Disusun oleh
Nama Mahasiswa :
1. Siti Mariyam (SN172100)
2. Rizkiya Muklis (SN172088)
3. Nur Artanti K (SN172066)
4. Sinta Firda A (SN172097)
5. Yuni Ardika (SN172018)
6. Nur Idza Laila (SN172067)
7. Dwi Melya (SN172021)
8. Selly Fidria (SN172094)
9. Eko Nurhajan (SN172025)
10. Fitri Sulistiyowati (SN172031)
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Nutrisi atau gizi adalah substansi organik yang dibutuhkan organisme untuk fungsi
normal dari sistem tubuh, pertumbuhan, pemeliharaan kesehatan. Nutrisi digunakan
untuk makanan sebagai pembentuk energi, dimana setiap jaringan dalam tubuh bekerja
dengan baik.
B. Rumusan masalah
Rumusan masalah dari makalah ini adalah:
C. Tujuan
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Nutrisi adalah zat-zat gizi dan zat lain yang berhubungan dengan kesehatan dan
penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk menerima makanan
atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-bahan tersebut
untuk aktivitas penting dalam tubuhnya serta mengeluarkan zat sisa. Nutrisi berfungsi
untuk membentuk dan memelihara jaringan tubuh, mengatur proses-proses dalam tubuh,
sebagai sumber tenaga, serta untuk melindungi tubuh dari serangan penyakit. Dengan
demikian, fungsi utama nutrisi (suitor & hunter, 2009) adalah untuk memberikan energy
bagi aktivitas tubuh, membentuk struktur kerangkadan jaringan tubuh, serta mengatur
berbagai proses kimia dalam tubuh.
Masalah nutrisi erat kaitannya dengan intake makanan dan metabolisme tubuh serta
faktor-faktor yang mempengaruhinya. Secara umum faktor yang mempengaruhi
kebutuhan nutrisi adalah faktor fisiologis untuk kebutuhan metabolisme basal, faktor
patofisiologi seperti adanya enyakit tertentu yang mengganggu pencernaan atau
meningkatkan kebutuhan nutrisi, faktor sosio-ekonomi seperti adanya kemampuan
individu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi.
Nutrien adalah suatu unsur yang dibutuhkan untuk proses dan fungsi tubuh.Gizi
adalah substansi organic dan non organic yang ditemukan dalam makanan dan
dibutuhkan oleh tubuh agar dapat berfungsi dengan baik (kozier,2008)
B. ETIOLOGI
1. Fsiologi
a. Intake nutrient
Kemampuan mendapat dan mengolah makanan
Pengetahuan
Gangguan penelan / menelan
Perasaan tidak nyaman setelah makan
Anoreksia
Nausea & vomitus
Intake kalori & lemak yg berlebihan
3
2. Kemampuan mencerna nutrient
Obstruksi mencerna cairan,mal absorbsi nutrient,DM
3. Kebutuhan metabolisme
Pertumbuhan,stres,kondisi yang meningkatkan bmr,kanker
4. Gaya hidup dan betrlebihan
Kebiasaan makanan yang baik perlu diterapkan pada usia foddierlusia
menginjak 1 thn b.Kebiasaan makanan lansia menghindari yg penting untuk
dimakan
5. Jenis kelamin
Metabolisme basal pada laki laki lebih besar dibandingkan dengan
wanita pada laki laki dibutuhkan BMRIO Kkal /kg/bb/jam dan pada wanita
oigkkal/kg/bb/jam
6. Tinggi bdan dan berat badan
Tinggi badan dan berat badan berpengaruh terhadap luas permukaan
tubuh,semakin luas permukaan tubuh maka semakin besar pengeluarn panas
,sehingga kebutuhn metabolisme basal tubuh juga menjadi besar
7. Status kesehatan
Nafsu makan yg baik adalah tanda yg sehat
8. Ekonomi
Status ekonomi dapat mempengruhi perubahan status gizi karena
penyediaan makanan bergizi membutuhkan pendanaan yang tidak sedikit
9. Alkohol & obat
Penggunaan alkohol dan obat yang berlebihan memberi konstribusi
pada defisiensi nutrisi karena uang mungkin dibelanjakan untuk alkohol
daripada makanan . Obat obataan yg menekan nafsu makan dapat
menurunkan asupan zat gizi esensial .Obat obatan juga menghabiskan zat
gizi yang tersimpan dan mengurangi absorpsi zat gizi inteostine
C. PATOFISIOLOGI
1. Produk saliva menurun: mempengaruhi proses perubahan kompleks
karbohidat menjadi disakarida
2. Fungsi ludah menurun: sukar menelan
3. Fungsi kelenjar pencernaan: perut terasa tidak enak / kembung
4
4. Dengn proses menua terjadi gngguan mobilitas otot polos esofagus.dari
proses proses perubahan pada proses penuaan pada lansia menyebabkan
intake makanan pada lansia berkurang yg nantinya akan mempengaruhi
status gizi pada lansia berkurang yg nantinya akan mempengaruhi status gizi
pada lansia, Kondisi fisiollogis yang mempengaruhi status nutrisi termasuk
tingkat aktivitas keadaan penyakit ,kemampuan dayaa beli dan menyiapkan
makanan serta prosedur dan pengobtan yg dilakukan bergantung pada
tingkat aktivitas maka nutrisi dan kilokaloridiperlukan untuk meningkatkan
sehingga tingkat aktivitas akan meningkat /menurun .sementara status
penyakitdan prosedur /pengobatanyang dilakukan mempunyai dampak pada
asupan makanan ,pencernan absorbsi metabolisme dan ekskresi
Beberpa kondisi fisiologis dapat menyebabkan menurunnya zat makan
tertentu dan suatu saat akan meningkat.penyakit ginjal dapat menurunkan
kebutuhan protein karena protein dieskresi oleh ginjal.penyakit2 fisik
biasanya meningkatkan kebutuhan zat makanan.biasanya terjadi pada
penyakit – penyakit saluran cerna .
