Anda di halaman 1dari 7

BioLink, Vol.

2 (2) Januari 2016 p-ISSN: 2356-458x e-ISSN:2597-5269

BioLink
Jurnal Biologi Lingkungan, Industri, Kesehatan

Available online http://ojs.uma.ac.id/index.php/biolink

HUBUNGAN KATARAK SENILIS DENGAN KADAR GULA DARAH PADA


PENDERITA DIABETES MELLITUS DI MEDAN
Relations with Senile Cataract Blood Sugar Levels in Patients
Diabetes Mellitus in Medan

Khairani1), Meida Nugrahalia2), Sartini3)


1&3)Fakultas Biologi, Universitas Medan Area, Indonesia
2)Prodi Biologi, FMIPA Universitas Negeri Medan Indonesia

*Corresponding author: E-mail: 60stnurcahya@gmail.com


Abstrak
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui adakah hubungan antara katarak senilis dengan kadar gula
darah pada penderita diabetes mellitus yang memeriksakan diri di BKIM (Balai Kesehatan Indera
Masyarakat) Medan. Penelitian dilakukan melalui dua tahap, (I) pengambilan sampel darah, dan
pemeriksaan kadar glukosa darah dan (II) analisis data. Pengambilan darah pasien adalah darah
sewaktu-waktu dari ujung jari pasien. Katarak sebagai parameter x dan y kadar gula darah. Hasil
perhitungan korelasi di dapat r=0.46, menujukkan hubungan yang kurang erat tetapi hasil persentase
menunjukkan peningkatan persentase baik katarak dengan kadar gula darah maupun usia dengan
katarak. Dari penelitian terhadap 60 orang pasien usia 45-65 tahun yang menderita katarak terdapat
hubungan yang rendah antara katarak dengan kadar gula darah.
.
Kata Kunci: Katarak Senilis, Kadar Gula Darah, Korelasi, Diabetes Mellitus

Abstract
The purpose of this research was to determine whether there is a relationship of senile cataract with blood
sugar levels for people with diabetes who checked in BKIM (Balai Kesehatan Indera Masyarakat) Medan.
Research was done through two stages, blood sampling and examination of blood glucose levels and data
analysis. The patient's blood is taken at any time from the patient's fingertip. Data were analyzed calculated
the correlation relationship where the cataract as the parameters x and y are the blood sugar levels.
Correlation calculation results indicate the number r = 0:46, which means there is less close relationship
between cataracts and blood sugar levels but percentages show increased in the percent of patients with both
cataracts relation to blood sugar levels as well as cataracts with age. From a study of 60 patients aged 45-65
years who suffer from cataracts are less significant association between cataract with blood sugar levels.

Keywords: Senile Cataract, Blood Sugar Level, Relationships, Diabetes

How to Cite: Khairani, Meida N, Sartini. (2016), Hubungan Katarak Senilis dengan Kadar Gula Darah
pada Penderita Diabetes Mellitus di Medan, BioLink, Vol. 2 (2), Hal: 110-116

110
BioLink, Vol. 2 (2) Januari 2016: 110-116

PENDAHULUAN mengalami penurunan perfusi jaringan.


