Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH BIOLOGI

“BAKTERI EUBACTERIA DAN ARCHAEBACTERIA”

Kelas X P.2
Kelompok 4

Anggota:
1. Ravicka Rahma Wati ( Pembuat Makalah)
2. Sinta Devi Yulia Sari ( Pembuat Makalah)
3. Melvi Ellen Noviza ( Pengetik Makalah)
4. Achmad Rizky Darmawan (Pengetik Makalah)
5. Tantri Sulastri (Pengetik Makalah)

SMK MUHAMMADIYAH 3 METRO

1|Makalah Biologi
A. Pengertian Eubacteria dan Archaebacteria
Pada awalnya, klasifikasi makhluk hidup hanya dikelompokkan ke dalam dua kingdom, yaitu
Animalia (hewan) dan Plantae (tumbuhan). Namun, kemudian muncul kingdom Fungsi (jamur)
yang dipisahkan dsari kingdom Plantae sehingga terbentuk tiga kingdom makhluk hidup.

Seiring berkembangnya teknologi dan instrumentasi, struktur sel makhluk hidup dapat diketahui
secara lebih rinci dan akurat. Penemuan dan pengamatan mengenai struktur ini memberikan
informasi adanya perbedaan tipe sel pada makhluk hidup berdasarkan ada atau tidaknya
membran inti sel, yaitu sel prokrariot (tidak memiliki membran inti) dan sel eukariot (membran
inti). Kingdom Prokariot muncul untuk memisahkan organisme prokariot dari organism eukariot
yang diklasifikasikan ke dalam tiga kingdom sebelumnya shingga terbentuk empat kingdom
kahluk hidup. Bakteri merupakan anggota dari kingdom Prokariot pada sistem empat kingdom
ini.

Pada tahun 1969, Robert Whittaker melakukan klasifikasi makhluk hidup berdasarkan susunan
sel, cara memperoleh makanan, dan tingakatan mahkluk hidup. Pengelompokan tersebut
mengklasifikan makhluk hidup menjadi lima kingdom, yaitu monera, protista, fungi, animalia,
dan plantae.

Pada tahun 1970-an, Carl Woese menemukan bahwa Archaebacteria berbeda dari Eubacteria
(bakteri) bersarakan perbedaan pada tingkat molekuler dengan membandingkan urutan DNA
organisme tersebut. Penemuan ini selanjutnya membagi kingdom Monera terbagi menjadi dua
kingdom berbeda, yaitu Eubacteria (bakteri) dan Archaebacteria sehingga terbentuk system
klasifikasi enam kingdom Eubacteria dan Archaebacteria menunjukkan perbedaa karakteristik
yang penting, yaitu perbedaan pada urutan DNA, struktur dinding sel, serta proses
metabolismenya. Karakteristik Archaebacteria lebih mendekati organism eukariot. Oleh karena
itu, Archaebacteria dianggap sebagai nenek moyang makhluk hidup eukariot uniseluler.

I. Eubacteria

Eubacteria (eu = sebenarnya) merupakan organism sel tunggal dengan ukuran 1 – 10 mikrometer
(um), prokariotik, dan dinding selnya mengandung peptidoglikan. Molekukl organic kompleks
peptidoglikan ini hanya ditemukan pada Eubacteria. Eubacteria dapat digolongkan ke dalam
beberapa kelompok, yaitu:

a. Proteobacteria (bakteri ungu) merupakan kelompok terbesar bakteri. Berdasarkan cara


memperoleh nutrisi dan sumber energi yang berbeda-beda, kelompok bakteri ini dapat
dikelompokkan menjada bakteri ungu yang bersifat fotoautotrof, fotoheterotrof,
kemoautotrof, atau kemoheterotorf. Beberapa jenis bakteriungu memiliki flagella.
Sebagian besar bakteri ungu bersifat anaerob obligat dan hidup di endapan kolam, danau
atau lumpur.

