Anda di halaman 1dari 65

PEMERINTAH KABUPATEN NUNUKAN

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


Jalan Ujang Fatimah RT.04 Desa Binusan Kecamatan Nunukan
Telepon/fax manajemen 0556 – 2020755; UGD 0556-2020756
Website: rsud.nunukankab.go.id / e-mail: rsu.nunukan@gmail.com
Kode Pos 77482

KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN NUNUKAN
NOMOR : /RSUD-NNK

TENTANG

PENETAPAN DAN PEMBERLAKUAN PEDOMAN PROGRAM PONEK


DI LINGKUNGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
KABUPATEN NUNUKAN

Menimbang : a. bahwa dalam meningkatkan derajat kesehatan dan


menurunkan angka kematian ibu dan bayin diperlukan
pelayanan Obstetri dan neonatologi secara
Komprehensif di Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Nunukan
b. bahwa dalam menjalankan tugas pelayanan kepada
masyarakat memerlukan Pedoman Pelayanan
Obstetri Neonatal Komprehensif di Rumah Sakit
Umum Kabupaten Nunukan
c. bahwa agar Pedoman Pelayanan Obstetri Neonatal
Komprehensif dapat berjalan dengan baik
sebagaimana dimaksud butir a dan b di atas, maka
perlu menetapkan Keputusan Direktur Rumah Sakit
Umum Daerah Kabupaten Nunukan tentang
Penetapan dan Pemberlakuan Pedoman Pelayanan
Obstetri Neonatal Komprehensi di lingkungan
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Nunukan;

Mengingat : 1. Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik


Indonesia Nomor : 1051/MENKES/SK/XI/2008
tentang Pedoman Penyelenggaraan Obstetri
Neonatal Emeregensi Komprehensif (PONEK) 24 jam
di Rumah Sakit ;
2. Undang-undang nomor 44 Tahun 2009 tentang rumah
sakit pasal 40 ayat 1 sampai dengan 4
3. Undang-undang nomor 44 Tahun 2009 tentang rumah
sakit pasal 13
4. Undang-undang nomor 36 Tahun 2009 tentang
kesehatan pasal 177
5. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2016
Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan
6. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
604/Menkes/SK/VII/2008 Tentang Pedoman
Pelayanan Maternal Perinatal
7. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 53 tahun
2014 tentang Pelayanan Kesehatan Neonatal

MEMUTUSKAN:

MENETAPKAN : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM


DAERAH KABUPATEN NUNUKAN TENTANG
PENETAPAN DAN PEMBERLAKUAN PEDOMAN
PROGRAM PONEK DI LINGKUNGAN RUMAH
SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN NUNUKAN

KESATU : Pedoman pelayanan PONEK diatur dalam lampiran


keputusan ini.

KEDUA : Pedoman PONEK disosialisasikan dan menjadi


dasar penyelenggaraan pelayanan PONEK di
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Nunukan
KETIGA : Pembinaan dan penyelenggaraan pelayanan
tentang penggunaan Pedoman PONEK
dilaksanakan oleh Direktur dan seluruh staf
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Nunukan.

KEEMPAT : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal di


tetapkan.

Ditetapkan di : Nunukan
Pada tanggal:
Direktur
RSUD Kabupaten Nunukan

dr. H. Dulman. L,M.Kes,Sp.OG


Nip. 19740623 200312 1 004
Lampiran Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Nunukan tentang penetapan dan pemberlakuan Pedoman PONEK di
lingkungan Rumah sakit Umum Daerah Kabupaten Nunukan
Nomor : /RSUD-NNK
Tanggal :

PEDOMAN PELAYANAN OBSTETRI NEONATAL EMERGENSI


KOMPREHENSIF DI LINGKUNGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
KABUPATEN NUNUKAN

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kematian bayi baru lahir umumnya dapat dihindari penyebabnya
seperti Berat Badan Lahir Rendah, asfiksia dan infeksi. Hal tersebut
kemungkinan disebabkan oleh keterlambatan pengambilan keputusan,
merujuk dan mengobati. Sedangkan kematian ibu umumnya disebabkan
perdarahan, infeksi, pre-eklampsia / eklampsia (15%), persalinan macet
dan abortus. Mengingat kematian bayi mempunyai hubungan erat
dengan mutu penanganan ibu, maka proses persalinan dan perawatan
bayi harus dilakukan dalam sistem terpadu. Pelayanan obstetri dan
neonatal regional merupakan upaya penyediaan pelayanan bagi ibu dan
bayi baru lahir secara terpadu dalam bentuk Pelayanan Obstetri
Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) di Rumah Sakit.
Rumah Sakit PONEK merupakan bagian dari sistem rujukan
dalam pelayanan kedaruratan dalam maternal dan neonatal, yang sangat
berperan dalam menurunkan angka kematian ibu dan bayi baru lahir.
Kunci keberhasilan PONEK adalah ketersediaan tenaga kesehatan yang
sesuai kompetensi, prasarana,sarana dan manajemen yang handal.
Diharapkan pedoman penyelenggaraan PONEK ini dapat
dijadikan panduan bagi tim PONEK di RS Kabupaten Nunukan dapat
dipergunakan untuk menurunkan Angka Kematian Ibu ( AKI ) dan Angka
Kematian Bayi (AKB ) di lingkungan Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Nunukan
B. Tujuan pedoman
1. Adanya kebijakan Rumah Sakit dan dukungan penuh manajemen
dalam pelayanan PONEK
2. Terbentuknya tim PONEK Rumah Sakit
3. Tercapainya kemampuan teknis Tim PONEK sesuai Standar
4. Adanya koordinasi dan sinkronisasi antara pengelola dan
penanggung jawab program dalam manajemen program PONEK

C. Ruang lingkup pelayanan


Ruang lingkup PONEK di RSUD Nunukan meliputi Pelayanan kesehatan
terhadap Ibu ( Maternal ) dan Bayi ( Perinatal ) yang meliputi dimulai dari
garis depan/UGD dilanjutkan ke kamar operasi/ruang tindakan sampai ke
ruang perawatan. Secara singkat dapat dideskripsikan
sebagai berikut:
1. Stabilisasi di UGD dan persiapan untuk pengobatan definitif.
2. Penanganan kasus gawat darurat oleh tim PONEK RS di ruang
tindakan.
3. Penanganan operatif cepat dan tepat meliputi laparatomi dan seksio
sesaria.
4. Perawatan intermediate dan intensif ibu dan bayi.
5. Pelayanan Asuhan Ante Natal Risiko Tinggi.

D. Batasan operasional
1. Regionalisasi Pelayanan Obstetri dan Neonatal
adalah suatu sistem pembagian wilayah kerja rumah sakit dengan
cakupan area pelayanan yang dapat dijangkau oleh masyarakat dalam
waktu kurang dari 1 jam, agar dapat memberikan tindakan darurat sesuai
standar. Regionalisasi menjamin agar system rujukan kesehatan berjalan
secara optimal.
2. Rujukan
adalah pelimpahan tanggung jawab timbal balik dua arah dari sarana
pelayanan primer kepada sarana kesehatan sekunder dan tersier.
3. Rumah Sakit PONEK 24 Jam
Rumah Sakit dengan pelayanan PONEK 24 jam adalah Rumah sakit
yang menyelenggarakan pelayanan kedaruratan maternal dan
neonatal secara komprehensif dan terintegrasi selama 24 jam.
4. Inisiasi Menyusui Dini
Inisiasi Menyusui Dini (IMD) adalah bayi mulai menyusu sendiri
segera setelah dilahirkan. Cara bayi melakukan IMD ini dinamakan
The Breast Crawl atau merangkak mencari payudara. IMD memberi
banyak manfaat baik bagi ibu maupun bayi, antara lain mengontrol
perdarahan post partum dengan mengelurkan oksitosin. ASI yang
pertama keluar (colostrums) mengandung zat kekebalan tubuh dan
nutrisi dapat melindungi bayi dari infeksi, serta mempercepat
berfungsinya pencernaan bayi dengan normal
5. ASI Eksklusif
Menurut WHO(2006) ASI eksklusif adalah bahwa bayi hanya menerima
ASI dari Ibu, atau pengasuh yang diminta memberikan ASI dari Ibu,
tanpa pemberian cairan atau makanan padat lain, kecuali sirup yang
berisi vitamin, suplemen mineral atau obat.
6. Perawatan Metode Kanguru
Metode Kanguru adalah metode perawatan dini dan terus menerus
dengan sentuhan kulit ke kulit (Skin to skin contact) antara ibu dan bayi
prematur dan BBLR dalam posisi seperti kanguru.
Kangaroo Mother Care (KMC) atau Perawatan Metode Kanguru (PMK)
merupakan perawatan untuk bayi berat lahir rendah atau lahiran
prematur dengan melakukan kontak langsung antara kulit bayi dengan
kulit ibu atau skin to skin contact, dimana ibu menggunakan suhu
tubuhnya untuk menghangatkan bayi. Metode perawatan ini juga terbukti
mempermudah pemberian ASI sehingga meningkatkan lama dan
pemberian ASI.
E. Landasan Hukum.
1. Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
1051/MENKES/SK/XI/2008 tentang Pedoman Penyelenggaraan
Obstetri Neonatal Emeregensi Komprehensif (PONEK) 24 jam di
Rumah Sakit ;
2. Undang-undang nomor 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit pasal 40
ayat 1 sampai dengan 4
3. Undang-undang nomor 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit pasal 13
4. Undang-undang nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan pasal 177
5. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2016 Tentang
Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan
6. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 604/Menkes/SK/VII/2008
Tentang Pedoman Pelayanan Maternal Perinatal
7. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 53 tahun 2014 tentang
Pelayanan Kesehatan Neonatal
8. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 33 Tahun 2012 Pemberian
ASI Eksklusif
9. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 53 tahun 2014 tentang
Pelayanan Kesehatan Neonatal
10. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 203/ Menkes/SK/III/2008
Tentang Pedoman Pembentukan Kelompok Kerja Perawatan Metode
Kanguru
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

Daftar Ketenagaan RS Penyelenggara PONEK

No Jenis Tenaga Tugas Jmlh

1 Dokter spesialis Penanggung jawab pelayanan 1-2


obstetri & ginekologi kesehatan maternal dan neonatal

2 Dokter spesialis Pelayanan kesehatan perinatal dan 1-2


anak anak

3 Dokter spesialis Pelayanan anesthesi 1


anesthesi

4 Perawat anesthesia Pelayanan anesthesia 1-2

5 Dokter telatih Penyelenggaraan pelayanan medic 2-4

6 Bidan koordinator Koordinator asuhan pelayanan 1-2


kesehatan

7 Bidan penyelia Koordinator tugas, sarana dan 2-4


prasarana

8 Bidan pelaksana Pelayanan asuhan kebidanan 6-8

9 Perawat koordinator Asuhan keperawatan 1-2

10 Perawat pelaksana Asuhan keperawatan 8-11

11 Petugas Pelayanan pemeriksaan penunjang 1-2


laboraturium

12 Pekarya kesehatan Membantu pelaksanaan kesehatan 2-4

13 Petugas administrasi Adminstrasi dan keuangan 2-4


A. Kualifikasi SDM

N Jumlah
Nama Jabatan Pendidikan Sertifikasi
o kebutuhan

1 Penanggungjawab Dokter spesialis 1


Maternal dan Neonatal anak
Dokter spesialis 1
kebidanan

2 Penanggungjawab D3 Keperawatan 1
Keperawatan/Kebidanan / Kebidanan

3 Perawat pelaksana D3 Keperawatan 2

4 Bidan pelaksana D3 Kebidanan 16

B. Distribusi Ketenagaan

Pola pengaturan ketenagaan di ruang ponek yaitu :

a. Untuk Dinas Pagi :

Petugas yang ada berjumlah 3 (tiga) orang dengan kategori :

1 (satu) orang Ka Ruang

1 (satu) orang pelaksana

1 (satu) orang TPK

b. Untuk Dinas Siang :

Petugas yang ada berjumlah 2 (dua) orang dengan kategori :

1 (satu) orang PJ Shift

1 (satu) orang TPK


c. Untuk Dinas Malam :

Petugas yang ada berjumlah 2 (dua) orang dengan kategori :

1 (satu) orang PJ Shift

1 (satu) orang TPK

C. Pengaturan Jaga
1. Pengaturan jadwal dinas perawat dibuat dab di pertanggungjawabkan
oleh Kepala Ruang (Ka Ru) dan disetujui oleh Bidang Keperawatan
2. Jadwal dinas dibuat untuk jangka waktu satu bulan dan direalisasikan
ke perawat pelaksana
3. Untuk tenaga perawat yang memiliki keperluan penting pada hari
tertentu, maka perawat tersebut dapat mengajukan permintaan dinas
pada buku permintaan. Permintaan akan disesuaikan dengan
kebutuhan tenaga yang ada (apabila tenaga mencukupi dan
berimbang serta tidak mengganggu pelayanan, maka permintaan
disetujui)
4. Setiap tugas jaga / shift harus ada perawat penanggungjawab shift
(PJ Shift) dengan syarat pendidikan D3 Keperawatan/Kebidanan
pengalaman minimal pengalaman 2 tahun, serta memiliki sertifikat
5. Jadwal dinas terbagi atas dinas pagi, dinas sore, dinas malam, lepas
malam, libur dan cuti
6. Apabila ada tenaga perawat jaga karena sesuatu hal sehingga tidak
dapat jaga sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan (terencana),
maka perawat yang bersangkutan harus memberitahu Ka Ru : 2 jam
sebelum dinas pagi, 4 jam sebelum dinas sore dan dinas malam.
Sebelum memberitahu Ka Ru, diharapkan perawat yang bersangkutan
sudah mencari pengganti. Apabila perawat yang bersangkutan tidak
mendapatkan perawat pengganti, maka Ka Ru akan mencari tenaga
perawat pengganti yaitu perawat yang pada hari itu libur atau perawat
yang tinggal di asrama.
7. Apabila ada tenaga perawat yang tiba-tiba tidak dapat jaga sesuai
jadwal yang telah ditetapkan (tidak terencana), maka Ka Ru akan
mencari perawat pengganti yang pada hari itu libur atau perawat yang
tinggal di asrama. Apabila perawat pengganti tidak didapatkan, maka
perawat yang dinas pada shift sebelumnya wajib untuk menggantikan.

