Anda di halaman 1dari 6

Prosiding ISBN NASIONAL

Pertemuan Ilmiah Mahasiswa Fisika Indonesia (Presisi) 2018 Himafi FMIPA Unhas
Universitas Hasanuddin, Makassar 14-15 April, 2018

Pengaruh Metode Pembelajaran Peer


Teaching Berbasis Studi Eksperimen
Terhadap Keterampilan Proses Sains
Peserta Didik Kelas X SMAN 1
Bontonompo
Santih Anggereni1, Muh. Syihab Ikbal2
1
Pendidikan Fisika /Pendidikan Fisika/UIN Alauddin Makassar
2
Pendidikan Fisika /Pendidikan Fisika/UIN Alauddin Makassar
1santih.anggereni@uin-alauddin.ac.id

Jl.H.M Yasin Limpo No. 36 Samata-Gowa, Indonesia

Abstrak — Penelitian ini adalah penelitian quasi eksperimen yang bertujuan untuk mengetahui perbedaan keterampilan
proses sains antara peserta didik yang mengikuti pembelajaran fisika dengan metode peer teaching berbasis studi eksperimen
dan peserta didik yang mengikuti pembelajaran fisika dengan metode konvensional pada kelas X SMAN 1 Bontonompo
Kabupaten Gowa. Desain penelitian yang digunakan adalah The Matching only Posttest only Control Group Design.
Populasi yaitu seluruh peserta didik kelas X SMAN 1 Bontonompo yang berjumlah 350 orang yang tersebar dalam 10 kelas.
Sampel penelitian berjumlah 40 orang yang tersebar dalam 2 kelas dan dipilih dengan cara teknik matching atau sampel
sepadan. Instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah tes keterampilan proses sains, lembar observasi dan lembar
kerja peserta didik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa thitung = 3,97 dan ttabel = 2,02, maka nilai thitung >ttabel, sehingga dapat
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan keterampilan proses sains antara peserta didik yang mengikuti pembelajaran fisika
dengan metode peer teaching berbasis studi eksperimen dan peserta didik yang mengikuti pembelajaran fisika dengan
metode konvensional pada kelas X SMAN 1 Bontonompo.
Kata kunci — Peer Teaching, Studi Eksperimen, Keterampilan Proses Sains

I. PENDAHULUAN Pembelajaran fisika sebagai salah satu Ilmu Pengetahuan


Pendidikan adalah hal yang sangat penting bagi kehidupan Alam, bukan hanya sekedar mengetahui konsep dan teori saja.
manusia. Betapa tidak, melalui pendidikan manusia dapat Pembelajaran fisika menuntun peserta didik untuk melakukan,
mencapai tujuan yang terencana dan bermanfaat bagi berpikir kritis dalam memecahkan masalah, bekerja dan
kehidupan manusia itu sendiri. Bagi bangsa Indonesia, bersikap ilmiah, serta bisa berkomunikasi dengan baik.
pendidikan merupakan sarana untuk melahirkan penerus Sesuai dengan hakikat pembelajaran fisika, maka pada
bangsa yang unggul dan memiliki jiwa kompetensi yang proses pembelajarannya peserta didik tidak hanya
tinggi. mempelajari konsep dan teori saja, tetap dituntut untuk
Tujuan pendidikan disebutkan secara jelas di dalam UU RI mengaplikasikan teori dan konsep tersebut. Hal ini
No. 20 Tahun 2003 Bab II tentang Dasar, Fungsi, dan Tujuan mengharuskan adanya kegiatan praktikum dalam
pasal 2 bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan pembelajaran fisika. Melalui kegiatan praktikum, peserta didik
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa dituntun untuk mengasah keterampilan mereka dan
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan menemukan kesesuaian antara hasil yang mereka temukan
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik dengan teori yang telah mereka pelajari.
agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Keterampilan proses sains sangat dibutuhkan untuk dapat
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, menciptakan jiwa ilmuwan bagi diri siswa dalam rangka
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang pengembangan fakta, konsep dan prinsip ilmu pengetahuan.
demokratis serta bertanggung jawab. Hal ini karena keterampilan proses merupakan keterampilan
yang menjadi dasar dalam melakukan metode ilmiah.
Fisika, merupakan salah satu ilmu alam yang dipandang
Keterampilan proses sains adalah kemampuan peserta didik
sebagai dasar dari semua falsafah ilmu. Tidak mengherankan
dalam hal merumuskan masalah, menyusun hipotesis, variabel,
jika fisika disebut sebagai mother of knowledge. Kemantapan
mengolah data, dan menganalisis/ menyimpulkan [12].
fisika sebagai ilmu alam, ada pada kesederhanaan prinsip dan
Berdasarkan observasi, pembelajaran fisika di SMAN 1
hukum-hukumnya yang dibalut dengan persamaan-persamaan
Bontonompo Kabupaten Gowa, khususnya pada kegiatan
yang bersifat matematis. Keunggulan fisika lainya terletak
praktikum, masih berorientasi pada metode demonstrasi.
pada teori-teori yang dapat dibuktikan melalui eksperimen.
Pembelajaran praktikum fisika dengan metode tersebut
dianggap kurang efektif dalam meningkatkan keterampilan
Prosiding ISBN NASIONAL
Pertemuan Ilmiah Mahasiswa Fisika Indonesia (Presisi) 2018 Himafi FMIPA Unhas
Universitas Hasanuddin, Makassar 14-15 April, 2018

