ABSTRAK
Beras ketan (Oryza sativa var. glutinosa) yang umum dikenal dan dimanfaatkan masyarakat
saat ini adalah beras ketan putih dan beras ketan hitam, sedangkan beras ketan merah sangat
jarang diketahui oleh sebagian besar masyarakat. Masyarakat di daerah tertentu seperti di Pa-
kis, kabupaten Pacitan telah lama mengenal, menanam, dan mengolah beras ketan merah men-
jadi snack seperti tape ketan merah, rengginang ketan merah, dan lain sebagainya. Diduga ketan
merah sama seperti beras berpigmen lainnya mengandung asam fenolat dan senyawa bioaktif
lainnya serta memiliki aktivitas antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk identifikasi kandun-
gan asam fenolatat pada ketan pecah kulit, ketan sosoh dan bekatulnya. Setiap sampel diekstrak
kandungan fenolat bebas, fenolat terikat dan fenolat terkonjugasi kemudian hasil ekstraksi di-
analisis total fenolat metode folin-ciocalteau serta aktivitas antioksidan metode DPPH. Penelitian
ini bersifat deskriptif kuantitatif, dengan tiga kali ulangan. Pada semua sampel, baik pada ketan
pecah kulit, ketan sosoh (bagian endosperm) maupun bekatul (bran) mengandung lebih banyak
total fenolat terikat dan terkonjugasi (bebas-terikat) daripada fenolat bebas. Aktivitas antiok-
sidan ekstrak senyawa fenolat tertinggi terdapat pada ketan merah pecah kulit meliputi semua
jenis fenolat yaitu ekstrak fenolat bebas IC50 4.52 mg/ml, fenolat terkonjugasi 3 IC50 9.92 mg/ml,
dan fenolat terikat IC50 30.65 mg/ml
Kata kunci : Antioksidan, Asam Fenolat, Beras Ketan Merah, Deskriptif Kualitatif
ABSTRACT
The most common Glutinous rice (Oryza sativa var. glutinosa) is white glutinous rice and black
glutinous rice, but red glutinous rice rather infrequently. However, only few people have known about red
glutinous rice, local glutinous cultivars in Pakis, Pacitan, East Java. People in there are used to cultivating
red glutinous rice for long time ago and processing into various kinds of snack, such as tape, rengginang.
Like the other pigmented rice, red glutinous rice contained phenolic and other bioactive compounds which
contained antioxidant activity. This study investigated the phenolic compounds of unpolished red gluti-
nous rice, polished red glutinous rice and bran red glutinous rice. Free phenolic compounds was extracted
from each samples, as well as the bound-free phenolic and bound phenolic, then analyzed total phenolic and
antioxidant activity by using DPPH method. This research was quantitative descriptive with triplicate
measurements. The total phenolic content (TPC) of both bound phenolic acids extract and free/conjugated
phenolic acids extract were higher than free phenolic acids extract in all samples, including unpolished red
glutinous rice, polished red glutinous rice and bran red glutinous rice. Antioxidant capacity of all kinds of
phenolic acids extract was highest in unpolished red glutinous rice, that is free phenolic acids extract IC50
4.52 mg/ml, free/conjugated phenolic acids extract 3 IC50 9.92 mg/ml and bound phenolic acids extract IC50
30.65 mg/ml
45
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 18 No. 1 [April 2017] 45-52
Identifikasi Kandungan Asam Fenolat dan Aktivitas Antioksidan Beras Ketan Merah [Prasmita dkk.]
46
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 18 No. 1 [April 2017] 45-52
Identifikasi Kandungan Asam Fenolat dan Aktivitas Antioksidan Beras Ketan Merah [Prasmita dkk.]
nium foil, kertas saring kasar, kertas saring dimodifikasi dari Li et al. (2008). Sampel
halus, blender Philips, ayakan 80 mesh, pH tepung ketan merah ditimbang sebanyak 5 g,
meter Rex model pHs-3C, centrifuge (Het- diekstraksi sebanyak dua kali dengan pelarut
tich zentrifugen), spektrofotometer UV-VIS, metanol 80% sebanyak 100 ml, dengan
kuvet, tube, timbangan analitik (Denver perbandingan berat sampel dan volume
instrument M310), vortex, rotary vacuum pelarut 1:20. Setelah didapatkan konsentrat
evaporator (IKA RV 10 digital), sentrifugasi supernatan, selanjutnya ditambahkan
dingin (Tony MX-305), shaker (Unimax 2010 40 ml NaOH 4M untuk menghidrolisis
Heidolph. sampel selama 1 jam di bawah gas nitrogen.
