TINJAUAN KEPUSTAKAAN
Masa puerperium atau nifas dimulai setelah kala uri (setelah plasenta
dilahirkan) dan berakhir setelah kira-kira 6 minggu. Akan tetapi, seluruh alat
genitalia baru pulih kembali seperti sebelum ada kehamilan dalam waktu 3 bulan.
a. Uterus
Kontraksi uterus meningkat setelah bayi keluar. Hal ini menyebabkan
iskemia pada lokasi perlekatan plasenta (placental site) sehingga jaringan
perlekatan antara plasenta dan dinding uterus nekrosis dan lepas. Ukuran
uterus mengecil kembali (setelah 2 hari pascapersalinan, setinggi sekitar
umbilikus, setelah 2 minggu masuk panggul, setelah 4 minggu kembali
pada ukuran sebelum hamil). Jika sampai 2 minggu postpartum uterus
belum masuk panggul, curiga ada subinvolusi. Subinvolusi dapat
disebabkan oleh infeksi atau perdarahan lanjut (late postpartum
haemorrhage).
Jika terjadi subinvolusi dengan kecurigaan infeksi, diberikan antibiotika.
Untuk memperbaiki kontraksi uterus dapat diberikan unterotonika
(ergometrin maleat), namun ergometrin mempunyai efek samping
menghambat produksi laktasi karena menghambat produksi prolaktin.
b. Serviks
Segera postpartum bentuk serviks agak menganga seperti corong,
disebabkan oleh korpus uteri yang berkontraksi sedangkan serviks tidak
berkontraksi, sehingga seolah-olah pada perbatasan antara korpus dan
serviks uteri terbentuk seperti cincin. Warna serviks merah kehitaman
karena penuh pembuluh darah. Konsistensinya lunak. Segera setelah janin
1
lahir, tangan pemeriksa masih dapat dimasukkan pada cavum uteri. Setelah
2 jam, dapat dimasukkan 2-3 jari dan pada akhir minggu pertama
postpartum, ostium uteri eksternum hanya dapat dilewati satu jari.
c. Vagina
Penurunan vaskularisasi dan udem terjadi dalam 3 minggu, dan rugae
vagina mulai tampak pada wanita yang tidak menuyusui. Pada saat ini,
pada sediaan apusan epitel vagina tampak atrofi. Epitel ini akan kembali
normal dalam 6-10 minggu postpartum. Proses ini berjalan lebih lambat
pada ibu yang menyusui yang berhubungan dengan penurunan persisten
hormon estrogen.
d. Perineum
Saat persalinan, perineum mengalami trauma bahkan robekan. Sebagian
besar tonus otot kembali normal setelah 6 minggu. Proses ini dapat
berlangsung hingga beberapa bulan tergantung derajat luka perineum
tersebut.
e. Dinding abdomen
Kecepatan pengembalian dinding abdomen hingga seperti saat sebelum
hamil tergantung pada intensitas latihan/ olahraga yang dilakukan.
f. Ovarium
Wanita yang menyusui bayinya mengalami periode amenore dan anovulasi
yang lebih lama dibandingkan dengan yang hanya memberi susu formula.
Wanita yang tidak menyusui mulai berovulasi setelah 27 hari postpartum.
Pada sebagian besar wanita postpartum, siklus menstruasi akan kembali
dalam 12 minggu; dimana haid pertama dialami pada 7-9 minggu
postpartum.
Pada ibu yang menyusui, permulaan siklus menstruasi dipengaruhi
berbagai faktor, diantaranya seberapa banyak dan seperapa sering si bayi
menyusu dan apakah bayi juga mendapat susu formula. Keterlambatan
pengambalian fungsi normal ovarium pada ibu yang menyusui disebabkan
2
oleh penekanan ovulasi melalui peningkatan hormon prolaktin. Setengah
hingga tiga perempat wanita yang menyusui akan kembali mengalami
siklus menstruasi dalam 36 minggu portpartum.
2. Mamae (laktasi)
Perubahan pada mamae untuk persiapan laktasi telah dimulai sejak kehamilan,
yakni dimulai pada usia gestasi 16 minggu. Perubahan yang terdapat pada
kedua mamma pada sejak kehamilan muda:
3
laktoferin, lisozim, dan imonoglobulin A yang dapat melindungi bayi terhadap
infeksi seperti :
- Gastroenteris
- Radang jalan nafas & paru-paru
- Otitis media.