peserta didik karena yang berperan aktif adalah guru, mengajar untuk menetapkan tindak lanjut kegiatan putaran
sementara peserta didik hanya menyimak dan melihat. Hal ini berikutnya [8].
mengakibatkan kurang melatih keterampilan peserta didik Berdasarkan uraian di atas, maka dirasa perlu untuk
selama proses pembelajaran berlangsung, sehingga melakukan penelitian dengan judul "Pengaruh Metode
karakteristik dari pembelajaran fisika tidak tercapai secara Pembelajaran Peer Teaching Berbasis Studi Eksperimen
optimal. Terhadap Keterampilan Proses Sains Peserta Didik Kelas X
Menurut Sayekti dkk (2012), melalui metode demonstrasi, SMAN 1 Bontonompo". Di dalam penelitian ini, metode peer
peserta didik memiliki beberapa keterbatasan, sehingga teaching akan diterapkan dalam kegiatan studi eksperimen,
kemampuan yang mereka miliki kurang nampak. Hal ini dalam hal ini adalah kegiatan praktikum. Secara teknis,
karena peserta didik hanya bisa memperhatikan apa yang metode tersebut dibandingkan dengan metode praktikum
diperagakan oleh guru dan tidak terlibat secara aktif [9]. konvensional yaitu metode demonstrasi. Setelah melakukan
Kholifuddin (2012) menambahkan bahwa metode demonstrasi pembelajaran fisika, peserta didik diharapkan lebih mampu
bersifat statik, karena siswa hanya melakukan pengamatan memaknai pembelajarannya dan mampu meningkatkan
tanpa melakukan sendiri [7]. keterampilan mereka, khususnya keterampilan proses sains.
Salah satu cara untuk mengatasi permasalahan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
pembelajaran fisika, khususnya pada kegiatan praktikum di perbedaan keterampilan proses sains antara peserta didik yang
SMAN 1 Bontonompo adalah dengan menerapkan suatu mengikuti pembelajaran fisika dengan metode peer teaching
metode pembelajaran yang dapat melibatkan peserta didik berbasis studi eksperimen dan peserta didik yang mengikuti
secara aktif. Metode yang dapat dijadikan sebagai pilihan pembelajaran fisika dengan metode konvensional pada kelas
alternatif adalah metode peer teaching atau tutor sebaya. X SMAN 1 Bontonompo kabupaten Gowa.
Peer teaching merupakan salah satu metode mengajar
yang menuntut seorang peserta didik mampu mengajar pada II. METODOLOGI PENELITIAN
peserta didik lainnya. Melalui metode peer teaching peserta Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah
didik dituntut untuk aktif berdiskusi dengan sesama temannya quasi experiment, yaitu jenis penelitian yang memungkinkan
atau mengerjakan tugas-tugas kelompok yang diberikan oleh adanya kelompok treatment dan kelompok pembanding pada
guru, baik tugas itu dikerjakan di rumah maupun di sekolah proses penelitiannya. Desain yang digunakan adalah The
[8]. Matching Only Posttest Only Control Group Design yang
Metode tutor sebaya (peer teaching) adalah metode diadaptasi dari desain Fraenkel [3], sebagai berikut:
pembelajaran dengan pendekatan kooperatif dimana peserta
didik ada yang berperan sebagai pengajar (biasanya siswa
yang lebih pandai dari siswa yang lain) dan peserta didik yang
Gambar 1. Desain penelitian
lain berperan sebagai pembelajar, baik pada usia yang sama
atau pengajar berusia lebih tua dari pembelajar. Hal ini Berdasarkan desain penelitian pada gambar 1, dua
dilakukan untuk membantu belajar dalam tingkat kelas yang kelompok/kelas akan dibandingkan dengan perlakuan yang
sama, untuk mengembangkan kemampuan yang lebih baik berbeda. Kelompok treatment mengikuti pembelajaran fisika
dalam mendengarkan, berkonsentrasi, dan memahami apa dengan metode peer teaching berbasis studi eksperimen
yang dipelajari dengan cara yang bermakna, karena penjelasan sementara kelompok control mengikuti pembelajaran fisika
yang diberikan menggunakan bahasa yang lebih akrab [2]. dengan metode konvensional dalam hal ini adalah metode
Langkah-langkah metode peer teaching secara umum demonstrasi.
meliputi: (1) guru menyusun kelompok belajar, setiap Populasi pada penelitian ini adalah seluruh peserta didik
kelompok beranggota 3-4 orang yang memiliki kemampuan kelas X SMAN 1 Bontonompo yang berjumlah 350 orang dan
beragam, (2) guru menjelaskan tentang cara penyelesaian tersebar ke dalam 10 kelas. Sampel penelitian berjumlah 40
tugas melalui kelompok dengan metode peer teaching, orang yang tersebar dalam 2 kelas dan dipilih dengan cara
wewenang dan tanggung jawab masing-masing anggota teknik matching atau sampel sepadan. Satu kelas dijadikan
kelompok, dan memberi penjelasan tentang mekanisme sebagai kelompok treatment dan satu kelas yang lain dijadikan
penilaian tugas melalui peer assessment dan self assessment, sebagai kelompok control.
(3) guru menjelaskan materi pembelajaran kepada semua Instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah tes
peserta didik dan memberi peluang tanya jawab apabila keterampilan proses sains, lembar observasi dan lembar kerja
terdapat materi yang belum jelas, (4) guru memberi tugas peserta didik. Instrumen penelitian akan divalidasi oleh dua
kelompok, dengan catatan peserta didik yang kesulitan dalam orang ahli sebelum digunakan dalam penelitian.
mengerjakan tugas dapat meminta bimbingan kepada teman Data penelitian yang telah dikumpulkan diolah dengan
yang ditunjuk sebagai tutuor/guru, (5) guru mengamati menggunakan analisis statistik deskriptif dan statistik
aktivitas belajar dan memberi penilaian kompetensi, (6) guru, inferensial. Analisis statistik deskriptif memuat nilai mean,
tutor dan peserta didik memberikan evaluasi proses belajar standar deviasi, varians, dan kategorisasi keterampilan proses
Prosiding ISBN NASIONAL
Pertemuan Ilmiah Mahasiswa Fisika Indonesia (Presisi) 2018 Himafi FMIPA Unhas
Universitas Hasanuddin, Makassar 14-15 April, 2018