Gangguan fisik dapat terjadi disepanjang saluran cerna yang
menyebabkan menurunnya asupan nutrisi..gangguan absorpsi ,ganggaun
transportasi /penggunaan yang tidak sepantasnya.lika pada mulut dapat
mengakibatkan menurunnya asupan nutrisi akibaat nyeri saat makan.diare
dapat menurunkan absorpsi nutrisi karena didorong lebih cepat terhadap
penyakit pada kandung empedu,dimana kandung empedu tidak berfungsi
secara wajar,empedu yang berfungsi mencerna lemak menjadi tidak efektif.
a) KLASIFIKASI GANGGUAN NUTRISI
1. Kwarshiorkor adalah gangguan yang disebabkan olrh kekurangan protein atau
defisiensi yg disertai nutrient lainnya yang biasa dijumpai pada bayi masa disapih
dan anak pra sekolah (balita)
2. Marasmus adalah salah satu adalah salah satu benuk kekurangan gizi yang paling
buruk sering ditemui pada baliya penyebabnya antara lain karena masukan
makanan yang sangat kuraang ,infeksi pembawa lahir prematunitas penyakit pada
masa neonatus serta kesehatan lingkungan
3. Obesitas adalah kelebihan lemak tubuh yang terakumulasi sedemikian rupa
sehingga menimbulkan dampak merugikan bagi kesehatan dan meningkatkan
masalah kesehatan
5
4. Under weight adalah masalah yang berhubungan dengan kekurangan zat gizi pada
tingkat seluler /dapat dikatakan sebagai masalah asupan zat gizi yg tidak sesuai
dengan kebutuhan tubuh
RUMUS IMT
7
e. Rontgen : Mengetahui kelemahan yang muncul ada yang dapat
menghambat tindakan oprasi.
3. TERAPI MEDIS
a. Terapi farmakologidengan pemberian obat /injeksi vitamin
b. Terapi non farmakologi dengan memberikan pendekatan serta edukasi
untuk nafas dalam dan memenuhi nutrisi cairan dengan minum sedikit-
sedikit tapi sering. Serta memenuhi nutrisi makanan dengan makan
sedikit –sedikit tapi sering.
G. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
a. Pengkajian
1) Aktivitas/istirahat
Gejala: kelemahan, kelelahan, tidak dapat tidur, riwayat pola hidup
menetap, jadual olahraga tak teratur. Tanda: takikardia, dispnea pada
istirahat/kerja.
2) Sirkulasi
Gejala: riwayat IM sebelumnya, penyakit arteri koroner, gagal jantung
koroner, masalah TD, DM.
Tanda:
3) Integritas ego
8
Gejala: menyangkal gejala penting, takut mati, perasaan ajal sudah dekat,
marah pada penyakit/perawatan yang ‘tak perlu’, khawatir tentang keluarga,
pekerjaan dan keuangan.
6) Neurosensori
Gejala: pusing, kepala berdenyut selama tidur atau saat bangun
(duduk/istirahat)
7) Nyeri/ketidaknyamanan
Gejala:
Catatan: nyeri mungkin tak ada pada pasien pasca operasi, dengan DM,
hipertensi dan lansia.
Tanda:
9
Menarik diri, kehilangan kontak mata
Respon otonom: perubahan frekuensi/irama jantung, TD, pernapasan,
warna kulit/kelembaban, kesadaran.
