Pembahasan Modul 2 PDF
Pembahasan Modul 2 PDF
TIM UKMPPD
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
LAMPUNG
IPD
1. C. Insulin
• Keyword:
– Kesemutan + nyeri pada kedua kaki neuropati perifer,
komplikasi DM
– Penyakit DM sudah sejak 10 tahun, obat rutin: glibenklamid 1×5
mg, metformin 3×500 mg sudah minum 2 OHO
– Gula darah puasa: 220mg/dl, gula darah 2 jam post prandial:
298 mg/dl, HbA1c: 11 kontrol gula darah tidak tercapai.
• Terapi yang tepat: insulin
– Terapi nutrisi medis, olahraga teratur semua pasien DM
selalu dimulai dengan ini
– Lanjutkan terapi oral tidak mungkin
– Naikan dosis obat oral H
Sumber: Konsensus DM Indonesia 2011 (Perkeni)
Sumber: Konsensus DM Indonesia 2011 (Perkeni)
2. B. TSH rendah, FT4 tinggi
BB menurun drastic,
peningkatan nafsu makan,
sering berkeringat, berdebar-
debar Gejala Tirotoksikosis
+
Nodul difus pada leher yang
mengikuti pergerakan menelan
Grave’s Disease
Sumber: CDC
10. C. Hepatitis B fase jendela
• Keyword:
– Kuning sejak 4 hari yang lalu, demam 1 minggu,
mual dan muntah gejala akut dd/ Hepatitis
A
– HBsAg dan anti HBs (-) pasien pasti sudah
terinfeksi namun HBsAg dan antiHBs belum
muncul periode jendela
• Diagnosis yang mungkin adalah hepatitis B
fase jendela
Infeksi hepatitis B akut atau “recent”
dengan periode jendela
• Pada window
period ini kita
sebaiknya
periksa IgM anti
HBc
• Bila pada
hepatitis kronik
aktif
HbsAg(+) dan
HbeAg (+)
Sumber: Harisson 17th
Infeksi hepatitis B kronik
• BPH
– Gejala LUTS
– RT: ukuran, nodul, tonus sfingter ani, fluktuasi
(abses), nyeri (prostatitis)
– Transrectal USG
• Prostatitis: demam, nyeri
perineal/punggung/perut bawah, disuria,
LUTS, discharge uretra, retensi urin; RT nyeri
• Tumor buli: hematuria tanpa disertai nyeri,
gejala iritatif LUTS
• Ca rekti: BAB berdarah/berlendir, perubahan
pola BAB, nyeri perut/punggung, gejala BAK;
RT; marker CEA, CA 19-9; kolonoskopi
57. C. Cystotomi
• Keywords: Trauma perineum, tidak bisa BAK,
meatal bleeding cedera uretra
• Pada defek/ruptur urtera baik anterior dan
posterior, kontraindikasi pemasangan kateter
• Tindakan awal yang perlu dilakukan adalah
untuk dekompresi urine yaitu tindakan
sistosomi
58. B. Sindrom Kompartemen
• Keywords: laki-laki 20 tahun, trauma, cruris dekstra
1/3 tengah edema, nyeri angulasi, pulsasi a.
dorsalis pedis melemah
• Diagnosis: sindroma kompartemen
– Terutama high-velocity injuries, fraktur tulang panjang,
crush injuries, luka penetrasi (trauma arteri), trauma
vena
– 5P (pd stadium lanjut): Pain, Parestesia, Pallor,
Pulselessness, Poikilothermia
– Tanda awal yg paling konsisten: pe↓ diskriminasi 2-titik
– Palpasi: teraba keras
59. A. Luka bakar grade I
• Keywords: wanita 24 tahun, kemerahan pada
kulit, perih, riwayat berjemur
• Luka bakar superfisial (grade I): eritema, nyeri
• Grade II dangkal: merah muda-merah, bulla
(+)/(-), basah, nyeri (++), CRT (+)
• Grade II dalam: merah-keputihan, bulla (+)/(-),
lembab, nyeri (+), CRT (-)
• Grade III (full-thickness): kering, eschar, nyeri (-
), khaki/abu/hitam
60. E. PAD
• Keywords: laki-laki 46 tahun, ibu jari kaki
hitam & nyeri, merokok (+), DM (-)
• Dx: acute limb ischemia akibat PAD
• Peripheral arterial disease (PAD)
– = perfusi inadekuat akibat aterosklerosis
– FR: merokok, hiperlipidemia, DM, hiperviskositas
– Etio lain: flebitis, trauma, operasi, autoimun
(vaskulitis, arthritis), koagulopati
– Progresi kronik (trombosis)/ akut (emboli)
– Pemicu akut: AF, penyakit katup, infark miokard
– Kronik: klaudikasio (nyeri otot dengan aktivitas,
membaik dengan istirahat), ischemic rest pain (:
cardiac output jelek), ulkus
– 5P: pulselessness paralysis parestesia pain pallor
61. D. Kalium sitrat
• Keywords: Nyeri pinggang, BAK tersendat-
sendat, nyeri ketok di regio lumbal, urinalisis
ditemukan kristal
