KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN NUNUKAN
NOMOR : /RSUD-NNK
TENTANG
MEMUTUSKAN:
Ditetapkan di : Nunukan
Pada tanggal:
Direktur
RSUD Kabupaten Nunukan
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kematian bayi baru lahir umumnya dapat dihindari penyebabnya
seperti Berat Badan Lahir Rendah, asfiksia dan infeksi. Hal tersebut
kemungkinan disebabkan oleh keterlambatan pengambilan keputusan,
merujuk dan mengobati. Sedangkan kematian ibu umumnya disebabkan
perdarahan, infeksi, pre-eklampsia / eklampsia (15%), persalinan macet
dan abortus. Mengingat kematian bayi mempunyai hubungan erat
dengan mutu penanganan ibu, maka proses persalinan dan perawatan
bayi harus dilakukan dalam sistem terpadu. Pelayanan obstetri dan
neonatal regional merupakan upaya penyediaan pelayanan bagi ibu dan
bayi baru lahir secara terpadu dalam bentuk Pelayanan Obstetri
Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) di Rumah Sakit.
Rumah Sakit PONEK merupakan bagian dari sistem rujukan
dalam pelayanan kedaruratan dalam maternal dan neonatal, yang sangat
berperan dalam menurunkan angka kematian ibu dan bayi baru lahir.
Kunci keberhasilan PONEK adalah ketersediaan tenaga kesehatan yang
sesuai kompetensi, prasarana,sarana dan manajemen yang handal.
Diharapkan pedoman penyelenggaraan PONEK ini dapat
dijadikan panduan bagi tim PONEK di RS Kabupaten Nunukan dapat
dipergunakan untuk menurunkan Angka Kematian Ibu ( AKI ) dan Angka
Kematian Bayi (AKB ) di lingkungan Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Nunukan
B. Tujuan pedoman
1. Adanya kebijakan Rumah Sakit dan dukungan penuh manajemen
dalam pelayanan PONEK
2. Terbentuknya tim PONEK Rumah Sakit
3. Tercapainya kemampuan teknis Tim PONEK sesuai Standar
4. Adanya koordinasi dan sinkronisasi antara pengelola dan
penanggung jawab program dalam manajemen program PONEK
D. Batasan operasional
1. Regionalisasi Pelayanan Obstetri dan Neonatal
adalah suatu sistem pembagian wilayah kerja rumah sakit dengan
cakupan area pelayanan yang dapat dijangkau oleh masyarakat dalam
waktu kurang dari 1 jam, agar dapat memberikan tindakan darurat sesuai
standar. Regionalisasi menjamin agar system rujukan kesehatan berjalan
secara optimal.
2. Rujukan
adalah pelimpahan tanggung jawab timbal balik dua arah dari sarana
pelayanan primer kepada sarana kesehatan sekunder dan tersier.
3. Rumah Sakit PONEK 24 Jam
Rumah Sakit dengan pelayanan PONEK 24 jam adalah Rumah sakit
yang menyelenggarakan pelayanan kedaruratan maternal dan
neonatal secara komprehensif dan terintegrasi selama 24 jam.
4. Inisiasi Menyusui Dini
Inisiasi Menyusui Dini (IMD) adalah bayi mulai menyusu sendiri
segera setelah dilahirkan. Cara bayi melakukan IMD ini dinamakan
The Breast Crawl atau merangkak mencari payudara. IMD memberi
banyak manfaat baik bagi ibu maupun bayi, antara lain mengontrol
perdarahan post partum dengan mengelurkan oksitosin. ASI yang
pertama keluar (colostrums) mengandung zat kekebalan tubuh dan
nutrisi dapat melindungi bayi dari infeksi, serta mempercepat
berfungsinya pencernaan bayi dengan normal
5. ASI Eksklusif
Menurut WHO(2006) ASI eksklusif adalah bahwa bayi hanya menerima
ASI dari Ibu, atau pengasuh yang diminta memberikan ASI dari Ibu,
tanpa pemberian cairan atau makanan padat lain, kecuali sirup yang
berisi vitamin, suplemen mineral atau obat.
6. Perawatan Metode Kanguru
Metode Kanguru adalah metode perawatan dini dan terus menerus
dengan sentuhan kulit ke kulit (Skin to skin contact) antara ibu dan bayi
prematur dan BBLR dalam posisi seperti kanguru.
