Pedoman Pemberian Identitas Pada Pengunjung Pasie1
Pedoman Pemberian Identitas Pada Pengunjung Pasie1
02
RUMAH SAKIT TINGKAT IV 13.07.01 WIRABUANA
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
DAN KETENTUAN TENTANG FASILITAS
3
2. Peraturan Perundang-Undangan tentang Kesiapan menghadapi Bencana.
a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan
Bencana
1) Pasal 1 Ayat 1: Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam
dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik
oleh faktor alamdan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta
benda, dan dampak psikologis
2) pasal 1 ayat 2: Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau
serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi,
tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor.
3) Pasal 1 ayat 3: Bencana nonalam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa
atau rangkaian peristiwa nonalam yang antara lain berupa gagal teknologi, gagal
modernisasi, epidemi, dan wabah penyakit.
4) Pasal 1 ayat 4: Bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau
serangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik sosial
antarkelompok atau antar komunitas masyarakat, dan teror.
5) Pasal 1 Ayat 5: Penyelenggaraan penanggulangan bencana adalah serangkaian
upaya yang meliputi penetapan kebijakan pembangunan yang berisiko timbulnya
bencana, kegiatan pencegahan bencana, tanggap darurat, dan rehabilitasi.
6) Pasal 1 ayat 10: Tanggap darurat bencana adalah serangkaian kegiatan yang
dilakukan dengan segera dampak buruk yang ditimbulkan, yang meliputi kegiatan
penyelamatan dan evakuasi korban, harta benda, pemenuhan kebutuhan dasar,
perlindungan, pengurusan pengungsi, penyelamatan, serta pemulihan prasarana dan
sarana.
7) Pasal 4
Penanggulangan bencana bertujuan untuk:
a) Memberikan perlindungan kepada masyarakat dari ancaman bencana;
b) Menyelaraskan peraturan perundang-undangan yang sudah ada;
c) Menjamin terselenggaranya penanggulangan bencana secara terencana, terpadu,
terkoordinasi, dan menyeluruh;
d) Menghargai budaya lokal;
e) Membangun partisipasi dan kemitraan publik serta swasta;
f) Mendorong semangat gotong royong, kesetiakawanan, dan kedermawanan; dan
Menciptakan perdamaian dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.
4
8) Pasal 35
Penyelenggaraan penanggulangan bencana dalam situasi tidak terjadi bencana
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 huruf a meliputi:
a) Perencanaan penanggulangan bencana;
b) Pengurangan risiko bencana;
c) Pencegahan;
d) Pemaduan dalam perencanaan pembangunan;
e) Persyaratan analisis risiko bencana;
f) Penegakan rencana tata ruang;
g) Pendidikan dan pelatihan; dan
h) Persyaratan standar teknis penanggulangan bencana
9) pasal 48 Pasal 48
Penyelenggaraan penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 33 huruf b meliputi:
a) Pengkajian secara cepat dan tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya;
b) Penentuan status keadaan darurat bencana;
c) Penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena bencana
d) Pemenuhan kebutuhan dasar;
e) Perlindungan terhadap kelompok rentan; dan
f) Pemulihan dengan segera prasarana dan sarana vital
5
2) Pasal 7 ayat 2: Pengurangan risiko bencana dilakukan melalui kegiatan:
a) Pengenalan dan pemantauan risiko bencana;
b) Perencanaan partisipatif penanggulangan bencana;
c) Pengembangan budaya sadar bencana;
d) Peningkatan komitmen terhadap pelaku penanggulangan bencana; dan
e) Penerapan upaya fisik, nonfisik, dan pengaturan penanggulangan bencana
3) Pasal 14 ayat 1: Pendidikan dan pelatihan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat
(1) huruf g ditujukan untuk meningkatkan kesadaran, kepedulian, kemampuan, dan
kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana.
4) Pasal 14 Ayat 2: Pendidikan dan pelatihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diselenggarakan oleh Pemerintah dan pemerintah daerah dalam bentuk pendidikan
formal, nonformal, dan informal yang berupa pelatihan dasar, lanjutan, teknis, simulasi,
dan gladi.
5) Pasal 21 ayat 1 : Penyelenggaraan penanggulangan bencana pada saat tanggap
darurat meliputi: pengkajian secara cepat dan tepat terhadap lokasi, kerusakan,
kerugian, dan sumber daya;
a) Penentuan status keadaan darurat bencana;
b) Penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena bencana;
c) Pemenuhan kebutuhan dasar;
d) Perlindungan terhadap kelompok rentan; dan
e) Pemulihan dengan segera prasarana dan sarana vital
c. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor per.05/men/1996 Tentang sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja
1) Pasal 1 ayat 1
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang selanjutnya disebut Sistem
Manajemen K3 adalah bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan yangmeliputi
struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan
sumberdaya yang dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan, pencapaian, pengkajian
dan pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka
pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja
yang aman, efisien dan produktif;
2) Pasal 2
Tujuan dan sasaran Sistem Manajemen K3 adalah menciptakan suatu sistem
keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja dengan melibatkan unsur manajemen,
tenaga kerja, kondisi dan lingkungan kerja yang terintegrasi dalam rangka mencegah
dan mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta terciptanya tempat kerja
yang aman, efisien dan produktif.
6
3) Pasal 3
Setiap perusahaan yang mempekerjakan tenaga kerja sebanyak seratus orang atau
lebih dan atau mengandung potensi bahaya yang ditimbulkan oleh karakteristik proses
atau bahan produksi yang dapat mengakibatkan kecelakaan kerja seperti peledakan,
kebakaran, pencemaran dan penyakit akibat kerja wajib menerapkan Sistem
Manajemen K3.
Sistem Manajemen K3 sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) wajib dilaksanakan oleh
Pengurus, Pengusaha dan seluruh tenaga kerja sebagai satu kesatuan
palu, 2018
Megetahui,
Kepala Rumah Sakit Tk. IV Wirabuana Ketua Tim MFK