• Obat untuk menghancurkan kristal asam urat
dan sistin: alkalisasi urin dengan natrium
bikarbonat dan kalium sitrat
• Kalium sitrat lebih menjadi pilihan karena
tersedia dalam bentuk tablet slow release
sehingga tidak terjadi overload natrium
62. C. Biopsi PA
• Keywords: wanita 36 tahun, nipple discharge,
payudara tidak simetris, retraksi puting
kemungkinan ca mammae
• Baku emas pemeriksaan adalah biopsi PA /
Pemeriksaan histopatologi (untuk hampir
semua tumor padat)
63. A Hidrocele
Hidrokel:
• Kumpulan dari cairan serosa akibat defek atau iritasi di
tunika vaginalis skrotum
• Gejala dan tanda:
– Pembesaran skrotum Biasanya tidak nyeri
– Pemeriksaan trasluminasi positif
• Raynaud’s disease
– Vasospasme rekuren akibat kelainan fungsional
pembuluh darah, biasanya dipicu stres emosional dan
suhu dingin
– Bentuk serangan: pemicu (dingin) vasospasme
(pucat, biru, nyeri) reflow (hiperemia)
– Muncul simetris di ujung jari kaki dan tangan, tidak
ada nekrosis, CRP normal
– PF umumnya normal, boleh di-challenge dengan suhu
dingin
66. B. USG Mamae
• Keywords: wanita 25 tahun, massa payudara
kanan progresif sejak 3 tahun yang lalu, nyeri
jika menstruasi, kenyal, mobil, tidak terfiksasi
• Payudara fibrokistik = massa jinak payudara,
periodic swelling (bisa nyeri) berkaitan dengan
siklus menstruasi
• Pemeriksaan penunjang:
– USG bisa membedakan massa solid/kistik
– Mammogram pada wanita <35 th kurang jelas
karena jaringan payudara lebih padat
67. B. Clostridium Perfingens
• Keywords: Keluhan kaki berbau busuk, riw
tertusuk beling, keluar nanah dan kehitaman
gangren (nekrosis/kerusakan jaringan
karena bakteri anaerob)
– Clostridial gas gangrene akibat Clostridium
perfingens
– Dapat disebabkan trauma, post operasi, ataupun
spontan
– Dalam prosesnya harus terjadi inokulasi jaringan
dan oksigen yang rendah
• Clostridium dificile
– Bakteri gram positif anaerobic, spore-forming
rods (bacilli), penyebab diare, biasanya muncul
akibat penggunaan antibiotik spektrum luas
• Clostridium botulinum
– Anaerobik gram positif batang
– Menyebabkan botulism kelainan neurologik
akut yang menyebabkan neuroparalisis
– Dapat melalui makanan (makanan
kaleng/pengawet) atau luka
• Clostridium perfringens: • Clostridium tetani:
– Anaerob, gram +, rod- – Anaerob, gram +, rod-
shaped, spore shaped, endospore
– Tennis racket/drumstick
appearance
• Staphylococcus: • Streptococcus
– Facultative anaerob, pyogenes:
gram +, round – Aerob, gram +, round
– Grape-like clusters
68. C. Beri O2, jaga jalan nafas, rujuk
ke RS
• Keywords: luka bakar 40%, sesak progresif,
dahak jelaga
• Diagnosis: luka bakar dengan trauma inhalasi
– Riwayat terperangkap dalam ruang tertutup
– Batuk, sputum berjelaga, serak, sesak progresif, luka
bakar pada wajah, rambut wajah/hidung terbakar
– Terapi: ingat ABCDE. Untuk trauma inhalasi
sebaiknya segera intubasi. Selain itu: aggressive
pulmonary toilet, bronkodilator, membersihakn
sekresi
Terapi luka bakar akut
• Jauhkan dari sumber panas, irigasi dengan air
mengalir
• Airway: intubasi bila curiga trauma inhalasi,
stabilisasi leher
• Breathing: O2 100% dengan NRM
• Circulation: IV line, mulai resusitasi cairan bila
luka bakar >15% pd dewasa/10% pada anak
• Disability: GCS
• Exposure: lepaskan pakaian & perhiasan,
selimuti, nilai luas & dalam luka bakar
menyeluruh
• Fluid: perhitungkan kebutuhan cairan, kateter
urin untuk memantau
• Analgesik
• Secondary surgery
• Rujuk bila ada indikasi, termasuk trauma inhalasi
69. B. Eksisi
• Keywords: Wanita benjolan di payudara,
konsistensi kenyal, permukaan licin, batas
tegas, mobile kemungkinan FAM
• Teknik biopsi yang tepat untuk FAM: biopsi
eksisi
70. B. Nekrosis glan penis
• Keywords: anak laki-laki 8 tahun, sering
menarik kuncup penis hingga prepusium
tertarik ke dorsal