D. Pelatihan
Untuk meningkatkan mutu pelayanan, keterampilan dan pengetahuan
perawat yang bekerja di ruang perina maka diperlukan pelatihan-
pelatihan yang mendukung profesialisme agar pelayanan kebidanan dan
neonatal senantiasa dapat memberikan pelayanan yang bermutu seiring
dengan perkembangan ilmu pengetahuan kedokteran dan keperawatan.
Pelatihan yang diperlukan yaitu :
1. Pengenalan tanda kegawat daruratan neonatal dan maternal :
- Penatalaksanaan pada bayi asfiksia
- Penatalaksanaan pada bayi dengan sepsis
- Penatalaksanaan pada bayi BBLR
2. Pelatihan kegawatan :
- Resusitasi Neonatal
3. Pelayanan perawatan sesuai dengan kebutuhan pasien :
- Manajemen laktasi
4. Program pengendalian infeksi
- Penyegaran SPO mencuci tangan
- Penyegaran SPO tindakan invasive
5. Program keselamatan dan kesehatan kerja
- Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
6. Penggunaan peralatan secara benar, efektif dan aman
- Penyegaran SPO penggunaan alat medik : monitor, syringe
pump, infuse pump, incubator
7. Pelayanan prima :
- Komunikasi
BAB V
STANDAR FASILITAS

A. DENAH RUANGAN PONEK RSUD NUNUKAN

B. PRASARANA DAN SARANA


Dalam rangka Program Menjaga Mutu pada penyelenggaranaan PONEK
harus dipenuhi hal-hal sebagi berikut :
Ruang rawat inap yang leluasa dan nyaman
Ruang tindakan gawat darurat dengan instrumen dan bahan yang
lengkap
Ruang pulih / observasi pasca tindakan
Protokol pelaksanaan dan uraian tugas pelayanan termasuk koordinasi
internal

1. Kriteria Umum Ruangan :


a. Struktur Fisik
 Spesifikasi ruang tidak kurang dari 15-20 m
 Lantai harus porselen atau plastik
 Dinding harus dicat dengan bahan yang bisa dicuci atau dilapis
keramik.
b. Kebersihan
 Cat dan lantai harus berwarna terang sehingga kotoran bdapat
terlihat dengan mudah
 Ruang harus bersih dan bebas debu, kotoran, sampah atau
limbah rumah sakit
 Hal tersebut berlaku pula untuk Lantai, mebel, perlengkapan,
instrumen, pintu, jendela,dinsing, steker listrik dan langit-langit.
c. Pencahayaan
 Pencahayaan harus terang dan cahaya alami atau listrik
 Semua jendela harus diberi kawat nyamuk agar seranggga
tidak masuk Listrik harus berfungsi baik, kabel dan steker tidak
membahayakan dan semua lampu berfungsi baik dan kokoh
 Tersedia peralatan gawat darurat
 Harus ada cukup lampu untuk setiap neonatus
d. Ventilasi
 Ventilasi, termasuk jendela, harus cukup jika dibandingkan
dengan ukuran ruang.
 Kipas angin atau pendingin ruang harus berfungsi baik.
 Suhu ruangan harus dijaga 24-26 C.
 Pendingin ruang harus dilengkapi filter (sebaiknya anti bakteri).
e. Pencucian tangan
 Wastafel harus dilengkapi dengan dispenser sabun atau
disinfektan yang dikendalikan dengan siku atau kaki.
 Wastafel, keran dan dispenser harus dipasang pada ketinggian
yang sesuai (dari lantai dan dinding).
 Tidak boleh ada saluran pembuangan air yang terbuka.
 Pasokan air panas harus cukup dan dilengkapi pemanas air
yang dipasang kokoh di dinding, pipa ledeng sesuai dan tidak
ada kawat terbuka.
 Harus ada handuk (kain bersih) atau tisu untuk mengeringkan
tangan, diletakkan di sebelah Westafel.

2. Kriteria Khusus Ruangan


a. Area Cuci Tangan di ruang di Ruang Obstetri dan Neonatus
Di ruang dengan lebih dari satu tempat tidur, jarak tempat tidur
adalah 6 meter dengan wastafel
b. Area resusitasi dan stabilisasi di Ruang Obstetri dan
Neonatus / UGD
 Paling kecil, ruangan berukuran 6 meter dan ada di dalam
Unit Perawatan Khusus.
 Kamar PONEK di unit gawat darurat harus terpisah dari
kamar gawat darurat lain. Sifat privasi ini
 penting untuk kebutuhan perempuan bersalin dan bayi.
 Tujuan kamar ini ialah : memberikan pelayanan
 darurat untuk stabilisasi kondisi pasien, misalnya syok, henti
jantung, hipotermia, asfiksia dan apabila perlu menolong
partus darurat serta resusitasi.
 Perlu dilengkapi dengan meja resusitasi bayi, dan inkubator.
 Kamar PONEK membutuhkan :
 2 ruang berukuran 15 m berisi : lemari dan torli darurat
 tempat tidur bersalin serta tiang infus.
 inkubator transpor
 pemancar panas
 meja , kursi
 aliran udara bersih dan sejuk
 pencahayaan
 lampu sorot dan lampu darurat.
 Mesin isap
 Defibrilator
 oksigen dan tabungnya atau berasal dari
 sumber dinding (outlet)
 lemari isi: perlengkapan persalinan, vakum, forsep, kuret,
obat/infus.
 alat resusitasi dewasa dan bayi
 wastafel dengan air mengalir dan antiseptik
 alat komunkasi dan telepon ke kamar bersalin
 nurse station dan lemari rekam medik
 USG mobile.
 Sarana Pendukung, meliputi: toilet, kamar tunggu keluarga,
kamar persiapan peralatan (linen dan instrumen), kamar
kerja kotor, kamar jaga, ruang sterilisator dan jalur ke ruang
bersalin/kamar operasi terletak saling berdekatan dan
merupakan bagian dari unit gawat darurat.

3. Ruangan Maternal
a) Kamar bersalin
 Lokasi berdekatan dengan Kamar Operasi dan IGD
 Luas minimal : 6 m2 per orang. Berarti bagi 1 pasien, 1
penunggu dan 2 penolong diperlukan 4 x 4 m2 = 16 m2.
 Paling kecil, ruangan berukuran 12 m2 ( 6 m2 untuk masing
– masing pasien ).
 Harus ada tempat untuk isolasi ibu di tempat terpisah.
 Tiap ibu bersalin harus punya privasi agar keluarga dapat
hadir.
 Ruangan bersalin tidak boleh merupakan tempat lalu lalang
orang.
 Bila kamar operasi juga ada dalam lokasi yang sama,
upayakan tidak ada keharusan melintas pada ruang bersalin.
 Minimal 2 kamar bersalin terdapat pada setiap rumah sakit
umum.
 Kamar bersalin terletak sangat dekat dengan kamar
neonatal, untuk memudahkan transpor bayi dengan
komplikasi ke ruang rawat.
 Idealnya sebuah ruang bersalin merupakan unit ter-integrasi:
kala 1, kala 2 dan kala 3 yang berarti setiap pasien
diperlakukan utuh sampai kala 4 bagi ibu bersama bayinya-
secara privasi. Bila tidak memungkinkan, maka diperlukan
dua kamar kala 1 dan sebuah kamar kala 2.
 Kamar bersalin harus dekat dengan ruang jaga perawat
(nurse station) agar memudahkan pengawasan ketat setelah
pasien partus sebelum dibawa ke ruang rawat (postpartum).
 Selanjutnya bila diperlukan operasi, pasien akan dibawa ke
kamar operasi yang berdekatan dengan kamar bersalin.
 Harus ada kamar mandi-toilet berhubungan kamar bersalin.
 Ruang postpartum harus cukup luas, standar :
 8 m2 per tempat tidur (bed) dalam kamar dengan
multibed atau standar 1 bed minimal: 10 m2.
 Ruang tersebut terpisah dari fasilitas : toilet,kloset,
lemari.
 Pada ruang dengan banyak tempat tidur, jarak antar
tempat tidur minimum 1 m s.d 2 m dan antara dinding 1
m.
 Jumlah tempat tidur per ruangan maksimum 4.
 Tiap ruangan harus mempunyai jendela sehingga
cahaya dan udara cukup.
 Harus ada fasilitas untuk cuci tangan pada tiap ruangan
 Tiap pasien harus punya akses ke kamar manprivasi
(tanpa ke koridor).
 Kamar periksa/diagnostik berisi: tempat tidur pasien/obgin,
kursi pemeriksa, meja, kursi, lampu sorot, troli alat, lemari
obat kecil, USG mobile dan troli emergensi.
Kamar periksa harus mempunyai luas sekurang
kurangnya 11m2. Bila ada beberapa tempat tidur maka per
pasien memerlukan 7 m2. Perlu disediakan toilet yang dekat
dengan ruang periksa.
 Ruang perawat –nurse station- berisi : meja, telepon, lemari
berisi perlengkapan darurat/obat.
 Ruang isolasi bagi kasus infeksi perlu disediakan seperti
pada kamar bersalin.
 Ruang tindakan operasi/kecil darurat/one day care : untuk
kuret, penjahitan dsb berisi : meja operasi lengkap, lampu
sorot, lemari perlengkapan operasi kecil, wastafel cuci
tangan operator, mesin anestesi, inkubator, perlengkapan
kuret (MVA) dsb.
 Ruang tunggu bagi keluarga pasien : minimal 15 m 2, berisi
meja, kursi-kursi serta telepon.

b) Unit Perawatan Intensif/ Eklampsia/ Sepsis


 Unit ini harus berada disamping ruang bersalin, atau
setidaknya jauh dari area yang sering dilalui.
 Paling kecil, ruangan berukuran 18 m ( 6 – 8 m untuk
masing-masing pasien)
 Di ruang dengan beberapa tempat tidur, sedikitnya ada jarak
8 kaki (2,4 m) antara ranjang ibu.
 Ruang harus dilengkapi paling sedikit enam steker listrik
yang dipasang dengan tepat untuk peralatan listrik. Steker
harus mampu memasok beban listrik yang diperlukan, aman
dan berfungsi baik
4) Ruangan Neonatal
a) Unit perawatan Intensif
 Unit ini harus berada di samping ruang bersalin, atau
setidaknya jauh dari area yang sering dilalui, 2 2 Minimal
ruangan berukuran 18 m ( 6 – 8 muntuk masing-masing
pasien)
 Di ruang dengan beberapa tempat tidur sedikitnya ada jarak
8 kaki (2,4 m) antara ranjang bayi.
 Harus ada tempat untuk isolasi bayi di area terpisah
 Ruang harus dilengkapi paling sedikit enam
 steker ysng dipasang dengan tepat untuk peralatan listrik

b) Unit Perawatan Khusus


 Unit ini harus berada di samping ruang bersalin, atau
setidaknya jauh dari area yang sering dilalui.
 Minimal Ruangan berukurn 12 m ( 4 m untuk masing-
masing pasien)
 Harus ada tempat untuk isolasi bayi di tempat terpisah
 Paling sedikit harus ada jarak 1 m antara inkubator atau
tempat tidur bayi

