Anda di halaman 1dari 12

Pengaruh Ketersedian Fasilitas..

PENGARUH KETERSEDIAAN FASILITAS TERHADAP POLA


PERGERAKAN MASYARAKAT WILAYAH PERI URBAN KOTA
SURAKARTA (studi kasus: Kecamatan Kartasura)
Yulvia Dwitya Putri1,
Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota
Fakultas Teknik
Universitas Sebelas Maret, Surakarta
email: yulviadp@gmail.com

Soedwiwahjono2,
Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota
Fakultas Teknik
Universitas Sebelas Maret, Surakarta

Paramita Rahayu3
Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota
Fakultas Teknik
Universitas Sebelas Maret, Surakarta

Abstrak: Kota Surakarta memiliki peran sebagai pusat perkembangan bagi wilayah di
sekitarnya atau wilayah peri urban (WPU). Salah satu wilayah yang berbatasan
langsung adalah Kecamatan Kartasura. Kota Surakarta memiliki fasilitas kota yang
lengkap dan dapat melayani kebutuhan masyarakat Kota Surakarta sendiri maupun
untuk masyarakat sekitarnya. Interaksi antara Kota Surakarta dengan WPU terjadi
dikarenakan adanya pergerakan ulang-alik masyarakat WPU menuju Kota Surakarta
untuk menggunakan fasilitas di Kota Surakarta dalam memenuhi kegiatan sehari-
harinya. Pergerakan ulang-alik yang terjadi secara terus menerus nantinya akan
membentuk suatu pola pergerakan yang beragam dan mengakibatkan permasalahan
yaitu tingginya jumlah pergerakan ulang-alik dan terjadinya kemacetan pada di
setiap jalan masuk menuju Kota Surakarta dan di dalam Kota Surakarta. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh ketersediaan fasilitas terhadap
pola pergerakan masyarakat WPU menuju Kota Surakarta. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah teknik analisis deskriptif kuantitatif, dengan
menggunakan teknik analisis skoring untuk analisis ketersediaan fasilitas dan teknik
deskriptif spasial untuk analisis pola pergerakan masyarakat. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa ketersediaan fasilitas yang ada di Kecamatan Kartasura
memiliki kualitas baik, cukup lengkap dan dapat mewadahi kebutuhan masyarakat
Kartasura itu sendiri dan pola pergerakan masyarakat Kartasura didominasi
pergerakan internal. Berdasarkan hal ini dapat diketahui bahwa ketersediaan fasilitas
dengan kualitas baik dan cukup lengkap dapat menarik minat masyarakat untuk lebih
menggunakan fasilitas di dalam wilayah itu sendiri. Meskipun jumlah pergerakan
masyarakat Kartasura lebih mendominasi menuju Kota Surakarta tetapi jumlah jenis
fasilitas yang digunakan lebih banyak di Kecamatan Kartasura.

Kata Kunci: ketersediaan fasilitas, pola pergerakan masyarakat, wilayah peri urban

1
Pengaruh Ketersedian Fasilitas..

Abstract: Surakarta City plays role as the center of development for peri-urban areas.
One of the peri-urban areas directly adjacent to the city is Kartasura Sub-district.
Surakarta City has complete facilities and can serve the needs of its own communities
and other surrounding communities. The interaction between Surakarta City and peri-
urban areas is due to the shuttle movement of people from peri-urban areas to
Surakarta City to use its facilities as to fulfill their daily needs. The continuous shuttle
movement later will form various movement patterns of people living in the areas and
will induce some problems such as high shuttle movement and traffic congestion on
every entrance road to Surakarta City and on roads within the city. The objective of
this research is to investigate how the availability of facilities influences the movement
patterns of people living in the peri-urban areas toward Surakarta City. Descriptive
quantitative method was used to analyze the data. The method included scoring
analysis technique to analyze the available facilities and descriptive spatial technique
to analyze the movement patterns of people living in the peri-urban areas. The result
of the research shows that the availability of facilities in Kartasura Sub-district are
good, adequately complete, and able to accommodate the needs of people living in the
sub-district. The movement patterns of the people living there are dominated by the
internal movement patterns. Thus, the availability of good and adequately complete
facilities can draw the interest of the people living in the sub-district to use the
facilities in the area. Although the number of movements of the people living there
toward Surakarta City is more dominant, the number of the facility types which are
used is more various in Kartasura Sub-district.

