DISUSUN OLEH:
KELOMPOK II
Kelas X Farmasi 4
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas terselesainya makalah ini,
walaupun masih jauh dari kesempurnaan. Makalah yang kami buat berisi materi tentang Iman
Kepada Malaikat.
Makalah ini memberi perhatian yang besar terhadap Ilmu Pengetahuan dan Teknologi maupun
ketaqwaan kita kepada Allah SWT. Oleh karena itu, selain menyajikan makalah yang di
kehendaki, makalah ini juga menyajikan aplikasi keimanan kita dalam kehidupan sehari- hari,
baik dalam bidang IPTEK maupun non IPTEK. Di dalam makalah ini, kita temukan tentang
keimanan manusia untuk beribadah kepada Malaikat .
Demikian pula dengan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan
kritik yang membangun tetap kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
2
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
a. Kesimpulan …………………………………………………………………. 15
3
BAB I
PENDAHULUAN
Malaikat adalah makhluk ghaib yang diciptakan Allah dari cahaya, senantiasa menyembah
Allah, tidak pernah mendurhakai perintah Allah serta senantiasa melakukan apa yang
diperintahkan kepada mereka. Dalam bab ini, kita akan membahas tentang Iman kepada
Malaikat. Rukun akidah yang kedua setelah iman kepada Allah, adalah iman kepada adanya
malaikat. Iman kepada malaikat lebih didahulukan daripada iman kepada nabi dan rasul, hal ini
dikaitkan dengan salah satu fungsi utama malaikat, yaitu sebagai penyampai wahyu Allah
kepada nabi-Nya.
Salah satu dalil untuk mengetahui keberadaan malaikat adalah melalui berita yang mutawatir
(akurat), dan satu-satunya berita yang paling akurat adalah berita yang dibawa Nabi Muhammad
SAW, yaitu Al Qur’an. Dalam Al Qur’an masalah malaikat disebutkan lebih dari 75 kali,
tersebar dalam 33 surat .
a. Latar belakang
Malaikat adalah kekuatan-kekuatan yang patuh, tunduk dan taat pada perintah serta ketentuan
Allah SWT. Malaikat berasal dari kata malak bahasa arab yang artinya kekuatan. Dalam ajaran
agama islam terdapat 10 malaikat yang wajib kita ketahui dari banyak malaikat yang ada di
dunia dan akherat yang tidak kita ketahui.
Iman kepada malaikat adalah bagian dari Rukun Iman. Iman kepada malaikat maksudnya adalah
meyakini adanya malaikat, walaupun kita tidak dapat melihat mereka, dan bahwa mereka adalah
salah satu makhluk ciptaan Allah. Allah menciptakan mereka dari cahaya. Mereka menyembah
Allah dan selalu taat kepada-Nya, mereka tidak pernah berdosa. Tak seorang pun mengetahui
jumlah pasti malaikat, hanya Allah saja yang mengetahui jumlahnya.
Walaupun manusia tidak dapat melihat malaikat tetapi jika Allah berkehendak maka malaikat
dapat dilihat oleh manusia, yang biasanya terjadi pada para Nabi dan Rasul. Malaikat selalu
menampakan diri dalam wujud laki-laki kepada para nabi dan rasul. Seperti terjadi kepada Nabi
Ibrahim.
b. Rumusan masalah
4
BAB II
PEMBAHASAN
Perlu diketahui, malaikat terkadang disebut Al- mala, Al-ala (kelompok tertinggi) adalah
makhluk tuhan yang diciptakan dari an- nur(cahaya). Dan Allah menciptakan malaikat terdapat
empat malaikat yang mulia, yaitu: israfil, mikail, jibril dan izrail. Kepada keempat malaikat yang
empat itulah kemudian Allah menyerahkan segala urusan para makhluk yang berada didalam
semesta ini. Kemudian kepada malaikat jibril Allah msemberi tugas sebagai penyampai wahyu
dan risalah. Pada malaikat mikail Allah memberi tugas sebagai pengatur hujan dan membagi
rizki. Kepada malaikat Izrail Allah memberi tugas sebagai pencabut nyawa dan pada malaikat
Israfil Allah memberinya tugas sebagai peniup sangkakala.
