Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PENDAHULUAN

DENGAN DIAGNOSA CA MAMMAE

RSUP Dr.SARDJITO BANGSAL BOUGENVILE 3

Disusun untuk Memenuhi Pelaksanaan Ujian Karya Tulis Ilmiah (KTI)


KMB

Disusun Oleh :

Erdhyan Ahmad P
2620152778
3D

AKADEMI KEPERAWATAN NOTOKUSUMO

YOGYAKARTA

2017
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Pendahuluan dengan Ca Mammae di Bangsal Bougenvile 3 RSUP


Dr.Sardjito ini dibuat untuk memenuhi tugas Ujian Karya Tulis Ilmiah (KTI)
KMB , semester VI. Telah disahkan pada :

Hari :

Tanggal :

Tempat : RSUP Dr.SARDJTIO

Klaten, Juli 2017

CI Lahan Pembimbing Akademik

( ) ( )

Mahasiswa

(Erdhyan Ahmad P)
BAB II

KONSEP DASAR
A. DEFINISI
Ca mammae merupakan tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan
payudara. Kanker bisa tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan
lemak, maupun jaringan ikat pada payudara (Wijaya, 2005). Ca mammae
adalah suatu penyakit pertumbuhan sel, akibat adanya onkogen yang
menyebabkan sel normal menjadi sel kanker pada jaringan payudara
(Karsono, 2006).

Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang
terus tumbuh berupa ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk
benjolan di payudara. Jika benjolan kanker tidak terkontrol, sel-sel kanker
bias bermestastase pada bagian-bagian tubuh lain. Metastase bias terjadi pada
kelenjar getah bening ketiak ataupun diatas tulang belikat. Seain itu sel-sel
kanker bias bersarang di tulang, paru-paru, hati, kulit, dan bawah kulit (Erik
T, 2005).

Ca mammae (carcinoma mammae) adalah keganasan yang berasal dari sel


kelenjar, saluran kelenjar dan jaringan penunjang payudara, tidak termasuk
kulit payudara. Ca mammae adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam
jaringan payudara. Kanker bisa mulai tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran
susu, jaringan lemak maupun jaringan ikat pada payudara. (Medicastore,
2011).

B. ETIOLOGI
Etiologi kanker payudara tidak diketahui dengan pasti. Namun beberapa faktor
resiko pada pasien diduga berhubungan dengan kejadian kanker payudara
(Erik,2005) yaitu :

1. Tinggi melebihi 170 cm


Wanita yang tingginya 170 cm mempunyai resiko terkena kanker payudara
karena pertumbuhan lebih cepat saat usia anak dan remaja membuat adanya
perubahan struktur genetik (DNA) pada sel tubuh yang diantaranya berubah
ke arah sel ganas.

2. Usia

Usia dibawah 20 tahun jarang dijumpai kanker payudara, angka kejadiannya


meningkat sejalan dengan bertambahnya usia

3. Wanita yang belum mempunyai anak

Wanita yang belum mempunyai anak lebih lama terpapar dengan hormone
estrogen relatif lebih lama dibandingkan wanita yang sudah punya anak.

4. Ibu yang menyusui

Ibu yang menyusui dapat mengurangi bahaya terkena kanker payudara karena
semakin lama ibu menyusui anaknya semakin kecil terkena kanker
payudara,saat menyusui terdapat perubahan hormonal salah satunya yaitu
penurunan esterogen.

5. Kelamin

Kelamin laki-laki hanya 1 % angka kejadian kanker payudara.

