BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan suami isteri untuk
antara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur
budaya dan norma yang baru tentang KB kepada masyarakat diharapkan dapat
mengubah pola fikir, sikap dan perilaku masyarakat diharapkan dapat progam KB
( Hartanto, 2004).
dengan mengurangi resiko bahaya pada ibu yang melahirkan serta kematian anak
KIE ( Komunikasi, Informasi dan Edukasi ) dimana suatu proses belajar informal
yang sangat efektif untuk mengubah sikap dan perilaku, metode ini digunakan
AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim). Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR)
adalah Suatu alat yang dimasukkan dan disimpan dalam rongga rahim dengan
tujuan mencegah atau menjarangkan kehamilan dalam jangka waktu yang lama
(Harnawati, 2008).
kematian itu terjadi di negeri berkembang. Dalam jangka waktu yang sama, tak
kurang dari 50 juta aborsi akibat kehamilan tak diinginkan terjadi di muka bumi
kontrasepsi. Negeri maju di Asia Timur, seperti Jepang dan Korea Selatan,
yang hingga saat ini belum bisa diatasi. Jumlah penduduk Indonesia
Penduduk, 2012).
peserta KB aktif semua metode kontrasepsi yang diperoleh dari data Badan
pemakaian alat kontrasepsi IUD bukanlah alat yang sempurna, sehingga masih
medis yang ringan, tidak menimbulkan efek sistemik, alat ekonomis, efektivitas
4
(Sarwono, 2007).
terutama IUD juga menurun. Jika hanya sasaran para wanita saja yang selalu
suami kadang melarang istrinya karena faktor ketidaktahuan dan tidak ada
pengajaran dan pelatihan. Pendidikan pasangan suami - istri yang rendah akan
yang tinggi seperti bersepeda angin, berjalan, naik turun tangga atau sejenisnya,
akseptor harus menyediakan dana yang diperlukan. Walaupun jika dihitung dari
segi keekonomisannya, kontrasepsi IUD lebih murah dari KB suntik atau pil,
tetapi kadang orang melihatnya dari berapa biaya yang harus dikeluarkan untuk
sekali pasang. Kalau patokannya adalah biaya setiap kali pasang, mungkin IUD
akan lebih murah dibandingkan KB suntik ataupun pil. Untuk sekali pasang,
IUD bisa aktif selama 3-5 tahun, bahkan seumur hidup/sampai menopause.
Sedangkan KB Suntik atau Pil hanya mempunyai masa aktif 1-3 bulan saja,
yang artinya untuk mendapatkan efek yang sama dengan IUD, seseorang harus
2008).
Implant 6.325 peserta (3,39 %), Kondom 23.357 peserta (12,51% ), Alat
Kontrasepsi Dalam Rahim 6.629 peserta (3,55%), MOW 1.497 peserta (0,80%),
Pidie tahun 2012 di dapatkan data dengan jumlah 12. 987 peserta (6,95 %) ,
dengan rincian pengguna kontrasepsi suntik 6.448 peserta (49,65%), pil 4.937
peserta (38,01%), Implant 177 peserta (1,36 %), Kondom 1.140 peserta
peserta (0,39 %), MOP 0 peserta (0,00%) (BKKBN Prov. Aceh, 2012 )
Kabupaten Pidie didapatkan data seluruh akseptor KB tahun 2012 dengan 1683
peserta (12,9 %), dengan rincian penggunaan kontrasepsi AKDR 9 peserta (0,5
%), Implan 97 peserta (5,8 %), Suntik 373 peserta (22,2 %), pil 1129 peserta
(67 %), kondom 75 peserta (4,5 %). (PKM Peukan Baro, 2012)
mengingatnya setiap hari dan setiap bulan, kemudian dua akseptor yang berlatar
gemuk dan Spiral juga bisa dipakai pada ibu yang pernah menderita stroke,
tiga orang akseptor terakhir yang berlatar pendidikan dasar dan menengah
merasakan nyeri , harganya yang relative mahal, merasa risih dan tidak nyaman
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
pengetahuan lebih lanjut dan kepentingan bagi lembaga terkait, antara lain :
Bagi Peneliti
E. Keaslian Penelitian
Batuah Kutai Kartanegara ’’. dengan hasil bahwa faktor dukungan suami,
faktor umur dan faktor pekerjaan ada hubungannya dengan pemakaian AKDR.