Keywords: Availability of facilities, movement patterns of people, peri-urban areas

1. PENDAHULUAN Adanya perkembangan permukiman di


Kota mengalami perkembangan dari Kecamatan Kartasura yang semakin pesat
waktu ke waktu sehingga mengalami karena di Kota Surakarta sudah tidak
perubahan bentuk fisik kota, sementara dapat membangun permukiman dengan
batas administrasi kota relatif sama dari skala besar sehingga banyak masyarakat
waktu ke waktu (Yunus, 2000). Kota yang melakukan aktivitas di Kota tetapi
memiliki daya tarik yang sangat kuat bagi memiliki tempat tinggal di WPU.
masyarakat yang bertempat tinggal di luar Menurut Tarigan (2005) menyatakan
batas administrasi kota atau wilayah bahwa semakin berkembangnya suatu
pinggiran kota, dikarenakan wilayah wilayah maka ketersediaan fasilitas juga
sekitar kota memiliki ketergantungan akan bertambah. Dengan adanya
terhadap kota inti (Adisasmita, 2014). aksesibilitas yang baik antara Kota
Kota Surakarta memiliki keterbatasan luas Surakarta dengan Kecamatan Kartasura
wilayah administrasi dan menjadi pusat maka akan semakin berkembang juga
perkembangan kegiatan untuk wilayah Kartasura akibat interaksi langsung dan
Subosukowonosraten. Kota Surakarta intens dengan Kota Surakarta.
menjadi pusat kegiatan bagi Berdasarkan RTRW Kabupaten Sukoharjo
Subosukowonosraten sehingga memiliki Tahun 2011-2031, fasilitas yang tersedia
fasilitas kota yang lengkap dan memadai di Kecamatan Kartasura sudah mampu
untuk masyarakat Kota Surakarta sendiri mewadahi kebutuhan masyarakat
maupun untuk masyarakat pinggiran kota. Kartasura. Berdasarkan hal ini
Keberadaan WPU di sekitar Kota menandakan bahwa masyarakat Kartasura
Surakarta menjadikan adanya interaksi dapat menggunakan fasilitas yang tersedia
terutama untuk WPU yang berbatasan secara mandiri, namun pada nyatanya
langsung dengan Kota Surakarta salah masyarakat Kartasura melakukan
satunya adalah Kecamatan Kartasura. pergerakan ulang-alik menuju Kota

2
Pengaruh Ketersedian Fasilitas..

Surakarta untuk melakukan kegiatan perkembangan dan pertumbuhan kota.


sehari-hari dan menggunakan fasilitas Menurut Jayadinata (1999) menyatakan
yang ada di Kota Surakarta. bahwa untuk meningkatkan
Hal ini didukung dengan adanya fakta perkembangan aktivitas sosial ekonomi
bahwa masyarakat Kartasura bergerak masyarakat, sarana dan prasarana adalah
untuk tujuan pendidikan, yang cenderung hal yang penting untuk dikembangkan di
memilih fasilitas pendidikan di dalam kota dalam suatu kota. Fasilitas apabila
dengan moda kendaraan pribadi, dihubungkan dengan kegiatan
Pemerintah Kota Surakarta mengusahakan permukiman maka fasilitas sebagai suatu
untuk menambah rute BST dari wilayah bagian dari aktivitas penduduk yang
sekitar Kota Surakarta hingga menjangkau berfungsi untuk melayani kebutuhan
ke tiap-tiap fasilitas-fasilitas pendidikan di individu atau kelompok di dalam suatu
dalam Kota Surakarta (Solopos, 27 kawasan permukiman.
September 2016). Masyarakat WPU selalu Dapat dikatakan bahwa fasilitas termasuk
berorientasi pada fasilitas yang lengkap ke dalam pelayanan publik, menurut
dalam menunjang kegiatan sehari-hari dan Kotler (2007) menyatakan bahwa
keberadaan fasilitas yang lengkap identik pelayanan publik sebagai pelayanan dan
dengan kota (Yunus, 2008). Berdasarkan pengelolaan yang disediakan oleh
isu, fakta dan teori tersebut menandakan pemerintah kepada masyarakat dan sarana
bahwa dengan adanya ketersediaan prasarana wilayah/kota secara merata baik
fasilitas akan mempengaruhi pola dari segi kualitas dan kuantitas pelayanan.
pergerakan masyarakat dalam memenuhi Menurut Suryokusumo (2008) salah satu
kebutuhan harian. Pola pergerakan ini cara untuk dapat mengukur fasilitas
apabila dibiarkan maka akan berdasarkan penyediaan fasilitas dan
mengakibatkan kemacetan di setiap jalan kemampuan fasilitas dalam melayani
masuk Kota Surakarta dan di dalam Kota. masyarakat. Sedangkan menurut SNI 03-
Dengan demikian maka tujuan penelitian 1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan
ini adalah untuk mengetahui bagaimana Lingkungan Perumahaan di Perkotaan
pengaruh ketersediaan fasilitas terhadap menjelaskan bahwa fasilitas dilihat dari
pola pergerakan masyarakat WPU menuju jenis dan macam fasilitas, titik lokasi
Kota Surakarta, dengan sasaran penelitian fasilitas, lingkup pelayanan, jarak antar
yaitu (1) mengidentifikasi ketersediaan fasilitas, kemudahan dicapai, kapasitas
fasilitas yang ada di Kecamatan Kartasura, pelayanan dan jumlah fasilitas.
(2) mengidentfikasi pola pergerakan yang Menurut Muta’ali (2015) fasilitas
berasal dari Kecamatan Kartasura menuju pelayanan dapat diukur berdasarkan
Kota Surakarta dan atau di dalam penyediaan fasilitas, jumlah fasilitas dan
Kecamatan Kartasura itu sendiri serta (3) fungsi pelayanan fasilitas. Menurut
menganalisis pengaruh ketersediaan Pedoman SPM bidang Penataan Ruang,
fasilitas terhadap pola pergerakan Perumahan dan Permukiman dan
masyarakat WPU menuju Kota Surakarta Pekerjaan Umum KEPMEN Permukiman
(Studi Kasus: Kecamatan Kartasura). dan Prasarana Wilayah No.
534/KPTS/M/2001 pada pedoman ini
2. TINJAUAN PUSTAKA sudah menjelaskan terkait kualitas yang
2.1 Fasilitas dan Ketersediaan Fasilitas seharusnya ada pada masing-masing jenis
Fasilitas di dalam suatu kota dapat fasilitas-fasilitas di lingkungan
menjadi tolak ukur terkait perkembangan permukiman. Kualitas fasilitas yang
kota tersebut, karena ketersediaan fasilitas dimaksud dalam KEPMEN Permukiman
kota menjadi faktor utama dalam
3
Pengaruh Ketersedian Fasilitas..

