Anda di halaman 1dari 58

IDENTIFIKASI JENIS JENIS KARYA TULIS

DOSEN PEMBIMBING:

DISUSUN OLEH :

BANGKIT BAYU PAMUNGKAS

P1337420216066

3A

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN PURWOKERTO

2018
1. Skripsi
A. Pengertian Skripsi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), skripsi diartikan sebagai karangan
ilmiah yang diwajibkan sebagai bagian dari persyaratan pendidikan akademis. Wirartha
(2006:51) mengemukakan bahwa skripsi adalah karya tulis ilmiah seorang mahasiswa
dalam menyelesaikan program S1. Skripsi tersebut adalah bukti kemampuan akademik
mahassiswa bersangkutan dalam penelitian dengan topik sesuai bidang studinya. Skripsi
disusun dan dipertahankan untuk mencapai gelar sarjana strata satu. Biasanya, skripsi
menjadi salah satu syarat kelulusan.
Secara umum skripsi merupakan karya tulis ilmiah hasil penelitian atau percobaan
yang disusun oleh mahasiswa dibawah bimbingan dosen pembimbing skripsi dan
dipertanggung-jawabkan dalam suatu Sidang Ujian Akhir Program untuk memenuhi
persyaratan memperoleh derajat kesarjanaan strata satu (S1). Skripsi sebagai salah satu
syarat yang harus dipenuhi sebagai bagian untuk mendapatkan gelar sarjana (S1). Skripsi
menjadi salah satu pembeda antara jenjang pendidikan sarjana (S1) dan diploma (D3).
Menurut berbagai sumber, pengertian skripsi dapat didefinisikan sebagai berikut :
a. Skripsi adalah karya tulis ilmiah resmi akhir seorang mahasiswa dalam menyelesaikan
program sarjana (S1) Pendidikan (bagi UPI);
b. Karangan ilmiah yang diwajibkan sebagai bagian dari persyaratan pendidikan
akademis. (W.J.S Poerwadarminta, 1986 : 957);
c. Karya tulis ilmiah yang ditulis dan dipersiapkan pada akhir program studinya sebagai
salah satu syarat mendapat gelar dan skripsi ini ditulis oleh mahasiswa program S-1.
(DR. Nana Sujana, 1988 : 81);
d. Karya ilmiah yang ditulis sebagai salah satu syarat untuk mencapai tingkat tertentu
an dibuat saat mahasiswa akan menamatkan studinya. (Endry Boeriswati dan
Moediasih R. Wijoto, 1991 : 126 – 127);
e. Karya ilmiah yang ditulis melalui kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan hasil
penelitian ilmiah oleh mahasiswa jenjang program sarjana muda atau sarjana.
(Ahmad, 1999 : 8);
f. Karya tertulis di tingkat sarjana muda yang umumnya didasarkan atas penyelidikan
bahan-bahan bacaan atau observasi lapangan. (Prof. DR. Winarto Surakhman, 2002 :
10)
Jadi, pada hakikatnya skripsi adalah karya ilmiah yang ditulis melalui kegiatan
perencanaan, pelaksanaan dan hasil penelitian ilmiah oleh mahasiswa jenjang program
Sarjana Muda atau Sarjana. Skripsi dapat merupakan tugas akhir bagi mahasiswa
untuk mencapai gelar kesarjanaannya.

B. Tujuan dan Karakteristik Penulisan Skripsi


1. Tujuan Penulisan Skripsi
Tujuan utama penulisan skripsi adalah memberi bekal pengalaman belajar ilmiah sehingga
mahasiswa mampu:
a) berpikir dan bekerja secara ilmiah;
b) merencanakan penelitian ilmiah;
c) melaksanakan penelitian ilmiah;
d) menuliskan karya ilmiah hasil penelitian;
e) mempertahankan dan mempertanggungjawabkan hasil penelitiannya.
2. Karakteristik Penulisan Skripsi
a) Untuk bidang pendidikan, skripsi difokuskan pada eksplorasi* permasalahan atau
pemecahan masalah pendidikan dan pengajaran pada tingkat pendidikan prasekolah
(PAUD), pendidikan dasar (SD, SLTP, MTs),pendidikan menengah (SMA, SMK,
MA), pendidikan tinggi, serta jalur pendidikan luar sekolah termasuk pendidikan
keluarga.
b) Untuk bidang nonkependidikan, skripsi difokuskan kepada permasalahan pada
bidang keilmuan yang sesuai dengan program studi mahasiswa;
c) Skripsi ditulis atas dasar hasil pengamatan dan observasi lapangan dan/atau
penelaahan pustaka yang relevan;
d) Skripsi ditulis dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar, sedangkan untuk
Program Pendidikan Bahasa Arab skripsi ditulis sesuai dalam bidang studi jurusan
yang bersangkutan, dengan keharusan membuat sinopsis18 dalam bahasa
Indonesia;
e) Skripsi berbobot 4-6 SKS.
Eksplorasi: (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1994: 254): penjelajahan lapangan
dengan tujuan memperoleh pengetahuan lebih banyak (tentang keadaan); 18
Sinopsis: (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1994: 946): ikhtisar karangan ilmiah
yang biasanya diterbitkan bersama-sama dengan karangan asli yang menjadi dasar
sinopsis itu; ringkasan; abstraksi; Abstrak: (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1994:
3): ringkasan, inti; ikhtisar (karangan, laporan, dsb); 19 Pendidikan: (Kamus Besar
Bahasa Indonesia, 994: 232): proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau
kelompok orang diusaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan
pelatihan 20 Pengajaran: (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1994: 15): proses,
perbuatan, cara mengajar atau mengajarkan.

C. Fungsi Penulisan Skripsi


Penyusunan dan Penulisan skripsi berfungsi sebagai berikut :
a. Pendidikan dan pengajaran, yakni mendidik dan mengajar mahasiswa dalam
memadukan seluruh pengetahuan dan pengalaman yang telah diperolehnya selama
melaksanakan program akademik menjadi suatu karya ilmiah dalam bidang keilmuan
tertentu sesuai dengan bidang spesialisasi masing-masing.
b. Penelitian dan pengembangan, yakni upaya memecahkan suatu masalah secara ilmiah
dan objektif sehingga membuahkan bermacam-macam gagasan kreatif untuk
disumbangkan kepada dunia ilmu pengetahuan dan teknologi.
c. Kurikuler yakni merupakan salah satu tugas akademik yang wajib dikerjakan oleh
mahasiswa yang akan menempuh ujian kesarjanaan dalam bidang tertentu.
d. Evaluasi yaitu sebagai salah satu persyaratan untuk menempuh ujian dan sekaligus
merupakan fokus dimana pertanyaan ujian akan disampaikan kepada mahasiswa yang
wajib mempertanggungjawabkannya di forum ujian terbuka. Hasil ujian skripsi menjadi
salah satu bahan untuk menentukan kelulusan mahasiswa yang bersangkutan.
e. Administratif yakni produk ilmiah yang dapat dikomunikasikan kepada umum
melalui media tertentu dan sekaligus menunjukkan bidang keahlian seorang sarjana yang
mungkin kelak berguna dalam kaitannya dengan penempatan dalam bidang pekerjaan
bagi seorang lulusan perguruan tinggi.

D. Sistematika Skripsi
Skripsi yang disusun mahasiswa terdiri dari tiga bagian pokok seperti berikut ini.
a. Bagian Persiapan
1. SAMPUL
2. HALAMAN JUDUL
Judul skripsi dirumuskan dalam satu kalimat yang ringkas, komunikatif, dan
afirmatif. Judul harus mencerminkan dan konsisten dengan ruang lingkup
penelitian, tujuan penelitian, subjek penelitian dan metode penelitian. Walaupun
judul sudah harus dibuat sejak proposal penelitian dibuat, namun pada akhirnya
judul dapat saja berubah sesuai dengan kesepakatan antara mahasiswa dengan
para pembimbing yang bersangkutan berdasakan data yang berhasil dikumpulkan
dan diolah. Maksud penulisan skripsi, ditulis di bawah judul merupakan
pernyataan ringkas, yakni untuk memenuhi salah satu syarat menempuh ujian
S1. Pernyataan mengenai maksud ini ditulis baik dalam sampul luar maupun
sampul dalam. -Tim Pembimbing Kedudukan tim pembimbing ditempatkan
pada halaman khusus. Untuk Skripsi S1 dapat digunakan istilah Tim Pembimbing
dengan kedudukan sebagai Tim Pertama, Pembimbing Kedua, dan seterusnya.
Pernyataan tentang keaslian karya tulis Pernyataan tentang keaslian karya tulis
menegaskan bahwa karya tulis tersebut adalah benar-benar karya mahasiswa yang
bersangkutan, dan bukan jiplakan. Contoh: “Saya menyatakan bahwa skripsi ini
adalah sepenuhnya karya saya sendiri. Tidak ada bagian di dalamnya yang
merupakan plagiat dari karya orang lain. Tempat, tanggal, bulan, tahun Yang
membuat pernyataan, ttd
3. HALAMAN PENGESAHAN
Pada halaman ini berisi judul skripsi, nama penulis, NPM serta pihak yang
mengesahkan (para pembimbing skripsi) dan diketahui oleh ketua jurusan. Nama
pembimbing dan ketua jurusan ditulis lengkap dengan gelarnya
4. ABSTRAK
Abstrak merupakan uraian singkat dan lengkap yang memuat judul,
permasalahan, pendekatan terhadap masalah, landasan teoritik yang digunakan,
hasil temuan dan rekomendasi. Abstrak ditulis dalam satu halaman dan diketik
dalam satu spasi.
5. KATA PENGANTAR
Kata pengantar berisi uraian yang mengantar para pembaca skripsi kepada
permasalahan yang diteliti. Dalam kata pengantar dapat pula dikemukakan
ucapan terimakasih dan apresiasi kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan karya tulis ilmiahnya. Ucapan terimakasih disampaikan secara
singkat, dan sebaiknya tidak merupakan bagian yang terpisah.
6. DAFTAR ISI
Daftar isi merupakan penyajian sistematika isi secara lebih rinci dari skripsi.
Daftar isi berfungsi untuk mempermudah para pembaca mencari judul atau sub-
sub isi yang ingin dibacanya. Oleh karena itu, judul dan sub-sub judul yang
ditulis dalam daftar isi harus langsung ditunjukan nomor halamannya. Nomor-
nomor untuk halaman awal sebelum BAB I digunakan angka romawi kecil
misalnya (i, ii, iii, iv dst), sedangkan dari halaman pertama BAB I sampai dengan
halaman terakhir dari karya tulis ilmiah digunakan angka Arab (1, 2, 3, 4 dst).
7. DAFTAR TABEL
Pada dasarnya, fungsi daftar tabel ini sama dengan daftar isi, yakni menyajikan
tabel sacara berurutan mulai dari tabel pertama sampai dengan tabel terakhir yang
ada dalam skripsi. Secara berurutan daftar tabel ini menyatakan nomor urut tabel
(dengan dua angka Hindu-Arab) yang masing-masing menyatakan nomor urut
tabel bab di dalam skripsi. Contoh: Tabel 1.3., artinya tabel nomor 3 yang ditulis
pada Bab 1. Untuk memudahkan pembaca mencari tabel yang ingin dipelajarinya,
pada setiap nomor urut tabel pada daftar tabel diberi nomor halaman yang
menunjukkan halaman dimana tabel itu tercantum. Judul tabel pada daftar tabel
ditulis dengan HURUF BESAR untuk setiap huruf awal kata, nomor tabel dan
judul tabel pada naskah dicantumkan di atas tabel yang bersangkutan.
8. DAFTAR BAGAN (GAMBAR)
Pada dasarnya, fungsi daftar gambar sama seperti fungsi daftar-daftar lainnya,
yakni menyajikan gambar secara berurutan mulai dari gambar pertama sampai
dengan gambar yang terakhir yang tercantum dalam skripsi. Nomor gambar pada
daftar gambar ditulis dengan dua angka Arab, dicantumkan secara berurutan yang
masing-masing menyatakan nomor urut gambar dan nomor urut bab di dalam
skripsi. Contoh: Gambar 1.3. artinya gambar nomor 3 pada bab I. Untuk
memudahkan pembaca mencari gambar yang ingin dipelajarinya, pada setiap
nomor urut gambar pada daftar gambar diberi nomor halaman yang menunjukkan
halaman dimana gambar itu tercantum. Judul gambar pada daftar gambar ditulis
dengan huruf besar untuk setiap huruf awal kata, nomor gambar dan judul gambar
pada naskah dicantumkan di bawah gambar yang bersangkutan.
b. Bagian Teks
1. BAB I. PENDAHULUAN
Pendahuluan merupakan bagian awal skripsi yang memberikan gambaran tentang
a) Latar belakang
b) Identifikasi masalah
c) Batasan dan rumusan masalah
d) Tujuan dan manfaat penelitian latar belakang masalah
2. BAB II. LANDASAN TEORI (Diberi judul sesuai dengan isi Bab II)
Bab ini terdiri dari tiga bagian yang saling berkaitan yaitu kajian teori yang harus
diuraikan secara cermat, kerangka konseptual dan hipotesis.
a) Kajian Teoritis
Bab ini berisi kutipan atau teori-teori yang relevan dengan permasalahan yang
dikaji. Di dalamnya dapat dikemukakan hal-hal yang sejalan atau bertentangan
dengan pendapat atau teori lain sehingga jelas alasannya mengapa suatu teori
tersebut digunakan oleh penulis. Penelitian terdahulu yang relevan juga
diperlukan pada bagian ini.
b) Kerangka Konseptual
Pada bagian ini diperlihatkan kaitan antar variabel yang akan diteliti sesuai
dengan teori atau fakta
lapangan yang diperkuatnya.
c) Hipotesis
Hipotesis dirumuskan berdasarkan kerangka konseptual yang selanjutnya harus
diuji kebenarnnya melalui analisis data penelitian.
3. BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisi pendekatan atau metode yang digunakan dalam penelitian, antar
lain meliputi :
a) Defenisi operasional atau penjelasan variabel penelitian
b) Tempat atau lokasi dan waktu penelitian
c) Sumber data atau populasi dan sapel
d) Instrumen dan cara mengumpulkan data
e) Teknik analisis data yang digunakan
4. BAB IV. DESKRIPSI DATA DAN PEMBAHASAN
Bab ini terdiri dari dua bagian besar yaitu :
a) Deskripsi Data
Berisi serangkaian data yang berhasil dikumpulkan, baik data pendukung seperti
latar belakang lembaga / instansi yang diteliti, struktur organisasi dan sebagainya
serta data utama yang diperlukan untuk pengujian hipotesis. Data-data tersebut
harus dideskripsikan secar sistematis.
b) Pembahasan
Bagian ini berisi pembahasan tentang hasil penelitian sesuai dengan acuan dan
kriteria-kriteria yang telah ditetapkan. Bagian pembahasan ini
memperlihatkan ketajaman dan keluasan wawasan penulis mengenai
permasalahan yang dikajinya.
5. BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN.
Pada bab ini berisi dua bagian yaitu :
a) Kesimpulan
Kesimpulan menyajikan pemaknaan secara terpadu terhadap hasil penelitian yang
telah diperoleh. Bentuk-bentuk penulisan kesimpulan dapat berupa butir-butir
maupun bentuk essai padat
b) Saran-saran
Dari kesimpulan selanjutnya penulis dapat memberikan saran-saran atau
rekomendasi.
c. Bagian Akhir
1. DAFTAR PUSTAKA
Daftar pustaka hanya berisi sumber-sumber tertulis yang dikutip dan
digunakan dalam karya ilmiah (skripsi), karena itu sumber tertulis lain yang tidak
dikutip meskipun pernah dibaca penulis dalam kaitannya dengan penulisan
skripsinya tidak perlu dimasukkan dalam daftar pustaka. Penulisan pustaka
disusun menurut abjad dari nama penulisnya dan nama keluarga harus ditulis
lebih dahulu tanpa menyertakan gelar. Sumber tulisan (pustaka) yang
menggunakan lebih dari satu baris diketik satu spasi dengan menjorok ke dalam
sejauh 0,5 inchi untuk baris ke dua dan seterusnya, sedangkan jarak antar pustaka
diketik dengan dua spasi dan diawali pada margin kiri.
2. LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran berisi keterangan-keterangan tambahan yang digunakan dalam karya
ilmiah bersangkutan, misalnya berupa dokumen khusus, instrumen atau alat
pengumpul data, ringkasan hasil pengolahan data, peta atau gambar. Setiap
lampiran diberi nomor urut dan masing-masing diberi judul.
3. DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Riwayat hidup penulis ditulis dapat dalam bentuk butir per butir maupun dalam
bentuk essai padat yang antara lain memuat nama, tempat dan tanggal lahir, data
orang tua penulis, riwayat pendidikan, pengalaman kerja dan tanda penghargaan
yang pernah diterima.
E. Pembimbingan
a. Prosedur Bimbingan
Penyelesaian skripsi melalui tiga tahap yaitu: 1) persiapan, 2) pelaksanaan, dan 3)
penyelesaian akhir ujian.
a. Tahap Persiapan
Pada tahap persiapan, mahasiswa dianjurkan berkonsultasi atau diskusi dengan dosen yang
memiliki keahlian dalam bidang kajian yang diteliti. Tujuannya adalah untuk memantapkan
topik, permasalahan, serta metodologi penelitian yang direncanakan. Berdasarkan hasil
konsultasi, mahasiswa melakukan kegiatan sebagai berikut:
1. Mahasiswa calon diwajibkan menyusun usulan rancangan penulisan skripsi yang memuat:
 Judul Skripsi.
 Latar belakang masalah.
 Identifikasi masalah termasuk pertanyaan penelitian.
 Variabel penelitian (bagi penelitian kuantitatif).
 Tujuan penelitian.
 Kegunaan penelitian.
 Definisi operasional (bagi penelitian kuantitatif).
 Asumsi dan hipotesis (bila ada hipotesis).
 Ringkasan tinjauan teoretis (dari buku, jurnal, Internet, dan laporan penelitian yang
relevan).
 Metodologi mencakup desain penelitian, sampel atau subjek, instrumen, dan teknik
analisis).
 Sistematika penulisan.
2. Agenda kegiatan.
3. Mengajukan rancangan pada butir 1) untuk mendapatkan pengesahan dari Dewan Bimbingan
Skripsi di Jurusan (dilaksanakan dalam seminar rancangan penulisan skripsi)
4. Mendapat persetujuan nama-nama pembimbingnya melalui SK Dekan tentang pembimbing.