• Diagnosis kerja: mengarah pada parafimosis
akibat prepusium sering diretraksi
• Komplikasi: rekurensi, posthitis (inflamasi
prepusium), nekrosis glans penis,
autoamputasi
OBSGYN
71. B. Resusitasi cairan
• Keywords: Nyeri perut hebat, perdarahan dari
jalan lahir, terlambat haid, abdomen teraba
massa, cavum douglasi menonjol, tes
kehamilan positif KET
• Tampak lemas, TD 80/60 syok hipovolemik
akibat perdarahan
• Tindakan pertama tangani
kegawatdaruratan resusitasi cairan
• Tindakan definitif laparotomi
72. A. Beta HCG
• Keywords: Wanita hamil 2 bulan, perdarahan
dari jalan lahir, mual dan muntah, uterus lebih
besar dari usia kehamilan
• Kemungkinan diagnosis: Mola hidatidosa
• Diagnosis banding untuk uterus yang lebih besar
dari usia kehamilan di trimester 1:
– Tumor uterus, misalnya fibroid
– Penyakit trofoblastik gestasional, paling sering mola
hidatidosa
• Dapat mengalami hiperemesis, perdarahan dari jalan lahir,
atau hipertiroidisme
– Tumor ovarium
– Gestasi multiple biasanya 3 atau lebih untuk
terdeteksi di trimester 1
– Usia kehamilan salah
199
82. E. Infus cairan
• Plasenta tidak lahir dalam 15 menit 10 U
oksitosin IM dosis kedua Jika kandung kemih
penuh, pasang kateter ulangi penegangan tali
pusat terkendali jika plasenta belum lahir 30
menit setelah bayi lahir rujuk
• Plasenta tidak lahir + perdarahan plasenta
manual masih berdarah kompresi bimanual
+ oksitosin + misoprostol
• Pada pasien, terdapat tanda-tanda syok (TD
90/50, HR 120, pucat, lemas, berkeringat, air
kencing sedikit dan pekat) tindakan pertama
adalah resusitasi cairan
83. A. Konsumsi KB oral 1 siklus
• Keywords: Wanita, keluar bercak darah dari
kemaluan selama lebih dari 8 hari.
Sebelumnya pasien memiliki riwayat suntik KB
progesteron.
• Perdarahan akibat suntik KB progesteron
diterapi dengan pil KB kombinasi 1 siklus
84. E. peningkatan FSH
• Hanya ditemukan sel sertoli di tubulus
seminiferous sertoli cell-only syndrome/Del
Castillo syndrome/germ cell aplasia
• Ciri-ciri:
– Laki-laki steril
– Tidak ada abnormalitas seksual
• Tanda-tanda:
– Biopsi testis: tidak ada spermatozoa
– Kadar testosterone dan LH normal
– FSH meningkat
85. B. 27 Maret 2012
• Keywords: HPHT 20 Juni 2011, siklus haid 28
hari, positif hamil TP 27 Maret 2012
• Rumus Naegel : Tanggal + 7, bulan – 3, tahun
+ 1, dengan catatan siklus menstruasi 28 hari
• Keywords:
– keluhan mulut mencong ke kanan dan mata kiri tidak dapat ditutup
– diketahui naik motor dari Jakarta-Bandung menggunakan helm non full face
– Status neurologis: plika nasolabialis kiri (-), lagolftalmus kiri
• Pada kasus ini ditemukan paresis NVII perifer. Kemungkinan penyebab adalah Bell’s
Palsy. Bell’s palsy sering dikaitkan dengan pajanan angin berlebih pada wajah. Pada
NVII terjadi inflamasi. Penyebab lainnya adalah reaktivasi virus herpes.
• Bell’s Palsy dapat sembuh sendiri tetapi memerlukan waktu berbulan-bulan. Bila
etiologi akibat virus herpes maka diterapi dengan asiklovir. Tata laksana Bell’s Palsy
idiopatik adalah kortikosteroid.
• Jawaban: A. Kortikosteroid, vitamin B6, fisioterapi
107. Neurologi – Parkinson
• Keywords
– keluhan sering lupa sejak 2 minggu
SMRS
– Pada pemeriksaan fisis didapatkan
masked face, pill rolling tremor
– Pada sediaan histopatologi dtemukan
Lewy’s Body
• Pasien mengalami gejala Parkinson.
Gejala klinis Parkinson adalah Tremor,
Rigidity, Akinesia/Bradikinesia &
Postural instability (disingkat TRAP).
Hal ini terjadi karena degenerasi
neuron dopaminergik di substansia
nigra sehingga pada orang dengan
Parkinson terjadi defisiensi dopamin
• Jawaban: C. Substansia nigra
108. Neurologi – Status Epileptikus
• Keywords:
– keluhan kejang berulang
sejak satu jam yang lalu
• Kejang berulang >30
menit dan tidak
sadarkan diri secara
penuh di antara episode
kejang disebut sebagai
status epileptikus.