8) Pernapasan
Gejala: dispnea dengan/tanpa kerja, dispnea nocturnal, batuk
produktif/tidak produktif, riwayat merokok, penyakit pernapasan kronis
9) Interaksi social
Gejala: stress saat ini (kerja, keuangan, keluarga) dan kesulitan koping
dengan stessor yang ada (penyakit, hospitalisasi)
10) Penyuluhan/pembelajaran
Gejala: riwayat keluarga penyakit jantung/IM, DM, stroke, hipertensi,
penyakit vaskuler perifer, dan riwayat penggunaan tembakau
H. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidak seimbangan nutrisi : Kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidak mampuan mengabsorbsi nutriet / intake nutrisi yang tidak adekuat.
NOC :
a) Nutritional status : Food & Fluid intake.
b) Nutritional status : Nutrient intake.
c) Kriteria hasil
Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan.
Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan .
Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi.
Tidak ada tanda-tanda malnutrisi.
Menunjukan peningkatan fungsi pengecapan dari menelan.
Tidak terjadi penurunan BB yang berarti.
10
NIC :
Nutritional management.
Kaji adanya alergi makanan.
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumla
kalori & nutrisi yang dibutuhkan pasien.
Yakinkan diet yang dimakan mengandung serat untuk
mencegah konstipasi serta melancarkan pencernaan.
Berikan makanan yang terpilih (sudah dikonsultasikan
dengan ahli gizi)
Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi.
Kaji informasi tentang kesehatan & kebutuhan nutrisi.
Berikan pendidikan tentang cara diet kebutuhan kalori
&tindakan keperawatan yang berhubungan dengan nutrisi
jika pasien menggunakan NGT.
Nutrition Monitoring
Gerakan badan pasien dalam batas normal
Monitor mual &muntah
Monitor kadar
Albumin
Total protein.
Hb.
Kadar Hz.
Monitor makanan kesukaan
Monitor menekan kesukaan.
Monitor pertumbuhan&perkembangan.
Monitor pucat, kemerahan dan kekeringan jaringan
konjungtiva..
I. INTERVENSI KEPERAWATAN.
Observasi aktivitas klien
Tentukan faktor penyebab peningkata
Timbang BB klien
Beri motivasi agar menurunkan BB
11
Bantu klien menentukan pola makan tentang apa, kapan, dan dimana pasien
makanan
Berikan informasi yang sesuai tentang kebutuhan nutrisi yang adekuat dan
bagaimana dapat memenuhi kebutuhan tersebut
Anjurkan pemilihan makanan yang sesuai
Kurasi porsi makanan yang sesuai
Kurangi porsi makanan tambahan, makanan berlemak, makanan yang manis
dan beralkohol
Diskusikan dengan ahli gizi program penurunan BB yang meliputi pengolaan
diit dan pengeluaran energi
J. EVALUASI
Evaluasi terhadap masalah nutrisi dilakukan dengan menilai masalah
keperawatan yang muncul. Evaluasi perkembangan kesehatan pasien dapat dilihat dan
hasilnya. Tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh mana tujuan keperawatan dapat
dicapai dan memberikan umpan balik terhadap keperawatan yang diberikan.
Langkah-langkah pasien:
1. Daftar tujuan pasien
2. Melakukan pengkajian apakah pasien dapat melakukan sesuatu
3. Dibandingkan antara tujuan dengan kemampuan pasien
4. Diskusikan kepada pasien apakah tujuan dapat tercapai/tidak. Jika tujuan tidak
dapat tercapai, maka perlu dikaji ulang letak kesalahannya, dicari jalan keluar
yang terbaik, kemudian catat apa yang ditemukan, serta apakah perlu dilakukan
perubahan intervensi
12
BAB III
ASUHAN KEPRAWATAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA NY. M DENGAN GANGGUAN NUTRISI RUANG MAWAR 07
RUMAH SAKIT DR.ASMIR SALATIGA
A. Pengkajian
I. Biodata
1. Identitas pasien :
Nama pasien : Ny.S
Jenis kelamin : perempuan
Alamat : Timbulrejo Tingkir Salatiga
Umur : 56th
Agama : islam
Status perkawinan : kawin
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : swasta
2. Identitas penanggung jawab
Nama : Tn.W
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 57 th
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : swasta
Alamat : Timbul rejo Tingkir Salatiga
Hubungan dengan pasien : Suami
II. Riwayat kesehatan
1. Keluhan utama : pasien mengatakan sesak napas lemes mual muntah
13
2. Riwayat penyakit sekarang :
Pasien mengatakan sesek muntah muntah tidak nafsu makan lemes habis
cucidarah
3. Riwayat penyakit dahulu :
pada saat kecil pasien tidak pernah mengalami penyakit seperti yang
dialami sekarang ini, tidak pernah mengalami kecelakaan, sebelum nya
belum pernah rawat inap, belum pernah operasi,tidak ada alergi, imunisasi
lengkap, gaya hidup sehat.