Selanjutnya campuran diatur pH antara 1.5-
Metode 2.0 menggunakan HCl. Larutan selanjutnya
Penelitian ini bersifat deskriptif dipisahkan dari senyawa nonpolar
kuantitatif dan dilakukan dalam dua tahap. menggunakan pelarut n-hexane sebanyak
Tahap pertama adalah persiapan sampel 10 ml. Selanjutnya, dilakukan ekstraksi
untuk mendapatkan tepung ketan merah menggunakan etil asetat 45 ml sebanyak tiga
pecah kulit, tepung bekatul, dan tepung kali. Sampel ekstraksi pertama hingga ketiga
ketan merah sosoh. Tahap kedua adalah digabungkan selanjutnya dipekatkan dengan
ekstraksi kandungan senyawa bioaktif rotary vacuum evaporator pada suhu 40 °C (80
fenolat bebas, fenolat terkonjugasi, fenolat rpm, 100 mBar). Ekstrak kering dilarutkan
terikat. Selanjutnya hasil ekstraksi fenolat dengan pelarut metanol 50% sebanyak 5 ml
dianalisis total fenolat dan diukur aktifitas dan digunakan sebagai ekstrak kasar fenolat
antikosidannya metode DPPH. bebas terikat. Residu ekstrak selanjutnya
diukur kandungan total fenolat (TPC)
Ekstraksi Fenolat Bebas dengan metode Folin-Ciocalteau.
Senyawa fenolat bebas diekstraksi
menggunakan metode folin-ciocalteau (Qiu Ekstraksi Fenolat Terikat
et al., 2010). Sampel tepung ketan merah Residu dari ekstraksi fenolat bebas
ditimbang sebanyak 5 g, diekstraksi terikat dicuci menggunakan akuades untuk
sebanyak dua kali dengan pelarut metanol selanjutnya digunakan dalam ekstraksi
80% sebanyak 100 ml. Selanjutnya, campuran senyawa fenolat terikat (Zhang et al.,
digoyangkan secara kontinyu menggunakan 2010). Residu ditimbang berat awalnya,
shaker selama 30 menit dalam suhu ruang. dihidrolisis dengan 5 ml NaOH 4M pada
Sampel yang telah tercampur selanjutnya temperatur ruang selama satu jam dan di
dipisahkan supernatannya menggunakan hidrolisis di bawah gas nitrogen. Setelah
sentrifuge selama 10 menit pada suhu 4 proses digesti selesai, campuran diatur pH
°C. Supernatan selanjutnya dikumpulkan antara 1.5-2.0 menggunakan HCl, kemudian
dan digabungkan, kemudian diatur pH dilakukan sentrifugasi dengan kecepatan
sampel sebesar 1.5-2.0, menggunakan HCL 10000 rpm selama 10 menit. Supernatan
1 M. Tahapan selanjutnya adalah pemekatan ditambahkan pelarut n-hexane sebanyak
menggunakan rotary vacuum evaporator pada 10 ml, kemudian dipisahkan dari fraksi
suhu 40 °C (80 rpm, 100 mBar). Selanjutnya nonpolar menggunakan corong pemisah.
dilakukan penghilangan fraksi nonpolar Selanjutnya dilakukan ekstraksi dengan etil
menggunakan pelarut n-hexane sebanyak asetat sebanyak 10 ml sebanyak tiga kali.
10 ml. Tahapan lanjutannya adalah proses Sampel ekstraksi pertama hingga ketiga
ekstraksi menggunakan etil asetat 45 ml digabungkan selanjutnya dipekatkan dengan
sebanyak tiga kali. Sampel ekstraksi pertama rotary vacuum evaporator pada suhu 40 °C (80
hingga ketiga digabungkan untuk kemudian rpm, 100 mBar). Ekstrak kering dilarutkan
dipekatkan dengan rotary vacuum evaporator dengan pelarut metanol 50% sebanyak 5 ml
pada suhu 40 °C (80 rpm, 100 mBar). Ekstrak dan digunakan sebagai ekstrak kasar fenolat
kemudian dilarutkan dengan pelarut terikat.
