Anda di halaman 1dari 13

PENYAKIT AKIBAT PERUBAHAN

LINGKUNGAN

POLUSI UDARA

 Dampak kesehatan

Substansi pencemar yang terdapat di udara dapat masuk ke dalam tubuh melalui sistem
pernapasan. Jauhnya penetrasi zat pencemar ke dalam tubuh bergantung kepada jenis
pencemar. Partikulat berukuran besar dapat tertahan di saluran pernapasan bagian atas,
sedangkan partikulat berukuran kecil dan gas dapat mencapai paru-paru. Dari paru-paru, zat
pencemar diserap oleh sistem peredaran darah dan menyebar ke seluruh tubuh.

Dampak kesehatan yang paling umum dijumpai adalah ISNA (infeksi saluran napas atas),
termasuk di antaranya, asma, bronkitis, dan gangguan pernapasan lainnya. Beberapa zat
pencemar dikategorikan sebagai toksik dan karsinogenik.

Adanya pencemaran udara ditunjukkan oleh adanya gangguan pada makhluk hidup yang
berupa kesukaran bernapas, batuk, sakit tenggorokan, mata pedih, serta daun-daun yang
menguning pada tanaman. Zat-zat lain yang umumnya mencemari lingkungan, antara lain:

 Oksida karbon (CO dan CO2) dapat mengganggu pernapasan, tekanan darah, saraf,
dan mengikat Hb sehingga sel kekurangan O2.
 Oksida sulfur (SO2 dan SO3) dapat merusak selaput lendir hidung dan tenggorokan.
 Oksida nitrogen (NO dan NO2) dapat menimbulkan kanker.
 Hidrokarbon (CH4 dan C4H10), menyebabkan kerusakan saraf pusat.
 Ozon (O3) menyebabkan bronkithis dan dapat mengoksidasi lipida.

POLUSI AIR

Air merupakan sumber kehidupan bagi manusia. Apabila air sudah tercemar, maka dapat
menyebabkan kerugian bagi umat manusia. Air yang sudah tercemar oleh limbah industri,
rumah tangga dan lain-lain tidak dapat dipergunakan, karena sudah tercemar. Apabila
digunakan dapat menimbulkan berbagai penyakit menular. Salah satunya penyakit Hepatitis
A. Virus ini sering berada pada makanan yang telah terkontaminasi seperti pada susu,
makanan daging, buah-buahan mentah yang dikunsumsi langsung tanpa dicuci terlebih
dahulu, dan masih banyak lagi penyakit yang diakibatkan oleh pencemaran air, yaitu : folio,
kolera, typus, dysentri amoeba dan cacingan.
POLUSI TANAH

 Dampak pencemaran tanah terhadap kesehatan

Dampak pencemaran tanah terhadap kesehatan tergantung pada tipe polutan, jalur masuk
ke dalam tubuh dan kerentanan populasi yang terkena. Kromium, berbagai macam pestisida
dan herbisida merupakan bahan karsinogenik untuk semua populasi. Timbal sangat
berbahaya pada anak-anak, karena dapat menyebabkan kerusakan otak, serta kerusakan ginjal
pada seluruh populasi. Kuri (air raksa) dan siklodiena dikenal dapat menyebabkan kerusakan
ginjal, beberapa bahkan tidak dapat diobati. PCB dan siklodiena terkait pada keracunan hati.
Organofosfat dan karmabat dapat dapat menyebabkan ganguan pada saraf otot. Berbagai
pelarut yang mengandung klorin merangsang perubahan pada hati dan ginjal serta penurunan
sistem saraf pusat. Terdapat beberapa macam dampak kesehatan yang tampak seperti sakit
kepala, pusing, letih, iritasi mata dan ruam kulit untuk paparan bahan kimia yang disebut di
atas. Yang jelas, pada dosis yang besar, pencemaran tanah dapat menyebabkan kematian.

