Anda di halaman 1dari 3

PENATALAKSANAAN GLAUKOMA

a. Non Bedah
Pengobatan non bedah menggunakan obat-obatan yang berfungsi menurunkan
produksi maupun eksresi dari humor akuos.
1. supresi pembentukan humor akuos
- penghambat adrenergic beta adalah obat yang paling luas digunakan untuk
terapi glaukoma. Obat ini dapat digunakan tersendiri atau dikombinasikan
dengan obat lain. Preparat yang tersedia sekarang yaitu timolol maleat 0,25%
dan 0,5%, betaksolol 0,25% dan 0,5%, levobunolol 0,25% dan 0,5%, dan
metipranolol 0,3%.
- Apraklonidin adalah suatu agonis adrenergik α2 baru yang menurunkan
pembentukan humor akuos tanpa efek pada aliran keluar.
- Inhibitor karbonat anhidrase sistemik- asetazolamid adalah yang paling
banyak digunakan, tetapi terdapat alternatif lain yaitu diklorfenamid dan
metazolamid. Obat ini mampu menekan pembentukan humor akuos sebesar
40-60%.
- Brimonidine adalah agonis alpha adrenergik yang terutama menurunkan
produksi humor akuos dan yang kedua untuk meningkatkan aliran keluar
humor akuos.

2. Fasilitasi Aliran keluar humor akuos.


- obat parasimpatomimetik meningkatkan aliran keluar humor akuos dengan
bekerja pada jalinan trabekular meshwork melalui kontraksi otot siliaris. Obat
pilihan adalah pilokaprin, larutan0,5-6% yang diteteskan beberapa kali sehari,
atau gel 4% yang diteteskan sebelum tidur.
- Analog prostaglandin meningkatkan sekresi uveoskleral.

3. Penurunan volume korpus vitreum.


Obat-obat hiperosmotik menyebabkan darah menjadi hipertonik sehingga air
tertarik keluar dari korpus vitreum. Selain itu terjaid penurunan produksi humor
akuos. Obat yang paling sering digunakan adalah Gliserin (gliserol) oral

4. Miotik, midriatik dan sikloplegik


Konstriksi pupil sangat penting dalam penatalaksanaan glaukoma sudut tertutup
akut primer dan pendesakan sudut pada iris plateau. Dilatasi pupil penting dalam
pengobatan penutupan sudut akibat iris bombe karena sinemia posterior. Apabila
penutupan sudut disebabkan oleh pergeseran lensa ke anterior, sikloplegik
(siklopentolat dan atropin) dapat digunakan untuk melemaskan otot siliaris
sehingga mengencangkan aparatus zonularis dalam usaha untuk menarik lensa
kebelakang (1).

b. Terapi Bedah dan Laser


Terapi bedah dan laser yang dilakukan adalah :
1. Iridektomi dan iridotomi perifer
Sumbatan pupil paling baik diatasi dengan membentuk komunikasi langsung
antara kamera anterior dan posterior sehingga beda tekanan diantara keduanya
menghilang. Hal ini dapat dicapai dengan laser neonidium : YAG atau aragon
(iridotomi perifer) atau dengan tindakan bedah iridektomi perifer. Iridotomi laser
YAG adalah terapi pencegahan yang digunakan pada sudut sempit sebelum terjadi
serangan penutupan sudut.(1,4,6)
2. Trabekuloplasti laser
Penggunaan laser untuk menimbulkan lika bakar melalui suatu goniolensa
kejalinan trabekular dapat mempermudah aliran keluar humor akuos karena efek
luka bakar tersebut pada jalinan trabekular dan kanalis Schlemm serta terjadinya
prosese-proses selular yang meningkatkan fungsi jalinan trabekular. Teknik ini
dapat diterapkan untuk bermacam-macam bentuk glaukoma sudut terbuka, dan
hasilnya bervariasi bergantung pada penyebabyang mendasari. Penurunan tekanan
biasanya memungkinkan pengurangan terapi medis dan penundaan tindakan
bedah glaukoma.

(Gambar 5: trabekuloplasti laser)(8)

3. Bedah drainase glaukoma


Tindakan bedah untuk membuat jalan pintas dari mekanisme drainase normal,
sehingga terbentuk akses langsung humor akuos dari kamera anterior ke jaringan
subkonjungtiva atau orbita, dapat dibuat dengan trabekulotomi atau insersi selang
drainase. Penyulit utama trabekulotomi adalah kegagalan bleb akibat fibrosis
jaringan episklera. Goniotomi adalah suatu teknik yang bermanfaat untuk
mengobati glaukoma kongenital primer, yang tampaknya terjadi sumbatan
drainase humor akuos dibagian dalam jalinan trabekular.

4. Tindakan siklodestruktif
Kegagalan terapi medis dan bedah dapat menjadi alasan untuk
mempertimbangkan tindakan destruksi korpus siliaris dengan laser atau bedah
untuk mengontrol tekanan intraokuler. Krioterapi, diatermi, ultrasonografi
frekuensi tinggi, dan yang paling mutakhir terapi laser neodinium : YAG thermal
mode, dapat diaplikasikan kepermukaan matadisebelah posterior limbus untuk
menimbulkan kerusakan korpus siliaris dibawahnya. Semua teknik siklodestruktif
tersebut dapat menyebabkan ftisis dan harus dicadangkan sebagai terapi untuk
glaukoma yang sulit diatasi (2) .

DAFPUS
1. Sidarta I. Glaukoma. Ilmu Penyakit Mata Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Penerbit
FKUI
2. Gregory L. Chapter 5 Cornea. American Academy of Ophthalmology.
Singapore : LEO;2008

DIAGNOSA BANDING

Iridosiklitis dengan glaukoma sekunder kadang-kadang sukar dibedakan. Goniuskopi untuk


menentukan jenis sudut sangatlah membantu. Jika pengamatan terganggu dengan adanya
kekeruhan kornea atau kekeruhan didalam bilik mata depan, maka untuk memastikan
diagnosis bisa dilakukan genioskopi pada mata lainnya, dan ini sangat membantu (Perdami,
2002).

Perhimpunan dokter spesialis mata Indonesia, 2002, Ilmu Penyakit Mata untuk dokter umum
dan mahasiswa kedokteran: edisi ke-2, Sagung Seto, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai