SKRIPSI
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
pada Universitas Negeri Semarang
Oleh
Mochammad Alan Robbina
NIM 5201408035
Skripsi ini telah disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian
skripsi pada :
Hari :
Tanggal :
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Mesin,
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Panitia Ujian
Ketua : Dr. M. Khumaedi, M. Pd. ( )
NIP. 196209131991021001
Sekretaris : Wahyudi, S.Pd, M.Eng. ( )
NIP. 198003192005011001
Dewan Penguji
Pembimbing I : Hadromi, S.Pd., M.T. ( )
NIP. 196908071994031004
Pembimbing II : Rusiyanto, S.Pd., M.T. ( )
NIP. 197403211999031002
Penguji Utama : Drs. Sunyoto, M.Si ( )
NIP. 196511051991021001
Penguji Pendamping I : Hadromi, S.Pd., M.T. ( )
NIP. 196908071994031004
Penguji Pendamping II : Rusiyanto, S.Pd., M.T. ( )
NIP. 197403211999031002
Ditetapkan di Semarang
Tanggal 2012
Mengesahkan
Dekan Fakultas Teknik
iii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto
Persembahan
v
PRAKATA
Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penyusun
bantuan berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penyusun
4. Hadromi, S.Pd. M.T, Dosen pembimbing skripsi I yang dengan sabar telah
terselesaikan;
vi
5. Rusiyanto, S.Pd. M.T, Dosen pembimbing skripsi II yang dengan sabar
dapat terselesaikan;
6. Drs. Sunyoto, M.Si, Dosen penguji yang telah memberikan saran, arahan
penelitian.
pengujian spesimen.
11. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini yang tidak
Semoga amal dan kebaikan mendapat balasan rahmat yang setimpal dari
Allah SWT dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Semarang, 2012
Penyusun
vii
SARI
viii
ABSTRACT
ix
DAFTAR ISI
Halaman
PRAKATA .................................................................................................. vi
ABSTRACT ................................................................................................. ix
DAFTAR ISI................................................................................................ x
BAB I PENDAHULUAN
x
BAB II KAJIAN TEORI
xi
3.8 Analisis Data..................................................................... 45
BAB V PENUTUP
LAMPIRAN ................................................................................................ 71
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Logam Ferro dan Pemakaiannya .......................................... 9
Tabel 2.2 Komposisi Baja S45C
(Sertifikat Komposisi Baja S45C Bohlindo) ......................... 12
Tabel 3.1 Data Hasil Rata-Rata Nilai Kekerasan
Seluruh Variasi ...................................................................... 43
Tabel 3.2 Data Hasil Nilai Kekerasan Tiap Variasi .............................. 43
Tabel 3.3 Data Hasil Nilai Kekerasan Raw Material ............................ 44
Tabel 3.4 Data Hasil Tebal Carburizing Tiap Variasi........................... 44
Tabel 4.1 Data Hasil Rata-Rata Kekerasan Seluruh Variasi ................. 48
Tabel 4.2 Data Hasil Nilai Kekerasan Tiap Variasi .............................. 49
Tabel 4.3 Data Hasil Nilai Kekerasan Raw Material ............................ 50
Tabel 4.4 Data Hasil Tebal Carburizing Tiap Variasi........................... 50
Tabel 4.5 Peningkatan Nilai Kekerasan Bahan ..................................... 53
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Diagram Fasa Fe-C ................................................................ 13
Gambar 2.2 Proses Difusi Atom................................................................ 14
Gambar 2.3 Baja yang Dikarbonasikan..................................................... 14
Gambar 2.4 Hubungan Antara Tebal Pelapisan dengan
Periode Karbonasi ................................................................. 15
Gambar 2.5 Prinsip Pengukuran Mikro Vikers ......................................... 23
Gambar 2.6 Tipe-Tipe Lekukan Piramida Intan ....................................... 24
Gambar 2.7 Pemeriksaan Banda Uji dengan Mikroskop Metalurgi ......... 27
Gambar 3.1 Dimensi Spesimen ................................................................. 33
Gambar 3.2 Spesimen Uji Kekerasan Mikro Vikers ................................. 33
Gambar 3.3 Spesimen Pengamatan Struktur Mikro .................................. 34
Gambar 3.4 Spesimen yang Telah Dipotong............................................. 34
Gambar 3.5 Campuran Serbuk Arang Batok Kelapa dengan Katalis ....... 35
Gambar 3.6 Kotak Carburizing yang Telah Diisi Campuran Arang
dan Katalis............................................................................. 35
Gambar 3.7 Spesimen di dalam Kotak Carburizing ................................. 36
Gambar 3.8 Spesimen Telah Tertutup Rata dengan Campuran Serbuk
Arang dan Katalis.................................................................. 36
Gambar 3.9 Oven Pemanas Logam........................................................... 37
Gambar 3.10 Kotak Carburizing di dalam Kotak Pemanas........................ 37
Gambar 3.11 Pengaturan Suhu ................................................................... 37
Gambar 3.12 Penahanan Suhu .................................................................... 38
Gambar 3.13 Spesimen yang Telah di Carburizing.................................... 38
Gambar 3.14 Mesin Poles ........................................................................... 39
Gambar 3.15 Lapisan Resin Logam............................................................ 39
Gambar 3.16 Alat Uji Kekerasan Mikro Vikers.......................................... 40
Gambar 3.17 Panel Alat Uji Kekerasan Mikro Vikers ................................ 41
Gambar 3.18 Alat Pengamatan Mikro Vikers ............................................. 41
xiv
Gambar 3.19 Setting Alat Foto Mikro ........................................................ 42
Gambar 3.20 Diagram Alir Penelitian ........................................................ 47
Gambar 4.1 Grafik Hasil Pengujian Kekerasan Baja S45C ...................... 51
Gambar 4.2 Grafik Ketebalan Lapisan Carburizing ................................. 51
Gambar 4.3 Grafik Peningkatan dan Penurunan Nilai Kekerasan
Baja S45C ............................................................................. 53
Gambar 4.4 Foto Struktur Mikro Raw Material (R)
dengan Pembesaran 160x ...................................................... 54
Gambar 4.5 Foto Struktur Mikro Daerah Batas Pinggir dan Tengah
Kelompok Spesimen A dengan Pembesaran 160x................ 55
Gambar 4.6 Foto Struktur Mikro Daerah Pinggir Kelopmpok Spesimen A
dengan Pembesaran 160x ...................................................... 56
Gambar 4.7 Foto Struktur Mikro Daerah Tengah Kelompok Spesimen A
dengan Pembesaran 160x ...................................................... 56
Gambar 4.8 Foto Struktur Mikro Daerah Pinggir dan Tengah
Kelompok Spesimen B dengan Pembesarab 160x ................ 57
Gambar 4.9 Foto Struktur Mikro Daerah Pinggir Kelompok Spesimen B
Dengan Pembesaran 160x ..................................................... 57
Gambar 4.10 Foto Struktur Mikro Daerah Tengah Kelompok Spesimen B
Dengan Pembesaran 160x ..................................................... 58
Gambar 4.11 Foto Struktur Mikro Daerah Batas Pinggir dan Tengah
Kelompok Spesimen C dengan Pembesaran 160x ................ 58
Gambar 4.12 Foto Struktur Mikro Daerah Pinggir Kelompok Spesimen C
Dengan Pembesaran 160x ..................................................... 59
Gambar 4.13 Foto Struktur Mikro Daerah Tengah Kelompok Spesimen C
Dengan Pembesaran 160x ..................................................... 59
xv
DAFTAR RUMUS
Rumus Halaman
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
xvii
BAB I
PENDAHULUAN
dengan baja sebagai bahan baku untuk produksinya yang banyak digunakan
untuk mengatasi hal tersebut diperlukan bahan yang mempunyai sifat keras
dan ulet. Bahan yang memenuhi sifat keras dan ulet salah satu diantaranya
1
2
baja yang memiliki permukaan keras. Proses ini meliputi pemanasan baja
pada suhu tertentu, dipertahankan pada waktu tertentu dan didinginkan pada
lamanya pada suhu tersebut, dan kemudian didinginkan (Beumer, 1980: 37).
beberapa hal yaitu waktu karbonasi atau lamanya perlakuan dan suhu
perantara zat padat dimana medianya adalah arang batok kelapa, dengan
Baja yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis baja karbon sedang
yaitu baja S45C. Baja S45C merupakan baja yang tidak terlalu keras dan
media arang batok kelapa dengan harapan nantinya dunia industri pada
yang dihasilkan.
kekerasan dan keliatannya, masalahan yang sering timbul yaitu dalam hal
dimodifikasi, maka umur pakai komponen dapat bertambah. Salah satu cara
1. Adakah perbedaan nilai kekerasan pada Baja S45C akibat variasi katalis
2. Adakah perbedaan struktur mikro Baja S45C akibat variasi katalis pada
proses carburizing?
supaya menjadi jelas dan tidak menyimpang dari tujuan yang telah
1. Material logam yang digunakan adalah pelat baja karbon sedang S45C
2. Media yang digunakan adalah arang batok kelapa sebagai sumber karbon
3. Spesimen uji yang digunakan adalah jenis JIS Z 2201 1981 (Standar
berikut:
1. Manfaat teoritis
2. Pengembangan industri
teknologi.
