Disusun oleh:
TAHUN 2017/2018
LAPORAN PENDAHULUAN
GANGGUAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN (NYERI)
2
stimulus listrik menyebabkan pelepasan substansi yang mengahasilkan nyeri
(Potter&Perry, 2007).
Pathway
Gamma linoleic (GLA)
Metabolisme vit.B6
(anti depresi) Terganggu
Depicit vi. B6
Produksi serotonin
terganggu
4. Manifestasi Klinik
3
a. Beberapa tanda dan gejala pada nyeri akut menurut NANDA (2015)
yaitu perubahan selera makan, perubahan tekanan darah, perubahan
frekuensi jantung, perubahan frekuensi pernafasan, laporan isyarat,
diaforesis, perilaku distraksi, mengekspresikan perilaku, masker wajah
(mata kurang bercahaya, kacau, gerakan mata berpencar, satu fokus),
perilaku berjaga-jaga/ melindungi area nyeri, focus menyempit, indikasi
nyeri yang dapat diamati, perubahan posisi untuk menghindari nyeri,
sikap tubuh melindungi, dilatasi pupil, focus pada diri sendiri, gangguan
tidur, melaporkan nyeri secara verbal.
b. Tanda dan gejala pada nyeri kronis menurut NANDA (2015) adalah
gangguan kemampuan untuk meneruskan aktivitas sebelumnya ,
anoreksia, atrofi kelompok otot yang terserang, perubahan pola tidur,
isyarat laporan, depresi, letih, takut cedera berulang, perilaku
melindungi/menjaga area nyeri, iritabiltas, perilaku protektif yang dapat
diamati, penurunan interaksi dengan orang lain, gelisah, berfokus pada
diri sendiri, respon yang diperantara saraf simpatis, keluhan nyeri.
5. Pemeriksaan Penunjang
a. EKG (Elektro Kardio Gram) : untuk mengetahui denyut jantung atau
irama jantung.
b. Head CT Scan : untuk menilai adakah pembuluh darah di otak yang
pecah.
c. USG (Ultrasonografi) : digunakan jika ada nyeri tekan abdomen.
6. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan nyeri dilakukan dengan 2 cara yaitu terapi farmakologik dan
nonfarmakologik. Terapi farmakologik, menggunakan analgesik. terapi non
farmakologik dilakukan dengan nafas dalam, guided imaginary, distraksi.
B. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Kaji karakteristik nyeri (PQRST)
P (provoked) : hal yang mencetuskan / memperberat nyeri
Q (quality) : kualitas nyeri, misalnya : seperti ditusuk
benda tajam/tumpul, terbakar.
R (region/radiation) : daerah/bagian tubuh yang mengalami nyeri /
penjalararan nyeri
S (severity) : intensitas atau beratnya nyeri
T (time) : waktu
b. Pola manajemen kesehatan – persepsi kesehatan
Bagaimana perilaku individu tersebut mengatasi masalah kesehatan
dengan nyeri, adanya faktor risiko sehubungan dengan kesehatan yang
berkaitan dengan nyeri.
c. Pola metabolic – nutrisi
4
Kebiasaan diit buruk (rendah serta, tinggi lemak, bahan pengawt),
anoreksia, mual, muntah, intoleransi makanan atau minuman, perubahan
berat badan, berat badan turun, frekuensi makan dan minum, adanya
sesuatu yang dapat mempengaruhi makan dan minum (agama, budaya,
ekonomi) dari rasa ketidaknyamanan nyeri tersebut.
d. Pola eliminasi
Perubahan pola defekasi (darah pada feses, nyeri saat devekasi),
perubahan berkemih (perubahan warna, jumlah, ferkuensi) dari nyeri.
e. Aktivitas – latihan
Adanya nyeri meyebabkan kelemahan atau keletihan.
f. Pola istirahat – tidur
Nyeri menyebabkan perubahan pola istirahat dan jam kebiasaan tidur.
g. Pola persepsi – kognitif
Rasa kecap lidah berfungsi atau tidak, gambaran indera pasien
terganggu atau tidak, penggunaaan alat bantu dalam penginderaan
pasien. Pasien dapat merasakan nyeri.
h. Pola konsep diri – persepsi diri
Nyeri mempengaruhi keadaan social seseorang (pekerjaan, situasi
keluarga, kelompok sosial), penilaian terhadap nyeri yang dialaminya.
i. Pola hubungan dan peran
j. Pola reproduksi – seksual
Perilaku seksual setelah terjadi gangguan nyeri dikaji
k. Pola toleransi koping – stress
Adanya nyeri menyebabkan stress.
l. Keyakinan dan nilai
m. Status ekonomi dan budaya yang mempengaruhi nyeri, adanya
pantangan atau larangan dalam penanganan nyeri menurut dirinya.
2. DiagnosaKeperawatan
a.Nyeri berhubungan dengan agen cedera biologi.
b. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum.
c.Ansietas berhubungan dengan perubahan peran.
7. Intervensi Keperawatan
a. Nyeri b/d agen cedera bilogis
NOC: Pain Control
Setelah diberikan intervensi keperawatan selama 2 x 24 jam diharapkan
pasien dapat:
1) Mengenal gejala nyeri
2) Melaporkan nyeri yang dirasakan
3) Mengenali faktor penyebab nyeri
4) Menggunakan terapi non-analgesik untuk mengurangi nyeri
5
3) Ajarkan prinsip-prinsip manajemen nyeri.
4) Sediakan informasi tentang nyeri, seperti penyebab nyeri,
berapa lama nyeri akan berakhir dan tindakan yang dapat dilakukan
untuk mengatasi ketidaknyamanan.
5) Kolaborasi pemberian analgesik dengan dokter.
6
2) Bina hungan saling percaya
3) Bantu dan dampingi klien untuk mengungkapkan perasaan dan
masalah yang dialami
4) Tunjukkan rasa empati, rasa aman dan nyaman pada saat
melaksanakan tindakan keperawatan
5) Ajarkan dan dorong klien dan keluarga untuk menggunakan
tehnik ditraksi dan relaksasi
6) Sarankan klien terapi alternatif untuk mengurangi ansietas
yang dialami klien
7) Kolaborasi dalam memberikan pengobatan untuk mengurangi
ansietas
DAFTAR PUSTAKA
Bulecheck, G.M., Butcher, H.K., Dochterman, J.M., & Wagner, C., (2013), Nursing
Interverention Classification (NIC). Sixth edition, Missouri: Elsevier Mosby.
Bulecheck, G.M., Butcher, H.K., Dochterman, J.M., & Wagner, C., (2013), Nursing
Interverention Classification (NIC). Sixth edition, Missouri: Elsevier Mosby.
Moorhead, S,. Johnson, M., Maas, M.L., & Swanson, E., (2013), Nursing outcomes
classification (NOC), fifth edition, Missouri: Elsevier Mosby.
Mubarak, Iqbal. 2012. Buku ajar : Kebutuhan dasar manusia. EGC. Jakarta.
Potter, P.A., & Perry, A.G., (2010), Buku Ajar Fundamental Keperawatan: konsep,
proses, dan praktik, Jakarta: EGC.
7
Wilkinson, judith.2010.Buku Saku Diagnosis Keperawatan NIC NOC Edisi 7.
Jakarta : EGC