PROPOSAL SKRIPSI
Oleh
Uswatun Hasanah
NIM. 18201401010176
JURUSAN TARBIYAH
2018
KATA PENGANTAR
ii
Segala puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT. Karena berkat
Rahmat, taufiq dan hidayah serta inayah-Nya penulis dapat menyelesaikan
laporan proposal skripsi ini sesuai dengan waktu yang telah direncanakan.
Sholawat serta salam semoga tetap terlimpahkan kepada junjungan nabi besar
Muhammad saw. Karena beliau telah mendidik kita dengan iman dan islam.
Penulis menyadari bahwa proposal skripsi ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu, penulis mengharap adanya kritik dan saran yang konstruktif dari
pembaca guna kesempurnaan penelitian masa mendatang.
Semoga proposal skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua, amin ya
Rabbal Alamin.
DAFTAR ISI
iii
A. Judul ...................................................................................................... 1
B. Konteks Penelitian ................................................................................. 1
C. Fokus Penelitian ................................................................................... 4
D. Tujuan Penelitian .................................................................................. 5
E. Kegunaan Penelitian .............................................................................. 5
F. Definisi istilah ...................................................................................... 6
G. Kajian pustaka ....................................................................................... 6
1. Kajian Teoritik .................................................................................. 6
a. Metode Pembelajaran ................................................................... 6
1) Pengertian Metode pembelajaran ............................................ 6
2) Kedudukan Metode Dalam Belajar Mengajar ......................... 8
3) Pemilihan dan Penentuan Metode ........................................... 10
b. Pembelajaran Fiqih ....................................................................... 13
1) Pengertian Pembelajaran fiqih ................................................ 13
2) Objek ilmu fiqih ..................................................................... 15
3) Tujuan Mempelajari Fiqih ...................................................... 16
c. Metode Pembelajaran Fiqih ......................................................... 17
d. Minat Belajar ................................................................................ 23
1) Pengertian Minat belajar .......................................................... 23
2) Fungsi minat ............................................................................ 26
3) Ciri-ciri siswa yang berminat dalam belajar ............................. 27
2. Kajian Penelitian Terdahulu .............................................................. 28
H. Metode Penelitian .................................................................................. 31
a. Pendekatan dan Jenis Penelitian ...................................................... 31
b. Kehadiran Peneliti ........................................................................... 32
c. Lokasi Penelitian ............................................................................. 32
d. Sumber Data ................................................................................... 33
e. Prosedur Pengumpulan Data .......................................................... 34
iv
A. Judul Penelitian
Metode Pembelajaran Fiqih Dalam Meningkatkan Minat Belajar Siswa Di
Madrasah Tsanawiyah Al-Falah Al-Islami Desa Bancelok Kecamatan Jrengik
Kabupaten Sampang.
B. Konteks Penelitian
Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang
bersifat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang
pendidikan. Ini berarti bahwa berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan
pendidikan itu amat tergantung pada proses belajar dan pengajarannya.
Belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat pengalaman dan
latihan. Tanpa pengalaman dan latihan sangat sedikit proses belajar dapat
berlangsung.1Pemahaman yang benar mengenai arti belajar dari segala aspek,
bentuk, dan manifestasinya mutlak diperlukan para pendidik khususnya guru.
Kekeliruan atau ketidak lengkapan prestasi mereka terhadap proses belajar dan
hal-hal yang berkaitan dengannya mungkin mengakibatkan kurangnya mutu
hasil pelajaran yang dicapai peserta didik. Sehingga pembelajaran tidak bisa
berlangsung secara efektif dan efisien. Agar pembelajaran berlangsung efektif
dan efisien harus ada pemahaman yang tepat tentang arti pembelajaran.2
Pembelajaran merupakan suatu usaha untuk membuat peserta didik
belajar atau suatu kegiatan untuk membelajarkan peserta didik, dengan kata
lain, pembelajaran merupakan upaya menciptakan kondisi agar terjadi
kegiatan belajar. Dalam hal ini pembelajaran diartikan juga sebagai usaha-
usaha yang terencana dalam memanipulasi sumber-sumber belajar agar terjadi
proses belajar dalam diri peserta didik.3
Dalam pembelajaran terdapat kegiatan memilih, menetapkan, dan
mengembangkan metode untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan.