• Jawaban: C. Status
epileptikus
109. Neurologi – Stroke Hemoragik
• Keywords:
– keluhan tidak sadarkan diri sejak 2 jam SMRS
– ↑TIK
– TD 230/110 mmHg
• Pasien kemungkinan mengalami stroke
hemoragik tidak boleh diberikan
antikoagulan, karena nanti akan memperberat
perdarahan
• Jawaban: D. Antikoagulan
110. Neurologi – Amnesia Anterograd
• Kesulitan mengingat kejadian setelah
kecelakaan, tapi kejadian masa lalu diingat
jelas amnesia anterograd
• Kesulitan mengingat kejadian sebelum
kecelakaan, tapi dapat membuat memori baru
dengan baik amnesia retrograd
• Jawaban: C. Amnesia anterograd
111. Neurologi – Cedera Kepala
• Keywords:
– S: kesadaran setelah jatuh dari motor sejak 3 jam yang lalu.
– O: tekanan darah 90/50 mmHg, nadi 110 x/menit, pernafasan
24x/menit, respon membuka mata dengan rangsangan nyeri,
dekortikasi, hemiparesis sinistra, mengerang, pupil anisokor (Ø kiri 5
mm & Ø kanan 3 mm)
• Pada pasien telah terjadi cedera otak primer, harus diupayakan agar
tidak terjadi cedera otak sekunder
• Cedera kepala primer proses biomekanik yang dapat terjadi
secara langsung saat kepala terbentur dan memberi dampak cedera
jaringan otak
• Cedera kepala sekunder terjadi akibat cedera kepala primer
akibat hipoksemia, iskemia dan perdarahan
• Jawaban: C. Cegah cedera otak sekunder
112. Neurologi – Guillain Barre
Syndrome (GBS)
• Keywords • Ada riwayat ISPA. Keluhan dimulai dari ujung
– keluhan sesak napas sejak empat hari yang tangan dan kaki, kemudian naik ke atas.
lalu sindrom Guillain-Barre
– Dua minggu yang lalu pasien mengeluh – Pada GBS, protein CSF bisa meningkat sebagai
demam dan infeksi saluran pernapasan atas hasil degradasi mielin
– Satu minggu terakhir ini pasien merasa kebas • Multiple sclerosis Gejala dan tanda
pada kedua tangan dan kaki gangguan SSP yang muncul tiap beberapa
– Pada pemeriksaan cairan serebrospinal bulan atau tahun.
ditemukan protein 600 mg/dl
– MS adalah demielinisasi pada SSP, semtara
• Pada pasien ini terdapat defisit neurologis GBS adalah demielinisasi pada saraf perifer.
berupa paresis simetris yang menjalar dari Dua-duanya bersifat autoimun.
ekstremitas bawah menuju ke atas yang khas • Mielitis transversa Peradangan pada
pada pada GBS. Riwayat ISPA memperkuat sebuah potongan transversus medula
diagnosis. spinalis. Klinisnya berupa paralisis dan
• Patogenesis GBS dikaitkan dengan infeksi parastesia bilateral di bawah segmen yang
virus yang pada akhirnya menyebabkan terkena.
reaksi otoimun terhadap myelin. Pada GBS • Poliradikuloneuropati definisi umum
terjadi penghancuran myelin oleh sel imun. untuk penyakit-penyakit yang menyerang
Myelin yang hancur akan menyebabkan saraf
ditemukannya protein di LCS.
• Jawaban: D. Guillain Barre Syndrome
Guillain Barre Syndrome (GBS)
SINDROM GUILLAIN BARRE Pemeriksaan fisis
Penyakit akibat reaksi-silang antibodi • Gangguan sensoris minimal
terhadap agen penginfeksi, biasanya • Refleks menurun, refleks
C jejuni, dengan mielin patologis (-), hipotonia
7/8/2015 322
138. Dermatologi – Miliaria Rubra
• Bayi 10 bulan, gatal, banyak berkeringat, demam, papul
eritema miliaria rubra
• Jawaban: A. Miliaria rubra
• Miliaria disebabkan oleh retensi keringat akibat
sumbatan pada kelenjar keringat, biasa terjadi bila ada
peningkatan suhu atau kelembapan
• Pada miliaria rubra, sumbatan terjadi di antara stratum
korneum dengan batas dermal-epidermal,
menyebabkan papul eritema yang sangat gatal
• Tata laksana: bedak salisil 2% dengan mentol 0,25-2%
Miliaria Kristalina dan Profunda
MILIARIA KRISTALINA MILIARIA PROFUNDA
• Sumbatan di stratum • Sumbatan di batas
korneum dermis-epidermis
• Bentuk berupa vesikel • Papul warna kulit, tidak
bergerombol tanpa tanda gatal
radang, tidak ada keluhan • Tata laksana: Losio
• Tidak perlu pengobatan calamin dengan atau
tanpa mentol 0,25%
Korban
Jejas jerat Datar Meninggi ke arah simpul
Luka perlawanan + -
Luka-luka lain Ada -
Jarak dari lantai Jauh Dekat
TKP
Lokasi Variasi Sembunyi
Kondisi Tidak teratur Teratur
Pakaian Robek/tidak teratur Rapi dan baik
Alat Dari si pembunuh Berasal dari TKP
Surat peninggalan - +
Ruangan Tak teratur, terkunci dari luar
150. Forensik – Luka Tembak Dekat
• Luka tembak • Kelim lecet: bagian yang kehilangan
– LT tempel terdapat jejas laras kulit ari yang mengelilingi lubang
– LT sangat dekat (maksimal 15 cm) akibat anak peluru yang menembus
terbentuk akibat anak peluru, mesiu, kulit
jelaga dan panas/api kelim api
• Kelim kesat: usapan zat yang melekat
– LT dekat terbentuk akibat anak pada anak peluru (pelumas, jelaga,
peluru dan mesiu kelim jelaga
(maksimal 30 cm), kelim tato dan elemen mesiu) pada tepi lubang
(maksimal 60 cm) • Kelim tato: butir-butir mesiu yang
– LT jauh (> 60 cm) terbentuk akibat tidak habis terbakar yang tertanam
komponen anak peluru kelim kesat pada kulit di sekitar kelim lecet.
