Anda di halaman 1dari 8

1.

Inhalt
2. Navigation
3. Weitere Inhalte
4. Metanavigation
5. Suche
6. Choose from 30 Languages

 Albanian Shqip
 Amharic አአአአ
 Arabic ‫العربية‬
 Bengali አአአአአ
 Bosnian B/H/S
 Bulgarian Български
 Chinese 中文
 Croatian Hrvatski

 Dari ‫دری‬
 English English
 French Français
 German Deutsch
 Greek Ελληνικά
 Hausa Hausa
 Hindi አአአአአአ
 Indonesian Bahasa Indonesia

 Kiswahili Kiswahili
 Macedonian Македонски
 Pashto ‫پښتو‬
 Persian ‫فارسی‬
 Polish Polski
 Portuguese Português do Brasil
 Portuguese Português para África
 Romanian Română

 Russian на русском
 Serbian Српски/Srpski
 Spanish Español
 Turkish Türkçe
 Ukrainian Українська
 Urdu ‫اردو‬

DW.DE in 30 languages
DW AKADEMIE
Tentang DW
Deutsche Welle
Cari RUBRI

 RUBRIK
 Media Center
o Live TV
o Semua konten media
 BELAJAR B. JERMAN

Kursus B. Jerman

o Kursus B. Jerman
o Deutsch Interaktiv
o Mission Europe
o Radio D
o Deutsch - warum nicht?
o Wieso nicht?
o Marktplatz
o Audiotrainer

Deutsch XXL

o Deutsch XXL
o Deutsch Aktuell
o Deutsch im Fokus
o Telenovela
o Bandtagebuch
o Landeskunde

Community D

o Community D
o Das Porträt
o Facebook & Co.
o Podcasts & Newsletter
o Service

Deutsch unterrichten

o Deutsch unterrichten
o DW im Unterricht
o Unterrichtsreihen
o Deutschlehrer-Info

RUBRIK

Iptek

Visi Mendapatkan Kimia Hijau


Pewarna, bahan sintetik dan obat-obatan dibuat dari tumbuhan, tanpa minyak bumi sama
sekali, dan dalam jumlah besar. Ini visi pakar kimia dan pengusaha Hermann Fischer.
Baginya, masa depan kimia harus bersifat "hijau".
Minyak bumi semakin mahal. Bagi industri kimia, ini sangat mengesalkan, karena minyak
bumi adalah bahan mentah penting. Tapi Hermann Fischer punya visi yang bisa jadi solusi,
yaitu: biomassa bisa sepenuhnya menggantikan minyak bumi. Fischer, pakar kimia berusia
60 tahun, ikut mendirikan pabrik pewarna di Braunschweig tahun 1983. Perusahaan itu
memproduksi pewarna dari tumbuhan dan mineral, dan mendapat keuntungan sekitar tujuah
juta Euro per tahun.

Bagi pewarna, ia menjamin, mereka tidak menggunakan bahan kimia yang berasal dari
minyak bumi, gas bumi atau batu bara. Warna kuning misalnya, berasal dari pigmen warna
tumbuhan Reseda yang hidup di padang rumput daerah Thüringen, juga dari aluminium
oksida. Itu saja.

Ladang Rapa di daerah Erzgebirge, Jerman tengah

Biomassa, Sumber Yang Tak Akan Habis


"Setiap tahunnya, alam menyediakan jauh lebih banyak biomassa daripada yang diperlukan,
sehingga semua pabrik kimia bisa sepenuhnya menghentikan penggunaan minyak bumi, gas
bumi dan batu bara sebagai sumber bahan mentah," dijabarkan Fischer. Beberapa pabrik
sudah menggunakannya untuk produk tertentu. Zat kimia dari tumbuhan sudah digunakan
sejak beberapa waktu lalu bagi produksi perekat atau sabun cuci.

Kantung plastik dan kemasan juga semakin sering berasal dari poli asam laktat, yang bisa
diurai secara biologis. Badan laptop atau telefon seluler sebagian juga sudah mengandung
bahan dari tumbuhan. Selain itu, dengan serat canabis, serat linen atau serat kayu juga sudah
bisa diciptakan lapisan penghangat untuk rumah, yang berfungsi sama baik seperti busa
styropor (polistirena) yang berasal dari minyak bumi. Fischer mengatakan, bahkan minyak
pelumas juga sudah bisa dibuat dari tumbuhan. Itu bahkan lebih tahan panas dan dingin
daripada minyak konvensional.

Masa Depan Kimia Biomassa dan Penggunaannya

Namun demikian, produk kimia dari biomassa sampai sekarang baru diproduksi untuk
konsumen tertentu. Masih banyak yang harus diteliti, agar dapat membuat zat kimia murni,
yang hanya terdiri dari satu senyawa, dan dalam jumlah besar dari bahan yang berkelanjutan,
papar Fischer.

Kayu yang sudah dihancurkan jadi potongan-potongan kecil

Tetapi masa depan kimia dari tumbuhan sudah dimulai. Peneliti mulai mencari jalan untuk
menarik substansi bernilai tinggi dari gandum dan Lignin atau zat kayu bagi industri kimia.