Pembelajaran lebih menekankan pada cara-cara (metode) untuk mencapai
tujuan dan berkaitan dengan cara mengorganisasi isi pembelajaran.
Seperti yang telah dikemukakan di muka, Metode adalah cara yang
digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun tercapai
1
Ahmad Rohani, Pengelolaan Pengajaran (Jakarta: Rineka Cipta, 2010),hlm. 22.
2
Indah Komsiyah, Belajar dan Pembelajaran (Yogyakarta: Teras, 2012), hlm. 2-3.
3
Ibid. 3-4.
2
secara optimal. Menurut J.R. David dalam Teaching Strategies for College
Class Room menyebutkan bahwa method is a way in achieving something
(cara untuk mencapai sesuatu). Artinya metode digunakan untuk
merealisasikan strategi yang telah ditetapkan. Dengan demikian, metode
dalam rangkaian sistem pembelajaran memegang peranan yang sangat
penting. Keberhasilan implementasi strategi pembelajaran sangat tergantung
pada cara guru menggunakan metode pembelajaran karena suatu strategi
pembelajaran hanya mungkin dapat diimplementasikan melalui metode
pembelajaran.4
Dalam kegiatan proses belajar mengajar dalam pembelajaran fiqih, guru
menyampaikan bahan pelajaran kepada anak didik di kelas, bahan pelajaran
yang guru berikan itu kurang memberikan motivasi dan minat kepada anak
didik bila penyampaiannya menggunakan strategi yang kurang tepat. Disinilah
kehadiran metode menempati posisi penting dalam penyampaian bahan
pelajaran.
Ketika anak didik tidak mampu berkonsentrasi, ketika sebagian besar
anak didik membuat kegaduhan, ketika anak didik menunjukkan kelesuan,
ketika minat anak didik semakin berkurang dan ketika sebagian besar anak
didik tidak menguasai bahan yang telah guru sampaikan, ketika itulah guru
mempertanyakan faktor penyebabnya dan berusaha mencari jawabanmnya
secara tepat. Karena bila tidak, maka apa yang disampaikan akan sia-sia.
Boleh jadi dari sekian keadaan tersebut, salah satu penyebabnya adalah faktor
metode.5
Penggunaan metode yang tidak sesuai dengan tujuan pengajaran akan
menjadi kendala dalam mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Cukup
banyak bahan pelajaran yang terbuang dengan percuma hanya karena
penggunaan metode menurut kehendak guru dan mengabaikan kebutuhan
siswa, fasilitas siswa, serta situasi kelas. Seharusnya penggunaan metode
dapat menunjang pencapaian tujuan pengajaran, bukannya tujuan yang harus
menyesuaikan diri dengan metode.6
4
Abdul Majid, Strategi Pembelajaran (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), hlm. 193.
5
Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar mengajar (Jakarta: Rineka Cipta, 2013), hlm. 76.
6
Ibid: hlm. 76.
3
7
Imam Hanafi, Pengantar Ushul Fiqih &Ilmu Fiqih (Surabaya: Pena salsabila,2014), hlm. 7
4
8
M. Muchlis Solichin, Psikologi pendidikan berparadigma Konstruktivistik (Surabaya: CV.
Salsabila Putra Purnama, 2016), hlm. 120.
9
Ibid. Hlm. 118
5
C. Fokus Masalah
1. Apa Saja Metode Pembelajaran Fiqih Di Mts Al-Falah Al-Islami Desa
Bancelok Kecamatan Jrengik Kabupaten Sampang ?
2. Bagaimana Cara Memilih Metode Pembelajaran Fiqih Dalam
Memengaruhi Minat Belajar Siswa Di Mts Al-Falah Al-Islami Desa
Bancelok Kecamatan Jrengik Kabupaten Sampang ?