sains. Rentang nilai kategorisasi keterampilan proses sains keterampilan proses sains dapat disajikan pada tabel dan
mengacu pada penilaian acuan patokan sebagai berikut: diagram pie sebagai berikut:
Tabel I Kategori keterampilan proses sains Tabel IV Kategori keterampilan proses sains kelas treatment
Rentang nilai Kategori Rentang nilai Frekuensi % Kategori
X ≥ X + Sd Tinggi ≥ 84 4 20 Tinggi
X + Sd >X > X - Sd Sedang 84 > x > 66 11 55 Sedang
Rendah ≤ 66 5 25 Rendah
X ≤ X - Sd
Jumlah 20 100
Analisis statistik inferensial memuat uji normalitas data,
uji homogenitas dan uji signifikansi yaitu dengan
menggunakan independent sample t-test.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Gambaran Keterampilan Proses Sains peserta didik yang
yang mengikuti pembelajaran fisika dengan metode peer
teaching berbasis studi eksperimen (kelas treatment)
Sebaran data keterampilan proses sains (KPS) untuk kelas
treatment dapat disajikan pada tabel distribusi frekuensi
sebagai berikut:
Tabel II Data hasil penelitian pada kelas treatment
Nilai KPS Fekuensi
Gambar 2. Diagram pie kategori keterampilan proses sains kelas treatment
60-64 3
65-69 2 Berdasarkan tabel IV dan gambar 2, dapat ditunjukkan
70-74 5 bahwa dari keseluruhan jumlah peserta didik pada pada kelas
75-79 2 treatment, tingkat keterampilan proses sains yang dimiliki
80-84 4 adalah 25% pada kategori rendah, 55% pada kategori sedang,
85-89 4 dan 20% pada kategori tinggi. Berdasarkan hasil tersebut,
Jumlah 20 maka dapat disimpulkan bahwa tingkat keterampilan proses
sains peserta didik yang mengikuti pembelajaran fisika
Sebaran data penelitian pada tabel II digunakan sebagai dengan metode peer teaching berbasis studi eksperimen, rata-
dasar untuk memperoleh hasil statistik deskriptif yang dapat rata berada pada kategori sedang.
disajikan sebagai berikut: Pengujian normalitas untuk data penelitian yang diperoleh
Tabel III Hasil analisis deskriptif data kelas treatment pada kelas treatment dapat disajikan sebagai berikut:
Parameter statistik Nilai Tabel V Hasil uji normatilas data kelas treatment
Nilai maksimum 88 Tests of Normality
Nilai minimum 60 Kolmogorov-Smirnova
Variabel
Rata-rata 75 Statistic df Sig.
Standar deviasi 8,80 Keterampilan Proses Sains .122 20 .200*
Varians 77,4 Berdasarkan tabel V diatas diperoleh nilai signifikasi
Tabel II di atas menunjukkan hasil analisis deskriptif sebesar 0,200 untuk derajat kebebasan (df) sebesar 20. Nilai
untuk data keterampilan proses sains peserta didik kelas tersebut lebih besar dari 0,05 (sig. > 0,05), sehingga dapat
treatment. Berdasarkan tabel tersebut, dapat ditunjukkan disimpulkan bahwa data penelitian yang diperoleh pada kelas
bahwa nilai tertinggi yang diperoleh peserta didik sebesar 88 treatment berdistribusi normal.
dan nilai terendah sebesar 60. Rata-rata nilai keterampilan B. Gambaran Keterampilan Proses Sains peserta didik yang
proses sains peserta didik sebesar 75,25. Besarnya simpangan yang mengikuti pembelajaran fisika dengan metode
baku (standar deviasi) yang diperoleh sebesar 8,80 dengan konvensional (kelas control)
varians sebesar 77,4.
Berdasarkan hasil yang diperoleh pada tabel III, maka Sebaran data keterampilan proses sains (KPS) untuk kelas
dapat diperoleh kategorisasi keterampilan proses sains peserta control dapat disajikan pada tabel distribusi frekuensi sebagai
berikut:
didik setelah mengikuti pembelajaran fisika dengan metode
peer teaching berbasis studi eksperimen. Katergorisasi
Prosiding ISBN NASIONAL
Pertemuan Ilmiah Mahasiswa Fisika Indonesia (Presisi) 2018 Himafi FMIPA Unhas
Universitas Hasanuddin, Makassar 14-15 April, 2018

