Anda di halaman 1dari 4

METODOLOGI

I. Teknologi yang digunakan


Adapun Database, Sistem Operasi, dan Framework yang digunakan adalah sebagai berikut:
● Database yang kami tawarkan adalah menggunakan MySQL yang juga merupakan RDBMS
(Relational Database Management System). MySQL sudah umum digunakan untuk sistem
skala perusahaan besar dengan workload yang tinggi. Selain itu, keuntungan lainnya adalah
MySQL tidak mensyaratkan adanya lisensi kepada suatu vendor atau pihak (open source).
● Sistem Operasi dalam hal perangkat server, pada dasarnya cukup fleksibel, dapat
menggunakan versi berbayar (contohnya Windows Server) atau versi non-berbayar
(contohnya Linux). Melihat kebutuhan aplikasi yang ingin dibangun, server Linux sudah
mumpuni dan dapat diandalkan. Kelebihannya yang open source di satu sisi memudahkan
pengembangan kedepannya.
○ Spesifikasi server untuk skala perusahaan besar, yang direkomendasikan:
■ Prosesor Intel Xeon E3-1230LV3 atau yang setara
■ Harddisk SSD dengan kapasitas > 1Terra Byte (1000 GB)
■ RAM minimum 16 GB
■ CPU minimum 19,2 GHz
● Framework yang digunakan:
○ Laravel 5.5, Laravel merupakan framework PHP yang populer dan handal serta
sangat terstruktur dalam manajemen programming code. Laravel memiliki versi
penyederhanaan (micro framework) yaitu Lumen (https://lumen.laravel.com/) yang
dapat memproses hingga 1900 request/second. Framework ini menawarkan
kemudahan dalam kebutuhan pengembangan lanjutan dikarenakan struktur kode nya
yang mudah dipahami serta tersusun rapi. Adapun versi yang digunakan adalah 5.5
dimana requirement server nya adalah sebagai berikut:
■ PHP >= 7.0.0
■ OpenSSL PHP Extension
■ PDO PHP Extension
■ Mbstring PHP Extension
■ Tokenizer PHP Extension
■ XML PHP Extension
■ MySQL >= 5.7.7
● Library yang digunakan:
○ Bootstrap 3.3, Bootstrap merupakan library yang digunakan untuk membuat
aplikasi web ataupun situs web responsive secara cepat. Twitter Bootstrap ini
menyediakan class CSS untuk menghasilkan Grid, Layout, Typography, Table,
Form, Navigation dan lain-lain. Selain itu, di dalam Bootstrap juga sudah
terdapat jQuery plugins untuk menghasilkan komponen User Interface seperti
Transitions, Modal, Dropdown, Scrollspy, Tooltip, Tab, Alert dan lain-lain.

II. Metode dalam Pengembangan Aplikasi


Implementasi Aplikasi Basis Data akan menggunakan metode manajemen proyek waterfall.
Implementasi dilakukan secara bertahap sebagai berikut:

1. Requirement Analysis
Melakukan wawancara, dokumentasi, dan analisa kebutuhan yang dimiliki oleh POS.
Kegiatan ini dilakukan parallel dengan Gap Analysis Fitur. Requirement Analysis berfokus
pada fitur-fitur esensial yang harus ada untuk memastikan kegiatan operasi POS dapat
berjalan dengan lancer.
2. Pengembangan Fitur
Pengembangan fitur gap adalah kegiatan mengembangkan fitur-fitur esensial yang belum
terdapat pada Aplikasi yang dimiliki oleh JCS.
3. System Integration Test
Programmer Melakukan tes secara mandiri untuk memastikan bahwa hasil pengembangan
dari system tersebut telah bekerja dan sesuai dengan yang dibutuhkan.
4. User Acceptance Test
User melakukan tes untuk memastikan bahwa hasil sistem tersebut telah bekerja dan sesuai
dengan yang dibutuhkan.
5. Migrasi
Melakukan migrasi basis data

Pengembangan Basis Data dilakukan dengan metode agile. Metode agile diperlukan karena
kompleksitas dari platform tersebut yang tinggi dan banyak faktor yang dapat mempengaruhi hasil
akhir dari sistem tersebut.

Setiap modul difokuskan untuk dibuat secara inkremental dan iteratif dengan melibatkan stakeholder
dan end-user yang akan menggunakan platform tersebut. Dengan dibuat secara inkremental dan
iteratif, maka diharapkan dapat tercapai sebuah fleksibilitas terhadap perubahan-perubahan yang
terjadi pada saat pengembangan dilakukan, serta frequent release.

Dengan metode agile ini diharapkan bahwa final deliverable dari modul-modul tersebut dapat
berkualitas tinggi, sesuai dengan kebutuhan dari end-user, mengurangi resiko, dan meningkatkan
kemudahan kendali atas pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan.
Skema dari metode agile adalah sebagai berikut:

Metode agile berfokus pada sebuah siklus iterasi sehingga sebuah aplikasi benar-benar menjadi
sebuah aplikasi yang berfungsi optimal sesuai kebutuhan dari end-user atau stakeholder. Siklus agile
dijabarkan sebagai berikut:

1. Start (Inisiasi proyek dan mendefinisikan kebutuhan)


2. Fase Pengembangan (Development, Integrasi, dan Testing)
3. Review
4. Feedback
5. Approval (bila ya, maka akan rilis, bila tidak lanjut siklusnya ke nomor 6)
6. Rekam dan buat perubahan
7. Penyesuaian

III. Perawatan dan Penambahan Fitur Minor


Perawatan dan penambahan fitur minor (contohnya adalah perubahan field data atau formula
kalkulasi) dilakukan sesuai dengan metodologi waterfall karena perawatan telah memiliki SOP yang
cukup jelas dan juga penambahan fitur minor pada umumnya kebutuhan pada fitur tersebut sudah
cukup jelas.
Siklus perawatan yang kami miliki ditunjukkan pada gambar berikut:

Issue
Identification
& Tracking

Delivery Analysis

Testing Development

Siklus penambahan fitur minor ditunjukkan oleh gambar berikut:

Requirement
Analysis

Deployment Design

Testing Development

Anda mungkin juga menyukai