Anda di halaman 1dari 3

PEMERINTAH KOTA SURAKARTA

DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS PAJANG
JL. Sidoluhur Selatan No. 29 Pajang RT. 03 RW. 04, Telp. ( 0271 ) 714594
e-mail : puskesmaspajang@yahoo.com
SURAKARTA 57146

LAPORAN HASIL PELATIHAN

MANAJEMEN LINEN DAN LAUNDRY

PELAKSANAAN :

Hari / Tanggal : Selasa, 12 September 2017

Jam : 09.00-16.00 WIB

Tempat : Ruang RIKKES RSAU dr. Siswanto

Lanud Adi Sumarmo, Bolon, Colomadu, Karanganyar.

Narasumber : Rusben. S,SE. (Laundry Master)

A. Pengertian
Laundry rumah sakit adalah tempat pencucian linen yang dilengkapi dengan
sarana penunjangnya berupa mesin cuci, alat dan disinfektan, mesin uap (steam
boiler), pengering, meja dan mesin setrika.

B. Persyaratan
1. Suhu air panas untuk pencucian 70 C dalam waktu 25 menit atau 95 C
dalam waktu 10 menit.
2. Penggunaan jenis deterjen dan disinfektan untuk proses pencucian yang
ramah lingkungan agar limbah cair yang dihasilkan mudah terurai oleh
lingkungan.
3. Standar kuman bagi linen bersih setelah keluar dari proses tidak
mengandung 6x103 spora spesies Bacillus per inci persegi.

C. Tata Laksana
1. Di tempat laudry tersedia kran air bersih dengan kualitas dan tekanan aliran
yang memadai, air panas untuk disinfeksi dan tersedia disinfektan
2. Peralatan cuci dipasang permanen dan diletakkan dekat dengan saluran
pembuangan air limbah serta tersedia mesin cuci yang dapat mencuci jenis-
jenis linen yang berbeda.
3. Tersedia ruangan dan mesin cuci yang terpisah untuk linen infeksius dan
noninfeksius.
4. Laundry harus dilengkapi saluran air limbah tertutup yang dilengkapi dengan
pengolahan awal (pre-treatment) sebelum dialirkan keinstalasi pengolahan
air limbah.
5. Laundry harus disediakan ruang-ruang terpisah sesuai kegunaannya yaitu
ruang linen kotor, ruang linen bersih, ruang untuk perlengkapan kebersihan,
ruang perlengkapan cuci, ruang kereta linen, kamar mandi dan ruang peniris
atau pengering untuk alat-alat termasuk linen.
6. Untuk rumah sakit yang tidak mempunyai laundry tersendiri, pencuciannya
dapat bekerjasama dengan pihak lain dan pihak lain tersebut harus
mengikuti persyaratan dan tatalaksana yang telah ditetapkan.
7. Perlakuan terhadap linen :
a. Pengumpulan, dilakukan :
1) Pemilahan antara linen infeksius dan non infeksius dimulai dari
sumber dan memasukkan linen kedalam kantong plastic sesuai
jenisnya serta diberi label.
2) Menghitungdanmencatat linen di ruangan.
b. Penerimaan
1) Mencatat linen yang diterima dan telah terpilah antara infeksius dan
non infeksius.
2) Linen dipilah berdasarkan tingkat kekotorannya.
c. Pencucian
1) Menimbang berat linen untuk menyesuaikan dengan kapasitas mesin
cuci dan kebutuhan deterjen dan disinfektan.
2) Membersihkan linen kotor dari tinja, urin, darah, dan muntahan
kemudian merendamnya dengan menggunakan disinfektan
3) Mencuci dikelompokkan berdasarkan tingkat kekotorannya.
d. Pengeringan
e. Penyetrikaan
Penyerikaan dapat dilakukan dengan mesin setrika besar dapat disetel
sampai dengan suhu 120°C. Namun perlu diingat bahwa linen mempunyI
keterbatasan terhadap suhu antara 70-80°C
f. Penyimpanan
Penyimpanan linen bertujuan selain melindungi linen dari kontaminasi
ulang baik dari bahaya seperti mikroorganisme juga untuk mengontrol
linen tetap setebil dan rapi.Linen dimasukan ke dalam map plastic sesuai
kamar dan no bed lalu di masukkan ke lemari penyimpanan. Tips dalam
penyimpanan linen adalah sebagai berikut:
1) Linen harus dipisahkan sesuai jenisnya.
2) Linen baru yang diterima ditempatkan di lemari bagian bawah.
3) Pintu lemari selalu tertutup.
g. Distribusi dilakukan berdasarkan kartu tanda terima dari petugas
penerima, kemudian petugas menyerahkan linen bersih kepada petugas
ruangan sesuai kartu tanda terima.
h. Pengangkutan
1) Kantong untuk membungkus linen bersih harus dibedakan dengan
kantong yang digunakan untuk membungkus linen kotor.
2) Menggunakan kereta dorong yang berbeda dan tertutup antara linen
bersih dan linen kotor. Kereta dorong harus dicuci dengan disinfektan
setelah digunakan mengangkut linen kotor.
3) Waktu pengangkutan linen bersih dan kotor tidak boleh dilakukan
bersamaan.
4) Rumah sakit atau puskesmas yang tidak mempunyai laundry
tersendiri, pengangkutannya dari dan ketempat laundry harus
menggunakan mobil khusus.
8. Petugas yang bekerja dalam pengolahan laundry linen harus menggunakan
pakaian kerja khusus, alat pelindung diri, dan dilakukan pemeriksaan
kesehatan secara berkala, serta dianjurkan memperoleh imunisasi hepatitis
9. Penyebab Linen cepat rusak
a. Material linen yang dibeli kurang bagus
b. Noda yang timbul tidak bisa dihilangkan
c. Penggunaan dan kualitas kimia laundry kurang tepat dan kurang baik
d. Sumber daya manusia dibagian laundry dan bagian pengadaan kurang
pengetahuan tentang linen
e. Parstock linen kurang
f. Penggunaan linen yang kurang benar

Surakarta, 15 September 2017

Kepala UPTD Puskesmas Pajang


Dinas Kesehatan Pelapor
Kota Surakarta

dr.Hat Sukarmadani Sri Wahyuni


NIP. 197808142008042002 NIP.070919621984022002

Anda mungkin juga menyukai