BEBERAPA CONTOH PENYAKIT AKIBAT PERUBAHAN


LINGKUNGAN

POLIO

Pengertian Polio Poliomyelitis atau penyakit polio adalah penyakit serius yang
disebabkan oleh infeksi salah satu dari tiga jenis virus polio. Virus ini menyebar melalui
kontak dengan makanan, air atau tangan yang terkontaminasi dengan kotoran (tinja) atau
sekresi tenggorokan dari orang yang terinfeksi. Pada tahun 2014, WHO (World Health
Organization) telah menyatakan bahwa Indonesia bebas dari penyakit polio. Hal ini karena
keberhasilan program vaksinasi polio sebagai langkah pencegahan yang efektif. penyakit
polio Gejala polio dapat bervariasi mulai dari yang ringan, seperti flu hingga yang berat yaitu
kelumpuhan yang mengancam nyawa. Dalam satu sampai dua persen dari kasus, polio
mempengaruhi saraf, mengakibatkan kelumpuhan lengan, kaki atau diafragma (otot
mengendalikan pernapasan). Setengah dari mereka yang bertahan hidup akan mengalami
kelumpuhan permanen. Penyebab Penyakit Polio Virus penyebab polio adalah polio virus,
Virus ini menyebar ketika makanan, air atau tangan yang terkontaminasi dengan kotoran
(tinja penderita) atau dahak dan ingus dari orang yang terinfeksi kemudian masuk ke mulut
orang yang sehat. Gejala penyakit polio akan muncul dalam waktu tiga sampai 21 hari setelah
virus polio masuk dan orang ini akan bisa menularkan pada tujuh sampai 10 hari sebelum dan
setelah gejala muncul. Seseorang yang terinfeksi akan tetap menular selama virus terus
dibuang melalui kotorannya, yang bisa berlanjut selama beberapa minggu. Biasanya, virus
tetap di tenggorokan selama satu sampai dua minggu. Gejala Polio Meskipun gejala yang
paling parah bisa menyebabkan kelumpuhan dan bahkan kematian, kebanyakan kasus polio
memiliki gejala yang lebih ringan. Bahkan beberapa orang yang terkena polio tidak
menderita gejala apapun dan tidak pernah tahu mereka terinfeksi. Gejala penyakit polio
diklasifikasikan menjadi non-paralitik atau paralitik dan pasien dapat menderita sindrom
pasca-polio selama bertahun-tahun setelah terkena penyakit polio. Lebih lengkap, ciri-ciri dan
gejala penyakit polio adalah sebagai berikut: Gejala Polio non-paralitik Gejala seperti flu
yang dapat bertahan hingga 10 hari, termasuk: Sakit tenggorokan, demam, kelelahan, sakit
kepala, muntah, leher dan punggung nyeri atau kaku, otot lemah dan nyeri, kaku pada lengan
dan kaki. Gejala Polio paralitik Gejala polio ini adalah kasus yang jarang terjadi, namun yang
paling parah. Gejalanya dapat bervariasi tergantung bagian tubuh mana yang terkena
misalnya tulang belakang atau otak, kadang-kadang keduanya. Gejala awal akan mirip
dengan polio non-paralitik, namun gejalany berkembang menjadi parah sebagai berikut:
Nyeri otot parah dan / atau kelemahan Hilangnya refleks Anggota badan jadi lunglai dan
mengendur (lemah-lumpuh) Gejala pasca-Polio Syndrome Merupakan gejala polio yang
dapat membuat seseorang lumpuh selama bertahun-tahun setelah terserang polio. Gejala-
gejala ini meliputi: Kelelahan setelah aktivitas ringan Otot-otot mengecil (atrofi) Sendi dan
otot-otot secara progresif mengalami kelemahan dan nyeri Sleep apnea atau henti nafas saat
tidur (baca: Tidur Ngorok) Depresi Kesulitan menelan Kesulitan bernapas Kesulitan
berkonsentrasi atau gangguan Tidak tahan terhadap cuaca dingin dan suhu rendah Catatan:
Penyakit polio secara aktif biasanya berlangsung sekitar dua minggu, tetapi kerusakan saraf
dapat berlangsung seumur hidup dan dapat menyebabkan kelumpuhan. Diagnosis Jika
seseorang curiga telah terkena polio, maka segeralah periksakan ke dokter. Dokter akan
menelusuri setiap gejala yang anda alami dan melakukan pemeriksaan fisik, seperti
memeriksa adanya kekakuan leher, ganguan refleks, atau kesulitan mengangkat kepala sambil
berbaring datar. Pemeriksaan lab juga diperlukan terhadap sampel sekret tenggorokan, tinja,
atau cairan serebrospinal. Cairan tulang belakang juga mungkin diperiksa untuk melihat
apakah ada meningitis atau radang selaput otak. Pengobatan Polio Tidak ada obat untuk
polio. Pengobatan bertujuan untuk mengelola efek dari penyakit. Pilihan terapi suportif
meliputi: Antibiotik – untuk infeksi sekunder Obat penghilang rasa sakit (analgetik)
Ventilator portabel untuk membantu pernapasan Obat untuk mengurangi kejang otot Latihan
atau olahraga ringan-sedang Fisioterapi Pencegahan Polio Kebersihan pribadi yang baik dan
sanitasi publik yang baik telah membantu mencegah penyebaran atau penularan penyakit
polio, disamping itu langkah terbaik pencegahan polio adalah melakukan vaksinasi atau
imunisai polio. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) telah merekomendasikan jadwal
imunisasi polio untuk anak-anak dan orang dewasa juga masih bisa mendapatkan vaksin
polio. Baca juga: Imunisasi Polio Selagi penyakit ini bisa dicegah, maka setiap orang, baik
dewasa dan terutama anak-anak harus diimunisasi sebagai perlindungan terhadap peyakit
polio.

KOLERA

Kolera adalah penyakit akibat bakteri yang biasanya menyebar melalui air yang
terkontaminasi. Penyakit ini dapat menyebabkan dehidrasi dari diare yang parah. Kolera bisa
berakibat fatal dalam hitungan jam saja jika tidak segera diatasi. Penyakit ini biasa mewabah
di daerah yang padat penduduk tanpa sanitasi yang memadai. Perawatan penyakit kolera
murah dan sederhana. Salah satunya dengan pemberian oralit yang efektif digunakan untuk
mengatasi dehidrasi akibat kolera.
Gejala Kolera

Tidak semua penderita kolera memiliki gejala, sehingga tidak sadar bahwa mereka telah
terinfeksi Vibrio cholerae atau bakteri kolera. Dari seluruh orang yang terinfeksi kolera,
hanya 10 persen di antaranya yang menunjukkan gejala. Walau tidak memiliki gejala,
penderita kolera masih bisa menularkan kepada orang lain melalui air yang terkontaminasi
akibat bakteri kolera yang menyebar melalui tinja selama 1-2 pekan. Kolera yang telah
menyebabkan gejala selama beberapa jam bisa mengakibatkan dehidrasi atau tubuh
kekurangan cairan. Dehidrasi parah terjadi jika tubuh kehilangan cairan lebih dari 10 persen
total berat tubuh. Selain itu perlu diketahui bahwa diare akibat kolera bisa menyebabkan
hilangnya cairan tubuh dengan cepat, yaitu sekitar 1 liter per jam, dan muncul secara tiba-
tiba. Orang yang terjangkit bakteri kolera akan merasa mual dan muntah selama beberapa jam
pada tahap awal terinfeksi.

Sulit untuk membedakan diare akibat kolera atau penyakit lain, namun biasanya diare akibat
kolera menyebabkan pasien terlihat tampak pucat. Ada beberapa gejala dehidrasi akibat
kolera seperti berikut ini.

 Mulut terasa kering


 Aritmia atau gangguan irama jantung
 Mudah marah
 Merasa sangat haus
 Hipotensi atau tekanan darah rendah
 Letargi
 Urine yang keluar hanya sedikit atau bahkan tidak ada
 Kulit berkerut dan kering

Dehidrasi bisa menyebabkan ketidakseimbangan kadar elektrolit atau hilangnya sejumlah


besar mineral dalam darah yang berguna menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh.
Ketidakseimbangan elektrolit bisa menyebabkan oksigen dan tekanan darah menurun drastis
serta kram otot.

Anak-anak yang terjangkit bakteri kolera lebih rentan terkena hipoglisemia atau gula darah
rendah yang bisa menyebabkan kejang, hilang kesadaran, dan bahkan koma. Segera temui
dokter jika mengalami gejala diare yang parah dan dehidrasi untuk mendapatkan penanganan
lanjutan yang tepat.

Penyebab Kolera
Penyebab infeksi kolera adalah bakteri bernama Vibrio cholerae. Bakteri kolera
memproduksi CTX atau racun berpotensi kuat di usus kecil. Dinding usus yang ditempeli
CTX akan mengganggu aliran mineral sodium dan klorida hingga akhirnya menyebabkan
tubuh mengeluarkan air dalam jumlah besar (diare) dan berakibat kepada kekurangan
elektrolit dan cairan.

Ada dua siklus kehidupan yang berbeda pada bakteri kolera, yaitu di dalam tubuh manusia
dan lingkungan. Bakteri kolera di tubuh manusia ditularkan melalui tinja yang mengandung
bakteri. Bakteri kolera bisa berkembang biak dengan subur jika persediaan air dan makanan
telah terkontaminasi dengan tinja tersebut. Selain itu bakteri kolera juga dapat berkembang di
lingkungan sekitar manusia tinggal. Perairan pinggir pantai yang memiliki krustasea kecil
bernama copepoda merupakan tempat alami munculnya bakteri kolera. Plankton dan alga
jenis tertentu merupakan sumber makanan bagi krustasea, dan bakteri kolera akan ikut
bersama inangnya, yaitu krustasea, mengikuti sumber makanan yang tersebar di seluruh
dunia.

Sumber-sumber infeksi kolera bisa dari faktor makanan dan terpapar air yang mengandung
bakteri. Faktor-faktor yang paling umum adalah sebagai berikut.

 Makan kerang mentah atau yang tidak dimasak dengan matang, atau makanan laut
lainnya yang berasal dari lokasi tertentu.
 Tumbuhnya bakteri kolera di daerah kolera mewabah bisa melalui nasi dan milet yang
terkontaminasi setelah dimasak dan didiamkan di suhu ruangan selama beberapa jam.
 Bakteri kolera bisa bertahan di air untuk jangka waktu yang lama dan mencemari
sumur-sumur yang digunakan oleh masyarakat umum.
 Infeksi kolera bisa bersumber dari sayuran dan buah-buahan mentah yang tidak
dikupas. Lahan pertanian yang terkontaminasi oleh pemupukan yang tidak baik atau
air untuk pengairan yang mengandung sampah.
 Lingkungan padat penduduk yang tidak memiliki sanitasi memadai.

Selain beberapa sumber infeksi kolera seperti yang disebutkan di atas, ada juga beberapa
faktor yang bisa meningkatkan risiko terjangkit bakteri kolera. Risiko seseorang terjangkit
kolera akan meningkat jika dia tinggal satu rumah bersama pengidap penyakit tersebut. Ada
juga sebagian kelompok orang, seperti anak-anak, orang lanjut usia, dan orang-orang yang
memiliki kadar asam lambung rendah akan lebih rentan terjangkit kolera. Dan menurut
penelitian, orang yang bergolongan darah O memiliki risiko terjangkit kolera dua kali lipat
lebih besar dari golongan darah lainnya.

Komplikasi Kolera

Kehilangan cairan dan elektrolit dalam jumlah besar bisa membahayakan dan berakibat fatal.
Syok dan dehidrasi parah merupakan komplikasi kolera yang paling berbahaya, namun selain
itu ada beberapa masalah kesehatan lain yang bisa muncul akibat kolera, yaitu:

 Hipokalemia atau kekurangan kalium yang bisa menyebabkan gangguan fungsi


jantung dan saraf.
 Gagal ginjal yang diakibatkan oleh hilangnya kemampuan ginjal untuk menyaring,
sehingga mengeluarkan sejumlah besar cairan dan elektrolit dari dalam tubuh. Syok
sering muncul pada penderita kolera yang mengalami gagal ginjal.
 Hipoglisemia atau rendahnya kadar gula darah bisa terjadi jika pasien terlalu sakit
untuk makan. Keadaan ini bisa berbahaya karena glukosa merupakan sumber energi
tubuh yang utama. Hilang kesadaran, kejang, dan bahkan kematian bisa terjadi akibat
komplikasi ini, dan anak-anak lebih rentan mengalaminya.

Perawatan Kolera

Diagnosis dilakukan untuk mengatasi kolera dan menentukan perawatan yang tepat. Satu-
satunya cara untuk memastikan diagnosis kolera adalah dengan menguji sampel tinja untuk
keberadaan bakteri. Kini petugas medis di daerah terpencil bisa menggunakan tes untuk
mendiagnosis kolera lebih cepat dan mengurangi dampak fatal yang bisa terjadi.

Dampak paling fatal akibat kolera adalah kematian yang dapat terjadi dalam hitungan jam
saja. Itu sebabnya pasien membutuhkan penanganan yang cepat dan tepat. Langkah-langkah
penanganan darurat dapat berupa:

 Pemberian oralit untuk menggantikan cairan dan elektrolit yang hilang. Oralit tersedia
dalam bentuk bubuk yang bisa dicampur dengan air mineral botol atau air yang
dimasak hingga mendidih.
 Pemberian infus untuk orang yang mengalami dehidrasi parah.
 Pemberian suplemen seng untuk meredakan diare pada anak-anak penderita kolera.
 Pemberian antibiotik untuk mengurangi jumlah bakteri, sekaligus mempersingkat
diare akibat kolera.

Pencegahan Kolera

Untuk mencegah terjangkit kolera, sebaiknya senantiasa jaga kebersihan pribadi dan
makanan. Anda bisa mengurangi risiko terjangkit kolera dengan melakukan beberapa hal
berikut ini:

 Hindari membeli makanan dari penjaja keliling atau pedagang kaki lima, dan
konsumsi makanan yang benar-benar matang dan hangat.
 Hindari konsumsi makanan laut mentah atau yang tidak dimasak dengan matang,
termasuk sushi.
 Waspada terhadap produk olahan susu, termasuk susu mentah dan es krim, karena
sering terkontaminasi bakteri.
 Cuci tangan dengan sabun dan air secara rutin, terutama sebelum makan dan setelah
menggunakan toilet. Sebelum membasuhnya dengan air, gosok kedua tangan dengan
sabun setidaknya selama 15 detik. Anda juga bisa menggunakan hand sanitizer yang
mengandung alkohol jika tidak ada sabun dan air.
 Minum air mineral botol atau air yang telah dimasak hingga mendidih. Setelah sikat
gigi, kumur dengan air yang bersih. Pada umumnya, minuman botol, kaleng, atau
minuman hangat lebih aman. Namun sebelum membuka minuman kemasan, lap
bagian luarnya terlebih dulu.
 Hindari makan salad dan buah-buahan yang tidak dikupas, seperti buah anggur. Pilih
sayuran dan buah-buahan yang bisa dikupas sendiri, seperti kiwi, pisang, dan pepaya.

