BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indeks Massa Tubuh (IMT) didefinisikan sebagai berat badan (kg) dibagi
tinggi badan kuadrat (m²), merupakan indeks yang paling berguna yang digunakan
untuk skrining populasi obesitas karena indeks ini berkorelasi dengan lemak
subkutan maupun lemak tubuh total pada anak. Kenaikan IMT berkorelasi dengan
tekanan darah. Indeks Massa Tubuh pada orang obesitas dapat mempengaruhi
peningkatan tekanan darah karena terjadi peningkatan massa tubuh. Semakin
besar massa tubuh, maka semakin banyak volume darah yang dibutuhkan untuk
memasok oksigen dan zat makanan ke jaringan tubuh. Darah yang beredar melalui
pembuluh darah bertambah menyebabkan peningkatan tekanan arteri sehingga
tekanan darah meningkat. Sarah AD., membuktikan pada penelitiannya bahwa
pertambahan nilai IMT seorang anak akan disertai dengan peningkatan tekanan
darah sistolik dan tekanan diastolik (Sarah, 2013)
Tekanan darah merupakan salah satu pengukuran yang penting dalam
menjaga kesehatan tubuh, karena tekanan darah berfungsi mengalirkan darah
sampai di seluruh bagian - bagian tubuh. Bila tekanan darah terganggu, maka akan
berakibat pada kerusakan bagian - bagian tubuh penting seperti jantung, ginjal,
otak, dan lain - lain. Tekanan darah pada anak bervariasi sesuai dengan umur
anak, tinggi badan dan berat badan, latihan fisik, kegembiraan, dan ketegangan
dapat menaikan tekanan sistolik anak sebanyak 40 - 50 mmHg diatas nilai normal
(Gessner, 2006 ).
Faktor lain yang menyebabkan perubahan tekanan darah pada anak adalah
aktivitas fisik. Aktivitas fisik yang kurang akan meningkatkan risiko kegemukan
yang juga merupakan salah satu faktor risiko dari hipertensi dan penyakit
degeneratif lainnya. Pada orang yang tidak aktif melakukan kegiatan fisik
cenderung mempunyai frekuensi denyut jantung yang lebih tinggi. Hal tersebut
mengakibatkan otot jantung bekerja lebih keras pada setiap kontraksi. Makin
1
2
keras usaha otot jantung dalam memompa darah, makin besar pula tekanan yang
dibebankan pada dinding arteri sehingga meningkatkan tahanan perifer yang
menyebabkan kenaikan tekanan darah (Sheps, 2005).
Berdasarkan data WHO (World Health Organisation), terdapat 1,6 miliar
orang dewasa yang memiliki berat badan berlebih (overweight) dan 400 juta
diantaranya mengalami obesitas atau kegemukan (WHO, 2011). Menurut data dari
American Heart Association(AHA) pada tahun 2011, terdapat 12 juta (16,3%)
anak di Amerika yang berumur 2-19 tahun sebagai penyandang obese (AHA,
2011). Sekitar satu pertiga (32,9%) atau 72 juta orang dewasa warga negara
Amerika Serikat adalah obese. (Depkes RI, 2009)
Prevalensi obesitas terus meningkat di seluruh dunia dan telah menjadi
epidemik global. Di China,dalam 10 tahun prevalensi obesitas pada anak
meningkat sangat cepat yaitu dari 2,2% menjadi 10%. Survei pada anak-anak
sekolah di New York tahun 2003 menunjukkan 48% anak Taman Kanak-Kanak
(TK) mengalami overweight. Di Amerika Serikat diperkirakan 15% anak usia 6–
11 tahun mengalami overweight. (Damopolii, 2013).
Hasil riset kesehatan dasar tahun 2013 menunjukakan secara nasional
masalah gemuk pada anak umur 5-12 tahun masih tinggi yaitu 18,8%, terdiri dari
gemuk 10,8% dan sangat gemuk (obesitas) 8,8%. Prevalensi gemuk terendah di
Nusa Tenggara Timur (8,7%) dan tertinggi di DKI Jakarta (30,1%). Sebanyak 15
provinsi dengan prevalensi sangat gemuk diatas nasional, yaitu Kalimantan
Tengah, Jawa Timur, Banten, Kalimantan Timur, Bali, Kalimantan Barat,
Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Jambi, Papua, Bengkulu, Bangka Belitung,
Lampung dan DKI Jakarta (Riskesdas, 2013).
Hasil survey status gizi berdasarkan IMT/U dari provensi sulawesi tengah
menunjukan bahwa gizi lebih atau obesitas mencapai 5,9%, sedangkan prevalensi
IMT di Kota Palu yaitu mencapai 3,5% (riskesdas, 2013)
Kelompok anak sekolah merupakan salah satu segmen penting di
masyarakat dalam upaya peningkatan pemahaman dan kesadaran gizi sejak dini.
Anak sekolah merupakan sasaran strategi dalam perbaikan gizi masyarakat dan
2
3
A. Rumusan masalah
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan penelitian ini dilakukan adalah untuk menentukan
hubungan antara indeks massa tubuh dan aktivitas fisik dengan tekanan
darah pada anak usia 9 – 11 tahun di SD Karuna Dipa dan SD Katolik
Santo Antonius Padua Kota Palu 2016
2. Tujuan Khusus
a. Mendeskripsikan tekanan darah pada anak usia 9 – 11tahun di SD
Karuna Diva dan SD Katolik Santo Antonius Padua Kota Palu 2016
b. Mendeskripsikan indeks massa tubuh pada anak usia 9 – 11tahun di
SD Karuna Diva dan SD Katolik Santo Antonius Padua Kota Palu
2016
c. Mendeskripsikan aktivitas fisik pada anak usia 9 – 11tahun di SD
Karuna Diva dan SD Katolik Santo Antonius Padua Kota Palu 2016
d. Menganalisis hubungan indeks massa tubuh dengan tekanan darah
pada anak usia 9 – 11tahun di SD Karuna Dipa dan SD Katolik Santo
Antonius Padua Kota Palu
3
4
D. Keaslian penelitian
Penulis telah melakukan penelusiran pustaka dan menemukan penelitian
yang mirip, yaitu :
1. Penelitian yang dilakukan oleh Aina Sarah (2013) “Hubungan Indeks
Massa Tubuh dengan Tekanan Darah Anak usia 9-11 tahun di Sekolah
Dasar Negeri 064979 Medan”. Subjek yang digunakan pada penelitian
ini adalah 70 siswa/siswi usia 9-11 tahun di Sekolah Dasar Negeri
(SDN) 064979 Medan. Penelitian ini juga menggunakan desain
penelitian potong lintang dengan menggunakan teknik consecutive
4
5
5
6