dan Prasarana Wilayah tersebut adalah pergerakan orang dan barang, berdasarkan
jenis fasilitas, kemudahan dicapai, hal ini artinya keterkaitan antara wilayah
kebersihan fasilitas, kenyamanan fasilitas ruang sangat berperan dalam menciptakan
dan cakupan pelayanan. pergerakan. Pola pergerakan spasial
2.2 Pergerakan dan Pola Pergerakan menggambarkan arus pergerakan yang
Pergerakan terbentuk karena adanya suatu bergerak dari daerah asal dan daerah
kegiatan yang dilakukan di atas suatu tujuannya sehingga dapat dilihat sebaran
lahan dan kegiatan tersebut terjadi atau pergerakannya kemudian diinterpretasi
dilakukan bukan di tempat tinggal, dalam garis keinginan untuk menunjukkan
melalui perantara jaringan jalan berupa pola spasial pergerakan melalui arah asal
arus lalu lintas. Pada dasarnya pergerakan dan tujuan pergerakan, tetapi tidak
terjadi karena setiap individu melakukan memperlihatkan rute pergerakan yang
aktivitas di tempat yang berbeda dengan sebenarnya digunakan (Tamin, 1997).
tempat mereka tinggal (Tamin, 2000). Sedangkan menurut Miro (2005)
Penduduk melakukan pergerakan secara mengelompokkan pola pergerakan dalam
terus-menerus, pergerakan dengan jarak 4 basic movement yaitu pola pergerakan
yang pendek sebagai pergerakan eksternal-eksternal yaitu pergerakan lalu
sementara seperti bekerja, rekreasi, lintas yang mempunyai tempat asal dan
belanja, pendidikan dalam suatu kota tujuan di luar wilayah penelitian dan
(Short, 1984). hanya melewati wilayah studi, pola
Pada dasarnya pergerakan terjadi karena pergerakan eksternal-internal yaitu tempat
adanya kebutuhan yang tidak dapat asal pergerakan berada di luar wilayah
dipenuhi di tempat tinggal mereka, penelitian dan tempat tujuannya adalah
sehingga mengharuskan masyarakat wilayah penelitian, pola pergerakan
bergerak menuju tempat lain guna internal-eksternal adalah tempat asal
memenuhi kebutuhan tersebut. pergerakan berada di dalam wilayah
Berdasarkan proses pergerakan yang penelitian sedangkan tempat tujuannya
dilakukan oleh masyarakat tersebut, berada di luar wilayah penelitian serta
nantinya akan tergambarkan pola pola pergerakan internal-internal adalah
pergerakan yang dilakukan masyarakat pergerakan yang mempunyai tempat asal
berdasarkan aktivitas keseharian dan tujuan di dalam wilayah penelitian.
masyarakat. Menurut Tamin (2000)
menjelaskan pola pergerakan dibagi 3. METODE PENELITIAN
menjadi pola pergerakan spasial dan non Metode penelitian ini berisi ruang lingkup
spasial, pola pergerakan non spasial penelitian dan metode analisis yang
adalah semua ciri pergerakan yang digunakan, yaitu sebagai berikut:
berkaitan dengan aspek non-spasial, 3.1 Ruang Lingkup
seperti sebab terjadinya pergerakan, waktu Ruang lingkup wilayah penelitian ini
terjadinya pergerakan dan moda adalah Kecamatan Kartasura. Sementara,
pergerakan yang digunakan. ruang lingkup waktu pada penelitian ini
Sedangkan pola pergerakan spasial lebih menggunakan data pada saat penelitian ini
terkait dengan guna lahan atau ruang berlangsung.
sebagai tujuan pergerakan dari pola

