1. Sitti Aisyah
2. Muh. Afdhal
3. Asmi Rusadi
FAKULTAS TEKNIK
Puji syukur kepada Allah SWT. yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya,
terhadap Rukun Iman (Iman Kepada Malaikat, Kitab-Kitab, dan Rasul)” tepat pada
waktunya.
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Bapak Dr.
Kelompok kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. ABD. RAHMAN,
S.Ag.,M.A yang telah memberikan materi dalam penyusunan makalah ini. Kami
juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan dalam
Kelompok kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
kata sempurna karena kesempurnaan hanya milik Allah SWT semata. Oleh karena
itu, kritik dan saran serta pertanyaan yang membangun kami terima sebagai
Kelompok III
2
DAFTAR ISI
C. Tujuan .......................................................................................................... 2
A. Kesimpulan ................................................................................................. 13
3
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Beragama adalah suatu bentuk keyakinan manusia terhadap berbagai hal yang yang
diajarkan oleh agama yang dianutnya. Beragama berarti meyakini secara bulat
terhadap pokok-pokok ajaran dan keyakinan sebuah agama. Oleha keran itu, tidak
ada manusia yang mengaku beragama tanpa ia meyakini apa-apa yang ditetapkan
Dalam agama Islam terdapat pilar-pilar keimanan yang dikenal dengan rukun Iman,
terdiri dari enam pilar. Ke enam pilar tersebut adalah keyakinan Islam terhadap hal-
hal yang “ghoib” yang hanya dapat diyakini secara transedental, sebuah
Rukun Iman (pilar keyakinan) ini adalah terdiri dari: 1. Iman kepada Allah (Patuh
dan taat kepada Ajaran Allah dan Hukum-hukumNya), 2. Iman kepada Malaikat-
malaikat Allah (mengetahui dan percaya akan keberadaan kekuasaan dan kebesaran
Allah dalam kitab-kitabNya secara hanif. Salah satu kitab Allah adalah Al-Qur'an),
4. Iman kepada Rasul-rasul Allah, 5. Iman kepada hari Kiamat (paham bahwa setiap
perbuatan akan ada pembalasan) dan 6. Iman kepada Qada dan Qadar (paham pada
keputusan serta kepastian yang ditentukan Allah pada alam semesta). Enam pilar
keimanan umat Islam tersebut merupakan sesuatu yang wajib dimiliki oleh setiap
mengimani ke enam rukun iman tersebut merupakan suatu kewajiban yang tidak
4
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
5
BAB II
PEMBAHASAN
keimanan terhadap diri-Nya dalam banyak ayat di dalam Al Quran, seperti dalam
ayat yang artinya: “Setiap mereka beriman kepada Allah, kepada seluruh malaikat-
yang dimuliakan oleh Allah dan diciptakan untuk menyembah dan mematuhi
tugas yang mereka miliki sebagaima yang dijelaskan dalam Al Quran dan hadits, (4)
sebuah hadits shahih yang diriwayatakan oleh Imam Muslim, bahwasanya Allah
menciptakan mereka dari cahaya. Hal lainnya yang juga menunjukkan keutamaan
dan kemuliaan para malaikat adalah seringnya Allah menisbatkan para malaikat
dalam firman Allah yang artinya: “Sesungguhnya Allah dan para malaikatnya
bersolawat kepada Nabi” (QS. Al Ahzab : 56) atau dalam ayat yang artinya:
“Barangsiapa yang ingkar kepada Allah dan para malaikatnya…” (QS. An Nisa’:
136), dan juga dalam firman Allah yang artinya: “Allah mempersaksikan
6
bahwasanya tiada sesembahan yang berhak disembah kecuali dia dan para malaikat
Allah juga menyebutkan di antara sifat malaikat adalah mereka memiliki kemuliaan
dan juga dimuliakan oleh Allah, sebagaimana dalam ayat yang artinya: “(Al Quran
itu) ada di tangan para malaikat, yang merupakan makhluk yang mulia dan taat”
(QS. ‘Abasa: 15-16), dan “Bahkan mereka adalah hamba-hamba yang dimuliakan”
(QS. Al Anbiya’ : 26). Allah juga menyebutkan posisi para malaikat yang tinggi dan
dekat dengan Allah, “Mereka (para setan) tidak bisa mencuri dengar (pembicaraan)
para malaikat yang tinggi” (QS. Ash Shoffat : 7) dan “Disaksikan oleh para malaikat
Di ayat lain Allah juga menyebut para malaikat berada di sisi Allah dan mereka
(1) Ada malaikat yang bertugas memikul ‘arsy (singgasana Allah) sebagaiman
dalam ayat yang artinya: “Dan (jumlah malaikat) yang memikul ‘arsy Tuhanmu di
atas mereka pada hari itu adalah delapan” (QS. Al Haqqoh : 17)
(2) Ada yang diperintahkan untuk mengurusi surga dan menyiapkan pemuliaan
7
(3) Ada yang ditugaskan mengurusi neraka dan menyiapkan penyiksaan terhadap
sebagaimana dalam firman Allah yang artinya “Di atasnya ada 19 (malaikat)” (QS.
