HASIL
Setelah melalui magnet separator, gandum dan material yang berukuran sama
dengan gandum akan dibawa menuju dry stoner. Prinsip kerja dry stoner ialah
pemisahan berdasarkan perbedaan berat jenis dengan cara mengambangkan
gandum dengan bantuan aliran udara.
Material-material yang lebih berat dari gandum tetapi berukuran sama dengan
gandum, seperti batu dan biji-bijian akan dipisahkan dari gandum dan dibuang.
Tahapan ini juga termasuk dalam critical poin. Setelah dari dry stoner gandum
dan material yang terbawa bersama gandum akan menuju carter disc. Carter disc
adalah mesin yang berfungsi untuk memisahkan gandum dari partikel lain (offal)
berdasarkan ukuran dan bentuk. Permukaan dalam carter disc dilengkapi dengan
lubang (pocket) yang berfungsi untuk menangkap gandum. Material-material yang
berukuran lebih besar dari gandum tidak akan ditangkap (tailing) dan dibuang
menuju pipa offal kasar, sedangkan gandum dan material berukuran kecil akan
ditangkap oleh carter disc dan dilemparkan ke outlet chamber dengan dibantu
oleh catch through untuk diproses ke tahap selanjutnya.
Proses Dampening
Dampening merupakan proses pemeraman gandum. Hal ini bertujuan
menambah kadar air gandum dengan cara mencampurkan sejumlah air ke dalam
gandum selama selang waktu tertentu, sehingga didapatkan karakteristik milling
yang baik. Gandum yang telah melewati vertical scourer kemudian dibawa
menuju MYFC untuk diukur kadar airnya dan menghitung jumlah air yang harus
ditambahkan untuk mencapai target kadar air gandum. Perhitungan tersebut
dilakukan secara otomatis oleh MYFC berdasarkan jumlah dan laju gandum.
Beberapa mill yang belum dilengkapi MYFC, perhitungan dilakukan
menggunakan rumus dan penambahan air dilakukan secara manual. Setelah itu,
gandum diangkut menggunakan bucket elevator menuju mixer and MoZF. Mixer
berfungsi untuk mencampur gandum dengan air sedangkan MoZF berfungsi untuk
menambahkan air sesuai dengan gandum yang keluar. Rumus menghitung jumlah
air yang diperlukan.
𝑀2−𝑀1
W = 100%−𝑀2 × Q cleaning
Keterangan :
W : Jumlah air yang diperlukan (liter/jam)
M1 : Kadar air (moisture) awal (%)
M2 : Kadar air (moisture) target yang ingin dicapai (%)
Q : Kapasitas cleaning gandum (kg/jam)
Gambar
Contoh perhitungan :
Misalkan untuk memproduksi tepung terigu Lencana Merah diperlukan gristing
gandum ASW 70% dan gandum indian 30%. Kadar air natural gandum ASW 9,2%
dan Indian 10,1%. Target kadar air yang ingin dicapai ialah 16%. Kapasitas
cleaning adalah 15 ton/jam. Maka jumlah air yang harus ditambahkan adalah :
𝑀2−𝑀1
W = 100%−𝑀2 × Q
16%−{𝐴𝑆𝑊 (0,7×9,2%)+𝑖𝑛𝑑𝑖𝑎𝑛 (0,3×10,1%)}
= × 15.000 kg/jam
100%−16%
16−9,47
= × 15.000 kg/jam
84
= 1166 liter/jam
Proses Milling
Milling merupakan proses penggilingan gandum. Prinsip utama dari proses
milling ialah memisahkan endosperm dari bran dan germ dan mereduksi
endosperm tersebut menjadi tepung dengan ekstraksi yang tinggi dan ash content
yang rendah. Tahapan proses milling umumnya dibagi menjadi tiga, yaitu
breaking process, purification process, dan reduction process. Beberapa mill,
seperti E, F, G, H, I, dan J, proses milling tidak melalui purification, melainkan
diganti menjadi proses sizing. Hal tersebut karena proses purification
diperuntukkan untuk memisahkan semolina dari bran, sedangkan mill E, F, G. H,
I, dan J tidak diperuntukan untuk menghasilkan semolina, sehingga tahapan ini
tidak diperlukan.
Breaking process merupakan proses pemecahan gandum. Tujuannya ialah
memisahkan endosperm dari bran dan germ, memecahkan endosperm menjadi
semolina dan middling, menghasilkan break flour, dan meminimalkan kandungan
bran powder, jenis roll yang umumnya digunakan pada proses breaking ialah
fluted roll, karena digunakan untuk memecah gandum. Proses breaking umumnya
terdiri atas empat tingkatan dan lima tingkatan. Proses breaking pada mill HIJ
melalui empat tingkatan. Macam-macam endosperm yang dipisahkan pada
breaking process berdasarkan ukuran granulasinya, terbagi menjadi sistem tiga
granulasi, sistem empat granulasi, dan sistem lima granulasi. Sistem tiga granulasi
menghasilkan tiga jenis produk pada breaking process,yaitu coarse semolina, fine
semolina, dan middlin. Sistem empat granulasi menghasilkan coarse semolina,
fine semolina, coarse middling, dan fine middling. Sedangkan sistem lima
granulasi menghasilkan coarse semolina, medium semolina, fine semolina, coarse
middling, dan fine middling. Mill HIJ menggunakan sistem lima granulasi pada
proses breaking.