6. Faktor genetic

Faktor genetik kemungkinan untuk menderita kanker payudara 2– 3 x lebih


besarpada wanita yang ibunya atau saudara kandungnya menderita kanker
payudara.Dan secara umum juga riwayat keluarga sangat berperan dalam
terjadinya kanker payudara

C. PATOFISIOLOGI
Sel-sel kanker dibentuk dari sel-sel normal dalam suatu proses rumit yang
disebut transformasi, yang terdiri dari tahap inisiasi dan promosi:
1. Fase Inisiasi
Pada tahap inisiasi terjadi suatu perubahan dalam bahan genetik sel yang
memancing sel menjadi ganas. Perubahan dalam bahan genetik sel ini
disebabkan oleh suatu agen yang disebut karsinogen, yang bisa berupa
bahan kimia, virus, radiasi (penyinaran) atau sinar matahari. tetapi tidak
semua sel memiliki kepekaan yang sama terhadap suatu karsinogen.
kelainan genetik dalam sel atau bahan lainnya yang disebut promotor,
menyebabkan sel lebih rentan terhadap suatu karsinogen. bahkan
gangguan fisik menahunpun bisa membuat sel menjadi lebih peka untuk
mengalami suatu keganasan.
2. Fase Promosi
Pada tahap promosi, suatu sel yang telah mengalami inisiasi akan berubah
menjadi ganas. Sel yang belum melewati tahap inisiasi tidak akan
terpengaruh oleh promosi. karena itu diperlukan beberapa faktor untuk
terjadinya keganasan (gabungan dari sel yang peka dan suatu karsinogen).

Penyebab pasti belum diketahui, namun ada beberapa teori yang menjelaskan
bagaimana terjadinya keganasan pada mammae, yaitu:
1. Mekanisme hormonal
Dimana perubahan keseimbangan hormone estrogen dan progesterone
yang dihasilkan oleh ovarium mempengaruhi factor pertumbuhan sel
mammae (Smeltzer & Bare, 2002). Dimana salah satu fungsi estrogen
adalah merangasang pertumbuhan sel mammae.
2. Pengangkatan ovarium
Suatu penelitian menyatakan bahwa wanita yang diangkat ovariumnya
pada usia muda lebih jarang ditemukan menderita karcinoma mammae,
tetapi hal itu tidak membuktikan bahwa hormone estrogenlah yang,
menyebabkan kanker mammae pada manusia. Namun menarche dini dan
menopause lambat ternyata disertai peningkatan resiko Kanker mammae
dan resiko kanker mammae lebih tinggi pada wanita yang melahirkan
anak pertama pada usia lebih dari 30 tahun.
3. Virus
Invasi virus yang diduga ada pada air susu ibu menyebabkan adanya
massa abnormal pada sel yang sedang mengalami proliferasi.
4. Genetik
Kanker mammae yang bersifat herediter dapat terjadi karena adanya
“linkage genetic” autosomal dominan.Defisiensi imun
5. Defisiensi imun
Defesiensi imun terutama limfosit T menyebabkan penurunan produksi
interferon yang berfungsi untuk menghambat terjadinya proliferasi sel dan
jaringan kanker dan meningkatkan aktivitas antitumor. Gangguan
proliferasi tersebut akan menyebabkan timbulnya sel kanker pada jaringa
epithelial dan paling sering pada system duktal. Mula-mula terjadi
hyperplasia sel dengan perkembangan sel atipikal.

Sel ini akan berlanjut menjadi karsinoma in situ dan menginvasi stroma.
Kanker butuh waktu 7 tahun untuk dapat tumbuh dari sebuah sel tunggal
menjadi massa yang cukup besar untuk bias diraba. Invasi sel kanker yang
mengenai jaringan yang peka terhadap sensasi nyeri akan menimbulkan
rasa nyeri, seperti periosteum dan pelksus saraf. Benjolan yang tumbuh
dapat pecah dan terjadi ulserasi pada kanker lanjut.

