Soedwiwahjono2,
Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota
Fakultas Teknik
Universitas Sebelas Maret, Surakarta
Paramita Rahayu3
Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota
Fakultas Teknik
Universitas Sebelas Maret, Surakarta
Abstrak: Kota Surakarta memiliki peran sebagai pusat perkembangan bagi wilayah di
sekitarnya atau wilayah peri urban (WPU). Salah satu wilayah yang berbatasan
langsung adalah Kecamatan Kartasura. Kota Surakarta memiliki fasilitas kota yang
lengkap dan dapat melayani kebutuhan masyarakat Kota Surakarta sendiri maupun
untuk masyarakat sekitarnya. Interaksi antara Kota Surakarta dengan WPU terjadi
dikarenakan adanya pergerakan ulang-alik masyarakat WPU menuju Kota Surakarta
untuk menggunakan fasilitas di Kota Surakarta dalam memenuhi kegiatan sehari-
harinya. Pergerakan ulang-alik yang terjadi secara terus menerus nantinya akan
membentuk suatu pola pergerakan yang beragam dan mengakibatkan permasalahan
yaitu tingginya jumlah pergerakan ulang-alik dan terjadinya kemacetan pada di
setiap jalan masuk menuju Kota Surakarta dan di dalam Kota Surakarta. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh ketersediaan fasilitas terhadap
pola pergerakan masyarakat WPU menuju Kota Surakarta. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah teknik analisis deskriptif kuantitatif, dengan
menggunakan teknik analisis skoring untuk analisis ketersediaan fasilitas dan teknik
deskriptif spasial untuk analisis pola pergerakan masyarakat. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa ketersediaan fasilitas yang ada di Kecamatan Kartasura
memiliki kualitas baik, cukup lengkap dan dapat mewadahi kebutuhan masyarakat
Kartasura itu sendiri dan pola pergerakan masyarakat Kartasura didominasi
pergerakan internal. Berdasarkan hal ini dapat diketahui bahwa ketersediaan fasilitas
dengan kualitas baik dan cukup lengkap dapat menarik minat masyarakat untuk lebih
menggunakan fasilitas di dalam wilayah itu sendiri. Meskipun jumlah pergerakan
masyarakat Kartasura lebih mendominasi menuju Kota Surakarta tetapi jumlah jenis
fasilitas yang digunakan lebih banyak di Kecamatan Kartasura.
Kata Kunci: ketersediaan fasilitas, pola pergerakan masyarakat, wilayah peri urban
1
Pengaruh Ketersedian Fasilitas..
Abstract: Surakarta City plays role as the center of development for peri-urban areas.
One of the peri-urban areas directly adjacent to the city is Kartasura Sub-district.
Surakarta City has complete facilities and can serve the needs of its own communities
and other surrounding communities. The interaction between Surakarta City and peri-
urban areas is due to the shuttle movement of people from peri-urban areas to
Surakarta City to use its facilities as to fulfill their daily needs. The continuous shuttle
movement later will form various movement patterns of people living in the areas and
will induce some problems such as high shuttle movement and traffic congestion on
every entrance road to Surakarta City and on roads within the city. The objective of
this research is to investigate how the availability of facilities influences the movement
patterns of people living in the peri-urban areas toward Surakarta City. Descriptive
quantitative method was used to analyze the data. The method included scoring
analysis technique to analyze the available facilities and descriptive spatial technique
to analyze the movement patterns of people living in the peri-urban areas. The result
of the research shows that the availability of facilities in Kartasura Sub-district are
good, adequately complete, and able to accommodate the needs of people living in the
sub-district. The movement patterns of the people living there are dominated by the
internal movement patterns. Thus, the availability of good and adequately complete
facilities can draw the interest of the people living in the sub-district to use the
facilities in the area. Although the number of movements of the people living there
toward Surakarta City is more dominant, the number of the facility types which are
used is more various in Kartasura Sub-district.