6
judul skripsi ini. Istilah-istilah yang dianggap perlu untuk dijelaskan adalah
sebagai berikut:
1) Variasi katalis
Variasi diartikan bentuk (rupa) yang lain, sedang katalis adalah bahan
proses.
2) Karbonasi (Carburizing)
3) Baja S45C
Baja S45C merupakan baja yang termasuk kelompok baja karbon sedang
sifat-sifat pengerjaan dan kekuatan yang sangat baik. Baja S45C sering
4) Struktur mikro
Struktur mikro adalah struktur terkecil dari bahan dalam ukuran yang
tidak dapat dilihat dengan mata telanjang tetapi harus menggunakan alat
5) Kekerasan
mikro vickers.
BAB II KAJIAN
TEORI
2.1. Baja
Secara garis besar baja dapat dikelompokan menjadi dua yaitu baja
karbon dan baja paduan. Baja karbon dibagi menjadi tiga yaitu baja
karbon rendah (< 0,3% C), baja karbon sedang (0,30% < C < 0,7%)
dan baja karbon tinggi (0,70 < C < 1,40%). Baja paduan dibagi
menjadi dua yaitu baja paduan rendah (jumlah unsur paduan khusus
< 8,0% ) dan baja paduan tinggi (jumlah unsur paduan khusus >
8,0% ).
sekrup, ulir dan baut. Baja karbon sedang digunakan untuk rel kereta api, as,
roda gigi dan suku cadang yang berkekuatan tinggi, atau dengan kekerasan
sedang sampai tinggi. Baja karbon tinggi digunakan untuk perkakas potong
seperti pisau, gurdi, tap dan bagian–bagian yang harus tahan gesekan.
8
9
Dalam penelitian ini baja yang digunakan adalah baja jenis karbon sedang.
Tabel 2.1.
Logam Ferro dan Pemakaiannya
kekerasan baja tidak merata, sifat mekanis yang rendah, kurang tahan
2003:114 ).
10
Silisium merupakan unsur paduan yang ada pada setiap baja dengan
potong dan daya tahan panas yang cukup tinggi pada baja yang sangat
2.3. Karbon
yang sangat besar pada sifat baja. Unsur karbon yang bercampur dalam baja
sekitar +0,1% - 2,0%, jika kandungan karbon pada baja kurang dari 0,15%
maka tidak terjadi perubahan sifat-sifat baja setelah dikeraskan dengan cara
a. Larut dalm besi untuk membentuk larutan pada ferit yang mengandung
karbon diatas 0,006 % pada temperatur kamar. Unsur karbon akan naik
lagi sampai 0,03 % pada temperatur 725 . Ferit bersifat lunak, tidak
rapuh.
Tabel 2.2.
Komposisi Baja S45C (Sertifikat Komposisi Baja S45C Bohlindo)
C SI MN P S Cu
0,520 0,310 0,650 0,19 0,02 0,010
sangat baik. Baja ini sering digunakan untuk komponen yang tidak
baja sampai suhu dan waktu tertentu kemudian diikuti dengan pendinginan
e. Pengerasan nyala
f. Pengerasan induksi
kedalam baja yang disebut Chemical Heat Treatment, yaitu antara lain:
yang keras dan tahan pakai, yang didukung oleh inti yang kuat dan tahan
Daryanto, 2003:85).
bahwa suhu austenit untuk baja karbon sedang yang memiliki kadar
karbon 0,3% sampai 0,7% dimana atom karbon (C) akan masuk kedalam
berikut ini.
Lapisan luar dari benda kerja yang telah mengambil karbon dinamakan
luar pada benda kerja yang keras dan inti yang kuat serta ulet.
terurai dari pada Na2CO3. Sebenarnya tanpa energizer dapat terjadi proses
kedalam suatu tromol logam yang sesuai dan di dalam tromol dikelilingi
Pada proses karbonasi ini baja dipanaskan pada suhu tertentu, setelah itu
ferrosianida dalam baja yang dipanaskan akan meresap kedalam baja dan
untuk karbonasi.
pembentukan gas CO, yaitu BaCO3, K2CO3, dan Na2CO3 yang berfungsi
sebagai berikut:
CO2 + C → 2 CO
17
Gas CO yang terjadi kemudian larut kedalam fasa austenit atau bereaksi
Gas CO yang terbentuk dari reaksi diatas kemudian bereaksi dengan BaO
K2 CO3 → K2 O + CO2
CO2 + C → 2 CO
Gas CO yang terjadi kemudian larut kedalam fasa austenit atau bereaksi
Gas CO yang terbentuk dari reaksi diatas kemudian bereaksi dengan K2O
CO2 + C → 2 CO
Gas CO yang terjadi kemudian larut kedalam fasa austenit atau bereaksi
b) 25 % katalis (energizer).
18
untuk diketahui sifat dan karakteristiknya yang meliputi sifat mekanik, sifat
pengujiannya, yaitu:
2. Non Destructive Test (NDT), yaitu proses pengujian logam yang tidak
strukturnya.
tingkat kekerasan dari bahan dapat diananlisis melalui besarnya beban yang
tertentu kepada benda uji dengan beban tertentu dan mengukur bekas hasil
terdiri dari tiga jenis, yaitu pengujian kekrasan dengan metode Rockwell,
Metode Brinell dan Vickers memiliki prinsip dasar yang sama dalam
bervariasi, yaitu :
20
1. Kerucut intan dengan besar sudut 120º dan disebut sebagai Rockwell
Cone.
2. Bola baja dengan berbagai ukuran dan disebut sebagai Rockwell Ball.
1. Benda uji
2. Operator
3. Mesin uji Rockwell
yang terbuat dari baja krom yang telah dikeraskan dengan diameter
tertentu oleh suatu gaya tekan secara statis kedalam permukaan logam
yang diuji tanpa sentakan. Permukaan logam yang diuji harus rata dan
bersih. Diameter paling atas dari lekukan tersebut diukur secara teliti.
BHN =
Keterangan :
Metode Vickers ini berdasarkan pada penekanan oleh suatu gaya tekan
dimana permukaan logam yang diuji ini harus rata dan bersih. Angka
tidak hanya pada benda yang lunak akan tetapi juga dapat dilakukan pada
bahan yang keras. Bekas penekanan yang kecil pada penggujian Vikers
kerja yang tipis atau lapisan permukaan yang tipis dapat diukur dengan
permukaan pyramida yang saling berhadapan adalah 1360. Sudut ini dipilih
diinginkan antara diameter lekukan dan diameter bola penumbuk pada uji
kekerasan Vickers (VHN atau VPH), didefinisikan sebagai beban dibagi luas
dilihat pada Gambar 2.6. Pada prakteknya luas ini dihitung dari pengukuran
berikut:
.
VHN =
Keterangan:
kontinu, untuk suatu beban tertentu dan digunakan pada logam yang sangat
lunak, yakni DPH-nya 5 hingga logam yang sangat keras dengan DPH
1500.
adalah uji kekerasan Vickers tidak dapat digunakan untuk pengujian rutin
uji yang hati-hati, dan terdapat pengaruh kesalahan manusia yang besar pada
untuk uji brinell sering juga terdapat pada penumbuk piramida gambar 2.7
lekukan bantal jarum pada gambar 2.7.b adalah akibat terjadinya penurunan
Gambar 2.6. Tipe-Tipe Lekukan Piramida Intan (Dieter dan Sriati Djaprie,
1996: 335).
Keterangan:
Pada penelitian ini alat uji yang digunakan adalah alat uji kekerasan mikro
vickers.
tunggal pada struktur mikro, atau penentuan kekerasan roda gigi arloji,
dengan besar, bentuk dan orientasi butirnya, jumlah fasa, proporsi dan
a. Sectioning (Pemotongan)
Pemotongan ini dipilih sesuai dengan bagian yang akan diamati struktur
dilakukan secara bertahap dari ukuran yang paling kecil hingga besar.
c. Polishing (Pemolesan)
mengkilap, tidak boleh ada goresan. Pada tahap ini dilakukan dengan
sebagai berikut:
1) Pemolesan
goresan.
2) Penekanan
terlalu ditekan maka arah dan posisi pemolesan dapat berubah dan
d. Etching (Pengetsaan)
e. Pemotretan
Keterangan:
A contoh yang dietsa sedang diperiksa dengan mikroskop metalurgi, B
penampilan contoh melalui mikroskop.
diambil waktu
digunakan adalahpemanasannya
900 . 4 jam, sedangkan suhu pemanasan yang
28
penekanan tertentu kepada benda uji dengan beban tertentu dan mengukur
ada tidaknya perbedaan kekerasan bahan yang timbul akibat dari variasi
katalis karbonasi.
BAB III
METODE PENELITIAN
a. Variabel Bebas
29
30
a. Variabel Terikat
penelitian ini yaitu nilai kekerasan mikro vikers dan struktur mikro pada
1. Kekerasan
daerah carburizing, dan daerah batas carburizing dengan logam dari raw
vickers merk Shimadzu. Spesimen uji dari penelitian ini adalah spesimen
uji jenis JIS Z 2201 1981 dengan jenis pengujian kekerasan mikro
vickers.
2. Struktur Mikro
dan daerah batas carburizing dengan logam dari raw material tanpa
penelitian ini adalah spesimen uji jenis ASTM E 8 untuk foto mikro.
31
PME3 dengan pembesaran 200 kali 500 mikron. Proses dari pengamatan
ini adalah dengan beberapa tahap, mulai dari pemolesan dengan ampelas
campuran antara 97,5 % alkohol dan 2,5 % HNO3 dan yang terakhir
b. Variabel Kontrol
dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti. Variabel kontrol dalam
sudah dimasukkan kedalam kotak karbonasi yang berisi karbon aktif dengan
1. Alat
b. Gergaji pita
e. Mesin ampelas
f. Tang
g. Mesin poles
2. Bahan
a. Baja karbon sedang S45C yang diproduksi oleh PT. Bohler di Jerman
c. Autosol.
sedang S45C yang diproduksi oleh PT. Bohler di Jerman dan diimpor oleh
33
PT. Bhinneka Bajanas. Pada penelitian ini tidak dilakukan uji komposisi
a. Dimensi spesimen
Dimensi bahan untuk penelitian ini adalah baja S45C sesuai ASTM
Bahan untuk uji kekerasan mikro vickers adalah baja karbon sedang
Bahan untuk pengamatan struktur mikro dalam penelitian ini adalah baja
S45C sesuai ASTM dengan ukuran seperti Gambar 3.3 untuk spesimen
foto mikro.
34
arang batok kelapa yang ditumbuk dan diayak hingga lembut. Tahapan
proses carburizing:
A B C
Gambar 3.5. Campuran Serbuk Arang Batok Kelapa dengan Katalis
Keterangan:
4. Kotak carburizing yang terbuat dari lembaran plat baja yang dipotong
dan dilas sehingga berbentuk persegi seperti pada gambar 2.6, kemudian
diisi campuran serbuk arang batok kelapa dan katalis tadi pada bagian
campuran serbuk arang dan katalis dengan diberi jarak antar spesimen
semua spesimennya.
8. suhu
Kotak900
yang dengan
berisi spesimen dimasukkan
holding time 4 jam. kedalam oven pemanas dengan
14. Kemudian lakukan cara yang sama untuk spesimen yang lain sesuai
3.3.3. Proses Pemolesan, Resin dan Pengetsaan untuk Spesimen Foto Mikro
dengan cara dicelupkan kemudian dicuci pakai sabun dan dibilas dengan
air secukupnya.
spesimen yang telah diberi resin dapat dilihat pada Gambar 3.15.
HNO3 dan 97,5% alkohol kemudian dicuci pakai air sabun, dibilas
1) Persiapkan alat uji kekerasan mikro vickers sesuai Gambar 3.16, untuk
3) Lakukan pengeringan.
tengah.
diberi perlakuan.
Tabel 3.1
Data Hasil Rata-Rata Nilai Kekerasan Seluruh Variasi
Tabel 3.2
Data Hasil Nilai Kekerasan Tiap Variasi
Kekera Rata-
d1 d2 drata-rata
-san rata
Penggunaan
No (VHN) (VHN)
Katalis
(µm) (µm) (mm) Kg/mm Kg/mm
2 2
A1
Barium
1 A2
karbonat
A3
B1
Kalium
2 B2
karbonat
B3
C1
Natrium
3 C2
karbonat
C3
44
Tabel 3.3
Data Hasil Nilai Kekerasan Raw Material
Rata-
d1 d2 drata-rata Kekerasan
No rata
Spesimen
(VHN) (VHN)
(µm) (µm) (mm)
Kg/mm2 Kg/mm2
1
Raw
2 Material
3
Tabel 3.4.