c) Area laktasi
Minimal ruangan berukuran 6 m2

d) Area pencucian inkubator


Minimal ruangan berukuran 6-8 m2

5) Ruang Operasi
 Unit operasi diperlukan untuk tindakan operasi seksio
sesarea dan laparotomia.
 Idealnya sebuah kamar operasi mempunyai luas : 25 m 2
dengan lebar minimum 4 m, diluar fasilitas : lemari dinding.
Unit ini sekurang kurangnya ada sebuah bagi bagian
kebidanan.
 Harus disediakan unit komunikasi dengan kamar bersalin.
Didalam kamar operasi harus tersedia : pemancar panas,
inkubator dan perlengkapan resusitasi dewasa dan bayi 2
Ruang resusitasi ini berukuran : 3 m . Harus tersedia 6
sumber listrik.
 Kamar pulih ialah ruangan bagi pasien pasca bedah
dengan standar luas : 8 m2/bed , sekurang kurangnya ada 2
tempat tidur, selain itu isi ruangan ialah : meja, kursi
perawat, lemari obat, mesin pemantau tensi/nadi oksigen
dsb, tempat rekam medik, inkubator bayi, troli darurat.
 Harus dimungkinkan pengawasan langsung dari meja
perawat ke tempat pasien Demikian pula agar keluarga
dapat melihat melalui kaca.
 Perlu disediakan alat komunikasi ke kamar bersalin dan
kamar operasi, serta telepon. Sekurang kurang ada 4
sumber listrik/bed.
 Fasilitas pelayanan berikut perlu disediakan untuk unit
operasi :
a. Nurse station yang juga berfungsi sebagai tempat
pengawas lalu lintas orang.
b. Ruang kerja – kotor yang terpisah dari ruangkerja
bersih- ruang ini berfungsi membereskan alat dan kain
kotor. Perlu disediakan tempat wastafel besar untuk
cuci tangan dan fasilitas air panas/dingin. Ada meja
kerja dan kursi kursi, troli troli.
c. Saluran pembuangan kotoran/cairan.
d. Kamar pengawas KO : 10 m2
e. Ruang tunggu keluarga : tersedia kursi kursi, meja dan
tersedia toilet
f. Kamar sterilisasi yang berhubungan dengan kamar
operasi. Ada autoklaf besar berguna bila darurat.
g. Kamar obat berisi lemari dan meja untuk distribusi obat.
h. Ruang cuci tangan (scrub) sekurangnya untuk dua
orang, terdapat di depan kamar operasi/kamar bersalin.
Wastafel itu harus dirancang agar tidak membuat basah
lantai. Air cuci tangan haruslah steril.
i. Ruang kerja bersih. Ruang ini berisi meja dan lemari
berisi linen, baju dan perlengkapan operasi. Juga
terdapat troli pembawa linen.
j. Ruang gas/tabung gas
k. Gudang alat anestesi : alat/mesin yang sedang di
reparasi-dibersihkan, meja dan kursi
l. Gudang 12 m2: tempat alat alat kamar bersalin dan
kamar operasi
m. kamar ganti : pria dan wanita masing masing 12 m 2,
berisi loker, meja, kursi dan sofa/tempat tidur, ada toilet
3m2.
n. Kamar diskusi bagi staf dan paramedik : 15 m2.
o. Kamar jaga dokter : 15 m2
p. Kamar jaga paramedik : 15 m2
q. Kamar rumatan rumah tangga (house keeping) : berisi
lemari, meja, kursi, peralatan mesin isap, sapu, ember,
perlengkapan kebersihan, dsb.
r. Ruang tempat brankar dan kursi dorong.

6) Ruangan penunjang harus disediakan seperti :


 ruang perawat/bidan
 kantor perawat
 ruang rekam medic
 toilet staf
 ruang staf medic
 ruang loker staf/perawat
 ruang rapat/konferensi
 ruang keluarga pasien
 ruang cuci
 ruang persiapan diperlukan bila ada kegiatan persiapan
alat/bahan
 gudang peralatan
 ruang kotor – peralatan – harus terpisah dari ruang
cuci/steril. Ruang ini mempunyai tempat cuci dengan air
panas-dingin, ada meja untuk kerja.
 ruang obat : wastafel,meja kerja dsb.
 ruang linen bersih.
 dapur kecil untuk pembagian makan pasien.

C. PRASARANA DAN SARANA PENUNJANG


1. Unit Transfusi Darah
Unit ini harus berfungsi untuk melakukan tes kecocokan,
pengambilan donor dan tes lab : infeksi VDRL, hepatitis, HIV.
Diperlukan ruang 25 m2, berisi lemari pendingin, meja kursi, lemari ,
telepon, kamar petugas, dsb. Memiliki peralatan sesuai dengan
standar minimal peralatan maternal dan neonatal Bagi Rumah sakit
yang tidak memiliki fasilitas unit tranfusi darah / Bank darah
dianjurkan untuk membuat kerjasama dengan penyedia fasilitas
tersebut.
2. Laboratorium
Unit ini harus berfungsi untuk melakukan tes labotratorium dalam
penanganan kedaruratan maternal dalam pemeriksaan hemostasis
penunjang untuk pre eklamspsia dan neonatal
3. Radiologi dan USG
Unit ini harus berfungsi untuk diagnosis Obstetri dan Thoraks
D. STANDAR FASILITAS DAN SARANA

1. Nurse Station

No Nama Alat Jmlh Spesifikasi Ukuran Ket


1 Tensi meter 1 Air raksa Standar
2 Stetoskop 1 Riester Standar
3 Bak instrument 1 Stainless Kecil
4 Kom tertutup 1 Stainless Kecil
5 Light box 1 Fiber Single
6 Timbangan 1 Stainless Dewasa
7 Troly obat 1 Stainless Standar
8 Glukometer 1 Achu-check Standar
9 Tourniquet 1 Karet Standar
10 Thermometer 1 Digital Dewasa
11 Thermometer manual 1 Air raksa Dewasa
ATK
1 Tempat isolative 1 Plastik Standar
2 Perforator 1 Stainless Standar
3 Komputer 1 Pentium 4
4 Printer 1 Standar
5 CPU 1 Standar
6 Box file jumbo 1 Plastik Standar
7 Penggaris 50 cm 1 Plastik Standar
8 Map status 30 Plastik karton Standar
9 Papan penugasan 1 White board 1,5 x 1 m
perawat
10 Papan rencana tindakan 1 White board 1,5 x 1 m
pasien
11 Papan pengumuman 1 White board 1,5 x 1 m
12 Formulir-formulir 1 Kertas
ART
1 Nurse station 1 Medicom Standar
2 Kotak saran 1 Kayu Standar
3 Kursi kantor 4 Mubaric Standar
4 Pesawat telepon 3 Panasonic Standar
2. Ruangan Perawatan Kelas VIP

No Nama Alat Jmlh Spesifikasi Ukuran Ket


1 Tempat tidur 1 Paramount Dewasa
elektrik
2 Kasur 1 Busa Dewasa
3 Bantal 2 Dakron Standar
4 Bantal guling 1 Dakron Standar
5 Bed cover 1 Katun + woll 218 x 214 cm
6 Sofa bed 1 Jok + busa Standar
7 Meja tamu 1 Kayu Standar
8 Lemari pakaian 1 Kayu Standar
9 Meja rias 1 Kayu Standar
10 Bed side cabinet 1 Stainless & Standar
berlaci
11 Over bed table 1 Stainless + Standar
kayu
12 Kursi penunggu 2 Kayu + jok Standar
13 Televisi 1 Sanyo 21 inc
14 Lemari es 1 Sanyo 2 pintu
15 Dispenser 1 Bio – L Standar
16 Pesawat telepon 1 Panasonik Standar
17 AC 1 Daikin 1 PK
18 Kamar mandi dan 1 Shower & WC 2 x 1,5 m
toilet duduk

3. Ruang Perawatan Kelas I

No Nama Alat Jmlh Spesifikasi Ukuran Ket


1 Tempat tidur 2 Paramount elektrik Dewasa
2 Kasur 2 Busa Dewasa
3 Bantal 2 Dakron Standar
4 Bantal guling 2 Dakron Standar
5 Lemari pakaian 2 Kayu Standar
6 Meja rias 2 Kayu Standar
7 Bed side cabinet 2 Stainless & berlaci Standar
8 Over bed table 2 Stainless + kayu Standar
9 Kursi penunggu 2 Kayu + jok Standar
10 Televisi 2 Sanyo 21 inc
11 Lemari es 1 Sanyo 2 pintu
12 Pesawat telepon 2 Panasonik Standar
13 AC 1 Daikin 1 PK
14 Kamar mandi dan 1 Shower & WC 2 x 1,5 m
toilet duduk
4. Ruang Perawatan Kelas II

No Nama Alat Jmlh Spesifikasi Ukuran Ket


1 Tempat tidur 3 Paramount Dewasa
standar elektrik
2 Kasur 3 Busa Dewasa
3 Bantal 3 Dakron Standar
4 Lemari pakaian 3 Kayu Standar
5 Bed side cabinet 3 Paramount Standar
6 Over bed table 3 Paramount Standar
7 Kursi penunggu 3 Kayu + jok Standar
8 Televisi 1 Sanyo 21 inc
9 Pesawat telepon Optional Panasonik Standar
10 AC 1 Daikin 1 PK
11 Kamar mandi dan 1 Shower & WC 2 x 1,5 m
toilet duduk

5. Ruang Perawatan Kelas III

No Nama Alat Jmlh Spesifikasi Ukuran Ket


1 Tempat tidur standar 5 Manual Dewasa
2 Kasur 5 Busa Dewasa
3 Bantal 5 Dakron Standar
4 Lemari pakaian 5 Kayu Standar
5 Bed side cabinet 5 MAK Standar
6 Over bed table 5 MAK Standar
7 Kursi penunggu 5 Kayu + jok Standar
8 Televisi 1 Sanyo 21 inc
9 Pesawat telepon Optional Panasonik Standar
10 AC 1 Daikin 1 PK
11 Kamar mandi dan 1 Shower & 2 x 1,5 m
toilet WC duduk
6. Ruang Perawatan Bayi
a. Kamar Bayi Level 1

No Nama Alat Jmlh Spesifikasi Ukuran Ket


Alkes
1 Inkubator 2 Tesena Standar
2 Suction 1 DXX – 1 Standar
3 Timbangan bayi 1 Sella Standar
4 Korentang 1 Stainless Standar
5 Tempat steril botol 1 Standar
6 Oxygen dinding 2 Standar
7 Tangga pasien 1 Standar
8 Humidifier 1 Standar
9 Lampu emergency 1 Standar
10 Tas emergency 1 Standar
11 Stabilizer 1 Matsuta Standar
12 Box bayi 8 Stainless Standar
13 Thermometer 1 Terumo Standar
14 Timbangan pampers 1 Standar
15 Photo therapy 2 Tesena Standar
ATK
1 Telepon 1 Panasonic Standar
2 Jumbo box file 2 Karton Standar
plastik
3 Papan reklame 3 Kayu kertas Standar
4 Bok plastik 1 Plastik Standar
5 Meja 1 Kayu Standar
6 Lemari pakaian 1 Kayu Standar
ART
1 Kursi kantor beroda 2 Mubaric Standar
2 Kursi betawi 2 Kayu Standar
3 Meja bundar betawi 1 Kayu Standar
4 Toples 2 Gelas Standar
5 Remote AC 1 Daikin Standar
6 Jam dinding 1 RSMG Standar
7 Tempat sampah 2 Plastik Standar
8 Ember tertutup 1 Plastik Standar
9 Termos 1 Standar
10 Hand soap 1 Plastik Standar
11 AC 1 Daikin Standar
Obat-obatan
1 Minyak telon 1 Cair Standar
2 Baby oil 1 Cair Standar
3 Neo K 4 Ampul Standar
4 Cendofenikol 1 Tube Standar
5 Sagestam 1 Cream Standar
6 Salep garamycin 1 Salep Standar
b. Kamar Bayi Level II

No Nama Alat Jmlh Spesifikasi Ukuran Ket


1 Inkubator 2 Tesena
2 Timbangan 1 Sella
3 Toples 1
4 Kom kecil 1
5 Meja stainless 1 Mak
6 Set infuse 1 Box
7 Medigloves 1 Box
8 Tiang infuse 1
9 Stetoskop 2 Litman
Alkes
1 Extention tube 1 Terumo
2 Three way 1 Terumo
3 Hypafix 1
4 Feeding tube no. 8 1 Terumo
5 Feeding tube no. 6 1 Terumo
6 Spuit no. 10 cc 1 Terumo
7 Spuit no. 50 cc 1 Terumo
8 Spuit no. 1 cc 1 Terumo
9 Spuit no. 2,5 cc 1 Terumo
10 Urine collector 1 Terumo
11 N5 1 Otsu
12 Dex 10% 1 Otsu
13 NaCl 0,9% 100% 1 Otsu
14 Xyloxain jelly 2% 1
Obat-obatan
1 Laxic 1 2 cc
2 Phenitoin 1 2 cc
3 Ranitidine 1 2 cc
4 Dexamethasone 1 2 cc
5 Heparin 1 5000 iu
6 Morphine 1 1 cc
7 Aminophylin 1 10 mg
8 OMZ 1 40 mg
Set Infus
1 Gunting kecil 1 Stainless Standar
2 Duk alas 1 Kain Standar
3 Duk bolong kecil 1 Kain Standar
4 Kapas bulat alcohol 1 Kapas Standar
5 Kassa 1 Kain Standar
Umbilikal Kateter Set
1 Duk alas 1 Kain Standar
2 Duk bolong 1 Kain Standar
3 Kassa steril 5 Lembar Standar
4 Pinset anatomis 1 Stainless Standar
5 Pinset sirurgis 1 Stainless Standar
6 Arteri klem 1 Stainless Standar
7 Gunting kecil 1 Stainless Standar
8 Kom kecil 1 Stainless Standar
9 Nallpuder 1 Stainless Standar

c. Tas Emergency Kamar Bayi


No Nama Alat Jmlh Spesifikasi Ukuran Ket
OBAT
Epineprin 2 1 cc
Ca. Glukonas 1 10 cc
Dormicum 1 5 cc
Sulfa atropine 2 1 cc
Neo K 2 1 cc
Meylon 1 25 cc
Dektrose 10% 1 500 cc
NaCL 0,9% 2 25 cc
N5 1 500 cc
Water for inj 2 25 cc
KCL 2 25 cc