Dalam suatu riwayat Ibnu Abbas ra. Berkata: bahwasanya malaikat isrofil memehon kepada
Allah SWT agar diberinya kekuatan untuk membawa langit tujuh. Kemudian Allah
mengabulkannya dan memberinya kekuatan lagi untuk menguasai angin. Allah juga memberinya
kekuatan untuk mencabut gunung. Kemudian Allah memberinya kekuatan memegang binatang
buas dan Allah memberinya rambut yang lebat yaitu mulai dari bawah kedua telapak kakinya
hingga kepalanya. Sedangkan beberapa mulut dan lisannya ditutup dengan beberapa hijab yang
sama membaca tasbih kepada Allah disetiap lisannya dengan seribu bahasa. Kemudian dari
isrofil itulah Allah menciptakan sejuta malaikat yang sama membaca tasbih kepada Allh SWT
sampai hari kiamat.
Maksud iman kepada malaikat adalah mengimani bahwa mereka adalah perantara antara Allah
dan rosulnya, dalam menurunkan kitab- kitab-Nya dan menyampaikan perintah dan larangannya.
Mereka adalah utusan Allah kepada para Rosul-Nya. Oleh karena itu, barang siapa yang tidak
mengimani mereka maka ia kafir terhadap kitab-kitab dan para rosul-Nya . seperti dijelaskan
ayat di bawah ini bahwa sudah menjadi keharusan bagi setiap umat Islam yang mengaku
beriman, untuk meyakini keberadaan malaikat.
َسو ُل آَ َمن َّ اَللِ آ َ َمنَ ُكل َو ْال ُمؤْ ِمنُونَ َربِِّ ِه ِم ْن إِلَ ْي ِه أ ُ ْن ِز َل بِ َما
ُ الر َّ َِو َم ََلئِ َكتِ ِه ب
Terjemahan:
“Rasul telah beriman kepada al-Qur’an yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian
pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah Malaikat-malaikat-Nya…”[1]
Sebab itu pula, iman kepada malaikat didahulukan daripada iman kepada kitab dan rosul-Nya.
Sebagaimana yang terdapat dalam Al-qur'an dan hadist.
5
Imam Al-jalil alhadhrowi berkata dalam kitab syu'ab al-iman, "ketahuilah semoga Allah
memberikan rahmat padamu bahwa iman kepada malaikat itu wajib seperti iman kepada para
rosul. Orang yang menentang iman kepada malaikat adalah kafir dan Allah tidak menerima
keimanannya. Karena ia telah mendustai kitab-kitab dan para rosul-Nya".
Antara malaikat satu dengan yang lainnya memeliki beberapa perbedaan,seperti kedudukan dan
bahwa Allah SWT menciptakan malaikat bersayap. Jumlah sayap merekapun berbeda-beda
tergantung dengan kehendak Allah SWT. Kedudukan dan status malaikat serta kemampuan cepat
atau lambat serta perpindahan mereka dari satu tempat ke tempat yang lain.
Pengetahuan manusia tentang malaikat terbatas pada keterangan yang diungkapakan dalam
Alquan dan Hadist Rasul. Iman kepada malaikat akan memberikan pengaruh kejiwaan yang
cukup besar, seperti kejujuran, ketabahan, dan keberanian. Adapun tugas-tugas malaikat
sebagaimana di jelaskan dalam Alquran. Jumlah malaikat sangat banyak, tidak terhingga dan
hanya Allah yang mengetahuinya. Mereka memiliki tugas dan pangkat yang berbeda satu sama
lain. Sebagian dari mereka disebut namanya, dan sebagian lainnya disebutkan tugasnya saja.
1. Malaikat Jibril: bertugas menyampaikan wahyu kepda para nabi dan rasul, sejak nabi Adam
sampai dengan Rasul Nabi Mmuhammad. Nama lain dari Jibril adalah Ruhul Quds (Q.S. An-
Nahl:102) dan Ruh al-Amin (Q.S. Asy-Syuara:193).
2. Malaikat Mikail: mengatur pembagian rizki kepada seluruh mahluk, seperti: makanan,
minuman, dan menurunkan hujan.
3. Malaikat Israfil: bertugas meniup sangkakala pada hari kiamat dan hai kebangkitan (Q.S. Al-
Haqqah:13-16, Q.S. Az-Zumar:68, Q.S. Ibrahim:48).
4. Malaikat Izrail: malaikat maut bertugas mencabut nyawa manusia dan seluruh mahluk hidup
lainnya.
5. Malaikat Raqib dan Atid: bertugas mencatat seluruh tingkah laku, perbuatan manusia. Raqib
untuk yang baik, dan Atid untuk yang jahat (Q.S. Qaf: 16-18).