Al Mudattsir : 30)
(4) Ada yang ditugaskan sebagai penjaga neraka (yang bernama Al Khozanah dan
(5) Ada malaikat yang ditugaskan untuk menjaga manusia semasa hidup, “Baginya
(manusia) ada malaikat yang menjaga silih berganti, ada yang di depan dan ada
yang di belakang. Mereka menjaganya dengan perintah Allah” (QS. Ar Ra’du : 11)
(6) Ada pula malaikat yang ditugaskan untuk mencatat amal manusia, “(Ingatlah)
ketika dua malaikat mencatat (perbuatannya), yang satu duduk di sebelah kanan
dan yang lain di sebelah kiri. Tidak ada satu katapun yang diucapkan melainkan
ada di sisinya malaikat pengawas yang selalu siap mencatat” (QS. Qof : 17-18).
(7) Ada yang bertugas untuk mengurusi rahim dan janin sebagaimana diriwayatkan
(8) Ada juga yang bertugas untuk mencabut nyawa “Malaikat maut (pencabut
Wajib pula kita beriman dengan sifat-sifat malaikat yang dikabarkan oleh Allah dan
sayap, “(Allah) yang menjadikan para malaikat sebagai utusan yang memiliki sayap
berjumlah dua, tiga , atau empat” (QS. Fathir : 1). Dalam hadits riwayat Muslim
8
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga menjelaskan bahwa jumlah sayap
malaikat Jibril berjumlah 600. Wajib juga beriman bahwa Allah memberikan
makhluk, sebagaimana malaikat pernah mendatangi Nabi Ibrahim, Nabi Luth, dan
dalam sebuah hadits bahwasanya manusia tidak bisa melihat bentuk asli malaikat.
oleh Allah dan bahwa Allah berbicara secara hakiki, di antaranya ada yang langsung
terdengar darinya dari balik tabir tanpa perantara malaikat, di antaranya ada yang
disampaikan utusan para malaikat kepada utusan manusia. Di antaranya ada yang
“Dan tidak mungkin bagi seorang manusiapun bahwa Allah berkata-kata dengan
Dia kecuali dengan perantaraan wahyu atau dibelakang tabir atau dengan mengutus
seorang utusan (malaikat) lalu diwahyukan kepadanya dengan seizin-Nya apa yang
Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Tinggi lagi Maha Bijaksana.” (SQ. As-
Syuro: 51)
“Dan Allah telah berbicara kepada Musa dengan langsung.” (SQ. An-Nisaa’: 164)
“Dan telah Kami tuliskan untuk Musa pada luh-luh (Taurat) segala sesuatu sebagai
Kedua: Apa yang Allah sebutkan dalam kitab-kitab tersebut secara terperinci, maka
wajib diimani secara terperinci, yaitu kitab-kitab yang Allah namakan Alquran,
9
yaitu; Alquran, Taurat, Injil, Zabur, lembaran Ibrahim dan Musa)
Adapun yang disebutkan secara global, maka harus kita Imani secara global. Maka
“Dan Katakanlah: "Aku beriman kepada semua kitab yang diturunkan Allah.” (SQ.