ALKES
Abocath no 24 2 Terumo Standar
Abocath no 24 2 Terumo Standar
Abocath no 26 2 Terumo Standar
Wing needle 2 Terumo Standar
ETT no 2 1 Portex Standar
ETT no 2,5 1 Portex Standar
ETT no 3 1 Portex Standar
ETT no 3,5 1 Portex Standar
ETT no 4 1 Portex Standar
Feeding tube no 3,5 1 Terumo Standar
Feeding tube no 5 1 Terumo Standar
Feeding tube no 8 1 Terumo Standar
Extension tube 1 Terumo Standar
Gelang bayi biru 1 Standar
Gelang bayi pink 1 Standar
Face mouth 4 Portek Standar
Goodel no 0 (04) 2 Rusch Standar
Goodel no 00 (06) 3 Rusch Standar
Goodel no 000 (08) 4 Rusch Standar
Nasal canul pediatric 2 Latex Standar
Mikropore 1 Standar
Mikro drip 1 Terumo Standar
Suply tubing 1 Latex Standar
Suction cath no 8 1 Latex Standar
Spuit 1 cc 1 Terumo Standar
Spuit 2,5 cc 3 Terumo Standar
Spuit 10 cc 1 Terumo Standar
Spuit 20 cc 1 Terumo Standar
Umbilical cord 1 Standar
Ambu bag bayi 1 Standar
Xylocain jelly 1 Standar
Stilet 1 Portek Standar
Laringoscop 1 Riester Standar

d. Ruang Post Partus


No Nama Alat Jmlh Spesifikasi Ukuran Ket
1 T.Tidur elektrik / 1 Paramount Standar
T.Partus
2 Kasur busa 1 Busa Standar
3 Bantal 2 Dacron Standar
4 Guling 1 Dacron Standar
5 Bed side cabinet 1 Mak Standar
6 Meja makan pasien 1 Mak Standar
7 Tiang infuse TT 1 Paramount Standar
8 Dopler 1 Jumper Standar
9 Lampu sorot 1 Kawe Standar
10 Trolly stainless 1 Mak Standar
11 Meja mayo 1 Mak Standar
12 Tensimeter 1 Riester Standar
13 Stetoskop 1 Duplex Standar
14 Tromol sedang 1 Stainless No.27
15 Tromol kecil 1 Stainless No. 21
16 Kom bertutup 1 Stainless Standar
17 Keranjang set infuse 1 Plastik Standar
18 Box bayi 1 Mak Standar
19 Kursi taburet 1 Rio Standar
20 Lemari besar 2 Kayu Standar
21 Kursi penunggu 2 Kayu + jok Standar
22 Sofa bed 1 Jok + Busa Standar
23 Meja tamu 1 Kayu Standar
24 Meja telepon 1 Kayu Standar
25 Kulkas 2 pintu 1 Sanyo Standar
26 TV 21 inci 1 Sanyo Standar
27 AC 1 Daikin Standar
28 Dispenser 1 Bio L Standar
29 Lukisan 1 Standar
30 Jam dinding 1 Standar
31 Rak handuk 1 Stainless Standar
32 Keranjang baju 1 Lion Star Standar
33 Skrem 1 Besi + Kain Standar
e. Ruang Bersalin / VK

No Nama Alat Jmlh Spesifikasi Ukuran Ket


ALKES
1 Bed partus 1 Huntleight Standar
2 Infant warmer 1 Standar
3 Meja mayo 1 Stainless Standar
4 Timbangan bayi 1 Stella Standar
5 Korentang 1 Stainless Standar
6 Tromol 1 Stainless Standar
7 Tromol 1 Stainless Standar
8 Kom Tertutup 1 Stainless Standar
9 Pispot 1 Stainless Standar
10 Nierbekken 1 Stainless Standar
ART
1 Kursi bundar 1 Taburet Standar
2 Box container 2 Platik Besar
3 Toples 1 Kaca Besar
4 Toples 2 Kaca Kecil
5 Telepon 1 Panasonic Standar
Emergency Stock
I. Obat
1 Alinamin F 2 Ampul / Inj 10 ml
2 Atropin Sulfat 10 Ampul / Inj 1 ml
3 Cytotec 4 Tablet
4 Duvadilan 2 Ampul / Inj 2 ml
5 Dormicum 3 Ampul / Inj 3 mg
6 Epidosin 3 Ampul / Inj
7 Fenthanyl 2 Ampul / Inj
8 Kanamycin 1 Flacon / Inj 1 gr
9 Ketalar 1 Ketalar/ Inj 20 ml
10 Kaimethason 3 Ampul / Inj 2 ml
11 Lidocain 10 Ampul / Inj 2 ml
12 Methergin 10 Ampul / Inj 2 ml
13 MGSO4 2 Fies / Inj 25 ml
14 Primperan 3 Ampul / Inj 2 ml
15 Thenergan 3 Ampul / Inj 2 ml
16 Papaverin 5 Ampul / Inj 1 ml
17 Phylaminadion 6 Ampul / Inj
18 Pethidin 1 Ampul / Inj 2 ml
19 Profapol 5 Ampul / Inj
20 Syntocinon 10 Ampul / Inj 2 ml
21 Transamin 5 Ampul / Inj 5 ml
22 Toradol 2 Ampul / Inj 2 ml
23 Valium 5 Ampul / Inj 2 ml
24 Vit K 5 Ampul / Inj 1 ml
25 Xylocain 2% 2 Flacon/Inj 50 ml
26 Xylocain jelly 2 Tube 20 gr
27 Sufratul 5 Lembar Standar
I. Cairan
1 Dextrose 2,5% 1 Kolf 500 ml
2 Dextrose 5% 5 Kolf 500 ml
3 NaCL 0,9% 2 Kolf 25 ml
4 NaCl 0,9% 5 Kolf 500 ml
5 Water for injection 5 Kolf 25 ml
6 Ringer Lactat 5 Kolf 500 ml
7 Ringer dextrose 5 Kolf 500 ml
II. Alkes Disposible
1 Ansel gammex 5 Steril No 6
2 Ansel gammex 5 Steril No 6,5
3 Ansel gammex 5 Steril No 7
4 Ansel gammex 5 Steril No 7,5
5 Ansel gammex 5 Steril No 8
6 Apron disposable 5 Standar
7 Blood set 5 Terumo Standar
8 Chromic 5 W 488 2/0
9 Canule curet 2 Carman No 5
10 Canule curet 2 Carman No 6
11 Canule curet 2 Carman No 8
12 Canule curet 2 Carman No 10
13 Folley catheter 2 Rusch No 12
14 Folley catheter 2 Rusch No 14
15 Folley catheter 2 Rusch No 16
16 Folley catheter 2 Rusch No 18
17 Folley catheter 2 Rusch No 22
18 Folley catheter 1 Rusch No 24
19 Female catheter 5
20 Hansaplas bethadin 10 Steril
21 Hypafix 2 10 x 5 cm
22 Infus set 4 B.Barun Standar
23 IV catheter 1 Terumo No 14
24 IV catheter 2 Terumo No 18
25 IV catheter 2 Terumo No 20
26 IV catheter 2 Terumo No 22
27 IV catheter 1 Terumo No 24
28 IV catheter 1 Terumo No 26
29 Kassa steril 2 DRC Standar
30 Kapas husada 50 Husada 22 gr
31 Kiwi vacuum disp 1 Standar
32 Masker surgical 2 Kaca Standar
33 Maternity post partum 6 Standar
34 Pampers baby 1 Standar
35 Spuit 1 cc 10 Terumo 1 cc
36 Spuit 2,5 cc 10 Terumo 2,5 cc
37 Spuit 5 cc 10 Terumo 5 cc
38 Spuit 10 cc 10 Terumo 10 cc
39 Spuit 20 cc 2 Terumo 20 cc
40 Spuit 50 cc 1 Terumo 50 cc
41 Suction catheter 5 No 8
42 Tegadem 2
43 Umbilical cord 5 Standar
44 Urine bag steril 4 Rusch Standar
45 Uterin injector 1 ZVi 2.0 Standar
46 Under pad 6 Besar
47 Venflon 5 No 18
48 Venflon 5 No 20
49 Venflon 2 No 22

f. Nurse Station Ruang Bersalin

No Nama Alat Jmlh Spesifikasi Ukuran Ket


A. ALKES
1 Timbangan 1 Detecto Dewasa
2 Bed emergency 1 Stainless Standar
B. ART
1 Meja kantor 2 Kayu Standar
2 Kursi kantor beroda 2 Mubarik Standar
3 Meja bundar 1 Standar
4 Tempat sampah medis 2 Plastik Besar
5 Tempat sampah 2 Plastik Sedang
6 Tissue kotak 1 Plastik Standar
7 Rak sepatu 1 Plastik Standar
8 Sandal 3 Plastik Besar
9 Sepatu bot 1 Plastik Besar
C. ATK
1 Jumbo 4 Plastik Standar
2 Telepon 1 Plastik Standar
3 Perporator 1 Stainless Standar
4 Map status 1 Karton Standar
5 Map plastik 1 Plastik Standar
6 Clear box 1 Plastik Standar

g. Ruang Kala
No Nama Alat Jmlh Spesifikasi Ukuran Ket
A Alkes
1 Tempat tidur partus 1 Paramount Standar
2 Tempat tidur standar 2 Paramount Standar
3 Bed side cabinet 1 Mak Standar
4 Over bed table 2 Mak Standar
5 CTG 1 Hewleet Standar
6 USG 1 Logid L200 Standar
7 Dopler 1 Feotal doopler Standar
8 Tensimeter 1 Kent Standar
9 Standar infuse 1 Paramount Standar
10 Nier bekken 1 Stainless Standar
11 Lenec 1 Kayu Standar
12 Scerem 1 Katun Standar
13 Spuit gliserin 1 Stainless Standar
14 Kom tertutup 1 Stainless Kecil
15 Standar infuse 1 Stainless Standar
16 Pisau cukur 1 Stainless Standar
17 Tromol kecil 1 Stainless Kecil
18 Tromol besar 1 Stainless Besar
19 Tromor sedang 3 Stainless Sedang
20 Pispot 1 Stainless Standar
21 Korentang 1 Stainless Standar
22 Piala ginjal 1 Stainless Standar
B ART
1 Toples 1 Kaca Besar
2 Ember sedang 2 Plastik Sedang
3 Hand soap 1 Plastik Standar
4 Tempat alcohol 1 Plastik Standar
5 Box container 1 Plastik Besar
6 AC 1 Daikin Standar
7 Kulkas 1 Samsung Kecil
8 Lampu emergensi 1 2 bochlam Standar
9 Dingklik 1 2 tangga Standar
10 Jam dinding 1 Standar
11 Telepon 1 Panasonic Standar

h. Ruang Tindakan

No Nama Alat Jmlh Spesifikasi Ukuran Ket


A Alkes
1 Gynecolog chair 2 Huntleight Standar
2 Suction 2 Chong wae 5 LL
3 Lampu sorot 1 Kawe Standar
4 Monitor EKG 1 Heuwlet Standar
Packard
5 Tabung O2 dorong 1 Besi 1000 lt
6 Korentang 1 Stainlees Standar
7 Bak instrument 1 Stainless Besar
8 Kom tertutup 1 Stainless Sedang
9 Tromol kecil 1 Stainless No 21
10 Ambu bag 1 Karet Dewasa
11 Troly stainless 1 Mak Standar
12 Humidifier O2 1 Stainless + 300 cc
fiber
13 Meja mayo 1 Stainless Standar
B ART
1 Kursi bundar 1 Taburet Standar
i. Ruang Tunggu Keluarga Pasien Melahirkan

No Nama Alat Jmlh Spesifikasi Ukuran Ket


1 Sofa 1 Jok + busa Standar
2 Meja tamu 2 Kayu Standar
3 Kursi hijau 7 Besi + jok Standar
4 Kursi merah 4 Futura Standar
5 TV 1 Akira 21 inci
6 AC 1 Daikin 1 Pk
j. Ruang Karu (Kepala Ruangan)