3. Hemokonsentrasi
Pada kehamilan terdapat shunt antara sirkulasi ibu & plasenta. Setelah
melahirkan, shunt tersebut akan hilang tiba-tiba. Volume darah pada ibu relatif
bertambah yang dapat menimbulkan beban jantung sehingga dapat terjadi
dekompensasi kordis pada penderita vitium kordis. Keadaan ini dapat diatasi
dengan mekanisme kompensasi dengan timbulnya hemokonsentrasi yang
terjadi pada hari-hari ke 3-15 hari postpartum, sehingga volume darah kembali
seperti sediakala.
Lokia merupakan sekret yang berasal dari kavum uteri dan vagina dalam masa
nifas. Sekret terdiri dari eritrosit, robekan sel-sel desidua, sel epitelial, dan bakteri
Biasanya lokia berbau sedikit amis, kecuali bila terjadi infeksi akan berbau busuk,
contohnya pada lokiostasis (lokia tidak lancar kluar) dan infeksi.
- Hari ke 1 dan 2 : lokia rubra/ lokia kruenta (berupa darah segar bercampur
sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel desidua, sisa-sisa verniks kaseosa, lanugo,
dan mekonium.
- Mulai hari ke 3 : lokia serosa (warna lebih pucat, darah bercampur lendir)
- Setelah 10 hari : lokia alba (cairan putih, leukosit dan lendir yang
berkurang).
Lokia akan hilang setelah 4 -8 minggu postpartum. Usia ibu, paritas, dan berat
bayi tidak mempengaruhi lamanya lokia.
4
PERAWATAN PADA MASA NIFAS
1. Mobilisasi
Umumnya wanita sangat lelah setelah melahirkan, lebih-lebih bila
persalinan berlangsung lama, karena si ibu harus cukup beristirahat,
dimana ia harus tidur terlentang selama 8 jam post partum untuk
memcegah perdarahan post partum. Kemudian ia boleh miring ke kiri dan
ke kanan untuk memcegah terjadinya trombosis dan tromboemboli. Pada
hari kedua telah dapat duduk, hari ketiga telah dapat jalan-jalan dan hari
keempat atau kelima boleh pulang. Mobilisasi ini tidak mutlak, bervariasi
tergantung pada adanya komplikasi persalinan, nifas, dan sembuhnya luka.
2. Diet / Makanan
Makanan yang diberikan harus bermutu tinggi dan cukup kalori, yang
mengandung cukup protein, banyak cairan, serta banyak buah-buahan dan
sayuran karena si ibu ini mengalami hemokosentrasi.
5
4. Buang Air Besar
Buang air besar harus sudah ada dalam 3-4 hari post partum. Bila ada
obstipasi dan timbul berak yang keras, dapat kita lakukan pemberian obat
pencahar (laxantia) peroral atau parenterala, atau dilakukan klisma bila
masih belum berakhir. Karena jika tidak, feses dapat tertimbun di rektum,
dan menimbulkan demam.
5. Demam
Sesudah melahirkan, suhu badan ibu dapat naik ± 0,5°C dari keadaan
normal, tapi tidak melebihi 38°C. Setelah 12 jam pertama postpartum,
suhu badan akan kembali normal. Bila suhu lebih dari 38°C mungkin telah
ada infeksi.
6. Mules (nyeri perut)
Hal ini timbul akibat kontraksi uterus dan biasanya lebih terasa sedang
menyusui (merangsang oksitosin). Hal ini dialami selama 2-3 hari
postpartum. Perasaan sakit ini juga timbul bila masih ada sisa selaput
ketuban, plasenta atau gumpalan dari di cavum uteri. Bila si ibu sangat
mengeluh, dapat diberikan analgetik atau sedativa supaya ia dapat
beristirahat tidur.