metanol 50% sebanyak 5 ml dan digunakan
sebagai ekstrak kasar fenolat bebas. Penentuan Total Fenolat
Penentuan total senyawa fenolat
Ekstraksi Fenolat Terkonjugasi dengan metode Folin-Ciocalteu (Shen et al.,
Senyawa fenolat bebas terikat di 2009) menggunakan asam galat sebagai
ekstraksi menggunakan metode yang standar. Ekstrak sampel sebanyak 0.01 g
47
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 18 No. 1 [April 2017] 45-52
Identifikasi Kandungan Asam Fenolat dan Aktivitas Antioksidan Beras Ketan Merah [Prasmita dkk.]
ditambahkan metanol 0.5 ml, akuades 2.5 ml, si pada dinding sel (Wang et al., 2015; Chen
dan larutan Folin-ciocalteau 0.1 ml, kemudian et al., 2017). Pada Gambar 1 ditunjukkan ren-
divortex dengan kecepatan 10000 rpm demen fenolat bebas tertinggi diperoleh dari
selama 3 menit. Pada larutan ditambahkan ekstraksi ketan pecah kulit, yaitu 10.76%,
1 ml Na2CO3 (75 gr/l), diinkubasi selama rendemen fenolat terkonjugasi (bebas-teri-
30 menit dalam kondisi gelap pada suhu kat) tertinggi diperoleh dari ekstrasi bekatul,
ruang, absorbansi ditera menggunakan yaitu 11.36%. Namun pada rendemen feno-
spektrofotometer dengan panjang lat terikat yang terekstrak dari ketiga sampel
gelombang 764 nm. Asam galat digunakan hanya sedikit.
sebagai standar dan kurva kalibrasi dibuat
dengan asam galat konsentrasi 0, 10, 20, 30, Kadar Total Fenolat Beras Ketan Merah
40 ppm. Pengukuran kadar total fenolat be-
ras ketan merah metode Folin-ciocalteau di-
Penentuan Aktivitas Antioksidan Metode lakukan pada sampel ekstrak fenolat bebas,
DPPH terkonjugasi dan terikat. Kandungan total
Kapasitas penangkapan radikal fenolat beras ketan merah disajikan pada
bebas DPPH ditentukan dengan metode Tabel 1. Pada Tabel 1 terlihat bahwa kand-
yang dimodifikasi dari Sharma dan ungan total fenolat pada ekstrak fenolat be-
Bhat (2009). Sebanyak 100 mg sampel bas tertinggi didapatkan pada bekatul 28.75
dimasukkan ke dalam labu ukur 25 ml, mg GAE/g, dan total fenolat pada ekstrak
kemudian ditambahkan pelarut metanol fenolat terkonjugasi tertinggi terdapat pada
80%. Selanjutnya dibuat seri pengenceran ketan pecah kulit 58.07 mg GAE/g. Total
larutan ekstrak, kemudian sebanyak 1 ml fenolat ekstrak fenolat terikat tertinggi ter-
sampel masing-masing konsentrasi diambil dapat pada bekatul 90.37 mg GAE/g. Tabel
dan dimasukkan tabung reaksi. Proses 1 juga menunjukkan bahwa pada semua
selanjutnya ditambahkan DPPH 0.2 mM sampel, baik pada ketan pecah kulit, ketan
sebanyak 1 ml. Sampel di inkubasi selama 30 sosoh (bagian endosperm) maupun bekatul
menit pada suhu ruang dan kondisi gelap. (bran) mengandung lebih banyak total feno-
Pengukuran absorbansi dilakukan dengan lat terikat dan terkonjugasi daripada fenolat
menggunakan spektrofotometer λ 517 nm, bebas, meskipun rendemen fenolat terikat
dan sampel diukur secara duplo. yang diperoleh pada saat ekstraksi dari se-
mua jenis sampel relatif sedikit. Hal ini se-
Analisis Data jalan dengan penelitian Shao dan Bao (2014)
Data-data yang telah diperoleh pada sampel beras putih, merah, dan hitam,
pada saat melakukan penelitian diolah ditemukan bahwa total fenolik terikat dan
menggunakan metode analisis deskriptif terkonjugasi secara signifikan lebih tinggi
kuantitatif, yaitu dengan membandingkan dibandingkan total fenolik bebas yang ter-
menggunakan literatur yang telah ada untuk kandung pada biji utuh, embrio, dan bran
dapat disimpulkan hasil penelitian tersebut. bekatul masing-masing jenis beras tersebut.
