Anda di halaman 1dari 17

KOMPAS

• Kompas merupakan peralatan ukur tambang yang


digunakan untuk menentukan arah, posisi dan
kemiringan baik di permukaan tanah maupun bawah
tanah.
• Pada umumnya kompas geologi adalah sama,
walaupun bentuknya berbeda-beda.
• Macam-macam tipe kompas diantaranya adalah:
– Tipe Brunton
– Tipe Breithaupt
– Tipe Tamaya
Bagian-Bagian Utama Kompas :
1. Bulatan bidang datar
2. Jarum magnetik
3. Klinometer
Pembagian derajad pada Kompas

i. kompas dengan sistem kuadrant (Bearing)


ii. Kompas dengan sistem Azimut
Penentuan orientasi dengan kompas
Dip direction
a + 90o
a
N b dip Dip direction

b
Dip
Pengukuran Strike
Adapun pengukurannya adalah sebagi berikut :
i. Tempelkan sisi Timur (yang bertuliskan huruf E) pada
bidang tersebut (lihat gambar)
ii. Kompas digeser – geserkan (sisinya tetap menempel pada
bidang yang di ukur), sampai keadaan level (gelembung nivo
kotak tepat berada di tengah).
iii. Setelah level, baca angka yang ditunjukkan jarum utara (U)
dan tarik garis pada bidang tersebut dengan jurus (strike) sisi
kompas yang menempel tadi.
Pengukuran Dip
Adapun pengukurannya adalah sebagi berikut :
i. Tempelkan sisi kompas yang bertuliskan W pada sisi bidang
yang diukur dan tegak lurus garis yang telah dibuat (lihat
gambar).
ii. Atur gelembung pada nivo tabung agar berada di tengah-
tengah dengan cara menggerak-gerakkan pengatur yang
berada di bagian belakang kompas.
iii. Baca angka skala yang ditunjukkan oleh skala dip.
Penentuan posis pada peta
dengan kompas
a)menarik dua garis atau lebih yang saling
berpotongan dari obyek –obyek yang mudah
dikenal pada peta topografi, seperti bukit,
persimpangan jalan, jembatan dan lainnya

b)menarik garis terarah dari obyek yang


mudah dikenal sebagai peta topografi dan
memotongnya dengan tanda – tanda
tertentu pada peta topografi sperti jalan
raya, sungai jembatan dan sebagainya

c)Penarikan satu garis terarah dari tanda –


tanda yang mudah dikenal pada peta
toporafi dan mudah untuk memotongnya
dengan garis ketinggian(garis kontur)
tertentu
DEKLINASI
Kutub Utara Magnetis (UM) berbeda letaknya dengan kutub
utara geografis (Utara Bumi = UB), sehinga jarum magnet
kompas tidak selalu terletak segaris dengan utara geografis,
membentuk sudut tertentu.
Sudut horizontal antara arah utara jarum kompas (magnetic
north) dengan utara geografis disebut deklinasi magnetis, atau
deklinasi saja
Pentingnya Mengetahui Deklinasi
• Deklinasi pada setiap tempat di permukaan bumi berbeda-beda
nilainya, Deklinasi berubah-ubah menurut waktu dan tempat,
sehingga sebelum melakukan pengukuran (survey) harus
terlebih dulu mengetahui besarnya deklinasi di tempat tersebut.
• Di beberapa negara, secara berkala biasanya 5 atau 10 tahun
sekali mengeluarkan peta isogonik (isogonic map, isogonic
chart) sebagai panduan pengukuran. Peta isogonik adalah peta
yang memuat nilai deklinasi di setiap wilayah pada suatu waktu.
• Bila deklinasi ke Timur, putar piringan kompas searah jarum
jam (clockwise) hingga ujung jarum kompas berhimpit dengan
arah utara piringan kompas 0o.

