Anda di halaman 1dari 6

F.1.

UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT


PROMOSI KESEHATAN
“PENJARINGAN KESEHATAN SISWA SEKOLAH DASAR”

I. LATAR BELAKANG
Kelompok usia anak sekolah merupakan kelompok yang mudah menerima hal-hal baru
karena rasa keingintahuan yang besar serta rentan untuk melakukan perilaku berisiko bagi
kesehatannya. Populasi anak sekolah diperkirakan sekitar 30% dari total penduduk, kelompok ini
mudah dijangkau karena sebagian besar ada di komunitas sekolah. Kondisi saat ini khususnya
untuk daerah yang masih berkembang sering dijumpai masalah gizi dan perilaku hidup bersih dan
sehat (PHBS) yang kurang optimal merupakan masalah yang harus dicarikan solusi untuk
penyelesaian masalah ataupun intervensinya. Salah satu hal yang perlu dilakukan adalah kegiatan
penjaringan kesehatan anak baik ditingkat dasar maupun tingkat sekolah lanjutan sebagai bagian
dari kegiatan program Usaha Kesehatan Sekolah yang dimaksudkan sebagai upaya preventif
untuk membantu menemulan masalah dari peserta didik khususnya terkait kesehatannya dalam
rangka kesiapan menghadapi proses belajar sehingga diharapkan akan menunjang prestasi belajar
bagi anak. Dari temuan - temuan masalah kesehatan peserta didik yang ada perlu dilakukan tindak
lanjut dari hasil penjaringan kesehatan dengan memberikan umpan balik kepada pihak pengelola
pendidikan / guru serta kepada orang tua murid sehingga bila memang harus dilakukan tindakan /
intervensi antara lain pemeriksaan lanjutan dengan rujukan akan segera dapat ditindaklanjuti.

Kegiatan penjaringan kesehatan merupakan serangkaian kegiatan yang meliputi pengisian


kuisioner oleh peserta didik , pemeriksaan fisik dan dilanjutkan dengan pemeriksaan penunjang
oleh tenaga kesehatan bersama kader kesehatan remaja dan guru sekolah. Tujuan dari kegiatan ini
yaitu untuk meningkatkan derajat kesehatan peserta didik secara optimal dan terdeteksinya secara
dini masalah kesehatan peserta didik, tertanganinya peserta didik yang memiliki masalah
kesehatan dan tersedianya data/informasi untuk menilai perkembangan kesehatan peserta didik,
seeta penyusunan program/perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi program Usaha
Kesehatan Sekolah (UKS).

II. PERMASALAHAN DI MASYARAKAT


Dari beberapa penelitian diketahui bahwa sebagian anak SD/MI masih mengalami
masalah gizi yang cukup serius. Hasil pengukuran Tinggi Badan Anak Baru Masuk Sekolah
(TBABS) tahun 1998 menunjukkan bahwa 37,8% anak SD/MI menderita Kurang Energi Protein
(KEP), Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKY) diderita oleh 11,1% anak SD/MI (2002),
SKRT 1995 menunjukkan bahwa 47,2% anak usia sekolah menderita anemia karena kekurangan
gizi. Disamping masalah gizi kurang, di beberapa daerah perkotaan terjadi masalah gizi lebih
atau kegemukan pada anak SD/MI. Prevalensi kecacingan pada anak SD (Depkes, 2000) sebesar
60-80%, karies dan penyakit periodontal pada anak SD 74,4% (SKRT 2001). Survey kesehatan
indera penglihatan dan pendengaran pada anak usia sekolah yang dilakukan oleh Depkes pada
tahun 1997 ditemukan kelainan refraksi sebesar 5%.

Masih ditemukannya anak sekolah yang secara pengamatan tampak kecil dan kurus
dibandingkan dengan usianya, serta sulitnya mengetahui adanya gangguan pendengaran dan
penglihatan pada anak usia sekolah yang dapat mempengaruhi prestasi belajar. Sehingga
diharapkan melalui kegiatan penjaringan kesehatan ini dapat menjadi gambaran kondisi
kesehatan khususnya status gizi, kesehatan telinga, dan kesehatan mata pada anak-anak di
tingkat sekolah dasar di wilayah kerja Puskesmas Sukamaju, Kabupaten Luwu Utara.

III. PEMILIHAN INTERVENSI


Berdasarkan pemaparan permasalahan di atas, maka dilakukan kegiatan
penjaringan kesehatan di wilayah kerja puskesmas sukamaju. Kegiatan dilakukan dengan
melakukan kunjungan ke kelas 1 di sekolah dasar, lalu kemudian melakukan
pemeriksaan kesehatan pada setiap anak satu persatu dan mengisi catatan kuisioner hasil
pemeriksaan. Anak yang mengalami masalah kesehatan misalkan serumen, masalah pada
gigi, penglihatan, atau pertumbuhannya akan diberikan surat pengantar untuk berobat ke
puskesmas.