As-Suro:15)
Ketiga:
Alquran, atau berita yang belum dirubah dan diganti dalam kitab-kitab terdahulu.
Keempat:
Beriman bahwa Allah menurunkan Alquran sebagai hakim terhadap kitab-kitab dan
sebelumnya) dan batu ujian terhadap Kitab-Kitab yang lain itu.” (SQ. Al-Maidah:
48).
Ahli tafsir berkata, “Muhaiminan” artinya yang dipercaya dan menjadi saksi atas
ada di dalamnya yang shahih serta menafikan sesuatu yang telah dirubah diganti
dan diselewengkan serta hukum yang telah dihapus padanya, atau menetapkan dan
mensyariatkan hukum-hukum baru. Karena itu, semua yang berpegang teguh pada
Quran, mereka beriman (pula) dengan Al Quran itu. Dan apabila dibacakan (Al
10
Quran itu) kepada mereka, mereka berkata: "Kami beriman kepadanya;
Yang diwajibkan bagi seluruh umat adalah mengikuti Alquran zahir maupun batin
Allah Ta’ala, ”Dan Al-Quran itu adalah kitab yang Kami turunkan yang diberkati,
Maka ikutilah Dia dan bertakwalah agar kamu diberi rahmat.” (SQ. Al-An’am: 155)
kepada Allah perkara-perkara yang masih samar serta tidak melanggar batasan-
berdasarkan petunjuk.
Iman seperti ini akan memberikan manfaat besar bagi seorang hamba, di antaranya
yang terpenting;
petunjuk.
bagi setiap kaum apa yang sesuai dengan kondisi mereka, sebagaimana firman
Allah Ta’ala, “Masing-masing Kami jadikan bagi kamu semua syareat dan manhaj.”
11
3. Melaksanakan kewajiban bersyukur atas nikmat yang sangat besar ini.
mengamalkannya.Wallahua’lam.
Keimanan seseorang itu tidak sah, sampai ia mengimani semua nabi dan rasul Allah
yang Allah turunkan kepada mereka dengan benar dan sempurna, dan mereka telah
Rasul telah beriman kepada Al Qur’an yang diturunkan kepadanya dari Rabb-nya,
“Kami tidak membeda-bedakan antara seseorang pun (dengan yang lain) dari rasul-
rasulNya,” dan mereka mengatakan: “Kami dengar dan kami taat”. (Mereka
berdoa): “Ampunilah kami, ya Rabb kami. Dan kepada Engkaulah tempat kembali”.
[Al Baqarah/2:285].
Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah Timur dan Barat itu suatu kebaktian,
akan tetapi sesungguhnya kebaktian itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian,
12
memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan
orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar
yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertaqwa. [Al Baqarah/2
:177].
Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan RasulNya
dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada RasulNya, serta kitab yang Allah
beriman kepada Allah, RasulNya, Al Qur’an dan kitab suci yang diturunkan
sebelumnya. Hal ini menunjukkan kewajiban beriman kepada para rasul.Juga sabda
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits Jibril yang terkenal, ketika
kepada Allah, malaikat-Nya, kitab-kitab suci-Nya, para Rasul-Nya dan hari akhirat
serta taqdir yang baik dan yang buruk.Dalam hadits ini, Rasulullah menjadikan
iman kepada para rasul termasuk salah satu rukun iman. Syaikhul Islam Ibnu
Taimiyah berkata: “Satu keharusan dalam iman, (yaitu) seorang hamba beriman
kepada Allah, Malaikat, kitab-kitab suciNya, para RasulNya dan hari akhir. Dia
harus beriman kepada seluruh rasul yang diutus dan seluruh kitab suci yang
diturunkan.