Tabel VI Data hasil penelitian pada kelas control Berdasarkan tabel VIII dan gambar 3, dapat ditunjukkan
Nilai KPS Fekuensi bahwa dari keseluruhan jumlah peserta didik pada pada kelas
54-59 6 control, tingkat keterampilan proses sains yang dimiliki
60-64 5 adalah 30% pada kategori rendah, 45% pada kategori sedang,
65-69 2 dan 25% pada kategori tinggi. Berdasarkan hasil tersebut,
70-74 4 maka dapat disimpulkan bahwa tingkat keterampilan proses
75-80 3 sains peserta didik yang mengikuti pembelajaran fisika
Jumlah 20 dengan metode konvensional, rata-rata berada pada kategori
sedang.
Sebaran data penelitian pada tabel VI digunakan sebagai Pengujian normalitas untuk data penelitian yang diperoleh
dasar untuk memperoleh hasil statistik deskriptif yang dapat pada kelas control dapat disajikan sebagai berikut:
disajikan sebagai berikut:
Tabel IX Hasil uji normatilas data kelas control
Tabel VII Hasil analisis deskriptif data kelas control Tests of Normality
Parameter statistik Nilai Kolmogorov-Smirnova
Variabel
Nilai maksimum 80 Statistic df Sig.
Nilai minimum 54 Keterampilan Proses Sains .168 20 .142*
Rata-rata 64,25 Berdasarkan tabel V diatas diperoleh nilai signifikasi
Standar deviasi 8,29 sebesar 0,142 untuk derajat kebebasan (df) sebesar 20. Nilai
Varians 68,72 tersebut lebih besar dari 0,05 (sig. > 0,05), sehingga dapat
Tabel VII di atas menunjukkan hasil analisis deskriptif disimpulkan bahwa data penelitian yang diperoleh pada kelas
untuk data keterampilan proses sains peserta didik kelas control berdistribusi normal.
control. Berdasarkan tabel tersebut, dapat ditunjukkan bahwa C. Perbedaan keterampilan proses sains antara peserta didik
nilai tertinggi yang diperoleh peserta didik sebesar 80 dan yang mengikuti pembelajaran fisika dengan metode peer
nilai terendah sebesar 54. Rata-rata nilai keterampilan proses teaching berbasis studi eksperimen dan peserta didik yang
sains peserta didik sebesar 64,25. Besarnya simpangan baku mengikuti pembelajaran fisika dengan metode
(standar deviasi) yang diperoleh sebesar 8,29 dengan varians konvensional pada kelas X SMAN 1 Bontonompo.
sebesar 68,72.
Hasil pengujian normalitas data menunjukkan bahwa data-
Berdasarkan hasil yang diperoleh pada tabel VII, maka
data penelitian yang diperoleh berdistribusi normal, baik pad
dapat diperoleh kategorisasi keterampilan proses sains peserta
akelas treatment dan kelas control. Hasil ini menjadi dasar
didik setelah mengikuti pembelajaran fisika dengan metode
untuk melanjutkan pengujian data ke tahap uji signifikansi
konvensional. Katergorisasi keterampilan proses sains dapat
dalam hal ini menggunakan independent sample t-test. Uji
disajikan pada tabel dan diagram pie sebagai berikut:
signifikansi diperlukan dengan maksud untuk mencari
Tabel VIII Kategori keterampilan proses sains kelas control perbedaan dari dua perlakuan yang diberikan pada kedua kelas
Rentang nilai Frekuensi % Kategori yang dibandingkan, apakah dapat diterima atau ditolak.
≥ 73 5 25 tinggi Berdasarkan hasil pengujian signifikansi dengan
73 > x > 56 9 45 sedang menggunakan independent sample t-test, diperoleh hasil
≤ 56 6 30 rendah sebagai berikut:
Jumlah 20 100 Tabel X Hasil pengujian signifikansi
Levene's Test for
t-test for Equality of Means
Variabel Equality of Variances
F Sig. t df Sig. (2-tailed)
Keterampilan
.083 .774 3.97 38 .000
Proses Sains

