanya milik Tuhan.”
K : “Iya mbak tetapi kenapa harus suami saya”
P : “Saya dulu juga pernah seperti mbak tidak percaya kalo seseorang yang saya
sayangi telah tiada untuk selama-lamanya. Namun saya percaya kepada Tuhan bahwa
Tuhan mempunyai rencana yang lebih indah dari semua ini.”
K : “Iya suster”
P : “Nah, sekarang mbak menjadi tau kan kerugian dan keuntungan tidak mau
berhubungan dengan orang lain?
K : “Tau suster.”
P : “Jika mbak mempunyai masalah yang cukup berat, mbak biasa menceritakanya
kepada saya atau pun pada orang lain yang mbak percayai.”
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi Respon Klien terhadap Tindakan Keperawatan
1) Evaluasi Subjektif

P : “Bagaimana perasaan mbak setelah kita berbincang-bincang dengan orang


tadi?”

K : “Biasa aja”

2) Evaluasi Objektif

P : “Nah sekarang coba mbak sebutkan kerugian tidak mau berhubungan dengan
orang lain?”

K : “Tidak dapat memecahkan masalah.”

b. Rencana Tindak Lanjut (hal yang perlu dilatih/dikerjakan klien sesuai dengan hasil
tindakan keperawatan yang telah dilakukan)
P : “Tadikan kita sudah berbincang-bincang, nah besok kita belajar lagi tentang
berkenalan dengan orang lain gimana mbak?
K : “Ya”
c. Kontrak yang akan datang
1) Topik
P : “Baik lah mbak bagaimana kalau besok kita berbincang-bincang tentang
berkenalan dengan orang lain. Apakah mbak bersedia?”
K : “Ya.”
2) Waktu
P : “Baik, mbak. Bagaimana kalau kita lanjutkan diskusikannya besok ? Mau
jam berapa? Gimana kalo jam 11.00?
K : “Ya”
P : “Mau berapa lama mbak besok diskusinya? Gimana kalo 10-15 menit?
K : “Ya”
3) Tempat
P : “Mbak maunya dimana kita berbincang-bincang?
K : “Disini”
P : “Baiklah mbak besok saya akan kesini jam 11:00 sampai jumpa besok mbak.
Selamat pagi.”

Anda mungkin juga menyukai