7. Malaikat Malik: bertugas sebagai penjaga neraka dan meminpin para malaikat menyiksa
penghuni neraka (Q.S. At-Tahrim:6, Q.S. Al-Zukhruf: 77).
6
Di bawah ini di antara malaikat yang tidak di ketahui nama-namanya namun diketahui tugas-
tugasnya sebagai berikut:
1. Malaikat lain ada yang menurunkan wahyu kepada abdi-abdi Allah yang dikehendaki-Nya.
8. Malaikat ada yang bertugas member salam dan keselmatan kepada ahli surga.
Malaikat mengawasi dan memberikan perhatian pada manusia ketika diciptakan, memelihara
manusia ketika dilahirkan, serta mengambil ruh manusia ketika ajal datang. Malaikat pun
bbertugas membawa wahyu dari Allah bagi manusia.
Tugas lain yang diemban malaikat adalah menjadi pendaming manusia. Hadits yang terdapat
pada shahih muslum telah mempertegas hal itu. Dapat dikatakan bahwa malaikat yang menjadi
pendamping manusia itu adalah malikat yang ditugaskan untuk memelhara amal manusia.
Sementara itu dua pendamping manusia yang terdiri atas jin dan malikat senantiasa berada dalam
kondisi bertentangan. Jin mengajak manusia untuk berbuat jahat, sedangkat malaikat mengajak
manusia untuk berbuat kebaikan. Siapapun yang mmemperoleh bisikan malaikat harus bersyukur
dan memuji Allah. Jika yang diperolehnya adalah bisikan syetan, secepatnya dia harus
berlindung kepada Allah dari godaan syetan yang terkutuk.
Lain halnya dengan malaikat Jibril, setiap malam bulan Ramadhan, biasa mendatangi Rasulullah
saw, untuk bertadarus Al-qur’an. Tugas lain yang diemban oleh malaikat adalah mengawasi amal
perbuatan manusia.
Salah satu syarat seseorang diktkn beriman adalah keimanan kepada malikat yang mulia. Tugas
yang dibebankan Allah kepada malikat untuk kepentingan manusia, adalah meniupkan ruh
kepada janin, baik itu manusia beriman maaupun kafir, memelihara seluruh manusia,
menyampaikan wahyu, mengawasi dan mencatat amal perbuatan manusia serta mencabut ruh
manusia atas perintaah llah. Malaikat pun memiliki tugas khusus terhadap orang-oraang beriman,
yaitu:
7
a. Memberikan kecintaan kepada orang-orang beriman
e. Membacakan isighfar atau permohonan ampunan Allah bagi orang-orang yang beriman
f. Menghadiri majelis ilmu dan dzikir, serta enaungi orang-orang beriman yang berad di mjelis
tersebut dengan sayap-sayapnya
k. Memasuki barisan orang-orang beriman ketika berperang dalam meneguhkan jiwa mereka
n. Memelihara orang beriman yang shaleh dan senantiasa meneguhkan pendirian mereka
8
q. Melindungi Mekkah dan Madinah dari dajjal
r. Mengucapkan amin ketika orang muslim mengucapkan amin dan itu menambah pahala bagi
seseorang yang mengucapkan amin
1. Gemar shalat berjamah, karena ada keyakina bahwa malaikat selalu menghadiri shalat
berjamaah (H.R. Ahmad, Abu Dawud dan Nasai).
2. Gemar beramal seperti mnyantuni anak yatim, terlantar dan mmberi bantuan harta kepada
para fakir miskin. Hal ini disebabkan antara lain adanya keyakinan bahwa malaikat selalu
mendoakan orang yang berperilaku dermawan, agar harta yang dibelanjakan di jalan Allah itu
menjadi berkah (H.R. Muslim).
3. Gemar menuntut ilmu, lalu mengajarkannya kepada orang lain (H.R. Abu Daud dan
Turmuzi).
4. Gemar membaca Al-Qur’an. Karena ketika Al Qur’an dibacakan, malaikat akan hadir dan
mendengarkan.
• Kita telah mengetahui tugas, pekerjaan, dan keutamaan malikat sehingga sebagai seorang
mukminn, kita waib melakukan hal-hal berikut ini:
a. Menghindari perbuatan maksiat dan dosa-dosa yang dapat menyakiti dan mengecewakan
hati malaikat
b. Menjauhi hal-hal yang dibenci oleh ppara mmalaikt dan juga dibenci oleh manusia Karena
malaikat akan merasa terganggu akibat hal—hal yang mengganggu manusia.
d. Mencintai dan menghormati mereka dengan tidak membeda-bedakan mereka seperti yang
dilakukan oleh oorang yahudi.