4
Pengaruh Ketersedian Fasilitas..

Gambar 1. Peta Wilayah Penelitian


3.2 Metode Analisis mencari kebenaran yang ada dilapangan
Pendekatan yang digunakan dalam dengan pendekatan penelitian deduktif
penelitian ini adalah pendekatan deduktif. kemudian diolah menjadi dasar dalam
Pendekatan deduktif adalah pendekatan pengumpulan data dengan survei dan
yang menggunakan logika dalam menarik melakukan crosscheck antara teori dan
satu atau lebih kesimpulan berdasarkan hasil analisis pengaruh ketersediaan
premis-premis yang ada. Penelitian ini fasilitas terhadap pola pergerakan untuk
berproses dari umum ke khusus, penelitian mendapatkan solusi dan kesimpulan dari
ini berawal dari eksplorasi teori kemudian penelitian ini.
diuji pada wilayah penelitian dengan isu Variabel dalam penelitian ini terdiri dari 2
penelitian yang relevan. Penelitian ini variabel dan 7 sub variabel. Berikut
tentang pengaruh ketersediaan fasilitas definisi operasional masing-masing
terhadap pola pergerakan masyarakat variabel pengaruh ketersediaan fasilitas
sehingga variabel yang digunakan terhadap pola pergerakan dapat dilihat
berdasarkan pada teori-teori awal sebagai pada Tabel 1.
acuan dalam melakukan penelitian dan
Tabel 1. Operasional Variabel
Variabel Sub Variabel Definisi Operasional Tolok Ukur Sumber
Jenis fasilitas Penggolongan fasilitas sesuai dengan Sudah Tersedia Standar Pelayanan
kesamaan fungsi layanan, yaitu fasilitas Minimal untuk
pendidikan, kesehatan, perniagaan, permukiman
kebudayaan dan rekreasi, RTH dan Belum Tersedia KEPMEN Perkim
lapangan olahraga serta peribadatan dan Praswil No.
Jumlah fasilitas Tolok ukur yang digunakan dan berkaitan Sudah Tercukupi 534/KPTS/M/2011
Ketersediaan dengan jumlah fasilitas Belum Tercukupi dan SNI 03-1733-
Fasilitas Titik lokasi Sebaran lokasi masing-masing fasilitas di Sudah Tercakup 2004 tentang tata
(Variabel fasilitas dalam wilayah penelitian cara perencanaan
Belum Tercakup
Independen) lingkungan
Kenyamanan Tingkat kenyamanan suasana lingkungan Nyaman
fasilitas fasilitas Tidak Nyaman perumahan di
Kemudahan Tingkat kemudahan lokasi fasilitas Mudah Dicapai perkotaan
dicapai tersebut dicapai Tidak Mudah Dicapai
Jarak antar Jarak yang dapat dijangkau masyarakat Dekat
fasilitas dengan meminimalisir waktu biaya Jauh