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi AKDR
2002).
kepada bentuk semula, yaitu bentuk pegas. Sebagian besar IUD memiliki
seutas benang yang kecil. Benang ini menjulur kedalam vagina sehingga
2001).
Pada waktu ini AKDR telah memasuki generasi ke-4, karena itu
pertama yang terbuat dari benang sutera dan logam (besi baja, Stainless
Stell, perak dan tembaga) sampai pada generasi plastik (Polietilen) baik
(Medicated).
Gratenberg ring.
375 (daya kerja 3 tahun). Pada jenis Medicated IUD angka yang
13
dengan dua tangan kiri dan kanan berbentuk sayap yang fleksibel.
gulungan kawat tembaga dengan luas permukaan 250 mm2 atau 375
dipasang benang pada ekornya. Lippes Loop terdiri dari 4 jenis yang
rendah. Keuntungan lain dari spiral jenis ini ialah bila terjadi
pasti, kini pendapat yang terbanyak ialah bahwa AKDR dalam Kavum Uteri
(Wiknjosastro H, 2005).
4. Efektivitas AKDR
15
Rate) yaitu beberapa lama IUD tetap tinggal dalam Uteri (In-Utero)
tanpa:
1) Ekspulsi spontan
2) Terjadinya kehamilan
paritas diketahui :
pengangkatan/pengeluaran IUD
H, 2004).
a. Keuntungan :
b. Kerugian :
dkk, 2008).
1) Perdarahan
3) Keputihan
4) Keluhan suami
merasa tidak nyaman. Hal ini dapat diatasi dengan memotong sedikit
benangnya.
2) Lippes loop dan First Generation Cu IUD : dua kehamilan per 100
wanita pertahun
1) Usia reproduktif
2) Keadaan nullipara
misalnya :
1) Perokok
4) Sedang menyusui
(CuT380A) :
9) Epilepsi
11) Malaria
15) Penderita DM
4) Forsep/korentang
21
5) Gunting
serviks
10) Sumber cahaya yang cukup untuk menerangi serviks (lampu senter
sudah cukup)
11) Copper T 380A IUD yang masih belum rusak dan terbuka
b. Cara Pemasangan :
jangan dilakukan.
kanalis servikalis sesuai dengan arah dan jarak yang didapat pada
b. Forsep/korentang
23
membersihkan Serviks
batang laminaria.
24
baik, tidak ada efek samping, dan pasien masih mau memakainya,
AKDR
bersenggama.
ada infeksi.
setelah pemasangan
dilepas dan berikan kartu yang berisi semua informasi ini. (Pinem,
S, 2009 )
B. Kondom
1. Pengertian Kondom
26
Kondom adalah selubung tipis dari karet, vinil, atau produk alamiah
reproduksi perempuan.
3. Cara Pemakaian
a. Kondom ada yang ujungnya biasa dan ada yang berputing. Sebelum
d. Buanglah kondom setelah sekali pakai pada tempat yang aman dari
4. Efektifitas Kondom
Kondom cukup efektif bila dipakai secara benar pada setiap kali
hanya sedikit angka kegagalan kondom yaitu 2-12 kehamilan per 100
perempuan pertahun.
a. Keuntungan kondom :
1) Mencegah kehamilan
3) Dapat diandalkan
6) Reversibel
b. Kerugian kondom :
memasang kondom
a. Setelah vasektomi
Hormonal.
sendiri yang berbeda dengan individu lain, termasuk pada kembar identik
prilaku positif. Namun, secara minimal jika didasari pengetahuan yang cukup,
prilaku positif yang terbentuk relatif lebih lama. Hal ini menunjukkan bahwa
konsep umum yang sering digunakan dalam berbagai kepentingan program dan
beberapa penelitian yang dilakukan adalah teori yang dikemukakan oleh Green
sosio demografi.
yang akan dilakukan. Faktor ini termasuk ketersediaan alat dan informasi yang
didapatkan.
terjadinya prilaku. Hal ini berupa lingkungan fisik, sarana kesehatan atau
1. Pengetahuan
1) Tahu (know)
2) Memahami (comprehension)
materi tersebut dengan benar. Orang yang telah paham terhadap objek
dipelajari.