b. Tahap Pelaksanaan Penelitian dan Bimbingan


Setelah Surat Keputusan pengangkatan pembimbing skripsi diterbitkan, mahasiswa
yang bersangkutan mulai bekerja di bawah bimbingan pembimbing yang telah ditunjuk.
Apabila seorang mahasiswa keberatan atas seseorang pembimbing, maka mahasiswa dapat
mengajukan permohonan penggantian pembimbing kepada Dekan melalui Ketua Jurusan.
Setelah proposal penelitian disepakati oleh para dosen pembimbing, mahasiswa
melaksanakan kegiatan penelitiannya dan kemudian dilanjutkan dengan proses penulisan.
Selama proses penelitian dan penulisan, mahasiswa tetap berkonsultasi secara teratur dengan
para pembimbingnya sesuai dengan perjanjian antara mahasiswa dengan dosen pembimbing.
Untuk memantau kegiatan penelitian mahasiswa semua proses bimbingan direkam dalam
kartu bimbingan.
c. Tahap Penyelesaian Akhir dan Ujian
Setelah penulisan skripsi dinilai oleh tim pembimbing dan dinyatakan telah memenuhi
persyaratan, mahasiswa dapat mengajukan ujian skripsi kepada ketua jurusan. Ujian skripsi
dapat diselenggarakan tiap bulan sesuai dengan aturan dalam kalender akademik dari
universitas tersebut. Jadwal ujian dan dosen penguji sidang skripsi ditetapkan melalui SK
Dekan.

F. Lembar Kerja dan Pengetikan


a. Kertas
Kertas yang digunakan ialah HVS 70 atau 80 gram ukuran kuarto ataupun A4 (21,0 x 29,7
cm).
b. Bidang Kerja
Bidang kerja yang digunakan pada kertas adalah 4 cm dari sisi kiri dan 3 cm masing-masing
dari sisi kanan, sisi atas dan sisi bawah kertas.
c. Pengetikan
Karya ilmiah khususnya skripsi harus diketik dengan komputer dan boleh menggunakan
program wordstar, wordPerfeck, Microsoft Word dan program-program pengolah kata
lainnya. Jenis huruf yang digunakan ialah yang memiliki 10 karakter setiap inchinya (10
cpi).Naskah diketik dua spasi kecuali untuk hal-hal khusus sebagaimana dijelaskan pada
bagian Teknik Penulisan. Awal paragraf dimulai 0,5 inchi ke dalam atau pada ketukan ke
enam dari batas margin kiri. Judul tabel, judul gambar dan sejenisnya diketik satu spasi. Judul
tabel ditulis di atas tabel sedangkan judul bagan, gambar ataupun grafik ditulis pada bagian
bawah. Kata lanjutan setelah tanda koma, titik koma atau titik dua diketik dengan jarak satu
karakter dari tanda koma. Kalimat lanjutan setelah tanda titik sebaiknya diketik dengan jarak
dua karakter dari tanda titik kalimat sebelumnya.
d. Ilustrasi
Ilustrasi seperti gambar, tabel ataupun bagan harus ditulis pada kertas naskah. Ilustrasi
tersebut tidak boleh menggunakan kertas grafik atau kertas lain yang ditempelkan pada kertas
naskah.
e. Nomor Halaman
Halaman sampul, judul dan pengesahan tidak dinomori. Halaman abstrak diberi nomor
dengan angka arab dan diapit dua tanda kurung. Halaman kata pengantar, daftar isi, daftar
tabel, daftar bagan atau gambar diberi nomor dengan angka romawi kecil (i, ii dan
seterusnya). Nomor halaman abstrak, kata pengantar, daftar isi, daftar bagan atau gambar
diletakkan di tengah bawah dari naskah. Untuk halaman naskah yakni dari halaman
pendahuluan sampai halaman daftar pustaka serta lampiran-lampiran diberi nomor dengan
angka arab tanpa menggunakan titik. Nomor halaman untuk naskah (pendahuluan sampai
daftar pustaka dan lampiran) diletakkan pada sudut kanan atas naskah, kecuali untuk
halaman-halaman yang memuat judul bab dan daftar pustaka yang harus diletakkan di tengah
bawah dari naskah. Setiap judul bab harus dimulai pada halaman baru.

G. Teknik Penulisan
a. Angka dan Satuan
Pada awal kalimat tidak dibenarkan menggunakan angka atau lambang. Angka biasanya
digunakan untuk menyatakan tanggal, nomor halaman, persentase dan waktu, contohnya :
tanggal 1 Agustus 1977; halaman 25; 50 %; pukul 14.00 dan sebagainya. Jika dalam suatu
kalimat harus diawali dengan suatu lambang atau angka maka harus ditulis dengan huruf,
contohnya : Satu kilogram bahan “X” membutuhkan tenpat seluas 50 cm2 pada meja itu.
Ukuran ataupun jumlah dapat menggunakan angka sedangkan satuan dapat disingkat tanpa
memberi tanda titik pada akhir singkatannya, seperti : 5 cm, 220 V, 10 kg, 10 ha, 8 km dan
seterusnya. Untuk angka besar dapat juga menggunakan kombinasi angka dan huruf,
contohnya: 1.500.000 ditulis menjadi 1,5 juta. Hasil pengukuran atau suatu jumlah harus
ditulis dengan huruf bila kurang dari 10 dan ditulis dengan angka untuk 10 atau lebih,
misalnya : dua orang, tujuh mahasiswa, 10 buah buku. Jika menyatakan suatu rangkaian atau
deretan dapat menggunakan angka, misalnya; Pemberian libur kepada karyawan adalah 10
hari, 6 hari dan 4 hari masing-masing untk golongan I,II dan untuk golongan III. Rumus dan
kalimat-kalimat matematika dapat ditulis dengan angka atau simbol-simbol. Apabila rumus
atau kalimat matematika tersebut hanya terdiri dari satu baris maka penulisannya harus
ditempatkan di tengah-tengah.
b. Singkatan
Singkatan yang boleh digunakan adalah singkatan yang sudah resmi atau lazim digunakan.
Untuk menulis singkatan, pertama sekali harus ditulis secara lengkap kemudian diikuti
dengan singkatan resminya yang diletakkan di dalam tanda kurung, contoh : Fakultas MIPA
(FMIPA) merupakan fakultas favorit untuk Perguruan Tinggi di Yogyakarta. Penulisan
selanjutnya dapat hanya menggunakan singkatan FMIPA saja.
c. Font Italic
Istilah asing ditulis dengan font italic (cetak miring), contoh : et al
d. Penulisan Judul
Judul skripsi (pada halaman judul dan sampul) ditulis dengan huruf kapitas di tengah atas,
jika judul lebih dari satu baris harus diketik berbentuk piramid terbalik. Judul bab ditulis
dengan huruf kapital diletakkan pada atas tengah halaman dan nomor bab ditulis dengan
angka romawi. Judul sub bab ditulis pada margin kiri dan didahului dengan huruf urutan
(capital). Jarak subbab ialah empat spasi di bawah judul bab, huruf pertama setiap kata dalam
judul subbab ditulis dengan huruf kapital kecuali kata sambung. Jarak sub bab dengan teks
berikutnya tiga spasi, demikian juga jarak teks dengan sub bab di bawahnya. Berikut ini
diberikan contoh penulisan bab dan sub-sub bab yang digunakan.
Contoh :
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
Nomor sub-sub bab ditulis dengan cara seperti berikut :
A. ............................
1. .............................
a. .............................
1) .............................
a) .............................
(1) ...........................
2. Paragraf Baru
Paragraf baru harus ditulis menjorok ke dalam sebanyak 6 ketukan (0,5 inchi dari
margin kiri).Jangan memulai awal paragraf pada baris terakhir halaman, sebaiknya pula
baris terakhir suatu paragraf tidak boleh ditempatkan pada baris awal halaman berikutnya.
3. Suku Kata
Pemenggalan suku kata harus didasarkan menurut tata bahasa yang dibakukan,
pemenggalan suku kata menurut program pengolah kata komputer umumnya menggunakan
aturan asing sehingga selalu tidak sesuai dengan tata cara pemenggalan kata dalam bahasa
Indonesia.
4. Kutipan
a) Kutipan langsung (dari sumber pertama) ditulis dengan menggunakan dua tanda petik
(“). Jika kutipan kurang dari empat baris ditulis biasa dengan dua spasi digabung dalam
paragraf, akan tetapi jika kutipan empat baris atau lebih maka ditulis satu spasi dan
menjorok ke dalam empat ketukan dari margin kiri dan empat ketukan dari margin kanan.
b) Kutipan dari sumber ke dua ditulis tetap mengacu kepada sumber pertama dengan
menyebutkan sumber kedua yang mengutipnya. Cara penulisannya sama seperti halnya
untuk kutipan langsung.
c) Kutipan yang dinyatakan dengan bahasa penulis sendiri (hanya mengutip pokok-
pokok pikiran) ditulis dua spasi dan gigabung ke dalam paragraf tetapi dengan menyebutkan
sumber kutipan.
d) Cara menulis sumber kutipan dapat dibedakan dalam dua macam:
Pertama : Jika sumber kutipan ditulis mendahului kutipan, cara penulisannya ialah nama
penulis lalu diikuti tahun penerbitan dan halaman yang keduanya diletakkan dalam tanda
kurung. Contoh : Moh. As’ad (1996, hal 6) menyatakan .......................
Kedua : Jika sumber kutipan diletakkan setelah kutipan maka penulisannya ialah nama
penulis, tahun penerbitan dan halamam yang semuanya dalam tanda kurung. Contoh :
Disiplin kerja dapat diartikan sebagai .......(Hasibuan, 1994, hal. 12)
e) Jika penulis terdiri dari dua orang, nama keluarga dari penulis tersebut harus
disebutkan, sebagai contoh : (Hasibuan dan Manulang, 1997, hal. 10).
f) Jika penulis terdiri lebih dari dua orang, maka cara menulisnya ialah nama keluarga
dari penulis pertama dan diikuti dengan et al serta tahun penerbitan dan halaman. Contoh :
Sanders, et al (1992) menyatakan ...
g) Jika bahan kutipan dibahas oleh banyak penulis dengan sumber berbeda maka
penulisannya harus menyertakan nama para penulis dan tahun penerbitannya dan diletakkan
di dalam tanda kurung, contoh : Produktivitas kerja diartikan sebagai ... (Fraser, 1992;
Lathan, 1994; Hasibuan 1996).
h) Jika sumber kutipan ditulis oleh seorang penulis sama banyak sumber dan tahun
penerbitan yang sama maka cara menulisnya adalah dengan menambah huruf a, b dan
seterusnya setelah tahun penerbitan, contoh : (Setiawan, 1997a; Setiawan, 1997b).
5. Daftar Pustaka
Banyak model atau tata cara penulisan daftar pustaka. Dalam pedoman ini komponen
yang harus ditulis dalam daftar pustaka ialah nama penulis (nama keluarga diletakkan di
depan dan tanpa gelar), tahun penerbitan yang diletakkan dalam kurung, judul sumber
pustaka (digaris bawahi), kota tempat penerbit dan nama penerbit. Baris pertama tiap pustaka
ditulis pada margin kiri dan baris berikutnya ditulis menjorok ke dalam enam ketukan dari
margin kiri. Jarak baris daftar pustaka adalah satu spasi sedangkan jarak sumber pustaka
dengan sumber pustaka lainnya dua spasi.
Cara penulisan daftar pustaka dapat dibedakan menurut sumber yang digunakan.
a) Jurnal, Majalah.
Jika jurnal sebagai sumber pustakanya maka harus ditulis nama penulis, tahun penerbitan
(dalam tanda kurung), judul artikel (ditulis di antara dua tanda petik), nama jurnal (digaris
bawahi), volume, nomor dan tempat penerbit.
b) Surat Kabar
Urutan penulisannya ialah nama penulis, tahun penerbitan (dalam tanda kurung), judul artikel
(ditulis di antara dua tanda petik), nama surat kabar (digaris bawahi), waktu penerbitan dan
kota tempat penerbit.
c) Buku
Penulisan daftar pustaka jika sumbernya berbentuk buku adalah nama penulis, tahun
penerbitan (dalam tanda kurung), judul buku (digaris bawahi), kota tempat penerbit. Antara
komponen dipisahkan dengan tanda titik kecuali nama kota dan penerbit yang dipisahkan
dengan titik dua. Jika penulisnya terdiri dari dua orang maka keduanya harus dituliskan yang
didahului dengan nama keluarga, tetapi jika penulisnya lebih dari dua orang maka hanya
nama keluarga dari penulis pertama yang ditulis dan diikuti dengan et al. Jika seorang penulis
memiliki lebih dari satu pustaka yang dikutip, penulisan nama hanya pada pustaka pertama
sedangkan berikutnya cukup dengan menarik garis sepanjang nama tersebut. Untuk tahun
penerbitan yang sama harus dibedakan dengan menambah a, b dan seterusnya setelah tahun
penerbitan.
d) Pustaka yang Tidak Dipublikasikan
Pustaka yang tidak dipublikasikan seperti skripsi, tesis ataupun disertai jika dijadikan sumber
pustaka maka penulisannya adalah nama penulis, tahun penerbitan (dalam tanda kurung ),
judul pustaka (digarisbawahi), jenis pustaka dan lembaga, serta keterangan tidak
dipublikasikan. Jika sumber pustaka berupa makalah, penulisannya adalah nama penulis,
tahun penerbitan (dalam tanda kurung), nama kegiatan dimana makalah diperuntukkan, kota
tempat kegiatan.