dan kelim lecet
• Kelim jelaga: penampilan jelaga/asap
pada permukaan kulit di sekitar
Jawaban: B. 25-30 cm lubang luka tidak masuk
• Kelim api: daerah hiperemi atau
jaringan yang terbakar yang terletak
tepat di tepi lubang luka
IKK & RISET
151. IKK – Five Star Doctor
• Keywords:
– Dokter memberitahukan informasi kepada ketua RT agar membantu
menangani masalah tersebut dengan cara melakukan fogging dan PSN
– Dokter meminta ketua RT agar memberitahukan hal ini kepada
masyarakat setempat
• Five Star Doctor:
– Penyedia Pelayanan Kesehatan & Perawatan (Care provider)
– Pengambil Keputusan (Decision-maker)
– Komunikator yang baik (Communicator)
– Pemimpin Masyarakat (Community leader)
– Pengelola Manajemen (Manager)
• Dokter diharapkan mampu bekerja sama secara harmonis dengan
individu dan kelompok lain (dalam hal ini, pak RT)
• Jawaban: D. Manager
1. Care Provider. 3. Communicator.
• Memperlakukan pasien secara holistik • Mampu mempromosikan Gaya Hidup Sehat.
• memandang Individu sebagai bagian integral dari • Mampu memberikan penjelasan dan edukasi yang
keluarga dan komunitas. efektif.
• Memberikan pelayanan yang bermutu, • Mampu memberdayakan individu dan kelompok
menyeluruh, berkelanjutan dan manusiawi. untuk dapat tetap sehat.
• Dilandasi hubungan jangka panjang dan saling
percaya. 4. Community Leader.
• Dapat menempatkan dirinya sehingga
2. Decision Maker. mendapatkan kepercayaan masyarakat.
• Kemampuan memilih teknologi • Mampu menemukan kebutuhan kesehatan
• Penerapan teknologi penunjang secara etik. bersama individu serta masyarakat.
• Cost Effectiveness • Mampu melaksanakan program sesuai dengan
kebutuhan masyarakat.
5. Manajer.
• Mampu bekerja sama secara harmonis
dengan individu dan organisasi di luar dan di
dalam lingkup pelayanan kesehatan, sehingga
dapat memenuhi kebutuhan pasien dan
komunitas.
• Mampu memanfaatkan data-data kesehatan
secara tepat dan berhasil guna.
152. IKK – Standar Pelayanan
Kedokteran Keluarga
• Keywords:
– DM tipe 2 tidak terkontrol
– DM sudah 7 tahun
• Dokter harus mencari tahu mengapa penyakit pasien
tidak terkontrol, kemudian mencari solusi yang tepat
bagi pasien
• Dokter tidak hanya mengobati fisik tetapi juga harus
menyadari bahwa pasien terdiri dari mental, sosial,
spiritual, dan pasien dipengaruhi oleh lingkungannya
harus menangani secara holistik
• Jawaban: B. Holistik
5 Standar Pelayanan Kedokteran Keluarga
153. IKK – Family Genogram
• Keywords:
– Pasien curiga DM
– Ibu pasien menderita DM
– Ayah pasien menderita hipertensi, meninggal
mendadak
– Pasien punya anak laki-laki dan perempuan
• Pada kasus ini kemungkinan pasien menderita
penyakit yang diturunkan sehingga diperlukan
family genogram
• Jawaban: E. Family genogram
Family genogram dan APGAR
154. IKK – Jenis Rujukan
Keywords:
Antar Dokter
• Interval referral: pelimpahan wewenang dan
Pasien diresusitasi oleh dokter IGD, tanggung jawab pasien sepenuhnya kepada 1
lalu dioperasi oleh dokter bedah, dokter konsultan untuk jangka waktu
tertentu, dan selama jangka waktu tersebut,
kemudian dirawat kembali oleh dokter tersebut tidak ikut menanganinya
dokter IGD • Split referral: pelimpahan wewenang dan
tanggung jawab pasien sepenuhnya kepada
beberapa dokter konsultan untuk jangka
Antar Instansi waktu tertentu, dan selama jangka waktu
tersebut, dokter tersebut tidak ikut
• Horizontal: setingkat, misalnya menanganinya
dari dokter A ke dokter B tetapi • Collateral referral: menyerahkan wewenang
masih dalama 1 strata dan tanggung jawab penanganangan