3. Bagaimana Dampak Penggunaan Metode Pembelajaran Fiqih Dalam
Minat Belajar Siswa Di Mts Al-Falah Al-Islami Desa Bancelok
Kecamatan Jrengik Kabupaten Sampang ?
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk Mendeskripsikan Metode Pembelajaran Fiqih Di Mts Al-Falah Al-
Islami Desa Bancelok Kecamatan Jrengik Kabupaten Sampang.
2. Untuk Mendeskripsikan Cara Memilih Metode Pembelajaran Fiqih dalam
Memengaruhi Minat Belajar Siswa Di Mts Al-Falah Al-Islami Desa
Bancelok Kecamatan Jrengik Kabupaten Sampang.
3. Untuk Mendeskripsikan Dampak Penggunaan Metode Pembelajaran Fiqih
Dalam Minat Belajar Siswa Di Mts Al-Falah Al-Islami Desa Bancelok
Kecamatan Jrengik Kabupaten Sampang.
E. Kegunaan Penelitian
Pada penelitian ini ada dua manfaat yang bermakna yaitu, makna
secara teoritis dan makna secara praktis, manfaatnya adalah hasil dari
penelitian ini di harapkan agar dapat menjadi salah satu khazanah ke ilmuan
dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan pada umumnya dan lembaga
pendidikan yang diteliti khususnya, sehingga apa yang menjadi pentingnya
metode pembelajaran fiqih dalam meningkatkan minat belajar siswa betul
betul terealisasi dan sesuai dengan harapan dan pada akhrirnya akan mencapai
tujuan pendidikan yang kita idamkan.
Adapun makna praktis penelitian ini di harapkan akan memberikan
beberapa manfaat bagi beberapa kalangan di antaranya yaitu:
1. Bagi STAIN Pamekasan
6
10
Mulyono, Strategi Pembelajaran (Malang: UIN-Maliki Press,2012), hlm. 81
11
Imam Hanafi, Pengantar Ushul Fiqih Dan Ilmu Fiqih, hlm.5
12
Muhibbin syah, Psikologi Belajar(Jakarta: Rajawali Pers,2013), hlm. 152.
7
13
Jamil Suprihatiningrum, Strategi Pembelajaran ( Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2014), hlm. 281.
14
Abdul Majid, Strategi Pembelajaran (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), hlm. 193.
15
Martinis Yamin, Strategi dan Metode dalam model pembelajaran (Jakarta: GP Press, 2013),
hlm.149.
8
16
Muchlis Solichin, Pengelolaan Pembelajaran (Surabaya: Pena Salsabila, 2013), hlm. 139.
17
Syaiful Bahri Djamarah, Strategi belajar mengajar, hlm.72
18
Ibid. Hlm. 72-75
9
19
Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar, hlm.75.
20
Ibid: hlm, 75.
11
21
Ibid: hlm.76.
22
Ibid: hlm. 76
12
belajar anak didik di kelas. Salah satu kegiatan yang harus guru
lakukan adalah melakukan pemilihan dan penentuan metode yang
bagaimana yang akan dipilih untuk mencapai tujuan pengajaran.
Pemilihan dan penentuan metode ini didasari adanya metode-
metode tertentu yang tidak bisa dipakai untuk mencapai tujuan
tertentu. Misalnya, tujuan pengajarannya adalah agar anak didik
dapat menuliskan sebagian ayat dari ayat-ayat dalam surah Al-
Fatihah, maka guru tidak dapat menggunakan metode diskusi,
tetapi yang tepat adalah metode latihan.23
d. Faktor-faktor yang memengaruhi pemilihan metode
Pemilihan dan penetuan metode dipengaruhi beberapa
faktor, sebagai berikut.24
1) Tujuan yang berbeda dari masing-masing materi
Metode pembelajaran ditentukan oleh tujuan, bukan
tujuan ditentukan oleh metode pembelajaran. Oleh karena itu,
guru perlu jeli dan teliti menyesuaikan metode pembelajaran
dengan tujuan yang telah ditentukan.
