Anda di halaman 1dari 5

KARDIO

1. Seorang laki-laki berusia 56 tahun datang dengan keluhan dalam satu tahun ini sering
mengalami nyeri kepala di bagian belakang terutama saat bangun tidur pagi. Pasien
menyangkal adanya keluhan penglihatan kabur, nyeri dada, sesak napas, atau kelemahan
tubuh. Dari pemeriksaan didapatkan kesadaran compos mentis, tekanan darah 200/120
mmHg, nadi 88 kali per menit, laju pernapasan 18 kali per menit, dan suhu tubuh 36,8 C.
Tidak didapatkan kelainan pada pemeriksaan fisik lainnya. Hasil pemeriksaan laboratorium
didapatkan Hb 12 g/dl, hematokrit 30,1%, leukosit 7400/mm3, trombosit 326.000/mm3,
ureum 13 mg/dL, kreatinin 0,65 mg/dL, natrium 137 mmol/L, kalium 4,5 mmol/L, asam urat
5,2 mg/dL. Pada foto thoraks didapatkan kardiomegali. Pada EKG didapatkan irama sinus 88
x/menit dan left ventricular hypertrophy. Terapi awal yang sebaiknya diberikan pada pasien
ini adalah :
A. Irbesartan per oral
B. Klonidin intravena
C. Amlodipin per oral
D. Klonidin per oral
E. Nikardipin intravena
2. Laki-laki di rawat dirumah sakit lokal dengan elevasi segmen-ST di lead II-III-aVF. Tak ada
elevasi segmen ST pada sadapan disisi kanan. Pada pasien diberikan tPA dan dibawa dengan
helicopter ke institusi anda. Pasien tiba di CCU 40 menit setelah pemberian aspirin, tPA dan
infus heparin. Pasien juga mendapat drip nitrogliserin dosis rendah. Vital sign HR 75x/menit,
TD 110/50 mmHg, RR 16x/menit, pasien masih mengeluh nyeri dada berat 3/10 dan agitasi
ringan. EKG ulangan menunjukkan elevasi ST residual pada dinding inferior 1 – 1,5 mm,
Apakah langkah anda selanjutnya?
A. Tambahkan IIb/IIIa inhibitor ke regimen pengobatannya
B. Naikkan dosis nitrogliserin dan tambahankan metroprolol oral
C. Aktivasi labor kateterisasi jantung untuk revaskularisasi mekanik emergensi dan “rescue”
PCI
D. Konsul bedah jantung untuk CABG emergensi
E. Insertic aortic balloon pump untuk memperbaiki tekanan perfusi diastolic.

3. Laki-laki 44 tahun, baru saja didiagnosis terinfeksi HIV, dating ke poliklinik penyakit dalam
dengan sesak nafas. Pasien menjelaskan bahwa ia mudah lelah sejak 2 bulan yang terakhir dan
sesak ketika melakukan aktifitas. CD4 pasien ini adalah 500 sel/mm 3 dan Saat ini pasien
dalam pengobatan ARV (anti retro viral). Pada pemeriksaan ekokardiografi didapatkan
jantung membesar dengan LVEF 15% dan efusi perikard ringan. Penyebab yang paling
mungkin dari kondisi gagal jantung pada pasien ini adalah
A. Penyakit jantung koroner akan terakselerasi pada pasien dengan HIV/AIDS
B. Terapi protease inhibitor berhubungan dengan meningkatnya risiko infark miokard
C. HIV menyebabkan kardiomiopati dilatasi melalui infeksi pada sel-sel miokardial
D. Tamponade pericardium adalah manifestasi jantung paling sering terjadi pada pasien
HIV/AIDS
E. Pada penyakit dengan HIV/AIDS, disfungsi ventrikel kiri hanya mempengaruhi sedikit
angka kematian
4. Seorang perempuan berusia 52 tahun dibawa ke IGD dengan keluhan sesak napas. Terdapat
riwayat batuk lama dan pengobatan flek paru. Pada pemeriksaan fisik distensi vena jugularis,
gallop, hepatomegali, shifting dullness (+), edema tungkai. Pada auskultasi terdapat wheezing
dan ronki di beberapa bagian paru. Didapatkan pula. Pemeriksaan EKG memperlihatkan
pergeseran aksis ke kanan. R>S di lead VI dan P pulmonal, S persisten. Dari pemeriksaan
laboratorium didapatkan Hb 14 g/dl, Ht 57%, leukosit 5.000/mm3, trombosit 475.000/mm3.
Analis gas darah pH 7,26, HCO3 18, pO2 59, pCO2 45, SO2 89%
Penatalaksanaan jangka panjang yang paling mungkin pada pasien ini sesuai data di atas
adalah
A. Diuretik
B. ACE Inhibitor
C. Beta 2 agonis dan kortikosteroid
D. Digoxin
E. Terapi oksigen dirumah

5. Seorang laki-laki berusia 62 tahun datang ke IGD dengan keluhan sesak nafas yang semakin
memberat sejak 1 hari yang lalu. Pasien sering mengalami sesak nafas sejak 1 tahun terakhir,
terutama ketika pasien sedang bekerja di ladang. Pasien memiliki riwayat kencing manis sejak
10 tahun yang lalu dan tidak kontrol teratur. Vital sign didapatkan TD 80/50 mmHg, nadi
92x/menit irregular, nafas 28x/menit, suhu afebris. Pada pemeriksaan fisik JVP 5+3 cmH2O,
pemeriksaan paru didapatkan ronkhi kasar di kedua lapangan paru basal, apeks jantung 2 jari
lateral LMCS RIC VI. Pada EKG didapatkan hasil seperti di bawah ini:

Apa tatalaksana yang paling tepat pada pasien selanjutnya?