Setelah gandum di-breaking, pecahan gandum tersebut dibawa menuju sifter
secara pneumatic. Setiap roll akan menuju ke sifter-nya masing-masing dan
dipisahkan berdasarkan ukuran granulasinya. Setiap sifter terdiri dari 8 channel,
yang berisikan ayakan bertingkat dengan ukuran ayakan yang berbeda. Setiap
produk yang dihasilkan dari ayakan akan dialirkan menuju pipa yang berbeda.
Produk flour akan langsung ditransfer menuju FAM (Feeding After Mill),
sedangkan produk-produk lain harus melalui tahapan lebih lanjut, diantaranya ada
yang masuk ke roll selanjutnya, diayak kembali, atau dapat langsung dijadikan by
product dan dikirim ke pelletizing Department maupun melalui FAM terlebih
dahulu. Pada mill D, E, F, G, H, I, dan J by product yang dihasilkan harus melalui
FAM terlebih dahulu.
Tahap selanjutnya setelah melewati breaking process pada mill HIJ ialah
sizing process, berbeda dengan mill A, B, D, K, L, M, N dan O yang melewati
proses purification untuk memperoleh semolina. Sizing process bertujuan
mereduksi semolina menjadi middling dan tepung, memisahkan partikel gabungan
(coarse semolina dan middling), serta merubah bran dan germ menjadi flat. Jenis
roll yang digunakan pada tahap ini umumnya adalah smooth roll dan smooth
fluted roll. Smooth fluted roll memiliki permukaan gigi yang lebih kecil,
sedangkan fluted roll memiliki permukaan gigi yang lebih besar dan kasar.
Kemudian setelah melewati sizing process, hasil gilingan akan diayak oleh sifter.
Hasil ayakan berupa flour akan langsung ditransfer ke FAM, sedangkan produk-
produk lainnya ada yang manuju roll selanjutnya untuk mendapatkan flour yang
masih menempel pada bran, atau dapat langsung dijadikan by product. Hasil
ekstraksi tepung terigu pada tahap ini tidak terlalu banyak.
Tahap selanjutnya ialah reduction process. Tujuannya adalah mereduksi
middling yang sudah bersih menjadi tepung dan mencegah bran dan germ ikut
dengan tepung. Jenis roll yang digunakan pada umumnya ada smooth roll. Setelah
melalui reduction process, hasil gilingan akan diayak oleh sifter. Tahap ini
merupakan akhir dari proses milling. Produk-produk yang dihasilkan dari tahapan
ini berupa sedikit tepung terigu, bran, pollard, dan industrial flour. Semua produk
ini akan di transfer ke FAM melalui pipa yang berbeda secara pneumatic.
Proses Packing
Pengemasan (packing) merupakan bagian akhir dari produksi. Terdapat dua
departemen yang menangani pengemasan, yaitu Departemen Flour Silo, Bulk, and
Packing (FSBP) dan Departemen flour mixing and Packing (FMP). Departemen
FSBP sendiri dibagi menjadi dua seksi, yaitu Flour Silo and Packing dan Flour
and by product Packing. Tepung dari tiap-tiap line dari mill akan masuk ke Flour
Silo terlebih dahulu sebelum dikemas. Transportasi flour dari FAM ke flour silo
menggunakan alat transportasi berupa chain conveyor, elevator, dan feeding chain
conveyor ke flour silo. Jumlah flour silo yang dimiliki sebanyak 56 silo dengan
kapasitas 185 ton/silo.
Departemen FSBP memproduksi tepung terigu dan by product dengan
kemasan karung 25 kg, 50 kg, dan curah truk dengan kapasitas 25 ton. Beberapa
produk tepung terigu yang dikemas diantaranya, Segitiga Biru, Lencana Merah,
Payung, Cakra Kembar, dan Cakra Kembar emas. Produk samping pada
umumnya dikemas dalam ukuran karung 25 kg, 50 kg, dan curah truk. Produk
samping yang dihasilkan dengan kemasan karung 25 kg, yaitu industrial flour
dengan merek Cap Anggrek, yang digunakan sebagai perekat kayu lapis. Produk
samping yang dihasilkan dengan kemasan 50 kg, antara lain pollard dengan merek
Cap Angsa dan bran dengan merek Cap Kepala Kuda, dan tepung aquamarine
dengan merek Cap Arwana.
Departemen Flour Mixing and Packing dibagi menjadi tiga seksi, yaitu Flour
Mixing, Consumer Packing, dan Packing Export. seksi Flour Mixing
diperuntukkan untuk pembuatan tepung premix/tepung special yang merupakan
pesanan beberapa perusahaan, seperti Bread Talk, Khong Guan, dan J.Co. tepung
terigu yang dikirim dari mill belum mengalami penambahan ingredient, sehingga
harus ditambahkan ingredient , ingredient yang ditambahkan bergantung pada
pesanan customer, seksi Coustomer Packing berperan dalam pengemasan tepung
terigu skala rumah tangga dengan ukuran ½ kg, 1 kg, dan 2 kg. terdapat dua jenis
kemasan, yaitu kemasan ekonomi dan premium. Tepung terigu dengan kemasan
ekonomi biasanya dijual di pasar-pasar tradisional dan warung, sedangkan tepung
terigu kemasan premium dijual di supermarket dengan harga yang lebih mahal.
Seksi Packing Export berperan dalam pengemasan tepung terigu untuk dikirim ke
luar negeri. Beberapa Negara mengimpor diantaranya Taiwan, China, Jepang.