H. Contoh Format Penulisan


Contoh halaman judul
MENCEGAH STROKE DENGAN SENAM JARI
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat
Memperoleh Gelar Diploma III Keperawatan
Jurusan Keperawatan
Logo Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Semarang
Oleh
Nama : .............................
NIM : .............................
JURUSAN : ..........................
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN PURWOKERTO
2018
Contoh Abstrak
ABSTRAK
Dias Pradika. Mencegah Stroke dengan Senam Jari. Skripsi. 2018.
--------------------------------------------------------------------------------------------------
--------------------------------------------------------------------------------------------------
--------------------------------------------------------------------------------------------------
--------------------------------------------------------------------------------------------------
--------------------------------------------------------------------------------------------------
--------------------------------------------------------------------------------------------------
--------------------------------------------------------------------------------------------------
----------------------------------------------------- dst
Contoh Daftar Pustaka
DAFTAR PUSTAKA
Rachman, Fauzia. 2011. Berbagai Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Hipertensi
Pada Lansia (Studi Kasus di Rumah Sakit dr. Kariadi Semarang) Karya Tulis Ilmiah
Polteknik Kesehatan Semarang
BAB IV
PENUTUP

Simpulan
Skripsi adalah karya ilmiah yang ditulis melalui kegiatan perencanaan, pelaksanaan
dan hasil penelitian ilmiah oleh mahasiswa jenjang program Sarjana Muda atau Sarjana.
Sehingga dapat dikatakan bahwa skripsi merupakan karya ilmiah yang memiliki sistematika
penulisan dan tata bahasa yang teratur, ilmiah, logis, dan objektif.
Fungsi penulisan skripsi berkaitan dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu
pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Skripsi tersebut sebagai hasil penelitian
atau percobaan yang disusun oleh mahasiswa dibawah bimbingan dosen pembimbing skripsi
dan dipertanggung-jawabkan dalam suatu Sidang Ujian Akhir Program. Sehingga dalam
penyusunannya tidak dilakukan secara mandiri oleh mahasiswa melainkan dengan bimbingan
dari dosen pembimbing. Serta sistematika penulisan skripsi pun dari satu universitas dengan
universitas lainnya dapat berbeda-beda.

Saran
Sebagai mahasiswa sudah seharusnya memiliki pemikiran yang kritis dan mampu
menuliskannya dalam sebuah karya ilmiah. Dan salah satunya adalah melalui skripsi.
Sehingga alangkah baiknya jika mulai saat ini mahasiswa membuka lebar pikirannya
terhadap kondisi sekitarnya agar mampu menulis dengan baik (kontekstual) dan menghindari
kegiatan plagiarisme.
DAFTAR PUSTAKA
Halaki, Oemar. 2010. Fungsi dan Tujuan Penulisan Skripsi. (dalam http: //id.shvoong.com/writing-
and-speaking/2032944-fungsi-dan-tujuan-skripsi/. Diakses tanggal 6 Maret 2014 pukul 22.08
WIB).
Taufiq, Ahmad. 2011. Pedoman Penulisan Skripsi. (dalam http://vivitopz.wordpress.com/modul-
kuliah/pedoman-penulisan-skripsi//. Diakses tanggal 6 Maret 2014 pukul 22.03 WIB).
Wardani, dkk. 2011. Teknik Menulis Karya Ilmiah. Jakarta: Universitas Terbuka.
Wirartha, Made. 2006. Pedoman Penulisan Usulan Penelitian, Skripsi, dan Tesis. Yogyakarta:
ANDI.
2. Tesis
Tesis adalah suatu karya ilmiah yang dibuat oleh mahasiswa Pascasarjana setingkat
magister di akhir masa studinya pada suatu Perguruan Tinggi. Tesis merupakan tulisan ilmiah
yang lebih mendalam daripada skripsi, baik dalam hal jumlah variabel yang diamati maupun
referensi yang digunakan. Dalam suatu Tesis diharapkan terkandung suatu
pengetahuan/aksioma baru yang diperkenalkan oleh penulis. Bahan penulisan Tesis
diharapkan diperoleh dari pengamatan/penelitian yang dilakukan atau merupakan usaha
untuk menguji satu atau lebih hipotesis. Tesis merupakan pelengkap persyaratan untuk
memperoleh gelar Magister atau Sarjana Strata Dua (S2).
Alasan penulisan Tesis adalah agar mahasiswa memiliki keterampilan menyusun hasil
pengamatan atau penelitian, dan melaporkannya dalam bentuk tulisan ilmiah berdasarkan cara-
cara yang lazim digunakan di lingkungan akademik. Dengan menulis Tesis, mahasiswa juga
diharapkan dapat memperluas dan memperdalam pengetahuannya tentang masalah yang diteliti
atau diamati, serta menambah pengetahuan orang lain melalui penemuan atau pemikiran yang
dibahas dalam tulisan itu.
Kedudukan dalam tesis sebagai karya ilmiah di perguruan tinggi sangat penting dan
merupakan tuntutan formal akademik. Dilihat dari tujuannya tesis merupakan syarat yang
dituntut ketika menyelesaikan program studi S2. Selain itu tesis juga memiliki fungsi tertentu,
baik bagi mahasiswa juga untuk perguruan tinggi, yaitu:
1.1 Mahasiswa dapat mengungkapkan pikiran secara sistematis sesuai dengan kaidah keilmuan,
mengacu pada hasil kajian pustaka (jurnal, buku teks atau publikasi internet).
1.2 Mahasiswa melakukan penelitian dan kajian atas teori
1.3 Merupakan wahana komunikasi hasil penelitian ilmiah dan masyarakat akademiknya untuk
diuji secara terbuka dan objektif serta mendapatkan koreksi dan kritik
Merupakan wahana penyajian nilai-nilai praktis dan teoritis hasil pengkajian dan hasil
penelitian ilmiah yang dilakukan oleh mahasiswa

1.1 Memperkaya khasanah keilmuan dan memperkokoh paradigma keilmuan pada bidang atau
disiplin ilmu yang relevan.
Teknik penyusunan dan penulisan tesis di perguruan tinggi biasanya tergantung dari
kebijakan universitas tapi dengan pedoman yang standar. Tujuan pedoman agar ada
kesamaan dalam bahasa penulisan antara dosen pembimbing dan mahasiswa berkenaan
dengan pengertian, ruang lingkup, karakteristik, dan format tesis yang ditulis secara ilmiah
oleh mahasiswa serta berlaku secara umum untuk lingkungan perguruan tingginya
1. Karakteristik Tesis
1.1 Berfokus pada kajian satu isu sentral dalam satu disiplin ilmu, sesuai dengan program studi
yang ditempuh oleh mahasiswa tersebut.
1.2 Merupakan pengujian empirik terhadap posisi teoritik tertentu dalam disiplin ilmu yang
dipelajari.
1.3 Menggunakan data primer (data yang dikumpulkan dari lapangan untuk penelitian (lapangan)
sebagai data utama dan dapat ditunjang oleh data sekunder. Untuk penelitian bibliografi,
digunakan sumber otentik.
Ditulis dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar, kecuali untuk program studi bahasa
asing.

1. Jenis-jenis Tesis
1.1 Penelitian Kuantitatif atau Nalar Deduktif-Hipotektikal: membangun pernyataan/kerangka
hipotetikal.
1.2 Penelitian Kualitatif atau Nalar Induktif–Nonhipotetikal: tidak membangun
pernyataan/kerangka hipotetikal.

1. Sistematika/Daftar Isi Tesis


Penulisan tesis untuk penelitian atau Usulan Penelitian (UP) dapat disajikan dengan
format sebagai berikut:
 Judul
Judul penelitian berisi pernyataan yang secara spesifik mencerminkan isi penelitian
yang akan dilakukan (mencerminkan konsep atau hubungan antar konsep dari
gejala/fenomena yang diteliti).

 Lembar Pengesahan
Tanda persetujuan Komisi Pembimbing atau Promotor yang menyatakan bahwa
tesis/disertasi layak diujikan.

 Lembar Pernyataan

Lembar pernyataan berisi pertanyaan tentang :

 Tesis/disertasi yang diajukan adalah asli dan belum pernah diajukan untuk
mendapatkan gelar akademik (sarjana, magister, dan/atau doktor di
universitas/perguruan tinggi manapun).
 Tesis/disertasi adalah murni gagasan, rumusan dan penelitian penulis sendiri tanpa
bantuan pihak lain, kecuali arahan tim pembimbing atau tim promotor.
 Pada tesis/disertasi tidak terdapat karya-karya atau pendapat yang telah ditulis atau
dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas mencamtumkannya
sebagai acuan dan menuliskannya sumber acuan tersebut dalam daftar pustaka.
 Persetujuan dari komisi etik penelitian bagi yang mempersyaratkan.

 Abstrak

Mencerminkan seluruh isi tesis/disertasi dengan mengungkapkan intisari


permasalahan penelitian, pendekatan yang digunakan atau kerangka pemikiran,
metode penelitian, temuan penelitian, dan kesimpulan. Uraian ditulis dalam Bahasa
Inggris dan Bahasa Indonesia, masing-masing tidak lebih dari 500 kata.

 Kata Pengantar

Bagian ini mengemukakan pokok-pokok persoalan yang diteliti. Selain ini,


dapat pula dikemukakan hal-hal seperti: kesulitan sewaktu melakukan penelitian dan
hal-hal yang memperlancar pelaksanaan penelitian dan penulisan tesis/disertasi serta
pernyataan ungkapan rasa terima kasih kepada pelbagai pihak atas terlaksananya
penelitian dan penulisan tesis/disertasi.

 Daftar Isi

Susunan isi tesis/disertasi sesuai dengan tata urut atau sistematika penulisan
tesis/disertasi. Yang masuk “Daftar Isi” hanya tajuk-tajuk sesudah “Daftar Isi”.

 Daftar Tabel
 Daftar Lambang
 Daftar Singkatan
 Daftar Lampiran
 BAB I: Pendahuluan

1.1. Latar Belakang Penelitian

Bagian latar belakang penelitian berisi uraian ringkas tentang:


Mengemukakan hal-hal yang menjadi latar belakang pemilihan topik penelitian,
termasuk mensignifikasikan pemilihan topik penelitian tersebut. Penelitian dapat
diangkat dari gejala empiris atau permasalahan praktis dan/atau permasalahan teoritis.

 Mengemukakan dan meletakkan penelitian yang akan dilakukan dalam peta keilmuan
yang menjadi perhatian peneliti, menunjukkan penelitian-penelitian terdahulu yang
dilakukan oleh peneliti (dan peneliti-peneliti lain) yang relevan dengan penelitian
yang akan dilakukan.
 Hal-hal/gejala yang secara umum menjadi latar belakang penelitian (hal-hal yang
menarik minat peneliti untuk melakukan penelitian).
 Tujuan (purposes) penelitian yang dilakukan (research purpose). Pada bagian ini juga
disebutkan jenis studinya, misalnya, fenomenologis, studi historis, studi kasus, survey
deskriptif, dan sebagainya.
 Pada bagian ini dapat dikemukakan manfaat hasil penelitian.

1.2 Rumusan Masalah atau Identifikasi Masalah

Merumuskan masalah penelitian (research problem) dan mengemukakan


pernyataan masalah (problem statement). Juga disebut "Fokus Penelitian atau
Pernyataan Masalah"

Pada bagian ini diuraikan pernyataan kalimat yang spesifik tentang gejala atau
fenomena yang akan diteliti. Dapat dipilih salah satu di antara Fokus Penelitian atau
Pernyataan Masalah:

 Fokus Penelitian, jika peneliti ingin mengungkapkan kalimat pernyataan untuk


menunjukkan bahwa penelitian mengarah pada satu gejala atau fenomena tertentu
saja. Pada fokus penelitian ini, peneliti dapat melanjutkan penjelasannya melalui
Pertanyaan Penelitian untuk menguraikan lebih spesifik atas gejala atau fenomena
yang dipilih.
 Pernyataan Masalah, jika peneliti ingin mengungkapkan suatu kalimat pernyataan
untuk menunjukkan bahwa penelitian mengarah pada persoalan menemukan suatu
solusi. Pada pernyataan masalah ini, peneliti dapat melanjutkan penjelasannya melalui
Identifikasi Masalah untuk menguraikan lebih spesifik atas persoalan yang
dikemukakan, atau Hipotesis Kerja (dugaan sementara) untuk memandu langkah-
langkah penelitian dalam menemukan solusi.
1.3 Tujuan Penelitian

 Mengemukakan tujuan penelitian yang akan dilakukan.


 Pada penelitian deduktif–hipotetikal, tujuan penelitian lazimnya adalah untuk
menjelaskan/mengukur hubungan (asosiasi atau kausalitas) antarvariabel yang
menjadi perhatian dalam studi.

1.4 Kegunaan Penelitian atau manfaat penelitian

Mengungkapkan secara spesifik kegunaan yang hendak dicapai dari:

 Aspek teoritis (keilmuan) dengan menyebutkan kegunaan teoritis apa yang dapat
dicapai dari masalah yang diteliti.
 Aspek praktis (guna laksana) dengan menyebutkan kegunaan apa yang dapat dicapai
dari penerapan pengetahuan yang dihasilkan penelitian ini.

BAB II: Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

Bab ini menyajikan kajian pustaka, kerangka pemikiran dan hipotesis. Tentang
hipotesis, lihat penjelasannya pada butir 2.3. Hipotesis.

2.1. Kajian Pustaka

Bagian "Kajian Pustaka" atau "Kajian Literatur" ini berisi uraian tentang:

 Melakukan kajian kepustakaan yang relevan dengan masalah penelitian.


 Pada bagian ini dilakukan kajian/diskusi mengenai konsep dan teori yang digunakan
berdasarkan literatur yang tersedia, terutama dari artikel-artikel yang dipublikasikan
dalam berbagai jurnal ilmiah.
 Kajian pustaka berfungsi membangun konsep atau teori yang menjadi dasar studi.

Kajian literatur (literature review) tentang teori/konsep hasil-hasil penelitian


terdahulu/yang telah ada, yang relevan dengan studi/penelitian yang akan dilakukan.
Kajian ini menjadi rancangan bagi peneliti dalam mengusulkan penelitian

 Kajian literatur bukan semata-mata untuk meninjau sejumlah literatur, melainkan


untuk menunjukkan keterkaitan studi yang diusulkan dengan literatur yang dikaji
tersebut.
 Uraian kajian literatur yang memberikan kontribusi terhadap pemahaman para
pembaca tentang topik penelitian yang akan diteliti dan untuk menerangkan kerangka
teori yang digunakan dalam studi.

2.2. Kerangka Pemikiran

Pada dasarnya kerangka pemikiran diturunkan dari (beberapa) konsep/teori


yang relevan dengan masalah yang diteliti, sehingga bisa memunculkan asumsi-
asumsi dan/atau proposisi, yang dapat ditampilkan dalam bentuk bagan alur
pemikiran, yang kemudian kalau mungkin dapat dirumuskan ke dalam hipotesis
operasional atau hipotesis yang dapat diuji.

2.3. Hipotesis

Hipotesis adalah pernyataan tentatif tentang hubungan antara beberapa


variabel. Pada penelitian kuantitatif, hipotesis lazim dituliskan dalam sub-bab
tersendiri (lihat penjelasan tentang Kerangka Pemikiran).

BAB III: Metodologi

Menguraikan paradigma/pendekatan/metode yang dipergunakan dalam penelitian.