4. Riwayat kesehatan keluarga :
pasien mengatakan didalam anggota keluarganya tidak ada yang
mengalami penyakit menurun seperti HT.DM dan tidak ada yang
mengalami penyakit menular seperti HIV,TB Dll
5. Genogram
Keterangan:
: Laki-laki : Menikah
: Meninggal
14
III. Pengkajian kebutuhan dasar henderson
1. Oksigenasi : memakai O2 kanul 4lpm
Frekwensi : 26x/menit
Kapan terjadi : sewaktu waktu
Kemungkinan penctus : factor dari proses penyakit ggk
Faktor yang memperberat :-
Faktor yang meringankan : dengan bandtuan O2 dan posisi
semi fowler
Batuk : tidak
Sputum : tidak ada
Nyeri dada : tidak ada nyeri dada
Riwayat penyakit : sebelumnya tidak ada riwayat penyakit pernapasan
Riwayat merokok : pasien tidak merokok
2. Nutrisi
Frekwensi makan : 1x / hari
BB/TB : 67 kg / 160cm
BB dalam 1 bulan terakir : menurun 4kg
Jenis makanan : nasi dan lauk pauk
Alergi : tidak ada alergi makan
Nafsu makan : tidak ada nafsu makan
Masalah pencernaan : tidak ada masalah dalam pencernaan
Riwayat operasi : tidak ada riwayat operasi
Diit RS : habis 3 sendok
Kebutuhan pemenuhan ADL makan : dibantu
3. Cairan elektrolit dan asam basa
Frekwensi minum : 2 gelas minum/hari kurang lebih 400cc
Turgor kulit : kurang elastis
Support IV line : Nacl : D5 8 tpm
4. Eliminasi bowel
Frekwensi : selama di rawat belum BAB
Waktu :-
Warna :-
Kebutuhan pemeneuhan eleiminasi bobeel : dibantu
15
5. Eliminasi bladder
Frekwensi : 3 x dalam sehari
Warna : kuning tidak ada darah
Gangguan saat eliminasi bowel : tidak nyeri saat BAK
Riwayat penyakit dahulu : Gagal ginjal kronis
Penggunaan DC : tidak
6. Aktifitas dan latihan
Pekerjaan : swasta
Olah raga : kadang kadang
Alat bantu : tidak memakai alat bantu
Terapi : tidak ada traksi dan gips
Kemampuan melakukan ROM : aktif dan pasif
Kemampuan ambulasi : bantuan
7. Tidur dan istirahat
Lama tidur : 8 jam pada malam hari siang hari kurang lebuh 1 jam
Kesulitan tidur di RS : ya karena proses hospitalisasi
8. Kenyamanan dan nyeri
Nyeri : tidak ada nyeri
Ambulasi di tempat tidur : dengan bantuan
9. Sensori persepsi dan kognitif
Gangguan penglihatan : tidak ada gangguan penglihatan
Gangguan pendengaran : tidak ada gangguan pendengaran
Gangguan penciuman : tidak da gangguan penciuman
Gangguan sensasi taktil : tidak ada gangguan
Ganguan pengecapan : tidak ada gangguan pengecapan
Riwayat penyekit : tidak ada riwayat penyakit seperti eye surgery,
otitis media, luka sulit sembuh
Persepsi pasien terhadap penyakitnya :
pasien pengatakan bahwa penyakit yang diderita adalah penyakit kronis
jadi pasien pasrah akan kesembuhan kepada tuhan yang maha esa
Riwayat pasien mencari solusi untuk masalah kesehatan :
jika pasien sakit pasien hanya minum obat yang dibeli di warung
10. Komunikasi
16
Hubungan pasien keluarga dan sekitarnya : pasien mengatakan hubungan
dengan anggota keluarnya dan sekitarnya baik
Cara pasien pasien menyatakan emosi dan pendapat : jika ada masalah
pasien selalu memecahkannya dengan cara musyawarah dengan keluarga
11. Aspek sosial dan dukungan spiritual
Kepercayaan pasien dan aspek ibadah : pasien melakukan ibdah secara
tertib dan teratur sesuai dengan ajaran islam
Dukunagn keluarga terhadan pasien : keluarga mengatakan selalu
mendukung segala sesuatu yang di ungkapkan pasien terutama dengan
masalah kesehatannya
12. Kebutuhan rekreasi :
pasien menjalani rekreasi hanya dengan menonton TV dan kadang kadang
jalan jalan di taman bersama anak nya
IV. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum : Baik
a. Kesadaran : composmentis
b. Tanda tanda vital :
1) Tekanan darah : 160/70
2) Nadi :93 x/menit
3) Pernapasan : 22 x/menit
4) Suhu : 36’5 C