Pertumbuhan sel terjadi irregular dan bisa menyebar melalui saluran limfe
dan melalui aliran darah. Dari saluran limfe akan sampai di kelenjer limfe
menyebabkan terjadinya pembesaran kelenjer limfe regional. Disamping itu
juga bisa menyebabkan edema limfatik dan kulit bercawak (peau d’ orange).
Penyebaran yang terjadi secara hematogen akan menyebabkan timbulnya
metastasis pada jaringan paru, pleura, otak tulang (terutama tulang
tengkorak, vertebredan panggul). Pada tahap terminal lanjut penderita
umumnya menderita kehilangan progersif lemak tubuh dan badannya menjadi
kurus disertai kelemahan yang sangat, anoreksia dan anemia. Simdrom yang
melemahkan ini dinyatakan sebagai kakeksi kanker.
D. PATHWAY

E. MANIFESTASI
Gejala umum Ca mamae adalah :
1. Teraba adanya massa atau benjolan pada payudara
2. Payudara tidak simetris/mengalami perubahan bentuk dan ukuran karena
mulai timbul pembengkakan
3. Ada perubahan kulit : penebalan, cekungan, kulit pucat disekitar puting
susu, mengkerut seperti kulit jeruk purut dan adanya ulkus pada payudara
4. Ada perubahan suhu pada kulit : hangat, kemerahan , panas
5. Ada cairan yang keluar dari puting susu
6. Ada perubahan pada puting susu : gatal, ada rasa seperti terbakar, erosi
dan terjadi retraksi
7. Ada rasa sakit
8. Penyebaran ke tulang sehingga tulang menjadi rapuh dan kadar kalsium
darah meningkat
9. Ada pembengkakan didaerah lengan
10. Adanya rasa nyeri atau sakit pada payudara.
11. Semakin lama benjolan yang tumbuh semakin besar.
12. Mulai timbul luka pada payudara dan lama tidak sembuh meskipun sudah
diobati, serta puting susu seperti koreng atau eksim dan tertarik ke dalam.
13. Kulit payudara menjadi berkerut seperti kulit jeruk (Peau d' Orange).
14. Benjolan menyerupai bunga kobis dan mudah berdarah.
15. Metastase (menyebar) ke kelenjar getah bening sekitar dan alat tubuh lain

F. KLASIFIKASI
Kanker payudara mempunyai 4 stadium, yaitu:
1. Stadium I
Tumor yang berdiameter kurang 2 cm tanpa keterlibatan limfonodus (LN)
dan tanpa penyebaran jauh. Tumor terbatas pada payudara dan tidak
terfiksasi pada kulit dan otot pektoralis.
2. Stadium Iia
Tumor yang berdiameter kurang 2 cm dengan keterlibatan limfonodus
(LN) dan tanpa penyebaran jauh atau tumor yang berdiameter kurang 5
cm tanpa keterlibatan limfonodus (LN) dan tanpa penyebaran jauh.

3. Stadium Iib
Tumor yang berdiameter kurang 5 cm dengan keterlibatan limfonodus
(LN) dan tanpa penyebaran jauh atau tumor yang berdiameter lebih 5 cm
tanpa keterlibatan limfonodus (LN) dan tanpa penyebaran jauh.

4. Stadium IIIa
Tumor yang berdiameter lebih 5 cm dengan keterlibatan limfonodus (LN)
tanpa penyebaran jauh.
5. Stadium IIIb
Tumor yang berdiameter lebih 5 cm dengan keterlibatan limfonodus (LN)
dan terdapat penyebaran jauh berupa metastasis ke supraklavikula dengan
keterlibatan limfonodus (LN) supraklavikula atau metastasis ke
infraklavikula atau menginfiltrasi/menyebar ke kulit atau dinding toraks
atau tumor dengan edema pada tangan.

