Anda di halaman 1dari 10

PEMERINTAH PROVINSI BALI

RUMAH SAKIT JIWA


Jln. Kusuma Yudha No. 29
Telp. (0366) 91073 – 91074
Bangli

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI BALI


TENTANG PANDUAN PENGURANGAN RISIKO PASIEN JATUH PADA
RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI BALI
NOMOR : 188.4/ /RS.JIWA

DIREKTUR RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI BALI

MENIMBANG : a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan dan


keselamatan pasien Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali, maka
diperlukan penyelenggaraan Pengurangan Resiko Pasien
Jatuh secara teliti dan benar.
b. bahwa agar proses pengurangan risiko pasien jatuh di
Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali dapat terlaksana dengan
baik, perlu adanya Panduan Pengurangan Resiko Pasien
Jatuh oleh Direktur Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali
sebagai landasan bagi penyelenggaraan pengurangan risiko
pasien jatuh di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam a dan b,perlu ditetapkan dengan Keputusan Direktur
Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali..
MENGINGAT : 1. Undang – Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5063) ;
2. Undang – Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah
Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5072) ;
3. Undang – Undang Nomor 18 Tahun 2014 tentang
Kesehatan Jiwa (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 185, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5571) ;
4. Undang – Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 298, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5607) ;
5. Undang – Undang Nomor 38 Tahun 2014 tentang
Keperawatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 307, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5612) ;
6. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1333/ Menkes/ SK/
XII/ 1999 tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit ;
7. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan
Minimal Rumah Sakit ;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
269/Menkes/Per/III/2008 tentang Rekam Medis
9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
290/Menkes/Per/III/2008 tentang Persetujuan Tindakan
Kedokteran ;
10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1691/ Menkes/ Per/
VIII/ 2012 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit
11. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269/ Menkes /Per /III/
2008 tentang Rekam Medik
12. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 631/ Menkes/ SK/
IV /2005 tentang Peraturan Internal staf Medis (Medical
Staff by laws) di Rumah Sakit.
13. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1045/ Menkes/ SK/
XXI/ 2006 tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit di
Lingkungan Kementerian Kesehatan
14. Keputusan Menteri Kesehatan nomor 129/ Menkes/ SK /IV
/2011 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit.
15. Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 4 Tahun 2011
tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah
Provinsi Bali (Lembaran Daerah Provinsi Bali Tahun 2011
Nomor 4, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Bali No
20)
16. Peraturan Gubernur Nomor 88 Tahun 2011 tentang Rincian
Tugas Pokok Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali (Lembaran
Daerah Provinsi Bali Tahun 2011 Nomor 88, Tambahan
Lembaran Daerah Provinsi Bali No 88)
17. Peraturan Gubernur Bali nomor 60 tahun 2012 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan pada Badan Layanan
Umum Daerah Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali (Berita
Daerah Provinsi Bali Tahun 2012 Nomor 60)
18. Peraturan Gubernur Provinsi Bali nomor 1 tahun 2013
tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit Jiwa
Provinsi Bali (Berita Daerah Provinsi Bali Tahun 2013
Nomor 1)
19. Peraturan Gubernur Provinsi Bali nomor 2 tahun 2013
tentang Pola Tata Kelola Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali
pada Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali (Berita Daerah
Provinsi Bali Tahun 2013 Nomor 2)

MEMUTUSKAN
Menetapkan :
KESATU : Panduan Pengurangan Risiko Pasien Jatuh pada Rumah Sakit
Jiwa Provinsi Bali sebagaimana tercantum dalam lampiran
yang tidak terpisahkan dari keputusan ini.

KEDUA : Panduan sebagaimana yang dimaksud dalam diktum KESATU


menjadi acuan dalam pelaksanaan Pengurangan Risiko Pasien
Jatuh pada Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali oleh semua yang
terlibat dalam kegiatan tersebut.
KETIGA : Segala biaya yang timbul sebagai akibat ditetapkannya
keputusan ini dibebankan pada APBD Provinsi Bali
KEEMPAT : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan dan dapat
ditinjau kembali apabila diperlukan

DITETAPKAN DI : BANGLI
PADA TANGGAL : 12 JANUARI 2015
DIREKTUR RUMAH SAKIT JIWA
PROVINSI BALI

DR. GEDE BAGUS DARMAYASA , M.REPRO


PEMBINA TK.I
NIP.19610726 198803 1 004.

Tembusan disampaikan kepada :


1. Tim Keselamatan Pasien Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali
2. Komite Medik
3. Komite Keperawatan
4. Para Kepala Bidang
5. Pertinggal.