No Nama Alat Jmlh Spesifikasi Ukuran Ket


1 Meja kantor 1 Kayu Standar
2 Kursi beroda 1 Mubarik Standar
3 Kursi beroda 2 Futura Standar
4 Filling cabinet 2 Besi 3 laci
5 Papan S. Organisasi 1 White board 90 x 90 cm

k. Ruang Obat dan Perlengkapan

No Nama Alat Jmlh Spesifikasi Ukuran Ket


1 Trolly obat 1 Stainless Standar
2 Suction 1 Chong wae 3 LL
3 EKG 1 Nichon kohden 1 Channel
4 Tabung oksigen 1 Besi 1000 lt
5 Korentang 1 Stainless Standar
6 Kom tertutup 1 Stainless Sedang
7 Alat tumbuk obat 1 Keramik Standar

l. Ruang Linen

No Nama Alat Jmlh Spesifikasi Ukuran Ket


1 Boven laken 62 Katun putih tebal 274 x 180 cm
2 Laken 62 Katun putih tebal 269 x 176 cm
3 Stick laken 62 Katun putih tebal 176 x 92 cm
4 Sarung bantal 62 Katun putih tebal 65 x 53 cm
5 Sarung guling 62 Katun tebal 90 x 40 cm
6 Baju pasien 62 Katun tebal Standar
7 Baju pengantar 2 Katun tebal Standar
jenazah
8 Baju kemoterapi 2 Katun tebal Standar
9 Baju dokter 6 Katun tebal Standar
10 Bed cover 8 Wool + katun Standar
11 Handuk 10 Handuk 90 x 40 cm
12 Lap tangan 8 Handuk 40 x 40 cm
13 Keset 26 Handuk 60 x 100 cm
m. Ruang Pantry
No Nama Alat Jmlh Spesifikasi Ukuran Ket
1 Microwave 1 Firs line Standar
2 Dispense 1 Sanyata Standar
3 Kitchen set 1 Kayu Standar
4 Kursi 2 Chitose Standar
5 Piring 6 Kaca Standar
6 Gelas 12 Kaca 200 cc
7 Sendok 12 Stainless Standar
8 Garpu 12 Stainless Standar
9 Tatakan + tutup 12 Stainless Standar
gelas
10 Pisau 1 Stainless Standar
11 Baki 1 Stainless Standar
12 Termos 3 Melamin Standar
13 Galton 2 Plastik 6 lt
14 Trolly makan 1 Fiber Standar
15 Meja dispenser 1 Kayu Standar
16 Tempat sampah 1 Plastik 6 lt

n. Ruangan Spoellhook
No Nama Alat Jmlh Spesifikasi Ukuran Ket
1 Waskom 30 Stainless Standar
2 Pispot 15 Stainless Standar
3 Gelas ukur 1 Plastik 2 lt
4 Urinal 3 Plastik Standar
5 Commode chair 1 Plastik Standar

o. Ruang Spoelhok Kamar Bersalin


No Nama Alat Jmlh Spesifikasi Ukuran Ket
A Alkes
1 Waskom besar 1 Stainless Standar
2 Waskom sedang 1 Stainless Standar
3 Waskom kecil 1 Stainless Standar
4 Pispot 1 Stainless Standar
5 Piala ginjal 3 Stainless Standar
6 Piring plasenta 1 Stainless Standar
7 Saringan besar 1 Stainless Standar
B ART
1 Kain pel 1 Kain tebal Standar
2 Sikat WC 1 Plastik Standar
3 Serokan air 1 Plastik Standar
4 Sapu 1 Plastik Standar
5 Ember besar 1 Plastik Standar
6 Ember sedang 1 Plastik Standar
7 Ember kecil 1 Plastik Standar
8 Rak handuk 1 Stainless Standar
d. Pemeliharaan, Perbaikan dan Kalibrasi Peralatan
Setiap peralatan yang ada baik medis dan non medis harus dilakukan
pemeliharaan, perbaikan dan kalibrasi agar peralatan dapat tetap
terpelihara dan dapat digunakan sesuai dengan fungsinya.
Tujuan :
1. Agar peralatan yang ada dapat digunakan sesuai dengan
fungsinya dan tujuan. Agar nilai yang dikeluarkan dari alat medis
sesuai dengan nilai yang diinginkan.
2. Agar peralatan yang ada dapat tetap terpelihara dan siap
digunakan
3. Sebagai bahan informasi untuk perencanaan peremajaan
peralatan medis yang diperlukan.
Prosedur :
1. Untuk perbaikan peralatan yang rusak mengisi buku permintaan
perbaikan rangkap 3 (putih, merah dan kuning) dan diantar
kebagian teknisi beserta alat yang rusak.
2. Setelah dlat diperbaiki diteknisi, alat dikembalikan keruangan.
3. Bila alat tidak dapat diperbaiki oleh teknisi internal, maka alat
diperbaiki oleh teknisi luar (melalui bagian pembelian).
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

Adapun Tata Laksana pelayanan kesehatan maternal dan neonatal pada


PONEK RUMAH SAKIT KELAS D dan C
I. Pelayanan Kesehatan Maternal Fisiologis
a. Pelayanan Kehamilan
b. Pelayanan Persalinan
c. Pelayanan Nifas
II. Pelayanan Kesehatan Neonatal Fisiologis
a. Asuhan Bayi Baru Lahir (Level I --> Asuhan Dasar Neonatal/Asuhan
Neonatal Normal)
Fungsi Unit:
1. Resusitasi neonatus
2. Rawat gabung bayi sehat - ibu
3. Asuhan evaluasi pascalahir neonatus sehat
4. Stabilisasi dan pemberian asuhan bayi baru lahir usia kehamilan
35-37 minggu yg stabil secara fisiologis
5. Perawatan neonatus usia kehamilan < 35 minggu atau neonatus
sakit sampai dapat pindah ke fasilitas asuhan neonatal spesialistik
6. Stabilisasi neonatus sakit sampai pindah ke fasilitas asuhan
neonatal spesialistik
7. Terapi sinar
Kriteria Rawat Inap Neonatus
1. Neonatus normal, stabil, cukup bulan dengan berat lahir ≥ 2,5 kg
2. Neonatus hampir cukup bulan (masa kehamilan 35-37 mgg),
stabil secara fisiologis, bayi dengan risiko rendah
b. Imunisasi dan Stimulasi, Deteksi, Intervensi Dini Tumbuh Kembang
(SDIDTK)
III. Pelayanan Kesehatan Maternal Risiko Tinggi.
Masa antenatal
 Perdarahan pada kehamilan muda
 Nyeri perut dalam kehamilan muda dan lanjut
 Gerak janin tidak dirasakan
 Demam dalam kehamilan dan persalinan
 Kehamilan Ektopik (KE) dan Kehamilan Ektopik Terganggu (KET)
 Kehamilan dengan nyeri kepala, gangguan penglihatan, kejang dan
atau
 koma, tekanan darah tinggi.
Masa intranatal
 Induksi oksitosin pada hamil lewat waktu, IUFD
 Pelayanan terhadap syok
 Penanganan pecah ketuban
 Penanganan persalinan lama
 Persalinan dengan parut uterus
 Gawat janin dalam persalinan
 Penanganan malpresentasi dan malposisi
 Penanganan distosia bahu
 Penanganan prolapsuus tali pusat
 Kuret pada blighted ovum/kematian medis, abortus inkomplit --> mola
hidatosa
 Aspirasi vakum manual
 Ekstraksi cunam
 Seksio sesarea
 Episiotomy
 Kraniotomi dan kraniosentesis
 Plasenta manual
 Perbaikan robekan serviks
 Perbaikan robekan vagina dan perineum
 Perbaikan robekan dinding uterus
 Reposisi Inversio uteri
 Melakukan penjahitan
 Histerektomi
 Ibu sukar bernafas/ sesak
 Kompresi bimanual dan aorta
 Ligasi arteri uterine
 Bayi baru lahir dengan asfiksia
 Penanganan BBLR
 Resusitasi bayi baru lahir
 Anestesia umum dan lokal untuk seksio sesaria
 Anestesia spinal, ketamin
 IUD post plasenta
 IUD durante seksio sesarea
Masa Post Natal
 Masa nifas
 Demam pasca persalinan/ infeksi nifas
 Perdarahan pasca persalinan
 Nyeri perut pasca persalinan
 Keluarga Berencana

Pelayanan Kesehatan Neonatal dengan Risiko Tinggi (minimal level II B)


a. Asuhan bayi baru lahir
Level II: Asuhan Neonatal dengan Ketergantungan Tinggi (Ruang Rawat
Neonatus Asuhan Khusus)
1. Level II A: Pelayanan obstetri dan neonatal emergensi dasar (sesuai
dengan kemampuan pelayanan puskesmas / PONED).
Fungsi Unit:
 Resusitasi dan stabilisasi bayi prematur dan/atau sakit, termasuk
memberikan bantuan CPAP (Continuous Positive Airway Pressure)
dalam jangka waktu < 24 jam, atau sebelum pindah ke fasilitas
asuhan intensif neonatus.
 Pelayanan bayi yang lahir dengan usia kehamilan > 32 mgg dan
berat lahir >1500 gr yang memiliki ketidak mampuan fisiologis
seperti apnea, prematur, tidak mampu menerima asupan oral,
menderita sakit yg tidak diantisipasi sebelumnya dan
membutuhkan pelayanan sub spesialistik dlm waktu mendesak.
 Oksigen nasal dengan pemantau saturasi oksigen
 Infus intravena perifer dan nutrisi parenteral untuk jangka waktu
terbatas
 Memberikan asuhan bayi dalam masa penyembuhan pasca
perawatan intensif .
2. Level II B: Pelayanan obstetri dan neonatal emergensi komprehensif
(sesuai dengan kemampuan standar PONEK).
Fungsi Unit:
 Kemampuan unit perinatal level II A ditambah dengan tersedianya
ventilasi mekanik selama jangka waktu singkat ( <24 jam ) dan
CPAP (Continuous Positive Airway Pressure)
 Infus intravena, nutrisi parenteral total, jalur sentral menggunakan
tali pusat dan jalur sentral melalui intravena per kutan
Kriteria Rawat Inap
 Bayi prematur > 32 mgg
 Bayi dari ibu dengan Diabetes
 Bayi yg lahir dari kehamilan berisiko tinggi atau persalinan dengan
komplikasi
 Gawat napas yg tidak memerlukan ventilasi bantuan
 Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) >1,5 kg
 Hiperbilirubinemia yang perlu terapi sinar
 Sepsis neonatorum
 Hipotermia
Pelayanan Ginekologis
 Kehamilan ektopik
 Perdarahan uterus disfungsi
 Perdarahan menoragia
 Kista ovarium akut
 Radang Pelvik akut
 Abses pelvik
 Infeksi saluran Genitalia
 HIV-AIDS
VII. Pelayanan Penunjang Medik
a. Pencitraan
Unit ini harus berfungsi untuk diagnosis Obstetri dan Neonatus
 Radiologi, dinamik portabel
 USG Ibu dan Neonatal
b. Laboratorium bekerja sama dengan Laboratorium PusatVI. Perawatan
Khusus / High Care Unit dan Tranfusi Darah
Unit ini harus berfungsi untuk melakukan tes laboratorium dalam
penanganan
kedaruratan maternal dalam pemeriksaan hemostasis penunjang
untuk pre
eklampsia dan neonatal.
 Pemeriksaan rutin darah, urin
 Septic marker untuk infeksi neonatus yaitu DPL (Darah Perifer
Lengkap), CRP (C-Reactive Protein), IT ratio, kultur darah, kultur
urin, kultur pus.
 Pemeriksaan gula darah, bilirubin, elektrolit, AGD.
c. TPNM (Total Parenteral Nutrition and Medication)
 Pada bayi prematur, bayi sakit dan pasca operasi yang tidak
mendapat nutrisi enteral adekuat memerlukan dukungan nutrisi
parenteral. Hal ini untuk mengurangi kesakitan dan agar bayi
tetap bertumbuh dengan memperhatikan komplikasi yang
mungkin menyertai.
 Mencegah balans negatif energi dan nitrogen.
 Mempertahankan keseimbangan cairan, elektrolit & fungsi
metabolik
d. Ruang BMHP (Bahan Medis Habis Pakai)
e. Ruang Pencucian dan Penyimpanan alat steril yang sudah
dibersihkan. Area membersihkan alat merupakan tempat yang
digunakan untuk membersihkan alat yang kotor untuk didekontaminasi
tingkat tinggi/sterilisasi. Area penyimpanan alat bersih merupakan
tempat yang digunakan untuk menyimpan alat kedokteran yang sudah
dibersihkan/ didekontaminasi tingkat tinggi/steril dan siap pakai.
f. Ruang Menyusui bagi ibu yang bayinya masih dirawat dan tempat
penyimpanan ASI perah.
g. Klinik Laktasi.
h. Ruang Susu
Dapur susu merupakan tempat yang digunakan untuk menyiapkan
susu formula bagi neonatus. Dapur susu terdiri dari 2 ruang yaitu
ruang penyimpanan dan ruang persiapan yang digabung menjadi satu
ruang.
Ruang Penyimpanan :
 Ruangan mampu menampung rak-rak penyimpanan
 Ruangan terletak tidak jauh dari ruang persiapan
 Barang-barang disimpan pada rak dan tidak langsung di atas
lantai
 Suhu penyimpanan berkisar 10-150C dan dimonitor setiap hari
 Rotasi barang berdasarkan sistem FIFO (First In First Out)
 Petugas mengisi kartu stok setiap kali mengeluarkan dan
memasukkan barang ke dalam rak penyimpanan
Ruang Persiapan :
 Petugas menggunakan perlengkapan APD secara lengkap pada
saat berada di ruang persiapan
 Petugas mencuci tangan dengan sabun dan / atau dengan cairan
desinfektan sebelum bekerja
 Petugas membersihkan meja kerja dengan cairan desinfektan
 Selama persiapan susu, pintu ruang persiapan harus selalu
tertutup dan yang boleh berada di dalam ruang hanya petugas
gizi yang bertugas menyiapkan susu
Ruang Pencucian
Ruang pencucian memiliki akses yang terpisah untuk membawa botol
kotor dari ruangan dan botol bersih dari ruang pencucian.
Rangkuman Kriteria kinerja klinik PONEK RSUD Kab. Nunukan