Vaksinasi juga bisa digunakan untuk mencegah terjangkiti bakteri kolera, namun biasanya
hanya disarankan bagi orang yang bepergian ke daerah wabah kolera. Langkah ini terutama
diberikan kepada orang-orang yang kemungkinan memiliki akses pelayanan medis terbatas,
seperti petugas bantuan kemanusiaan.

Bronkitis adalah infeksi pada saluran pernapasan utama dari paru-paru atau bronkus yang
menyebabkan terjadinya peradangan atau inflamasi pada saluran tersebut. Kondisi ini
termasuk sebagai salah satu penyakit pernapasan.

Berikut ini adalah beberapa gejala yang diakibatkan oleh bronkitis:

 Batuk-batuk disertai lendir berwarna kuning keabu-abuan atau hijau.


 Sakit pada tenggorokan.
 Sesak napas.
 Hidung beringus atau tersumbat.
 Sakit atau rasa tidak nyaman pada dada.
 Kelelahan.
 Demam ringan.

BRONKITIS

Bronkitis terbagi menjadi dua jenis. Pertama, bronkitis akut yang bertahan selama dua hingga
tiga minggu. Bronkitis akut adalah salah satu infeksi sistem pernapasan yang paling umum
terjadi dan paling sering menyerang anak-anak berusia di bawah 5 tahun. Kedua, bronkitis
kronis adalah infeksi bronkus yang bertahan setidaknya tiga bulan dalam satu tahun dan
berulang pada tahun berikutnya. Bronkitis kronis lebih sering terjadi pada orang dewasa di
atas usia 40 tahun.

Penyebab Terjadinya Bronkitis

Bronkus adalah saluran udara pada sistem pernapasan yang membawa udara ke paru-paru dan
sebaliknya. Dinding bronkus menghasilkan mukosa atau lendir untuk menahan debu dan
partikel lain yang bisa menyebabkan iritasi agar tidak masuk ke dalam paru-paru.Bronkitis
akut berasal dari infeksi paru-paru yang kebanyakan disebabkan oleh virus. Iritasi dan
peradangan menyebabkan bronkus menghasilkan mukosa atau lendir lebih banyak. Dan
tubuh berusaha mengeluarkan lendir atau mukosa yang berlebihan dengan cara batuk.

Penyebab bronkitis kronis yang paling umum adalah kebiasaan merokok. Tiap isapan rokok
berpotensi merusak bulu-bulu kecil di dalam paru-paru yang disebut rambut silia. Rambut
silia berfungsi menghalau dan menyapu keluar debu, iritasi, dan mukosa atau lendir yang
berlebihan. Setelah beberapa lama, kandungan rokok bisa menyebabkan kerusakan permanen
pada silia dan lapisan dinding bronkus. Saat ini terjadi, kotoran tidak bisa dikeluarkan dan
dibuang dengan normal. Lendir dan kotoran yang menumpuk di dalam paru-paru membuat
sistem pernapasan menjadi lebih rentan terserang infeksi.

Pada kebanyakan kasus, bronkitis bisa diatasi dengan mudah di rumah. Anda hanya perlu
menemui dokter jika gejala bronkitis yang muncul menjadi semakin parah dan tidak seperti
biasanya, misalnya:

 Batuk yang dialami lebih parah dan bertahan lebih lama dari tiga minggu.
 Mengalami demam selama lebih dari tiga hari.
 Batuk berdahak yang diikuti dengan darah.
 Anda menderita penyakit jantung atau paru-paru yang jadi penyebab dasarnya.
Misalnya penyakit asma, emfisema, atau gagal jantung.

Untuk mendiagnosis bronkitis, dokter akan menanyakan gejala yang dialami, memeriksa dan
juga mendengarkan rongga dada memakai stetoskop.

Pengobatan Untuk Berbagai Tipe Bronkitis

Bronkitis akut biasanya akan menghilang dengan sendirinya dalam beberapa minggu, jadi
terkadang tidak diperlukan pengobatan untuk bronkitis. Selagi menunggu penyakit ini
berlalu, Anda disarankan minum banyak cairan dan juga banyak istirahat. Pada beberapa
kasus, gejala bronkitis bisa bertahan lebih lama.

Gejala bronkitis kronis biasanya akan bertahan setidaknya tiga bulan. Belum ada obat yang
bisa menyembuhkan bronkitis kronis, tapi ada obat yang bisa digunakan untuk meredakan
gejala yang muncul. Sebaiknya Anda hindari merokok atau lingkungan dengan banyak
perokok di sekitarnya. Kondisi ini bisa memperparah gejala yang muncul jika Anda
menderita bronkitis kronis.