5
Pengaruh Ketersedian Fasilitas..

Sebaran Distribusi spasial pergerakan dan jumlah Jumlah pergerakan yang Tamin, 2000
Pergerakan pergerakan terkait lokasi awal dan tujuan dilihat dari daerah asal yaitu
Pola
pelaku pergerakan melakukan pergerakan WPU dan tujuan lokasi pelaku
Pergerakan
pergerakan yaitu Kota
(Variabel
Surakarta atau WPU itu
Dependen)
sendiri secara spesifik dan
diinterpretasi dalam garis
keinginan
Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2017
Pengambilan data dilakukan secara primer fasilitas yaitu sudah tercukupi (Skor 1)
dan sekunder. Data primer diperoleh dan Belum tercukupi (Skor 0), untuk
melalui kuesioner dan observasi lapangan. titik lokasi fasilitas yaitu sudah tercakup
Sementara data sekunder diperoleh dari (skor 1) dan belum tercakup (skor 0),
studi dokumen BPS Kota Surakarta dan untuk kenyamanan fasilitas yaitu
Kabupaten Sukoharjo, Disperindag Kota nyaman (skor 1) dan tidak nyaman
Surakarta dan Kabupaten Sukoharjo, Dinas (skor 0), untuk kemudahan dicapai
Pendidikan Kota Surakarta dan Kabupaten yaitu mudah dicapai (skor 1) dan tidak
Sukoharjo, Disbudpar Kota Surakarta dan mudah dicapai (skor 0) serta jarak antar
Kabupaten Sukoharjo, BLH Kota fasilitas yaitu dekat (skor 1) dan jauh
Surakarta dan Kabupaten Sukoharjo, Dinas (skor 0).
Perhubungan Kota Surakarta dan b. Identifikasi Pola Pergerakan
Kabupaten Sukoharjo, Dinas PU Kota Masyarakat Kartasura Menuju Kota
Surakarta dan Kabupaten Sukoharjo. Surakarta. Identifikasi ini bertujuan
Kuesioner yang digunakan dalam untuk mengetahui distribusi spasial atau
penelitian ini terdiri dari kuesioner untuk sebaran pergerakan yang dilakukan oleh
mengetahui kondisi fasilitas yang tersedia pelaku pergerakan yang berasal dari
pada berdasarkan preferensi masyarakat Kartasura dan bertujuan menuju lokasi
dan sebaran pergerakan yang dilakukan fasilitas di Kartasura dan atau Kota
masyarakat dalam menggunakan fasilitas. Surakarta. Hasil akhir identifikasi ini
Target responden merupakan masyarakat adalah peta garis keinginan dan
Kartasura yang melakukan pergerakan ke dominasi pergerakan masyarakat yaitu
Kota Surakarta untuk menggunakan internal (Kecamatan Kartasura) atau
fasilitas kota. eksternal (Kota Surakarta).
Penelitian ini menggunakan metode c. Analisis Pengaruh Ketersediaan
deskriptif kuantitatif, dengan Fasilitas terhadap Pola Pergerakan
menggunakan beberapa teknik analisis Masyarakat Kaatasura Menuju Kota
yaitu sebagai berikut. Surakarta. Pada analisis ini dilakukan
a. Identifikasi Ketersediaan Fasilitas di penggabungan hasil nilai skor
Kartasura. Identifikasi ini bertujuan ketersediaan fasilitas dan dominasi
untuk mengetahui kondisi eksisting tiap sebaran pergerakan yang dilakukan oleh
jenis fasilitas yang tersedia di tiap masyarakat Kartasura, dengan melihat
kecamatan wilayah penelitian. berdasarkan preferensi dan skala
Identifikasi ini menggunakan teknik pelayanan fasilitas sebagai pembanding
pemberian skor (scoring) pada masing- dari pergerakan yang dilakukan
masing sub variabel dan menggunakan masyarakat tersebut.
tolak ukur yang berbeda-beda.
Pemberian skor pada sub variabel jenis 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
fasilitas dibagi menjadi 2 tolak ukur 4.1 Identifikasi Ketersediaan Fasilitas
yaitu Sudah Tersedia (Skor 1) dan di Kecamatan Kartasura
Belum Tersedia (Skor 0), untuk jumlah Pada pembahasan ini dijabarkan gambaran
ketersediaan fasilitas di Kecamatan
6
Pengaruh Ketersedian Fasilitas..

Kartasura. Secara garis besar, kondisi angkutan umum menuju fasilitas yang
eksisting fasilitas yang tersedia di tersedia di Kartasura. Kenyamanan
Kecamatan Kartasura sudah tersedia fasilitas hampir semua responden yang
dengan baik dan cukup lengkap dan untuk menggunakan fasilitas di Kartasura merasa
kecukupan fasilitas rata-rata sudah nyaman hanya satu responden yang merasa
tercukupi hanya untuk puskesmas tidak nyaman saat berada di fasilitas pasar
pembantu dan pasar yang masih belum Kartasura karena kondisi pasar yang kotor
tercukupi jumlahnya. Fasilitas yang dan bau.
tersedia di Kecamatan Kartasura hampir Kemudahan dicapai hampir semua lokasi
semua memiliki skala pelayanan regional fasilitas di Kecamatan Kartasura dapat
seperti adanya rumah sakit yang sudah dicapai dengan mudah hanya 2 responden
dapat meyeimbangi pelayanan rumah sakit yang merasa sulit dicapai untuk fasilitas
di Kota Surakarta dan adanya perguruan puskesmas, tetapi lokasi puskesmas
negeri swasta yang juga dapat menarik Kartasura berada di jalan utama sehingga
minat masyarakat untuk menggunakan lokasi tersebut dilewati angkutan umum.
fasilitas di Kartasura. Untuk jarak antar fasilitas masih jauh
Sedangkan untuk titik sebaran fasilitas meskipun jarak antar fasilitas yang jauh
sudah tercakup semua meskipun masih tetapi responden merasa mudah untuk
terdapat beberapa wilayah yang belum mencapai fasilitas yang dituju karena
tercakup, tetapi dikarenakan lokasi fasilitas kondisi jalan yang cukup baik dan
yang tersedia di Kecamatan Kartasura aksesibilitas yang mudah di Kecamatan
berada pada jalan utama sehingga Kartasura. Berikut peta sebaran titik
masyarakat sudah dapat mencapai fasilitas lokasi fasilitas di Kartasura.
tersebut dengan mudah dan terdapat

Gambar 2 Peta Sebaran Lokasi Titik Fasilitas di Kecamatan Kartasura


Pada akhir pembahasan identifikasi dikarenakan responden di Kecamatan
ketersediaan fasilitas di WPU ditentukan Kartasura tidak semuanya menggunakan
berdasarkan teknik skoring. Skor fasilitas yang tersedia di Kartasura dan ada
maksimal pada masing-masing sub responden yang hanya menggunakan
variabel berbeda-beda untuk kenyamanan fasilitas di Kota Surakarta Untuk lebih
dan kemudahan dicapai tiap kecamatan jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.
memiliki skor maksimal yang berbeda
7
Pengaruh Ketersedian Fasilitas..

