06 - 244CME-Diagnosis Dan Tatalaksana Deep Vein Thrombosis
06 - 244CME-Diagnosis Dan Tatalaksana Deep Vein Thrombosis
TINJAUAN PUSTAKA
Hemostasis
Hemostasis ialah proses pembentukan bekuan pada dinding pembuluh darah yang
rusak, untuk mencegah kehilangan darah, sementara tetap mempertahankan datah dalam
keadaan cair di dalam system pembuluh darah. Sekumpulan mekanisme sistemik kompleks
yang saling berkaitan akan bekerja untuk mempertahankan imbangan antara koagulasi
dengan antikoagulasi. Sebagai tambahan, imbangan tersebut dipengaruhi oleh factor lokal
pada berbagai organ yang berbeda.1
Hemostasis normal tergantung pada keseimbangan yang baik dan interaksi yang kompleks,
paling sedikit antara lima komponen-komponen berikut :
1. Pembuluh darah
2. Trombosit
3. Faktor-faktor koagulasi
4. Inhibitor
5. Sistem fibrinolisis
Mekanisme Hemostasis
Gangguan pembekuan dapat terjadi oleh karena gangguan pada tahap pertama, kedua atau
ketiga ataupun karena adanya antikoagulansia yang beredar di dalam darah atau karena
proses pembekuan dalam pembuluh darah
Fibrinolisis 2
Fibrinolisis adalah : proses penghancuran deposit fibrin oleh system fibrinolitik
sehingga aliran darh akan terbuka kembali system fibrinolitis terdiri atas 4 komponen yaitu:
Proaktivator plasminogen: terdapat dalm sirkulasi yang kemudian diubah oleh factor XII
menjadi activator plasminogen.
Aktifator plasminogen:protein ini bereaksi dengan plasminogen membentuk
plasmin,diproduksi oleh macam-macam jaringan termasuk jaringan pembuluh darah (endotel)
dan pada umumnya merupakan enzim proteolitik.
Plasminogen : merupakan protein plasma (pro-enzim) dengan kadar 0,1-0,2 gr/l dan masa
paruh sekitar 40 jam.dibentuk dihati dan eosinofil dalam sutal.Plasminogen diubah menjadi
plasmin oleh activator plasminogen.
Plasmin adalah suatu enzim proteolitik yang dapat menghidrolisis fibrinogen dan fibrin dan
menghasilkan fibrin/fibrinogen degradation product(FDP).
2. Mekanisme Fibrinogen
Fibrin yang dibentuk pada proses koagulasi secara perlahan-lahan dihancurkan
melalui mekanisme bertahap analog demgam system koagulasi.Dalam keadaan normal
fibrinolisis diperlukan untuk rekanalisasi pembuluh yang tersumbat dan supaya pembentukan
sumbat dibatasi.
Fibrinolisis terjadi oleh plasmin yang bersifat enzim proteolitik (serin protease) yamg
memecah fibrin menjadi fragmen-fragmen yang disebut fragmen X-selain memecah
fibrin,plasmin juga memecah fibrinogen dn menghasilkan fragmen yanh sama.Pemecahan
fragmen X selanjutnya menghasilkan fragmen Y & D.Fragmen ini disebut fibrin/fibrinogen
degradation product (FDP).Pembentukan plasma aktif yang merupakan selain protease terjadi
melalui berbagai mekanisme.Aktifitas plasminogen juga berlangsung dengan perantaraan
activator plasminogen yang berasal dari berbagai jaringan diantaranya pembuluh darah.
2.Fase Platelet/trombosit
Pada saat terjadinya pengecilan lumen kapiler (vasokontriksi) dan extra vasasi ada darah yang
melalui permukaan asar (jaringan kolagen) dengan akibatnya trombosit. Akibat dari
bertemunya trombosit dengan permukaan kasar maka trombosit tersebut akan mengalami
adhesi serta agregasi.
Setelah terjadinya adhesi maka dengan pengaruh ATP akan terjadilah agregasi yaitu saling
melekat dan desintegrasi sehingga terbentuklah suatu massa yang melekat.
Peristiwa trombosit yang mulai pecah/lepas- lepas hingga menjadi suatu massa yang melekat
disebut Viscous metamorphosis. Akibat dari terjadinya semua proses ini maka terjadilah
gumpalan plug (sumbatan) baru kemudian terjadi fase yang ketiga.