2) Perbedaan latar belakang individual anak
Metode pembelajaran juga harus mampu
mengakomodasi perbedaan individual siswa. Setiap siswa
memiliki karakteristik yang berbeda-beda, baik minat, bakat,
kebiasaan, motivasi, status sosial, lingkungan keluarga, dan
harapan terhadapa masa depannya. Hal ini merupakan
landasan bagi guru dalam memilih dan menvariasi metode
pembelajaran.
3) Perbedaan situasi dan kondisi dimana pendidikan
berlangsung
Situasi dan kondisi yang berlaianan menuntut metode
pembelajaran yang berlainan pula. Saat suasana kelas tiba-
tiba berubah, guru dapat mengubah metode pembelajaran
yang menyesuaikan dengan suasana tersebut.
23
Ibid: hlm. 77.
24
Jamil suprihatiningrum, Strategi Pembelajaran, hlm. 284-285.
13
25
Abdul Majid, Pembelajaran Tematik Terpadu (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2014)hlm.15
26
Imam Hanafi, Pengantar Ushul Fiqih dan ilmu Fiqih, hlm.5
14
Dilihat dari sudut bahasa, fiqih berasal dari kata faqaha ( )فقه
yang berarti “Memahami” dan “Mengerti”.
Dalam peristilahan syar’i, ilmu fiqih dimaksudkan sebagai
ilmu yang berbicara tentang hukum-hukum syar’i amali (praktis) yang
penetapannya diupayakan melalui pemahaman yang mendalam
terhadap dalil-dalilnya yang terperinci dalam nash (al-quran dan
hadist). Lengkapnya definisi itu berbunyi:27
27
Alaiddin Koto, Ilmu Fiqih dan ushul Fiqih (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2006), hlm. 2
28
Imam Hanafi, pengantar ushul fiqih dan ilmu fiqih, hlm. 5
15
29
Ibid: hlm.6-7
16
dalam hal ini anak usia madrasah tsanawiyah agar memiliki keyakinan
dan mengetahui hukum-hukum dalam islam dengan benar serta
membentuk kebiasaan untuk melaksanakannya dalam kehidupan
sehari-hari. Pembelajaran fiqih berarti proses belajar mengajar tentang
ajaran islam dalam segi hukum syara’ yang dilaksanakan di dalam
kelas antara guru dan peserta didik dengan materi dan strategi
pembelajaran yang telah direncanakan.
2. Objek kajian Ilmu Fiqih
Kajian mengenai sistematika pembahasan fiqih, secara rinci
sesungguhnya telah dibahas tersendiri oleh disiplin ilmu yang
bersangkutan, misalnya sudah banyak buku-buku fiqih ibadah, fiqh
muamalah, fiqih munakahah, fiqih mawaris, fiqh jinayah, dan fiqh
siyasah yang secara khusus dan detail mengkaji fiqh berdasarkan
konsentrasinya tersebut.
Pada pokoknya, yang menjadi objek pembahasan dalam ilmu
fiqih adalah perbuatan mukallaf dilihat dari sudut hukum syara’.
Perbuatan tersebut dapat dikelompokkan dalam tiga kelompok besar
:ibadah, muamalah, dan uqubah.30
Pada bagian ibadah tercakup segala persoalan yang pada
pokoknya berkaitan dengan urusan akhirat. Artinya, segala perbuatan
yang dikerjakan dengan maksud mendekatkan diri kepada Allah,
seperti shalat, puasa, haji dan lain-lain.
Pada bagian muamalah mencakup hal-hal yang berhubungan
dengan harta, seperti jual beli, sewa menyewa, pinjam meminjam,
amanah, dan harta peninggalan. Pada bagian ini juga dimasukkan
persoalan munakahat dan siyasah.
Pada bagian uqubah mencakup segala persoalan yang
menyangkut tindak pidana, seperti pembunuhan, pencurian,
perampokan, pemberontakan, dan lain-lain. Bagian ini juga
membicarakan hukuman –hukuman seperti qisas, had, dan ta’zir.