penderita hanya untuk satu masalah
• Vertikal: naik atau turun tingkat, penanganan spesialistik saja
misalnya dari puskesmas ke • Cross referral: menyerahkan wewenang dan
rumah sakit. tanggung jawab pasien kepada dokter lain
untuk selamanya
Penyakit Total
(+) (-)
(+) 132 (a) 1014 (b) 1146
Se: a/(a+c)
Skrining
Sp: d/(b+d)
(-) 79 (c) 62266 (d) 62345 PPV: a/(a+b)
NPV:
Total 211 63280 63491 d/(c+d)
Numerik
Uji t unpaired Uji t paired
Numerik
Uji Anova Uji Anova related
• Jawaban: A. 2,2
Studi Kohort – Konsep
166. Riset – Desain Penelitian
• Keywords:
– Hubungan kanker hati dengan konsumsi alcohol selama 5
tahun
– Penelitian yang paling mudah digunakan
Tanpa
Vaksin
Tanpa vaksin dianggap
(-) 20 (c) 980 (d) 1000
sebagai faktor risiko campak
(+) Total 120 1880 2000
• Rumus RR (Relative Risk)
𝑎 100
(𝑎+𝑏) 1000
RR = 𝑐 = 20 =5
(𝑐+𝑑) 1000
• Jawaban: B. 5
Studi Kohort – Konsep
169. IKK – Incidence Rate
Jumlah penderita baru
• Incidence Rate = Jumlah penduduk berisiko
10+15+10+5+10+10+20
=
110.000
= 0,07%
• Pendudukberisiko artinyatidakmenderitapenyakit yang dimaksud
di awalperiodedanmasihbisaterkenapenyakittsb
• Bilajumlah orang yang menderitapenyakitygdimaksud di
awalperiodekecil biasanyadiabaikan yang digunakantetap
total jumlahpendudukberisiko
• Jumlahpendudukberisiko yang digunakanadalahjumlahpenduduk di
akhirtahun
• Jawaban: C. 0,07%
170. Riset – Uji Statistik
• Pada kasus ini digunakan metode penelitian
multivariat dengan variabel bebas x dan y
serta variabel tergantung z.
• Variabel bebas x (skala rasio) dan y (skala
rasio)
• Variabel tergantung z (skala nominal)
• Uji hipotesis multivariat yang tepat digunakan
adalah regresi logistik
• Jawaban: C. Regresi logistik
Memilih uji statistik untuk 2 kelompok (variabel
independen berskala kategorik)
Skala pengukuran Tidak berkaitan Berkaitan
(variabel dependen)
Numerik
Uji t unpaired Uji t paired
Numerik
Uji Anova Uji Anova related
• Keywords:
– S: diare sejak 3 jam yang lalu
– O: Bau feses khas dan mikroskopik
menunjukkan gambaran berbentuk
koma, flagel (+)
• Diare pada kasus ini bersifat profuse
dan merupakan diare sekretorik. Diare
sekretorik disebabkan oleh adanya
toxin yang meningkatkan aktivitas
cAMP di dalam mukosa usus.
– Gambaran koma (vibrio) merupakan
khas pada V.cholera.
– Feses pada kolera berbau amis.
• Jawaban: A. V.cholera
181. A
• Keywords:
– S: anak 13 bulan, belum bisa
tengkurap, tampak pucat,
sulit BAB
– O: BB 6,1 kg, PB 60 cm, lidah
tampak besar
• Klinis pasien ini
mengarahkan diagnosis
kerja berupa hipotiroidisme
sehingga perlu dilakukan
pemeriksaan fungsi tiroid
berupa T3, T4 dan TSH.
• Jawaban: A. T3, T4 dan TSH
182. E
• Keywords:
– S: keluhan nyeri perut, mual,
muntah dan perut tampak
membuncit
– O: benjolan seperti sosis
(sausage appeareance) dan
pada auskultasi terdengar
metallic sound
• Bunyi metallic sound dapat
terdengar pada ileus obstruksi.
Klinis pasien menunjang ke
diagnosis ileus obstruksi.
Sausage appearance
merupakan temuan khas pada
intususepsi.
• Jawaban: E. Intususepsi
183. E
• Keywords:
– S: ayah pasien menderita TB dan
sedang dalam pengobatan TB
selama 6 bulan
– O: bayi tampak sehat
• Menurut ATS/CDC, pasien ini
dikategorikan dalam kelas I
dimana hanya terdapat kontak.
Pasien anak mendapatkan basil
TB dari pasien dewasa.
Tatalaksana menurut ATS/CDC
maka perlu diberikan profilaksis
primer berupa INH.
• Jawaban: E. Memberikan INH 5
mg/kgBB/hari selama 6 bulan
TB Anak – Klasifikasi (ATS/CDC)
0 - - - -
I + - - 1st proph.
II + + - 2nd proph.