Komplikasi Yang Mungkin Terjadi

Komplikasi bronkitis yang paling umum terjadi adalah pneumonia. Komplikasi ini terjadi
ketika infeksi menyebar lebih jauh ke dalam paru-paru. Infeksi ini menyebabkan kantong
udara dalam paru-paru terisi dengan cairan. Sekitar 5 persen kasus bronkitis berujung pada
pneumonia.

Orang yang lebih rentan terkena pneumonia, seperti orang tua, perokok, dan orang yang
dalam kondisi sakit, mungkin perlu dirawat di rumah sakit. Ini dilakukan sebagai tindakan
pencegahan terjadinya pneumonia.
LIMBAH DAN DAUR ULANG
PENGERTIAN LIMBAH.

 Limbah adalah benda yang dibuang, baik berasal dari alam ataupun dari hasil proses
teknologi. Limbah dapat berupa tumpukan barang bekas, sisa kotoran hewan,
tanaman, atau sayuran.

 Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri
maupun domestik (rumah tangga, yang lebih dikenal sebagai sampah), yang
kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan
karena tidak memiliki nilai ekonomis.

Karakteristik Limbah :

1. Berukuran mikro
2. Dinamis
3. Berdampak luan (penyebarannya)
4. Berdampak jangka panjang (antar generasi)

Faktor yang mempengaruhi kualitas limbah adalah :

1. Volume limbah
2. Kandungan bahan pencemar
3. Frekuensi pembuangan limbah

JENIS-JENIS LIMBAH

Berdasarkan sumbernya limbah digolongkan menjadi :


1. Limbah Organik yang mudah busuk.
Misainya , sisa sayuran, sisa makanan, dedaunan, potongan rumput, dan kotoran hewan
2. Limbah Organik yang tidak mudah membusuk.
Misalnya , kertas dan kayu
3. Limbah Anorganik.
Misainya, plastik, pecahan kaca, karet, kaca, botol, dan besi.
4. Limbah berbahaya.
Misalnya, paku, bekas lampu neon, sisa racun tikus atau serangga, obat kadaluarsa dan batu
baterai bekas.
Berdasarkan sifatnya, limbah dibedakan menjadi dua golongan :

 Limbah yang dapat mengalami perubahan secara alami (degradable waste = mudah
terurai). Yaitu limbah yang dapat mengalami dekomposisi oleh bakteri dan jamur,
seperti daun-daun, sisa makanan, kotoran, dan lain-lain.
 Limbah yang tidak akan / sangat lambat mengalami perubahan secara alami
(nondegradable waste = tidak dapat terurai). Misalnya, plastik, kaca, kaleng, dan
sampah sejenisnya.
Berdasarkan karakteristiknya, limbah dapat digolongkan menjadi 4 macam, yaitu :

1. Limbah cair
2. Limbah padat
3. Limbah gas dan partikel
4. Limbah B3 (Bahan Brebahaya dan Beracun)

Limbah cair
Limbah cair adalah sisa dari suatu hasil usaha atau kegiatan yang berwujud cair (PP 82 thn.
2001).

Jenis-jenis limbah cair dapat digolongkan berdasarkan pada :


1. Sifat Fisika dan sifat Agregat.
Keasaman sebagai salah satu contoh sifat limbah dapat diukur dengan menggunakan metoda
Titrimetrik.
2. Parameter logam.
Contohnya, Arsenik (As) dengan metoda SSA
3. Anorganik non Metelik.
Contohnya, Amonia (NH3-N) dengan metoda Biru Indofenol
4. Organik Agregat.
Contohnya, Biological Oxygen Demand (BOD)
5. Mikroorganisme contohnya E coli dengan metoda MPN
6. Sifat khusus contohnya Asam Borat (H3BO3) dengan metoda Titrimetrik
7. Air laut contohnya Tembaga (Cu) dengan metoda SPR-IDA-SSA
Limbah gas partikel
Polusi udara adalah tercemarnya udara oleh beberapa partikulat zat (limbah) yang
mengandung partikel (asap dan jelaga), hidrokarbon, sulfur dioksida, nitrogen oksida, ozon
(asap kabut kimiawi), karbon monoksida dan timah.
Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)
Suatu limbah digolongkan sebagai limbah B3 bila mengandung bahan berbahaya atau
beracun yang sifat dan konsentrasinya, baik langsung maupun tidak langsung, dapat merusak
atau mencemarkan lingkungan hidup atau membahayakan kesehatan manusia. Yang termasuk
limbah B3 antara lain adalah bahan baku yang berbahaya dan beracun yang tidak digunakan
lagi karena rusak, sisa kemasan, tumpahan, sisa proses, dan oli bekas kapal yang memerlukan
penanganan dan pengolahan khusus. Bahan-bahan ini termasuk limbah B3 bila memiliki
salah satu atau lebih karakteristik berikut : mudah meledak, mudah terbakar, bersifat reaktif,
beracun, menyebabkan infeksi, bersifat korosif, dan lain-lain, yang bila diuji dengan
toksikologi dapat diketahui termasuk limbah B3.