Tabel X di atas menjelaskan hasil analisis inferensial


terkait uji homogenitas data dan uji signifikansi. Berdasarkan
tabel tersebut, pada kolom Levene's Test for Equality of
Variances diperoleh nilai F = 0,083 dan signifikansi sebesar
0.774. Nilai signifikansi tersebut lebih besar dari 0,05 (sig. >
0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa data-data penelitian
yang diperoleh bersifat homogen.
Gambar 3. Diagram pie kategori keterampilan proses sains kelas control
Prosiding ISBN NASIONAL
Pertemuan Ilmiah Mahasiswa Fisika Indonesia (Presisi) 2018 Himafi FMIPA Unhas
Universitas Hasanuddin, Makassar 14-15 April, 2018

Penjelasan lain yang dapat diperoleh dari tabel X adalah antara peserta didik yang bekerja bersama. Tutor sebaya (peer
hasil uji signifikansi. Berdasarkan tabel tersebut, pada kolom teaching) ini memudahkan belajar, siswa berpartisipasi aktif,
t-test for Equality of Means diperoleh nilai t = 3,97 dan dan dapat memecahkan masalah bersama-sama, sehingga
signifikansi sebesar 0,000 pada untuk derajat kebebasan 38. pemerataan pemahaman terhadap materi pembelajaran yang
Nilai signifkansi yang diperoleh tersebut lebih kecil dari 0,05 diberikan dapat tercapai [2].
(sig. < 0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis Hasil penelitian ini diperkuat oleh hasil penelitian yang
yang diajukan dapat diterima. Hal ini menunjukkan bahwa telah dilakukan di Oman, dengan judul The Effect of Peer
terdapat perbedaan keterampilan proses sains yang signifikan Teaching on Mathematics Academic Achievement of the
antara peserta didik yang mengikuti pembelajaran dengan Undergraduate Students in Oman, menunjukkan bahwa
metode peer teaching berbasis studi eksperimen dan peserta metode peer teaching dapat meningkatkan prestasi belajar
didik yang mengikuti pembelajaran fisika dengan metode peserta didik. Rata-rata skor prestasi belajar peserta didik
konvensional pada kelas X SMAN 1 Bontonompo. yang diperoleh pada kelas eksperimen lebih besar dari kelas
Terbuktinya hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, kontrol, yaitu 6,69 pada kelas eksperimen dan 4,50 pada kelas
menunjukkan bahwa metode peer teaching memberikan kontrol [1].
pengaruh yang lebih baik terhadap tingkat keterampilan Hasil peneilitian ini juga sejalan dengan hasil penelitian
proses sains peserta didik dibandingkan jika menggunakan yang telah dilakukan di Yokyakarta, menunjukkan bahwa
metode konvensional. Hal ini dapat dilihat pada nilai rata-rata terdapat peningkatan yang signifikan hasil belajar fisika aspek
keterampilan proses sains peserta didik pada masing-masing kognitif dan keterampilan proses sains ditinjau dari
kelas yang dibandingkan. Peserta didik yang mengikuti kemampuan awal fisika pada siswa kelas X di SMA Negeri 9
pembelajaran dengan metode peer teaching, memiliki nilai Yogyakarta dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing
rata-rata yang lebih besar dari metode konnvensional. Selain melalui metode eksperimen [11].
itu, frekuensi peserta didik pada kelas peer teaching yang Selain itu, hasil penelitian yang telah dilakukan di
memiliki keterampilan proses sains pada kategori sedang lebih Pontianak, menunjukkan bahwa penggunaan metode