Hb A (α2β2)
Hb F (α2γ2)
Hb A2 (α2 δ2)
Hb Gower 2
(α2ε2)
Hb Portland (ζ2γ2)
Hb Gower 1 (ζ2ε2)
188. E
• Keywords:
– S: cepat lelah dan sesak nafas bila beraktivitas fisik, sianosis (-)
– O: tekanan darah di lengan 130/90 mmHg sedangkan tekanan darah
pada tungkai 110/80 mmHg
• Gejala gagal jantung yang dialami pasien kemungkinan disebabkan
oleh PJB asianotik. Pada pemeriksaan fisis didapatkan perbedaan
tekanan darah tungkai dan lengan dimana tekanan lengan >
tungkai. Hal ini menunjang diagnosis Coarctatio Aorta (CoA)
• CoA merupakan kelainan pada aorta dimana terjadi penyempitan
lumen aorta desendens distal dari arteri percabangan lengkung
aorta sehingga menyebabkan perbedaan tekanan darah di lengan
dan tungkai.
• Jawaban: E. Coarctatio Aorta
PJB - Klasifikasi
Penyakit Jantung Bawaan
(PJB)
Asianoti
Sianotik
k
↑ aliran ↓ aliran
Tanpa L-R Aliran darah
L-R Shunt darah ke darah ke
Shunt ke paru N
paru paru
PDA AS TGA dgn VSD TGA tanpa PS ToF
ASD PS Truncus Arteriosus Atresia Pulmoner
VSD CoA TAPVD Atresia Trikuspid
189. C
• Keywords:
– S: batuk-batuk sejak 2 minggu yang lalu, demam
(+), pilek (-), sesak napas (+)
– O: somnolen, nadi 124 x/menit, pernafasan 55
x/menit, suhu 40°C. Konjungtiva tampak
hiperemis dan bercak perdarahan (+) pada sklera
• Pada kasus ini diagnosis mengarah pada
pertusis.
• Jawaban: C. Pertusis
Pertusis – Patogenesis, Stadium Klinis
Durasi penyakit umumnya 6 minggu, dengan masing- Komponen B.pertusis
masing fase berlangsung 2 minggu. • Pertusis Toxin (PT): eksotoksin, merangsang
Stage 1 – Catarrhal phase (Indistinguishable from sistem imun
common upper respiratory infections. Pertussis • Filamentous hemaglutinin (FHA): u/ perlekatan
is most infectious when patients are in the kuman
catarrhal phase) • Aglutinogen: u/perlekatan
• Nasal congestion
• Rhinorrhea • Pertacrine: berkerja sama dengan adenyl cyclase
• Sneezing • Adenyl cyclase: mencegah fagositosis
• Low-grade fever • Tracheal cytotoxin: cilliary stasis & cytotoxic
• Tearing effect
• Conjunctival suffusion
Stage 2 – Paroxysmal phase Kuman berinokulasi di saluran napas
• Paroxysms of intense coughing lasting up to menghasilkan toksin yang menyebabkan kelumpuhan
several minutes, occasionally followed by a loud bulu getar trakea gangguan aliran sekret saluran
whoop napas sumbatan jalan napas dan pneumonia
• Posttussive vomiting and turning red with
coughing
Stage 3 – Convalescent stage
• Chronic cough, which may last for weeks
Pertusis – Diagnosis, Tatalaksana
• Pemeriksaan fisik: umumnya tanpa demam,
dapat ditemukan perdarahan konjungtiva
maupun petechia akibat batuk. Inspiratory
gasping/ whooping didapatkan pada anak usia
6 bulan-5 tahun.
• Terapi: Untuk bayi di atas 1 bulan: eritromisin,
clarithromycin, dan azithromycin
• Prophylaxis: Erythromycin selama 14 hari
190. B
• Keywords:
– S: anak 1 tahun, kejang
– O: telah diberikan diberikan terapi diazepam rectal 2x dan
intravena 1x tapi pasien masih kejang
• Jika pasien masih kejang setelah pemberian diazepam
i.v. 1 x maka dapat diberikan fenitoin i.v. dosis 20
mg/kgBB/ kali pemberian.
– Tiap 10 mg fenitoin diencerkan dengan NS 1 cc, dosis
maksimal per kali pemberian 1 gr, kecepatan pemberian
50 mg/menit.