LAMPIRAN

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI BALI

TENTANG PANDUAN PENGURANGAN RISIKO PASIEN JATUH PADA

RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI BALI


NOMOR : 188.4/ /RS.JIWA

PANDUAN

PENGURANGAN RISIKO PASIEN JATUH

A. Pengertian
Assesmen resiko jatuh adalah pengkajian pasien terhadap resiko jatuh. Jatuh
adalah keadaan dimana seseorang mengalami jatuh dengan atau tanpa disaksikan
orang lain, tidak disengaja / tidak direncanakan dengan arah jatuh ke lantai
dengan atau tanpa cedera. Penyebab jatuh dapat meliputi faktor fisiologis
(pingsan) atau lingkungan (lantai licin).

B. Faktor Predisposisi Risiko Pasien Jatuh

Intrinsik Ekstrinsik
(Berhubungan dengan pasien) (Berhubungan dengan
lingkungan)
Dapat  Riwayat jatuh sebelumnya  Lantai basah / silau, ruang
diperkirakan  Inkontinensia
berantakan, pencahayaan
 Gangguan kognitif / psikologis
 Gangguan keseimbangan / kurang, kabel longgar / lepas
 Alas kaki tidak pas
mobilitas  Dudukan toilet yang rendah
 Usia> 65 tahun  Kursi atau tempat tidur beroda
 Osteoporosis  Rawat inap berkepanjangan
 Status kesehatan yang buruk  Peralatan yang tidak aman
 Peralatan rusak
 Tempat tidur ditinggalkan
dalam posisi tinggi

Tidak dapat  Kejang  Reaksi individu terhadap obat-


diperkirakan  Aritmia jantung
obatan
 Stroke atau Serangan Iskemik
Sementara (Transient
Ischaemic Attack-TIA)
 Pingsan
 ‘Seranganjatuh’ (Drop Attack)

C. Etiologi Jatuh:

1. Ketidaksengajaaan: 31%
2. Gangguan gaya berjalan/keseimbangan: 17%
3. Vertigo: 13%
4. Serangan jatuh (drop attack): 10%
5. Gangguan kognitif: 4%
6. Hipotensi postural: 3%
7. Gangguan visus: 3%
8. Tidak diketahui: 18%

D. Ruang Lingkup
1. Panduan ini diterapkan kepada semua pasien rawat inap, pasien Instalasi
Gawat Darurat ( IGD) dan pasien yang akan menjalani suatu prosedur.
2. Pelaksana Panduan ini adalah dokter dan perawat

E. Tata Laksana
1. Asesmen Risiko Jatuh
a. Pasien dewasa dan lanjut usia menggunakan Modifikasi Skala Jatuh
Hendrich II sebagai berikut.
skor
Parameter skala
pasien

1. Terdapat kebingungan / disorientasi / impulsivitas 4


2. Terdapat symptom depresi 2
3. Terdapat gangguan BAB / BAK 1
4. Dizzines / vertigo 1
5. Laki-laki 1
6. Penggunaan antiepilepsi / antipsikotika 2
7. Penggunaan benzodiazepine 1
8. GET UP AND GO TEST
Dapat bangkit dgn satu gerakan - tidak ada
0
gangguan keseimbangan dalam melangkah
Bangkit dengan dorongan, berhasil dengan satu
1
usaha
Bangkit dgn usaha berulang, tetapi berhasil 3
Tidak dapat bangkit bila tanpa bantuan orang lain
4
(terdapat bedrest total)
TOTAL SKOR

SKOR ≥ 7DIPASANGKAN PENANDA GELANG WARNA KUNING


(RESIKO JATUH)
b. Penilaian resiko jatuh pada anak – anak menggunakan skala Humpty
Dumpty
Parameter Kriteria Skala Skor
Usia  < 3 th 4
 3 tahun - < 7 tahun 3
 7 tahun - < 13 tahun 2
 ≥ 13 tahun 1

Gender  Laki – laki 2


 Perempuan 1

Diagnosa  Terdapat diagnosis gangguan 4


neurologi
 Gangguan pada oksigenasi (Dx 3
gangguan system respirasi,
dehidrasi, anemia, anorexia,
synkope/dizzines,dll)
 Gangguan perilaku/psikologis 2
 Diagnosa lain 1

Gangguan  Tidak ada gangguan 3


 Terdapat keterbatasan daya ingat 2
kognitif
 Gangguan orientasi 1

Faktor  Ada riwayat jatuh saat bayi atau 4


kanak
lingkungan
 Pasien yang membutuhkan alat 3
bantu gerak dan bayi atau kanak
yang diletakkan dalam tempat
tidur bayi
 Pasien di tempat tidur 2
 Pasien bebas di ruangan 1