Data Hasil Tebal Carburizing Tiap Variasi
Barium
1
karbonat
Kalium
2
karbonat
Natrium
3
karbonat
Nilai tengah =
Keterangan:
Σ
= nilai akhir/skor tiap spesimen
N = jumlah spesimen.
46
Mulai
Sertifikasi
komposisi Baja
S45C Karbonisasi
Raw Materials
SA SB SC
Analisis data
Kesimpulan
Selesai
Keterangan:
fakultas teknik UGM. Pada pengujian ini spesimen yang diuji berjumlah
sepuluh buah yaitu terdiri dari satu spesimen raw material, tiga spesimen
akan dikenai tiga titik injakan, sehingga menghasilkan data harga kekerasan
Tabel 4.1
Hasil Rata-Rata Nilai Kekerasan Seluruh Variasi
48
49
Tabel 4.2
Data Hasil Nilai Kekerasan Tiap Variasi
Tabel 4.3
Data Hasil Nilai Kekerasan Raw Material
d1 d2
drata-rata Kekerasan Rata-rata
No Spesimen (VHN) (VHN)
(µm) (µm) (mm)
Kg/mm2 Kg/mm2
1 42,5 42,5 0,0425 205,287
Raw
2 43 43,5 0,04325 198,229 201,3
Material
3 43 43 0,043 200,540
Tabel 4.4.
Data Hasil Tebal Carburizing Tiap Variasi
Data hasil pengujian kekerasan pada tabel diatas dalam bentuk grafik
Nilai Kekerasan Seluruh
Spesimen
240
VHN (kg/mm2)
230
220
210 Spesimen 1
200
190 Spesimen 2
180
Spesimen 3
Raw Barium Kalium Natrium
material Karbonat Karbonat Karbonat
Variasi Katalis
Gambar 4.1. Grafik Hasil Pengujian Kekerasan Baja S45C
N ilai rata‐rata Uji Ketebalan
0,88
Nilai Ketebalan (mm)
0,86
0,84
0,82
0,8
0,78
0,76
0,74
0,72
Barium Karbonat Kalium Karboat Natrium
Karbonat
Variasi katalis
Gambar 4.2. Grafik Ketebalan Lapisan Carburizing
52
spesimen B.
kenaikan nilai kekeraan terhadap raw material sebesar 7,65% dan untuk
terhadap spesimen A.
pada Gambar 4.3 dan Tabel 4.5. Hasil pengujian nilai rata-rata uji ketebalan
pada Gambar 4.2 dapat diketahui bahwa nilai rata-rata uji ketebalan pada
N ilai rata‐rata Uji Kekerasan
220
VHN (kg/mm2)
215
210
205
200
195
190
Jenis Spesimen
Gambar 4.3. Grafik Peningkatan dan Penurunan Nilai Kekerasan
Baja S45C
Tabel 4.5
Peningkatan Nilai Kekerasan Bahan
ukuran 13,7 mikron. Berikut ini adalah hasil foto mikro dari eksperimen
a. Foto struktur mikro spesimen raw material seperti terlihat pada Gambar
perlit dan berwarna terang yang menandakan bahwa baja bersifat tidak
Perlit
Ferit
c. Pada Gambar 4.8 sampai Gambar 4.10 menunjukan foto struktur mikro
d. Pada Gambar 4.11 sampai Gambar 4.13 dibawah ini menunjukan foto
A1 A2 A3
Butirbaru
Ferit
Gambar 4.5 Foto Struktur Mikro Daerah Batas Pinggir dan Tengah
Kelompok Spesimen A dengan Pembesaran 160x
56
A1 A2 A3
Perlit
Gambar 4.6. Foto Struktur Mikro Daerah Pinggir Kelompok
Spesimen A dengan Pembesaran 160x
A1 A2 A3
Butir baru
B1 B2 B3
Ferit
Butir Baru
B1 B2 B3
Perlit
B1 B2 B3
Butir baru
C1 C2 C3
Butir baru
Ferit
C1 C2 C3
Perlit
C1 C2 C3
Butir baru
4.2. Pembahasan
yang bertujuan untuk menambah unsur karbon pada bagian permukaan luar
material. Proses carburizing material memiliki lapisan luar yang keras dan
bagian inti yang kenyal dan liat. Selama berlangsungnya proses carburizing
tidak terjadi pembuatan gas karbon. Selain itu, tidak terjadi pemasukan
udara kedalam kotak karbonasi, karena kotak tertutup rapat yang diperkuat
karbonasi (carburizing).