A. Injeksi furosemide 20 mg IV
B. defibrillasi 200 Joule
C. injeksi digoxin 0,25 mg IV
D. synchronized cardioversion 120 joule
E. injeksi amiodaron 300 mg IV
6. Laki-laki 74 th datang ke IGD karena nyeri dada yang terjadi 1 jam yg lalu. Pasien saat ini
sudah tidak nyeri setelah pemberian morfin di ambulans. Pasien memiliki riwayat stroke
kardioembolik sisi kanan 3 tahun yang lalu dan gejala sisa ringan yaitu lemah pada lengan
kiri. EKG :

Langkah berikutnya pada manajemen pasien ini adalah:


A. Terapi trombolitik
B. Emergency PCI
C. Echocardiography
D. Indomethacin
E. Perikardiosentesis
F. Kateterisasi segera hanya jika nyeri berulang

7. Seorang laki-laki berusia 57 tahun datang ke IGD dengan keluhan sesak nafas, dada berdebar-
debar, nyeri dada 2 jam sebelum masuk rumah sakit. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
kesadaran compos mentis, Tekanan darah 140/90, denyut jantung 140x/menit, dengan irama
irregular. Batas jantung kiri 2 cm lateral garis midklavicula kiri, pinggang jantung
menghilang, murmur pansistolik grade IV/VI, punctum maximum di apeks dengan penjalaran
ke lateral. Berdasarkan data klinis di atas, penatalaksanaan yang paling mungkin adalah
A. Defibrilasi
B. Kardioversi Elektrik
C. Pemberian digitalis cepat
D. Pemberian trombolitik yang dilanjutkan dengan kardioversi
E. Pemberian Bolus Amiodaron 150 mg dilanjutkan drip amiodarone 1 mg/menit dalam 6 jam
pertama
8. Seorang perokok penderita diabetes berumur 62 tahun tiba di rumah sakit lokal setelah 1 jam
mengalami nyeri dada menekan kontinu. Vital sign: HR 80x/menit, TD 126/78 mmHg, RR
18x/menit. Pemeriksaan fisik menunjukkan jugular vein distention, namun paru-paru bersih,
dan tak ada gallop S3. Pasien mengalami stroke kardioemboli 3 tahun yang lalu dengan gejala
sisa lemah anggota gerak kiri. EKG pasien sebagai berikut: Tindakan selanjutnya yang paling
tepat adalah :
A. Trombolitik
B. Ekokardiografi
C. Heparin bolus 80 IU/kgBB dilanjutkan drip 18 IU/kgBB/jam
D. Primary percutaneous coronary intervention
E. Rescue percutaneous coronary intervention

9. Seorang laki-laki berusia 34 tahun datang ke IGD dengan palpitasi terus-menerus dan dyspnea
ringan. Tidak ada riwayat sinkop, aritmia jantung, ataupun kelainan struktur jantung. Ia tidak
sedang mengkonsumsi obat dan menyangkal penyalahgunaan obat. Pemeriksaan fisik TD
110/70 mmHg, nadi 140x/menit, nafas 26x/menit, suhu afebris. Jantung, paru dan abdomen
dalam batas normal, tidak ada ditemukan sembab di ekstremitas. EKG didapatkan seperti di
bawah ini:

Apa penatalaksanaan yang paling tepat pada pasien ini?


A. Verapamil
B. Adenosin
C. Amiodaron
D. Sotalol
E. Manuver vagal
10. Pasien laki-laki usia berusia 60 th datang dengan keluhan nyeri dada kiri menjalar ke rahang
kiri dan lengan kiri disertai mual dan keringat dingin. Riwayat keluhan serupa dua bulan yang
lalu. Pemeriksaan fisik ditemukan dalam batas normal. Pasien diketahui menderita kencing
manis dan merokok. Pemeriksaan EKG didapatkan ST depresi di lead v1 s/d v4. Hasil
laboratorium didapatkan CK, CK-MB dalam batas normal, Troponin T 0,6, Ureum 88 mg/dl
dan kreatinin 1,6 mg/dl. Setelah PCI hasil laboratorium lanjutan menunjukkan ureum 102
mg/dl, dan kreatinin 2 mg/dl. Kemungkinan diagnosis pada pasien ini adalah:
A. Angina Pektoris Stabil, DM tipe 2, Chronic Kidney Disease ec nefropati DM,
B. Unstable angina pectoris, DM tipe 2, Chronic Kidney Disease ec nefropati DM, acute
kidney injury ec contrast induced nephropathy
C. NSTEMI, DM tipe 2, Chronic kidney disease ec nefropati DM, acute kidney injury ec
contrast induced nephropathy
D. Unstable angina pectoris, DM tipe 2, chronic kidney disease ec nefropati DM e. NSTEMI,
DM tipe 2, chronic kidney disease ec nefropati DM

Anda mungkin juga menyukai