Uraian mencakup, tapi tidak terbatas pada, hal-hal sebagai berikut:

 Uraian tentang rancangan penelitian yang dipilih.


 Prosedur pengambilan/pemilihan sampel dan penentuan unit analisis.
 Sumber dan teknik pengumpulan data serta instrumen penelitian.
 Pengolahan dan analisis data termasuk (uji) validitas data yang sesuai dengan
rancangan penelitian yang diusulkan.
 Lokasi dan waktu penelitian.

Pada beberapa disiplin di bidang ilmu-ilmu eksakta, bab ini diberi judul
“BAHAN/OBJEK DAN METODE PENELITIAN”. Sesuai dengan judul tersebut,
uraian pada bab ini dimulai dengan uraian tentang bahan, subjek, dan objek penelitian
di dalam bagian yang diberi sub-judul “Bahan/Objek Penelitian”. Kemudian
dilanjutkan dengan uraian yang diberi sub-judul “Metode Penelitian”; uraian memuat
butir-butir seperti pada paradigma/pendekatan/metode di atas.
Bagian ini menguraikan metode penelitian yang dipergunakan, menjelaskan mengapa
metode tersebut dipergunakan, dan menguraikan beberapa hal seperti:

 Paradigma penelitian, berupa penjelasan tentang cara peneliti memandang


realitas/fenomena (aspek ontologis dan epistemologis).
 Metode penelitian dalam arti sempit, berisi penjelasan tentang macam studi yang
(telah) dilaksanakan,
 Pemilihan sumber data yang berisi uraian tentang cara menentukan sumber data atau
informan, lokasi, waktu pelaksanaan dan sebagainya,
 Tatacara atau teknik pengumpulan data, misalnya wawancara, observasi, telaah
dokumen, dan sebagainya,
 Uraian tentang analisis data,
 Uraian tentang bagaimana menjaga validitas/otentitas data.

BAB IV: Hasil dan Pembahasan

Bab ini menyajikan hasil penelitian dan pembahasan. Pada praktiknya, hasil
dan pembahasan dapat disajikan dalam beberapa bab sesuai kebutuhan. Sehubungan
dengan ini, jumlah dan judul bab disesuaikan pula dengan kebutuhan. Uraian hasil
dan pembahasan dapat disajikan dalam bab atau sub-bab terpisah atau setiap bab atau
sub-bab dapat sekaligus menyajikan data dan pembahasan sesuai dengan topik/pokok
persoalan bab/sub-bab. Dalam menyajikan hasil dan pembahasan, uraian dapat
didahului dengan gambaran tentang lokasi/setting/objek penelitian yang relevan
dengan permasalahan penelitian. Uraian ini dapat disajikan dalam bab atau sub-bab
tersendiri:
Bila uraian hasil dan pembahasan disajikan hanya dalam 1 bab, maka sub-bab
4.1 menguraikan Hasil Penelitian yang dapat dimulai pembahasan tentang Gambaran
Umum Lokasi Penelitian, sementara uraian tentang Pembahasan berikutnya disajikan
dalam sub-bab 4.2. dan seterusnya. Bila uraian hasil dan pembahasan disajikan dalam
lebih dari 1 bab, maka Bab IV menguraikan Hasil Penelitian yang dapat dimulai
pembahasan tentang Gambaran Umum Lokasi Penelitian, sementara uraian tentang
Pembahasan berikutnya disajikan dalam bab V dan seterusnya

BAB V: Simpulan dan Saran

Bab ini menyatakan pemahaman peneliti tentang masalah yang diteliti


berkaitan dengan tesis/disertasi berupa simpulan dan saran.

Simpulan

Sub-bab ini menyatakan temuan-temuan penelitian berdasarkan hasil


penelitian dan pembahasan.

Saran
Sub-bab ini menyatakan saran teoritis tentang apa yang perlu diteliti lebih
lanjut untuk pengembangan ilmu pengetahuan dari bidang ilmu yang dikaji, serta
saran praktis yang terkait dengan penyataan penerapan ilmu pengetahuan terkait.

Bila bagian hasil dan pembahasan disajikan dalam lebih dari 1 (satu) bab,
maka penomoran bab simpulan dan saran disesuaikan dengan jumlah bab yang ditulis
sebelumnya (bab simpulan dan saran adalah bab terakhir dari Tesis/Disertasi).

Daftar Pustaka

Adalah daftar dari seluruh kepustakaan yang digunakan/dirujuk dalam teks.


Cara penulisannya bisa dilihat pada BAB III tentang Teknik Penulisan Tesis dan
Disertasi dalam pedoman ini.

Lampiran

Berisi lampiran data atau hal lainnya yang relevan dengan permasalahan
penelitian atau "Usulan Penelitian", yang dianggap penting untuk disertakan, dimulai
dengan DALIL, selanjutnya misalnya lampiran data dasar, perhitungan statistik,
angket/kuesioner dan pedoman wawancara, foto, peta lokasi, riwayat hidup penulis
dan persetujuan komisi etik bagi yang mensyaratkan.

BAB 3
PENUTUP
3.1 Simpulan

Tesis adalah suatu karya ilmiah yang dibuat oleh mahasiswa Pascasarjana
setingkat magister di akhir masa studinya pada suatu Perguruan Tinggi sebagai
pelengkap persyaratan untuk memperoleh gelar Magister atau Sarjana Strata Dua (S2).
Dalam suatu Tesis terkandung suatu pengetahuan/aksioma baru yang diperkenalkan
oleh penulis. Bahan penulisan Tesis diharapkan diperoleh dari pengamatan/penelitian
yang dilakukan atau merupakan usaha untuk menguji satu atau lebih hipotesis.
Alasan penulisan Tesis adalah agar mahasiswa memiliki keterampilan menyusun hasil
pengamatan atau penelitian, dan melaporkannya dalam bentuk tulisan ilmiah
berdasarkan cara-cara yang lazim digunakan di lingkungan akademik. Selain itu,
mahasiswa juga diharapkan dapat memperluas dan memperdalam pengetahuannya
tentang masalah yang diteliti atau diamati, serta menambah pengetahuan orang lain
melalui penemuan atau pemikiran yang dibahas dalam tulisan itu.
Dalam penulisannya, tesis memiliki beberapa karakteristik yaitu berfokus pada salah satu
isu yang sentral berdasarkan pengujian empirik terhadap teoritik tertentu. Data primer
dapat pula ditunjang dengan data sekunder.
Tesis dapat terbagi menjadi beberapa jenis. Penelitian Kuantitatif atau Nalar Deduktif-
Hipotektikal, yaitu membangun pernyataan/kerangka hipotetikal. Selain itu, tesis
dapat berupa Penelitian Kualitatif atau Nalar Induktif–Nonhipotetikal, yaitu tidak
membangun pernyataan/kerangka hipotetikal.
Penulisan tesis tentunya bukan hanya untuk memenuhi syarat mendapat gelar
magister. Sejak penulisannya hingga hasil dari tesis mempunyai manfaat tersendiri.
Seperti mahasiswa dapat mengungkapkan pikiran secara sistematis sesuai dengan
kaidah keilmuan. Dalam penulisan tesispun menjadi salah satu wahana komunikasi
dengan masyarakat yang selanjutnya membentuk manusia menerima kritik dan saran
dari lingkungan. Hasil dari tesis yang dibuat dapat menambah serta memperkokoh
paradigma keilmuan pada bidang dan disiplin ilmu yang relevan.

3.2 Saran

Mengenai tesis agar mengembang lebih lanjut, kami memberikan saran


mengenai tesis, yaitu dalam menulis tesis harus sesuai dengan peraturan yang telah
disepakati sebelumnya. Untuk isi dari tesis, sebaiknya isi tesis sangat bermanfaat bagi
masyarakat luas dengan tidak menimbulkan kerusakan yang melampaui manfaat dari
isi tesis tersebut. Penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benarpun harus
diaplikasikan dalam penulisan tesis.

DAFTAR PUSTAKA

Kosasih, E dan Wawan Hermawan. 2012. Bahasa Indonesia. Bandung: CV Thursina.

Putra, D.. 2015, Skripsi, Tesis, dan Tugas Akhir [online]. Tersedia:
https://dirgaharyaputra.wordpress.com/2015/06/. [8 Juni 2015]
Rakhmat, Arif. 2011, Penyusunan Tesis [online]. Tersedia:
http://materimanajemenpendidikan.blogspot.co.id/2011/12/penyusunan-tesis.html. [11
Desember 2011]
Tarmizi, Anita. 2012, Apa Itu Tesis [online]. Tersedia:
http://aadesti.blogspot.co.id/2012/01/apa-itu-tesis.html. [10 Januari 2012]
3. Karangan Ilmiah Populer

Karya ilmiah populer merupakan suatu karya yang ditulis dengan menggunakan
bahasa yang populer sehingga mudah dipahami oleh masyarakat dan menarik untuk dibaca.
Menurut Liang Gee (dalam Dalman, 2012: 155) karangan ilmiah populer adalah
semacam karangan ilmiah yang mencakup ciri-ciri karangan ilmiah, yaitu menyajikan fakta-
fakta secara cermat, jujur, netral, dan sistematis, sedangkan pemaparannya jelas, ringkas, dan
tepat. Menurut Wardani (2007:17) karya ilmiah populer adalah karya ilmiah yang disajikan
dengan gaya bahasa yang populer atau santai sehingga mudah dipahami oleh masyarakat dan
menarik untuk dibaca.
Untuk dapat mengerti pengertian karya tulis ilmiah populer, ada baiknya kita
mengkajinya dari kata-kata pembentuknya yaitu tulisan, ilmiah, dan populer.
Tulisan adalah istilah yang digunakan untuk menyatakan sebuah karya tulis yang
disusun berdasarkan tulisan, karangan, dan pernyataan gagasan orang lain. Dalam KBBI
(2002:370-371) disebutkan bahwa kata ilmiah diartikan sebagai bersifat ilmu atau memenuhi
syarat (kaidah) ilmu pengetahuan, sedangkan ilmiah populer diartikan sebagai mengunakan
bahasa umum sehingga mudah dipahami oleh masyarakat awam.
Sedangkan istilah populer sendiri artinya dalam Kamus Bahasa Indonesia disebutkan
bahwa populer berarti dikenal dan disukai orang banyak (umum). Bisa juga berarti sesuai
dengan kebutuhan masyarakat pada umumnya, atau mudah dipahami orang banyak. Istilah
popular merujuk kepada penggunaan bahasa yang relatif lebih santai, padat, serta mudah
dicerna oleh masyarakat pembacanya yang begitu beragam.
Karya tulis ilmiah populer merupakan karya ilmiah yang bentuk, isi, dan bahasanya
menggunakan kaidah-kaidah keilmuan, serta disajikan dalam bahasa yang santai dan mudah
dipahami oleh masyarakat awam. Slamet Suseno (dalam Dalman, 2012: 156) mengemukakan
bahwa karya tulis ilmiah populer lebih banyak diciptakan dengan jalan menyadur tulisan
orang lain daripada dengan jalan menulis gagasan, pendapat, dan pernyataannya sendiri.
Karya ilmiah populer adalah karangan ilmiah yang berisi pembicaraan tentang ilmu
pengetahuan dengan teknik penyajian yang sederhana mengenai hal-hal kehidupan sehari-
hari.

Penulisan Karya Ilmiah Populer


Karya ilmiah (Dalman, 2012:113-114) memiliki ciri-ciri yang dapat dikaji minimal
dari empat aspek, yaitu:

 Struktur
Struktur sajian karya ilmiah sangat ketat, biasanya terdiri dari bagian
awal, bagian inti dan bagian penutup. Bagian awal merupakan pengantar ke
bagian inti, sedangkan inti merupakan sajian gagasan pokok yang ingin
disampaikan.

 Komponen dan substansi


Komponen karya ilmiah bervariasi sesuai dengan jenisnya, namun
semua karya ilmiah mengandung pendahuluan, bagian inti, penutup, dan daftar
pustaka. Artikel ilmiah yang dimuat dalam jurnal mempersyaratkan adanya
abstrak.

 Sikap penulis
Sikap penulis dalam karya ilmiah adalah objektif, yang disampaikan
dengan menggunakan kata atau gaya bahasa impersonal.

 Penggunaan bahasa
Bahasa yang digunakan dalam karya ilmiah adalah bahasa baku yang
tercermin dari pilihan kata atau istilah, dan kalimat-kalimat yang efektif
dengan struktur yang baku.

Secara umum, jenis-jenis karangan yang termasuk dalam kategori


karangan ilmiah populer adalah sebagai berikut :

1. Resensi Buku
Merupakan pertimbangan atau perbincangan tentang sebuah buku yang
menilai kelebihan atau kekurangan buku tersebut, menarik-tidaknya tema dan
isi buku, kritikan dan member dorongan kepada halayak tentang perlu
tidaknya buku tersebut dibaca.

2. Artikel
Artikel adalah karangan faktual secara lengkap dengan panjang
tertentu yang dibuat untuk dipublikasikan melalui media seperti Koran,
bulletin dan majalah. Bertujuan menyampaikan gagasan dan fakta yangdapat
meyakinkan, mendidik dan menghibur.

3. Editorial
Editorial adalah opini berisi pendapat dan sikap resmi suatu media
sebagai institusi penerbitan terhadap persoalan actual, fenomenal atau
controversial yang berkembang di masyarakat.
4. Kertas Kerja
SA Seksi 339 Kertas Kerja paragraph 03 mendefinisikan kertas kerja sebagai berikut: “Kertas
kerja adalah catatan-catatn yang diselenggarakan oleh auditor mengenai prosedur audit yang
ditempuhnya, pengujian yang dilakukannya, informasi yang diperolehnya, dan simpulan yang
dibuatnya sehubungan dengan auditnya.” Contoh kertas kerja adalah program audit hasil pemahaman
terhadap pengndalian intern, analisis, memorandum, surat konfirmasi, representasi klien, ikhtisar dari
dokumen-dokumen perusahaan, dan daftar atau komentar yang dibuat atau diperoleh auditor. Data
kertas kerja dapat disimpan dalam pita magetik, film, atau media yang lain. Dalam SA 339
dikemukakan bahwa kertas kerja biasanya berisi dukumentasi yang memperlihatkan :
1. Pemeriksaan telah direncanakan dan di supervise dengan baik, yang menunjukan
dilaksanakannya standar pekerjaan lapangan yang pertama.
2. Pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian internal telah diperoleh untuk merancangkan
audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang telah dilakuan.
3. Bukti audit telah diperoleh, prosedur pemeriksaan yang telah di terapkan dan pengujian yang telah
dilaksanakan, yang memberikan bukti yang kompeten yang cukup sebagai dasar yang memadai untuk
menyatakan pendapat atas laporan keuangan auditan, yang menunjukan dilaksanakannya standar
pekerjaan lapangan yang ketiga.
Menurut IBK.Bayangkara kertas kerja audit (KKA) merupakan catatan-catatan yang dibuat
dan data-data yang dikumpulkan auditor secara sistematis pada saat melaksanakan tugas audit. Untuk
memberikan gambaran yang lengkap terhadap proses audit, KKA harus mencerminkan langkah-
langkah audit yang ditempuh :
a. rencana audit
b. pemeriksaan dan evaluasi kecukupan dan efektivitas system control internal
c. prosedur-prosedur audit yang dilakukan, informasi yang diperoleh dan kesimpulan yang dicapai.
d. penelahaan kertas kerja audit oleh penyedia
e. laporan audit
f. tindak lanjut dari tindakan perbaikan

2.1 Manfaat Kertas Kerja Audit (KKA)


Setiap auditor wajib membuat KKA pada saat melaksaanakan tugas audit, manfaat utama
KKA antara lain :
a. merupakan dasar penyusunan laporan hasil audit.
b. merupakan alat bagi atasan untuk mereview dan mengawasi pekerjaan para pelaksana audit.
c. merupakan alat pembuktian ari laporan hasil audit.
d. menyajikan data untuk keperluan referensi
e. merupakan salah satu pedoman untuk tuga audit berikutnya
Tujuan pembuatan kertas kerja audit, yaitu :
a. mendukung pendapat auditor atas laporan keuangan audit kertas kerja audit dapat digunakan oleh
auditor untuk mendukung pendapatnya dan merupakan bukti bahwa auditor telah melaksanakan audit
yang memadai.

b. menguatkan simpulan-simpulan auditor dan kompetensi auditnya. auditor dapat kembali memeriksa
kertas kerja yang telah dibuat dalam auditnya, jika di kemudian hari ada pihak-pihak yang
memerlukan penjelasan mengenai simpulan atau pertimbangan yang telah dibuat oleh auditor dalam
auditnya
c. mengkoordinasikan dan mengorganisasi semua tahap audit. audit yang dilaksanakan oleh auditor
terdiri dari berbagai tahap audit yang dilaksanakan dalam brbagai waktu, tempat, dan pelaksana.
Setiap audit tersebut menghasilkan berbagai macam bukti yang membentuk kertas kerja.
Pengorganisasian dan pengkordinasian bebagai tahap audit tersebut dapat dilakukan dengan
menggunakan kertas kerja.
d. memberikan pedoman dalam audit berikutnya. dari kertas kerja dapat diperoleh informasi yang
sangat bermanfaat untuk audit berikutnya jika dilakukan audit yang berulang terhadap klien yang
sama dalam periode akuntansi yang berlainan. Auditor memerlukan informasi mengenai sifat usaha
klien, catatan akuntansi klien dan pengendalian intern klien serta rekomendasi perbaikan yang
diajukan kepada klien dalam audit yang lalu. Jurnal-jurnal adjustment yang disarankan untuk
menyajikan secara wajar laporan keuangan yang lalu.