Kangaroo Mother Care (KMC) atau Perawatan Metode Kanguru (PMK)
merupakan perawatan untuk bayi berat lahir rendah atau lahiran
prematur dengan melakukan kontak langsung antara kulit bayi dengan
kulit ibu atau skin to skin contact, dimana ibu menggunakan suhu
tubuhnya untuk menghangatkan bayi. Metode perawatan ini juga terbukti
mempermudah pemberian ASI sehingga meningkatkan lama dan
pemberian ASI.
E. Landasan Hukum.
1. Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
1051/MENKES/SK/XI/2008 tentang Pedoman Penyelenggaraan
Obstetri Neonatal Emeregensi Komprehensif (PONEK) 24 jam di
Rumah Sakit ;
2. Undang-undang nomor 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit pasal 40
ayat 1 sampai dengan 4
3. Undang-undang nomor 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit pasal 13
4. Undang-undang nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan pasal 177
5. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2016 Tentang
Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan
6. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 604/Menkes/SK/VII/2008
Tentang Pedoman Pelayanan Maternal Perinatal
7. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 53 tahun 2014 tentang
Pelayanan Kesehatan Neonatal
8. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 33 Tahun 2012 Pemberian
ASI Eksklusif
9. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 53 tahun 2014 tentang
Pelayanan Kesehatan Neonatal
10. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 203/ Menkes/SK/III/2008
Tentang Pedoman Pembentukan Kelompok Kerja Perawatan Metode
Kanguru
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
N Jumlah
Nama Jabatan Pendidikan Sertifikasi
o kebutuhan
2 Penanggungjawab D3 Keperawatan 1
Keperawatan/Kebidanan / Kebidanan
B. Distribusi Ketenagaan
C. Pengaturan Jaga
1. Pengaturan jadwal dinas perawat dibuat dab di pertanggungjawabkan
oleh Kepala Ruang (Ka Ru) dan disetujui oleh Bidang Keperawatan
2. Jadwal dinas dibuat untuk jangka waktu satu bulan dan direalisasikan
ke perawat pelaksana
3. Untuk tenaga perawat yang memiliki keperluan penting pada hari
tertentu, maka perawat tersebut dapat mengajukan permintaan dinas
pada buku permintaan. Permintaan akan disesuaikan dengan
kebutuhan tenaga yang ada (apabila tenaga mencukupi dan
berimbang serta tidak mengganggu pelayanan, maka permintaan
disetujui)
4. Setiap tugas jaga / shift harus ada perawat penanggungjawab shift
(PJ Shift) dengan syarat pendidikan D3 Keperawatan/Kebidanan
pengalaman minimal pengalaman 2 tahun, serta memiliki sertifikat
5. Jadwal dinas terbagi atas dinas pagi, dinas sore, dinas malam, lepas
malam, libur dan cuti
6. Apabila ada tenaga perawat jaga karena sesuatu hal sehingga tidak
dapat jaga sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan (terencana),
maka perawat yang bersangkutan harus memberitahu Ka Ru : 2 jam
sebelum dinas pagi, 4 jam sebelum dinas sore dan dinas malam.
Sebelum memberitahu Ka Ru, diharapkan perawat yang bersangkutan
sudah mencari pengganti. Apabila perawat yang bersangkutan tidak
mendapatkan perawat pengganti, maka Ka Ru akan mencari tenaga
perawat pengganti yaitu perawat yang pada hari itu libur atau perawat
yang tinggal di asrama.
7. Apabila ada tenaga perawat yang tiba-tiba tidak dapat jaga sesuai
jadwal yang telah ditetapkan (tidak terencana), maka Ka Ru akan
mencari perawat pengganti yang pada hari itu libur atau perawat yang
tinggal di asrama. Apabila perawat pengganti tidak didapatkan, maka
perawat yang dinas pada shift sebelumnya wajib untuk menggantikan.
D. Pelatihan
Untuk meningkatkan mutu pelayanan, keterampilan dan pengetahuan
perawat yang bekerja di ruang perina maka diperlukan pelatihan-
pelatihan yang mendukung profesialisme agar pelayanan kebidanan dan
neonatal senantiasa dapat memberikan pelayanan yang bermutu seiring
dengan perkembangan ilmu pengetahuan kedokteran dan keperawatan.