2
Pengaruh Ketersedian Fasilitas..
dan Prasarana Wilayah tersebut adalah pergerakan orang dan barang, berdasarkan
jenis fasilitas, kemudahan dicapai, hal ini artinya keterkaitan antara wilayah
kebersihan fasilitas, kenyamanan fasilitas ruang sangat berperan dalam menciptakan
dan cakupan pelayanan. pergerakan. Pola pergerakan spasial
2.2 Pergerakan dan Pola Pergerakan menggambarkan arus pergerakan yang
Pergerakan terbentuk karena adanya suatu bergerak dari daerah asal dan daerah
kegiatan yang dilakukan di atas suatu tujuannya sehingga dapat dilihat sebaran
lahan dan kegiatan tersebut terjadi atau pergerakannya kemudian diinterpretasi
dilakukan bukan di tempat tinggal, dalam garis keinginan untuk menunjukkan
melalui perantara jaringan jalan berupa pola spasial pergerakan melalui arah asal
arus lalu lintas. Pada dasarnya pergerakan dan tujuan pergerakan, tetapi tidak
terjadi karena setiap individu melakukan memperlihatkan rute pergerakan yang
aktivitas di tempat yang berbeda dengan sebenarnya digunakan (Tamin, 1997).
tempat mereka tinggal (Tamin, 2000). Sedangkan menurut Miro (2005)
Penduduk melakukan pergerakan secara mengelompokkan pola pergerakan dalam
terus-menerus, pergerakan dengan jarak 4 basic movement yaitu pola pergerakan
yang pendek sebagai pergerakan eksternal-eksternal yaitu pergerakan lalu
sementara seperti bekerja, rekreasi, lintas yang mempunyai tempat asal dan
belanja, pendidikan dalam suatu kota tujuan di luar wilayah penelitian dan
(Short, 1984). hanya melewati wilayah studi, pola
Pada dasarnya pergerakan terjadi karena pergerakan eksternal-internal yaitu tempat
adanya kebutuhan yang tidak dapat asal pergerakan berada di luar wilayah
dipenuhi di tempat tinggal mereka, penelitian dan tempat tujuannya adalah
sehingga mengharuskan masyarakat wilayah penelitian, pola pergerakan
bergerak menuju tempat lain guna internal-eksternal adalah tempat asal
memenuhi kebutuhan tersebut. pergerakan berada di dalam wilayah
Berdasarkan proses pergerakan yang penelitian sedangkan tempat tujuannya
dilakukan oleh masyarakat tersebut, berada di luar wilayah penelitian serta
nantinya akan tergambarkan pola pola pergerakan internal-internal adalah
pergerakan yang dilakukan masyarakat pergerakan yang mempunyai tempat asal
berdasarkan aktivitas keseharian dan tujuan di dalam wilayah penelitian.
masyarakat. Menurut Tamin (2000)
menjelaskan pola pergerakan dibagi 3. METODE PENELITIAN
menjadi pola pergerakan spasial dan non Metode penelitian ini berisi ruang lingkup
spasial, pola pergerakan non spasial penelitian dan metode analisis yang
adalah semua ciri pergerakan yang digunakan, yaitu sebagai berikut:
berkaitan dengan aspek non-spasial, 3.1 Ruang Lingkup
seperti sebab terjadinya pergerakan, waktu Ruang lingkup wilayah penelitian ini
terjadinya pergerakan dan moda adalah Kecamatan Kartasura. Sementara,
pergerakan yang digunakan. ruang lingkup waktu pada penelitian ini
Sedangkan pola pergerakan spasial lebih menggunakan data pada saat penelitian ini
terkait dengan guna lahan atau ruang berlangsung.
sebagai tujuan pergerakan dari pola
4
Pengaruh Ketersedian Fasilitas..
5
Pengaruh Ketersedian Fasilitas..
Sebaran Distribusi spasial pergerakan dan jumlah Jumlah pergerakan yang Tamin, 2000
Pergerakan pergerakan terkait lokasi awal dan tujuan dilihat dari daerah asal yaitu
Pola
pelaku pergerakan melakukan pergerakan WPU dan tujuan lokasi pelaku
Pergerakan
pergerakan yaitu Kota
(Variabel
Surakarta atau WPU itu
Dependen)
sendiri secara spesifik dan
diinterpretasi dalam garis
keinginan
Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2017
Pengambilan data dilakukan secara primer fasilitas yaitu sudah tercukupi (Skor 1)
dan sekunder. Data primer diperoleh dan Belum tercukupi (Skor 0), untuk
melalui kuesioner dan observasi lapangan. titik lokasi fasilitas yaitu sudah tercakup
Sementara data sekunder diperoleh dari (skor 1) dan belum tercakup (skor 0),
studi dokumen BPS Kota Surakarta dan untuk kenyamanan fasilitas yaitu
Kabupaten Sukoharjo, Disperindag Kota nyaman (skor 1) dan tidak nyaman
Surakarta dan Kabupaten Sukoharjo, Dinas (skor 0), untuk kemudahan dicapai
Pendidikan Kota Surakarta dan Kabupaten yaitu mudah dicapai (skor 1) dan tidak
Sukoharjo, Disbudpar Kota Surakarta dan mudah dicapai (skor 0) serta jarak antar
Kabupaten Sukoharjo, BLH Kota fasilitas yaitu dekat (skor 1) dan jauh
Surakarta dan Kabupaten Sukoharjo, Dinas (skor 0).