2.3 Faktor-Faktor Yang Harus Diperhatikan Dalam Pembuatan Kertas Kerja Yang Baik
Ada lima faktor yang harus diperhatikan :
1. Lengkap
a. Berisi semua imformasi yang pokok, menentuakn komposisi semua data penting yang dicamtumkan
dalam kertas kerja.
b. Tidak memerlukan tambahan penjelasan secara lisan. Artinya kertas kerja harus jelas dapat berbicara
sendiri, harus berisi imformasi yang lengkap, tidak berisi imformasi yang belum jelas atau pertanyaan
yang belum dijawab.
2. Teliti
Dalam pembuatan kerja, akuntan harus memperhatikan ketelitian dalam penulisan dan
perhitungan sehingga kertas kerjanya bebas dari kesalahan tulis dan perhitungan.
3. Ringkas
Kertas kerja harus dibatasi pada imformasi yang pokok-pokok saja yang relevan dengan
tujuan pemeriksaan yang dilakukan serta disajikan dengan ringkas . untuk menghindari rincian-rincian
yang tidak perlu. Analisis yang perlukan oleh seorang akuntan harus merupakan peringkasan dan
penapsiran data dan bukan hanya merupakan penyalinan catatan klien kedalam kertas kerja.
4. Jelas
Kejelasan dalam imformasi kepada pihak-pihak yang akan memeriksa kertas kerja perlu
diusahakan oleh akuntan. Penggunaan ini istilah yang menimbulkan arti ganda perlu dihindari.
Penyajian imformasi secara sistematik perlu dilakukan.
5. Rapi
Kerapian dalam pembuatan kertas kerja dan keteraturan penyusunan kertas kerja akan
membantu akuntan senior dalam menela’ah hasil pekerjaan stafnya serta memudahkan memperoleh
imformasi dari kertas kerja tersebut.
2.4 Tipe Kertas Kerja Audit
Isi ketas kerja meliputi semua informasi yang dikumpulan dan dibuat oleh auditor dalam
auditnya. Kertas kerja terdiri dari berbagai macam yang secara garis besar dapat dikelompokkan ke
dalam 5 tipe kertas kerja berikut ini :
1. Program Audit
Program audit merupakan daftar prosedur audit untuk seluruh audit unsur tertentu, sedangkan
prosedur audit adalah instruksi rinci untuk mengumpulkan tipe bukti audit tertentu yang harus
diperoleh pada saat tertentu dalam audit. Dalam program audit, auditor menyebutkan prosedur audit
yang harus diikuti dalam melakukan verifikasi setiap unsur yang tercantum dalam laporan keuangan,
tanggal dan paraf pelaksana prosedur audit tersebut, serta penunjukan indeks kertas kerja yang
dihasilkan. Dengan demikian, program audit berfungsi sebagai suatu alat yang bermanfaat untuk
menetapkan jadwal pelaksanaan dan pengawasan pekerja audit. Program audit dapat digunakan untuk
merencanakan jumlah orang yang diperlukan untuk melaksanakan audit beserta komposisinya, jumlah
asisten dan auditor junior yang akan ditugasi, taksiran jam yang akan dikonsumsi, serta untuk
memungkinkan auditor yang berperan sebagai supervisor dapat mengikuti program audit yang sedang
berlangsung.
2. Working Trial Balance
Working Trial Balance adalah suatu daftar yang berisi saldo-saldo akun buku besar pada akhir
tahun yang diaudit dan pada akhir tahun sebelumnya, kolom-kolom untuk adjustment dan
penggolongan kembali yang diusulkan oleh auditor, serta saldo-saldo setelah koreksi auditor yang
akan tampak dalam laporan keuangan auditan (audited financial statements). Working trial balance ini
merupakan daftar permulaan yang harus dibuat oleh auditor untuk memindahkan semua saldo akun
yang tercantum dalam daftar saldo (trial balance) klien. Dalam proses audit, working trial balance ini
digunakan untuk meringkas adjustment dan penggolongan kembali yang diusulkan oleh auditor
kepada klient serta saldo akhir tiap-tiap akun buku besar setelah adjustment atau koreksi oleh
auditor. Working trial balance ini mempunyai fungsi yang sama dengan lembar kerja (work sheet)
yang digunakan oleh klien dalam proses penyusunan laporan keuangan. Dalam penyusunan laporan
keuangan, klien menempuh beberapa tahap sebagai berikut :
a. Pengumpulan bukti transaksi
b. Pencatatan dan Penggolongan transaksi dalam jurnal dan buku pembantu
c. Pembukuan (posting) jurnal ke dalam buku besar
d. Pembuatan lembar kerja.
e. Penyajian laporan keuangan
Dalam proses auditnya, auditor bertujuan untuk menghasilkan laporan keuangan auditan.
Adapun tahap-tahap penyusunan laporan keuangan auditan tersebut adalah sebagai berikut :
1) Pengumpulan bukti audit dengan cara pembuatan atau pengumpulan skedul pendukung ( supporting
schedules).
2) Peringkasan informasi yang terdapat dalam skedul pendukung ke dalam skedul utama ( lead schedules
atau top schedules) dan ringkasan jurnal adjustment.
3) Peringkasan informasi yang tercantum dalam skedul utama dan ringkasan jurnal adjustment ke
dalamworking trial balance
4) Penyusunan laporan keuangan auditan.
3. Ringkasan Jurnal Adjusment
Dalam proses auditnya, auditor mungkin menemukan kekeliruan dalam laporan keuangan dan
catatan akuntansi kliennya. Untuk membetulkan kekeliruan tersebut, auditor membuat draft jurnal
adjustment yang nantinya akan dibicarakan dengan klien. Disamping itu, auditor juga membuat jurnal
penggolongan kembali (reclassification entries) untuk unsur, yang meskipun tidak salah dicatat oleh
klien, namun untuk kepentingan penyusunan laporan keuangan yang wajar, harus digolongkan.
Jurnal adjustment yang diusulkan oleh auditor biasanya diberi nomor urut dan untuk jurnal
penggolongan kembali diberi identitas huruf. Setiap jurnal adjustment maupun jurnal penggolongan
kembali harus disertai penjelasan yang lengkap. Jurnal adjustment berbeda dengan jurnal
penggolongan kembali. Jurnal penggolongan kembali digunakan oleh auditor hanya untuk
memperoleh pengelompokkan yang benar dalam laporan keuangan klien. Jurnal ini digunakan untuk
menggolongkan kembali suatu jumlah dalam kertas kerja auditor; tidak untuk disarankan agar
dibukukan ke dalam catatan akuntansi klien. Di lain pihak, jurnal adjustment digunakan oleh auditor
untuk mengoreksi catatan akuntansi klien yang salah, sehingga jurnal ini disarankan oleh auditor
kepada klien untuk dibukukan dalam catatan akuntansi kliennya. Oleh auditor, jurnal adjustment dan
penggolongan kembali ini mula-mula dicatat dalam skedul pendukung dan ringkasan
jurnal adjustment. Emudian jurnal-jurnal tersebut diringkas dari berbagai skedul pendukung ke dalam
skedul utama yang berkaitan ank e dalam working trial balance.
4. Skedul Utama
Skedul utama adalah kertas kerja yang digunakan untuk meringkas informasi yang dicatat
dalam skedul pendukung untuk akun-akun yang berhubungan. Skedul utama ini digunakan untuk
menggabungkan akun-akun buku besar yang sejenis, yang jumlah saldonya akan dicantumkan dalam
laporan keuangan dalam satu jumlah. Skedul utama memiliki kolom yang sama dengan kolom-kolom
yang terdapat dalam working trial balance. Jumlah total tiap-tiap kolom dalam skedul utama
dipindahkan ke dalam kolom yang berkaitan dengan working trial balance.
5. Skedul Pendukung
Pada waktu auditor melakukan verifikasi terhadap unsur-unsur yang tercantum dalam laporan
keuangan klien, ia membuat berbagai macam kertas kerja pendukung yang menguatkan informasi
keuangan dan operasional yang dikumpulkannya. Dalam setiap skedul pendukung harus dicantumkan
pekerjaan yang telah dilakukan oleh auditor dalam memverifikasi dan menganalisis unsur-unsur yang
dicantumkan dalam daftar tersebut, metode verifikasi yang digunakan, pertanyaan yang timbul dalam
audit, serta jawaban atas pertanyaan tersebut. Skedul pendukung harus memuat juga berbagai
simpulan yang dibuat oleh auditor.

2.5 Kepemilikan Kertas Kerja Dan Kerahasiaan Informasi Dalam Kertas Kerja
SA Seksi 339 Kertas Kerja paragraph 06 mengatur bahwa kertas kerja adalah milik kantor
akuntan publik, bukan milik klien atau milik pribadi. Namun, hak kepemilikan kertas kerja oleh
kantor akuntan publik masih tunduk pada pembatasan-pembatasan yang diatur dalam Aturan Etika
Kompartemen Akuntan Publik yang berlaku, ntuk meghindarkan penggunaan hal-hal yag bersifat
rahasia oleh auditor untuk tujuan yangtidak semestinya.
Kertas keja yang bersifat rahasia berdasarkan SA Seksi 339 paragraf 08 mengatur bahwa auditor
harus menerapkan prosedur memadai untuk menjaga keamanan kertas kerja dan harus menyimpannya
sekurang-kurangnya 10 tahun. Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik memuat aturan yang
berkaitan dengan kerahasiaan kertas kerja. Aturan Etika 301 berbunyi sebagai berikut :
“Anggota Kompartemen Akuntan Pubik tidak diperkenankan mengungkapkan informasi klien yang
rahasia tanpa persetujuan dari klien”
Hal-hal yang membuat auditor dapat memberikan informasi tentang klien kepada pihak lain adalah :
1. Jika klien tersebut menginginkannya
2. Jika misalnya praktek kantor akuntan dijual kepada akuntan publik lain, jika kertas kerjanya
diserahkan kepada pembeli harus atas seijin klien.
3. Dalam perkara pengadilan (dalam perkara pidana).
4. Dalam program pengendalian mutu, profesi akuntan publik dapat menetapkan keharusan
untuk mengadakan peer review di antara sesama akuntan publik. Untuk me-review kepatuhan
auditor terhadap standar auditing yang berlaku, dalam peer review informasi yang tercantum
dalam kertas kerja diungkapkan kepada pihak lain (kantor akuntan public lain) tanpa
memerlukan izin dari klien yang bersangkutan dengan kertas kerja tersebut.

2.6 Pemberian Indeks pada Kertas Kerja Audit


Pemberian indeks terhadap kertas kerja akan memudahkan pencarian informasi dalam
bebagai daftar yang terdapat diberbagai tipe kertas kerja. Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam
pemberian indeks kertas kerja adalah sebagai berikut :
1. Setiap kertas kerja harus diberi indeks, dapat disudut atas atu di sudut bawah.
2. Pencantuman indeks silang (cross index) harus dilakukan sebagai berikut :
a. Indeks silang dari skedul utama.
b. Indeks silang dari skedul akun pendapatan dan biaya.
c. Indeks silang antarskedul pendukung.
d. Indeks silang dari skedul pendukung ke ringkasan jurnal adjusment.
e. Indeks silang dari skedul utama ke working trial balance.
f. Indeks silang dapat digunakan pula untuk menghubungkan program audit dengan kertas kerja.
3. Jawaban konfirmasi, pita mesin hitung, print-out komputer, dan sebagainya tidak diberi indeks
kecuali jika dilampirkan di belakang kertas kerja yang berindeks.

2.7 Metode Pemberian Indeks Kertas Kerja Audit


Ada tiga metode pemberian indeks terhadap kertas kerja :
1. Indeks angka. Kertas kerja utama dan skedul utama diberi indeks dengan angka, sedangkan skedul
pendukung diberi subindeks dengan mencantumkan nomor kode skedul utama yang berkaitan.
2. Indeks kombinasi angka dan huruf. Kertas kerja utama dan skedul utama diberi kode huruf,
sedangkan skedul pendukungnya diberi kode kombinasi huruf dan angka.
3. Indeks angka berurutan. Kertas kerja diberi angka yang berurutan.