Pelatihan yang diperlukan yaitu :
1. Pengenalan tanda kegawat daruratan neonatal dan maternal :
- Penatalaksanaan pada bayi asfiksia
- Penatalaksanaan pada bayi dengan sepsis
- Penatalaksanaan pada bayi BBLR
2. Pelatihan kegawatan :
- Resusitasi Neonatal
3. Pelayanan perawatan sesuai dengan kebutuhan pasien :
- Manajemen laktasi
4. Program pengendalian infeksi
- Penyegaran SPO mencuci tangan
- Penyegaran SPO tindakan invasive
5. Program keselamatan dan kesehatan kerja
- Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
6. Penggunaan peralatan secara benar, efektif dan aman
- Penyegaran SPO penggunaan alat medik : monitor, syringe
pump, infuse pump, incubator
7. Pelayanan prima :
- Komunikasi
BAB V
STANDAR FASILITAS
3. Ruangan Maternal
a) Kamar bersalin
Lokasi berdekatan dengan Kamar Operasi dan IGD
Luas minimal : 6 m2 per orang. Berarti bagi 1 pasien, 1
penunggu dan 2 penolong diperlukan 4 x 4 m2 = 16 m2.
Paling kecil, ruangan berukuran 12 m2 ( 6 m2 untuk masing
– masing pasien ).
Harus ada tempat untuk isolasi ibu di tempat terpisah.
Tiap ibu bersalin harus punya privasi agar keluarga dapat
hadir.
Ruangan bersalin tidak boleh merupakan tempat lalu lalang
orang.
Bila kamar operasi juga ada dalam lokasi yang sama,
upayakan tidak ada keharusan melintas pada ruang bersalin.
Minimal 2 kamar bersalin terdapat pada setiap rumah sakit
umum.
Kamar bersalin terletak sangat dekat dengan kamar
neonatal, untuk memudahkan transpor bayi dengan
komplikasi ke ruang rawat.
Idealnya sebuah ruang bersalin merupakan unit ter-integrasi:
kala 1, kala 2 dan kala 3 yang berarti setiap pasien
diperlakukan utuh sampai kala 4 bagi ibu bersama bayinya-
secara privasi. Bila tidak memungkinkan, maka diperlukan
dua kamar kala 1 dan sebuah kamar kala 2.
Kamar bersalin harus dekat dengan ruang jaga perawat
(nurse station) agar memudahkan pengawasan ketat setelah
pasien partus sebelum dibawa ke ruang rawat (postpartum).
Selanjutnya bila diperlukan operasi, pasien akan dibawa ke
kamar operasi yang berdekatan dengan kamar bersalin.
Harus ada kamar mandi-toilet berhubungan kamar bersalin.
Ruang postpartum harus cukup luas, standar :
8 m2 per tempat tidur (bed) dalam kamar dengan
multibed atau standar 1 bed minimal: 10 m2.
Ruang tersebut terpisah dari fasilitas : toilet,kloset,
lemari.
Pada ruang dengan banyak tempat tidur, jarak antar
tempat tidur minimum 1 m s.d 2 m dan antara dinding 1
m.
Jumlah tempat tidur per ruangan maksimum 4.
Tiap ruangan harus mempunyai jendela sehingga
cahaya dan udara cukup.
Harus ada fasilitas untuk cuci tangan pada tiap ruangan
Tiap pasien harus punya akses ke kamar manprivasi
(tanpa ke koridor).
Kamar periksa/diagnostik berisi: tempat tidur pasien/obgin,
kursi pemeriksa, meja, kursi, lampu sorot, troli alat, lemari
obat kecil, USG mobile dan troli emergensi.
Kamar periksa harus mempunyai luas sekurang
kurangnya 11m2. Bila ada beberapa tempat tidur maka per
pasien memerlukan 7 m2. Perlu disediakan toilet yang dekat
dengan ruang periksa.
Ruang perawat –nurse station- berisi : meja, telepon, lemari
berisi perlengkapan darurat/obat.
Ruang isolasi bagi kasus infeksi perlu disediakan seperti
pada kamar bersalin.