Kriteria Kinerja Klinik PONEK RSUD Kab. Nunukan

Maternal Perinatal

a. Pelayanan kesehatan neoatal


a. Pelayanan Obstetri fisologis ( Level 1 Asuhan Dasar
neonatal / Asuhan Neonatal normal )
pelayanan kesehatan maternal
fisiologis da resiko tinggi : b. Pelayanan kesehatan neonatal resiko
antenatal, intranatal, postnatal tinggi (Level 2 Asuhan Neonatal dgn
ketergantungan tinggi)
b. Pelayanan Gyaecology
* Level 2A ( PONED )
Kehamilan ektopik, Perdarahan
uterus disfungsi, Perdarahan * Level 2B ( PONEK )
menoragia, Kista ovarium akut, c. Pelayanan penunjang
Radang Pelvik akut, Abses pelvik,
Infeksi saluran Genitalia, HIV-AIDS radiologi, usg ibu, usg neonatus, ruang
pencucian dan penyimpanan alat steril,
c. Pelayanan Penunjang klinik laktasi, ruang ASI dan peyimpanan
- Radiology ASI
- usg ibu
ALUR PELAYANAN DI RUMAH SAKIT

Alur Pelayanan Di Rumah Sakit :


1. Pasien datang sendiri atau rujukan ke Rumah Sakit
2. Masuk Melalui Instalasi Gawat Darurat atau melalui Poliklinik rawat
Jalan
3. Dari IGD / Poliklinik Rawat Jalan melakukan Pemeriksaan Penunjang
atau langsung mengambil obat di Instalasi Farmasi atau ke Bank
Darah
4. Dari IGD / Poliklinik masuk Rawat Inap
BAB V
LOGISTIK
1. Nurse Station
ATK
1 Tempat isolative 1 Plastik Standar
2 Perforator 1 Stainless Standar
3 Komputer 1 Pentium 4
4 Printer 1 Standar
5 CPU 1 Standar
6 Box file jumbo 1 Plastik Standar
7 Penggaris 50 cm 1 Plastik Standar
8 Map status 30 Plastik karton Standar
9 Papan penugasan 1 White board 1,5 x 1 m
perawat
10 Papan rencana tindakan 1 White board 1,5 x 1 m
pasien
11 Papan pengumuman 1 White board 1,5 x 1 m
12 Formulir-formulir 1 Kertas
ART
1 Nurse station 1 Medicom Standar
2 Kotak saran 1 Kayu Standar
3 Kursi kantor 4 Mubaric Standar
4 Pesawat telepon 3 Panasonic Standar

2. Ruangan Perawatan Kelas VIP


No Nama Alat Jmlh Spesifikasi Ukuran Ket
1 Tempat tidur 1 Paramount Dewasa
elektrik
2 Kasur 1 Busa Dewasa
3 Bantal 2 Dakron Standar
4 Bantal guling 1 Dakron Standar
5 Bed cover 1 Katun + woll 218 x 214 cm
6 Sofa bed 1 Jok + busa Standar
7 Meja tamu 1 Kayu Standar
8 Lemari pakaian 1 Kayu Standar
9 Meja rias 1 Kayu Standar
10 Bed side cabinet 1 Stainless & Standar
berlaci
11 Over bed table 1 Stainless + Standar
kayu
12 Kursi penunggu 2 Kayu + jok Standar
13 Televisi 1 Sanyo 21 inc
14 Lemari es 1 Sanyo 2 pintu
15 Dispenser 1 Bio – L Standar
16 Pesawat telepon 1 Panasonik Standar
17 AC 1 Daikin 1 PK
18 Kamar mandi dan 1 Shower & WC 2 x 1,5 m
toilet duduk
3. Ruang Perawatan Kelas I

No Nama Alat Jmlh Spesifikasi Ukuran Ket


1 Tempat tidur 2 Paramount elektrik Dewasa
2 Kasur 2 Busa Dewasa
3 Bantal 2 Dakron Standar
4 Bantal guling 2 Dakron Standar
5 Lemari pakaian 2 Kayu Standar
6 Meja rias 2 Kayu Standar
7 Bed side cabinet 2 Stainless & berlaci Standar
8 Over bed table 2 Stainless + kayu Standar
9 Kursi penunggu 2 Kayu + jok Standar
10 Televisi 2 Sanyo 21 inc
11 Lemari es 1 Sanyo 2 pintu
12 Pesawat telepon 2 Panasonik Standar
13 AC 1 Daikin 1 PK
14 Kamar mandi dan 1 Shower & WC 2 x 1,5 m
toilet duduk

4. Ruang Perawatan Kelas II

No Nama Alat Jmlh Spesifikasi Ukuran Ket


1 Tempat tidur 3 Paramount Dewasa
standar elektrik
2 Kasur 3 Busa Dewasa
3 Bantal 3 Dakron Standar
4 Lemari pakaian 3 Kayu Standar
5 Bed side cabinet 3 Paramount Standar
6 Over bed table 3 Paramount Standar
7 Kursi penunggu 3 Kayu + jok Standar
8 Televisi 1 Sanyo 21 inc
9 Pesawat telepon Optional Panasonik Standar
10 AC 1 Daikin 1 PK
11 Kamar mandi dan 1 Shower & WC 2 x 1,5 m
toilet duduk

5. Ruang Perawatan Kelas III


No Nama Alat Jmlh Spesifikasi Ukuran Ket
1 Tempat tidur standar 5 Manual Dewasa
2 Kasur 5 Busa Dewasa
3 Bantal 5 Dakron Standar
4 Lemari pakaian 5 Kayu Standar
5 Bed side cabinet 5 MAK Standar
6 Over bed table 5 MAK Standar
7 Kursi penunggu 5 Kayu + jok Standar
8 Televisi 1 Sanyo 21 inc
9 Pesawat telepon Optional Panasonik Standar
10 AC 1 Daikin 1 PK
11 Kamar mandi dan 1 Shower & 2 x 1,5 m
toilet WC duduk
6. Ruang Perawatan Bayi
a. Kamar Bayi Level 1

No Nama Alat Jmlh Spesifikasi Ukuran Ket


ATK
1 Telepon 1 Panasonic Standar
2 Jumbo box file 2 Karton Standar
plastik
3 Papan reklame 3 Kayu kertas Standar
4 Bok plastik 1 Plastik Standar
5 Meja 1 Kayu Standar
6 Lemari pakaian 1 Kayu Standar
ART
1 Kursi kantor beroda 2 Mubaric Standar
2 Kursi betawi 2 Kayu Standar
3 Meja bundar betawi 1 Kayu Standar
4 Toples 2 Gelas Standar
5 Remote AC 1 Daikin Standar
6 Jam dinding 1 RSMG Standar
7 Tempat sampah 2 Plastik Standar
8 Ember tertutup 1 Plastik Standar
9 Termos 1 Standar
10 Hand soap 1 Plastik Standar
11 AC 1 Daikin Standar
Obat-obatan
1 Minyak telon 1 Cair Standar
2 Baby oil 1 Cair Standar

b. Kamar Bayi Level II

No Nama Alat Jmlh Spesifikasi Ukuran Ket


BHP
1 Kapas bulat alcohol 1 Kapas Standar
2 Kassa 1 kain Standar
3 Kassa steril 5 Lembar Standar
4
5
6
7
8
9
c. Ruang Post Partus
No Nama Alat Jmlh Spesifikasi Ukuran Ket
1 T.Tidur elektrik / 1 Paramount Standar
T.Partus
2 Kasur busa 1 Busa Standar
3 Bantal 2 Dacron Standar
4 Guling 1 Dacron Standar
5 Bed side cabinet 1 Mak Standar
6 Meja makan pasien 1 Mak Standar
7 Box bayi 1 Mak Standar
8 Kursi taburet 1 Rio Standar
9 Lemari besar 2 Kayu Standar
10 Kursi penunggu 2 Kayu + jok Standar
11 Sofa bed 1 Jok + Busa Standar
12 Meja tamu 1 Kayu Standar
13 Meja telepon 1 Kayu Standar
14 Kulkas 2 pintu 1 Sanyo Standar
15 TV 21 inci 1 Sanyo Standar
16 AC 1 Daikin Standar
17 Dispenser 1 Bio L Standar
18 Lukisan 1 Standar
19 Jam dinding 1 Standar
20 Rak handuk 1 Stainless Standar
21 Keranjang baju 1 Lion Star Standar
22 Skrem 1 Besi + Kain Standar

d. Ruang Bersalin / VK

No Nama Alat Jmlh Spesifikasi Ukuran Ket


ART
1 Kursi bundar 1 Taburet Standar
2 Box container 2 Platik Besar
3 Toples 1 Kaca Besar
4 Toples 2 Kaca Kecil
5 Telepon 1 Panasonic Standar

e. Nurse Station Ruang Bersalin

No Nama Alat Jmlh Spesifikasi Ukuran Ket


D. ALKES
1 Timbangan 1 Detecto Dewasa
2 Bed emergency 1 Stainless Standar
E. ART
1 Meja kantor 2 Kayu Standar
2 Kursi kantor beroda 2 Mubarik Standar
3 Meja bundar 1 Standar
4 Tempat sampah medis 2 Plastik Besar
5 Tempat sampah 2 Plastik Sedang
6 Tissue kotak 1 Plastik Standar
7 Rak sepatu 1 Plastik Standar
8 Sandal 3 Plastik Besar
9 Sepatu bot 1 Plastik Besar
F. ATK
1 Jumbo 4 Plastik Standar
2 Telepon 1 Plastik Standar
3 Perporator 1 Stainless Standar
4 Map status 1 Karton Standar
5 Map plastik 1 Plastik Standar
6 Clear box 1 Plastik Standar

f. Ruang Kala
No Nama Alat Jmlh Spesifikasi Ukuran Ket
A Alkes
1 Tempat tidur partus 1 Paramount Standar
2 Tempat tidur standar 2 Paramount Standar
3 Bed side cabinet 1 Mak Standar
4 Over bed table 2 Mak Standar
5 Pisau cukur 1 Stainless Standar
6 Tromol kecil 1 Stainless Kecil
7 Tromol besar 1 Stainless Besar
8 Tromor sedang 3 Stainless Sedang
9 Pispot 1 Stainless Standar
B ART
1 Toples 1 Kaca Besar
2 Ember sedang 2 Plastik Sedang
3 Hand soap 1 Plastik Standar
4 Tempat alcohol 1 Plastik Standar
5 Box container 1 Plastik Besar
6 AC 1 Daikin Standar
7 Kulkas 1 Samsung Kecil
8 Lampu emergensi 1 2 bochlam Standar
9 Dingklik 1 2 tangga Standar
10 Jam dinding 1 Standar
11 Telepon 1 Panasonic Standar

g. Ruang Tunggu Keluarga Pasien Melahirkan


No Nama Alat Jmlh Spesifikasi Ukuran Ket
1 Sofa 1 Jok + busa Standar
2 Meja tamu 2 Kayu Standar
3 Kursi hijau 7 Besi + jok Standar
4 Kursi merah 4 Futura Standar
5 TV 1 Akira 21 inci
6 AC 1 Daikin 1 Pk
h. Ruang Karu (Kepala Ruangan)

