MATERI :
PENENTUAN KADAR BESI DALAM SAMPEL KENTANG
MENGGUNAKAN SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM
(SSA)
Disusun Oleh :
NIM : 011500403
Kelompok : A5
3. Okto Nugroho
YOGYAKARTA
2016
PENENTUAN KADAR BESI DALAM SAMPEL KENTANG
MENGGUNAKAN SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM
(SSA)
I. TUJUAN
Praktikum “Penentuan kadar besi dalam sampel kentang dengan menggunakan
Spektrometri Serapan Atom (SSA)” ini bertujuan untuk :
a. Mengetahui prinsip kerja Spektrometri Serapan Atom (SSA).
b. Menentukan kadar besi dalam cuplikan sampel kentang.
Apabila cahaya dengan panjang gelombang tertentu dilewatkan pada suatu sel
yang mengandung atom-atom bebas yang bersangkutan maka sebagian cahaya tersebut
akan diserap dan intensitas penyerapan akan berbanding lurus dengan banyaknya atom
bebas logam yang berada dalam sel. Hubungan antara absorbansi dengan konsentrasi
diturunkan dari:
Dalam metode SSA, sebagaimana dalam metode spektrometri atomik yang lain,
contoh harus diubah ke dalam bentuk uap atom. Proses pengubahan ini dikenal dengan
istilah atomisasi, pada proses ini contoh diuapkan dan didekomposisi untuk membentuk
atom dalam bentuk uap.
Secara umum pembentukan atom bebas dalam keadaan gas melalui tahapan-
tahapan sebagai berikut :
Dalam keadaan tereksitasi, satu atau lebih elektron dari suatu atom dapat
berpindah ke tingkat energi yang lebih tinggi dengan cara absorbsi energi oleh atom itu
(Gambar 2).
Energi eksternal dalam SSA dapat disuplai oleh foton atau dengan peristiwa
tabrakan yang disebabkan oleh panas. Dengan peristiwa itu, elektron terluar
akan menjauhi inti, paling tidak ke tingkat energi pertama atau E1. Energi yang
dibutuhkan itu setara dengan selisih energi tingkat satu dengan energi dasar.
E = E 1 – E0 (1)
Energi yang dibutuhkan untuk transisi elektron itu dapat dipenuhi oleh foton
atau radiasi yang setara dengan:
E = hν (2)
hc
(3)
E
hc
(4)
E1 E 0
Terdapat dua tahap utama yang terjadi dalam sel atom pada alat SSA dengan
sistem atomisasi nyala. Pertama, tahap nebulisasi untuk menghasilkan suatu bentuk
aerosol yang halus dari larutan contoh. Kedua, disosiasi analit menjadi atom-atom bebas
dalam keadaan gas.
Berdasarkan sumber panas yang digunakan maka terdapat dua metode atomisasi
yang dapat digunakan dalam spektrometri serapan atom :
Diperlukan nyala dengan suhu tinggi yang akan menghasilkan atom bebas.
Untuk alat SSA dengan sistem atomisasi nyala digunakan campuran gas asetilen-udara
atau campuran asetilen-N2O.
1. Sumber Radiasi
Sumber radiasi biasanya adalah lampu dari logam yang sama dengan unsur yang
akan ditentukan. Selain lampu, sistem pembakar nyala api tempat sampel disemprotkan
juga merupakan sumber radiasi. Nyala dari pembakan ini mengeluarkan spektrum
kontinu sebagai akibat eksitasi mokuler dari molekul zat pembakar dan suatu spektrum
garis dari atom sampel, yang telah kembali ke keadaan dasar dari keadaan tereksitasi.
Spektrum garis ini mempunyai panjang gelombang yang dipakai untuk pengukuran.
Sumber radiasi lain yang biasa digunakan dalam SSA adalah sumber radiasi
spektrum garis. Dua jenis lampu yang dapat menghasilkan spektrum garis adalah
lampu katode berongga (Gambar 5) atau hollow cathode lamp (HCL) dan electrodeless
deuterium lamp (EDL).