2. Pemeriksaan head to toe
a. Kepala
a. Bentuk dan ukuran kepala : mesocepal,
b. Pertumbuhan rambut : merata
c. Kulit kepala : tidak ada luka lesi dan jaringan parut
b. Muka
1) Mata
1) Kebersihan : tampak bersih
2) Fungsi penglihatan : normal
3) Palpebra : tidak ada palpebra
4) Konjungtiva : merah muda
5) Sclera : putih
6) Pupil : isokor
17
7) Diameter pupil : ka : ki 3mm
8) Reflek terhadap cahaya : normal
9) Penggunaan alat bantu penglihatan : tidak menggunakan alat
bantu penglihatan
2) Hidung
1) Fungsi penghidu : normal
2) Sekret : tidak tampak sekret
3) Nyeri sinus : tidak
4) Polip : tidak ada polip
5) Cuping hidung : tidak ada napas cuping hidung
3) Mulut
1) Kemampuan bicara : normal
2) Keadaan bibir : lembab
3) Selaput mukosa : lembab
4) Warna lidah : merah muda
5) Keadaan gigi : komlit bersih
6) Bau napas : tidak bau napas
7) Dahak : tidak ada dahak
4) Gigi
1) Jumlah : tampak ada ynag tanggal
2) Kebersihan : bersih
3) Masalah : tidak ada masalah gangguan gigi
5) Telinga
1) Fungsi pendengaran : normal
2) Bentuk : simetris kanan kiri
3) Kebersihan : tampak bersih
4) Serumen : terlihat adanya serumen
5) Nyeri telinga : tidak nyeri
c. Leher
1) Bentuk
2) Pembesaran tiroid : tidak ada pembesaran tiroid
3) Kelenjar getah bening : ridak ada
4) Nyeri waktu menelan : tidak nyeri telan
5) JVP : normal
18
d. Dada
6) Paru paru
Inpeksi : pengembangan dada kanan kiri simetris
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Perkusi : sonor
Auskultasi : vesikuler
7) Jantung
I : Iktus kordis tidak tampak
P : Iktus kordis teraba di interkosta ke 5 midklavikula kiri
P : Pekak
A : Terdengar suara S1 dan S2 reguler, tidak ada suara tambahan
e. Abdomen
I : perut terlihat buncit.
A : Terdengar peristaltik usus 12 x / menit
P : tidak ada nyeri tekan
P : Timpani
f. Genetalia : normal tidak ada lesi massa
g. Anus dan rektum : tidak ada lesi dan massa
h. Ekstremitas
Atas : tidak ada edema, tidak ada deformitas, tidak lesi, tonus otot
baik
Bawah : tidak ada edema, tidak ada fraktur, tonus otot baik, kekuatan
berkurang.
5555 5555
5555 5555
i. Integumen
Tidak terdapat luka dekubitus,warna kulit sawo matang merata.
19
V. Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium
Tangga; pemeriksaan
Jenis pemeriksaan Nilai satuan hasil Keterangan
normal hasil
20
2. Pemeriksaan diagnostik
Tanggal pemeriksaan
Jenis pemeriksaan Hasil pemeriksaan
21
VI. Terapi medis
Hari/tgl Jenis terapi dosis Gol/kandungan fungsi
16/04/2018 1. Inf Nacl : 8 tpm
D5 = 8tpm
2. Infus 3x500
pamol
Per oral
1. Amlodipin 0.0.1
2. Nifedipin 1x10mg
3. CaCo3 3x1
4. Asam folat 3x1
B. Analisa data
Nama : Umur :
No RM : diagnosa medis :
No Hari Data fokus Masalah Etiologi Diagnosa
tgl/jam
1 Selasa Ds : pasien Sesak napas Proses dari Pola napas
17/11.00 mengatakan sesak penyakit tidak evektif
napas disertai GGK
bengkaka pada
kedua kaki
Do : Ku baik,
kesadaran
composmentis GCS :
E4 M5 V6, tampak
sesak napas RR
24x/menit TD
130/80 nadi 80 suhu
36’5C, terpasang O2
kanul 3-4 lpm, kedua
kaki tampak odem,
22
terpasanag infus
Nacl 8tpm,
Do : Ku baik,
kesadaran
composmentis GCS :
E4 M5 V6
C. Diagnosa keperawatan
1. Pola napas tidak evektif
2. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
3. Gangguan istirahat tidur
D. Rencana keperawatan dan intervensi
23
o TTV dalam batas oximetr
normal o Berikan cairan
o RR 18x/menit hangat
o Bias bernapas tanpa o Ajarkan latihan
bantuan o2 nafas dalam
o Kaji pasien untuk
posisi yang aman,
misalnya :
peninggian kepala
tidak duduk pada
sandaran
2 17/12.00 2 Nutritional
Setelah dilakukan
management.
tindakan keperawatan Kaji adanya alergi
makanan.