2|Makalah Biologi
b. Cyanobacteria sering disebut ganggang hijau-biru karena memiliki pigmen fikosianin
yang menyebabkan warna hijau yang hidup berkoloni, memiliki klorofil dan dapat
melakukan fotosintesis, tetapi tidak memiliki alat gerak. Cynaobacteria hidup secara
fotoautotrof dengan mengasimilasi senyarwa sederhana, misalnya CO2, ion nitrat atau
monium, dan beberapa ion anorganik lainnya. Perbedaan Cyanobacteria dengan bakteri
fotoautrotrof adalah Cyanobacteria menghasilkan O2 dalam proses fotosinterisnya
sedangkan bakteri fotoautotrof tidsak menghasilkan O2. Kelompok ini dapat hidup di
berbagai habitat, seperti tanah, air laut, daerah lembab, batu-batuan, atau menempel pada
organisme lain.
c. Spirochetes bukan merupakan kelompok besar pada Eubaceria. Kelompok ini memiliki
struktur unik yang disebut filament aksial. Spirochetes memiliki habitat atau tempat
hidup yang bervariasi, ada yang hidup bebas di lumpur atau di air, hidup sebagai parasit
dalam tubuh manusia, atau hidup dalam lambung hewan memamah biak.
d. Chlamydias memiliki bentuk tubuh tidak beraturan. Chlamydias merupakan parasit
interseluler obligat pada mamalia dan burung, artinya kelompok bakteri ini hanya dapat
hidup di dalam tubuh kahluk hidup lain yang menjadi inangnya.
e. Bakteri Gram positif merupakan bakteriyang beberapa jenis diantarnya membentuk
endospora ketika lingkungan miskin akan zat makanan atau berada dalam kondisi
lingkukngan yang tidsak kondusif. Contoh bakteri Gram positif adalah kelompok
Actinomycetes yang tidak membnetuk spora, berkembang biak dengan membentuk rantai
spora di ujung filamen. Actinomycetes yang tidak membentuk spora, berkembang biak
dengan cara memutuskan ujung filament dalam bentuk bulat atau batang, selanjutnya
filament tersebut membelah diri. Sementara itu, Mycoplasma tidak mempunyai dinding
sel dan bersifat kemoautrotrof.

II. Archaebacteria

Istilah archae pada Archaebacteria berasal dari bahasa Yunani, yaitu archairos yang artinya
purbakala. Kelompok bakteri ini berbeda dengan Eubacteria karena dinding selnya tidak
mengandung peptidoglikan tetapi berupa pseudopeptidoglikan.

Sebagian besar anggota Archaebacteria memperoleh energy dari reaksi oksidasi senyawa kimia,
baik senyawa organik maupun senyawa anorganik bersifat fototrof. Namun ada juga yang
memperoleh sumber energi dari cahaya. Secara morfologi Archaebacteria tidak berbeda dengan
Eubacteria. Archaebacteria dapat berbentuk batang, bulat, spiral, berbentuk filament atau pipih.

a. Bacteri metanogen hidup sebagai pengurai di dalam kolam dan rawa-rawa. Beberapa di
antaranya hidup dalam saluran pencernaan hewan ruminansia dan saluran pencernaan
manusia. Organisme ini menghaislkan gas metan dari reaksi kemosintesis secara anaerob
(tanpa oksigen).
b. Bakteri halofilik merupakan kelompok bakteri yang hidup pada lingkungan dengan kadar
garam tinggi (umumnya optimum pada kadar garam 20%, seperti di laut mati) dan
3|Makalah Biologi
bersifat anaerob. Untuk dapat hidup di lingkungan dengan kadar garam tinggi, kelompok
bakteri ini memiliki mekanisme untuk menjaga keseimbangan osmotic sel dengan
lingkungan. Protein pada membran sel bakteri halofilik memiliki pompa klorida yang
menggunakan halorodopsin untuk memompa klorida dan bakteriorodopsin untuk
menyintesis ATP sehingga energi untuk memompa klorida ke luar sel tersedia dalam
jumlah yang cukup.
c. Bakteri termoasidofilik merupakan kelompok bakteri yang hidup di lingkungan dengan
suhu tinggi (optimum pada suhu 60 – 80o C) dan asam atau pH rendah (optimum pH 2 –
4) atau konsentrasi belerang yang tinggi. Beberapa jenis bakteri dari kelompok ini dapat
mereduksi belereang (sulfur) menjadi gas hydrogen sulfide dan ada jugayang dapat hidup
dalam kondisi asam yang ekstrim dengan pH 1 – 2 atau lebih rendah. Reaksi sulfur
menjadi H2S adalah sebagai berikut.

