Anda di halaman 1dari 2

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Intensive Care Unit (ICU) adalah suatu bagian dari Rumah Sakit

yang mandiri (instalasi di bawah direktur pelayanan) dengan staf yang

khusus dan perlengkapan yang khusus dengan tujuan untuk terapi pasien -

pasien yang menderita penyakit, cedera atau penyulit - penyulit yang

mengancam nyawa atau potensial mengancam nyawa dengan prognosis

dubia. Pasien yang dirawat di ICU adalah pasien dengan gangguan akut

yang masih diharapkan reversible (pulih kembali seperti semula).

Kriteria pasien post operatif kraniotomi yang direncanakan masuk

ICU pasien adalah pasien dengan ASA 3, memiliki riwayat diabetes, dan

usia > 65 tahun. Selain itu juga, pasien kriteria masuk ICU dapat

ditentukan berdasarkan karakteristik klinis dan komplikasi neurologis post

operatif kraniotomi seperti hemoragik.

Standar monitoring pasien post operatif kraniotomi meliputi nadi,

ECG, takanan darah, pulse oxymetri, end tidal CO2, temperature tubuh,

produksi urine, dan CVP. Monitoring blokade neuromuskuler, gas darah,

hematokrit, elektrolit, glukosa dan osmolaritas serum, juga diperlukan.

Monitoring emboli udara dengan USG Doppler. Monitoring otak dengan

electroencephalogram, jugular venous bulb oxygen saturation (SjO2).

Komplikasi dapat terjadi pada tindakan medis apapun, begitu pula

dengan tindakan kraniotomi. Beberapa komplikasi yang dapat terjadi pada

pasien pasca bedah intrakranial atau kraniotomi adalah peningkatan

29
tekanan intrakranial, perdarahan dan syok hipovolemik,

ketidakseimbangan cairan dan elektrolit, nyeri, infeksi, kejang sampai

dengan kematian.

3.2. Saran
Untuk mahasiswa klinik kedokteran diharapkan referat ini dapat

memicu motivasi belajar untuk menambah pengetahuan terkait dengan

kriteria masuk ICU pada pasien pasien post operatif kraniotomi atau

operasi intrakranial sehingga nantinya dapat di aplikasikan dan tepat

dalam pengambilan keputusan.

30

Anda mungkin juga menyukai