selam 3 X24 jam
Kolaborasi dengan
diharapkan nyeri ahli gizi untuk
berkurang dan hilang menentukan jumlah
kalori & nutrisi
dengan kriteria : yang dibutuhkan
o Adanya peningkatan pasien.
berat badan sesuai Yakinkan diet yang
dengan tujuan. dimakan
o Berat badan ideal mengandung serat
sesuai dengan tinggi untuk mencegah
badan . konstipasi serta
o Mampu melancarkan
mengidentifikasi pencernaan.
kebutuhan nutrisi. Berikan makanan
o Tidak ada tanda-tanda yang terpilih (sudah
malnutrisi. dikonsultasikan
o Menunjukan dengan ahli gizi)
peningkatan fungsi Berikan informasi
pengecapan dari tentang kebutuhan
menelan. nutrisi.
o Tidak terjadi Kaji informasi
penurunan BB yang tentang kesehatan
berarti. & kebutuhan
nutrisi.
Berikan pendidikan
tentang cara diet
kebutuhan kalori
&tindakan
keperawatan yang
berhubungan
dengan nutrisi jika
pasien
menggunakan NGT
Nutrition
24
Monitoring
Gerakan badan
pasien dalam batas
normal
Monitor mual
&muntah
25
sebelum tidur.
o Anjurkan atau
berikan perawatan
pada petang hari
(mis; hygiene
personal, linen dan
baju tidur yang
bersih).
o Gunakan alat bantu
tidur (misal; air
hangat untuk
kompres rilaksasi
otot, bahan bacaan,
pijatan di
punggung, music
yang lembut, dll).
o Ajarkan relaksasi
distraksi.
Beri obat dengan
kolaborasi dokter
E. Implementasi
Nama : Ny.S Umur : 56th
No RM :096780 diagnosa medis : GGK:
Hari/tgl/jam No/dx Implementasi Respon Ttd
Selasa 1 o mengkaji tanda vital S:
17/08.00 o mengkaji / pantau O : td 150/90 Ndi 88
08.30 frekuensi pernafasan suhu 36 RR26
catat rasio inspirasi
dan ekspirasi.
o memberikan oksigen S:
09.00 sesuai program dan O : ps kooperatif
pantau pulse oximetr
o memberikan cairan S:
10.00 hangat O : ps kooperatif
o mengajarkan latihan S:
nafas dalam O : ps kooperatif
o merngkaji pasien S:
untuk posisi yang O : posisi semi fowler
aman, misalnya :
peninggian kepala
tidak duduk pada
sandaran
26
Nutritional S : pasien mengatakan
management. tidak ada alergi makanan
mengKaji adanya O: pasien kooperatif
alergi makanan.
S:
Kolaborasi dengan O : ps kooperatif
ahli gizi untuk
menentukan jumlah
kalori & nutrisi yang
dibutuhkan pasien. S:
meYakinkan diet O : ps kooperatif
yang dimakan
mengandung serat
untuk mencegah
konstipasi serta
melancarkan
pencernaan. S : pasien mengatakan
memberikan meu dengan makanan
makanan yang RS
terpilih (sudah O : kooperatif
dikonsultasikan
dengan ahli gizi) S:
memberikan O : kooperatif
informasi tentang
kebutuhan nutrisi. S:
mengkaji informasi O :kooperatif
tentang kesehatan &
kebutuhan nutrisi. S ; pasien mau diberi
penkes
memberikan
pendidikan tentang O : kooperatif.
cara diet kebutuhan
kalori &tindakan
keperawatan yang
berhubungan dengan
nutrisi jika pasien
S:
menggunakan NGT
O : kooperatif
Nutrition Monitoring
Gerakan badan
S : mual berkuarang
pasien dalam batas
O : pasien tampak tidak
normal
menahan mual muntah
Memonitor mual
&muntah
o Memantau keadaan
S : pasien mengatakan
umum pasien dan
tidak bisa tidur
TTV
O: pasien tampak tampak
lemes ku baik, cm,
gcs15, Td 140/90, nadi
80 suhu 36 RR20x/mnt
27
o Mengkaji Pola S : pasien mengatakan
Tidur. tidur makam 3jam
O : ps tampak lemes
letih
o mengKaji fungsi S : pasien mengatakan
pernapasan: bunyi tidak sesak napas
napas, kecepatan, O : ps kooperatif
irama
o mengKaji faktor S : pasien nyaman tidak
yang menyebabkan biasa di rumahsakit
gangguan tidur O : tampak gangguan
(nyeri, takut, stress, hospitalisasi
ansietas, imobilitas,
gangguan eliminasi
seperti sering
berkemih, gangguan
metabolisme,
gangguan
transportasi,
lingkungan yang
asing, temperature,
aktivitas yang tidak
adekuat).
o menCatat tindakan S:-
kemampuan untuk O : kooperatif
mengurangi
kegelisahan.
o menCiptakan S : pasien mengatakan
suasana nyaman, nyaman dengan suasana
Kurangi atau yang tenang
hilangkan distraksi O :kooperatif
lingkungan dan
gangguan tidur
o memBatasi S;
pengunjung selama O : pasien kooperatif
periode istirahat yang
optimal (mis; setelah
makan).
o meMinta klien untuk S:
membatasi asupan O : kooperatif
cairan pada malam
hari dan berkemih
sebelum tidur.
o mengAnjurkan atau S
berikan perawatan O : kooperatif
pada petang hari
(mis; hygiene
personal, linen dan
baju tidur yang
bersih).