Tabel 2 Hasil Skoring Identifikasi Ketersediaan Fasilitas di Kecamatan Kartasura


Fasilitas Jenis Jumlah Titik Lokasi Kenyamanan Kemudahan Jarak Antar
Fasilitas Fasilitas Fasilitas Fasilitas Dicapai Fasilitas
TK 1 0 0 1 1
SD 1 1 1 1 1
SMP 1 1 1 1 1 0
SMA 1 1 1 1 1
PT 1 1 X 1 1
Puskesmas 1 1 1 1 1
Pustu 1 0 0 - - 0
RS 1 1 X 1 1
Pasar 1 0 X 1 1
Perbelanjaan 1 1 X 1 1 0
Perkantoran 1 1 X - -
G. Serbaguna 1 1 0 - -
0
Bioskop 0 1 0 - -
Taman 1 0 X - -
Lap. OR 1 1 X - - 0
Pemakaman 1 1 X - -
Masjid 1 1 X - -
Gereja 1 1 X 1 1
0
Pura 1 1 X - -
Vihara 0 1 X - -
Skor 20 20 8 10 10 6
Maksimal
Total 18/20 16/20 4/8 10/10 10/10 0/6
Ket: (X) tidak ada standar cakupan pelayanan (-) masyarakat tidak menggunakan jenis fasilitas tersebut
Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2017
4.2 Identifikasi Pola Pergerakan masyarakat Kartasura dalam menggunakan
Masyarakat WPU menuju Kota fasilitas baik di Kota Surakarta dan atau di
Surakarta Kartasura itu sendiri, dengan hasil akhir
Pada pembahasan ini dijabarkan terkait yaitu pola pergerakan eksternal (dari
pola pergerakan di Kecamatan Kartasura Kartasura menuju Kota Surakarta) atau
yang dilihat berdasarkan sebaran pola pergerakan internal (di WPU itu
pergerakan yang dilakukan oleh sendiri).
Berdasarkan data sebaran pergerakan tujuan fasilitas pendidikan, kesehatan,
masyarakat Kartasura, berdasarkan hasil perniagaan dan peribadatan namun
kuesioner yang mana dapat diketahui didominasi oleh tujuan fasilitas kesehatan
masyarakat Kartasura yang bergerak yaitu rumah sakit. Meskipun jumlah
menuju Kota Surakarta berjumlah 72 pergerakan di dominasi menuju Kota
pergerakan dengan tujuan fasilitas Surakarta tetapi apabila dilihat dari jumlah
pendidikan, kesehatan, perniagaan serta keseluruhan jenis fasilitas yang digunakan
RTH dan lapangan olahraga namun lebih banyak di Kecamatan Kartasura
didominasi oleh tujuan fasilitas perniagaan sehingga dominasi pola pergerakan
yaitu pusat perbelanjaan, sedangkan Kecamatan Kartasura adalah pola
masyarakat Kecamatan Kartasura yang pergerakan internal. Berikut adalah peta
bergerak menuju fasilitas yang tersedia di sebaran pergerakan masyarakat.
Kartasura berjumlah 41 pergerakan dengan

8
Pengaruh Ketersedian Fasilitas..

Gambar 3 Peta Sebaran Pergerakan Masyarakat Kartasura menuju Kota Surakarta

4.3 Analisis Pengaruh Ketersediaan Pernyataan ini sesuai dengan isu penelitian
Fasilitas terhadap Pola Pergerakan yang sudah dibahas pada pendahuluan,
Masyarakat WPU menuju Kota yang mana dominasi pola pergerakan
Surakarta eksternal atau dominasi menuju Kota
Berdasarkan hasil identifikasi ketersediaan Surakarta, tetapi hasil identifikasi di
fasilitas dan identifikasi pola pergerakan Kecamatan Kartasura ini juga mendukung
masyarakat Kecamatan Kartasura. Maka pernyataan Muta’ali (2015) suatu wilayah
didapatkan data terkait skoring dengan ketersediaan fasilitas yang baik
ketersediaan fasilitas yaitu secara maka akan akan menjadi tujuan
keseluruhan fasilitas yang tersedia di pergerakan bagi wilayahnya sendiri
Kecamatan Kartasura sudah tersedia maupun sekitarnya. Berdasarkan hasil
dengan baik dan cukup lengkap kecuali identifikasi dan teori tersebut diketahui
untuk jarak antar fasilitas untuk bahwa Kecamatan Kartasura sudah mampu
mendapatkan hasil jauh sehingga atau mandiri dalam melayani kebutuhan
memberikan skor 0. fasilitas masyarakatnya seperti adanya
Fasilitas yang tersedia di Kartasura sudah rumah sakit dan perguruan tinggi swasta
baik dan mampu mewadahi kebutuhan dengan skala pelayanan regional dan
masyarakat mampu menarik pergerakan kondisi fasilitas yang baik mampu menarik
masyarakat Kartasura untuk menggunakan minat masyarakat untuk menggunakan
fasilitas tersebut yang mana dominasi fasilitas ini.
pergerakan masyarakat Kartasura adalah Sedangkan untuk pelayanan fasilitas pusat
pola pergearkan internal. Meskipun jumlah perbelanjaan yang tersedia di Kartasura
pergerakan masyarakat Kartasura tetap belum menarik minat masyarakat untuk
didominasi menuju Kota Surakarta tetapi menggunakan fasilitas tersebut tetapi
penggunaan jenis fasilitas lebih dominan beberapa responden ada yang
di Kecamatan Kartasura. menggunakan fasilitas tersebut, oleh
karena itu masyarakat Kartasura