Berdasarkan sumbernya, limbah B3 dapat diklasifikasikan menjadi :

 Primary sludge, yaitu limbah yang berasal dari tangki sedimentasi pada pemisahan
awal dan banyak mengandung biomassa senyawa organik yang stabil dan mudah
menguap.
 Chemical sludge, yaitu limbah yang dihasilkan dari proses koagulasi dan flokulasi.
 Excess activated sludge, yaitu limbah yang berasal dari proses pengolahan dengan
lumpur aktif sehingga banyak mengandung padatan organik berupa lumpur dari hasil
proses tersebut.
 Digested sludge, yaitu limbah yang berasal dari pengolahan biologi dengan digested
aerobicdi mana padatan/lumpur yang dihasilkan cukup stabil dan banyak mengandung
padatan organik.

Macam Macam Limbah Beracun

 Limbah mudah meledak, adalah limbah yang melalui reaksi kimia dapat
menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan tinggi yang dengan cepat dapat merusak
lingkungan.
 Limbah mudah terbakar adalah limbah yang bila berdekatan dengan api, percikan api,
gesekan atau sumber nyala lain akan mudah menyala atau terbakar dan bila telah
menyala akan terus terbakar hebat dalam waktu lama.
 Limbah reaktif, adalah limbah yang menyebabkan kebakaran karena melepaskan atau
menerima oksigen atau limbah organik peroksida yang tidak stabil dalam suhu tinggi.
 Limbah beracun, adalah limbah yang mengandung racun yang berbahaya bagi
manusia dan lingkungan. Limbah B3 dapat menimbulkan kematian atau sakit bila
masuk ke dalam tubuh melalui pernapasan, kulit atau mulut.
 Limbah yang menyebabkan infeksi adalah limbah laboratorium yang terinfeksi
penyakit atau limbah yang mengandung kuman penyakit, seperti bagian tubuh
manusia yang diamputasi dan cairan tubuh manusia yang terkena infeksi.
 Limbah yang bersifat korosif adalah limbah yang menyebabkan iritasi pada kulit atau
mengkorosi baja, yaitu memiliki pH sama atau kurang dari 2,0 untuk limbah yang
bersifat asam dan lebih besar dari 12,5 untuk yang bersifat basa.

Sesuai dengan kriteria yang tercantum dalam peraturan pemerintah No.18 Tahun 1999
tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun, limbah B3 terbagi atas dua
macam yaitu yang spesifik dan yang tidak spesifik.

Perbedaan pokok antara limbah B3 spesifik dan tidak spesifik terletak pada cara
penggolongannya. Pada limbah spesifik digolongkan kedalam jenis industri, sumber
pencemaran, asal limbah, dan pencemaran utama sedangkan pada limbah tidak spesifik
penggolongannya atas dasar kategori dan bahan pencemar.

Limbah padat atau sampah


Untuk menanggulangi pencemaran tanah akibat penumpukan sampah itu dapat dilakukan
melalui berbagai cara seperti melalui program 3 R yaitu Reduce, Reuse, Recycle.

DAUR ULANG LIMBAH DAN PEMANFAATAN ULANG LIMBAH

Daur ulang adalah penggunaan kembali material atau barang yang sudah tidak digunakan,
menjadi bentuk lain.

A. Tujuan Daur Ulang dan Pemanfaatan Ulang


Daur ulang dan pemanfatan ulang mempunyai beberapa tujuan, antara lain sebagai berikut :

1. Mengurangi jumlah limbah untuk mengurangi pencemaran atau kerusakan


lingkungan.
2. Mengurangi penggunaan bahan atau sumber daya alam.
3. Mendapatkan penghasilan karena dapat dijual ke masyarakat .
4. Melestarikan kehidupan makhluk yang terdapat di suatu lingkungan tertentu.
5. Menjaga keseimbangan ekosistem makhluk hidup yang terdapat di dalam lingkungan.
6. Mengurangi sampah anorganik karena sampah anorganik ada yang dapat bertahan
hingga 300 tahun ke depan.

B. Langkah Daur Ulang atau Pemanfaatan Ulang


Untuk memudahkan proses daur ulang dan pemanfaatan ulang, langkah-langkah yang
dilakukan adalah sebagai berikut,
1. Pemisahan
Limbah yang akan didaur ulang atau dimanfaatkan ulang dipisahkan dengan limbah yang
harus dibuang ke tempat pembuangan.
2. Penyimpanan
Limbah yang sudah dipisahkan tadi disimpan dalam kotak yang tertutup. Usahakan setiap
kotak yang tertutup hanya berisi satu jenis material limbah tertentu, misalnya kertas bekas
atau botol bekas.
3. Pengiriman atau penjualan
Barang-barang yang sudah terkumpul dapat dijual ke pabrik yang membutuhkan material
bekas sebagai bahan baku atau dapat dijual atau diberikan ke pemulung.