1. Lebih mengenal kebesaran dan kekuasaan Allah yang menciptakan dan menugaskan para
malaikat tersebut.
2. Lebih bersyukur kepada Allah atas perhatian dan perlindungan Allah terhadap hamba-Nya
dengan menugaskan para mlaikat untuk menjaga, membantu dan mendoakan hamba-hamba-Nya.
9
3. Berusaha berbuat kebaikan dan menjauhi segala kemaksiatan serta senantiasa ingat kepada
Allah sebab para malaikat mencatat dan mengawasi amal perbuatan manusia (Q.S. Al-
Infithar:10-12).
4. Tidak berperilaku sombong, sebab para malaikat tidak memiliki watak sombong (Q.S. An-
Nahl: 49).
5. Selalu teringat akan balasan Allah ketika malaikat mencabut nyawa (Q.S. Muhammad:27).
Allah menciptakan para malaikat dan menjadikan mereka bersayap. Sayap para Malaikat
berbeda-beda dari sisi jumlah dan besarnya. Allah menjelaskan dalam QS Fathir ayat 1,
“Segala puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi, yang menjadikan Malaikat sebagai utusan-
utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap, masing-masing (ada
yang) dua, tiga dan empat. Allah menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya.
Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.”
Yang dimaksud Allah menambahi dalam penciptaan apa yang Dia kehendaki sebagaimana dalam
ayat di atas adalah menambah jumlah malaikat dan menambah jumlah sayap malaikat,
sebagaimana yang Dia inginkan.
Dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu beliau mengatakan bahwasanya Muhammad shallallahu
‘alaihi wa sallam melihat malaikat Jibril memiliki 600 sayap.” (HR Muslim) Dalam riwayat
Ahmad dinyatakan bahwa satu sayap malaikat Jibril itu sudah bisa menutupi ufuk.
b) Para malaikat tidaklah makan tidak pula minum. Tidak menikah, dan tidak pula
berketurunan.
“Maka tatkala dilihatnya tangan mereka tidak menjamahnya, Ibrahim memandang aneh
perbuatan mereka, dan merasa takut kepada mereka. Malaikat itu berkata, “Jangan kamu takut,
sesungguhnya kami adalah yang diutus kepada kaum Luth.”(QS Huud: 70)
Diriwayatkan dari Said bin Musayyib, beliau metakan bahwa para malaikat itu bukan laki-laki
dan bukan perempuan, tidak makan, tidak minum, tidak menikah dan tidak berketurunan.
Terdapat banyak dalil yang menunjukkan bahwa para malaikat itu berdialog dengan Allah
subhanahu wa ta’ala. Dalilnya, “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat:
“Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” Mereka berkata,
“Mengapa Engkau hendak menjadikan di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya
10
dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan
mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman yang artinya, “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang
tidak kamu ketahui.” (QS al-Baqarah: 30).
Ayat ini menunjukkan bahwa para malaikat berbicara kepada Allah dan Allah pun mengajak
bicara dengan mereka. Para malaikat mendengar firman Allah dan hal tersebut menyebabkan
mereka pingsan.
“Dan tiadalah berguna syafa’at di sisi Allah melainkan bagi orang yang telah diizinkan-Nya
memperoleh syafa’at itu, sehingga apabila telah dihilangkan ketakutan dari hati mereka, mereka
berkata “Apakah yang telah difirmankan oleh Tuhan-mu?” Mereka menjawab, “Yang benar,”
dan Dia-lah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar” (QS Saba’: 23).
Malaikat juga berbicara dengan manusia baik pada saat dalam rupa aslinya atau pun ketika
berwujud manusia. Ketika dalam wujud manusia, maka orang yang diajak bicara oleh malaikat
pun bisa menyaksikan rupa malaikat tersebut sebagaimana dalam hadits Jibril.
Terkadang pula Nabi bisa melihat malaikat, namun para shahabat yang berada di sekelilingnya
tidak bisa melihatnya.
Diantara dalil hal tersebut adalah saat Nabi berkata kepada isterinya Aisyah, “Ini Malaikat Jibril,
dia mengucapkan salam untukmu. Aisyah pun mengatakan engkau bisa melihat apa yang tidak
bisa kami lihat.” (HR Bukhari dan Muslim)
Malaikatpun berbicara dengan sesamanya, sebagaimana firman Allah dalam QS Saba’ ayat 23.