S + H2 H2S

(belerang) (hydrogen) (hydrogen sulfida)

B. Bakteri dan Kesehatan manusia

1. Flora Normal

Kumpulan mikroorganisme yang secara alami terdapat pada tubuh manusia normal dan sehat
disebut sebagai flora normal. Pada tubuh manusia, bakteri merupakan komponen flora normal
dengan jumlah terbesar. Seain bakteri beberapa jenis virus, jamur, dan protozoa juga dapat
ditemukan pada orang sehat.

Flora normal dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu:

a. Flora tetap (resident flora)

Flora tetap berdiri dari mikroorganisme jenis tertentu yang biasanya ditemukan pada bagian
tubuh tertentu dan padsa usia tertentu pula. Pada kondisi tertentu, misalnya sakit, komposisi flora
tetap dapat berubah. Apabila kondisi tubuh kembali normal, komposisi flora tetap akan kembali
seperti semula. Perubahan komponen flora tetap akan kembali seperti semula. Perubahan
komposisi flora tetap dapat disebagkan oleh kondisi kesehatan umum nutrisi, hormon, maupun
usia.

b. Flora sementera (transient flora)

Flora sementara terdiri atas mikroorganisme nonpatogen selama kurun waktu tertentu, jam, hari,
atau minggu. Mikroorganisme ini berasal dari lingkungan, tidak menimbulkan penyakit dan tidak
tinggal secara tetap. Jumlah mikroorganisme ini sedikit pada kondisi flora tetap dalam keadaan

4|Makalah Biologi
normal. Jika flora tetap berubah, flora sementar data beerkembang biak dan menimbulkan
infeksi.

Keberadaan flora normal memberikan keuntungan bagi manusia, antara lain.

 Menyintesis vitamin yang dibutuhkan manusia. Sebagai contor bakteri yang berada
dalam saluran pencernaan menghasilkan Vitamin K serta Vitamin B12, dan bakteri asam
laktat menghasilkan vitamin B tertentu. Beberapa jenis hewan yang tidak memiliki flora
normal membutuhkan vitamin K dalam makanannya.
 Flora normal mencegah pertumbuhan mikroorganisme patogen. Hal ini dapat terjadi
karena adanya kompteisi flora normal dengan bakteri patogen terhadap habitat dan
kebutuhan akan nutrisi.
 Flora normal dapat bersifat antagonis terhadap bakteri lain. Sebagian bakteri mampu
menghasilkan senyawa yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri lain. Bakteri dalam
usus minsalnya, menghasilkan berbagai substansi seperti asam lemak dan peroksida
maupun senyawa antibakteri yang dapat menghambat atau bahkan membunuh bakteri
lain.

2. Bakteri yang Menguntungkan Terhadap Manusia.

Selain dapat menimbulkan penyakit, berbagai jenis bakeri juga berperan menghasilkan senyawa
antibakteri yang dapat menghabnat pertumbuhan bakteri lain, terutama bakteri patogen.
Beberapa contoh diantaranya adalah basitrasin dihasilkan oleh Bacillus subtilis, Streptomisin
dihasilkan oleh Streptomyces griseus, polimiksin B dihasilkan oleh Bacillus Polymixa, dan
antibiotic triotrisin dihasilkan oleh Bacillus brevis.