(Prihatiningsih, C, M. 2010)
2. Chopper (modulator)
Bagian ini mempunyai fungsi memodulasi sumber radiasi kontinyu yang
berasal dari nyala (Gambar 6). Bila modulator itu ditempatkan di antara nyala dan
sumber radiasi, detektor akan menerima dua macam sinyal: radiasi yang dimodulasi dan
sumber radiasi yang kontinu dari nyala. Kedua sinyal itu dapat dipisahkan oleh sistem
elektronik, sehingga hanya radiasi yang dimodulasi yang diukur (Keenan,
Kleinfelter, Wood.1980).
3. Atomizer
Atomizer adalah bagian instrumen SSA yang berfungsi membuat analit
menjadi atom-atom bebas dengan memecah ikatan kimia larutan sampel terlebih
dahulu. Untuk memecah ikatan molekul dan mengubah menjadi atom bebas, suatu
atomizer harus memberikan energi yang cukup. Seberapa efisien dan seberapa
banyak atom bebas terbentuk, tergantung pada jenis ikatan kimia molekul sampel.
Dalam proses atomisasi ion-ion analit harus terdisosiasi menjadi atom. Dalam
SSA ada beberapa jenis atomizer, seperti atomizer nyala, tungku grafit, dan sistem
pembangkit hidrid (Underwood, A.L, dkk. 1999).
4. Monokromator
Dalam SSA, monokromator yang digunakan adalah suatu holografik grating
resolusi tinggi. Fungsi monokromator ini adalah memisahkan garis spektrum dari
spektra emisi.
(http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/instrumen_analisis/spektrofotometri-
serapan-atom/spektrometer-serapan-atom/).
5. Detektor
Detektor yang biasanya digunakan dalam SSA adalah photomultiplier tube
(PMT) atau tabung pelipat ganda foton seperti yang ditunjukkan pada Gambar 8.
Untuk sistem koreksi latar ini ada beberapa pendekatan, yaitu dengan
menggunakan Lampu Deuterium (D2), Self Reversal Method, dan Sistem Zeeman
(Anshori, S.Si, Jamaludin Al. 2005).
IV. TATA KERJA
4.1. Alat dan Bahan
4.1.1. Bahan
a. Larutan sampel kentang
b. Aquadest
c. Larutan HNO3(pekat)
d. Larutan H2SO4(pekat)
e. Larutan HCL 0,1N
f. Larutan standar AAS{ (NH4)2Fe(SO4).6H2O}(1,5,10,15,20,25 ppm)
4.1.2. Alat
a. Seperangkat Alat SSA
b. Labu ukur
c. Beker teflon
d. Gelas arloji
e. Batang pengaduk
f. Corong
g. Botol plastik (wadah larutan yang telah siap diukur)
( ) ( )
( ) ( )
( )
( ) ( )
( ) ( )
b. (NH4)2Fe(SO4)2.6H2O yang telah ditimbang dilarutkan dalam labu ukur 500
mL dan ditandabataskan dengan aquadest.