Riwayat  24 jam terakhir 3


 48 jam terakhir 2
anestesi/
 Lebih dari 48 jam / tidak ada 1
bedah/sedasi
Penggunaan  Penggunaan obat sedasi multiple 3
(kecuali pasien ICU yang
obat
tersedasi dan paralisis) Hipnotik,
Barbiturat, Phenothiasin,
Antidepresan, Laxative / diuretic,
narkotik
 Salah satu obat di atas 2
 Pengobatan jenis lain 1

SKOR ≥ 12  DIPASANGKAN PENANDA GELANG WARNA


KUNING (RESIKO JATUH)
c. Setiap pasien akan dinilai ulang dan dicatat kategori risiko jatuh, saat
transfer ke unit lain, dan saat terdapat perubahan kondisi pasien.
d. Untuk mengubah kategori dari risiko tinggi ke risiko rendah, diperlukan
skor <7 (dewasa) dan <12 (anak-anak) dalam 2 kali pemeriksaan berturut-
turut. Apabila dari hasil pemeriksaan pasien dapat dikategorikan rendah
risiko jatuh maka gelang warna kuning dapat dilepas.
e. Perubahan kategori risiko jatuh ditentukan oleh dokter

2. Langkah-langkah Pencegahan Risiko Pasien Jatuh:


a. Tindakan pencegahan umum (untuk semua kategori):
1) Lakukan orientasi kamar inap kepada pasien
2) Posisi tempat tidur rendah, roda terkunci, kedua sisi pegangan tempat
tidur tepasang dengan baik
3) Ruangan rapi
4) Benda-benda pribadi berada dalam jangkauan (telepon genggam,
tombol panggilan, air minum, kacamata)
5) Pencahayaan yang adekuat (disesuaikan dengan kebutuhan pasien)
6) Alat bantu berada dalam jangkauan (tongkat, alat penopang)
7) Optimalisasi penggunaan kacamata dan alat bantu dengar (pastikan
bersih dan berfungsi)
8) Pantau efek obat-obatan, kalau perlu dilakukan fiksasi pasien setelah
dilakukan penyuntikan obat antipsikotik, antiepilepsi dan
benzodiazepin.
9) Sediakan dukungan emosional dan psikologis
10) Beri edukasi mengenai pencegahan jatuh pada pasien dan keluarga
b. Kategori risiko tinggi: lakukan tindakan pencegahan umum dan hal-hal
berikut ini.
1) Beri penanda berupa gelang berwarna kuning yang dipakaikan di
pergelangan tangan pasien
2) Sandal anti-licin
3) Tawarkan bantuan ke kamar mandi/penggunaan pispot
4) Kunjungi dan amati pasien setiap 2 jam oleh petugas medis
5) Nilai kebutuhan akan:
 Fisioterapi dan terapi okupasi
 Alarm tempat tidur
 Lokasi kamar tidur berdekatan dengan pos perawat (nurse
station)
c. Langkah – langkah Penanganan Pasien dengan Gelang Risiko Jatuh
1) Transfer pasien ke bangsal harus menggunakan alat bantu (kursi roda /
brankar)
2) Lakukan orientasi kamar inap kepada pasien.
3) Posisi tempat tidur rendah, roda terkunci, kedua sisi pegangan tempat
tidur tepasang dengan baik.
4) Pantau efek obat-obatan, kalau perlu dilakukan fiksasi pasien setelah
dilakukan penyuntikan obat antipsikotik, antiepilepsi dan
benzodiazepin.
5) Tawarkan bantuan ke kamar mandi / penggunaan pispot.
6) Kunjungi dan amati pasien setiap 2 jam oleh petugas medis.
7) Lokasi kamar tidur berdekatan dengan pos perawat (nurse station).

F. Dokumentasi
1. Gelang pasien
2. Lembar rekam medis
3. Lembar ceklist monitoring

DIREKTUR RUMAH SAKIT JIWA


PROVINSI BALI

DR. GEDE BAGUS DARMAYASA , M.REPRO


PEMBINA TK.I
NIP.19610726 198803 1 004.

MONITORING
LANGKAH-LANGKAH PENANGANAN
PASIEN DENGAN GELANG RISIKO JATUH
NO LANGKAH HARI HARI HARI
1 Transfer pasien ke bangsal harus menggunakan
alat bantu (kursi roda/brankar)
2 Lakukan orientasi kamar inap kepada pasien.
3 Posisi tempat tidur rendah, roda terkunci, kedua
sisi pegangan tempat tidur terpasang dengan
baik.
4 Pantau efek obat-obatan, kalau perlu dilakukan
fiksasi pasien setelah dilakukan penyuntikan
obat antipsikotik, antiepilepsi dan
benzodiazepin.
5 Tawarkan bantuan ke kamar mandi/
penggunaan pispot.
6 Kunjungi dan amati pasien setiap 2 jam oleh
petugas medis.
7 Lokasi kamar tidur berdekatan dengan pos
perawat (nurse station)

Anda mungkin juga menyukai