karbonat. Hal itu menunjukan bahwa penggunaan jenis katalis pada proses
merupakan bagian baja yang paling lunak. Perlit merupakan campuran erat
antara ferrit dan sementit, sedangkan sementit adalah senyawa kimia antara
didominasi oleh ferit (terang) dan sedikit perlit (gelap), serta ukuran feritnya
kekerasan dan ketebalan lapisan carburizing rata-rata yang lebih tinggi dari
kekerasan dan tebal lapisan carburizing yang lebih rendah dari kelmpok
oleh banyaknya unsur karbon yang berdifusi ke dalam lapisan luar logam.
terhadap spesimen raw material. Nilai ini lebih rendah bila dibandingkan
barium karbonat pada suhu austenit cepat terurai. Sehingga proses difusi dan
penyerapan karbon ke dalam lapisan luar baja terjadi lebih cepat dan lebih
lama pada waktu tahan selama 4 jam serta ketebalan lapisan carburizing
meningkat.
(energizer) pada suhu 900°C dengan waktu penahanan 4 jam, dapat dilihat
pada Gambar 4.5 sampai dengan Gambar 4.13 menunjukan bahwa struktur
65
dan ukuran butirannya mulai merata atau tampak lebih halus dibandingkan
difusi intertisi karbon. Proses difusi ini dilakukan melalui pemanasan pada
selama 4 jam.
kelompok spesimen C juga lebih besar dari spesimen raw material dan
mikro dalam baja yang tampak lebih halus akan mempunyai tingkat nilai
kekerasan yang tinggi. Sebaliknya, apabila struktur mikro pada baja yang
tampak lebih kasar akan mempuyai tingkat nilai kekerasan yang rendah.
yang berasal dari arang batok kelapa, variasi katalis BaCO3 (Barium
tinggi, karena BaCO3 lebih mudah terurai daripada Ka2CO3 dan NaCO3. Hal
cepat reaksi karbon menjadi CO2, proses difusi karbon akan semakin cepat,
kalium karbonat, dan natrium karbonat yang digunakan tidak hanya untuk
kekerasan pada bahan baja S45C dalam proses carburizing dan semakin
tebal lapisan carburizing maka semakin tinggi nilai kekerasan pada baja
S45C. Selain hal demikian, juga terdapat pertumbuhan dari keadaan kristal
67
yang kasar berubah menjadi keadaan kristal yang halus. Kehalusan kristal
katalis.
2003:87).
baja.
Pada penelitian ini tidak membahas tentang kadar karbon dalam baja
dan perubahan struktur mikro pada proses carburizing akibat variasi katalis
yang diberikan. Oleh karena itu, untuk lebih spesifiknya lagi perlu diadakan
5.1. Kesimpulan
sebagai berikut:
1. Terdapat perbedaan nilai kekerasan pada baja S45C akibat variasi katalis
2. Terjadi perubahan struktur mikro baja jenis S45C akibat variasi katalis
yang digunakan dalam proses carburizing. Keadaan ini terlihat dari hasil
foto struktur mikro dimana ada pertumbuhan dari keadaan kristal yang
kasar menjadi keadaan kristal yang halus. Kehalusan kristal mulai terlihat
68
69
5.1. Saran
perubahan struktur mikro ada beberapa hal yang perlu disarankan guna
diperhatikan adalah:
lain sebagainya.
penelitian ini.
70
DAFTAR PUSTAKA
Amanto, Hari dan Daryanto. 2003. Ilmu Bahan. Jakarta: Bumi Aksara.
Malau, Viktor dan Khasani. 2008. Karakterisasi Laju Keausan Dan Kekerasan
Dari Pack Carburizing Pada Baja Karbon AISI 1020. Jurnal MEDIA
TEKNIK. Tahun XXX, No.3, 367–374.
Surdia, Tata dan Shinroku Saito. 1992. Pengetahuan Bahan Teknik. Jakarta :
Pradnya Paramita.
