Usaha sociopreneur ini memiliki struktur sebagai berikut.
1. Chief Executive Officer (CEO), yang bertugas dalam mengatur seluruh perkembangan usaha. 2. Divisi Hubungan Masyarakat, yang bertugas untuk mengatur hubungan dengan masyarakat, termasuk memberikan informasi terkait program wirausaha sosial ini kepada masyarakat, mulai dari tata cara pengumpulan sampah, pengolahan sampah, hingga manfaat yang akan didapatkan oleh masyarakat. Selain itu, divisi ini juga bertugas untuk melakukan kerjasama dengan pemulung atau pengepul dalam penjualan sampah serta bekerjasama dengan penjual buku dalam rangka pembelian buku. 3. Divisi Administrasi dan Keuangan, yang bertugas untuk mencatat pemasukan sampah, penjualan sampah, dan data pembelian buku. 4. Divisi Pelatihan, yang bertugas untuk mengatur kegiatan pelatihan literasi, termasuk bekerjasama dengan guru di sekolah untuk mengadakan kegiatan pelatihan literasi di sekolah serta pelatihan mengatur jadwal pelatihan pemanfaatan sampah organik dan anorganik. 5. Divisi Media, yang bertugas untuk menyiapkan publikasi di media online maupun offline.
Percobaan yg telah dilakukan
Percobaan yang telah dilakukan ialah mencari data statistik tentang rendahnya literasi di Indonesia. Hasil penelitian Programme for International Student Assessment (PISA) tentang prestasi literasi membaca, matematika, dan sains siswa sekolah menyebutkan bahwa budaya literasi masyarakat Indonesia pada 2012 terburuk kedua dari 65 negara yang diteliti di dunia. Indonesia menempati urutan ke 64 dari 65 negara tersebut. Selain itu, juga telah dilakukan wawancara kepada beberapa masyarakat Trenggalek, mengenai minimnya buku pelajaran yang disediakan di sekolah. Selain itu, banyaknya sampah di Indonesia bisa diminimalisir melalui program ini. Sejauh ini, tim kami telah melakukan publikasi untuk mengenalkan di media sosial dan kepada masyarakat mengenai program ini.
Company progress sejauh ini
Bisnis sosial ini masih dalam tahap ide. Namun, ekspektasi dampak dari usaha ini adalah sebagai berikut. 1. Semua sekolah di Trenggalek pada khususnya dan Indonesia pada umumnya memiliki ruang baca yang memadahi 2. Generasi ke depan akan menjadi generasi literat dan berwawasan luas serta memiliki daya saing global 3. Lingkungan menjadi lebih kondusif karena sampah dikelola dengan bijaksana serta memberikan wadah untuk masyarakat dalam mengolah sampah dengan baik, sehingga kualitas hidup masyarakat akan meningkat