IV. PROSEDUR PELAKSANAAN


a. Sebelum kegiatan dimulai, terlebih dahulu dikirimkan surat pemberitahuan kepada
sekolah-sekolah untuk menyediakan waktu bagi kegiatan penjaringan kesehatan di
sekolahnya. Pihak sekolah kemudian mengirimkan surat pernyataan kesediaan
dilakukannya kegiatan penjaringan kesehatan di sekolah tersebut.
b. Selanjutnya dilakukan pembuatan kuesioner yang memudahkan kegiatan
penjaringan. Kuesioner tersebut berisi hasil pemeriksaan status gizi, pemeriksaan
fisik telinga dan mata.
c. Kemudian dilakukan kunjungan ke masing-masing sekolah berdasarkan waktu
yang telah disepakati dengan pihak sekolah.
d. Kegiatan penjaringan kesehatan meliputi penilaian status gizi dengan mengukur
tinggi badan dan berat badan untuk kemudian dihitung Indeks Massa Tubuh
(IMT) anak sebagai dasar penilaian status gizi; pemeriksaan telinga bagian luar
meliputi kondisi daun telingan dan sebagian lubang telinga dengan menggunakan
senter, serta penilaian fungsi pendengaran dengan menggunakan garpu tala; dan
pemeriksaan mata meliputi kondisi anatomi mata anterior menggunakan senter
serta kualitas tajam penglihatan dengan pembacaan objek dengan jarak 6 meter.
Apabila dalam pemeriksaan ditemukan adanya kelainan, maka pada akhir
pemeriksaan wali kelas akan mendapatkan informasi mengenai siswa tersebut.
Wali kelas selanjutnya meminta siswa beserta orang tuanya untuk berkunjung ke
puskesmas guna pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut.

V. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN KEGIATAN


Kegiatan penjaringan ini dilakukan di SDN 162 Minanga Tallu pada siswa kelas 1,
yang berjumlah 28 orang. Dilaksanakan pada tanggal 7 Agustus 2017 pukul 9.00 WITA-
10.30 WITA.
Kegiatan ini dilakukan oleh dokter internship dan staf promkes puskesmas
sukamaju dengan instrument berupa alat pengukur tinggi badan, timbangan berat badan,
snellen chart, penlight, tetes telinga karbogliserin dan lembar penjaringan/kuisioner yang
diisi sesuai hasil pemeriksaan tiap anak. Secara umum yang diperiksa pada kegiatan ini
yaitu status gizi anak, ketajaman penglihatan, kesehatan gigi dan mulut, dan kesehatan
telinga.

VI. EVALUASI KEGIATAN


Berdasarkan hasil penjaringan, didapatkan dari 28 siswa yang diperiksa
didapatkan 8 orang siswa yang terjaring, dengan permasalahan 5 siswa yang mengalami
karies dan serumen, 2 siswa yang mengalami masalah karies saja dan 1 siswa yang
mengalami serumen saja, dan tidak ada siswa yang mengalami masalah penglihatan dan
masalah status gizi.
Kendala yang didapatkan selama kegiatan yaitu masih terdapat beberapa anak
yang belum mengenal huruf alphabet sehingga sulit dalam melakukan pemeriksaan visus
(tajam penglihatan). Suasana kelas yang gaduh membuat pemeriksaan kurang efektif.

VII. KESIMPULAN DAN SARAN


Setelah dilakukan pemeriksaan kesehatan didapatkan bahwa terdapat 8 dari 28
(28,57%) siswa yang terjaring yang memiliki masalah dalam kesehatan, yaitu kesehatan
gigi mulut dan telinga.
Adapun saran penulis untuk kedepannya yang pertama perlunya instrument
tambahan seperti allen chart untuk anak yang belum mengerti alphabet, dan yang kedua
sebaiknya pemeriksaan visus disediakan tempat tersendiri dalam pemeriksaannya, baik itu
di dalam kelas atau ada ruang tersendiri selain di kelas. Saran berikutnya sebaiknya
dilakukan monitoring pasca kegiatan di puskesmas dalam bentuk pendataan pasien hasil
penjaringan yang datang berobat ke puskesmas agar kedepannya dapat dilakukan kegiatan
penyuluhan jika ternyata kesadaran orang tua untuk memeriksakan anaknya ke puskesmas
masih kurang.

PESERTA PENDAMPING

dr. Tri Kurniawan dr. Nur Wely

DOKUMENTASI KEGIATAN

Anda mungkin juga menyukai