banyak dibandingkan dengan frekuensi peserta didik pada eksperimen berbantuan pendekatan tutor sebaya efektif dalam
kelas dengan metode konvensional. meremediasi miskonsepsi siswa kelas VIII MTs Negeri 1
Pembelajaran dengan metode peer teaching memberikan Pontianak pada materi cermin [4].
kesempatan kepada peserta didik yang menjadi tutor untuk Beberapa hasil penelitian sebelumnya di atas menunjukkan
menyampaikan materi dengan cara yang bervariasi, sehingga bahwa metode peer teaching berbasis studi eksperimen
pembelajaran menjadi lebih kreatif. Metode peer teaching memberikan pengaruh yang lebih baik dari pada metode
juga dapat mengurangi rasa kurang percaya diri peserta didik konvensional/ metode demonstrasi. Hal demikian memperkuat
untuk bertanya tentang materi yang belum mereka dipahami. hasil yang diperoleh dalam penelitian ini yaitu terdapat
Hal ini karena selama proses pembelajaran, yang mereka perbedaan keterampilan proses sains antara peserta didik yang
hadapi adalah teman sebayanya sendiri, sehingga interaksi dan mengikuti pembelajaran fisika dengan metode peer teaching
aktivitas peserta didik selama proses pembelajaran menjadi berbasis studi eksperimen dan peserta didik yang mengikuti
lebih efektif. pembelajaran fisika dengan metode konvensional pada kelas
Kelebihan metode peer teaching yang diuraikan di atas, X SMAN 1 Bontonompo, Kab. Gowa.
menunjukkan bahwa metode tersebut menjadi salah satu
pilihan alternatif untuk mengembangkan proses pembelajaran IV. KESIMPULAN DAN SARAN
dalam kelas, khususnya pembelajaran fisika. Kondisi Berdasarkan uraian hasil penelitian dan analisis data di atas,
pembelajaran yang difasilitasi oleh teman sebaya yang akrab maka dapat disimpulkan bahwa rata-rata nilai keterampilan
akan membuat peserta didik mengikuti kegiatan pembelajaran proses sains peserta didik yang mengikuti pembelajaran
lebih efektif, karena peserta didik akan lebih leluasa untuk dengan metode peer teaching berbasis studi eksperimen lebih
mengatur waktu pembelajaran, tujuan-tujuan belajar dan besar dari nilai rata-rata keterampilan proses sains peserta
target penguasaan materi yang diharapkan. didik yang mengikuti pembelajaran fisika dengan metode
Banyak metode pembelajaran yang dapat digunakan oleh konvensional. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat terdapat
guru dalam melaksanakan kegiatan belajar-mengajar. Metode perbedaan keterampilan proses sains antara peserta didik yang
pembelajaran tersebut dipilih dan disesuaikan dengan materi mengikuti pembelajaran fisika dengan metode peer teaching
pelajaran yang akan disampaikan, sehingga tujuan berbasis studi eksperimen dan peserta didik yang mengikuti
pembelajaran dapat tercapai. Metode pembelajaran yang pembelajaran fisika dengan metode konvensional pada kelas
dipakai dalam kegiatan belajar-mengajar haruslah metode X SMAN 1 Bontonompo.
pembelajaran yang dapat membangkitkan minat belajar siswa,
sehingga materi-materi pelajaran yang disampaikan dapat
dengan mudah dipahami. Pembelajaran dengan metode peer
teaching menciptakan rasa saling menghargai dan mengerti di
Prosiding ISBN NASIONAL
Pertemuan Ilmiah Mahasiswa Fisika Indonesia (Presisi) 2018 Himafi FMIPA Unhas
Universitas Hasanuddin, Makassar 14-15 April, 2018