Ruang tindakan operasi/kecil darurat/one day care : untuk
kuret, penjahitan dsb berisi : meja operasi lengkap, lampu
sorot, lemari perlengkapan operasi kecil, wastafel cuci
tangan operator, mesin anestesi, inkubator, perlengkapan
kuret (MVA) dsb.
Ruang tunggu bagi keluarga pasien : minimal 15 m 2, berisi
meja, kursi-kursi serta telepon.
c) Area laktasi
Minimal ruangan berukuran 6 m2
5) Ruang Operasi
Unit operasi diperlukan untuk tindakan operasi seksio
sesarea dan laparotomia.
Idealnya sebuah kamar operasi mempunyai luas : 25 m 2
dengan lebar minimum 4 m, diluar fasilitas : lemari dinding.
Unit ini sekurang kurangnya ada sebuah bagi bagian
kebidanan.
Harus disediakan unit komunikasi dengan kamar bersalin.
Didalam kamar operasi harus tersedia : pemancar panas,
inkubator dan perlengkapan resusitasi dewasa dan bayi 2
Ruang resusitasi ini berukuran : 3 m . Harus tersedia 6
sumber listrik.
Kamar pulih ialah ruangan bagi pasien pasca bedah
dengan standar luas : 8 m2/bed , sekurang kurangnya ada 2
tempat tidur, selain itu isi ruangan ialah : meja, kursi
perawat, lemari obat, mesin pemantau tensi/nadi oksigen
dsb, tempat rekam medik, inkubator bayi, troli darurat.
Harus dimungkinkan pengawasan langsung dari meja
perawat ke tempat pasien Demikian pula agar keluarga
dapat melihat melalui kaca.
Perlu disediakan alat komunikasi ke kamar bersalin dan
kamar operasi, serta telepon. Sekurang kurang ada 4
sumber listrik/bed.
Fasilitas pelayanan berikut perlu disediakan untuk unit
operasi :
a. Nurse station yang juga berfungsi sebagai tempat
pengawas lalu lintas orang.
b. Ruang kerja – kotor yang terpisah dari ruangkerja
bersih- ruang ini berfungsi membereskan alat dan kain
kotor. Perlu disediakan tempat wastafel besar untuk
cuci tangan dan fasilitas air panas/dingin. Ada meja
kerja dan kursi kursi, troli troli.
c. Saluran pembuangan kotoran/cairan.
d. Kamar pengawas KO : 10 m2
e. Ruang tunggu keluarga : tersedia kursi kursi, meja dan
tersedia toilet
f. Kamar sterilisasi yang berhubungan dengan kamar
operasi. Ada autoklaf besar berguna bila darurat.
g. Kamar obat berisi lemari dan meja untuk distribusi obat.
h. Ruang cuci tangan (scrub) sekurangnya untuk dua
orang, terdapat di depan kamar operasi/kamar bersalin.
Wastafel itu harus dirancang agar tidak membuat basah
lantai. Air cuci tangan haruslah steril.
i. Ruang kerja bersih. Ruang ini berisi meja dan lemari
berisi linen, baju dan perlengkapan operasi. Juga
terdapat troli pembawa linen.
j. Ruang gas/tabung gas
k. Gudang alat anestesi : alat/mesin yang sedang di
reparasi-dibersihkan, meja dan kursi
l. Gudang 12 m2: tempat alat alat kamar bersalin dan
kamar operasi
m. kamar ganti : pria dan wanita masing masing 12 m 2,
berisi loker, meja, kursi dan sofa/tempat tidur, ada toilet
3m2.
n. Kamar diskusi bagi staf dan paramedik : 15 m2.
o. Kamar jaga dokter : 15 m2
p. Kamar jaga paramedik : 15 m2
q. Kamar rumatan rumah tangga (house keeping) : berisi
lemari, meja, kursi, peralatan mesin isap, sapu, ember,
perlengkapan kebersihan, dsb.
r. Ruang tempat brankar dan kursi dorong.