Pembuktian dilakukan menggunakan Menurut Shao dan Bao (2014) kom-
ANOVA single factor dengan selang ponen fenolat terikat yang terdeteksi meng-
kepercayaan p<0.05, jika terjadi beda nyata gunakan metode HPLC LC-MS/MS, dian-
kemudian dilakukan Uji BNT. taranya adalah ferulat, p-coumaric, syringic,
dan asam isoferulat terkandung dalam beras
putih, beras merah, dan beras hitam. Ke-
HASIL DAN PEMBAHASAN mungkinan komponen fenolat terikat terse-
but juga terkandung di dalam ketan merah.
Tabel 1 juga menunjukkan bahwa
Rendemen Hasil Ekstraksi Senyawa Fenolat bekatul relatif tinggi total fenolatnya untuk
Senyawa fenolat yang terkandung semua jenis fenolat yaitu fenolat bebas 28.75
dalam gabah beras ketan terbagi menjadi mg GAE/g, terkonjugasi 51.12 mg GAE/g
dua, yaitu senyawa mudah larut dan tidak dan fenolat terikat 90.37 mg GAE/g, diband-
larut. Senyawa mudah larut merupakan sen- ingkan ketan sosoh dan ketan pecah kulit.
yawa fenolat bebas dan terkonjugasi, sedan- Hal ini dikarenakan senyawa fenolat pada
gkan senyawa tidak terlarut, atau senyawa beras ketan terakumulasi pada perikarp dan
fenolat terikat yang strukturnya teresterifika- testa atau bran kernel (bekatul) beras hasil
48
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 18 No. 1 [April 2017] 45-52
Identifikasi Kandungan Asam Fenolat dan Aktivitas Antioksidan Beras Ketan Merah [Prasmita dkk.]
49
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 18 No. 1 [April 2017] 45-52
Identifikasi Kandungan Asam Fenolat dan Aktivitas Antioksidan Beras Ketan Merah [Prasmita dkk.]
samping penggilingan gabah (Gunaratne et yang berubah, sehingga dapat merusak kom-
al., 2013). Menurut Muntana dan Prasong ponen senyawa fenolat. Lemahnya korelasi
(2010), perikarp serta testa pada bekatul be- antara kandungan total fenolat dan aktivitas
ras akan mengakumulasi semua senyawa antioksidan juga ditemukan pada peneli-
fitokimia yang ada. tan sebelumnya (Heinonen et al., 1998; Ta-
nunawong dan Tewaruth, 2010). Meskipun
Aktivitas Antioksidan Ekstrak Senyawa Fenolat senyawa fenolat menunjukkan antioksidan
Senyawa fenolat terkonjugasi merupa- terbesar pada suatu crude ekstrak, jenis an-
kan senyawa fenolat yang strukturnya teres- tioksidan lainnya seperti karoten, tokoferol,
terifikasi pada gugus gula atau komponen dan lainnya, dimungkinkan hal tersebut da-
molekul lainnya (Wang et al., 2015). Ber- pat mempengaruhi keseluruhan aktivitas
beda dengan fenolat terkonjugasi, senyawa antioksidan yang teranalisis. Selain itu, ak-
fenolat terikat merupakan senyawa fenolat tivitas antioksidan tidak selalu tergantung
yang tidak mudah larut dalams pelarut sep- pada jumlah dari total senyawa fenolat yang
erti metanol, etanol, dan aseton tanpa ban- terukur, melainkan dari struktur senyawa
tuan hidrolisis alkali. Senyawa fenolat terikat fenolat (Tanunawong dan Tewaruth, 2010;
pada struktur komponen dinding sel seperti Manquián-Cerda et al., 2016; Wu et al., 2016;
selulosa, hemiselulosa, lignin, pektin, dan Chiang et al., 2017). Gugus karbonil, asam
protein (Pinelo et al., 2006; Bourvellec et al., aromatik, ester/lakton dapat meningkatkan
2009; Collinson dan Thielemans, 2010; Wang aktivitas antioksidan. Selain itu, terlepasnya
et al., 2015). Aktivitas antioksidan ekstrak gugus karbonil dari cincin aromatik dan ter-
senyawa fenolat beras ketan merah disajikan dapatnya halangan sterik dapat meningkat-
pada Gambar 2. Aktivitas antioksidan tert- kan aktivitas antioksidan pada sampel.