9
Pengaruh Ketersedian Fasilitas..

menggunakan fasilitas pusat perbelanjaan dalam memenuhi kebutuhan fasilitas


di Kota Surakarta karena kualitas fasilitas tersebut terutama untuk fasilitas
yang lebih baik dan lebih lengkap serta perniagaan yang menjadi tujuan utama
skala pelayanan pusat perbelanjaan lebih masyarakat WPU menuju Kota Surakarta.
besar dibandingkan dengan Kartasura. sedangkan pola pergerakan internal
Selain itu, preferensi masyarakat sangat didominasi dengan tujuan pergerakan
menentukan dalam penggunaan fasilitas perniagaan, kesehatan dan pendidikan.
khususnya untuk fasilitas pendidikan untuk Berdasarkan hasil penelitian pola
tingkat pendidikan SMA dan Perguruan pergerakan masyarakat menuju Kota
Tinggi, masyarakat WPU lebih memiliki Surakarta tetap tinggi meskipun
SMA unggulan yang ada di Kota Surakarta ketersediaan fasilitas di WPU dapat
sedangkan untuk PTN hanya tersedia di mewadahi kebutuhan masyarakatnya.
Kota Surakarta sehingga banyak Hal ini dapat berubah apabila pergerakan
masyarakat yang lebih memiliki PTN masyarakat WPU menuju Kota Surakarta
tersebut. untuk menggunakan fasilitas dapat
Berdasarkan penjelasan hasil analisis dikurangi dan lebih dominan bergerakan di
pengaruh ini maka dapat diketahui bahwa dalam WPU selain itu peningkatan kualitas
terdapatnya pengaruh ketersediaan fasilitas fasilitas yang tersedia di WPU juga harus
terhadap pola pergerakan masyarakat diperhatikan sehingga fasilitas yang sudah
Kartasura dalam menggunakan fasilitas tersedia di WPU Kota Surakarta dapat
dalam kegiatan sehari-hari. dimanfaatkan secara tepat sasaran karena
sesuai dengan kebutuhan masyarakat WPU
5. KESIMPULAN Kota Surakarta.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah Berdasarkan temuan dan kesimpulan di
dilakukan, dapat disimpulkan bahwa atas, rekomendasi yang dapat menjadi
pengaruh ketersediaan fasilitas pertimbangan untuk meningkatkan daya
memberikan pengaruh terhadap pola tarik masyarakat untuk lebih menggunakan
pergerakan masyarakat WPU menuju Kota fasilitas di WPU dan mengurangi
Surakarta. Hal ini dapat dilihat dari pergerakan menuju Kota Surakarta dalam
ketersediaan fasilitas yang tersedia di menggunakan fasilitas adalah sebagai
WPU sudah baik dan cukup lengkap berikut:
namun pelayanan fasilitas tersebut masih a. Untuk pemerintah setempat
kurang sehingga masyarakat lebih memilih Pemerintah Kabupaten Sukoharjo dan
fasilitas yang memiliki pelayanan yang Karanganyar diharapkan lebih
lengkap meskipun jarak yang ditempuh menyediakan fasilitas yang lengkap dan
lebih jauh dibandingkan dengan fasilitas selaras dengan kebutuhan
yang ada di WPU. masyarakatnya seperti melakukan
Selain itu, masyarakat WPU akan terus renovasi fasilitas kota terutama untuk
tertarik dan terus ingin menggunakan fasilitas kesehatan dan perniagaan
fasilitas yang tersedia di Kota Surakarta dikarenakan terdapat kecamatan yang
karena Kota Surakarta lebih cepat dalam belum tersedia rumah sakit dan pasar
menyediakan fasilitas yang sesuai dengan modern sehingga masyarakat
kriteria kebutuhan masyarakatnya serta bergantung pada puskesmas dan pasar
skala pelayanan fasilitas yang tersedia tradisional agar dapat melayani
lebih banyak melayani masyarakat dengan masyarakat sesuai dengan SPM fasilitas
skala pelayanan regional. tersebut dan diharapkan masyarakat
Sehingga pola pergerakan masyarakat WPU tertarik untuk lebih sering
lebih didominasi pola pergerakan eksternal
10
Pengaruh Ketersedian Fasilitas..