3) Aplikasi (application)
yang telah dipelajari pada kondisi atau keadaan yang riil (sebenarnya).
metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.
4) Analisis (analysis)
5) Sintesis (synthesis)
yang baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk
6) Evaluasi (Evaluation)
jika inovasi tersebut dipaksakan oleh pihak lain, inovasi tersebut tidak
nilai penduduk.
angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek
ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkat-tingkat tersebut
2. Pendidikan
suatu bentuk prilaku baru atau kemampuan baru dari sasaran pendidikan.
Proses tersebut dipengaruhi oleh perangkat lunak (soft ware) yang terdiri
(hard ware) yang terdiri dari ruang, perpustakaan (buku-buku) dan alat-aat
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
(Depdiknas, 2004) :
35
negara yang berusia tujuh sampai dengan lima belas tahun wajib
3. Pendapatan
Setiap orang tentu akan mengharapkan gaji atau pendapatan besar,
di masa datang. Akan tetapi, tidak semua orang memiliki skill yang
yang tepat. Seseorang yang realistis akan berkaca pada dirinya sendiri,
Regional yang biasa disebut UMR. Apabila ada perusahaan yang tidak
2013).
4. Informasi
sesuatu bentuk lain yang lebih berguna yaitu pengetahuan atau keterangan
38
sekarang maupun yang akan dating. Informasi yang diperoleh baik dari
informasi yang baik dari berbagai media misalnya TV, radio atau surat
2003).
D. Kerangka Teori
dan beberapa penelitian yang dilakukan adalah teori yang dikemukakan oleh
yang akan dilakukan. Faktor ini termasuk ketersediaan alat dan informasi yang
didapatkan.
terjadinya prilaku. Hal ini berupa lingkungan fisik, sarana kesehatan atau
fasilitas kesehatan.
40
sebagai berikut :
Faktor Predisposisi
Pengetahuan
Sikap
Pendidikan
Pendapatan
Faktor Pendukung
Ketersediaan Alat
Pemilihan Alat
Kontrasepsi Non
Hormonal
Informasi
41
Faktor Pendorong
Dukungan
Keterangan :
diteliti
tidak diteliti
E. Kerangka Konsep
Pengetahuan
Pendidikan
Pemilihan Alat
Kontrasepsi Non
Hormonal
42
Pendapatan
Informasi
E. Hipotesis
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
teori yang ada dan menggunakan pendekatan cross sectional yaitu jenis
independen dan dependen dinilai secara simultan pada suatu saat dan tidak ada
1. Populasi
2. Sampel
44
Keterangan :
N : Besarnya Populasi
n : Besarnya Sampel
Jadi :
sampel dari anggota populasi secara acak dan terdistribusi secara merata pada
N = Besarnya Populasi
1. Bambi 29 14
2. Guci Rumpong 15 7
3. Krueng Dayah 23 11
4. Krueng Seumideun 17 8
5. Mesjid Baro 15 7
6. Pineung 13 6
Total 112 53
1. Tempat Penelitian
46
2. Waktu penelitian
2013.
1. Data Primer
Kabupaten Pidie.
2. Data Sekunder
E. Defenisi Operasional
melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau
tentang
kontrasepsi
AKDR
b. Rendah : Bila responden hanya menjawab dengan benar < 50% dari
d. Ada, jika x ≥ 2
G. Instrumen Penelitian
informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal –hal
1. Pengolahan data
50
menjumlahkannya.
c. Transfering: Data yang telah diberi kode disusun secara berurutan mulai
2. Analisa Data
a. Univariat’’
x= x
n
Keterangan :
x = Rata-rata sampel
x = Total nilai
n = Jumlah sampel
f
P x100 %
n
Ketrangan : P = persentase
f = Frekwensi teramati
n = Jumlah sampel
b. Bivariat
selanjutnya ditarik suatu kesimpulan bila nilai P lebih kecil atau sama
variabel bebas.