inggi yang ditunjukkan Gambar 2 merupa-
kan ekstrak senyawa fenolat bebas, terkonju-
gasi, dan terikat terdapat pada ketan merah SIMPULAN
pecah kulit yaitu berturut-turut IC50=4.52;
IC50=32.92; IC50=30.65 mg/ml. Menurut Kandungan senyawa fenolat dan ak-
Wang et al. (2015) sebanyak 74% total fenolat tivitas antioksidan telah diteliti pada bagian
yang terdapat pada varietas beras berwarna pecah kulit, ketan sosoh, dan bekatul beras
merupakan golongan fenolat yang tidak mu- ketan merah. Pada semua jenis sampel, baik
dah larut dan dari segi aktivitas antioksidan- pada ketan pecah kulit, ketan sosoh (bagian
nya, senyawa fenolat terikat akan lebih tinggi endosperm) maupun bekatul (bran) men-
dibandingkan senyawa fenolat bebas mau- gandung lebih banyak total fenolat terikat
pun terkonjugasi. Hasil pengujian aktivitas dan terkonjugasi daripada fenolat bebas. Ak-
antioksidan yang tersaji pada Gambar 2 me- tivitas antioksidan ekstrak senyawa fenolat
miliki perbedaan dengan literatur yang justru tertinggi terdapat pada ketan merah pecah
menunjukkan ekstrak senyawa fenolat bebas kulit meliputi semua jenis fenolat yaitu ek-
memiliki aktivitas antioksidan lebih tinggi strak fenolat bebas IC50 4.52 mg/ml, fenolat
dibandingkan fenolat terkonjugasi dan feno- terkonjugasi 3 IC50 9.92 mg/ml, dan fenolat
lat terikat. Selain itu, pada pengujian total fe- terikat IC50 30.65 mg/ml.
nolat juga menunjukkan bahwa total fenolat
senyawa fenolat terikat lebih tinggi diband-
ingkan dengan fenolat bebas. Hal ini dis- DAFTAR PUSTAKA
ebabkan adanya perbedaan sampel ekstraksi
yang digunakan dalam pengujian total fe-
nolat dan aktivitas antioksidan. Pada pen- Alves, G, H, Ferreira, C, D, Vivian, P, G,
gujian aktivitas antioksidan, ekstrak sampel Monks, J, L, F, Elias, M, C, Vanier, L,
senyawa fenolat diperoleh dengan membuat N, de Oliveira, M. 2016. The revisited
ekstrak baru karena kadar ekstrak senyawa levels of free and bound phenolics in
fenolat sebelumnya terlampau sedikit. Hal rice: Effects of the extraction proce-
tersebut menyebabkan adanya kemungki- dure. Food Chemistry. 208:116–123
nan perbedaan kandungan total fenolat pada Balai Besar Penelitian Tanaman Padi. 2015.
ekstrak yang dapat terjadi karena beberapa Padi ketan: rendah kadar amilosa,
faktor seperti kontak dengan oksigen yang tinggi kadar amilopektin. Dilihat 26
lebih tinggi, paparan cahaya, suhu, dan pH Oktober 2016. <http://bbpadi.litbang.
50
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 18 No. 1 [April 2017] 45-52
Identifikasi Kandungan Asam Fenolat dan Aktivitas Antioksidan Beras Ketan Merah [Prasmita dkk.]
51
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 18 No. 1 [April 2017] 45-52
Identifikasi Kandungan Asam Fenolat dan Aktivitas Antioksidan Beras Ketan Merah [Prasmita dkk.]