2.8 Susunan Kertas Kerja


Tujuan disusun secara sismatik dan dalam urutan logis adalah untuk memudahkan review atas
kertas kerja yang dihasilkan oleh asistant atau staff auditor. Urutannya sebagai berikut :
1. Draft Laporan Audit (Audit Report)
2. Laporan Keuangan Auditan
3. Ringkasan Informasi bagi reviewer
4. Program Audit
5. Laporan Keuangan/Lembar Kerja (Work sheet) yang dibuat clien
6. Ringkasan Jurnal Adjustment
7. Working Trial Balance
8. Skedul Utama
9. Skedul Pendukung

2.9 Pengarsipan Kertas Kerja


1. Arsip kini (current file) : Arsip audit tahunan untuk setiap audit yang telah selesai dilakukan.
2. Arsip permanen (permanent file) untuk data yang secara relatif tidak mengalami perubahan. Arsip
kini berisi kertas kerja yang informasinya hanya mempunyai manfaat untuk tahun yang diaudit saja.
Arsip permanen berisi informasi sebagai berikut :
a. Copy anggaran dasar dan anggaran rumah tangga klien
b. Bagan organisasi dan luas wewenang serta tanggung jawab para manajer
c. Pedoman akun, pedoman prosedur, dan data lain yang behubungan dengan pengendalian
d. Copy surat perjanjian penting yang mempunyai masa laku jangka panjang.
e. Tata letak pabrik, proses produksi, dan produk pokok perusahaan
f. Copy notulen rapat direksi, pemegang saham, dan komite-komite yang dibentuk klien. Pembentukan
arsip permanen ini mempunyai tiga tujuan yaitu :
1) Untuk menyegarkan ingatan auditor mengenai informasi yang akan digunakan dalam audit tahun-
tahun mendatang.
2) Untuk memberikan ringkasan mengenai kebijakan dan organisasi klien bagi staf yang baru pertama
kali menangani audit laporan keuangan klien tersebut
3) Untuk menghindari pembuatan kertas kerja yang sama dari tahun ke tahun.
Analisis terhadap akun-akun tertentu yang relatif tidak pernah mengalami perubahan harus
juga dimasukkan ke dalam arsip permanin. Akun-akun seperti tanah, gedung, akimulasi, depresiasi,
investasi, utang jangka panjang, modal saham dan akun lain yang termasuk dalam kelompok modal
sendiri adalah jarang mengalami perubahan dari tahun ke tahun. Pemeriksaan pertama terhadap akun
tersebut akan menghasilkan informasi yang akan berlaku beberapa tahun, sehingga dalam audit
berikutnya auditor hanya akan memeriksa transaksi-transaksi tahun yang diaudit yang berkaitan
dengan akun-akun tersebut. Dalam hal ini arsip permanen benar-benar menghemat waktu auditor
karena perubahan-perubahan dalam tahun yang diaudit tinggal ditambahkan dalam arsip permanen,
tanpa harus memunculkan kembali informasi-informasi tahun-tahun sebelumnya dalam kertas kerja
tersendiri.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kertas kerja didefinisikan sebagai catatan-catatan yang diselenggarakan oleh auditor mengenai
prosedur audit yang ditempuh, pengujian yang dilakukan, informasi yang diperoleh, dan simpulan
yang dibuatnya sehubungan dengan pelaksanaan penugasan audit yang dilakukannya.
Kertas kerja audit berfungsi sebagai; jembatan/mata rantai yangmenghubungkan antara catatan
auditi dengan laporan hasil audit, dan dapatpula dipergunakan auditor untuk mempertanggung
jawabkan prosedur/langkahaudit yang dilakukannya, mengkoordinir dan mengorganisir semua tahap
auditmulai dari perencanaan sampai pelaporan, dan sebagai dokumen yang dapatdigunakan oleh
auditor berikutnya.
Kertas kerja yang baik harus lengkap, teliti, ringkas, jelas dan rapi, disimpan dan dijaga
kerahasiannya. Agar mudah diakses, lazimnya kertas kerja audit dikelompokkan dalam berkas
permanen (permanent file), berkas berjalan (current file), berkas lampiran dan berkas khusus.
DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Sukrisno (2006).Auditing.Jakarta:lembaga Penerbit FE UI, Salemba Empat.

Arens, A Alvin, Randal J. Elder, Mark Beasley(2008).Auditing dan Jasa Assurance, Jakarta:indeks.

Arens, A Alvin,Mark S. Beasley, Randal J. Elder(2010). Auditing dan Jasa Assurance, Jakarta:Salemba
Empat.
Hall, A James,Tommie Singleton(2007). Audit Teknologi Informasi dan Asurance, Jakarta:Salemba Empat

Mulyadi, Auditing edisi 6, Jakarta : Salemba Empat, 2009


5. Laporan Penelitian

Laporan penelitian merupakan tahap akhir dari proses penelitian dimana peneliti
menyampaikan dan mengkomunikasikan kepada audiens hasil akhir risetnya melalui tulisan.
Dengan pengertian ini kita mengetahui bahwa penulisan laporan penelitian merupakan bagian
penting dari rangkaian penelitian itu sendiri.

Laporan penelitian ada berbagai macam bentuk sesuai dengan untuk tujuan apa
laporan itu dibuat. Meskipun terdiri dari beberapa bentuk, laporan penelitian memiliki sifat
tetap yaitu ilmiah. Laporan penelitian selalu bisa disebut juga karya ilmiah, namun tidak
semua karya ilmiah bisa disebut laporan penelitian.

Laporan penelitian adalah tahap akhir proses penelitian dimana peneliti menuliskan
dan menyampaikan hasil risetnya dalam bentuk karya ilmiah. Sebagaimana yang telah
disinggung di awal, laporan penelitian memiliki cakupan yang luas. Secara spesifik, laporan
penelitian dapat dibedakan ke dalam beberapa bentuk sebagai berikut:

1. Pertama, laporan riset yang ditulis untuk lembaga atau instansi tertentu.
2. Kedua, laporan riset yang ditulis untuk menuhi tugas sekolah atau kuliah seperti
paper, skripsi, tesis, disertasi.
3. Ketiga, laporan riset yang ditulis untuk jurnal akademik.
4. Keempat, laporan riset yang ditulis untuk media populer seperti koran dan majalah.

Berbagai bentuk laporan yang berbeda-beda tersebut menyiratkan pesan bahwa


pengertian laporan riset selalu tersamar atau luas untuk dipahami. Kita baru bisa
mendapatkan definisi laporan penelitian yang spesifik dengan terlebih dahulu menjawab
pertanyaan semacam ”laporan penelitian yang ditulis untuk keperluan apa?”

Memang, semua laporan penelitian perlu memenuhi standar kaidah ilmiah. Laporan
untuk media populer sekalipun harus bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Oleh karena
itu, kaidah ilmiah menjadi unsur yang diperlukan dalam setiap laporan.

Postingan ini tidak akan secara detail membahas satu-persatu format laporan ilmiah
dalam berbagai bentuk karena keterbatasan ruang. Pembahasan yang detail lebih baik
ditempatkan pada banyak postingan ketimbang cuma satu posting.
Belum lagi, setiap bentuk laporan penelitian memiliki karakteristiknya masing-
masing, seperti misalnya, laporan penelitian skripsi. Format skripsi bisa bervariasi tergantung
bagaimana format laporan terbaik yang sesuai dengan desain penelitiannya. Postingan ini
akan membahas contoh format laporan penelitian dalam bentuknya yang paling umum saja.

Contoh format laporan penelitian

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam format laporan diantaranya:

Pertama, laporan harus harus ditulis dengan bahasa yang mudah dipahami oleh publik yang
membacanya. Di sini, peneliti harus mempertimbangkan untuk siapa laporan tersebut dibuat.

Kedua, laporan harus mencantumkan proses dan metode riset secara jelas sehingga pembaca
dapat menguji hasil penelitian tersebut dikemudian hari jika menghendaki. Di sini, laporan
penelitian bersifat transparan dan dapat diuji kembali oleh peneliti lain jika diperlukan.
Laporan yang tidak transparan akan dianggap kurang atau bahkan tidak ilmiah.

Berikut ini merupakan contoh sistematika penulisan atau format laporan atau kerangka
laporan yang umum diajarkan.

JUDUL
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan Penelitian
4. Manfaat Penelitian

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN

1. Review Literatur
2. Teori
3. Kerangka Pemikiran
4. Hipotesis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

1. Metode Penelitian
2. Populasi dan Sampel
3. Teknik Pengumpulan Data

BAB IV PEMBAHASAN

1. Deskripsi Hasil Penelitian


2. Analisis Data
3. Diskusi

BAB V PENUTUP

1. Kesimpulan
2. Saran
3. Rekomendasi

REFERENSI
LAMPIRAN

Penjelasan masing-masing kerangka tersebut adalah sebagai berikut:

A. Judul
Judul harus jelas dan merepresentasikan substansi laporan penelitian. Peneliti
bisa membuat judul di akhir setelah hasil penelitian diketahui.
B. Daftar Isi
Berisi daftar tiap bab dan sub bab yang memandu pembaca menemukan pada
halaman berapa konten tertentu ditulis.
C. Kata Pengantar
Berisi ulasan ringkas tentang topik penelitian. Sering kali kata pengantar juga
dijadikan ruang peneliti untuk menyampaikan terimakasih kepada pihak-pihak yang
telah berkontribusi.
D. Abstrak
Ulasan super ringkas yang berisi informasi tentang tema, rumusan masalah,
metodologi, analisis data, temuan, dan simpulan.

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berisi tentang konteks penelitian, pentingnya riset dilakukan dan motivasi
peneliti melakukan riset.
B. Rumusan Masalah
Istilah lain dari pertanyaan penelitian. Bagian ini menjelaskan tentang apa
masalah yang ingin dikaji oleh peneliti.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah menjawab rumusan masalah.
D. Manfaat Penelitian
Keuntungan yang mungkin diperoleh pihak-pihak tertentu apabila penelitian
berhasil dilakukan.

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN

A. Review Literatur
Berisi rangkuman dan kritik terhadap berbagai studi terkait yang pernah
dilakukan sebelumnya.
B. Teori
Hubungan antar konsep yang menjelaskan tentang topik terkait.
C. Kerangka Pemikiran
Cara berpikir peneliti yang diterapkan untuk menjawab pertanyaan penelitian.
D. Hipotesis
Kesimpulan sementara yang terdiri dari dua atau lebih variabel yang akan diuji.
Perlu dicatat bahwa tidak semua penelitian membutuhkan hipotesis.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian
Meliputi pendekatan dan desain penelitian yang diterapkan dalam rangka
mengumpulkan dan menganalisis data.

B. Populasi dan Sampel


Penjelasan tentang siapa saja partisipan yang menjadi subjek atau objek
penelitian dan bagaimana teknik sampling dilakukan.
C. Teknik Pengumpulan Data
Penjelasan tentang cara peneliti untuk memperoleh data sesuai dengan metode
penelitian dengan mempertimbangkan etika penelitian.

BAB IV PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian


Pembahasan tentang temuan lapangan secara deskriptif. Peneliti
menerjemahkan data ke dalam narasi.
B. Analisis Data
Pembahasan lebih dalam tentang temuan lapangan. Data yang sudah diolah
diinterpretasikan pada bagian ini.
C. Diskusi
Pembahasan ini merupakan pertemuan antara hasil analisis dengan teori dan
hasil riset yang ditunjukkan oleh penelitian sebelumnya. Peneliti bisa merujuk pula
pada bagian review literatur untuk didiskusikan dengan hasil temuannya.

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Berisi tentang ringkasan dari hasil diskusi atau pembahasan.
B. Saran
Berisi tentang usulan peneliti terkait topik yang dibahas.
C. Rekomendasi
Tidak selalu ada dalam laporan. Jika ada, seperti laporan program atau riset
kebijakan, maka peneliti harus meringkas apa saja yang menjadi usulannya untuk
disampaikan kepada pihak atau instansi yang dituju.
REFERENSI
Daftar pustaka yang menjadi referensi. Referensi meliputi seluruh dokumen
yang relevan. Penulisan referensi berkaitan dengan transparansi riset.

LAMPIRAN
Dokumen penting yang perlu diketahui pembaca. Dokumen diletakkan di
bagian lapiran karena dianggap terlalu memakan tempat apabila diletakkan di bagian
isi atau bagian lain selain lampiran.

6. Studi Kasus
Istilah ‘studi kasus’ berasal dari bahasa inggris dari frase “case study’ (=studi kasus).
Jika di urai kata ‘case’ dan ‘study; mempunyai arti dan makna sendiri. Case, Kamus Oxford
(1991) memaknai sebagai : example of the occurrence of something; set of facts; matter being
investigated by the police, yang dapat dapat diterjemahkan ke dalam bahasa indonesia
berturut-turut : contoh kejadian sesuatu; serangkaian kenyataan-kenyataan; perihal yang
sedang di periksa polisi. Sedang kata ‘study’ dimaknai oleh Kamus tersebut antara lain :
process of learning something;book etc, resulting from research;give time and attention to
learning something; examine carefully; yang dapat diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia
sebagai serangkaian kegiatan mempelajari sesuatu; buku dll hasil penelitian; mencurahkan
waktu dan perhatian untuk mempelajari sesuatu; memeriksa dengan seksama. Mencermati
makna kamus diatas dapat diartikan bahwa studi kasus mengandung makna serangkaian
kegiatan yang dilakukan dengan sungguh-sungguh dengan penuh perhatian terhadap sesuatu
fenomena aktual yang menjadi fokus perhatian.
Data yang dikumpulkan bukan hanya tentang saat ini saja tetapi juga kejadian /
peristiwa / proses yang terjadi masa lalu yang mungkin berkaitan dengan saat saat ini. Proses
sistematik yang ditujukan untuk mengembangkan temuan-temuan yang didasarkan atas bukti
yang tidak diragukan menjadi sesuatu hasil akhir kejadian atau hasil-hasil akhir yang saling
berkaitan yang bertujuan untuk menjelaskan suatu fenomena.

Definisi teknis Studi Kasus


Definisi dan penjelasan di atas bagi beberapa orang mungkin abstrak dan
membutuhkan definisi teknis. Definisi yang lebih teknis dikemukakan Yin (1996) yang
menyatakan bahwa studi kasus adalah pencarian pengetahuan secara empiris yang :
menyelidiki fenomena dalam konteks kehidupan nyata, bilamana : batas-batas antara
fenomena dan konteks tidak tampak dengan tegas; dan dimana multisumber bukti digunakan.

Studi Kasus Menurut Ahli


Pendapat Pollit & Hungler (1999) memperjelas lagi tentang esensi studi kasus karena
harus tepat untuk analisis yang intensif, maka fokus studi kasus khususnya adalah pada
penentuan dinamika mengapa seseorang berpikir, berperilaku, atau mengembangkan diri dan
bukan pada apa statusnya, kemajuannya, tindakannya atau pikirannya. Apakah suatu
penelitian merupakan kuasi eksperimental ataupun eksperimental, pengumpulan data dan
metode analisis dimahfumi menyembunyikan banyak rincian atau detail (Stake, 1995) Studi
kasus dirancang untuk memperjelas detail dari sudut pandang partisipan melalui multi
sumber yang mungkin. Umumnya penelitian baik kualitatif maupun kuantitatif inti dari
penyeledikan adalah variabel atau beberapa variabel tertentu, berbeda dalam studi kasus yang
menjadi pusat adalah kasus itu sendiri.

Unit analisis pada penelitian studi kasus merupakan hal lain kritikal. Unit analisis
studi kasus bukanlah individu atau lembaga itu sendiri tapi lebih khas kepada sistem tindakan
(Tellis, 1997). Unit analisis tersebut bisa bervariasi dari sistem tindakan yang dihasilkan oleh
individu atau individu-individu sampai dengan suatu lembaga. Walaupun ada yang
menerapkannya secara retrospektif tetapi studi kasus paling sering diterapkan secara
prospektif. Data- data diperoleh dari dokumen-dokumen, arsip (baik digital maupun
konvensional: pen), wawancara, observasi langsung, observasi partisipatif, dan artefak fisik
(Yin, 1994).

Aziz S.R. (2003) menyatakan bahawa penelitian yang terinci tentang seseorang
(individu) atau sesuatu unit sosial selama kurun waktu tertentu disebut studi kasus. Lebih
tegas Aziz menambahkan bahwa penelitian studi kasus adalah penelitian terhadap fenomena
dalam konteks kehidupan nyata, bilamana batas-batas antara fenomena dan konteks tak
tampak dengan tegas; dan dimana: multi sumber bukti dimanfaatkan.

Untuk memahami lebih jauh tentang studi kasus dengan lugas Feagin, Orum, &
Sjoberg (1991) dalam Tellis (1997) menyatakan bahwa studi kasus merupakan penelitian
yang melakukan analisis dari berbagai sudut pandang (multi-perspectival analyses). Artinya
bahwa peneliti tidak saja memperhatikan suara dan perspektive dari aktor saja, tapi juga
kelompok dari aktor-aktor yang relevan dan interaksi antara mereka. Aspek ini merupakan
titik yang menonjol dan penting yang merupakan ciri-ciri yang dipunyai studi kasus. Studi
kasus memberi kepada yang powerless dan voiceless.

Sedangkan studi kasus menurut Kumar (1999) adalah suatu pendekatan untuk
meneliti fenomena sosial melalui analisis kasus individual secara lengkap dan teliti, serta
memberikan suatu analisis yang intensif dari banyak rincian khusus yang sering terlewatkan
oleh metode penelitian lain. Pollit & Hungler (1999) memaknai studi kasus sebagai metode
penelitian yang menggunakan analisis mendalam, yang dilakukan secara lengkap dan teliti
terhadap seorang individu, keluarga, kelompok, lembaga, atau unit sosial lain.