28
o mengGunakan alat S
bantu tidur (misal; O : pasien kooperatif
air hangat untuk
kompres rilaksasi
otot, bahan bacaan,
pijatan di punggung,
music yang lembut,
dll).
o mengAjarkan
relaksasi distraksi.
o memBeri obat
dengan kolaborasi
dokter.
F. Evaluasi
Nama : Ny.S Umur : 56th
No RM :096780 diagnosa medis
No.dx Hari/tgl/jam Evaluasi Ttd
1 Rabu S ; pasien mengatakan sesdak napas berkurang setelah
/18/14.00 te5rpasang o2 dan posisi setengah duduk
O : Ku baik, kesadaran composmentis GCS : E4 M5
V6, tampak sesak napas RR 24x/menit TD 130/80
nadi 80 suhu 36’5C, terpasang O2 kanul 3-4 lpm,
kedua kaki tampak odem, terpasanag infus Nacl 8tpm,
A : pola napas tidak evektif
P : Kaji tanda vital
o Kaji / pantau frekuensi pernafasan catat rasio
inspirasi dan ekspirasi.
o Berikan oksigen sesuai program dan pantau pulse
oximetr
o Berikan cairan hangat
o Ajarkan latihan nafas dalam
o Kaji pasien untuk posisi yang aman, misalnya :
peninggian kepala tidak duduk pada sandaran
2 Rabu
/18/14.00 S : pasien mengatakan mual berkuarang, tidak muntah
29
Kaji adanya alergi makanan.
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan
jumlah kalori & nutrisi yang dibutuhkan pasien.
Yakinkan diet yang dimakan mengandung serat
untuk mencegah konstipasi serta melancarkan
pencernaan.
Berikan makanan yang terpilih (sudah
dikonsultasikan dengan ahli gizi)
Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi.
Kaji informasi tentang kesehatan & kebutuhan
nutrisi.
Berikan pendidikan tentang cara diet kebutuhan
kalori &tindakan keperawatan yang berhubungan
dengan nutrisi jika pasien menggunakan NGT
Nutrition Monitoring Gerakan badan pasien dalam
batas normal
Monitor mual &muntah
3 Rabu
S : pasien mengatakan belum bisa tidur nyenyak di
/18/14.00
malam hari
30
o Gunakan alat bantu tidur (misal; air hangat untuk
kompres rilaksasi otot, bahan bacaan, pijatan di
punggung, music yang lembut, dll).
o Ajarkan relaksasi distraksi.
o Beri obat dengan kolaborasi dokter.
BAB IV
PEMBAHASAN
Gangguan nutrisi kurang dari dari kebutuhan tubuh Data obyektif : Ku baik,
kesadaran composmentis GCS : E4 M5 V6, RR 18x/menit TD 150/80 nadi 80
suhu 36’5C, terpasang NGT,, terpasanag infus Nacl : D5 jalan 8lpm Tindakan
Memasang bantuan makan NGT. Memeberi bantuan napas dengan o2 kanul 4lpm,
Memasang infus pada ext atas dektra dengan infus Nacl : D5 jalan 8lpm Memberi
posisi nyaman semi fowler Membantu ADL pasien, Pasien tampak tenang dengan
bantuan napas o2 kanul pola napas pasien terbantu, sesak tampak berkurang,
dengan posisi semifowler pasien tampak nyaman, terpasang IV line infus Nacl :
D5 jalan 8lpm, KU mulai membaik, terdapat kesenjangan antara teori dan praktik
langsung, di temukan adanya perbedaan dalam asuahan keperawatan anatara teori
tidak sesuai dengan praktik ,isal nya tentang APD, komunikasi terapeutik
disebabkan jika dilakukan sesuai urutan teori tidak akan cukup waktu dalam
pelayanan kepada banyak pasien.
31
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Setelah penulis menguraikan pembahasan asuhan keperawatan pada Ny. S
melalui pendekatan proses keperawatan seperti telah diuraikan pada bab-bab
sebelumnya maka pada bab ini penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Masalah nutrisi erat kaitannya dengan intake makanan dan metabolisme tubuh
serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Secara umum faktor yang
mempengaruhi kebutuhan nutrisi adalah faktor fisiologis untuk kebutuhan
metabolisme basal, faktor patofisiologi seperti adanya enyakit tertentu yang
mengganggu pencernaan atau meningkatkan kebutuhan nutrisi, faktor sosio-
ekonomi seperti adanya kemampuan individu dalam memenuhi kebutuhan
nutrisi.