• Bila deklinasi ke Barat, putarlah piringan kompas berlawanan


arah jarum jam (counterclockwise).
Contoh Cara Menghitung Deklinasi

• Magnetic bearing telah terukur dari lintasan jalan angkut


A ke B sebesar N 10o30’ E. Data ini merupakan
pengukuran pertama pada 25 Juni 1889. Pengukuran
deklinasi pada awal Januari 1980 adalah 10o W. Tentukan
besarnya magnetic bearing pada minggu pertama
Sebtember 1983 bila perubahan deklinasi tahunan 0o6’ W.
Penyelesaian :
• Deklinasi Januari 1980 = 10o W
• Perubahan tahunan = 06’ W
• Perubahan selama 90,5 th = 90½ x 06’= 543’ atau 9o 03’
• Deklinasi 25 Juni 1889 = 10o - 9o 03’ = 0o 57’ W
• Bearing geografis = 10o 30’ – 0o 57’
= N 9o 33’ E
• Deklinasi Januari 1980 = 10o W
• Perubahan tahunan = 06’ W
• Perubahan selama 3¾ tahun = 3,75 x 06’= 22½’
• Deklinasi September 1983 = 10o 22½’ W
• Magnetic bearing September 1983 = true bearing + deklinasi
magnetic
= 9o 33’ + 10o 22,5’
= 19o 55,5’
= N 19o 55,5’ E
Pencatatan Pengukuran dengan Kompas

• Pemilihan sistem pencatatan akan dipengaruhi oleh


ada atau tidaknya pengaruh dan gangguan magnetis
dari benda-benda di sekitarnya, yang dapat
mempengaruhi pembacaan yang seharusnya.
• Bila tidak ada pengaruh magnetis, biasanya tabel
pencatatan seperti pada Tabel 1a, sedangkan bila ada
pengaruh magnetis seperti pada Tabel 1b.
IS Mag. SD VA HD VD FS Keterangan
Bearing
20 S 21o 45’ E 92,6 - 92,6 - 21 L = 4’ ; R = 12’

a. Bila tidak ada pengaruh magnetis di sekitarnya

Magnetic Bearing Agl. right SD VA HD VD FS Ket.


IS

IS to FS IS to BS

34 S34o30’W N82o00’E 132o30’ - - 60 - 35 L, R

35 S10o45’E N42o30’E 126o45’ 19 36 L, R

b. Ada pengaruh magnetis


Beberapa kesalahan yang umum pada
pembacaan kompas :

• kesalahan pembacaan jarum kompas


• kesalahan kuadran
• kesalahan besarnya sudut
• pengaruh magnetis yang besar
• Jarum kompas mudah dipengaruhi oleh perubahan
medan magnet atau oleh benda-benda yang terbuat
dari besi.

• Arah jarum kompas dapat dibelokkan dari arah


normal oleh mineral-mineral magnetis besar di
sekitarnya (magnetit, kromit, pirrotit, dll.) dan
beberapa jenis mineral dengan kemagnetan rendah
tetapi dalam massa yang besar, cukup untuk
membuat kesalahan yang besar, juga alat muat, alat
angkut, rel, pipa-pipa, dll.
Beberapa Cara Menghindari
Pengaruh Magnetis
• Survey orientasi harus benar, menempatkan stasiun
pengukuran usahakan bebas dari benda-benda magnetis atau
besi.

• Bila memungkinkan memindahkan alat-alat yang menjadi


sumber deviasi atau anomali.

• Melakukan pembacaan kompas dua kali secara reversing ke


stasiun FS dan stasiun BS, kemudian dirata-rata.

• Merubah posisi badan operator bila pengaruh magnetis cukup


dekat.
Soal tugas

• Magnetic bearing telah terukur dari lintasan


jalan angkut A ke B sebesar N 15o30’ E. Data
ini merupakan pengukuran pertama pada
awal Januari 1980. Pengukuran deklinasi pada
akhir Juni 2001 adalah 6o W. Tentukan
besarnya magnetic bearing pada akhir maret
2014 bila perubahan deklinasi tahunan 0o6’ W.

Anda mungkin juga menyukai