release. Trends in Food Science & Tech- beras ketan (Oryza sativa var. glutinosa)
nology. 17(11):579-590 hitam selama proses pemanasan dan
Rasyid, HN. 2004. Ensiklopedi Makanan Tradis- penyimpanan. AGRITECH. 33(4):384-
onal Indonesia (Sumatera). Kementerian 390
Kebudayaan dan Pariwisata, Jakarta Sukenti, K, Hakim, L, Indriyani, S, Purwanto,
Paiva, F, F, Vanier, N, L, de Jesus Berrios, Y, Matthews, P, J. 2016. Ethnobotanical
J, Pan, J, de Almeida Villanova, F, study on local cuisine of the sasak tribe
Takeoka, G, Elias, M, C. 2014. Physico- in lombok island, indonesia. Journal of
chemical and nutritional properties of Ethnic Foods. 3(3):189-200
pigmented rice subjected to different Tanunawong, K, Tewaruth, W. 2010. Extrac-
degrees of milling. Journal of Food Com- tion and application from black gluti-
position and Analysis. 35(1):10–17 nous rice. LWT-Food Science and Tech-
Pereira-Caro, G, Watanabe, S, Crozier, A, nology. 43(3):476-481
Fujimura, T, Yokota, T, Ashihara, H. Walter, M, Marchesan, E, Massoni, P, F, S, da
2013. Phytochemical profile of a Japa- Silva, L, P, Sartori, G, M, S, Ferreira,
nese black–purple rice. Food Chemistry. R, B. 2013. Antioxidant properties of
141(3):2821-2827 rice grains with light brown, red and
Qiu, Y, Liu, Q, Beta, T. 2010. Antioxidant prop- black pericarp colors and the effect of
erties of commercial wild rice and anal- processing. Food Research International.
ysis of soluble and insoluble phenolic 50(2):698–703
acids. Food Chemistry. 121(1):140-147 Wang, W, Guo, J, Zhang, J, Peng, J, Liu, T,
Rohaeni, W, R, Hastini, T. 2015. Inventarisasi Xin, Z. 2015. Isolation, identification
padi lokal di kawasan ciater, subang, and antioxidant activity of bound phe-
provinsi jawa barat. Pros. Sem. Nas. nolic compounds present in rice bran.
Masy. Biodiv. Indon. 1(2):189-193 Food Chemistry. 171:40-49
Sattaka, P, Pattaratuma, S, Attawipakpaisan, Wu, X, Guan, W, Yan, R, Lei, J, Xu, L, Wang,
G. 2017. Agricultural extension services Z. 2016. Effects of UV-C on antioxidant
to foster production sustainability for activity, total phenolics and main phe-
food and cultural security of glutinous nolic compounds of the melanin bio-
rice farmers in Vietnam. Kasetsart Jour- synthesis pathway in different tissues
nal of Social Sciences. 38(1):74-80 of button mushroom. Postharvest Biol-
Shao, Y, Bao, J. 2015. Polyphenols in whole ogy and Technology. 118:51-58
rice grain: genetic diversity and health Yawadio, R, Tanimori, S, Morita, N. 2007.
benefits. Food Chemistry. 180:86-97 Identification of phenolic compounds
Sharma, O, P, Bhat, T, J. 2009. DPPH antioxi- isolated from pigmented rices and
dant assay revisited. Food Chemistry. their aldose reductase inhibitory activ-
113(4):1202-1205 ities. Food Chemistry. 101(4):1616–1625
Shen, Y, Jin, L, Xiao, P, Lu, Y, Bao, J. 2009. To- Zhang, M, W, Zhang, R, F, Zhang, F, X, Liu,
tal phenolics, flavonoids, antioxidant R, H. 2010. Phenolic profiles and anti-
capacity in rice grain and their rela- oxidant activity of black rice bran of
tions to grain color, size and weight. different commercially available vari-
Journal of Cereal Science. 49(1):106-111 eties. J. Agric. Food Chem. 58(13):7580-
Sompong, R, Siebenhandl-Ehn, S, Linsberg- 7587
er-Martin, G, Berghofer, E. 2011. Phys- Zaupa, M, Calani, L, Del Rio, D, Brighenti, F,
icochemical and antioxidative proper- Pellegrini, N. 2015. Characterization of
ties of red and black rice varieties from total antioxidant capacity and (poly)
thailand, china and sri lanka. Food phenolic compounds of differently
Chemistry. 124(1):132-140 pigmented rice varieties and their
Suhartatik, N, Cahyanto, M, N, Raharjo, S, changes during domestic cooking.
Rahayu, E, S. 2013. Aktivitas antiok- Food Chemistry. 187:338–347
sidan antosianin beras ketan hitam se- Zhang, H, Shao, Y, Bao, J, Beta, T. 2015. Phe-
lama fermentasi. J. Teknol. dan Industri nolic compounds and antioxidant
Pangan. 24(1):115-119 properties of breeding lines between
Suhartatik, N, Karyantina, M, Mustofa, A, the white and black rice. Food Chemis-
Cahyanto, M, N, Raharjo, S, Rahayu, try. 172:630–639
E, S. 2013. Stabilitas ektrak antosianin
52