Perhubungan Kota Surakarta dan b. Identifikasi Pola Pergerakan
Kabupaten Sukoharjo, Dinas PU Kota Masyarakat Kartasura Menuju Kota
Surakarta dan Kabupaten Sukoharjo. Surakarta. Identifikasi ini bertujuan
Kuesioner yang digunakan dalam untuk mengetahui distribusi spasial atau
penelitian ini terdiri dari kuesioner untuk sebaran pergerakan yang dilakukan oleh
mengetahui kondisi fasilitas yang tersedia pelaku pergerakan yang berasal dari
pada berdasarkan preferensi masyarakat Kartasura dan bertujuan menuju lokasi
dan sebaran pergerakan yang dilakukan fasilitas di Kartasura dan atau Kota
masyarakat dalam menggunakan fasilitas. Surakarta. Hasil akhir identifikasi ini
Target responden merupakan masyarakat adalah peta garis keinginan dan
Kartasura yang melakukan pergerakan ke dominasi pergerakan masyarakat yaitu
Kota Surakarta untuk menggunakan internal (Kecamatan Kartasura) atau
fasilitas kota. eksternal (Kota Surakarta).
Penelitian ini menggunakan metode c. Analisis Pengaruh Ketersediaan
deskriptif kuantitatif, dengan Fasilitas terhadap Pola Pergerakan
menggunakan beberapa teknik analisis Masyarakat Kaatasura Menuju Kota
yaitu sebagai berikut. Surakarta. Pada analisis ini dilakukan
a. Identifikasi Ketersediaan Fasilitas di penggabungan hasil nilai skor
Kartasura. Identifikasi ini bertujuan ketersediaan fasilitas dan dominasi
untuk mengetahui kondisi eksisting tiap sebaran pergerakan yang dilakukan oleh
jenis fasilitas yang tersedia di tiap masyarakat Kartasura, dengan melihat
kecamatan wilayah penelitian. berdasarkan preferensi dan skala
Identifikasi ini menggunakan teknik pelayanan fasilitas sebagai pembanding
pemberian skor (scoring) pada masing- dari pergerakan yang dilakukan
masing sub variabel dan menggunakan masyarakat tersebut.
tolak ukur yang berbeda-beda.
Pemberian skor pada sub variabel jenis 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
fasilitas dibagi menjadi 2 tolak ukur 4.1 Identifikasi Ketersediaan Fasilitas
yaitu Sudah Tersedia (Skor 1) dan di Kecamatan Kartasura
Belum Tersedia (Skor 0), untuk jumlah Pada pembahasan ini dijabarkan gambaran
ketersediaan fasilitas di Kecamatan
6
Pengaruh Ketersedian Fasilitas..
Kartasura. Secara garis besar, kondisi angkutan umum menuju fasilitas yang
eksisting fasilitas yang tersedia di tersedia di Kartasura. Kenyamanan
Kecamatan Kartasura sudah tersedia fasilitas hampir semua responden yang
dengan baik dan cukup lengkap dan untuk menggunakan fasilitas di Kartasura merasa
kecukupan fasilitas rata-rata sudah nyaman hanya satu responden yang merasa
tercukupi hanya untuk puskesmas tidak nyaman saat berada di fasilitas pasar
pembantu dan pasar yang masih belum Kartasura karena kondisi pasar yang kotor
tercukupi jumlahnya. Fasilitas yang dan bau.