menggunakan fasilitas yang tersedia di sehingga didominasi menjadi pola


WPU. pergerakan internal.
Setelah pemerintah kabupaten b. Untuk penelitian selanjutnya
melakukan renovasi dan peningkatan Penelitian yang sedang dilakukan ini
fasilitas baik dari kualitas maupun membahas terkait pengaruh
kuantitas, selanjutnya diharapkan ketersediaan fasilitas terhadap pola
melakukan perawatan dan pemeliharaan pergerakan masyarakat WPU Kota
fasilitas sebagai bagian dari monitoring Surakarta dan sedikit menyinggung
dari pembangunan kabupaten. Selain itu, faktor-faktor yang kira-kira
interaksi antara WPU dan Kota mempengaruhi pola pergerakan
Surakarta tidak dapat dihindari dan masyarakat WPU menuju Kota
dapat terlihat dari pergerakan yang Surakarta, sehingga untuk penelitian
dilakukan masyarakat setiap harinya selanjutnya dapat membahas lagi secara
baik untuk melakukan aktivitas sehari- spesifik terkait faktor-faktor apa saja
hari maupun dalam menggunakan yang mempengaruhi pola pergerakan
fasilitas di Kota Surakarta sehingga masyarakat WPU menuju Kota
beban jalan penghubung antara WPU Surakarta atau faktor apa saja yang
dan Kota Surakarta menjadi terbebani mempengaruhi masyarakat WPU dalam
akibat adanya pergerakan masyarakat menggunakan fasilitas di Kota
dari WPU menuju Kota Surakarta. Oleh Surakarta karena di dalam penelitian ini
karena itu, fasilitas dan aktivitas yang peneliti hanya membahas secara umum
tersedia di WPU harus ditingkatkan saja berdasarkan alasan atau pendapat
agar dapat mengurangi pergerakan yang masyarakat WPU Kota Surakarta yang
terjadi antara WPU dan Kota Surakarta menggunakan fasilitas di Kota
Surakarta.
REFERENSI Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Adisasmita, Rahardjo. 2014. Teori Kabupaten Boyolali tahun 2011-2031.
Pertumbuhan Kota. Yogyakarta: Graha BAPPEDA Kabupaten Boyolali.
Ilmu. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Jayadinata, T. Johara. 1999. Tata Guna Tanah Kabupaten Karanganyar tahun 2013-
dalam Perencanaan Perdesaan, 2032. BAPPEDA Kabupaten
Perkotaan dan Wilayah. Bandung: Karanganyar.
Penerbit ITB. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Keputusan Menteri Permukiman dan Prasaran Kabupaten Sukoharjo tahun 2011-2031.
Wilayah No. 534/KPTS/M/2001 tentang BAPPEDA Kabupaten Sukoharjo.
Pedoman Standar Pelayanan Minimal Short, J. R. 1984. An Introduction to Urban
Bidang Penataan Ruang, Perumahan dan Geography. London: Routledge and
Permukiman dan Pekerjaan Umum. Kegan Paul.
Kotler, Philip. 2007. Manajemen Pemasaran SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara
Edisi 12 Jilid I. Jakarta: Penerbit PT. Perencanaan Lingkungan Perumahaan
Indeks. Di Perkotaan.
Miro, Fidel. 2005. Perencanaan Transportasi Solopos. 27 September 2016 “Wacana
untuk Mahasiswa, Perencana dan Perbanyak Rute BST”.
Praktisi. Jakarta: Erlangga. Suryokusumo, Anggoro. 2008. Pelayanan
Muta’ali, Lutfi. 2015. Teknik Analisis Publik dan Pengelolaan Infrastruktur
Regional untuk Perencanaan Wilayah, Perkotaan. Yogyakarta: Penerbit Sinergi.
Tata Ruang dan Lingkungan. Tamin, Ofyar Z. 1997. Perencanaan dan
Yogyakarta: BPFG UGM. Pemodelan Transportasi Edisi Pertama.
Bandung: Institut Teknologi Bandung.
11
Pengaruh Ketersedian Fasilitas..

Tamin, Ofyar Z. 2000. Perencanaan dan Yunus, Hadi Sabari. 2008. Dinamika Area
Pemodelan Transportasi Edisi Kedua. Peri Urban: Faktor Penentu Masa
Bandung: Institut Teknologi Bandung. Depan Kota. Yogyakarta: Pustaka
Tarigan, S. 2005. Perencanaan Pembangunan Pelajar.
Wilayah. Jakarta: Bumi Aksara.
Yunus, Hadi Sabari. 2000. Struktur Tata
Ruang Kota. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
.

12

Anda mungkin juga menyukai