REFERENSI
[1] Abdelkarim , R., Abuiyada, R. 2016. The Effect of Peer
Teaching on Mathematics Academic Achievement of the
Undergraduate Students in Oman. International
Education Studies, 9(5), 124-132.
[2] Febianti, Y., N. 2014. Peer Teaching (Tutor Sebaya)
Sebagai Metode Pembelajaran untuk Melatih Siswa
Mengajar. Edunomic, 2(2), 80-87.
[3] Fraenkel, JR., Wallen, N., E., Hyun, H., H. 2012. How
to Design and Evaluate Research in Education 8th,
McGrow-Hill Companies Inc, New York.
[4] Handayani, A., D., Sahala, S., Arsyid, S., B. 2014.
Remediasi Miskonsepsi Siswa Menggunakan Metode
Eksperimen Berbantuan Tutor Sebaya pada Materi
Cermin SMP. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran,
3(1), 1-13.
[5] Hermawati, M., Arief, A. 2016. Pengaruh Kegiatan
Praktikum Berbantuan Tutor Sebaya terhadap Hasil
Belajar Siswa pada Materi Kalor SMA Negeri
Mojoagung. Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika, 5(2), 85-
88.
[6] Irmawati, A., Hidayat, M., Y., Ashar, A. 2016.
Penerapan Strategi Pembelajaran Tutor Sebaya Dalam
Meningkatkan Hasil Belajar Kit Eksperimen Fisika.
Jurnal Pendidikan Fisika, 4(2), 67-70.
[7] Kholifudin, M., Y. 2012. Pembelajaran Fisika dengan
Inkuiri Terbimbing Melalui Metode Eksperimen dan
Demonstrasi Ditinjau dari Gaya Belajar Siswa.
Prosiding Pertemuan Ilmiah XXVI HFI Jateng & DIY.
14 April 2012. Purworejo.
[8] Mulyatiningsih. 2013. Metode Penelitian Terapan
Bidang Pendidikan, Alfabeta, Bandung.
[9] Sayekti, C., I., Sarwanto, Suparmi. 2012. Pembelajaran
IPA menggunakan Pendekatan Inkuiri Terbimbing
melalui Metode Eksperimen dan Demonstrasi ditinjau
dari Kemampuan Analisis dan Sikap Ilmiah Siswa.
Jurnal Inkuiri UNS, 1(1), 142-153.
[10] Siregar, S. 2014. Statistik Parametrik untuk Penelitian
Kuantitatif, Bumi Aksara, Jakarta.
[11] Subekti, Y., Ariswan, A. 2016. Pembelajaran Fisika
dengan Metode Eksperimen untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Kognitif dan Keterampilan Proses Sains. Jurnal
Inovasi Pendidikan IPA, 2(2), 252-261.
[12] Yonata, B., Poedjiastoeti , S., Agustini, R. 2015.
Integrasi Keterampilan Proses dalam Pembelajaran IPA
mengacu Kurikulum 2013. Prosiding Seminar Nasional
Kimia. 3-4 Oktober 2015. Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai