radiate), subtitusi tepung kacang hijau meningkatkan protein mie instan dan
membuat produk tidak mudah tengik karena kandungan lemak kacang hijau
rendah dibandingkan kacang kedelai dan kacang tanah yaitu, 1,2 gram/100 gram.
Penelitian yang dilakukan oleh Belaoka (2016) tentang Pengaruh
Substitusi Tepung Ubi Jalar Oranye (Ipomoea Batatas L.) Terhadap Kadar Beta
Karoten Dan Proksimat Pada Biskuit diperoleh data nilai kadar beta karoten pada
biskuit yang disubstitusi tepung ubi jalar oranye 0%, 40%, 50%, dan 60% yaitu
<62,9mg/Kg. Kadar air tertinggi 4,58% dan terendah 3,68%, kadar abu tertinggi
1,6% dan terendah 1,06%, kadar lemak tertinggi 20,18% dan terendah 18,36%,
kadar protein tertinggi 8,82% dan terendah 4,85% dan kadar karbohidrat tertinggi
71,4% dan terendah 67,1%. Terdapat pengaruh substitusi tepung ubi jalar oranye
terhadap nilai proksimat pada biskuit dengan nilai sig. = 0,00 (p<0,05).
2.2 Gizi Kurang pada Balita
Balita gizi kurang menurut Kemenkes RI (2011) adalah balita dengan
status gizi kurang berdasarkan indikator BB/U dengan nilai z-score: -2 SD sampai
dengan <-3 SD. Indikator Berat Badan menurut Umur (BB/U) memberikan
indikasi masalah gizi secara umum karena berat badan berkorelasi positif dengan
umur dan tinggi badan. Berat Badan menurut Umur (BB/U) rendah dapat
disebabkan karena pendek (masalah gizi kronis) atau menderita penyakit infeksi
(masalah gizi akut). Anak dengan asupan gizi kurang akan mengalami
pertumbuhan dan perkembangan yang terhambat daripada anak dengan asupan
gizi cukup. Seperti pada pertumbuhan yang meliputi rendahnya tinggi badan,
berat badan, perkembangan otak, tingkat kecerdasan, serta psikisnya pun rendah
dan rentan terhadap penyakit infeksi (Hasdinah, 2014).
2.2.1 Penyebab Gizi Kurang
Menurut Unicef (1998), gizi kurang pada anak balita disebabkan oleh
beberapa faktor yang kemudian diklasifikasikan sebagai penyebab langsung,
penyebab tidak langsung, pokok masalah di masyarakat, dan akar masalah.
1. Penyebab Langsung
a. Asupan makanan anak yang tidak memadai
Gizi kurang secara langsung disebabkan oleh kurangnya konsumsi
makanan dan adanya penyakit infeksi. Makin bertambah usia anak maka makin
8
(besi, zink, fosfor, selenium, dan kalsium). Setiap bungkus PMT balita terdiri dari
12 keping biskuit atau 540 kalori (45 kalori per biskuit). Usia 12-59 bulan
diberikan 12 keping per hari selama 1 bulan, setara dengan 30 bungkus PMT
balita. Bila berat badan telah sesuai, pemberian PMT balita dihentikan dan untuk
selanjutnya mengonsumsi makanan keluarga gizi seimbang.
2.5 Kacang Hijau
Tabel 2.2 Kandungan Gizi Kacang Hijau, Kacang Kedelai, Kacang Tanah per 100
gram
Uraian Kacang Hijau Kacang Kedelai Kacang Tanah
Energi (kal) 345,00 286,00 452,00
Protein (g) 22,00 30,20 25,30
Karbohidrat (g) 62,90 30,10 21,10
Lemak (g) 1,20 15,60 42,80
Kalsium (mg) 125,00 196,00 58,00
Fosfor (mg) 320,00 506,00 335,00
Zat Besi (mg) 6,70 6,90 1,30
Vitamin A (SI) 157,00 95,00 -
Vitamin B1 (mg) 0,64 0,93 0,30
Vitamin C (mg) 6,00 - 3,00
Air (g) 10,00 20,00 4,00
Sumber: Purwono (2005)
Kacang hijau merupakan sumber protein nabati tinggi. Protein yang
terkandung memiliki asam amino lengkap. Asam aminonya sebagian berubah ke
dalam bentuk bebas yang cepat diserap oleh tubuh. Kacang hijau memiliki
kandungan protein yang cukup tinggi sebesar 22,9% dan merupakan sumber
mineral penting, antara lain kalsium dan fosfor. Sedangkan kandungan lemaknya
merupakan asam lemak tak jenuh.