7. Laktasi
8 jam sesudah persalinan si ibu disuruh mencoba menyusui bayinya untuk
merangsang timbulnya laktasi, kecuali ada kontraindikasi untuk menyusui
bayinya, misalnya: bayi dengan galaktosemia, penderita HIV, tuberkulosis
aktif yang tidak diobati, DM berat, psikosis, dan leprae. Bayi sumbing
(labiognatopalatoschizis) tidak dapat menyusu oleh karena tidak dapat
menghisap, maka pemberian minuman harus diberikan melalui sonde.
8. Perawatan mamae
Cuci areola mamae & putting susu dengan teratur dengan sabun dan beri
minyak atau cream agar tetap lemas. Jangan sampai kelak mudah lecet
atau pecah-pecah. Sebelum menyusui mamae harus lemas dengan
melakukan massage secara menyeluruh. Bersihkan areola dan puting
6
sebelum menyusui. Jika bayi meninggal, laktasi harus dihentikan dengan
cara mengadakan pembalutan kedua mamma hingga tertekan dan dapat
pula diberi Bromocryptin sehingga pengeluaran lactogenic hormone
tertekan.
7
Nasihat untuk ibu postnatal:
Infeksi Nifas.
Etiologi.
Bermacam-macam
8
Staphylococcus aerus menyebabkan infeksi terbatas, walaupun kadang-
kadang menjadi infeksi umum. Banyak ditemukan di RS dan dalam
tenggorokan orang-orang yang nampaknya sehat.
E. coli berasal dari kandung kemih atau rektum dan dapat menyebabkan
infeksi terbatas pada perineum, vulva dan endometrium.
Clostridium Welchii, bersifat anaerob. Jarang ditemukan akan tetapi
sangat berbahaya. Infeksi lebih sering terjadi pada abortus kriminalis.
9
Prognosis infeksi intra partum sangat tergantung dari jenis kuman,
lamanya infeksi berlangsung, dapat/tidaknya persalinan berlangsung tanpa
banyak perlukaan jalan lahir.
Faktor Predisposisi.
Patologi.
Setelah kala III, daerah bekas insertio plasenta merupakan sebuah luka dengan
diameter kira-kira 4 cm, permukaan tidak rata, berbenjol-benjol karena banyaknya
vena yang ditutupi trombus dan merupakan area yang baik untuk tumbuhnya
kuman-kuman dan masuknya jenis-jenis yang patogen dalam tubuh wanita.
Serviks sering mengalami perlukaan pada persalinan, begitu juga vulva, vagina,
perineum merupakan tempat masuknya kuman patogen. Proses radang dapat
terbatas pada luka-luka tersebut atau dapat menyebar di luar luka asalnya.
10
Vulvitis.
Pada infeksi bekas sayatan episiotomi atau luka perineum jaringan sekitar
membengkak, tepi luka menjadi merah dan bengkak, jahitan mudah terlepas, luka
yang terbuka menjadi ulkus dan megeluarkan pus.
Vaginitis.
Dapat terjadi secara langsung pada luka vagina atau melalui luka perineum,
permukaan mokusa membengkak dan kemerahan, terjadi ulkus dan getah
mengandung nanah yang keluar dari daerah ulkus.
Sevicitis.
Sering terjadi tapi tidak menimbulkan banyak gejala. Luka serviks yang dalam
dan meluas dan langsung ke dasar ligamentum latum dapat menyebabkan infeksi
yang menjalar ke parametrium.
Endometritis.
11
Penyebaran melalui permukaan endometrium.
Salfingitis dan Ooforitis.
Gambaran Klinik.
Endometritis
Tergantung pada jenis virulensi kuman, daya tahan penderita dan derajat
trauma pada jalan lahir.
Biasanya demam mulai 48 jam pertama post partum bersifat naik turun.
Lokia bertambah banyak, berwarna merah atau coklat dan berbau.
Kadang-kadang lokia tertahan dalam uterus oleh darah, sisa plasenta dan
selaput ketuban yang disebut Lokiometra.
Uterus agak membesar, nyeri pada perabaan dan lembek.
12
Suhu meningkat antara 39°C – 40°C, menggigil, nadi cepat 140 – 160 x
per menit atau lebih. TD turun, keadaan umum memburuk. Sesak nafas,
kesadaran turun, gelisah.
Piemia dimulai dengan rasa sakit pada daerah tromboplebitis, setelah ada
penyebaran trombus terjadi gejala umum diatas.