1. Nurse Station
ALKES
Abocath no 24 2 Terumo Standar
Abocath no 24 2 Terumo Standar
Abocath no 26 2 Terumo Standar
Wing needle 2 Terumo Standar
ETT no 2 1 Portex Standar
ETT no 2,5 1 Portex Standar
ETT no 3 1 Portex Standar
ETT no 3,5 1 Portex Standar
ETT no 4 1 Portex Standar
Feeding tube no 3,5 1 Terumo Standar
Feeding tube no 5 1 Terumo Standar
Feeding tube no 8 1 Terumo Standar
Extension tube 1 Terumo Standar
Gelang bayi biru 1 Standar
Gelang bayi pink 1 Standar
Face mouth 4 Portek Standar
Goodel no 0 (04) 2 Rusch Standar
Goodel no 00 (06) 3 Rusch Standar
Goodel no 000 (08) 4 Rusch Standar
Nasal canul pediatric 2 Latex Standar
Mikropore 1 Standar
Mikro drip 1 Terumo Standar
Suply tubing 1 Latex Standar
Suction cath no 8 1 Latex Standar
Spuit 1 cc 1 Terumo Standar
Spuit 2,5 cc 3 Terumo Standar
Spuit 10 cc 1 Terumo Standar
Spuit 20 cc 1 Terumo Standar
Umbilical cord 1 Standar
Ambu bag bayi 1 Standar
Xylocain jelly 1 Standar
Stilet 1 Portek Standar
Laringoscop 1 Riester Standar
g. Ruang Kala
No Nama Alat Jmlh Spesifikasi Ukuran Ket
A Alkes
1 Tempat tidur partus 1 Paramount Standar
2 Tempat tidur standar 2 Paramount Standar
3 Bed side cabinet 1 Mak Standar
4 Over bed table 2 Mak Standar
5 CTG 1 Hewleet Standar
6 USG 1 Logid L200 Standar
7 Dopler 1 Feotal doopler Standar
8 Tensimeter 1 Kent Standar
9 Standar infuse 1 Paramount Standar
10 Nier bekken 1 Stainless Standar
11 Lenec 1 Kayu Standar
12 Scerem 1 Katun Standar
13 Spuit gliserin 1 Stainless Standar
14 Kom tertutup 1 Stainless Kecil
15 Standar infuse 1 Stainless Standar
16 Pisau cukur 1 Stainless Standar
17 Tromol kecil 1 Stainless Kecil
18 Tromol besar 1 Stainless Besar
19 Tromor sedang 3 Stainless Sedang
20 Pispot 1 Stainless Standar
21 Korentang 1 Stainless Standar
22 Piala ginjal 1 Stainless Standar
B ART
1 Toples 1 Kaca Besar
2 Ember sedang 2 Plastik Sedang
3 Hand soap 1 Plastik Standar
4 Tempat alcohol 1 Plastik Standar
5 Box container 1 Plastik Besar
6 AC 1 Daikin Standar
7 Kulkas 1 Samsung Kecil
8 Lampu emergensi 1 2 bochlam Standar
9 Dingklik 1 2 tangga Standar
10 Jam dinding 1 Standar
11 Telepon 1 Panasonic Standar
h. Ruang Tindakan
l. Ruang Linen
n. Ruangan Spoellhook
No Nama Alat Jmlh Spesifikasi Ukuran Ket
1 Waskom 30 Stainless Standar
2 Pispot 15 Stainless Standar
3 Gelas ukur 1 Plastik 2 lt
4 Urinal 3 Plastik Standar
5 Commode chair 1 Plastik Standar
Maternal Perinatal
d. Ruang Bersalin / VK
f. Ruang Kala
No Nama Alat Jmlh Spesifikasi Ukuran Ket
A Alkes
1 Tempat tidur partus 1 Paramount Standar
2 Tempat tidur standar 2 Paramount Standar
3 Bed side cabinet 1 Mak Standar
4 Over bed table 2 Mak Standar
5 Pisau cukur 1 Stainless Standar
6 Tromol kecil 1 Stainless Kecil
7 Tromol besar 1 Stainless Besar
8 Tromor sedang 3 Stainless Sedang
9 Pispot 1 Stainless Standar
B ART
1 Toples 1 Kaca Besar
2 Ember sedang 2 Plastik Sedang
3 Hand soap 1 Plastik Standar
4 Tempat alcohol 1 Plastik Standar
5 Box container 1 Plastik Besar
6 AC 1 Daikin Standar
7 Kulkas 1 Samsung Kecil
8 Lampu emergensi 1 2 bochlam Standar
9 Dingklik 1 2 tangga Standar
10 Jam dinding 1 Standar
11 Telepon 1 Panasonic Standar
j. Ruang Linen
k. Ruang Pantry
No Nama Alat Jmlh Spesifikasi Ukuran Ket
1 Microwave 1 Firs line Standar
2 Dispense 1 Sanyata Standar