V. DATA PENGAMATAN
5.1. Data Bahan Untuk Destruksi
a. Massa sampel kentang = 3.0148 gram
b. Kertas saring = 0.7664 gram
c. Cawan+kertas saring = 81.1504 gram
d. Massa endapan +kertas saring+bahan sisa = 82.4421 gram
e. Massa endapan = 1.2917 gram
5.2. Pembuatan Larutan Standar
a. (NH4)2Fe(SO4)2.6H2O seberat = 3.5012 gram
b. Volume Awal (NH4)2Fe(SO4)2.6H2O 1000 ppm = 500 mL
a. Spectrometer Parameters
Element : Fe
Wave Length : 248.3
Band pass : 0.2 nm
Lamp Current : 75%
Number of resamples : 3
Background Correction : D2
Measurements time : 4 sekon
b. Flame Parameters
Flame type : Air – C2H2
Fule flow : 0.9 L/min
Burner height : 7.0 mm
( ) ( )
( ) ( ) ( )
( ) ( )
( ) ( )
= 3.5012 gram/500 mL
0,04
Series1
0,03
0,02 Linear (Series1)
0,01
0
0 10 20 30
Konsentrasi (ppm)
Dari grafik tersebut diperoleh persamaan garisnya adalah :
y = 0.0029 x
Dimana :
y = Absorbansi (A)
Sensitivitas = γ = =
b. Standar 1
Sinyal Konsentrasi (ppm)
0 0
0 0
0 0
σstd1 = 0 ppm
c. Standar 2
Sinyal Konsentrasi (ppm)
0.01 3.448
0.01 3.448
0.01 3.448
σstd2 = 0 ppm
d. Standar 3
Sinyal Konsentrasi (ppm)
0.029 10
0.029 10
0.029 10
σstd3 = 0 ppm
e. Standar 4
Sinyal Konsentrasi (ppm)
0.043 14.828
0.043 14.828
0.042 14.483
σstd4 = 0.199186 ppm
f. Standar 5
Sinyal Konsentrasi (ppm)
0.065 22.414
0.063 21.724
0.062 21.379
σstd5 = 0.526996 ppm
g. Standar 6
Sinyal Konsentrasi (ppm)
0.072 24.828
0.072 24.828
0.070 24.138
σstd5 = 0.398372 ppm
h. Presisi Total
√
= 0.7180
Jadi,
x 100%
x 100%
Error = 9.20%
Sehingga , akurasi yang didapat adalah
Akurasi = 100% - error
Akurasi = 100% - 9.20%
= 90.8%
= 3.448 x 10-4 mg
= 8.62 x 10-3 mg
= 5 x 10-4 %
b. Sampel kedua (metode adisi standar), dari sampel pertama diambil 1 mL dan
dimasukkan kedalam labu takar 50 mL , lalu ditambahkan juga standar 100 ppm
sebanyak 1 mL, kemudian ditandabataskan. Oleh karena itu, konsentrasi unsur
standarnya adalah:
100 ppm x 1 mL = konsentrasi unsur standar x 50 mL
Konsentrasi unsur standar = 2 ppm
Sinyal absorbansi dari 2 ppm tersebut dicari dari persamaan pada grafik.
x = 2 ppm → y = 5.8 x 10-3 = absorbansi standar
Absorbansi sampel + standar = 0.006
Konsentrasi Sampel = 0.006 – 5.8 x 10-3 = 2 x 10-4
y = 2 x 10-4 → y = 0.0029x
x=
x = 0.069 ppm
Massa Fe dalam 1 mL = 0.069 x 1 x 10-3 L
= 0.069 x 10-3 mg
= 1.725 x 10-3 mg
= 3.45 x 10-3 mg
= 2 x 10-4 %
VII. PEMBAHASAN
Spektrometri serapan atom (SSA) merupakan suatu teknik penentuan konsentrasi unsur
tertentu (sampel senyawa logam) dalam suatu sampel. Praktikum kali ini, akan dilakukan
analisis terhadap kadar besi dalam sampel kentang. Selanjutnya dilakukan proses destruksi pada
Kentang tersebut agar didapatkan larutan sampel kentang.
Larutan sampel dan standar masing-masing dianalisis oleh SSA dengan cara
memasukkan selang yang sangat kecil ke dalam larutan. Larutan tersebut disedot dan
diatomisasi dengan cara dibakar. Dalam praktikum ini digunakan flame jenis udara dan gas
etilen.
Atom-atom dari sampel akan dilepaskan menjadi atom bebas. Atom bebas Fe hanya
dapat menyerap sumber energi Fe dari Hollow Cathode Lamp sesuai dengan λ Fe yaitu 248,3.