Lab: leukositosis.
Lochea: berbau, bernanah, involusi jelek.
Peritonitis
Sellulitis Pelvika
Pada periksa dalam dirasakan nyeri, demam tinggi menetap dari satu minggu, nadi
cepat, perut nyeri, sebelah/kedua belah bagian bawah terjadi pembentukkan
infiltrat yang dapat teraba selamaVT. Infiltrat kadang menjadi abses.
a) Selama kehamilan
b) Selama persalinan.
13
Membatasi perlukaan.
Membatasi perdarahan.
Membatasi lamanya persalinan.
c) Selama nifas
Sebaiknya segera dilakukan kultur dari sekret vagina dan serviks, luka operasi dan
darah, serta uji kepekaan untuk mendapatkan antibiotika yang tepat. Berikan dosis
yang cukup dan adekuat.
14
BAB II
ILUSTRASI KASUS
Identitas pasien :
Umur : 28 tahun
Pendidikan : Tamat SD
No. MR : 692461
ANAMNESIS
Keluhan Utama : Nyeri pinggang menjalar ke ari-ari sejak 4 jam yang lalu.
Keluar lendir bercampur darah dari kemaluan sejak 4 jam yang lalu.
Keluar air-air yang banyak dari kemaluan lebih kurang sejak 1 jam yang
lalu.
15
Riwayat Hamil Muda : Mual, muntah, dan perdarahan tidak ada.
Riwayat menstruasi : Menarche usia 13 tahun, lama 5-6 hari, pasien lupa
siklus setiap berapa hari, banyaknya 2-3x ganti duk/hari, nyeri haid tidak
ada.
Tidak pernah menderita penyakit jantung, paru, hati, ginjal, DM, daan
hipertensi.
dan kejiwaan.
1. Sekarang
Riwayat Imunisasi : TT 2x
PEMERIKSAAN FISIK :
Kesadaran : CMC
16
Suhu : 36,8 0 C
Gizi : Baik
Leher : JVP 5-2 cmH2O. Kelenjar getah bening dan tiroid tidak
membesar
Torak :
Paru
Perkusi : sonor
Jantung
STATUS OBSTRETIKUS :
17
Mammae : Membesar, areola dan papila mammae hiperpigmentasi, colostrum
(+)
Abdomen :
Perkusi : timpani
VT : diameter 2-3 cm
Sacrum : Cekung
DSP : lurus
18
Os koksigis : mudah digerakkan
HASIL LABORATORIUM
Hb : 11,1 gr%
Leukosit : 14.300/mm3
Ht : 34 %
Trombosit : 120.000/mm3
melintang HI-II
FOLLOW UP :
13.00 WIB
Abdomen :
19
Inspeksi : Tampak membuncit sesuai kehamilan aterm, Linea mediana
P : timpani
VT : diameter 3-4 cm
15.00 WIB
20
Gerak anak (+)
Abdomen :
P : timpani
VT : diameter 5-6 cm
21
17.00 WIB
Abdomen :
P : timpani
VT : diameter 7-8 cm
22
- Nilai 2 jam lagi.
19.30 WIB
Abdomen :
P : timpani
VT : pembukaan lengkap
23
DIAGNOSA : G1P0A0H0 gravid aterm + Kala I fase aktif +ERM
Jam 20.45
BB : 3500 g
PB : 51 cm
A/S: 8/9
Plasenta lahir lengkap 1 buah secara spontan berat ± 500gr. Ukuran ± 18x18x3 cm
S/ awasi kala IV
12-05-2010
Pukul 07.00 WIB
A/ : Demam (-), Perdarahan pervaginam (-), BAK (+), BAB (-), Asi (+).
PF/ KU Kes TD Nadi Nafas T
Sdg CMC 110/60 78x/mnt 20x/mnt af
Abdomen :
24
Perkusi : timpani
Auskultasi : bising usus (+) normal.
S/ :
Kontrol KU, VS, PPV
Mobilisasi
Diet TKTP
Vulva Hygiene
Breast Care
Th/ :
Amoksisilin 3x500 mg/hari
Hemobion 1x1 tablet/hari
Antalgin 3x500 mg/hari
25