Diabetes mellitus adalah suatu Gangguan sirkulasi darah yang
penyakit gangguan metabolisme yang disebabkan oleh penumpukan glukosa di
disebabkan menurunnya hormon insulin dalam darah membuat metabolisme
yang diproduksi oleh pankreas. tubuh tidak seimbang sehingga
Penurunan hormon ini mengakibatkan menimbulkan komplikasi jangka panjang
glukosa di dalam darah tidak dapat yang serius, diantaranya menyebabkan
disimpan secara sempurna, sehingga kerusakan pembuluh darah pada mata
kadar glukosa darah di dalam tubuh akan (Junaidi, 2009). Menurut Soegondo
meningkat. Gula yang meliputi (2004) menyatakan bahwa penderita
polisakarida, oligosakarida, disakarida diabetes mellitus dapat mengalami
dan monosakarida merupakan sumber gangguan penglihatan, dan kemungkinan
tenaga yang menunjang keseluruhan terjadinya katarak dengan terlihatnya
aktivitas manusia. Seluruh gula ini akan kekeruhan garis akibat kapsul lensa
diproses menjadi tenaga oleh hormon berkerut (Ilyas, 2012).
insulin. (Soegondo, 2004). Diabetes Kekeruhan lensa pada penderita
mellitus merupakan penyakit yang saat katarak dapat mengenai kedua mata dan
ini hampir merambah keseluruh dunia, berjalan progresif. Kemungkinan lain,
tidak hanya di negara maju tetapi juga di kekeruhan tidak mengalami perubahan
negara berkembang, hal ini umumnya dalam waktu lama. Katarak juga dapat
disebabkan karena berubahnya gaya ditimbulkan karena kelainan metabolik
hidup masyarakat yang dahulunya atau sistemik misalnya diabetes mellitus.
beraktivitas tinggi namun sekarang Penyakit diabetes mellitus dapat
cenderung santai dan selalu mengakibatkan timbulnya kekeruhan
mengkonsumsi makanan yang berkalori lensa yang akan menimbulkan katarak
tinggi, manis, serta mengandung lemak. komplikata (Ilyas, 1997).
Ini merupakan faktor meningkatnya Lensa yang biasanya jernih bening
glukosa darah dalam tubuh (Tandra, dan transparan menjadi keruh sehingga
2008). menghambat masuknya sinar. Katarak
Peningkatan glukosa darah dalam biasa terjadi pada usia lanjut. Namun,
tubuh merangsang pankreas untuk pada diabetes, katarak bisa terjadi pada
menghasilkan insulin yang cukup di usia muda dan dapat menjadi semakin
dalam tubuh dan membuat kerja insulin parah, jadi timbulnya katarak tergantung
meningkat. Kondisi glukosa yang terus pada usia, lamanya diabetes, dan
meninggi, sedangkan pankreas tidak bagaimana pasien mengontrol kadar
mampu menghasilkan insulin secara glukosa darah. Pengobatan katarak pada
memadai membuat penumpukan penderita diabetes tidak berbeda dengan
glukosa dalam darah dan mengganggu pasien yang tidak mengidap diabetes.
sirkulasi darah dalam pembuluh darah Kaca mata kadang bisa berguna,
serta memperlambat penyembuhan luka pembedahan untuk mengganti lensa
disebabkan dinding pembuluh darah atau cangkok lensa merupakan terapi
mengalami penebalan, membuat struktur pilihan untuk dapat memperbaiki
dalam membran dasar pembuluh darah penglihatan pada 90-95 persen kasus
katarak (Tandra, 2008).
111
Khairani, dkk, Hubungan Katarak Senilis dengan Kadar Gula Darah pada Penderita Diabetes
Katarak merupakan penyakit Penelitian dilakukan pada bulan
mata yang dikenal masyarakat pada saat Maret-Juni 2013 di Balai Kesehatan
ini, umumnya katarak menyerang pada Indera Masyarakat Medan. Bahan yang
lansia sehingga katarak disebut juga digunakan dalam penelitian adalah darah
penyakit lansia (Ilyas, 1997). pasien sewaktu-waktu, kapas dan
Berdasarkan usia, katarak dibagi alkohol 70 %. Alat yang digunakan antara
menjadi tiga yaitu katarak kongenital, lain On Call Plus ( Blood Glucose Test
katarak juvenil dan katarak senilis. Strip) dan alat penusuk jari (Lanset)
Katarak kongenital merupakan katarak Metode yang digunakan dalam
yang sudah terlihat sejak anak- anak penelitian ini adalah metode deskriptif
maupun dari bayi yang baru dilahirkan. yang langsung mengambil data pasien
Katarak kongenital dapat menyebabkan katarak yang memeriksakan diri di Balai
kebutaan pada bayi atau anak-anak, Kesehatan Indera Masyarakat Medan,
biasanya disebabkan oleh virus rubella dan menganalisa adanya hubungan
yang menginfeksi bayi sejak di dalam katarak senilis dengan kadar glukosa
kandungan melalui plasenta. Katarak darah pada penderita diabetes mellitus
juvenil adalah katarak yang terbentuk di Balai Kesehatan Indera Masyarakat.
pada anak berusia kurang dari sembilan Dengan populasi seluruh pasien diabetes
tahun dan di atas tiga bulan. Katarak mellitus yang menderita katarak yang
juvenil yang merupakan kelanjutan memeriksakan diri, sedangkan sampel
katarak kongenital (Ilyas, 2012). yang diambil sebanyak 60 orang pasien,
Sedangkan katarak senilis adalah katarak yang berasal dari pengelompokan usia
yang terjadi pada usia lanjut dengan yang dimulai 45-65 tahun.
batasan usia di atas 45 tahun. Prosedur kerja dalam penelitian ini
Banyaknya pasien katarak yang ada dua tahap yaitu (I) pengambilan
datang memeriksakan diri ke BKIM sampel darah, dan pemeriksaan kadar
(Balai Kesehatan Indera Masyarakat) glukosa darah dan (II) analisis data.
umumnya lansia. Adapun peningkatan Tahap I. Pengambilan sampel darah
pasien katarak yang memeriksakan diri dan pemeriksaan kadar glukosa darah.
di BKIM (Balai Kesehatan Indera Darah pasien yang akan diambil yaitu
Masyarakat) Medan dari tahun 2008 darah pasien sewaktu-waktu.
berjumlah 988 dan tahun 2012 adalah Pengambilan sampel darah dengan cara
1613 orang sebahagian penderita ujung jari pasien disterilisasi dengan
katarak yang memeriksakan diri ke BKIM alkohol 70 %, kemudian jari yang sudah
(Balai Kesehatan Indera Masyarakat) steril ditusuk dengan lanset dan darah
Medan adalah pengidap penyakit yang keluar diteteskan pada ujung stik
diabetes mellitus. Oleh karena itu perlu On Call Plus yang kemudian dibaca pada
dilakukan penelitian apakah katarak alat On Call Plus untuk melihat kadar
tersebut ada kaitannya dengan penyakit gula darah pasien.
diabetes mellitus. Tahap II. analisa data dilakukan
untuk mengetahui hubungan parameter
x dengan y dengan suatu pendekatan,
yaitu analisa kolerasi dengan
METODE PENELITIAN mengunakan program excel. Dimana