3. Tujuan mempelajari fiqih
30
Alaiddin Koto, ilmu fiqih dan ushul fiqih, hlm.5
17
31
Imam Hanafi, Pengantar ushul fiqih dan ilmu fiqih, hlm.23.
32
Mulyono, Strategi Pembelajaran, hlm. 82
33
Bunai’i, Perencanaan Pembelajaran PAI (Surabaya: Pena Salsabila, 2013),hlm. 80
18
34
Mulyono, Strategi Pembelajaran, hlm. 83-84.
35
Ibid; hlm. 86
19
36
Bunai’i, Perencanaan Pembelajaran Pai, hlm. 78
37
Mulyono, Strategi Pembelajaran, hlm. 87-88.
20
39
Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, hlm. 201
40
Jamil Suprihatiningrum, Strategi Pembelajaran, hlm. 288.
21
41
Mulyono, Strategi Pembelajaran , hlm. 98-99.
42
Ibid: hlm, 99-100.
22
43
Ibid: hlm,104.
44
Ibid:hlm, 104-105.
23
45
Mulyasa,Menjadi Guru Profesionalmenciptakan pembelajaran kreatif dan menyenangkan,hlm.
113.
46
Ibid: hlm.113
24
49
M. Muchlis Solichin, Psikologi pendidikan berparadigma Konstruktivistik, hlm. 118.
50
Ibid: hlm.118
51
Muhibbin syah, Psikologi Belajar, hlm.152
26
54
Ibid; hlm. 120
55
Ibid: hlm.120
28
56
Sri wahyuni, Minat belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di madrasah diniyah bellangan
desa bangkes kecamatan kadur kabupaten pamekasan” skripsi (pamekasan: STAIN
Pamekasan, 2015).
29
sedangkan penelitian ini dengan cara reduksi data, penyajian data dan
penarikan kesimpulan.
b. Skripsi yang ditulis oleh Chiqmatun Nazila, Jurusan Tarbiyah Prodi
Pendidikan Agama Islam dengan judul “ upaya peningkatan minat
belajar fiqih melalui strategi pembelajaran Crosswoed Puzzle di Mts
Islamiyah Ciputat”
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian
tindakan kelas (PTK) pada siswa kelas VIII-1 MTs. Islamiyah Ciputat
yang terdiri dari dua siklus dan setiap siklus meliputi tahap
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Siklus berhenti
ketika indikator keberhasilan telah dicapai.
Hasil penelitian menunjukkan adanya minat belajar pada setiap
siklus, hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa pada siklus I dan
siklus II. Pada siklus I hasil belajar siswa memperoleh rata-rata
mencapai 83,23 dan pada siklus II rata-rata hasil belajar siswa
meningkat menjadi 89,70. Peningkatan minat belajar fiqih siswa juga
dapat dibuktikan dengan hasil skor angket minat belajar siswa pada
mata pelajaran fiqih, diperoleh skor rata-rata 66,58. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran cassword puzzle dapat
meningkatkan minat belajar fiqih siswa kelas VIII-1 MTs Islamiyah
Ciputat.57
Persamaan dari penelitian terdahulu dan yang sedang diteliti
ialah sama-sama membahas meningkatkan minat belajar belajar siswa
Sedangkan perbedaannya ialah, penelitian terdahulu menggunakan
metode penelitian tindakan kelas (PTK), peneliti menggunakan
metode deskriptif kualitatif. Pada tekhnik pengumpulan data kajian
terdahulu yaitu dengan observasi, catatan lapangan, wawancara ,
dokumentasi serta angket sedangkan peneliti menggunakan observasi
wawancara dan dokumentasi. Serta lokasi dari penelitian terdahulu
ialah di Mts Islamiyah Ciputat” sedangkan penelitian sekarang
57
Chiqmatun Nazila, Upaya Peningkatan Minat Belajar Fiqih melalui Strategi Pembelajaran
Crossword Puzzle di MTs. Islamiyah Ciputat, (Jakarta: UIN Syarief Hidayatullah,2014).