Pada saat menjelaskan ayat tersebut Aisyah mengatakan, “Sesungguhnya para malaikat turun ke
awan, lalu menceritakan ketetapan yang sudah ditetapkan di langit.” Pembicaraan mereka ini
kemudian dicuri oleh jin lalu disampaikan kepada para dukun.
Pada surat Al- Anbiya: 20, Mereka selalu bertasbih malam dan siang tiada henti-hentinya”. Dan
pada QS. Fushillat : 38, yang berbunyi sebagai berikut :
“Jika mereka menyombongkan diri, Maka mereka (malaikat) yang di sisi Tuhanmu bertasbih
kepada-Nya di malam dan siang hari, sedang mereka tidak jemu-jemu.” (Fushillat:38)
Terdapat banyak dalil yang menunjukkan bahwa semua makhluk hidup tak terkecuali malaikat
itu akan merasakan kematian. Diantaranya adalah :
• “Janganlah kamu sembah di samping Allah, tuhan apapun yang lain. Tidak ada Tuhan
melainkan Dia. Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Allah. Bagi-Nyalah segala penentuan, dan
hanya kepada-Nyalah kamu dikembalikan.” (QS al-Qashash: 88).
11
• “Semua yang ada di bumi itu akan binasa.” (QS Ar-Rahman: 26).
• Para ulama’ ahli tafsir menyebutkan bahwa malaikat yang terakhir mati adalah malaikat
kematian. Sedangkan malaikat yang pertama kali dibangkitkan dari kematian adalah malaikat
peniup sangkakala.
Allah menciptakan para malaikat dan memberikan tugas besar untuk mereka. Oleh karena itu
malaikat ma’shum (terjaga) dari tindak maksiat, sehingga tatanan alam semesta ini tidak
mengalami ketimpangan. Allah berfirman yang artinya, “Hai orang-orang yang beriman,
peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan
batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa
yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS
at-Tahrim: 6), “Mereka itu tidak mendahului-Nya dengan perkataan dan mereka mengerjakan
perintah-perintahNya..” (QS al-Anbiya” : 27).
Ada sebagian orang yang kebingungan mengenai kemakshuman para malaikat jika dihubungkan
dengan surat al-Anbiya: 29, “Dan barangsiapa di antara mereka, mengatakan: “Sesungguhnya
Aku adalah tuhan selain daripada Allah”, maka orang itu Kami beri balasan dengan Jahannam,
demikian Kami memberikan pembalasan kepada orang-orang zalim.
Jawaban tentang hal ini sebagaimana yang disampaikan Syaikh Syinqiti dalam tafsirnya. Beliau
mengatakan, “Meskipun para malaikat adalah makhluk yang mulia dan memiliki kedudukan
tinggi di sisi Allah, akan tetapi seandainya ada seorang malaikat yang mengaku sebagai ilah
selain Allah tentu akan Allah siksa dengan api neraka. Kita semua mengetahui bahwasanya
pengandaian itu mungkin terjadi dan adapula pengandaian yang tidak mungkin terjadi. Ayat
yang semisal ini yang berisikan pengandaian yang tidak mungkin terjadi adalah dalam surat az-
Zumar 65 yang artinya, “Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada yang
sebelummu. “Jika kamu mempersekutukan , niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu
termasuk orang-orang yang merugi.
Kita semua sudah mengetahui bahwasanya para nabi itu terjaga dari melakukan kemusyrikkan.
Ayat-ayat di atas (QS al-Anbiya 29 dan al-Zumar 65) dan ayat-ayat yang semakna, semuanya
menunjukkan bahwa Allah adalah satu-satunya zat yang berhak untuk disembah dan tidak boleh
disekutukan. Disamping itu satu jenis ibadah pun tidak boleh diberikan kepada selain Allah,
meskipun kepada malaikat yang sangat dekat dengan Allah, tidak pula seorang nabi sekaligus
rasul.