Pakar kimia itu tidak khawatir dengan protes yang mengatakan, penggunaan tumbuhan
menyebabkan warga Afrika, Asia atau Amerika Latin kelaparan. Menurutnya orang hanya
memerlukan sebagian kecil dari sebuah tanaman pangan. Dari padi-padian orang hanya
makan bijinya, dan dari tumbuhan rapa hanya minyaknya, ungkap Fischer sambil
menambahkan, sangat penting untuk menggunakan semua bagian tumbuhan.

Tetapi ia juga mengkritik. Banyak perusahaan kimia ingin menghancurkan kayu kemudian
menyaring zat kimia darinya. Ia menjelaskan, "Tidak ada gunanya membiarkan tanaman
menciptakan struktur kompleks dengan tenaga surya, kemudian itu dihancurkan, dan dengan
kebutuhan energi besar membuat struktur kompleks baru lagi." Hermann Fischer sadar,
visinya tidak bisa dilaksanakan dengan cepat, tetapi ia senang memaparkan konsepnya
kepada industri kimia dan menghadapi masa depan dengan cara lebih baik.
Laporan Pilihan

Pengisi Baterai Portabel


Semakin marak perangkat modern yang menunjang gagdet. Zaman sekarang, banyak orang
merasa tak bisa jauh dari steker listrik, untuk bisa tetap beraktivitas dengan smartphone,
tablet atau laptopnya. (09.01.2014)

Dengan Tenaga Surya Melewati Malam


Bagi banyak orang, akses listrik merupakan keseharian. Tinggal colok. Selesai. Situasinya
berbeda di Afrika. Masih banyak warga tidak mempunyai akses listrik. Kios tenaga surya
menjadi salah satu solusi. (03.01.2014)

Menyimpan Energi Terbarukan Dimulai dari Rumah


Hampir seluruh tenaga surya Australia datang dari atap rumah-rumah pribadi. Tidak ada
kekurangan sinar matahari, namun untuk mengembangkan energi surya, sebuah solusi
penyimpanan dibutuhkan. (19.12.2013)

 Tanggal 09.01.2014
 Penulis Ralph Ahrens
 Kata Kunci proses kimia, tenaga surya, tumbuhan, kimia hijau, biomassa, warna,
plastik, bahan sintetik, obat-obatan, visi, visioner
 Bagi artikel Kirim Facebook Twitter google+ lainnya
 Feedback: Tulislah kepada kami!
 Cetak Cetak halaman ini
 Permalink http://dw.de/p/1AnmR

Artikel lainnya
Kaleidoskop Internet 2014 31.12.2014
Aktifitas di jejaring internet pada 2014 amat beragam. Mulai dari lagu paling top di Youtube,
Hashtags paling top, Ice Buckets Challenge, aksi hacker terhadap Sony hingga persaingan
pasar platform sosial media.

Tahun Muram Satwa Terancam 30.12.2014


Ketika semua orang berbicara soal perlindungan iklim, kabar buruk perihal populasi satwa
langka terus bermunculan. Kendati 2014 merupakan tahun yang muram, ada juga beberapa
kemajuan positif

Ilmuwan Kembangkan Detektor Alien 30.12.2014


Sebuah terobosan membuka prespektif baru dalam mencari kehidupan di luar angkasa.
Sekelompok ilmuwan Eropa mengembangkan piranti yang mampu mendeteksi gerakan alien
di planet lain.

 Tanggal 09.01.2014
 Penulis Ralph Ahrens
 Kata Kunci proses kimia, tenaga surya, tumbuhan, kimia hijau, biomassa, warna,
plastik, bahan sintetik, obat-obatan, visi, visioner
 Bagi artikel Kirim Facebook Twitter google+ lainnya
 Kirim Feedback
 Cetak Cetak halaman ini
 Permalink http://dw.de/p/1AnmR
Sosbud

Jerman Negara Paling Disukai 2014


Jerman dinobatkan sebagai negara paling disukai 2014, menggeser posisi Amerika Serikat
yang langganan pemuncak peringkat. Faktor penentunya, juara Piala Dunia Sepakbola 2014
serta stabilitas ekonomi dan politik.

Sosial

Orangtua Asuh bagi Makam Bersejarah


Di Jerman ada sekitar 6000 pemakaman bersejarah. Jika tidak ada lagi anggota keluarga yang
mengurus kuburan yang telah sangat tua tersebut, maka pemerintah kota setempat lah yang
menanggung biaya pemeliharaannya.

Olahraga
Henry Gantung Sepatu
Mantan pemain Timnas Perancis Thierry Henry menyatakan mundur dari arena sepak bola.
Terakhir ia memperkuat New York Red Bulls di Major League Soccer.

Dunia

Sisi Kotor dari Perang Bersih


Bundeswehr menyusun daftar nama teroris di Afghanistan dan menyerahkannya kepada
Amerika Serikat. Berdasar daftar maut itu dilakukan perburuan manusia. Sebuah realita
menyakitkan, komentar Kersten Knipp.

 RUBRIK

 MEDIA CENTER
 Live TV
 Semua konten media

 BELAJAR B. JERMAN
 Kursus B. Jerman
 Deutsch XXL
 Community D
 Deutsch unterrichten

 EXPLORE DW
 Mobile
 RSS

© 2015 Deutsche Welle | Imprint | Kontak

Anda mungkin juga menyukai