Pertama : Iman kepada kenabian (an nubuwah) adalah jalan mengenal untuk Allah
dan mencintai-Nya. Juga merupakan piranti untuk mencapai keridhaan Allah dan
13
dunia dan akhirat. Juga Allâh Subhanahu Wa Ta’ala Bersamamu, Dimanapun Kamu
memahami benar permasalahan ini, akan bingung untuk mengetahui mana pintu
petunjuk dan kesesatan, iman dan kufur, dan tidak dapat membedakan yang salah
dan yang benar”. Kedua : Kebutuhan hamba Allah untuk mengakui kenabian lebih
besar dan mendesak daripada kebutuhan mereka terhadap udara, makanan dan
kematian dan kerugian dunia. Berbeda jika ia tidak mengakui kenabian, akan
mengakibatkan kerugian di dunia dan akhirat. Syaikh Islam Ibnu Taimiyah berkata :
jelas dan nyata pada setiap orang, seperti kejadian yang tampak terlihat; karena
makhluk membutuhkan pengakuan kepada Sang Pencipta dan para rasulNya. Tidak
diragukan lagi, setiap makhluk yang mukalaf membutuhkan untuk mengenal Allah,
pengenalannya oleh manusia seperti iman kepada Allah dan Rasul-Nya, maka Allah
Dalam masalah ini, Syaikh Islam Ibnu Taimiyah berkata: “Sesungguhnya Allah
menjadikan para rasul sebagai perantara antara Dia dengan hamba-Nya, dalam
mereka, dan menyempurnakan apa-apa yang mashlahat bagi kehidupan dunia dan
akhirat mereka. Para rasul ini seluruhnya diutus untuk berdakwah kepada Allah,
14
mengenalkan jalan untuk sampai kepada Allah dan menjelaskan keadaan mereka
sifat-sifat Allah, tauhid dan taqdir, serta penjelasan perlakuan Allah terhadap para
wali dan musuhNya. Yaitu yang Allah kisahkan kepada hambaNya dan permisalan
larangan dan perkara mubah, serta penjelasan apa-apa yang dicintai dan dibenci
Allah.Pokok ketiga : Mengandung iman kepada hari akhir, syurga, neraka, pahala
kepada tiga pokok ini. Begitu pula kebahagiaan dan kesuksesan pun tergantung
padanya. Tidak ada jalan untuk mengenal semua ini, kecuali dari para rasul; karena
akal tidak mengerti perincian dan tidak dapat mengenal hakikatnya; walaupun akal
dapat mengenal sesuatu yang darurat darinya secara global, seperti layaknya orang
yang sakit, ia memerlukan obat dan orang yang mengobatinya, namun tidak
jauh lebih besar dari kebutuhan orang sakit terhadap pengobatan. Pasalnya, karena
batas perkiraan dengan tidak adanya thabib (dokter) adalah kematian badan.
Sedangkan seorang hamba, jika tidak mendapatkan cahaya dan pancaran risalah,
maka ia telah mati sebelum waktu ajalnya, dan tidak diarapkan akan ada kehidupan
dalam dirinya untuk selamanya, atau ia akan sengsara dengan kesengsaraan yang
tidak akan diselingi kebahagiaan selama-lamanya.. Oleh karena itu, tidak ada
“Dari sini diketahui, urgensi seorang hamba untuk mengenal rasul, ajaran dan
lainnya. Sebab, tidak ada jalan kebahagian dan kesuksesan di dunia dan akhirat,
kecuali hanya di tangan para rasul. Tidak ada jalan mengenal kebaikan dan
kejelekan secara terperinci, kecuali dari mereka. Dan tidak akan mendapatkan
keridhaan Allah, kecuali dengan mereka. Perkara baik dari amalan, perkataan dan
akhlak, tidak lain adalah petunjuk dan ajaran mereka. Amalan, perkataan dan
15
akhlak mereka merupakan timbangan untuk seluruh amalan, perkataan dan akhlak
manusia. Dengan mengikuti mereka, terseleksi orang yang mendapat petunjuk dan
yang sesat. Sehingga kebutuhan manusia terhadap mereka lebih besar dari