112
BioLink, Vol. 2 (2) Januari 2016: 110-116

yang menjadi parameter x adalah Di mana:


penderita katarak dan parameter y yaitu r = Korelasi
kadar gula darah pasien. Disamping itu n = Jumlah data
data dari hasil penelitian ditampilkan χi = Variabel penderita katarak ,
dalam bentuk tabel. Korelasi yang yi = Variabel Kadar gula darah
didapat dari hasil pengamatan yaitu
hubungan parameter x dan y dengan HASIL DAN PEMBAHASAN
rumus persamaannya sebagai berikut Berdasarkan hasil pengumpulan
(Arikunto, 2006). data rekam medik yang dilakukan di
N∑ χᵢ yᵢ ─ (∑ χᵢ) (∑yᵢ) Balai Kesehatan Indera Masyarakat
Medan dari Maret - Juni 2013, maka
r = didapat hasil yang tersaji pada Tabel 1
berikut.
N∑ χᵢ 2 ─ (∑ χᵢ) 2 N∑ yᵢ 2 ─ (∑ yᵢ) 2

Tabel 1. Data hasil pemeriksaan Stadium katarak dan Kadar Gula Darah
Usia Stadium Jlh
KGD Jlh pasien % %
(Tahun) katarak sinilis Pasien
≤ 100 2 3,33 insipien 1 1,67
45-55 100≤ KGD≤199 4 6,67 imatur 6 10,00
≥ 200 1 1,67 matur
Hipermatur
≤ 100 10 16,67 insipien 11 18,33
56-65 100≤ KGD≤199 29 48,33 imatur 26 43,33
≥ 200 14 23,33 matur 10 16,67
Hipermatur 6 10,00
Total 60 100,00 60 100,00

Tabel 1 di atas menunjukkan tahun. Faktor utama penyebabkan


distribusi hasil pemeriksaan stadium terjadinya katarak selain kadar gula
katarak dan kadar gula darah di Balai darah adalah usia, jenis kelamin,
Kesehatan Indera Masyarakat. Pada pendidikan rendah, pendapatan rendah,
Tabel 2 terlihat pasien terbanyak pada kebiasaan merokok, pekerjaan diluar
stadium katarak imatur yaitu sebanyak gedung, pola konsumsi protein hewani
10% dari kelompok usia 45-55 tahun dan dan nabati (Pujiyanto, 2003). Usia lanjut
43,33% dari kelompok usia 56-65 tahun. dengan kondisi tubuh yang mulai
Terbanyak kedua pada stadium katarak menurun juga memungkinkan timbulnya
insipien dari kelompok usia 45-55 tahun katarak, seperti pada hasil penelitian
sebanyak 1,67%. dan dari kelompok 56- yang dilakukan terhadap persentase usia
65 tahun sebanyak 18,33%. Terbanyak dengan terjadinya katarak.
ketiga pada stadium matur yaitu Pada Tabel 1 juga menunjukkan
16,67% dari kelompok usia 56-65 tanun, stadium katarak dengan persentasi
serta terbanyak keempat pada stadium tertinggi adalah stadium imatur pada
hipermatur sebanyak 10%, yang hanya usia 55-65 tahun dengan kadar gula
terdapat pada kelompok usia 56-65 darah antara 100 sampai dengan 199
113
Khairani, dkk, Hubungan Katarak Senilis dengan Kadar Gula Darah pada Penderita Diabetes