tersedia di Kecamatan Kartasura hampir Kemudahan dicapai hampir semua lokasi
semua memiliki skala pelayanan regional fasilitas di Kecamatan Kartasura dapat
seperti adanya rumah sakit yang sudah dicapai dengan mudah hanya 2 responden
dapat meyeimbangi pelayanan rumah sakit yang merasa sulit dicapai untuk fasilitas
di Kota Surakarta dan adanya perguruan puskesmas, tetapi lokasi puskesmas
negeri swasta yang juga dapat menarik Kartasura berada di jalan utama sehingga
minat masyarakat untuk menggunakan lokasi tersebut dilewati angkutan umum.
fasilitas di Kartasura. Untuk jarak antar fasilitas masih jauh
Sedangkan untuk titik sebaran fasilitas meskipun jarak antar fasilitas yang jauh
sudah tercakup semua meskipun masih tetapi responden merasa mudah untuk
terdapat beberapa wilayah yang belum mencapai fasilitas yang dituju karena
tercakup, tetapi dikarenakan lokasi fasilitas kondisi jalan yang cukup baik dan
yang tersedia di Kecamatan Kartasura aksesibilitas yang mudah di Kecamatan
berada pada jalan utama sehingga Kartasura. Berikut peta sebaran titik
masyarakat sudah dapat mencapai fasilitas lokasi fasilitas di Kartasura.
tersebut dengan mudah dan terdapat
8
Pengaruh Ketersedian Fasilitas..
4.3 Analisis Pengaruh Ketersediaan Pernyataan ini sesuai dengan isu penelitian
Fasilitas terhadap Pola Pergerakan yang sudah dibahas pada pendahuluan,
Masyarakat WPU menuju Kota yang mana dominasi pola pergerakan
Surakarta eksternal atau dominasi menuju Kota
Berdasarkan hasil identifikasi ketersediaan Surakarta, tetapi hasil identifikasi di
fasilitas dan identifikasi pola pergerakan Kecamatan Kartasura ini juga mendukung
masyarakat Kecamatan Kartasura. Maka pernyataan Muta’ali (2015) suatu wilayah
didapatkan data terkait skoring dengan ketersediaan fasilitas yang baik
ketersediaan fasilitas yaitu secara maka akan akan menjadi tujuan
keseluruhan fasilitas yang tersedia di pergerakan bagi wilayahnya sendiri
Kecamatan Kartasura sudah tersedia maupun sekitarnya. Berdasarkan hasil
dengan baik dan cukup lengkap kecuali identifikasi dan teori tersebut diketahui
untuk jarak antar fasilitas untuk bahwa Kecamatan Kartasura sudah mampu
mendapatkan hasil jauh sehingga atau mandiri dalam melayani kebutuhan
memberikan skor 0. fasilitas masyarakatnya seperti adanya
Fasilitas yang tersedia di Kartasura sudah rumah sakit dan perguruan tinggi swasta
baik dan mampu mewadahi kebutuhan dengan skala pelayanan regional dan
masyarakat mampu menarik pergerakan kondisi fasilitas yang baik mampu menarik
masyarakat Kartasura untuk menggunakan minat masyarakat untuk menggunakan
fasilitas tersebut yang mana dominasi fasilitas ini.
pergerakan masyarakat Kartasura adalah Sedangkan untuk pelayanan fasilitas pusat
pola pergearkan internal. Meskipun jumlah perbelanjaan yang tersedia di Kartasura
pergerakan masyarakat Kartasura tetap belum menarik minat masyarakat untuk
didominasi menuju Kota Surakarta tetapi menggunakan fasilitas tersebut tetapi
penggunaan jenis fasilitas lebih dominan beberapa responden ada yang
di Kecamatan Kartasura. menggunakan fasilitas tersebut, oleh
karena itu masyarakat Kartasura
9
Pengaruh Ketersedian Fasilitas..
Tamin, Ofyar Z. 2000. Perencanaan dan Yunus, Hadi Sabari. 2008. Dinamika Area
Pemodelan Transportasi Edisi Kedua. Peri Urban: Faktor Penentu Masa
Bandung: Institut Teknologi Bandung. Depan Kota. Yogyakarta: Pustaka
Tarigan, S. 2005. Perencanaan Pembangunan Pelajar.
Wilayah. Jakarta: Bumi Aksara.
Yunus, Hadi Sabari. 2000. Struktur Tata
Ruang Kota. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
.
12