3.Fase koagulasi
Fase ini terdiri dari tiga tahapan yaitu :
a.Pembnetukan prothrombinase/prothrombin activator
b.Perubahan prothrombine menjadi trombone
c.Perubahan fibrinogen menjadi fibrin
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi DVT
Deep vein thrombosis (DVT) merupakan suatu kondisi dimana thrombus terbentuk pada vena
dalam (deep vein) yang diikuti oleh reaksi inflamasi dinding pembuluh darah dan jaringan
disekitar vena. DVT terjadi terutama di tungkai bawah dan inguinal. Bekuan darah dapat
menghambat darah dari tungkai bawah kembali ke jantung. Thrombus adalah bekuan
abnormal didalam pembuluh darah yang terbentuk walaupun tidak ada kebocoran, proses
pembentukan thrombus dinamakan thrombosis. Thrombus vena merupakan deposit intra
vaskuler yang tersusun dari fibrin dan sel darah merah disertai berbagai komponen trombosit
dan leukosit 3,4
2. Epidemiologi DVT
Insidens DVT di Eropa dan Amerika Serikat kurang lebih 50 per 100.000 populasi/tahun.
Angka kejadian DVT meningkat sesuai umur, sekitar 1 per 10.000 – 20.000 populasi pada
umur di bawah 15 tahun hingga 1 per 1000 populasi pada usia di atas 70 tahun. Insidens
DVT pada ras Asia dan Hispanik dilaporkan lebih rendah dibandingkan pada ras Kaukasia,
Afrika-Amerika Latin, dan Asia Pasifik. Tidakada perbedaan insidens yang signifikan antara
pria dan wanita.8
3. Etiologi
Berdasarkan “Virchow’s Triad”, terdapat 3 faktor stimuli terbentuknya tromboemboli, yaitu
kelainan dinding pembuluh darah, perubahan aliran darah, dan perubahan daya beku darah
Selain faktor stimuli, terdapat faktor protektif yaitu inhibitor faktor koagulasi yang telah aktif
(contoh: antitrombin yang berikatan dengan heparan sulfat pada pembuluh darah dan
protein C yang teraktivasi), eliminasi faktor koagulasi aktif, dan kompleks polimer fibrin
oleh fagosit mononuklear dan hepar, serta enzim fibrinolisis. 7,9
4. Faktor Resiko DVT
Resiko rendah: Durasi operasi kurang dari 30 menit, umur lebih dari 40 tahun,
perbaikan dari fraktur kecil.
Resiko sedang: Umur 40 – 60 tahun, arthroscopy atau perbaikan fraktur tunkai bagian
bawah, penggunaan plaster cast post-operasi.
Resiko tinggi: Umur lebih dari 60 tahun, atau umur 40 – 60 tahun dengan adanya
faktor resiko tambahan, immobilisasi lebih dari 4 hari
Resiko sangat tinggi: Operasi arthroplasty lutut dan panggul, operasi fraktur panggul,
operasi open fracture pada tungkai bawah, trauma pada spinal cord, berbagai resiko
tambahan (umur lebih dari 40 tahun, sebelumnya ada riwayat mengalami DVT,
kanker, dan hypercoagulable state).
Trias Vischow’s
1. STATIS 1. Imobilisasi
2. Bed Rest
2. Antibodi antikardiolipin
3. Sindrom nefrotik
4. Trombositosis esensial
5. Terapi Esterogen
6. Induksi Heparin
7. Trombositopenia
2. Pembedahan
DAFTAR PUSTAKA
1. Shewood, Lauralee Fisiologi Manusia dari sel ke sistem, Edisi 6 hal 435-440
2. Guyton and Hall Textbook of Medical Physiology 12th edition Hal 451-459
3. Patel, Kaushal et al. deep Venous Thrombosis. Avalible in: www.medscape.com. (
Accessed 10 Agust 2018).
4. Lilly, Leonard. Pathopysiology of Hearth Disease 5th Edition. London: Lippincott;
2011
5. Baksa, I Made. Hematologi Klinik Ringkas. Jakarta: EGC; 2006
6. Deitelzweig, Steven et al. prevention of venous Thromboembolism in The Orthopedic
Surgery Patient. Cleveland clinic journal of Medicine. 2008; 75 (3) : 27-36
7. Kearon, Clive et al. antithrombotic Therapy for Venous Thromboemboli Disease :
American College of Chest Physicians Evidence-Based Practice Guidline ( 8th
Edition). Journal of American Colleg of Chest Physicians. 2008; 133 (10) : 475-510
8. JCS Guidelines 2011. Guidelines for the diagnosis, treatment and prevention of
pulmonary thromboembolism and deep vein thrombosis. Circ J. 2011; 75: 1258-81
9. Goldhaber S. Risk factors for venous thromboembolism. J Amer Coll Cardiol. 2010;
56:1-7