Kapan Studi Kasus Digunakan

Yin (1994) dalam Tellis (1997) mengajukan paling tidak 4 aplikasi model studi kasus :

 Untuk menjelaskan tautan sebab-akibat yang rumit (complex causal links) dalam
intervensi kehidupan nyata
 Untuk menggambarkan konteks kehidupan-nyata yang mana intervensi tersebut
terjadi
 Untuk menggambarkan intervensi itu sendiri
 Untuk mengeksplorasi situasi-situasi tersebut yang mana intervensi-intervensi yang
sedang dievaluasi tidak mempunyai set outcomes yang jelas

Studi kasus keperawatan dan kedokteran misalnya yang dilakukan pada pasien tunggal
sebagai unit analisis maka untuk memperoleh pemahaman yang kaya akan fokus studi ini
penelitian studi kasus menggali data dari partisipan dan informan utama dengan wawancara
mendalam, menggali dari rekam medik pasien, dan pengamatan bahkan buku harian/ agenda
pasien atau coretan-coretan dinding (misalnya pada pasien psikosa) merupakan sumber yang
memperkaya informasi dalam suatu studi kasus. Sebagai misal penelitian dengan unit analisis
pasien Gagal Ginjal Kronis, maka konteksnya adalah keluarganya, orang berarti di sekeliling
pasien, perawat, atau dokter . Jadi konteksnya adalah orang lain dan sumber informasi diluar
kasus itu sendiri.

Kelebihan studi kasus :

 Analisis intensif yang dilewatkan tidakdilakukan oleh metode lain


 Menghasilkan ilmu pengetahuan pada kasus khusus
 Cara yang tepat untuk mengeksplorasi fenomena yang belum secara detail diteliti
 Sering menghasilkan kesadaran pengetahuan baru

5. Informasi yang dihasilkan dalam suatu studi kasus dapat sangat bermanfaat dalam
menghasilkan hipotesis yang diuji lebih ketat, rinci, dan seteliti mungkin pada penelitian
berikutnya. Studi kasus yang bagus (well designed) merupakan sumber informasi
deskriptif yang baik dan dapat digunakan sebagai bukti untuk suatu pengembangan teori
atau menyanggah teori (Burns & Grove,
7. Makalah
Makalah adalah salah satu jenis karangan ilmiah yang ditulis secara sistematis dan
logis. Karangan tersebut berisi Informasi atau data yang bersifat faktual yang disampaikan
secara objektif dan tidak memihak pada kepentingan-kepentingan lain. Informasi yang
disampaikan dalam karangan itu benar-benar murni untuk kepentingan informasi keilmuan.
Karena itu, dalam menulis makalah harus terbebas dari unsru subjektif yang dapat
menjerumuskan penulis dalam kesesatan berpikir ilmiah.
Salah satu tujuan pokok penulisan makalah adalah meyakinkan pembaca bahwa topik
yang ditulis dengan dilengkapi penalaran logis, pengorganisasian dan diperhatikan. Dari
pengertian diatas, Makalah yang merupakan salah satu jenis karya ilmiah memiliki ciri-ciri
(1) objektif, (2) tidak memihak, (3) berdasarkan fakta, (4) sistematis, dan (5) logis.
berdasarkan ciri ini, baik tidaknya suatau makalah dapat diamati dari signifikansi masalah
atau topik yang dibahas, kejelasan tujuan pembahasan, kelogisan pembahasan dan kejelasan
pengorganisasian pembahasaannya.
Makalah yang baik dan benar seharusnya bermakna. Dalam artian, sebuah makalah
yang baik dan benar harus memiliki kejelasan penulisan dimana topik yang dibahas dan gaya
penggunaan bahasa harus diperhatikan dan mudah dimengerti oleh pembaca.1
Sekiranya ada tiga bagian atau biasanya disebut tiga bab yang terpenting dalam
membuat makalah, yang pertama adalah pendahuluan yang isinya antara lain adalah Latar
Belakang, Masalah yang akan dibahas dan Tujuan penulisan. Yang kedua adalah bagian
Pembahasan, dimana dalam bagian ini dipaparkan isi dari topik yang akan dibahas dalam
makalah. Dan yang ketiga adalah bagian penutup yang mencakup subjudul kesimpulan, kritik
dan saran. Serta kita juga tidak boleh lupa oleh kehadiran kata pengantar, daftar isi dan
sumber agar penelitian bersifat ilmiah dan tidak mengada-ada.
Untuk lebih jelasnya maka akan dijelaskan satu persatu bagian dari makalah yang
baik dan benar.
2. I Bagian Awal
Dalam bagian awal ini akan dipaparkan beberapa bagian yang sekiranya hampir selalu
ada dalam sebuah makalah, yang diantaranya adalah;
1) Kata Pengatar
Biasanya berfungsi keperluan atau maksud penulisan makalah. Dalam kata pengantar
tertulis juga kritik dan saran yang diharapkan penulis terhadap siapapun yang membaca
makalahnya.
2) Daftar isi
Daftar isi berfungsi memberikan panduan dan gambaran tentang garis besar isi
makalah. Melalui daftar isi, pembaca dapat dengan mudah menemukan bagian-bagian yang
membangun makalah. selain itu, melalui daftar isi dapat diketahui sistematika penulisan
makalah. Daftar isi dipandang perlu jika panjang makalah lebih dari 20 halaman. 2 Biasanya
penulisan daftar isi dilakukan dengan membubuhkan Judul dan Subjudul perbab disertai
nomor halaman.
Dalam daftar isi tidak hanya berisi tentang bagian perbab, namun kadang disertai juga
daftar isi mengenai table atau gambar.

2. II Pendahuluan
Dalam bagian pendahuluan disajikan hal-hal yang bersifat umum yang fungsinya
menunjukkan kepadan pembaca tentang mengapa membahas masalah itu, masalah apa yang
akan dibahas, dan apa yang diharapkan dalam pembahasan tersebut. Dengan demikian,
bagian pendahuluan ini berisi penjelasan tentang latar belakang penulisan makalah, masalaha
atau topik makalah berserta batasannya dan tujuan penulisan makalah.
Mari kita kaji satu persatu mengenai bagian yang ada di dalam bab pendahuluan ini.
1) Latar Belakang
Butir-butir yang seyogyanya ada dalam latar belakang adalah hal-hal yang melandasi
perlunya ditulis makalah. hal-hal dimaksud dapat berupa paparan teoritis atau pun paparan
yang bersifat praktis, tetapi bukan alasan yang bersifat prbadi. yang pokok, bagian ini harus
dapat mengantarkan pembaca ada masalah atau topik yang dibahas dalam makalah dan
menunjukkan bahwa masalah atau topik tersebut memang perlu dibahas. 3Biasanya dimulai
dengan kesenjangan antara kenyataan dengan apa yang diharapkan
2) Masalah atau Topik Bahasan
Masalah atau topik bahasan tidak terbatas pada persoalan yang memerlukan
pemecahan, tetapi juga mencakupi persoalan yang memerlukan penjelasan lebih lanjut,
persoalan yang memerlukan deskripsi lebih lanjut, atau persoalan yang memerlukan
penegasan lebih lanjut. Masalah dalam penulisan makalah seringkali disinonimkan dengan
topik.
Masalah atau topik bahasan dapat ditentukan oleh orang lain atau ditentukan sendiri.
lazimnya, topik makalah yang telah ditentukan bersifat sangat umum sehingga perlu
dilakukan spesifikasi atau pembatasan topik. pembatasan topik makalah seringkali didasarkan
pada pertimbangan kemenarikan dan signifikansinya, serta pertimbangan kemampan dan
kesempatan.
3) Tujuan Penulisan
Makalah dimaksudkan bukan untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh seseorang
dan yang sejenis dengan itu, tetapi lebih mengarah pada apa yang ingin dicapai dengan
penulisan makalah tersebut. Tujuan penulisan memiliki fungsi ganda, yatu bagi penulis
makalah dan bagi pembaca makalah. Bagi penulis makalah, rumusan tujuan penulisan
makalah dapat mengarahkan kegiatan yang harus dilakukan selanjutnya dalam menulis
makalah, khususnya dalam pengumpulan bahan-bahan penulisan. Bagi pembaca makalah,
tujuan penulisan memberikan informasi tentang apa yang disampaikan dalam makalah
tersebut.
Oleh karena itu, rumusan tujuan penulisan yang disusun haruslah dapat memberikan
gambaran tentang cara menguraikan atau membahas topik yang telah ditentukan. Dengan
demikian rumusan tujuan bisa berfungsi sebagai pembatasan ruang lingkup makalah tersebut.

2. III Pembahasan
Bagian pembahasan (teks utama) makalah berisi bahasan topik-topik makalah. isi
bagian pembahasan sangat bervariasi, tergantung topik yang dibahas dalam makalah. Jika
dalam makalah dibahas 4 butir pokok masalah, misalnya, bagian pembahasan akan terdiri 4
subjudul pembahasan.
Masalah yang dibahas dalam bagian teks utama makalah sangat bergantung pada jenis
topik yang dibahas. Yang pokok dalam penulisan teks utama adalah membahas topik berserta
subtopiknya sesuai dengan tujuan penulisan makalah. pembahasan topik beserta subtopiknya
dapat dilakukan dengan menata dan merangkai bahan yang telah dikumpulkan untuk
membahas topik atau subtopik makalah.
Kegiatan penulisan bagian teks utama makalah dapat dilakukan setelah bahan
penulisan berhasil dikumpulkan. bahan penulisan makalah yang dimaksud berupa bahan yang
bersifat teoritis atau dapat juga dipadukan dengan bahan yang bersifat faktual-empirik.4
Penulisan bagian teks utama dapat dikatakan sebagai bagian yang paling penting
dalam makalah, karena (1) bagian ini merupakan klimaks kegiatan-kegiatan penulisan
makalah, dan (2) bagian ini merupakan cerminan tinggi-rendahnya kualitas makalah yang
disusun. Bagian ini dikatakan baik apabila dapat membahas topik secarar mendalam dan
tuntas, dengan menggunakan gaya penulisan ringkas, lancar dan langsung pada persoalan,
serta menggunakan bahasa yang lebih baik dan benar.5

2. IV Penutup
Bagian penutup berisi simpulan atau rangkuman bahasan dan saran-saran. Bagian
penutup dapat diibaratkan sebagai gong yang menandakan berakhirnya penulisan makalah.
Penulisan bagian penutup makalah dapat dilakukan dengan menggunakan teknik (1)
penegasan kembali atau ringkasan dari pembahasan yang telah dilakukan, tanpa diikuti
dengan simpulan, (2) penarikan simpulan dari bahasan teks utama makalah, (3) penyampaian
saran atau rekomendasi sehubungan dengan masalah yang telah dibahas. Saran ini boleh ada
dan boleh juga tidak dicantumkan. Yang perlu diperhatikan dalam menulis saran adalah
buatlah saran yang relevan dengan apa yang telah dibahas. jangan membuat saran yang tidak
ada sangkut pautnya dengan pembahasan makalah. Selain itu, saran yang dibuat harus
eksplisit, artinya untuk siapa ditujukan dan tindakan apa yang disarankan.
BAB III
PENUTUP

3. I Kesimpulan
Dari pembahasan yang sudah diatas, dapat kita simpulkan antara lain;
a. Makalah adalah karya ilmiah yang berisikan data atau informasi yang bersifat
sistematis dan ilmiah.
b. Makalah memiliki ciri-ciri objektif, tidak memihak, sesuai dengan fakta, sistematis
dan logis.
c. Makalah berisi tiga bagian atau tiga bab yang diantaranya pendahuluan, pembahasan
dan penutup.
d. Tiap bagian mempunya judul dan subjudul tersendiri.

3. II Saran
Berdasarkan penjelasan tersebut, ada sejumlah saran yang perlu saya sampaikan
diantaranya;
a. Penggunaan tata bahasa harus jelas dan singkat serta padat, tidak bertele-tele atau
terjadi pengulangan kalimat.
b. Dalam menulis makalah perlu diperhatikan ukuran serta font suatu tulisan agar
pembaca tidak merasa terbebani.
c. Perlu diperhatikan penggunaan halaman pada makalah.
d. Jika ingin mengutip dari sumber, harus diperhatikan juga penggunaan footnote atau
lampirannya.
e. Disarankan untuk lebih banyak berlatih dalam membuat makalah dan mengkaji ulang
dari buku-buku lainnya.
DAFTAR PUSTAKA

Imam Suyitno. 2012. Menulis Makalah dan Artikel. Bandung : Refika Aditama.

Bambang Dwiloka dan Rati Riana. 2005. Teknik Menulis Karya Ilmiah. Ringkas Cipta.

Sabarti Akhhadia, Maidar G. Arsjad, Sakura H. Ridwan. 1991. Pembinaan Kemampuan


Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta : PT. Gelora Aksara Pratama.

Sumber Internet :

https://www.youtube.com/watch?v=1l8bcyZqSyI (judul video : Salinan Komponen Karya Ilmiah,


oleh Hetty Rusyanti, diakses pada tanggal 12 september 2013 pada pukul 21.31)

https://www.youtube.com/watch?v=VUDXPLMPYf0 (judul video : Penulisan Karya Ilmiah, Oleh


Khairul Nugroho, diakses pada tangga 12 september 2013 pada pukul 22.03)
8. DISERTASI
A. Pengertian Disertasi
Secara etimologis kata “disertasi” berasal dari Bahasa Latin, disserto, yang arti
harfiahnya, memperbincangkan, menerangkan, menguraikan; dissertio, yang arti
harfiahnya, penghancuran, perbincangan, pemecahan masalah; dissertation, yang arti
harfiahnya, risalah, tema, makalah, esai, disertasi.Disertasi dapat digambarkan ke
dalam dua buah karakteristik berikut ini:

1. Disertasi sebagai karya tulis formal dalam analisis, interpretasi, evaluasi, dan
penjelasan subyek, atau ilmu pengetahuan atau pendapat.
2. Disertasi merupakan tulisan ilmiah yang diajukan untuk mendapatkan gelar
doctor(doctorate), yang sekarang disebut peringkat Strata 3.