Tumor telah menyebar ke dinding dada atau menyebabkan pembengkakan


bisa juga luka bernanah di payudara. Didiagnosis sebagai Inflamatory
Breast Cancer. Bisa sudah atau bisa juga belum menyebar ke pembuluh
getah bening di ketiak dan lengan atas, tapi tidak menyebar ke bagian lain
dari organ tubuh
6. Stadium IIIc
Ukuran tumor bisa berapa saja dan terdapat metastasis kelenjar limfe
infraklavikular ipsilateral, atau bukti klinis menunjukkan terdapat
metastasis kelenjar limfe mammaria interna dan metastase kelenjar limfe
aksilar, atau metastasis kelenjar limfe supraklavikular ipsilateral

7. Stadium IV
Tumor yang mengalami metastasis jauh, yaitu : tulang, paru-paru, liver
atau tulang rusuk.

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan labortorium meliputi: Morfologi sel darah, LED, Test fal
marker (CEA) dalam serum/plasma, Pemeriksaan sitologis
2. Test diagnostik lain:
a. Non invasive: Mamografi, Ro thorak, USG, MRI, PET
b. Invasif : Biopsi, Aspirasi biopsy (FNAB), True cut / Care
biopsy, Incisi biopsy, Eksisi biopsy
3. Pemeriksaan penunjang lain dapat dilakukan dengan :
a. Pemeriksaan payudara sendiri
b. Pemeriksaan payudara secara klinis
4. Pemeriksaan manografi
5. Biopsi aspirasi
6. True cut
7. Biopsi terbuka
8. USG Payudara, pemeriksaan darah lengkap, X-ray dada, therapy medis,
pembedahan, terapi radiasi dan kemoterapi.

H. KOMPLIKASI
Metastase ke jaringan sekitar melalui saluran limfe (limfogen) ke paru,pleura,
tulang dan hati. Selain itu Komplikasi Ca Mammae yaitu:
1. Metastase ke jaringan sekitar melalui saluran limfe dan pembuluh darah
kapiler penyebaran limfogen dan hematogen, penyebara hematogen dan
limfogen dapat mengenai hati, paru, tulang, sum-sum tulang, otak, syaraf.
2. Gangguan neuro varkuler
3. Faktor patologi
4. Fibrosis payudara
5. Kematian

I. PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Pembedahan
a. Mastectomy radikal yang dimodifikasi
Pengangkatan payudara sepanjang nodu limfe axila sampai otot
pectoralis mayor. Lapisan otot pectoralis mayor tidak diangkat namun
otot pectoralis minor bisa jadi diangkat atau tidak diangkat.
b. Mastectomy total
Semua jaringan payudara termasuk puting dan areola dan lapisan otot
pectoralis mayor diangkat. Nodus axila tidak disayat dan lapisan otot
dinding dada tidak diangkat.
c. Lumpectomy/tumor
Pengangkatan tumor dimana lapisan mayor dri payudara tidak turut
diangkat. Exsisi dilakukan dengan sedikitnya 3 cm jaringan payudara
normal yang berada di sekitar tumor tersebut.
d. Wide excision/mastektomy parsial.
Exisisi tumor dengan 12 tepi dari jaringan payudara normal.
e. Ouadranectomy.
Pengangkatan dan payudara dengan kulit yang ada dan lapisan otot
pectoralis mayor.
2. Radiotherapy
Biasanya merupakan kombinasi dari terapi lainnya tapi tidak jarang pula
merupakan therapi tunggal. Adapun efek samping: kerusakan kulit di
sekitarnya, kelelahan, nyeri karena inflamasi pada nervus atau otot
pectoralis, radang tenggorokan.
3. Chemotherapy
Pemberian obat-obatan anti kanker yang sudah menyebar dalam aliran
darah. Efek samping: lelah, mual, muntah, hilang nafsu makan,
kerontokan membuat, mudah terserang penyakit.
4. Manipulasi hormonal.
Biasanya dengan obat golongan tamoxifen untuk kanker yang sudah
bermetastase. Dapat juga dengan dilakukan bilateral oophorectomy. Dapat
juga digabung dengan therapi endokrin lainnya.\