sebanyak 26 pasien. Sedangkan pada hanya berjumlah 14 dari 60 orang pasien


kelompok usia 45 s/d 55 tahun sebanyak dikategorikan normal. Pada penelitian ini
6 pasien. Persentase stadium katarak umumnya pasien penderita katarak yang
terbanyak kedua adalah stadium insipien memeriksakan diri di Balai Kesehatan
pada kelompok usia dari 55-65 tahun Indera Masyarakat (BKIM) Medan
dengan kadar gula darah 100 s/d 199 memiliki kadar gula darah yang dapat
sebanyak 11 pasien. Penelitian ini digolongkan normal. Namun pada hasil
menunjukkan bahwa usia mempengaruhi penelitian ini usia menunjukkan adanya
terjadinya katarak , terlihat semakin peningkatan stadium katarak
tinggi stadium katarak pada usia 45-55 berdasarkan nilai persentase,
tidak lagi didapat melainkan pada usia perhitungan korelasi baik usia dengan
55-65 tahun tetap ada penderita katarak. katarak maupun KGD dengan katarak,
Terbukti pada penelitian sebelumnya kesemuanya tidak menunjukkan
oleh Leske dkk (2002) dalam Soehardjo hubungan yang begitu erat.
(2004) menunjukkan kelompok usia 50- Berdasarkan perhitungan korelasi
59 tahun beresiko 11 kali dibanding antara usia dengan katarak menunjukkan
kelompok usia 40-49 tahun, dimana hubungan yang kurang erat yaitu dengan
kelompok usia 40-49 tahun mempunyai nilai r= 0,46. Persentase peningkatan
prevalensi sebesar 2,5%, meningkat kadar gula darah terhadap timbulnya
menjadi 25% pada kelompok umur 65- katarak dalam penelitian yang dilakukan
69 tahun. Berbeda dengan penelitian ini sebesar R= 22,1 %. Hubungan yang
Pujiyanto (2003) dalam penelitiannya kurang erat berdasarkan perhitungan
menerangkan bahwa usia terhadap korelasi menunujkan kadar gula darah
terjadinya katarak senilis dimulai pada tidak mempangaruhi terjadinya katarak
usia ≥ 66 tahun sampai dengan 70 tahun. begitu juga dengan hubungan usia dan
Sedangkan pada penelitian ini yang katarak. Namun dalam penelitian ini
dilakukan pada usia dibawah 65 tahun persentasi katarak tertinggi pada usai
sehingga pada penelitian ini tidak 56-65 tahun. Tidak Seperti pada
menunjukkan hasil yang lebih signifikan. penelitian sebelumnya, menurut Nathan
Tidak semua sampel pada dan Delahanty (2009) diabetes dapat
penelitian ini adalah penderita diabetes mengakibatkan komplikasi pada mata.
mellitus, sampel yang digunakan dalam Komplikasi pada kerusakan mata
penelitian ini berjumlah 60 dari total memunculkan gangguan peredaran
pasien yang datang, dimana pasien yang darah dan bahkan perdarahan di mata,
diambil datanya adalah pasien baru yang sehingga terjadi gangguan penglihatan
memeriksakan diri, bukan pasien yang sampai kebutaan. Begitu juga dengan
melakukan kontrol pada setiap bulanya. Ilyas (1997) yang menerangkan bahwa
Pada Tabel 1 menunjukkan bahwa katarak dapat disebabkan karena
kadar gula darah tertinggi pada usia 56 kelainan metabolik atau sistemik
s/d 65 tahun berjumlah 29 pasien diantaranya diabetes mellitus.
dengan range antara 100 s/d 199 Penelitian ini sejalan dengan
sedangkan pasien dengan kadar gula penelitian Martadwi (2008)
darah di atas atau sama dengan 200 menunjukkan bahwa sebagian besar