71
LAMPIRAN
72
73
Kekerasan
Penggunaan d 1 d 2 drata‐rata
No (VHN)
Katalis (µm) (µm) (mm)
Kg/mm2
1 39.5 38.5 0.039 243.786
2 A1 41.5 41.5 0.0415 215.299
3 45 45 0.045 183.111
4 37.2 37 0.0371 269.396
Barium
5 A2 39.5 40 0.03975 234.674
karbonat
6 47.5 47.5 0.0475 164.343
7 38.5 38.5 0.0385 250.160
8 A3 41 41 0.041 220.582
9 44.5 44.5 0.0445 187.249
75
Kekerasan
Penggunaan d 1 d 2 drata‐rata
No (VHN)
Katalis (µm) (µm) (mm)
Kg/mm2
1 39.5 38.5 0.039 243.786
2 A1 41.5 41.5 0.0415 215.299
3 45 45 0.045 183.111
4 37.2 37 0.0371 269.396
Barium
5 A2 39.5 40 0.03975 234.674
karbonat
6 47.5 47.5 0.0475 164.343
7 38.5 38.5 0.0385 250.160
8 A3 41 41 0.041 220.582
9 44.5 44.5 0.0445 187.249
76
Kekerasan
Penggunaan d1 d2 drata‐rata
No (VHN)
Katalis (µm) (µm) (mm)
Kg/mm2
1 39.5 38.5 0.039 243.786
2 A1 41.5 41.5 0.0415 215.299
3 45 45 0.045 183.111
4 37.2 37 0.0371 269.396
Barium
5 A2 39.5 40 0.03975 234.674
karbonat
6 47.5 47.5 0.0475 164.343
7 38.5 38.5 0.0385 250.160
8 A3 41 41 0.041 220.582
9 44.5 44.5 0.0445 187.249
77
Kekerasan
Penggunaan d1 d2 drata‐rata
No (VHN)
Katalis (µm) (µm) (mm)
Kg/mm2
1 39.5 38.5 0.039 243.786
2 A1 41.5 41.5 0.0415 215.299
3 45 45 0.045 183.111
4 37.2 37 0.0371 269.396
Barium
5 A2 39.5 40 0.03975 234.674
karbonat
6 47.5 47.5 0.0475 164.343
7 38.5 38.5 0.0385 250.160
8 A3 41 41 0.041 220.582
9 44.5 44.5 0.0445 187.249
78
,
VHN = =
Dimana P = beban yang diterapkan (kg)
L = panjang diagonal rata-rata (mm)
= sudut antara permukaan intan yang berlawanan = 1360.
,
= 2 5,287 kg/mm2
Titik 2
, ,
,
= 198,229 kg/mm2
Titik 3
, ,
,
= 200,540 kg/mm2
80
Titik 1
, ,
,
= 243,786 kg/mm2
Titik 2
, ,
,
= 215,299 kg/mm2
Titik 3
, ,
,
= 183,111 kg/mm2
Spesimen A2
Titik 1
, ,
,
= 269,396 kg/mm2
Titik 2
, ,
,
= 234,674 kg/mm2
Titik 3
, ,
,
= 164,343 kg/mm2
Spesimen A3
Titik 1
, ,
,
= 250,160 kg/mm2
Titik 2
, ,
,
= 220,582 kg/mm2
Titik 3
, ,
,
= 187,249 kg/mm2
81
Perhitungan kekerasan logam yang dicarburizing dengan penambahan
katalis kalium karbonat
Spesimen B1
Titik 1
, ,
,
= 237,654 kg/mm2
Titik 2
, ,
,
= 220,582 kg/mm2
Titik 3
, ,
,
= 179,108 kg/mm2
Spesimen B2
Titik 1
, ,
,
= 246,942 kg/mm2
Titik 2
, ,
,
= 223,297 kg/mm2
Titik 3
, ,
,
= 187,249 kg/mm2
Spesimen B3
Titik 1
, ,
,
= 246,942 kg/mm2
Titik 2
, ,
,
= 226,063 kg/mm2
Titik 3
, ,
,
= 183,111 kg/mm2
82
Perhitungan kekerasan logam yang dicarburizing dengan penambahan
katalis natrium karbonat
Spesimen C1
Titik 1
, ,
,
= 270,854 kg/mm2
Titik 2
, ,
,
= 237,654 kg/mm2
Titik 3
, ,
,
= 164,343 kg/mm2
Spesimen C2
Titik 1
, ,
,
= 278,326 kg/mm2
Titik 2
, ,
,
= 223,297 kg/mm2
Titik 3
, ,
,
= 154,435 kg/mm2
Spesimen C3
Titik 1
, ,
,
= 270,854 kg/mm2
Titik 2
, ,
,
= 183,111 kg/mm2
Titik 3
, ,
,
= 146,847 kg/mm2
83
84
85