Berikut ini adalah beberapa jenis bakteri yang menguntungkan terhadap kesehatan manusia,
yaitu:

a. Escherichia Coli memproduksi vitamin K pada usus besar melindung bagian jaringan
tubuh dasri kolonisasi bakteri patogen.
b. Lactobacillu amylovorus menghasilkan asa L-laktat yang dapat mengurangi kadar
kolestorerol dalam darah dan dapat digunakan sebagai antikanker.
c. Pediococcu sp. Menghasilkan bakteriosin dan meningkatkan kadar garam dalam usus
sehingga dapat berguna untuk mengontrol bakteri patogen dalam usus.
d. Keberadaan Staphylococcus epidermidis pada kulit dapat meningkatkan respons imunitas
terhadap bakteri patogen di kulit.

3. Bakteri Penyebab Penyakit

Berbagai jenis bakteri diketahui mampu menimbulkan penyakit pada manusia. Bakteri ini
disebut bakteri patogen. Penyakita ditimbulkan oleh mikroorganisme, termasuk bakteri patogen
disebut sebagai penyakit infeksi. Kemampuan bakteri patogen untuk menimbulkan penyakit

5|Makalah Biologi
disebut patogenesitas. Bakteri dapat menimbulkan penyakit karena adanya factor penyebab
kerusakan sel inang yang disebut faktor virulensi, antara lain toksin, enzim, ataupun protein
adhesin.

Berikut ini adalah beberapa jenis bakteri yang merugikan terhadap manusia, yaitu:

a. Mycoplasma pneumonia merupakan salah stau penyebab pneumonia, yaitu infeksi paru-paru.
Bakteri ini menyerang alveolus sehingga menyebabkan terganggunya pertukaran gas dalam
paru-paru.
b. Mycobactereium tuberculosis menyebabkan tuberculosis (TBC). Bakteri ini dapat merusak
paru-paru. Gejala utama penyakit ini adalah batuk kering yang disertai denagndarah.
Penyakit ini diawali dengan adanya bercak pada paru-paru atau granuloma pada jaringan
sekitar infeksi.
c. Neisseria Meningitidis menyebabgkan meningitis, yaitu peradangan selaput otak yang dapat
menyebabkan kematian pada penderita.
d. Bordetella pertussis menyebabkan pertusis atau batuk rejan pada bayi dan balita. Batu rejan
dapat menyebabkan apnea (berhenti bernapas dalam periode waktu tertentu). Penyakit ini
merupakan salah satu penyebaba kematian pada bayi.
e. Difteri adalah penyakit pada saluran pernapasan atas yang disebabkan oleh Corynebacterium
diphtheria. Penyakit ini dapat menyebabkan hancrnya jaringan dan membran disekitar
infeksi. Toksin bakteri ini juga dapat menyebar dan menyebabkan komplikasi seperti
miokarditis, trombositopenia (rendahnya trombosit), serta proteinuria (terdaapt protein dalam
urine)
f. Bacillus anthracis menyebabkan penyakit antraks. Penyakit ini dapat menjagkiti penderita
apabila spora bakteri berada dalam debu yang terhirup. Gejala awal penyakit ini seperti flu,
hipoksia dan dispnea. Penyakit ini dapat menyebabkan akumulasi cairan pada rongga pleura.
g. Shigella dapat menyebabkan disentri yang ditandai dengan diare disertai dengan darah.
Bakteri ini menyerang usus besar dan menyebabkan peradangan pada daerah tersebut.
h. Salmonella typhi dapat menyebabkan penyakit tifus.
i. Yersinia pestis menyebabkan penyakit pes. Vector bakter ini adalah pinjal tikus. Bakteri ini
menyerang system limfa.

6|Makalah Biologi

Anda mungkin juga menyukai