kebutuhan badan kepada nyawanya, mata terhadap cahaya dan nyawa terhadap
kebutuhan hamba terhadap para rasul lebih tinggi di atasnya. Bagaimana tanggapan
anda terhadap sosok yang petunjuk dan ajarannya jika hilang darimu sekejap mata
saja akan merusak hatimu, dan menjadi seperti ikan yang terpisah dengan air dan
diletakkan di penggorengan? Seperti itulah keadaan hamba ketika hatinya lepas dari
ajaran para rasul, bahkan bisa lebih fatal lagi. Namun tidak akan ada yang
merasakan hal ini, kecuali kalbu yang hidup”. Kandungan Iman Kepada Para Nabi
dan Rasul, Pertama : Meyakini dengan benar dan mantap bahwa Allah Subhanahu
wa Ta’ala telah mengutus kepada setiap umat seorang rasul yang mengajak untuk
dakwah para rasul, dari yang pertama sampai yang terakhir sama, yaitu
mentauhidkan Allah dalam uluhiyah, rububiyah dan asma’ wa sifat (nama dan sifat
para nabi dan rasul membawa agama satu, yaitu Islam, dan setiap rasul menegaskan
kepada kaumnya : Hai kaumku, sembahlah Allah, (karena) sekali-kali tidak ada ilah
bagimu selain Dia [Al Mu’minun/23 :23].Dan firman-Nya: Dan sesungguhnya Kami
telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): “Sembahlah Allah
(saja), dan jauhilah thagut itu. [An Nahl/16 :36]. Seluruh syariat mengajak kepada
tauhid. Itulah inti sari dakwah para rasul sejak Nabi Nuh Alaihissallam sampai Nabi
“Inilah agama nabi yang pertama sampai nabi terakhir dan para pengikut mereka,
yaitu Islam. Agama Islam itu, intinya ialah beribadah kepada Allah saja yang tidak
ada sekutu bagiNya. Ibadah kepada Allah di setiap waktu dan tempat, yaitu dengan
tidak menyelisihi ajaran para rasul tersebut, sebagaimana orang yang Allah
16
ceritakan dalam firmanNya: Apakah mereka mempunyai sembahan-sembahan
selain Allah yang mensyari’atkan untuk mereka agama yang tidak diizinkan Allah.
[Asy Syura/42 :21].Tidaklah beriman kepada Allah, kecuali orang yang beribadah
kepada Allah dengan mentaati para rasulNya. Dan tidaklah beriman kepada Allah
dan beribadah kepadaNya, kecuali orang yang beriman kepada seluruh para rasul
dan mentaati mereka. Sehingga setiap rasul ditaati sampai datang rasul berikutnya,
lalu ketaatannya diberikan kepada rasul yang tersebut”. Kedua : Beriman bahwa
para rasul adalah orang yang memberikan petunjuk dakwah dan bimbingan menuju
peringatan; dan bagi tiap-tiap kaum ada orang yang memberi petunjuk. [Ar
petunjuk kepada jalan yang lurus. (Yaitu) jalan Allah. [Asy Syura/42 :52-53].Adapun
hidayah taufiq, hanyalah di tangan Allah, Dialah yang membolak-balik hati dan
mereka. Meyakini bahwa mereka jujur dan benar dalam menyampaikan semua yang
dari Allah. Mereka telah menyampaikan risalah Ilahi, serta menjelaskan kepada
semua manusia semua, yang tidak mereka ketahui. Para rasul tidak pernah
menyembunyikan satu huruf pun dari risalah Ilahi. Mereka tidak merubah,
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
17
Dalam Islam, keyakinan ini mencerminkan penghormatan kepada aspek-aspek
makhluk gaib yang bertugas menjalankan perintah Allah. Iman kepada kitab-kitab
kepada para nabi. Dan iman kepada Rasul Allah SWT menggaris bawahi pentingnya
mengikuti teladan yang telah diutus oleh Allah untuk membimbing manusia. Semua
tiga elemen ini bersatu dalam memperkuat keyakinan dan memberikan pedoman
18