2. Pada kasus Ny.S diagnosa yang muncul dalah gangguan pemenuhan
kebutuhan nutrisi
3. Untuk mengatasi masalah yang muncul pada Ny.E antara lain :
a) Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan
dengan nusea vomitus sekunder rencana keperawatan kaji nafsu
makan,jelaskan pentingnya nutrisi bagi tubuh,anjurkan makan sedikit tapi
sering,sajikan maka selagi hangat,temani pasien makan,timbang berat badan
3x seminggu,kolaborasi dengan ahli gizi.
Tindakan keperawatan yang sudah dilakukan pada Ny.S dengan gagal ginjal kronis yaitu
mengKaji adanya alergi makanan.
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori & nutrisi yang
dibutuhkan pasien.
meYakinkan diet yang dimakan mengandung serat untuk mencegah konstipasi
serta melancarkan pencernaan.
32
memberikan makanan yang terpilih (sudah dikonsultasikan dengan ahli gizi)
memberikan informasi tentang kebutuhan nutrisi.
mengkaji informasi tentang kesehatan & kebutuhan nutrisi.
memberikan pendidikan tentang cara diet kebutuhan kalori &tindakan keperawatan
yang berhubungan dengan nutrisi jika pasien menggunakan NGT
Nutrition Monitoring Gerakan badan pasien dalam batas normal
Memonitor mual &muntah
mengKaji adanya alergi makanan.
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori & nutrisi yang
dibutuhkan pasien.
meYakinkan diet yang dimakan mengandung serat untuk mencegah konstipasi
serta melancarkan pencernaan.
memberikan makanan yang terpilih (sudah dikonsultasikan dengan ahli gizi)
memberikan informasi tentang kebutuhan nutrisi.
mengkaji informasi tentang kesehatan & kebutuhan nutrisi.
memberikan pendidikan tentang cara diet kebutuhan kalori &tindakan keperawatan
yang berhubungan dengan nutrisi jika pasien menggunakan NGT
Nutrition Monitoring Gerakan badan pasien dalam batas normal
Memonitor mual &muntah
4. Dari diagnose yang muncul tersebut tidak dapat teratasi langsung dikarenakan ada
hambatan dalam melaksanakan asuhan keperawatan. Dengan uraian diatas penulis
menyimpulkan bahwa perlunya tindakan tindakan yang tepat untuk menangani
masalah-masalah yang dihadapi klien dengan gagal ginjal kronis yaitu pelayanan
kesehatan yang diberikan harus menyeluruh dan opotimal agar klien dapat betul-betul
masalah teratasi,klien sembuh dan tidak mengalami komplikasi lebih lanjut.
B. SARAN
Berdasarkan pengalaman yang penulis lakukan selama memberikan
asuhan keperawatan pada Ny. S dengan gagal ginjal kronis maka saran yang bisa diberikan
pada pembaca khususnya perawat dalam merawat pasien dengan gagal ginjal kronis
antara lain :
1. Untuk mengatasi permasalahan pada Ny. S diharapkan perawat dapat mengkaji lebih
lengkap mengenai permasalahan yang muncul sehinggadapat ditegakkan diagnosa
33
keperawatan yang akurat menunjukkan data fokus maka asuhan keperawatan akan
lebih optimal.’
2. Penatalaksanaan tindakan keperawatan di ruangan hendaknya dapat melanjutkan dan
mempertahankan tindakan keperawatan yang telah dilakukan dan berdasarkan prinsip-
prinsip yang telah diterapkan.
3. Klien dan keluarga diharapkan dapat mendukung proses keperawatan dan pengobatan
pada klien dan mematuhi pengobatan.
DAFTAR PUSTAKA
Ahem, Nancy R. Wilkinson, Judith M. 2011. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 9
Diagnosa Nanda, Interverensi NIC, Kriteria Hasil NOC. Jakarta: Penerbit Buku
Kedoteran.
Docterman dan Bullechek. 2009. Nursing Interverention Classification (NIC). Edition 4
United States Of America: Masby Elsever Acadamic Press.
NANDA International. 2011. Diagnosa Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2012-2014.
Jakarta: EGC.
Saputra, Lyndon. 2013. Catatan Ringkasan Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Binarupa
Aksara Publisher.
Uliyah, Musfifatul.2010. Keterampilan Dasa Praktik Klinik Kebidanan. Jakarta: Salemba
Medika.
Wartonah, Tarwoto. 2010. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Jakarta:
Salemba Medika.
34