J. PENGKAJIAN FOKUS
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
Biasanya klien masuk ke rumah sakit karena merasakan adanya benjolan
yang menekan payudara, adanya ulkus, kulit berwarna merah dan
mengeras, bengkak dan nyeri.
2. Riwayat Kesehatan Dahulu
Adanya riwayat ca mammae sebelumnya atau ada kelainan pada
mammae, kebiasaan makan tinggi lemak, pernah mengalami sakit pada
bagian dada sehingga pernah mendapatkan penyinaran pada bagian dada,
ataupun mengidap penyakit kanker lainnya, seperti kanker ovarium atau
kanker serviks.
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Adanya keluarga yang mengalami ca mammae berpengaruh pada
kemungkinan klien mengalami ca mammae atau pun keluarga klien
pernah mengidap penyakit kanker lainnya, seperti kanker ovarium atau
kanker serviks.
4. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala : normal, kepala tegak lurus, tulang kepala umumnya bulat
dengan tonjolan frontal di bagian anterior dan oksipital dibagian
posterior.
b. Rambut : biasanya tersebar merata, tidak terlalu kering, tidak terlalu
berminyak.
c. Mata : biasanya tidak ada gangguan bentuk dan fungsi mata. Mata
anemis, tidak ikterik, tidak ada nyeri tekan.
d. Telinga : normalnya bentuk dan posisi simetris. Tidak ada tanda-tanda
infeksi dan tidak ada gangguan fungsi pendengaran.
e. Hidung : bentuk dan fungsi normal, tidak ada infeksi dan nyeri tekan.
f. Mulut : mukosa bibir kering, tidak ada gangguan perasa.
g. Leher : biasanya terjadi pembesaran KGB.
h. Dada : adanya kelainan kulit berupa peau d’orange, dumpling, ulserasi
atau tanda-tanda radang.
i. Hepar : biasanya tidak ada pembesaran hepar.
j. Ekstremitas : biasanya tidak ada gangguan pada ektremitas.

K. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL


1. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan pembedahan,
mis; anoreksia
2. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan proses pembedahan
3. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pengangkatan bedah
jaringan
4. Ansietas berhubungan dengan diagnosa, pengobatan, dan prognosanya .
5. Kurang pengetahuan tentang Kanker mammae berhubungan dengan
kurang pemajanan informasi
6. Gangguan body image berhubungan dengan kehilangan bagian dan fungsi
tubuh
7. Potensial disfungsi seksual berhubungan dengan kehilangan bagian tubuh,
perubahan dalam citra diri
L. INTERVENSI
DIAGNOSA KEP. NOC NIC
Nutrisi kurang dari kebutuhan NOC : NIC :
tubuh berhubungan dengan 1. Nutritional Status : food and Nutrition Management
pembedahan, mis; anoreksia Fluid Intake 1. Kaji adanya alergi makanan
Kriteria Hasil : 2. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan
1. Adanya peningkatan berat badan nutrisi yang dibutuhkan pasien.
sesuai dengan tujuan 3. Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe
2. Berat badan ideal sesuai dengan 4. Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin C
tinggi badan 5. Berikan substansi gula
3. Mampu mengidentifikasi 6. Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat untuk
kebutuhan nutrisi mencegah konstipasi
4. Tidak ada tanda tanda malnutrisi 7. Berikan makanan yang terpilih (sudah dikonsultasikan dengan ahli
5. Tidak terjadi penurunan berat gizi)
badan yang berarti 8. Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan harian.
9. Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
10. Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
11. Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan

Nutrition Monitoring
1. BB pasien dalam batas normal
2. Monitor adanya penurunan berat badan
3. Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang biasa dilakukan
4. Monitor interaksi anak atau orangtua selama makan
5. Monitor lingkungan selama makan
6. Jadwalkan pengobatan dan tindakan tidak selama jam makan
7. Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi
8. Monitor turgor kulit
9. Monitor kekeringan, rambut kusam, dan mudah patah
10. Monitor mual dan muntah
11. Monitor kadar albumin, total protein, Hb, dan kadar Ht
12. Monitor makanan kesukaan
13. Monitor pertumbuhan dan perkembangan
14. Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan konjungtiva
15. Monitor kalori dan intake nuntrisi
16. Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik papila lidah dan cavitas
oral.
17. Catat jika lidah berwarna magenta, scarlet