Berdasarkan grafik hubungan antara konsentrasi dengan absorbansi dari standar Fe,
didapatkan suatu kurva yang persamaan garisnya adalah y = 0.0029x. Dari grafik tersebut,
dapat diketahui bahwa data teratas masih masuk ke dalam limit deteksi atas, sehingga data
teratas (25 ppm) dapat dianggap sebagai batas deteksi atas. Dikatakan masuk dalam limit
deteksi atas karena titik koordinat milik 25 ppm tersebut masih berada dalam garis linieritas.
Limit deteksi bawah dicari dengan menggunakan 3 kali standar deviasi blangko, sehingga
didapatkan limit deteksi bawah sebesar 0.596 ppm.
Sensitivitas alat SSA dicari dengan menggunakan perbandingan antara slope grafik
dengan standar deviasi dari konsentrasi standar. Sensitivitas SSA dalam percobaan ini adalah
. Presisi dicari menggunakan standar deviasi dari ketiga pengulangan setiap standar.
Presisi dari SSA tersebut adalah 0.7180 ppm. Akurasi didapatkan dari perhitungan absorbansi
standar 5. Digunakan standar 5 sebagai standar yang dapat mewakili alat secara keseluruhan
karena error terbesar terjadi pada standar 5, sehingga hasil akurasi alat dari standar 5 tersebut
sudah mewakili akurasi alat. Akurasi yang didapat adalah sebesar 90.8%
Dari hasil perhitungan diperoleh besarnya kadar Fe dalam sampel pertama adalah
sebesar 5 x 10-4% dan sampel kedua 2 x 10-4%. Hasil tersebut berada jauh dari limit deteksi
bawah karena pengencerannya yang terlalu banyak dari sampel kentang yang didapat setelah
destruksi, sehingga sampel tidak dapat terbaca dengan baik oleh alat SSA.
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi absorbsi, antara lain dapat terjadi
kemungkinan bahwa temperatur nyala yang tinggi. Ion-ion ini tidak mengabsorpsi radiasi yang
datang, sehingga radiasi yang datang dari Hollow Cathode Lamp tidak sesuai dengan
konsentrasi semula analit.
2+ -
Fe → Fe + e
VIII. KESIMPULAN
a. Dari hasil percobaan diperoleh kurva kalibrasi dengan persamaan garis y = 0.0029x
b. Limit deteksi atasnya adalah 25 ppm, limit deteksi bawahnya adalah 0.596 ppm.
c. Sensitivitas SSA dalam percobaan ini adalah 0.0146.
d. Presisi dari SSA tersebut adalah 0.7180 ppm.
e. Akurasi dari SSA tersebut adalah 90.8 % sehingga dapat dikatakan bahwa alat tersebut
dalam keadaan baik sekali.
f. Dari hasil perhitungan diperoleh besarnya kadar Fe dalam kentang sampel pertama (tanpa
adisi) sebesar 0,0005%, dan sampel kedua (Adisi Standar) sebesar 0,0002%, kadar yang
didapat dari percobaan ini sangat sedikit dan jauh dari limit deteksi bawah akibat
pengenceran yang terlalu banyak (terlalu encer).
g. Prinsip kerja dari SSA ialah dengan menggunakan prinsip kerja penyerapan dimana
sampel yang masuk di atomisasikan sehingga menjadi atom bebas yang kemudian
menyerap sinar dari hollow cathode lamp.
Anshori, S.Si, Jamaludin Al. 2005. Spektrometri Serapan Atom. Bandung : Universitas
Padjadjaran.
Harvey, David. 2000. Modern Analytical Chemistry. The United States of America : Mc-
Grawhill companies inc.
Keenan, Kleinfelter, Wood.1980. Kimia Untuk Universitas Edisi Keenam Jilid I. Jakarta :
Erlangga.