No Nama Alat Jmlh Spesifikasi Ukuran Ket


1 Meja kantor 1 Kayu Standar
2 Kursi beroda 1 Mubarik Standar
3 Kursi beroda 2 Futura Standar
4 Filling cabinet 2 Besi 3 laci
5 Papan S. Organisasi 1 White board 90 x 90 cm

i. Ruang Obat dan Perlengkapan

No Nama Alat Jmlh Spesifikasi Ukuran Ket


1 Trolly obat 1 Stainless Standar
2 Suction 1 Chong wae 3 LL
3 EKG 1 Nichon kohden 1 Channel
4 Tabung oksigen 1 Besi 1000 lt
5 Korentang 1 Stainless Standar
6 Kom tertutup 1 Stainless Sedang
7 Alat tumbuk obat 1 Keramik Standar

j. Ruang Linen

No Nama Alat Jmlh Spesifikasi Ukuran Ket


1 Boven laken 62 Katun putih tebal 274 x 180 cm
2 Laken 62 Katun putih tebal 269 x 176 cm
3 Stick laken 62 Katun putih tebal 176 x 92 cm
4 Sarung bantal 62 Katun putih tebal 65 x 53 cm
5 Sarung guling 62 Katun tebal 90 x 40 cm
6 Baju pasien 62 Katun tebal Standar
7 Baju pengantar 2 Katun tebal Standar
jenazah
8 Baju kemoterapi 2 Katun tebal Standar
9 Baju dokter 6 Katun tebal Standar
10 Bed cover 8 Wool + katun Standar
11 Handuk 10 Handuk 90 x 40 cm
12 Lap tangan 8 Handuk 40 x 40 cm
13 Keset 26 Handuk 60 x 100 cm

k. Ruang Pantry
No Nama Alat Jmlh Spesifikasi Ukuran Ket
1 Microwave 1 Firs line Standar
2 Dispense 1 Sanyata Standar
3 Kitchen set 1 Kayu Standar
4 Kursi 2 Chitose Standar
5 Piring 6 Kaca Standar
6 Gelas 12 Kaca 200 cc
7 Sendok 12 Stainless Standar
8 Garpu 12 Stainless Standar
9 Tatakan + tutup 12 Stainless Standar
gelas
10 Pisau 1 Stainless Standar
11 Baki 1 Stainless Standar
12 Termos 3 Melamin Standar
13 Galton 2 Plastik 6 lt
14 Trolly makan 1 Fiber Standar
15 Meja dispenser 1 Kayu Standar
16 Tempat sampah 1 Plastik 6 lt

l. Ruangan Spoellhook
No Nama Alat Jmlh Spesifikasi Ukuran Ket
1 Waskom 30 Stainless Standar
2 Pispot 15 Stainless Standar
3 Gelas ukur 1 Plastik 2 lt
4 Urinal 3 Plastik Standar
5 Commode chair 1 Plastik Standar

m. Ruang Spoelhok Kamar Bersalin


No Nama Alat Jmlh Spesifikasi Ukuran Ket
B ART
1 Kain pel 1 Kain tebal Standar
2 Sikat WC 1 Plastik Standar
3 Serokan air 1 Plastik Standar
4 Sapu 1 Plastik Standar
5 Ember besar 1 Plastik Standar
6 Ember sedang 1 Plastik Standar
7 Ember kecil 1 Plastik Standar
8 Rak handuk 1 Stainless Standar
BAB VI

KESELAMATAN PASIEN

A. Pengertian
Keselamatan pasien adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat
asuhan pasien lebih aman. Hal ini termasuk asesmen risiko, identifikasi,
dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan,
dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak
lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya
risiko. Sedangkan insiden keselamatan pasien adalah setiap kejadian
atau situasi yang dapat mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan
harm (penyakit, cidera, cacat, kematian, dan lain-lain) yang tidak
seharusnya terjadi.
B. Tujuan
Tujuan sistem ini adalah mencegah terjadinya cidera yang disebabkan
oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak
mengambil tindakan yang seharusnya diambil. Selain itu sistem
keselamatan pasien ini mempunyai tujuan agar tercipta budaya
keselamatan pasien di rumah sakit, meningkatkan akuntabilitas rumah
sakit terhadap pasien dan masyarakat, menurunnya kejadian tidak
diharapkan di rumah sakit, dan terlaksananya program-program
pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan kejadian tidak
diharapkan.
C. Tata laksana keselamatan pasien
Dalam melaksanakan keselamatan pasien terdapat tujuh langkah
menuju Keselamatan Pasien Rumah Sakit. Adapun tujuh langkah
tersebut adalah:
1. Membangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien. Menciptakan
kepemimpinan dan budaya yang terbuka dan adil.
2. Memimpin dan mendukung karyawan. Membangun komitmen dan
fokus yang kuat dan jelas tentang keselamatan pasien.
3. Mengintegrasikan aktivitas pengelolaan risiko. Mengembangkan
sistem dan proses pengelolaan risiko, serta melakukan identifikasi
dan asesmen hal potensial bermasalah.
4. Menerapkan tujuh langkah menuju keselamatan pasien rumah sakit
seperti tersebut di atas
5. Menerapkan standart keselamatan pasien rumah sakit dan
melakukan self assesment dengan instrumen akreditasi pelayanan
keselamatan pasien rumah sakit.
6. Program khusus Keselamatan Pasien Rumah Sakit.
7. Mengevaluasi secara periodik pelaksanaan program keselamatan
pasien rumah sakit dan kejadian tidak diharapkan.

D. Sasaran keselamatan pasien PONEK di RSUD Kabupaten Nunukan,


yaitu:
1. Ketepatan identifikasi pasien
Ketepatan identifikasi pasien adalah ketepatan penentuan identitas
pasien sejak awal pasien masuk sampai dengan pasien keluar
terhadap semua pelayanan yang diterima oleh pasien. Setiap pasien
Geriatri yang datang ke RSUD Kabupaten Nunukan harus diverifikasi
identitasnya dengan menggunakan nama dan alamat, atau nama
dan tanggal lahir.
2. Peningkatan komunikasi yang efektif, yaitu komunikasi lisan yang
menggunakan prosedur “SBAR”; write, read, dan repeat back
(reconfirm).
3. Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai (high alert).
Obat-obatan yang perlu diwaspadai (high alert medication) adalah
obat yang sering menyebabkan terjadi kesalahan atau kesalahan
serius dan obat yang berisiko tinggi menyebabkan dampak yang
tidak diinginkan. Pada penggunaan obat, yang waktu
penggunaannya jangka panjang harus diwaspadai juga
masa/tanggal kadaluarsanya dan efek samping obat.
4. Kepastian Tepat-Lokasi, Tepat-Prosedur, Tepat-Pasien Operasi
Salah lokasi, salah-prosedur, pasien-salah pada operasi, adalah
sesuatu yang menkhawatirkan dan tidak jarang terjadi di rumah sakit.
Kesalahan ini adalah akibat dari komunikasi yang tidak efektif atau
yang tidak adekuat antara anggota tim bedah, kurang/tidak
melibatkan pasien di dalam penandaan lokasi (site marking), dan
tidak ada prosedur untuk verifikasi lokasi operasi. Di samping itu,
asesmen pasien yang tidak adekuat, penelaahan ulang catatan
medis tidak adekuat, budaya yang tidak mendukung komunikasi
terbuka antar anggota tim bedah, permasalahan yang berhubungan
dengan tulisan tangan yang tidak terbaca (illegible handwritting) dan
pemakaian singkatan adalah faktor-faktor kontribusi yang sering
terjadi.
5. Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
Pencegahan dan pengendalian infeksi merupakan tantangan
terbesar dalam tatanan pelayanan kesehatan. Infeksi biasa dijumpai
dalam semua bentuk pelayanan kesehatan termasuk infeksi saluran
kemih, infeksi pada aliran darah, pneumonia yang sering
berhubungan dengan ventilasi mekanis. Pokok eliminasi infeksi ini
maupun infeksi-infeksi lain adalah cuci tangan yang tepat.
6. Pengurangan risiko pasien jatuh.
Pengurangan pengalaman pasien yang tidak direncanakan untuk
terjadinya jatuh. Suatu kejadian jatuh yang tidak disengaja pada
seseorang saat istirahat yang dapat dilihat/dirasakan, atau kejadian
jatuh yang tidak dapat dilihat karena suatu kondisi tertentu seperti
stroke, pingsan, dan lainnya. Perlu juga diperhatikan akses jalan di
koridor dan sekitar ruangan rumah sakit dari akses jalan yang licin
dan berlubang. Untuk pasien Geriatri yang rawat inap, dikaji pula
risiko jatuhnya. Apabila termasuk berisiko, pasien tersebut dipasang
gelang kuning
Penatalaksanaan Penilaian Sasaran Keselamatan Pasien I

1. Pasien diidentifikasi menggunakan dua identitas pasien, tidak boleh


menggunakan nomor kamar atau lokasi pasien.
2. Pasien diidentifikasi sebelum pemberian obat, darah, atau produk
darah.
3. Pasien diidentifikasi sebelum mengambil darah dan spesimen lain
untuk pemeriksaan klinis.
4. Pasien diidentifikasi sebelum pemberian pengobatan dan
indakan/prosedur.
5. Kebijakan dan prosedur mengarahkan pelaksanaan identifikasi
yang konsisten pada semua situasi dan lokasi.

Penatalaksanaan Penilaian Sasaran Keselamatan Pasien II

1. Perintah lengkap secara lisan dan yang melalui telepon atau hasil
pemeriksaan dituliskan secara lengkap oleh penerima perintah.
2. Perintah lengkap lisan dan telpon atau hasil pemeriksaan dibacakan
kembali secara lengkap oleh penerima perintah.
3. Perintah atau hasil pemeriksaan dikonfirmasi oleh pemberi perintah
atau yang menyampaikan hasil pemeriksaan
4. Kebijakan dan prosedur mengarahkan pelaksanaan verifikasi
keakuratan komunikasi lisan atau melalui telepon secara konsisten.

Penatalaksanaan Penilaian Sasaran Keselamatan Pasien III

1. Kebijakan dan/atau prosedur dikembangkan agar memuat proses,


menetapkan lokasi, pemberian label, dan penyimpanan elektrolit
konsentrat.
2. Implementasi kebijakan dan prosedur.
3. Elektrolit konsentrat tidak berada di unit pelayanan pasien kecuali jika
dibutuhkan secara klinis dan tindakan diambil untuk mencegah
pemberian yang kurang hati-hati di area tersebut sesuai kebijakan.
4. Elektrolit konsentrat yang disimpan pada unit pelayanan pasien harus
diberilabel yang jelas, dan disimpan pada area yang dibatasi ketat
(restricted).
Penatalaksanaan Penilaian Sasaran Keselamatan Pasien IV
1. Rumah sakit menggunakan suatu tanda yang jelas dan dimengerti
untuk identifikasi lokasi operasi dan melibatkan pasien di dalam
proses penandaan.
2. Rumah sakit menggunakan suatu checklist atau proses lain untuk
memverifikasi saat preoperasi tepat lokasi, tepat prosedur, dan tepat
pasien dan semua dokumen serta peralatan yang diperlukan tersedia,
tepat, dan fungsional.
3. Tim operasi yang lengkap menerapkan dan mencatat prosedur
“sebelum insisi/time-out” tepat sebelum dimulainya suatu
prosedur/tindakan pembedahan.
4. Kebijakan dan prosedur dikembangkan untuk mendukung proses yang
seragam untuk memastikan tepat lokasi, tepat prosedur, dan tepat
pasien, termasuk prosedur medis dan dental yang dilaksanakan di luar
kamar operasi.

Penatalaksanaan Penilaian Sasaran Keselamatan Pasien V

1. Rumah sakit mengadopsi atau mengadaptasi pedoman hand hygiene


terbaru yang diterbitkan dan sudah diterima secara umum (al.dari
WHO Patient Safety).
2. Rumah sakit menerapkan program hand hygiene yang efektif.
3. Kebijakan dan/atau prosedur dikembangkan untuk mengarahkan
pengurangan secara berkelanjutan risiko dari infeksi yang terkait
pelayanan kesehatan.

Penatalaksanaan Penilaian Sasaran Keselamatan Pasien V

1. Rumah sakit menerapkan proses asesmen awal atas pasien terhadap


risiko jatuh dan melakukan asesmen ulang pasien bila diindikasikan
terjadi perubahan kondisi atau pengobatan, dan lain-lain.
2. Langkah-langkah diterapkan untuk mengurangi risiko jatuh bagi
mereka yang pada hasil asesmen dianggap berisiko jatuh.
3. Langkah-langkah dimonitor hasilnya, baik keberhasilan pengurangan
cedera akibat jatuh dan dampak dari kejadian tidak diharapkan.
4. Kebijakan dan/atau prosedur dikembangkan untuk mengarahkan
pengurangan berkelanjutan risiko pasien cedera akibat jatuh di rumah
sakit.
BAB VII

KESELAMATAN KERJA

UU No 23 tahun 1992 menyatakan bahwa tempat kerja wajib


menyelenggarakan upaya kesehatan kerja adalah tempat kerja yang
mempunyai resiko bahaya kesehatan, mudah terjangkit penyakit atau
mempunyai paling sedikit 10 orang. Rumah Sakit adalah tempat kerja
yang termasuk dalam kategori seperti disebut diatas, berarti wajib
menerapkan upaya keselamatan dan kesehatan kerja. Program
keselamatan dan kesehatan kerja di RSUD Banten bertujuan melindungi
karyawan dan pelanggan dari kemungkinan terjadinya kecelakaan di
dalam dan di luar rumah sakit.

Dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 27 ayat (2) disebutkan


bahwa “Setiap warganegara berhak atas pekerjaan dan penghidupan
yang layak bagi kemanusiaan”. Dalam hal ini yang dimaksud pekerjaan
adalah pekerjaan yang bersifat manusiawi, yang memungkinkan pekerja
berada dalam kondisi sehat dan selamat, bebas dari kecelakaan dan
penyakit akibat kerja, sehingga dapat hidup layak sesuai dengan
martabat manusia.

Keselamatan dan kesehatan kerja atau K3 merupakan bagian integral


dari perlindungan terhadap pekerja dalam hal ini pegawai Unit Rekam
Medis dan perlindungan terhadap Rumah Sakit. Pegawai adalah bagian
integral dari rumah sakit. Jaminan keselamatan dan kesehatan kerja
akan meningkatkan produktivitas pegawai dan meningkatkan
produktivitas rumah sakit.