30
H. Metode Penelitian
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
58
Ismawati, Metode Pembelajaran Mata Pelajaran Fiqih” Kelas Takhsus” Di Madrasah Aliyah
Darunnajat Tegalmunding Brebes (Purwekorto: IAIN Purwokerto: 2016)
31
59
Andi prastowo, metode penelitian kualitatif dalam perspektif rancangan penelitian (Jogjakarta:
Ar-Ruzz Media, 2014), hlm. 22.
60
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014), hlm.
5
61
Ibid: hlm.6
32
2. Kehadiran Peneliti
62
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Rineka
Cipta,2013, hlm., 11
63
Ibid: hlm.3.
64
Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian (Jakarta: Rineka Cipta, 2013), hlm. 234.
33
3. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilaksanakan di Mts Al-Falah Al-Islami desa
Bancelok kecamatan jrengik kabupaten sampang. Peneliti menganggap
layak mengadakan sebuah penelitian di sana karena lokasi yang dekat
dengan peneliti dan juga adanya persoalan seperti kurangnya keterampilan
seorang guru dalam menyampaikan bahan pelajaran (materi) atau kurang
menarik dalam penggunaan metode pembelajaran terutama di mata
pembelajaran fiqih. Terjadinya pembelajaran yang kurang menarik karena
guru lebih sering menggunakan metode ceramah dan tanya jawab, sehingga
siswa merasa bosan dan kurang bersemangat mengikuti kegiatan
pembelajaran.
Menurut Lexi J. Moleong cara terbaik yang perlu ditempuh dalam
menetukan lapangan penelitian adalah dengan mempertimbangkan teori
substantif dan mempelajari serta mendalami fokus serta rumusan masalah
penelitian, untuk itulah “Pergilah dan jajakilah lapangan untuk melihat
apakah terdapat kesesuaian dengan kenyataan yang ada dilapangan”.
Keterbatasan geografis dan praktis seperti waktu, biaya, tenaga, perlu
dipertimbangkan dalam penentuan Lokasi penelitian.66
4. Sumber Data
Menurut Lofland dan Lofland, sebagaimana dikutip dalam buku
Memahami Penelitian Kualitatif. Sumber data utama dalam penelitian
kualitatif ialah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan
seperti dokumentasi dan lain-lain.67
Suharsimi Arikunto mengartikan sumber data sebagai subjek dimana
data dapat diperoleh. Lebih lanjut ia juga mengklasifikasikan sumber data
menjadi tiga macam yaitu: orang (Person), tempat (Place) dan simbol
65
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif , hlm. 168,
66
Ibid: hlm. 128.
67
Basrowi dan Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2008), hlm.
169..
34
68
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek , hlm., 172
69
Buna’i, Metodologi penelitian pendidikan (Pamekasan Stain Pamekasan Press, 2006), hlm. 101
70
Ibid: 104.
35
71
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2010), hlm.
145.
72
Ibid: hlm. 145.
36
73
Bunai, metodelogi penelitian pendidikan, hlm.101
74
Burhan, Penelitian Kualitatif (Jakarta: Kencana, 2007), hlm. 111.
75
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, hlm. 190.
76
Bunai, metodelogi penelitian pendidikan, hlm.107
37
6. Analisis Data
Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan
bekerja menggunakan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya
menjadi satu yang dapat dikelola, menemukan apa yang penting, dan apa
yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang
lain.77
Data yang diperoleh dari penelitian tersebut akan dianalisis
menggunakan metode deskripsi analisis. Dalam penelitian ini data yang
dianalisis adalah data yang terhimpun yang diperoleh dari lapangan, hasil
wawancara, dan dokumentasi. Adapun tahapan-tahapan dalam analisis data
adalah:
a. Reduksi data
Yaitu merangkum, memilih hal-hal yang pokok, menfokuskan
pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian
data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas,
dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data
selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.
b. Penyajian data
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah
mendisplaykan data. Dalam penelitian kualitatif , penyajian data bisa
dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori,
flowchart dan sejenisnya. Yang paling sering digunakan untuk
77
Lexy J. Moleong, Metodologi penelitian Kualitatif, hlm. 248.