• Jawaban: B. Loading dose fenitoin dan siapkan
fenobarbital
Kejang Demam – Definisi, Patofisiologi
• Kejang demam adalah • Patofisiologi
kejang yang terjadi akibat – Keadaan hipoglikemia dan
demam suhu aksila >38,5ºC hipoksia akan menyebabkan
(suhu rektal 38ºC) tanpa gangguan pompa Na+/K+ ATP
dependent channel ion di
adanya infeksi SSP atau membran sel neuron
gangguan elektrolit akut, – Pada keadaan demam, setiap
terjadi akibat proses peningkatan suhu 1Cº terjadi
ekstrakranial, terjadi pada peningkatan metabolisme
anak di atas usia 1 bulan basal sekitar 10-15% dan
dan tidak ada riwayat kebutuhan O2 20% di otak
terjadi keadaan hipoglikemia
kejang tanpa demam dan hipoksia relatif
sebelumnya. gangguan kanal ion NA+/K+
ATP dependent kejang
ALGORITME PENANGANAN KEJANG AKUT & STATUS KONVULSIF3
Diazepam 5-
Prehospital 10mg/rekt max 2x 0-10 mnt
jarak 5 menit
Koagulopati:
• Dengan riwayat penyakit dahulu (pernah terjadi sebelumnya) dan riwayat
keluarga: hemophilia, vWD
• Tanpa RPD dan riwayat keluarga: akibat obat, penyakit hati, defisiensi vit K, DIC
194. A
• Keywords
– S: keluhan bengkak di wajah dan kelopak mata terutama setelah bangun tidur;
kencingnya berwarna merah seperti air cucian daging; Riwayat sakit tenggorok
(+) 2 minggu sebelumnya
– O: TD 140/90 mmHg
• GNAPS merupakan salah satu sindrom nefritik yang ditandai oleh
timbulnya hematuria, edema, hipertensi dan penurunan fungsi ginjal
• GNAPS terjadi akibat deposisi kompleks imun (Rx hipersensitifitas tipe 3)
pada GBM dan atau mesangium sehingga terjadi reaksi inflamasi. ggn
f(x) ginjal komplikasi: ensefalopati hipertensif, gagal jantung, edema
paru dan gagal ginjal
• Didahului oleh infeksi SBGA nefritogenik (tipe 4, 12, 16, 25, dan 49) di
saluran napas atas. Rx Ag-Ab terjadi setelah infeksi saluran napas atas
telah usai.
• Jawaban: A. Streptokokus ẞ hemolitikus.
195. B
• Keywords
– O: Anak dilahirkan dari ibu dengan HBsAg +
• Pada setiap anak yang dilahirkan dari ibu
dengan status HBsAg (+) perlu mendapatkan
vaksin hepatitis dosis pertama dan HBIg 0,5 cc
<12 jam untuk mencegah transmisi vertikal
• Jawaban: B. Pemberian vaksin hepatitis B
dosis pertama <12 jam dan immunoglobulin
hepatitis B 0,5 ml
Hepatitis B – Pencegahan
Vaksinasi Hep B (Vaksin
Imunisasi Pasif (HBIg) Rekombinan)
• Diberikan pasca paparan • Jadwal: 0,1,6 bulan
• Isi: vaksin rekombinan, respon
• Dosis protektif Anti HBs ≥ 10 mIU/ml
– 0,06 ml/kg; maksimum 5 ml • Metode pemberian: IM dalam
(bayi: anterolateral paha, anak
dalam 48 jam pertama besar/dewasa: deltoid)
– 0,5 ml HBIg <12 jam + vaksin • Dosis: bergantung produk dan
Hep B dosis pertama pada usia resipien
bayi dengan ibu HBsAg + • KI: alergi, demam tinggi
• KIPI
– Lokal: kemerahan, bengkak, nyeri,
demam ringan 2 hari
– Sistemik: mual, muntah, nyeri
kepala, nyeri otot, nyeri sendi
Imunisasi Hepatitis B
pada Bayi Baru Lahir
HBsAg Ibu
Negatif atau
Positif tidak diketahui
Daur eritrosit Tiap 48 jam Tiap 48 jam Tiap 48 jam Tiap 72 jam
Eritrosit yang Muda, normosit, Retikulosit, Retikulosit,
Normosit
dihinggapi tua normosit normosit muda
Pembesaran
- ++ + -
eritrosit
Band Basket
form form
P. vivax
197. D. Abses Hepar
• Keywords:
– S: anak, diare sejak 1 minggu yl, disertai lendir dan darah,
mual dan muntah
– O: Pd pemeriksaan feses ditemukan organisme bentuk
bulat inti 4 dengan pusat inti terletak di sentral, dengan
kromatin merata
Kista
Trofozoit
Giardia lamblia
Ax: axonem
Fg: flagel Dientamoeba fragilis
K: kariosom Hanya ada stadium trofozoit
Kromatin dalam nucleus Seringkali berinti 2
terkumpul dalam kariosom Biasanya non-patogen
Protozoa pathogen usus
Entamoeba histolytica
Endo: endoplasma
Ecto: ektoplasma
Balantidium coli Psd: pseudopodium
maN: makronukleus Kariosom dikelilingi kromatin perifer bergranul
miN: mikronukleus halus
CV: vakuol kontraktil
Biasanya non-
patogen
Protozoa pathogen usus
Blastocystis hominis
Biasanya non-patogen
198. D. Invasi mukosa usus
• Darah pada feses adalah tanda invasi Amoeba
• Mekanismenya: trofozoit memasuki mukosa
usus dan membunuh sel-sel epitel
menyebabkan nekrosis atau ulkus
• Amoeba yang masuk memakan sel-sel inang
seringkali ditemukan trofozoit dengan
eritrosit di dalamnya pada feses yang
berdarah
Enteropatogen Invasif
1. C.jejuni
2. EIEC (Enteroinvasive E.Coli)
3. Shigella sp.
4. Y.enterocolica
5. E.histolytica
6. Salmonella sp.