Gangguan rasa nyaman nyeri NOC : NIC :


berhubungan dengan proses 1. Pain Level, Pain Management
pembedahan 2. Pain control 1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi,
3. Comfort level karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi
Kriteria Hasil : 2. Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
1. Mampu mengontrol nyeri (tahu 3. Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman
penyebab nyeri, mampu nyeri pasien
menggunakan tehnik 4. Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri
nonfarmakologi untuk 5. Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau
mengurangi nyeri, mencari 6. Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain tentang
bantuan) ketidakefektifan kontrol nyeri masa lampau
2. Melaporkan bahwa nyeri 7. Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan
berkurang dengan menggunakan 8. Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu
manajemen nyeri ruangan, pencahayaan dan kebisingan
3. Mampu mengenali nyeri (skala, 9. Kurangi faktor presipitasi nyeri
intensitas, frekuensi dan tanda 10. Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi, non farmakologi
nyeri) dan inter personal)
4. Menyatakan rasa nyaman 11. Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi
setelah nyeri berkurang 12. Ajarkan tentang teknik non farmakologi
5. Tanda vital dalam rentang 13. Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
normal 14. Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
15. Tingkatkan istirahat
16. Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri
tidak berhasil
17. Monitor penerimaan pasien tentang manajemen nyeri

Analgesic Administration
1. Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas, dan derajat nyeri sebelum
pemberian obat
2. Cek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis, dan frekuensi
3. Cek riwayat alergi
4. Pilih analgesik yang diperlukan atau kombinasi dari analgesik ketika
pemberian lebih dari satu
5. Tentukan pilihan analgesik tergantung tipe dan beratnya nyeri
6. Tentukan analgesik pilihan, rute pemberian, dan dosis optimal
7. Pilih rute pemberian secara IV, IM untuk pengobatan nyeri secara
teratur
8. Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesik pertama
kali
9. Berikan analgesik tepat waktu terutama saat nyeri hebat
10. Evaluasi efektivitas analgesik, tanda dan gejala (efek samping)
Kerusakan integritas kulit NOC : Tissue Integrity : Skin and NIC : Pressure Management
berhubungan dengan Mucous Membranes 1. Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang longgar
pengangkatan bedah jaringan Kriteria Hasil : 2. Hindari kerutan padaa tempat tidur
1. Integritas kulit yang baik bisa 3. Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering
dipertahankan (sensasi, 4. Mobilisasi pasien (ubah posisi pasien) setiap dua jam sekali
elastisitas, temperatur, hidrasi, 5. Monitor kulit akan adanya kemerahan
pigmentasi) 6. Oleskan lotion atau minyak/baby oil pada derah yang tertekan
2. Tidak ada luka/lesi pada kulit 7. Monitor aktivitas dan mobilisasi pasien
3. Perfusi jaringan baik 8. Monitor status nutrisi pasien
4. Menunjukkan pemahaman
dalam proses perbaikan kulit
dan mencegah terjadinya sedera
berulang
5. Mampu melindungi kulit dan
mempertahankan kelembaban
kulit dan perawatan alami
Ansietas berhubungan NOC : NIC :
dengan diagnosa, pengobatan, 1. Anxiety control Anxiety Reduction (penurunan kecemasan)
dan prognosanya . 2. Coping 1. Gunakan pendekatan yang menenangkan
Kriteria Hasil : 2. Nyatakan dengan jelas harapan terhadap pelaku pasien
1. Klien mampu mengidentifikasi 3. Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur
dan mengungkapkan gejala 4. Temani pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi takut
cemas 5. Berikan informasi faktual mengenai diagnosis, tindakan prognosis
2. Mengidentifikasi, 6. Dorong keluarga untuk menemani anak
mengungkapkan dan 7. Lakukan back / neck rub
menunjukkan tehnik untuk 8. Dengarkan dengan penuh perhatian
mengontol cemas 9. Identifikasi tingkat kecemasan
3. Vital sign dalam batas normal 10. Bantu pasien mengenal situasi yang menimbulkan kecemasan
4. Postur tubuh, ekspresi wajah, 11. Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan, persepsi
bahasa tubuh dan tingkat 12. Instruksikan pasien menggunakan teknik relaksasi
aktivitas menunjukkan 13. Barikan obat untuk mengurangi kecemasan
berkurangnya kecemasan
Kurang pengetahuan tentang NOC : Teaching : Dissease Process
penyakit, 1. Kowlwdge : disease process 1. Kaji tingkat pengetahuan klien dan keluarga tentang proses penyakit
perawatan,pengobatan 2. Kowledge : health Behavior 2. Jelaskan tentang patofisiologi penyakit, tanda dan gejala serta
kurang paparan terhadap Kriteria Hasil : penyebabnya
informasi 1. Pasien dan keluarga 3. Sediakan informasi tentang kondisi klien
menyatakan pemahaman 4. Berikan informasi tentang perkembangan klien
tentang penyakit, kondisi, 5. Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin diperlukan untuk
prognosis dan program mencegah komplikasi di masa yang akan datang dan atau kontrol
pengobatan proses penyakit
2. Pasien dan keluarga mampu 6. Jelaskan alasan dilaksanakannya tindakan atau terapi
melaksanakan prosedur yang 7. Gambarkan komplikasi yang mungkin terjadi
dijelaskan secara benar 8. Anjurkan klien untuk mencegah efek samping dari penyakit
3. Pasien dan keluarga mampu 9. Gali sumber-sumber atau dukungan yang ada
menjelaskan kembali apa yang 10. Anjurkan klien untuk melaporkan tanda dan gejala yang muncul pada
dijelaskan perawat/tim petugas kesehatan
kesehatan lainnya