”Ada juga orang yang kebingungan tentang kemakshuman malaikat jika dikaitkan dengan
keengganan iblis untuk bersujud kepada Adam. Hal ini sebenarnya tidak perlu dibingungkan
mengingat iblis bukanlah malaikat menurut pendapat yang benar. Ada juga yang meneruskan hal
ini dengan Harut dan Marut yang mengajarkan sihir kepada banyak orang. Hal ini sebenarnya
12
tidak perlu dipermasalahkan jika kita menyadari bahwasanya apa yang dilakukan oleh Harut dan
Marut itu atas perintah Allah sebagai cobaan dan ujian bagi manusia.
g) Berilmu
Allah berfirman, “Mereka menjawab: “Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain
dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha
Mengetahui lagi Maha Bijaksana . (QS al-Baqarah: 32), Allah juga membebani para malaikat
dengan berbagai tugas di langit dan di bumi. Oleh karena itu tentu mereka memiliki ilmu
berkenaan dengan tugas yang diberikan kepada mereka.
Allah berfirman, “Padahal sesungguhnya bagi kamu ada yang mengawasi, yang mulia dan
mencatat,(QS al-Infithar: 10-11).
h) Berdebat
Allah berfirman yang artinya: “Ini adalah suatu rombongan yang masuk berdesak-desak bersama
kamu. Tiadalah ucapan selamat datang kepada mereka karena sesungguhnya mereka akan masuk
neraka.”(QS Shaad: 69), Yang dimaksud berdebat dalam hal ini adalah berdialog dan saling
membantah di antara sesama mereka.
Nabi bersabda, “Tidakkah kalian bershaf sebagaimana para malaikat membuat barisan di sisi
Rabbnya?” Para shahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, bagaimanakah shaf yang dibuat oleh
para malaikat di sisi Rabbnya? Nabi bersabda, “Mereka menyempurnakan dan merapatkan shaf”
(HR Muslim).
Allah berfirman, “Di tangan para penulis, yang mulia lagi berbakti.” (QS Abasa: 15-16). Yang
dimaksud safarah adalah penghubung antara Allah dan para rasul serta para nabi
Secara bahasa safarah berarti memperbaiki. Sehingga para malaikat dijadikan sebagaimana duta
yang memperbaiki keadaan suatu kaum pada saat mereka turun membawa wahyu Allah dan
menyampaikannya. Sedangkan yang dimaksud kiram adalah ciri fisik mereka yang bagus mulia
dan terpuji. Sedangkan yang dimaksud dengan bararah adalah akhlak dan perbuatan para
malaikat itu suci dan sempurna. Dari Aisyah Rasulullah bersabda, “Permisalan orang yang
pandai membaca al-Quran adalah bersama para malaikat yang safarah, kiram, dan bararah.” (HR
Bukhari dan Muslim).
13
“Dan guruh itu bertasbih dengan memuji Allah, para malaikat karena takut kepada-Nya, dan
Allah melepaskan halilintar, lalu menimpakannya kepada siapa yang Dia kehendaki, dan mereka
berbantah-bantahan tentang Allah, dan Dia-lah Tuhan yang maha keras siksa-Nya.” (QS ar-
Ra’du: 13).
Diriwayatkan oleh Thabrani dalam Mu’jam Ausath dengan sanad yang hasan dari Jabir.
Rasulullah bersabda, “Pada saat malam Isra’ Mi’raj aku melewati Mala’ A’la (para malaikat)
sedangkan Jibril bagaikan tikar karpet yang usang karena demikian takut kepada Allah.
l) Merasa Malu
Nabi bersabda mengenai Utsman, “Tidakkah aku merasa malu terhadap seseorang (Utsman)
yang para malaikat merasa malu terhadapnya. (HR Bukhari).
14
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
• Malaikat terkadang disebut Al- mala, Al-ala (kelompok tertinggi) adalah makhluk tuhan yang
diciptakan dari an- nur(cahaya).
• Maksud iman kepada malaikat adalah mengimani bahwa mereka adalah perantara antara Allah
dan rosulnya, dalam menurunkan kitab- kitabNya dan menyampaikan perintah dan larangannya.
• Perilaku beriman kepada malaikat, seperti: berkata jujur, menepati janji dan menjaga amanah.
B.DAFTAR PUSTAKA
Al-Uthaimin, Muhammad Shaleh. Tt. Apakah yang Dimaksud dengan Aqidah Ahlussunnah Wal
Jama’ah. –
Ghazali, Imam. Tt. Membersihkan Jiwa dari Sifat Tercela untuk Meraih Sifat Terpuji. Surabaya:
Bintang Usaha Jaya
Labib. Tt. Penciptaan Nur Muhammad sebelum Kejadian Makhluk. Surabaya: Bintang Usaha
Jaya
15