114
BioLink, Vol. 2 (2) Januari 2016: 110-116

pasien diabetes mellitus tipe 2 yang beresiko dibandingkan yang


mempunyai kadar gula darah tergolong mengkomsumsi setiap hari dan
buruk (66,4%) banyak yang tidak diperparah dengan aktivitas di luar
mengalami katarak (33,6%) terbukti ruangan terkena sinar matahari
dalam penelitiannya berdasarkan hasil langsung. Hasil penelitian ilmu dasar
pengujian dengan Regresi (r= 0,177) seperti biokimia, fotokimia dan histologi
menunjukkan bahwa kadar gula darah sangat menunjang konsep bahwa radiasi
dengan kejadian katarak pada pasien sinar ultra violet dapat mempercepat
diabetes mellitus tipe 2 mempunyai proses terjadinya katarak. Sinar ultra
hubungan yang kurang signifikan. violet akan diserap oleh protein lensa
Perhitungan korelasi antara usia dengan mata terutama asam amino aromatik,
katarak pada penelitian ini tidak yaitu triptofan, fenil-alanin dan tirosin
menunjukkan adanya hubungan yang sehingga menimbulkan reaksi fotokimia
erat, begitu juga dengan hubungan dan menghasilkan frakmen molekul yang
diabetes mellitus dengan katarak tidak disebut radikal bebas. Selanjutnya
menunjukan hubungan yang erat, radikal bebas ini menimbulkan reaksi
namun persentasi kejadian katarak patologi. Reaksi ini akan memganggu
tertinggi pada usia 56-65 tahun. struktur protein lensa sehingga terjadi
Kejadian katarak dikarenakan faktor – kekeruhan pada lensa mata yang disebut
faktor lingkungan dan pola hidup katarak (Pujiyanto, 2003 ).
berdasarkan pendidikan. Hal ini sejalan
dengan penelitian Pujiyanto (2004) SIMPULAN
yang menerangkan kejadian katarak Berdasarkan hasil penelitian dapat
senilis terjadi karena faktor usia, pola disimpulkan bahwa hasil perhitungan
komsumsi kurang protein yang hanya 2- korelasi yang rendah antara katarak
3 kali semingu ditambah pekerjaan dengan kadar gula darah, yaitu dengan
diluar gedung yang terkena sinar nilai r = 0,46 dan kontribusi Diabetes
matahari langsung. Mellitus terhadap katarak R= 22,1%.
Hasil penelitian juga sejalan dengan
penelitian Farida dkk (2005) yang DAFTAR PUSTAKA
membuktikan umur sebagai faktor resiko Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian. Rineka
buta katarak pada masyarakat pantai di Cipta. Jakarta
Farida,S, Dewi, A dan Maulana, R. Survei
Jawa Barat. Sedangkan pola komsumsi Kebutaan Dan Mordibitas Mata di Jawa
protein 2-3 kali seminggu dan pekerjaan barat 2005. Bagian Ilmu Kesehatan Mata
diluar gedung, merupakan faktor Fakultas Kedokteran UNPAD/Rumah
Sakit Mata Cicendo.
pendukung lain kenapa diabetes tidak Ilyas, S. 2012. Ilmu Penyakit Mata . Balai Penerbit
ada hubungan. Dalam penelitian FKUI. Jakarta. Hal 203-216.
Pujiyanto (2003) menerangkan pola Ilyas,S.1997.Katarak (Lensa Mata Keruh). Balai
Penerbit FKUI. Jakarta.Hal 1-11.
komsumsi protein 2-3 kali seminggu Junaidi, I. 2009. Kencing Manis Pengenalan,
berfengaruh terhadap kejadian katarak Pencegahan dan Pengobatan. PT Bhuana
senilis. Resiko terjadinya katarak senilis Ilmu Populer Kelompok Gramedia.
Jakarta. Hal 15-35
pada subyek yang tidak mengkomsumsi Martadwi. W. 2008. Pengaruh Tingginya Kadar
potein setiap hari sebesar 7 (tujuh) kali Gula Darah Terhadap Kejadian Katarak

115
Khairani, dkk, Hubungan Katarak Senilis dengan Kadar Gula Darah pada Penderita Diabetes

pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 Di RSUD. Jombang.: Priode 1 Januari-


Rumah Sakit Umum Daerah Jombang. 31Desember.

116

Anda mungkin juga menyukai