Gangguan body image 1. Klien tidak malu dengan 1. Diskusikan dengan klien atau orang terdekat respon klien terhadap
berhubungan dengan keadaan dirinya. penyakitnya
kehilangan bagian dan fungsi 2. Klien dapat menerima efek Rasional : membantu dalam memastikan masalah untuk memulai
tubuh pembedahan. proses pemecahan masalah
2. Tinjau ulang efek pembedahan
Rasional : bimbingan antisipasi dapat membantu pasien memulai
proses adaptasi.
3. Berikan dukungan emosi klien.
Rasional : klien bisa menerima keadaan dirinya.
4. Anjurkan keluarga klien untuk selalu mendampingi klien.
Rasional : klien dapat merasa masih ada orang yang
memperhatikannya.
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah vol 2. Jakarta : EGC

Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2. Jakarta : Media Aesculapius

Marilyan, Doenges E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan (Pedoman untuk perencanaan


dan pendokumentasian perawatyan px) Jakarta : EGC

Closkey ,Joane C. Mc, Gloria M. Bulechek.(1996). Nursing Interventions Classification


(NIC). St. Louis :Mosby Year-Book.

Johnson,Marion, dkk. (2000). Nursing Outcome Classifications (NOC). St. Louis :Mosby
Year-Book

Juall,Lynda,Carpenito Moyet. (2003).Buku Saku Diagnosis Keperawatan edisi


10.Jakarta:EGC

Price Sylvia, A (1994), Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jilid 2 . Edisi
4. Jakarta. EGC

Sjamsulhidayat, R. dan Wim de Jong. 1998. Buku Ajar Imu Bedah, Edisi revisi. EGC :
Jakarta.

Smeltzer, Suzanne C. and Brenda G. Bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah :
Brunner Suddarth, Vol. 2. EGC : Jakarta.

Sjamsuhidajat. R (1997), Buku ajar Ilmu Bedah, EGC, Jakarta

Wiley dan Blacwell. (2009). Nursing Diagnoses: Definition & Classification 2009-2011,
NANDA.Singapura:Markono print Media Pte Ltd

Anda mungkin juga menyukai