B. Tujuan Penulisan Disertasi


1. Melalui tulisan ilmiah, mahasiswa bukan saja akan mengenal teori-teori tetapi
juga masalah-masalah yang faktual. Mahasiswa terbuka untuk menggunakan
metode berpikir deduktif atau induktif, atau sintesis dari keduanya.
2. Untuk memperoleh pengalaman luas, berarti dan mendalam bagaimana
seorang ilmuwan menulis yang merupakan salah satu cara berkomunikasi
yang sangat hakiki dalam pendidikan tingkat akademis. Penulis ilmiah dapat
memetik manfaat dari pengalaman khusus dalam penelitian yang bebas di
bawah penguasaan penulis.
3. Untuk menyiapkan mahasiswa sarjana atau pascasarjana suatu praktek
terbimbing dalam melakukan dan menyajikan hasil penelitian;
memperlengkapi mahasiswa untuk melakukan penelitian dan menulis karya
tulis bermutu, terhormat (respectable), dan dapat dipublikasikan di waktu yang
akan datang.
4. Untuk memberikan sumbangan kepada ilmu pengetahuan atau
mengembangkan sikap atau perilaku dalam beberapa kegiatan serta
menghasilkan informasi yang bernilai atau memperkenalkan suatu pandangan
yang sebelumnya belum ada.
C. Penulisan Disertasi
Dalam penulisan disertasi, tulisan harus dibuat dengan ketentuan-ketentuan sebagai
berikut:

1. Bagian Awal
Bagian awal dari Disertasi pada umumnya terdiri atas:

a. Sampul
b. Halaman Judul
c. Halaman Pengesahan
d. Abstrak
e. Prakata
f. Halaman Daftar Isi
g. Halaman Daftar Notasi dan Singkatan
h. Halaman Daftar Gambar
i. Halaman Daftar Tabel
j. Halaman Daftar Lampiran

2. Bagian Utama Disertasi


Bagian utama dari Disertasi terdiri atas:

a. Bab Pendahuluan
Bab ini memuat latar belakang permasalahan hingga dipilihnya topik Disertasi yang
bersangkutan, tujuan pembahasan, metode pembahasan, dan garis besar pembahasan
atau analisis pemecahan persoalan. Hal-hal menarik yang dijumpai selama proses
pembuatan Disertasi juga dimasukkan dalam bab ini secara garis besar. Bab ini harus
ditulis secara singkat dan jelas sehingga pembaca dapat mengerti mengenai pokok-
pokok Disertasi tersebut.

b. Bab-bab Isi Utama Disertasi


Bab-bab ini membahas isi Disertasi secara rinci. Jumlah bab tergantung atas
kebutuhan.

c. Penulisan Kutipan
Dalam penulisan kutipan ini, gagasan, ide, pendapat yang diambil dari berbagai
sumber. Proses pengambilan gagasan itu disebut mengutip. Gagasan itu bisa diambil
dari kamus, ensiklopedi, artikel, laporan, buku, majalah, internet, dan lain sebagainya.
Penulisan kutipan penulisannya berjarak 1 Spasi, baris pertama paragraf berjarak 2 spasi
dari paragraf tulisan utama, setiap kutipan di mulai dan diakhiri dengan tanda kutip (‘),
sesudah kutipan selesai diberi nomor urut penunjukkan setengah spasi ke atas atau
dalam kurung ditempatkan nama pengarang, tahun terbit, dan nomor halaman tempat
terdapat kutipan itu.

d. Catatan Kaki (Footnote)


Catatan kaki digunakan bila ada informasi yang dianggap perlu diketahui pembaca,
tetapi akan menggangu alur pembahasan bila informasi tersebut diletakan di dalam
naskah.

e. Daftar Pustaka
Cara penulisan daftar pustaka adalah sebagai berikut:

i. Daftar pustaka disusun berurutan sesuai abjad menurut nama belakang dari penulis
pertama. Jarak antar baris untuk satu pustaka adalah 1 (satu) spasi. Jarak antara satu
pustaka dengan pustaka lainnya adalah dua spasi.
ii. Baris kesatu dari setiap pustaka dimulai pada batas kiri kertas. Baris kedua dan
selanjutnya dari satu pustaka masuk (hanging indent) sejauh 1 cm.
iii. Nama belakang penulis ditulis di depan dan diakhiri dengan sebuah koma, kemudian
disusul dengan inisial nama depan dan nama tengah (jika ada) dan titik. Bila ada
pengarang kedua dan seterusnya dengan menggunakan kata penghubung (dan), nama
pengarang dituliskan sama seperti nama pengarang yang pertama.
iv. Setelah nama penulis dilanjutkan dengan tahun publikasi di dalam tanda kurung
disusul dengan judul pustaka. Selanjutnya diberikan keterangan yang tergantung pada
sumber pustaka. v. Penulisan pustaka dengan penulis dan tahun yang sama
menggunakan huruf a, b, c, dan seterusnya setelah penulisan tahun.

3. Penyusunan dan Penulisan Bab-Bab Disertasi


a. Judul, Nomor, dan Penulisan Bab/Sub bab
Pada akhir semua judul tidak boleh diberi tanda baca apapun. Baris pertama dari
paragraf atau nomor dan judul sub bab dimulai dengan jarak 1 cm dari nomor dan judul
bab. Nomor sub bab adalah terdiri atas nomor bab dan nomor sub bab yang ditulis
dengan angka Arab dan diselingi dengan tanda titik tanpa spasi. Sebaiknya adanya sub
subbab dibatasi hingga maksimum 3 digit (contohnya adalah 3.l.1). Kata pertama dari
baris pertama paragraf pertama dimulai tepat di bawah huruf pertama dari judul sub bab.
Huruf pertama dari paragraf berikutnya masuk sejauh 1 cm. Jarak antara paragraf satu
sama lainnya adalah 2 spasi, sedangkan jarak antara sub bab satu sama lainnya adalah 4
spasi.

b. Penulisan Sumber Asal dari Naskah


Sumber dari suatu kutipan, gambar, tabel, rumus, hukum, hipotesis, dan lain
sebagainya yang diambil baik dari buku maupun dari majalah/jurnal, pertemuan ilmiah
dan korespondensi harus dituliskan tepat di belakang kutipan tersebut di dalam tanda
kurung.
Contoh penulisan sumber asal dari naskah adalah:
.......... metode elemen hingga (Cook et al 2002). .......... teori pelat orthotropic (Dawe
dan Kulak 1984; Haaijer 1957). .......... tekuk torsi lateral (Schardt 1994a)

c. Cara Pembuatan Gambar dan Tabel


i. Syarat-syarat Gambar
Gambar yang dimaksudkan adalah termasuk gambar/sketsa, diagram, grafik,
denah, nomogram, foto, dan lain sebagainya. Gambar harus langsung dicetak pada
kertas naskah dan tidak merupakan tempelan. Pada gambar tidak boleh ada tulisan
tangan. Gambar-gambar tersebut sebaiknya dicetak dengan menggunakan tinta hitam.
Sebaiknya gambar dicetak dalam ukuran A4 dan tidak melewati batas daerah
pengetikan. Namun, bila tidak memungkinkan ukuran gambar yang terbesar ukuran
A3. Bila ukuran gambar lebih besar lagi, maka gambar tersebut dimasukkan ke
bagian lampiran.

ii. Letak Gambar


Letak gambar adalah di tengah batas kiri dan kanan kertas naskah dan tidak
memotong satu paragraf. Gambar harus diletakkan setelah gambar tersebut dirujuk
pada halaman yang sama dengan rujukan tersebut atau paling tidak di halaman
berikutnya.

iii. Nomor dan Judul Gambar


Setiap gambar dalam naskah harus diberi judul dan nomor. Nomor gambar terdiri
atas kata "Gambar" disusul dengan 2 angka yang dipisahkan dengan titik. Angka
pertama menunjukkan nomor bab di mana gambar tersebut berada dan angka kedua
menunjukkan nomor urut gambar dalam bab tersebut.
Contoh: Gambar 2.1 Denah Lantai Dasar Judul
Gambar dibuat dengan huruf kecil kecuali huruf pertama dari tiap kata, jarak baris
adalah 1 spasi.

iv. Tabel-tabel
Syarat-syarat untuk tabel sama seperti gambar. Tabel dibuat dengan menggunakan
komputer, tidak boleh tulisan tangan. Tulisan judul tabel terletak di atas tabel tersebut
di tepi kiri tabel. Nomor dan judul untuk tabel pun sama dengan gambar hanya kata
awal gambar untuk gambar diubah menjadi "tabel". Jarak antar baris di dalam tabel
diatur sedemikian rupa sehingga mudah dibaca.
Contoh: Tabel 2.1 Jumlah Penduduk Provinsi Jawa Barat

v. Lampiran-lampiran
Setiap bagian awal lampiran diberi judul lampiran, nomor lampiran, dan nomor
halaman. Judul dan nomor lampiran diletakkan di bagian tengah atas lebar kertas.
d. Cara Penyajian Rumus
Setiap rumus harus diberi nomor sesuai dengan nomor Bab dan nomor urutnya.
Nomor pertama menunjukkan nomor Bab di mana rumus tersebut berada, diikuti
dengan titik dan nomor urut pada Bab tersebut.

4. Pedoman lain-lain
a. Jumlah Halaman dan Penggandaan
Jumlah halaman bagian utama Disertasi dibatasi paling sedikit 40 halaman. Disertasi
harus diserahkan dalam bentuk hard copy dan soft copy berbentuk Pdf yang dibuat
dalam satu File. Penjilidan dan penyerahan Disertasi dilakukan setelah Ujian Disertasi
dilaksanakan. Disertasi dijilid dengan memakai sampul jenis hard cover warna hijau.
Pada punggung Disertasi dicetak identifikasi berupa nama, nomor pokok, judul
Disertasi secara memanjang dari atas ke bawah, tahun selesai secara melintang, dan
logo Universitas. Bentuk dan warna huruf pada bagian ini adalah sama seperti pada
sampul dengan warna emas. Setiap pergantian Bab diberi kertas pembatas tipis
berwarna kuning atau hijau dengan lambang Universitas.
Penyerahan Disertasi dilengkapi dengan soft copy dalam bentuk CD. Sampul CD
harus meliputi seluruh keterangan yang ada dalam sampul Disertasi. Label CD harus
meliputi judul, nama dan NPM mahasiswa, serta nama promotor dan kopromotor. Isi
Disertasi dalam CD merupakan versi terakhir dan lengkap yang telah disetujui promotor
dalam format pdf.

b. Seminar Usulan Penelitian


Makalah Seminar Usulan Penelitian harus meliputi sekurang-kurangnya:

i. Halaman Sampul
ii. Daftar Isi
iii. Bab 1 Pendahuluan,dan
iv. Daftar Pustaka.
Makalah Seminar Hasil Penelitian atau Seminar Kemajuan Penelitian harus meliputi
seluruh bagian-bagian Disertasi. Makalah seminar judul dan seminar isi harus dijilid.
Makalah Disertasi Ujian Tertutup dan Terbuka adalah sama seperti makalah seminar
hasil penelitian atau seminar kemajuan penelitian, namun telah diperbaiki sesuai dengan
masukan dalam seminar. Makalah ujian Disertasi harus dijilid. Dalam seminar usulan
penelitian, seminar hasil penelitian atau seminar kemajuan penelitian, dan ujian
Disertasi tertutup dan terbuka, maka isi Disertasi harus dipresentasikan dengan singkat,
lengkap, dan jelas. Materi yang disajikan tidak boleh merupakan foto copy dari
makalah. Materi presentasi harus dapat terbaca dengan jelas oleh tim penguji/pembahas.

c. Lampiran Lain-lain
Lampiran berbentuk CD, disket, bundel gambar dengan ukuran lebih besar
dari A3, atau contoh material harus dikemas dalam kantong kertas atau plastik dan
direkatkan di bagian dalam sampul belakang Disertasi

Anda mungkin juga menyukai

  • SEHAT BADUI
    SEHAT BADUI
    Dokumen19 halaman
    SEHAT BADUI
    Iftinan Hikmat Mumtahanah
    Belum ada peringkat
  • Antropologi KEL - 1
    Antropologi KEL - 1
    Dokumen12 halaman
    Antropologi KEL - 1
    Tyara Rossa
    Belum ada peringkat
  • 15 - 256berita Terkini Ulkus Diabetik 2
    15 - 256berita Terkini Ulkus Diabetik 2
    Dokumen1 halaman
    15 - 256berita Terkini Ulkus Diabetik 2
    Anonymous S0MyRH
    Belum ada peringkat
  • Antropologi KEL - 1
    Antropologi KEL - 1
    Dokumen18 halaman
    Antropologi KEL - 1
    Iftinan Hikmat Mumtahanah
    Belum ada peringkat
  • Antropologi KEL - 1
    Antropologi KEL - 1
    Dokumen18 halaman
    Antropologi KEL - 1
    Iftinan Hikmat Mumtahanah
    Belum ada peringkat
  • SEHAT BADUI
    SEHAT BADUI
    Dokumen19 halaman
    SEHAT BADUI
    Iftinan Hikmat Mumtahanah
    Belum ada peringkat
  • SITI TOHIROH NIM. A01401968 20agustus PDF
    SITI TOHIROH NIM. A01401968 20agustus PDF
    Dokumen80 halaman
    SITI TOHIROH NIM. A01401968 20agustus PDF
    Iftinan Hikmat Mumtahanah
    Belum ada peringkat
  • Bab 2
    Bab 2
    Dokumen24 halaman
    Bab 2
    Iftinan Hikmat Mumtahanah
    Belum ada peringkat
  • LP DM Murti
    LP DM Murti
    Dokumen19 halaman
    LP DM Murti
    Iftinan Hikmat Mumtahanah
    Belum ada peringkat
  • Format Pengajuan Judul Karya Tulis Ilmiah
    Format Pengajuan Judul Karya Tulis Ilmiah
    Dokumen1 halaman
    Format Pengajuan Judul Karya Tulis Ilmiah
    Renanda Prihastina
    Belum ada peringkat
  • Askep DM Murti
    Askep DM Murti
    Dokumen16 halaman
    Askep DM Murti
    Iftinan Hikmat Mumtahanah
    Belum ada peringkat
  • LP Ulkus
    LP Ulkus
    Dokumen22 halaman
    LP Ulkus
    Iftinan Hikmat Mumtahanah
    Belum ada peringkat
  • Anak
    Anak
    Dokumen9 halaman
    Anak
    Iftinan Hikmat Mumtahanah
    Belum ada peringkat
  • Anak
    Anak
    Dokumen9 halaman
    Anak
    Iftinan Hikmat Mumtahanah
    Belum ada peringkat
  • LPSP PK B
    LPSP PK B
    Dokumen32 halaman
    LPSP PK B
    مفتاح فريد
    Belum ada peringkat
  • Cover Prakata DKK
    Cover Prakata DKK
    Dokumen12 halaman
    Cover Prakata DKK
    Iftinan Hikmat Mumtahanah
    Belum ada peringkat
  • Mona Martin BAB II
    Mona Martin BAB II
    Dokumen23 halaman
    Mona Martin BAB II
    Feby Hidasari
    Belum ada peringkat
  • Penatalaksanaan
    Penatalaksanaan
    Dokumen2 halaman
    Penatalaksanaan
    Iftinan Hikmat Mumtahanah
    Belum ada peringkat
  • CERDIK Kampanye
    CERDIK Kampanye
    Dokumen18 halaman
    CERDIK Kampanye
    Iftinan Hikmat Mumtahanah
    100% (1)
  • Jtptunimus GDL Mialidiawa 6616 3 Babii
    Jtptunimus GDL Mialidiawa 6616 3 Babii
    Dokumen20 halaman
    Jtptunimus GDL Mialidiawa 6616 3 Babii
    Dayat Muh Dacil
    Belum ada peringkat
  • Uprak Pak Mukha
    Uprak Pak Mukha
    Dokumen7 halaman
    Uprak Pak Mukha
    Iftinan Hikmat Mumtahanah
    Belum ada peringkat
  • B Tehnik & Jenis Jahit
    B Tehnik & Jenis Jahit
    Dokumen16 halaman
    B Tehnik & Jenis Jahit
    Iftinan Hikmat Mumtahanah
    Belum ada peringkat
  • Konsep Dasar Penyakit Varicella
    Konsep Dasar Penyakit Varicella
    Dokumen10 halaman
    Konsep Dasar Penyakit Varicella
    Iftinan Hikmat Mumtahanah
    Belum ada peringkat
  • Ezetimibe Fix
    Ezetimibe Fix
    Dokumen6 halaman
    Ezetimibe Fix
    Iftinan Hikmat Mumtahanah
    Belum ada peringkat
  • PARASETAMOL DAN ALLOPURINOL
    PARASETAMOL DAN ALLOPURINOL
    Dokumen14 halaman
    PARASETAMOL DAN ALLOPURINOL
    Iftinan Hikmat Mumtahanah
    Belum ada peringkat
  • Gemfibrozil Fix
    Gemfibrozil Fix
    Dokumen10 halaman
    Gemfibrozil Fix
    Iftinan Hikmat Mumtahanah
    Belum ada peringkat
  • BA 4luka
    BA 4luka
    Dokumen29 halaman
    BA 4luka
    Iftinan Hikmat Mumtahanah
    Belum ada peringkat
  • Ezetimibe Fix
    Ezetimibe Fix
    Dokumen6 halaman
    Ezetimibe Fix
    Iftinan Hikmat Mumtahanah
    Belum ada peringkat
  • Niacin Fix
    Niacin Fix
    Dokumen8 halaman
    Niacin Fix
    Iftinan Hikmat Mumtahanah
    Belum ada peringkat