Data Intervensi
1) Pada tanggal 23 Mei 2018. Mendiskusikan jadwal pemberian ASI,
biasanya waktu “kebutuhan” setiap 1,5–3 jam. Sebelum melakukan
penerapan prosedur teknik menyusui yang benar, penulis megkaji tingkat
keterampilan klien melalui pre test. Mengajarkan ibu pengetahuan
pemberian ASI yang misalnya, menigkatkan frekuensi pemberian ASI di
minggu pertama kehidupan bayi, pola eliminasi bayi, kontraksi uterus
selama menyusui. Memberi bantuan pemberian ASI: dorong ibu untuk
membiarkan bayi menyusui selama yang diinginkan, informasikan bahwa
ibu dapat memompa payudara untuk mempertahankan laktasi.
Hasil subjektif: klien mengatakan bahwa ia akan memberikan ASI
sesuai kebutuhan bayi, dan dalam rentang waktu 2 jam sekali ia
membangunkan bayinya bila belum menyusui. Klien mengatakan bahwa ia
jadi lebih memahami mengenai teknik pemberian ASI setelah pemberian
ASI dengan frekuensi sesering mungkin, klien mengatakan pola elimasi
bayinya memang tidak ada masalah sudah sesuai dengan yang
diinformasikan, dan klien mengatakan ia mengetahui bahwa pemberian
ASI lebih utama dan lebih banyak manfaatnya ketimbang pemberian susu
formula.
Objektif: klien tampak membangunkan bayinya sudah waktunya untuk
menyusui. Menurut observasi yang dilakukan menggunakan daftar ceklis
observasi keterampilan klien mendapat skor 17 dari 17 items. Klien tampak
mencoba memberikan ASI pada bayinya, pola eliminasi bayi tampak
normal BAB 2-3 kali sehari, BAK sekitar lebih dari 5 kali. Klien tampak
menyusui bayinya sampai bayi sudah tidak ingin lagi menyusui.