Kandungan kalsium dan fosfor pada kacang hijau bermanfaat untuk
memperkuat tulang. Kacang hijau juga mengandung rendah lemak yang sangat
baik bagi mereka yang ingin menghindari konsumsi lemak tinggi. Kadar lemak
yang rendah dalam kacang hijau menyebabkan bahan makanan atau minuman
yang terbuat dari kacang hijau tidak mudah tengik.
Lemak kacang hijau tersusun atas 73% asam lemak tak jenuh dan 27%
asam lemak jenuh. Umumnya kacang-kacangan memang mengandung lemak tak
jenuh tinggi. Asupan lemak tak jenuh tinggi penting untuk menjaga kesehatan
jantung. Kacang hijau mengandung vitamin B1 yang berguna untuk pertumbuhan.
Di Indonesia dapat dijumpai produk olah dari kacang hijau dengan
berbagai jenis olahan yang bervariasi seperti di olah menjadi bubur bayi instan,
sereal maupun dalam bentuk olahan lainnya. Kacang hijau memiliki kandungan
15
gizi yang baik, sehingga baik untuk dikembangkan menjadi produk makanan baru
oleh karena itu kacang hijau perlu dikembangkan lagi salah satunya dengan
pembuatan tepung kacang hijau.
2.6 Tepung Kacang Hijau
Tepung kacang hijau adalah tepung yang didapat dari hasil olahan kacang
hijau yang dijadikan tepung yang melalui beberapa proses seperti pencucian,
penyangraian, penggilingan dan pengayakan, sehingga dapat menjadi tepung.
Tepung kacang hijau menurut SNI 01-3728-1995 adalah bahan makanan yang
diperoleh dari biji tanaman kacang hijau (Phaseolus radiates L) yang sudah
dihilangkan kulitnya dan diolah menjadi tepung. Tepung kacang hijau yang baik
adalah tepung kacang hijau yang sesuai dengan syarat mutu.
Tabel 2.3 Kandungan Gizi Tepung Kacang Hijau per 100 gram.
Kandungan Gizi Tepung Kacang Hijau
Energi (kkal) 358,1
Lemak (g) 1,55
Protein (g) 22,15
Karbohidrat (g) 63,95
Sumber: Laporan Hasil Uji Institut Pertanian Bogor
2.7 Ubi Jalar Oranye
berbeda-beda, biasanya putih kekuningan atau merah ungu dan tidak selalu sama
dengan warna umbinya. Begitupula bentuk ubi jalar tidak seragam ada yang bulat,
lonjong, dan benjol-benjol. Ubi jalar mengandung serat, banyak atau sedikitnya
serat tersebut tergantung pada jenis atau varietas ubi jalar (Muchtadi dalam
Apriliyanti, 2010).
Ubi jalar oranye (Ipomoea batatas (L.) Lam var. Ase jantan) selain
mengandung karbohidrat, juga mengandung betakaroten. Warna daging umbi
memiliki hubungan dengan kandungan gizi terutama kandungan β-karotennya.
Umbi yang berwarna jingga atau oranye mengandung betakaroten lebih tinggi
daripada jenis ubi jalar dengan warna yang lebih terang. Demikian pula, daging
umbi yang berwarna oranye memiliki rasa yang lebih manis daripada daging umbi
yang berwarna lain (Juanda, 2000).
Ubi merah yang berwarna jingga mengandung 9900 μg (32967 SI)
betakaroten. Ubi jalar merah merupakan sumber provitamin A. Banyak negara
berkembang yang menjadikan ubi jalar sebagai makanan pokok kedua dan
berperan dalam mengatasi kekurangan vitamin A. Ubi jalar sangat layak untuk
dipertimbangkan sebagai sumber komponen alami yang dapat meningkatkan
kesehatan karena kandungan β-karotennya sehingga berpotensi menjadi pangan
fungsional.
Tabel 2.4 Komposisi Kimia dan Fisik Ubi Jalar 100 gram Bahan
No. Kandungan Gizi Umbi Putih Umbi Merah/Oranye
1. Energi (kal) 123 123
2. Protein (g) 1,8 1,8
3. Lemak (g) 0,7 0,7
4. Karbohidrat (g) 27,9 27,9
5. Serat (g) - -
6. Abu (g) - -
7. Air (g) 68,5 68,5
8. Kalium (g) 30 30
9. Fosfor (g) 49
10. Natrium (g) - -
11. Kalsium (g) - -
12. Niacin (mg) - -
17
kurang padat. Sedangkan wafer adalah jenis biskuit dari adonan cair dengan sifat
yang sangat renyah dan memiliki tekstur yang berongga (Faridah dkk, 2008).
Biskuit yang baik harus memenuhi syarat mutu yang ditetapkan SNI 2973-
2011 seperti yang terdapat pada Tabel 2.6. Biskuit umumnya berwarna cokelat
keemasan, permukaan agak licin, bentuk dan kuran seragam, kering, renyah dan
ringan serta aroma yang menyenangkan (Matz dalam Imandira, 2012).
Biskuit kaya akan energi. Kandungan energi dalam 100 gram biskuit
kurang lebih 400-500 kkal. Karena itu, biskuit sangat tepat dijadikan bekal bagi
mereka yang sibuk beraktivitas dan memerlukan banyak energi, termasuk juga
bagus untuk dijadikan bekal bagi anak-anak sekolah. Dengan teknologi fortifikasi
(penambahan zat gizi tertentu), biskuit tidak lagi sekadar makanan sumber energi,
tetapi juga sebagai sumber zat gizi lain yang sangat diperlukan tubuh. Ke dalam
biskuit dapat ditambahkan berbagai vitamin, mineral, serat pangan, prebiotik, dan
komponen bioaktif lainnya yang bermanfaat bagi kesehatan. Dengan kemajuan
teknologi, biskuit dapat dijadikan makanan yang enak, bergizi, berpenampilan
menarik, serta bermanfaat bagi kesehatan.
22
Bahan-bahan pembuat biskuit dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu bahan
pengikat (binding material) dan bahan pembuat tekstur (tenderizing material).
23
Bahan pengikat atau pembentuk adonan yang kompak adalah tepung, susu, putih
telur, dan air, sedangkan bahan pelembut terdiri dari gula, kuning telur,
shortening, dan bahan pengembang (Faridah dkk, 2008).
1. Tepung Maizena
Tepung maizena meski jarang sekali digunakan sebagai bahan utama pada
pembuatan cake dan cookies, tapi selalu menjadi bahan pembantu untuk
mendapatkan tekstur sempurna. Pada resep cookies maizena dipakai sebagai
bahan pembantu “merenyahkan”, sedangkan pada resep cake, maizena adalah
bahan pembantu untuk “melembutkan”. Penggunaanya berkisar 10% s/d 20% saja
dari bahan tepung terigunya, sebab kalau terlalu banyak cake dan cookies akan
mudah berjamur atau tidak awet.
2. Gula
Gula merupakan bahan yang banyak digunakan dalam pembuatan biskuit.
Jumlah gula yang ditambahkan biasanya berpengaruh terhadap tesktur dan
penampilan biskuit. Fungsi gula dalam proses pembuatan biskuit selain sebagai
pemberi rasa manis, juga berfungsi memperbaiki tesktur, memberikan warna pada
permukaan biskuit, dan mempengaruhi biskuit.
Meningkatnya kadar gula di dalam adonan biskuit, akan mengakibatkan
biskuit menjadi semakin keras. Dengan adanya gula, maka waktu pembakaran
harus sesingkat mungkin agar tidak hangus karena sisa gula yang masih terdapat
dalam adonan dapat mempercepat proses pembentukan warna.
3. Lemak
Lemak merupakan salah satu komponen penting dalam pembuatan biskuit.
Kandungan lemak dalam adonan biskuit merupakan salah satu faktor yang
berkontribusi pada variasi berbagai tipe biskuit. Di dalam adonan, lemak
memberikan fungsi shortening dan fungsi tesktur sehingga biskuit/cookies
menjadi lebih lembut. Selain itu,lemak juga berfungsi sebagai pemberi flavor.
Selama proses pencampuran adonan, air berinteraksi dengan protein
tepung terigu dan membentuk jaringan teguh serta berpadu. Pada saat lemak
melapisi tepung, jaringan tersebut diputus sehingga karakteristik makan setelah
24
pemanggangan menjadi tidak keras, lebih pendek dan lebih cepat meleleh di
dalam mulut.
Lemak yang biasanya digunakan pada pembuatan biskuit adalah mentega
(butter) dan margarin. Menggunakan lemak sebanyak 65 – 75 % dari jumlah
tepung. Presentase ini akan menghasilkan kue yang rapuh, kering, gurih dan
warna kue kuning mengkilat. Untuk mendapatkan rasa dan aroma dalam
pembuatan cookies dan biskuit, mentega dan margarin dapat dicampur,
pergunakan mentega 80% dan margarin 20%, perbandingan ini akan
menghasilkan rasa kue yang gurih dan lezat. Jangan menggunakan lemak
berlebihan, akibatnya kue akan melebar dan mudah hancur, sedangkan jumlah
lemak terlalu sedikit akan menghasilkan kue bertekstur keras dengan rasa seret
dimulut.