1) Bila Chi-Square Test ( X 2 ) tabel terdiri dari tabel 2x2 dijumpai nilai
expantasi (E) <5 maka nilai p-value yang digunakan adalah nilai
dijumpai nilai expantasi (E) <5 maka nilai p-value yang digunakan
3) Bila Chi-Square Test ( X 2 ) tabel terdiri dari tabel lebih dari 2x2
misalnya 3x2, 3x3 dan lain-lain, maka nilai p-value yang digunakan
BAB IV
serta dibantu oleh tenaga kesehatan lainnya. Puskesmas Peukan Baro terdiri
54
dari 1 Poli Umum, 1 Poli Gigi, 1 Apotik, 1 ruang KIA, 1 ruang TU, 3 Ruang
B. Hasil Penelitian
dalam bentuk multiple choise, yang terdiri dari 20 pertanyaan. Maka hasil
1. Analisa Univariat
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Pemilihan Alat Kontrasepsi Non Hormonal
1. AKDR 22 41,5
2. Kondom 31 58,5
55
Jumlah 53 100
b. Pengetahuan
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Dengan Pemilihan Alat
Kontrasepsi Non Hormonal di Wilayah Kerja Puskesmas
Peukan Baro Kecamatan Peukan Baro
Kabupaten Pidie
1. Tinggi 25 47,2
2. Rendah 28 52,8
Jumlah 53 100
c. Pendidikan
56
Tabel 4.3
Kabupaten Pidie
1. Tinggi 17 32,1
2 Menengah 22 41,5
3 Dasar 14 26,4
Jumlah 53 100
d. Pendapatan
Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Pendapatan Dengan Pemilihan Alat
Kontrasepsi Non Hormonal di Wilayah Kerja Puskesmas
Peukan Baro Kecamatan Peukan Baro
Kabupaten Pidie
57
1. Tinggi 19 35,9
2. Rendah 34 64,1
Jumlah 53 100
e. Informasi
Tabel 4.5
Kabupaten Pidie
1 Ada 23 43,4
Jumlah 53 100
58
2. Analisa Bivariat
Hormonal
Tabel 4.6
Hubungan Pengetahuan Dengan Pemilihan Alat Kontrasepsi Non
Hormonal di Wilayah Kerja Puskesmas Peukan Baro Kecamatan
Peukan Baro Kabupaten Pidie
Jumlah 22 31 53
p value = 0,004 (p < 0,05) dengan demikian dapat dilihat bahwa ada
Hormonal
Tabel 4.7
Hubungan Pendidikan Dengan Pemilihan Alat Kontrasepsi Non
Hormonal di Wilayah Kerja Puskesmas Peukan Baro
Kecamatan Peukan Baro Kabupaten Pidie
Jumlah 22 31 53
61
p value = 0,000 (p < 0,05) dengan demikian dapat dilihat bahwa ada
Hormonal
Tabel 4.8
Jumlah 22 31 53
p value = 0,129 (p < 0,05) dengan demikian dapat dilihat bahwa tidak
Hormonal
63
Tabel 4.9
Hubungan Informasi Dengan Pemilihan Alat Kontrasepsi Non
Hormonal di Wilayah Kerja Puskesmas Peukan Baro Kecamatan
Peukan Baro Kabupaten Pidie
Jumlah 22 31 53
p value = 0,005 (p < 0,05) dengan demikian dapat dilihat bahwa ada
C. Pembahasan
value = 0,004 (p < 0,05), dapat dilihat bahwa ada hubungan antara
terutama IUD juga menurun. Jika hanya sasaran para wanita saja yang
maka akseptor dapat mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan AKDR dan
value = 0,000 (p < 0,05), dapat dilihat bahwa ada hubungan antara
proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang
(2011) yang menunjukan bahwa hasil analisis bivariat ada hubungan yang
potensi dirinya dan memperoleh pengetahuan yang lebih banyak, begitu juga
value = 0,129 (p < 0,05), dapat dilihat bahwa tidak ada hubungan antara
tetapi kadang orang melihatnya dari berapa biaya yang harus dikeluarkan
Penelitian ini juga tidak sejalan dengan hasil penelitian Lilis Sriandito
(2009) yang menunjukan bahwa hasil analisis bivariat ada hubungan yang
value = 0,005 (p < 0,05), dapat dilihat bahwa ada hubungan antara
berbagai media misalnya TV, radio atau surat kabar maka wawasan
(2011) yang menunjukan bahwa hasil analisis bivariat ada hubungan yang
BAB V
A. Kesimpulan
71
B. Saran
1. Bagi Akseptor KB
tentang Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) dan Kondom dengan cara
informasi, baik dari media elektronik, dan media cetak maupun penyuluhan
2. Bagi Institusi