3 Kitchen set 1 Kayu Standar
4 Kursi 2 Chitose Standar
5 Piring 6 Kaca Standar
6 Gelas 12 Kaca 200 cc
7 Sendok 12 Stainless Standar
8 Garpu 12 Stainless Standar
9 Tatakan + tutup 12 Stainless Standar
gelas
10 Pisau 1 Stainless Standar
11 Baki 1 Stainless Standar
12 Termos 3 Melamin Standar
13 Galton 2 Plastik 6 lt
14 Trolly makan 1 Fiber Standar
15 Meja dispenser 1 Kayu Standar
16 Tempat sampah 1 Plastik 6 lt
l. Ruangan Spoellhook
No Nama Alat Jmlh Spesifikasi Ukuran Ket
1 Waskom 30 Stainless Standar
2 Pispot 15 Stainless Standar
3 Gelas ukur 1 Plastik 2 lt
4 Urinal 3 Plastik Standar
5 Commode chair 1 Plastik Standar
KESELAMATAN PASIEN
A. Pengertian
Keselamatan pasien adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat
asuhan pasien lebih aman. Hal ini termasuk asesmen risiko, identifikasi,
dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan,
dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak
lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya
risiko. Sedangkan insiden keselamatan pasien adalah setiap kejadian
atau situasi yang dapat mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan
harm (penyakit, cidera, cacat, kematian, dan lain-lain) yang tidak
seharusnya terjadi.
B. Tujuan
Tujuan sistem ini adalah mencegah terjadinya cidera yang disebabkan
oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak
mengambil tindakan yang seharusnya diambil. Selain itu sistem
keselamatan pasien ini mempunyai tujuan agar tercipta budaya
keselamatan pasien di rumah sakit, meningkatkan akuntabilitas rumah
sakit terhadap pasien dan masyarakat, menurunnya kejadian tidak
diharapkan di rumah sakit, dan terlaksananya program-program
pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan kejadian tidak
diharapkan.
C. Tata laksana keselamatan pasien
Dalam melaksanakan keselamatan pasien terdapat tujuh langkah
menuju Keselamatan Pasien Rumah Sakit. Adapun tujuh langkah
tersebut adalah:
1. Membangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien. Menciptakan
kepemimpinan dan budaya yang terbuka dan adil.
2. Memimpin dan mendukung karyawan. Membangun komitmen dan
fokus yang kuat dan jelas tentang keselamatan pasien.
3. Mengintegrasikan aktivitas pengelolaan risiko. Mengembangkan
sistem dan proses pengelolaan risiko, serta melakukan identifikasi
dan asesmen hal potensial bermasalah.
4. Menerapkan tujuh langkah menuju keselamatan pasien rumah sakit
seperti tersebut di atas
5. Menerapkan standart keselamatan pasien rumah sakit dan
melakukan self assesment dengan instrumen akreditasi pelayanan
keselamatan pasien rumah sakit.
6. Program khusus Keselamatan Pasien Rumah Sakit.
7. Mengevaluasi secara periodik pelaksanaan program keselamatan
pasien rumah sakit dan kejadian tidak diharapkan.
1. Perintah lengkap secara lisan dan yang melalui telepon atau hasil
pemeriksaan dituliskan secara lengkap oleh penerima perintah.
2. Perintah lengkap lisan dan telpon atau hasil pemeriksaan dibacakan
kembali secara lengkap oleh penerima perintah.
3. Perintah atau hasil pemeriksaan dikonfirmasi oleh pemberi perintah
atau yang menyampaikan hasil pemeriksaan
4. Kebijakan dan prosedur mengarahkan pelaksanaan verifikasi
keakuratan komunikasi lisan atau melalui telepon secara konsisten.
KESELAMATAN KERJA
PENGENDALIAN MUTU
PENUTUP