Margarin cenderung lebih banyak digunakan pada pembuatan biskuit
karena harganya relatif lebih rendah dari butter. Fungsinya untuk menghalangi
terbentuknya gluten. Lemak mungkin adalah bahan yang paling penting diantara
bahan baku yang lain dalam industri cookies/biskuit. Dibandingkan dengan terigu
dan gula, harga lemak yang paling mahal. Oleh karena itu, penggunaannya harus
benar-benar diperhatikan untuk memperoleh produk yang berkualitas dengan
harga yang terjangkau. Lemak digunakan baik pada adonan, disemprotkan
dipermukaan biskuit/cookies, sebagai isi krim dan coating pada produk biskuit
cokelat. Tentu saja untuk setiap fungsi yang berbeda dipergunakan jenis lemak
yang berbeda pula.
4. Telur
Telur berpengaruh terhadap tekstur produk patiseri sebagai hasil dari
fungsi emulsifikasi, pelembut tekstur, dan daya pengikat. Penggunaan kuning telur
memberikan tekstur cookies yang lembut, tetapi struktur dalam cookies tidak
sebaik jika digunakan keseluruhan bagian telur. Merupakan pengikat bahan-bahan
lain, sehingga struktur cookies lebih stabil. Telur digunakan untuk menambah rasa
dan warna. Telur juga membuat produk lebih mengembang karena menangkap
udara selama pengocokan. Putih telur bersifat sebagai pengikat/pengeras. Kuning
telur bersifat sebagai pengempuk.
25
5. Susu Skim
Susu skim berbentuk padatan (serbuk) memiliki aroma khas kuat dan
sering digunakan pada pembuatan biskuit/cookies. Skim merupakan bagian susu
yang mengandung protein paling tinggi yaitu sebesar 36.4%. Susu skim berfungsi
memberikan aroma, memperbaiki tesktur dan warna permukaan. Laktosa yang
terkandung di dalam susu skim merupakan disakarida pereduksi, yang jika
berkombinasi dengan protein melalui reaksi maillard dan adanya proses
pemanasan akan memberikan warna cokelat menarik pada permukaan
biskuit/cookies setelah dipanggang.
6. Garam
Garam ditambahkan untuk membangkitkan rasa lezat bahan-bahan lain
yang digunakan dalam pembuatan biskuit/cookies. Sebenarnya jumlah garam
yang ditambahkan tergantung kepada beberapa faktor, terutama jenis tepung yang
dipakai. Tepung dengan kadar protein yang lebih rendah akan membutuhkan lebih
banyak garam karena garam akan memperkuat protein. Faktor lain yang
menentukan adalah formulasi yang dipakai. Formula yang lebih lengkap akan
membutuhkan garam yang lebih banyak.
7. Bahan Pengembang
Kelompok leavening agents (pengembang adonan) merupakan kelompok
senyawa kimia yang akan terurai menghasilkan gas di dalam adonan. Salah satu
leavening agents yang sering digunakan dalam pengolahan cookies adalah baking
powder. Baking powder memiliki sifat cepat larut pada suhu kamar dan tahan
selama pengolahan.
Kombinasi sodium bikarbonat dan asam dimaksudkan untuk memproduksi
gas karbondioksida baik sebelum dipanggang atau pada saat dipanaskan dioven.
Bahan pengasam yang digunakan tidak selalu berupa asam, yang penting dapat
memberikan ion hidrogen (H+) supaya dapat melepas CO2 dari NaHCO3,
misalnya garam alumunium-sulfat bila bereaksi dengan air akan menghasilkan
asam sulfat. Pereaksi asam yang digunakan adalah garam asam dari asam tartarat,
asam fosfat, atau senyawa alumunium. Fungsi bahan pengembang adalah untuk
26
Perlakuan Terbaik
Keterangan:
: Variabel yang diteliti
: Variabel yang tidak diteliti
27
2.12Hipotesis Penelitian
a. Ada perbedaan pada kadar protein dan vitamin A biskuit dengan subtitusi
tepung kacang hijau dan tepung jalar oranye.
b. Ada perbedaam mutu organoleptik biskuit dengan subtitusi tepung kacang
hijau dan tepung jalar oranye.
c. Ada perlakuan terbaik pada biskuit tepung kacang hijau dan tepung jalar
oranye dengan karakteristik yang paling baik.
d. Terdapat komposisi gizi (protein, lemak, karbohidrat, kadar air dan kadar
abu) yang sesuai dengan syarat PMT-P untuk balita gizi buruk.
e. Terdapat pemorsian biskuit yang sesuai dengan syarat PMT-P untuk balita
gizi kurang.