Pemerintah berkepentingan atas keberhasilan dan kelangsungan


semua usaha-usaha masyarakat. Pemerintah berkepentingan
melindungi masyaraktnya termasuk para pegawai dari bahaya kerja.
Sebab itu Pemerintah mengatur dan mengawasi pelaksanaan
keselamatan dan kesehatan kerja.
Undang-Undang No.1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
dimaksudkan untuk menjamin:
a. Agar pegawai dan setiap orang yang berada di tempat kerja selalu
berada dalam keadaan sehat dan selamat.
b. Agar faktor-faktor produksi dapat dipakai dan digunakan secara
efisien.
c. Agar proses produksi dapat berjalan secara lancar tanpa hambatan.

Faktor-faktor yang menimbulkan kecelakaan dan penyakit akibat


kerja dapat digolongkan pada tiga kelompok, yaitu :
a. Kondisi dan lingkungan kerja
b. Kesadaran dan kualitas pekerja, dan
c. Peranan dan kualitas manajemen

Dalam kaitannya dengan kondisi dan lingkungan kerja, kecelakaan


dan penyakit akibat kerja dapat terjadi bila :
 Peralatan tidak memenuhi standar kualitas atau bila sudah aus;
 Alat-alat produksi tidak disusun secara teratur menurut tahapan
proses produksi;
 Ruang kerja terlalu sempit, ventilasi udara kurang memadai,
ruangan terlalu panas atau terlalu dingin;
 Tidak tersedia alat-alat pengaman;
 Kurang memperhatikan persyaratan penanggulangan bahaya
kebakaran dll.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam keselamatan kerja :
 Peraturan keselamatan harus terpampang dengan jelas disetiap
bagian penyimpanan.
 Harus dicegah jangan sampai terjadi, seorang petugas terjatuh
ketika mengerjakan penyimpanan pada rak-rak terbuka yang
letaknya diatas. Harus tersedia tangga anti tergelincir.
 Ruang gerak untuk bekerja selebar meja tulis, harus memisahkan
rak-rak penyimpanan.
 Penerangan lampu yang cukup baik, menghindarkan kelelahan
penglihatan petugas.
 Harus tersedia rak-rak penyimpanan yang dapat diangkat dengan
mudah atau rak-rak beroda.
 Perlu diperhatikan pengaturan suhu ruangan, kelembaban,
pencegahan debu, dan pencegahan bahaya kebakaran.
IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RESIKO DAN PENGENDALIAN RESIKO
PONEK
MATRIKS KONTROL RESIKO
ACUAN SUMBER KONTROL UU/PP/ HIRAC
EFEK DARI Pengendalian
AREA NO IDENTIFIKASI POTENSI BAHAYA PERSYARATAN Pengendalian Pengendalian resiko yang PJ
BAHAYA yang
BAHAYA BAHAYA LAINNYA Risiko dibutuhkan
K P SR dilakukan

IGD proses cuci tangan,


Eliminasi proses dekontaminasi
cleaning ruangan
UU No 1/1970
kontaminasi Substitusi
tentang
proses bakteri dan nosokomial Kontrol
1 biological 2 5 M kesehatan dan Ka. IGD
pelayanan IGD virus dari infeksi Mekanikal
keselamatan
pasien SOP dekontaminasi,
kerja
Administratif SOP general cleaning,
SOP daily cleaning
Pelindung Diri baju IGD

Pemakaian APD sesuai


Eliminasi
tempat dan proses
Substitusi
Kontrol
UU No 1/1970 Mekanikal
kontaminasi
proses tentang SOP pemakaian masker
bakteri dan nosokomial N95 untuk ruang isolasi, Ka. Instalasi
Rawat Inap 1 perawatan biological 4 5 E kesehatan dan
virus dari infeksi Rawat Inap
pasien keselamatan SOP dekontaminasi,
pasien SOP needle
kerja Administratif SOP penggunaan needle
stick injury
destroyer, standart APD
ruang isolasi, Standart
APD ruang perawatan
APD ruang isolasi, APD
Pelindung Diri
ruang perawatan
Keppres No. 22
Tahun 1993 tentang Eliminasi kipas angin exhaust fan dan AC
Penyakit yang
timbul karena
kontaminasi hubungan kerja Substitusi
keracunan,
dengan Keppres No. 22 Kontrol
gangguan Tahun 1993 tentang
DEPO Proses chemical dan Mekanikal Ka. Instalasi
1 chemical pernafasan, 2 4 M Penyakit yang
FARMASI peracikan obat kelembapan timbul karena SOP APD, SOP peracikan farmasi
dan
udara tidak hubungan kerja obat, SOP pemeriksaan
headache
terkontrol lingkungan, standarisasi
Administratif ruang peracikan obat
masker, kacamata,
Pelindung Diri sarung tangan
Keppres No. 22 Screen / mengganti
Tahun 1993 tentang Eliminasi - dengan monitor LCD
Penyakit yang
timbul karena
Radiasi hubungan kerja Substitusi - -
Proses Gangguan Keppres No. 22 Supporting
1 Fisikal Komputer 1 4 S Kontrol
Administratif Refraksi Tahun 1993 tentang Perawatan
pada Petugas Mekanikal - -
Penyakit yang
timbul karena SOP Penggunaan
hubungan kerja Administratif - Komputer
Pelindung Diri - -
Keppres No. 22 Memasang peringatan /
R. Perawat / Tahun 1993 tentang larangan untuk
Penyakit yang
Nurse penggunaan kabel
timbul karena
Station hubungan kerja bertumpuk; Merapikan
kabel dan jaringan
listrik; Melepaskan stop
Gangguan kontak setiap akan Supporting
2 Fisikal Kebakaran 1 3 R
arus listrik Eliminasi - pulang Perawatan
Penyediaan APAR &
Substitusi - Kotak P3K di R. Panel
Keppres No. 22 Kontrol
Tahun 1993 tentang Mekanikal - -
Penyakit yang
timbul karena SOP Perawatan Jaringan
Administratif - Listrik
hubungan kerja Pemakaian
Pelindung Diri Alas Kaki -
UU No 1/1970 Perubahan alur kotor
tentang kesehatan Eliminasi dan bersih OK
dan keselamatan
kerja Substitusi
pemantauan suhu,
kontaminasi
Bakteri dan infeksi Kontrol penggantian tekanan dan
1 Biologis kepada 5 4 E
jamur nosokomial Mekanikal heva kelembaban OK
pasien
Administratif SOP OK
Jas operasi
kurang, APD, handuk cleaning,
Pelindung Diri masker rapid test biologi,
UU No 1/1970 Metode closed circuit
tentang kesehatan anesthesi, penambahan
dan keselamatan
Ruang vertigo, Eliminasi SDM
kerja
Operasi kontaminasi Substitusi pemeriksaan petugas
obat teratogenic
2 Kimia terhadap 4 3 E
anestesi ke janin dan Kontrol penggantian spare part
obat anestesi
petugas, liver Mekanikal mesin anestesi
Administratif SPO anestesi
Pelindung Diri masker, handschun non steril
UU No 1/1970 Eliminasi
tentang kesehatan
dan keselamatan Substitusi
kerja pemeliharaan alat
kerusakan
3 fisik alat kauter kebakaran 2 2 R Kontrol anestesi dan kauter,
properti
Mekanikal penyediaan APAR CO
Administratif SPO alat
Pelindung Diri handschoon
RENCANA PENGENDALIAN RESIKO
BASEMENT RSM CICENDO

AREA NO ACUAN HIRAC KONTROL RESIKO VOL / JADWAL PIC


IDENTIFIKASI Pengenda FREKU KEGIATAN
BAHAYA lian Pengendalian Pengendalian resiko ENSI 2013
Risiko yang yang dibutuhkan AGUST SEP OKT NOV DES
dilakukan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Tempat 1 Operasional Eliminasi APAR 1 Tambahan APAR 3 3 Kabag. Umum dan
Parkir Panel listrik subag RT
Administr SOP pemeriksaan 1 IPSRS
atif panel harian
pasang peringatan 6 Pemasaran
dilarang merokok (6
Penempelan CARRA K3
di setiap APAR
SOP penggunaan K3
APAR
2 Proses Parkir Eliminasi ada petugas Pasang Kaca cermin Kabag. Umum dan
pengatur Cembung, subag RT
parkir
Kontrol permukaan jalan IPSRS
Mekanikal diperkasar
Administr SOP parkir basement, RT
atif Pemasangan RT
peringatan
membunyikan
klakson
Gudang 1 Proses Administr SOP penyimpanan Kabag. Umum dan
Penyimpanan penyimpanan atif arsip di gudang subag TU
Arsip (Rekam dan Pelindung tangga, kacamata Kabag. Umum dan
medik dan pencarian Diri pelindung, sarung subag RT
keuangan) arsip tangan, dan masker

Ruang 1 Operasional Kontrol Penggantian spare IPSRS


Pompa pompa Mekanikal part secara berkala
sesuai manual
Administr SOP pemeliharaan IPSRS
atif pompa hydrant dan
distribusi air
BAB VIII

PENGENDALIAN MUTU

Indikator mutu yang digunakan di RSUD Nunukan dalam memberikan


pelayanan adalah :
A. Indikator kecepatan penanganan pertama pasien gawat darurat
1. Waktu tunggu pasien di IGD sampai ditangani
2. Waktu tunggu pasien dari IGD sampai operasi SC Cito

B. Indikator pelayanan ibu bersalin dan bayi


1. Jumlah kematian ibu karena eklamsi
2. Jumlah kematian ibu karena perdarahan
3. Jumlah kematian ibu karena sepsis
4. Jumlah kematian bayi dengan BBLR > 2000 gram
5. Jumlah Kematian Neonatal Dini
6. Jumlah Bayi Lahir Mati
7. Jumlah Seksio Sesaria

Formulasi Pengukuran Indikator Mutu :


A. Angka Kematian Ibu di definisikan sebagai seluruh jumlah wanita yang
meninggal dunia mulai dari saat hamil hingga 6 minggu
setelahpersalinan per 100.000 persalinan. Angka tersebut dihitung
sebagai berikut :
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐾𝑒𝑚𝑎𝑡𝑖𝑎𝑛 𝑀𝑎𝑡𝑒𝑟𝑛𝑎𝑙
𝐀𝐧𝐠𝐤𝐚 𝐊𝐞𝐦𝐚𝐭𝐢𝐚𝐧 𝐈𝐛𝐮 = × 100.000
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑟𝑠𝑎𝑙𝑖𝑛𝑎𝑛

B. Angka Kematian Bayi / Perinatal adalah seluruh jumlah kasus bayi


lahir mati, jumlah kasus kematian neonatal dini per 1000 Jumlah
Kelahiran 𝐀𝐧𝐠𝐤𝐚 𝐊𝐞𝐦𝐚𝐭𝐢𝐚𝐧 𝐁𝐚𝐲𝐢 =

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐿𝑎ℎ𝑖𝑟 𝑀𝑎𝑡𝑖 + 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐾𝑒𝑚𝑎𝑡𝑖𝑎𝑛 𝑁𝑒𝑜𝑛𝑎𝑡𝑎𝑙 𝐷𝑖𝑛𝑖


× 1000
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐿𝑎ℎ𝑖𝑟 𝐻𝑖𝑑𝑢𝑝 + 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐵𝑎𝑦𝑖 𝐿𝑎ℎ𝑖𝑟 𝑀𝑎𝑡𝑖
C. Angka Kematian Neonatal Dini adalah jumlah bayi lahir hidup
kemudian meninggal pada rentang waktu antara 7 hingga 28 hari
( yaitu dalam minggu kedua hingga minggu ke empat ) dari
kehidupannya per 1000 persalinan dengan kelahiran hidup
𝐀𝐧𝐠𝐤𝐚 𝐊𝐞𝐦𝐚𝐭𝐢𝐚𝐧 𝐍𝐞𝐨𝐧𝐚𝐭𝐚𝐥 𝐃𝐢𝐧𝐢
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐾𝑒𝑚𝑎𝑡𝑖𝑎𝑛 𝑁𝑒𝑜𝑛𝑎𝑡𝑎𝑙 𝐷𝑖𝑛𝑖
= × 1000
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐵𝑎𝑦𝑖 𝑌𝑎𝑛𝑔 𝐿𝑎ℎ𝑖𝑟 𝐻𝑖𝑑𝑢𝑝
BAB IX

PENUTUP

Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi semakin meningkat


dan tidak mengalami perubahan berarti pada 5 tahun terakhir. Keadaan ini
akan cenderung meningkat bila tidak segera di antisipasi dengan berbagai
terobosan yang optimal. Karakteristik kasus kebidanan yang sifatnya akut
dan fatal akan menurunkan kondisi kesehatan pada ibu hamil dan bayi di
masyarakat dan akan mempengaruhi prestasi dan kinerja generasi
mendatang.
Berdasarkan hal tersebut, maka dipandang perlu agar program
Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK)
dijadikan prioritas. Pada saat ini sesuai dengan era desentralisasi, kebijakan
ini amat perlu didukung oleh Dinas Kesehatan Propinsi / Kabupaten daerah
sehingga terjadi sinkronisasi antara perencanaan Departemen Kesehatan
RI pusat dan daerah yang menghasilkan suatu visi yang saling
memperkuat dalam penurunan Angka Kematian Ibu ( AKI ) dan Angka
Kematian Bayi ( AKB ).

Anda mungkin juga menyukai