C. Macam-macam limbah yang dapat didaur ulang

Berikut adalah beberapa jenis limbah atau material yang dapat dimanfaatkan melalui daur
ulang.

1. Kertas. Semuajenis kertas dapat didaur ulang, seperti kertas koran dan kardus.
2. Gelas. Botol kecap, botol sirup, dan gelas / piring pecah dapat digunakan untuk
membuat botol, gelas, atau piring yang baru.
3. Aluminium. Kaleng bekas makanan dan minuman dapat dimanfaatkan kembali
sebagai kaleng pengemas.
4. Baja. Baja sisa kontruksi bangunan akan berguna sebagai bahan baku pembuatan baja
baru.
5. Plastik. Limbah plastik dapat dilarutkan dan diproses lagi menjadi bahan pembungkus
(pengepakan) untuk berbagai keperluan. Misalnya, dijadikan tas, botol minyak
pelumas, botol minuman, dan botol sampo.

D. Macam-macam limbah yang dapat dimanfaatkan tanpa proses daur ulang

Beberapa jenis limbah ada yang dapat dimanfaatkan secara langsung atau pun dilakukan
melalui proses daur ulang. Berikut ini beberapa macam limbah yang dapat dirasakan atau
dimanfaatkan secara langsung.
1. Ampas tahu
Ampas tahu bisa digunakan untuk bahan makanan ternak. Limbah tersebut biasanya
mengandung gizi tinggi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan hewan
ternak.
2. Eceng gondok
Eceng gondok dapat menjadi limbah perairan jika populasinya terlalu banyak. Eceng gondok
dapat dimanfaatkan untuk membuat barang kerajinan, seperti tas.
3. Sampah organik
Contohnya daun-daunan dan kotoran ternak. Kedua jenis sampah itu dapat dimanfaatkan
sebagai pupuk alami bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Keuntungan
menggunakan pupuk organik yaitu tidak merusak kesuburan tanah.

E. Mengurangi Limbah dalam Kehidupan Sehari-hari

1. Reuse
Memanfaatkan ulang (reuse), yaitu menggunakan kembali barang bekas tanpa pengolahan
bahan, untuk tujuan yang sama atau berbeda dari tujuan asalnya.
Contohnya, penggunaan bahan-bahan plastik / kertas bekas untuk benda-benda souvenir,
bekas ban untuk tempat pot atau kursi taman, botol-botol minuman yang telah kosong diisi
kembali dan sebagainya.

2. Recycle
Mengolah kembali (recycle), yaitu kegiatan yang memanfaatkan barang bekas dengan cara
mengolah materinya untuk digunakan lebih lanjut.
Contohnya, kertas atau sampah bekas, pecahan-pecahan gelas atau kaca, besi atau logam
bekas dan sampah organik yang berasal dari dapur atau pasar dapat didaur ulang menjadi
kompos (pupuk).
Proses daur ulang ini juga dapat mengubah sampah menjadi energi panas yang dikenal
dengan proses insenerasi. Insenerasi sederhana sudah ada yang melakukan oleh beberapa
industri misal di Jakarta, yaitu menggunakan limbah padat dalam bentuk lumpur hasil akhir
pengolahan air limbahnya tidak dibuang ke tanah tetapi digunakan sebagai bahan bakar
setelah mengalami pengeringan.

3. Reduce
Mengurangi (reduce), adalah semua bentuk kegiatan atau perilaku yang dapat mengurangi
produksi sampah.
Misalnya, ibu-ibu rumah tangga kembali kepola lama yaitu membawa keranjang belanja ke
pasar. Dengan demikian jumlah kantong plastik yang di bawa ke rumah akan berkurang
(terreduksi). Selain itu bila setiap orang menggunakan saputangan daripada tissue, di samping
akan mengurangi sampahnya, dengan tidak menggunakan tissue dapat terjadi penghematan
terhadap bahan baku untuk tissue, yang tidak lain adalah kayu dari hutan. Kalau setiap orang
melakukan hal tersebut beberapa ton sampah yang akan terreduksi per bulan dan beberapa
hasil hutan dapat terselamatkan.

4. Replace
Menggantikan dengan bahan yang bisa dipakai ulang (replace), adalah upaya mengubah
kebiasaan yang dapat mempercepat produksi sampah, terutama sampah yang mempunyai
sifat sukar diolah dan berbahaya.

5. Refill
Refill artinya mengisi kembali wadah-wadah produk yang dipakai.

6. Repair
Repair artinya melakukan pemeliharaan atau perawatan agat tidak menambah produksi
limbah.

Anda mungkin juga menyukai