38
a. Perpanjangan keikutsertaan
Keikutsertaan peneliti sangat menentukan dalam pengumpulan
data. Keikutsertaan tersebut tidak hanya dilakukan dalam waktu
singkat, tetapi memerlukan perpanjangan keikutsertaan pada latar
penelitian.Perpanjangan keikutsertaan juga menuntut peneliti terjun
kelokasi dan dalam waktu yang cukup panjang guna mendeteksi dan
memperhitungkan distorsi yang mungkin mengotori data.79
Jika waktu yang telah disepakati ternyata belum cukup, maka
diperlukan perpanjangan sekitar satu sampai dua minggu.
b. Ketekunan pengamatan
Ketekunan pengamatan berarti mencari secara konsisten
interpretasi dengan berbagai cara dalam kaitannya dengan proses
analisis yang konstan atau tentatif. Ketekunan pengamatan bermaksud
untuk menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat
relevan dengan persoalan atau isu yang sedang dicari dan kemudian
memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci.80
78
Sugiono, Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D, hlm. 247-249.
79
Lexy J. Moleong, metodelogi penelitian, hlm.327-328.
80
Ibid; hlm. 329.
39
8. Triangulasi
Triangulasi merupakan teknik pemeriksaa keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk keperluan
pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.81
Mengacu pada pendapat Denzim yang dikutip oleh Burhan Bugin
menjelaskan bahwa pelaksanaan pengujian keabsahan data dengan metode
triangulasi terbagi menjadi empat, yaitu peneliti, metode, sumber, dan
teori.82
Teknik triangulasi yang paling banyak digunakan adalah
pemeriksaan melalui triangulasi sumber.83 Triangulasi sumber adalah
menggali kebenaran informasi dari berbagai sumber yang digunakan
sebagai teknik pengumpul data.84 Mengetahui alasan dalam perbandingan
data tersebut merupakan hal terpenting dalam evaluasi ini. Dengan demikian
triangulasi sumber memiliki arti membandingkan atau mengecek ulang
kevalidan informasi yang didapatkan.85
Contohnya membandingkan hasil pengamatan dengan wawancara,
membandingkan apa yang dikatakan didepan umum dengan yang diucapkan
dalam wawancara, membandingkan hasil wawancara dengan dokumen yang
ada.86
9. Tahap-tahap Penelitian
Tahap-tahap yang ditempuh oleh peneliti dalam penelitian ada tiga
tahapan, yaitu: tahap pra penelitian, proses penelitian dan tahap penyusunan
laporan.
1) Pra penelitian
a. Membuat judul penelitian
b. Membuat dan menentukan konteks penelitian
c. Membuat usulan proposal.
d. Mengurus perijinan penelitian
81
Ibid: hlm. 330.
82
Burhan, Metode Penelitian Kualitatif, hlm. 264.
83
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian kualitatif, hlm. 330.
84
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif (Jakarta: Bumi Aksara, 2014), hlm. 219.
85
Ibid, hlm. 219
86
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian kualitatif , hlm. 331.
40
2) Proses penelitian
Proses penelitian diawali dengan memasuki lapangan. Peneliti
terjun ke lokasi untuk mengumpulkan data baik primer maupun
sekunder melalui informasi-informasi yang didapatkan.
a. Tahap analisis data
Dalam tahap ini, setelah peneliti berhasil mendapatkan data
atau informasi dari objek yang diteliti, langkah yang diambil
adalah menganalisis data yang diperoleh dan kemudian
menyajikannya secara utuh tanpa melakukan penambahan maupun
pengurangan informasi yang peneliti peroleh dari lokasi penelitian
dalam bentuk karya ilmiah.87
b. Penyusunan laporan
Penyusunan laporan ini berisi tentang kerangka dan isi
laporan penelitian. Adapun mekanisme yang diambil dari
penyusunan laporan ini disesuaikan dengan buku panduan tentang
penulisan karya ilmiah yang diatur oleh STAIN Pamekasan.
87
ibid, hlm. 148.
41
DAFTAR PUSTAKA