Pengertian Hemoglobin
Hemoglobin adalah suatu zat warna atau pigmen dari butir butir darah merah,
mengandung zat besi (Fe) dan protein. Protein tersebut adalah globin yaitu suatu
histone. Warna merah pada Hb disebabkan oleh adanya heme yaitu gugusan metal
dengan Fe sebagai inti atom pada pusat molekul porphyrin. Butir retikulosit
mengandung RNA mempunyai kempampuan untuk membantu mensintesa Hb.
Terdapat berbagai cara untuk menetapka kadar Hb tetapi yang sering dikerjakan
dilaboratorium adalah yang berdasarkan kolorimetrik visual metode sahli dan
fotoelektrik cara cyanmeth hemoglobin / hemoglobinsianida. Cara sahli kurang baik
karena tidak semua Hb dapat diubah menjadi hematin asam misalnya
karboksihemoglobin, methemoglobin dan sulfhemoglobin. Selain itu untuk
pemeriksaan Hb Sahli tidak dapat distandartkan sehingga kecepatan yang dapat dicapai
± 30%.
Namun dari dua metode tersebut, metode cyanmeth hemoglobin adalah metode
yang paling dianjurkan oleh Internasional Commite for Standardization in Hematology
(ICSH).
Hb berperan penting dalam mempertahankan bentuk sel darah merah dan
member warna merah pada darah. Struktur hemoglobin yang abnormal bisa
menggangu bentuk sel darah merah sehingga dapat menghambat fungsi dan aliran
darah melewati pembuluh darah. Beberapa kondisi yang berkaitan dengan jumlah SDM
dan Hb yaitu :
1. Jumlah SDM normal tapi Hb kurang karena ukuran SDM lebih kecil dari pada
normal yang disebut anemia mikrositik.
2. Jumlah SDM normal tapi Hb kurang karena kadar Hb memang kurang dari
keaadan nomal yang disebut anemia hipokromik.
Fungsi Hb
Umur
Jenis kelamin
Lingkungan / tempat tinggal
Kadar Hb pada orang yang tinggal didaratan tinggi kadarnya tinggi karena
semakin tinggi suatu tempat maka kadar oksigen semakin rendah, sehingga kadar
oksigen yang diangkut dalam jaringan akan menurun dan dapat mempengaruhi
sumsum tulang untuk memproduksi erytrosit karena jumlah erytrosit meningkat maka
kadar Hb tinggi
Kadar Hb pada keaadaan gagal ginjal dan sindroma nefrotik keaadannya rendah
karena ginja rusak dan tidak dapat membentuk hormone erytropoetin yang merupakan
hormone pembentuk erytrosit.
Jenis - jenis hemoglobin (Hb)
Pada manusia telah dikenal kurang dari 14 macam Hb yang dipelajari secara
mendalam dengan bantuan elektrokoresis. Hb diberi nama dengan simbol alfabeta
misalnya ; Hb A, Hb C, Hb D, Hb E, Hb F, Hb G, Hb I, Hb M, Hb S, dan sebagainya.
(Joice, 2008)
Kadang-kadang Hb diberi nama menurut kota tempat ditemukan jenis Hb atau
orang yang menemukannya, misalnya ; Hb New York, Hb Sydney, Hb Bart, Hb Gower,
dan lain-lain. Hb A (Adult Dewasa) mulai diproduksi pada usia 5 - 6 bulan kehidupan
intrauterine janin, pada usia 6 bulan postnatal kosentrasi Hb A 99%. Hb A terdiri dari
2 rantai α dan 2 rantai β. Hb F (Foetus janin) mulai ditemukan dalam darah pada
minggu ke dua puluh usia kehamilan. Pada bayi Hb F dan sebelum usia 2 tahun jumlah
tinggal sedikit, diganti oleh Hb A. Karena sifatnya yang resisten terhadap alkali, Hb F
ini mudah dipisahkan dari Hb A. Hb F terdiri dari 2 rantai α dan 2 rantai T.
Sintesis hemoglobin
Fungsi utama sel darah merah adalah mengangkut O2 ke jaringan dan
mengembalikan CO2 dari jaringan ke paru-paru. Untuk mencapai pertukaran gas ini,
sel darah merah mengandung protein khusus, yaitu hemoglobin dan setiap hemoglobin
dewasa normal (Hb A) terdiri atas empat rantai polipeptida α2 β2, masing-masing
dengan gugus haemnya sendiri. Berat molekul Hb A adalah 68.000 darah dewasa
normal juga berisi jumlah kecil dua hemoglobin lain, Hb F dan Hb A2 yang juga
mengandung rantai y dan rantai s masing-masing sebagai pengganti β. 65%
hemoglobin disintesis dalam eritroblas dan tiga puluh lima persen hemoglobin
disintesis pada stadium retikulosit. Sintesis haem, terjadi banyak dalam mitokondria
oleh sederet reaksi biokimia yang dimulai dengan kondensasi glisin dan suksinil.
Koenzim A dibawah aksi enzim kunci data-amino laevulinic acid (Ala) sintase yang
membatasi kecepatan. Pridoksal fosfat (Vitamin B) adalah koenzim untuk reaksi ini
yang diransang oleh eritro protein dan dihambat oleh hacm. Akhirnya protoporfirin
bergabung dengan besi untuk membentuk hacm yang masing-masing molekulnya
bergabung dengan rantai globin yang terbuat pada poliribosom. Kemudian tetramer
empat rantai globin dengan masing-masing gugus hacmnya sendiri terbentuk dalam
“kantong” untuk membangun molekul hemoglobin.
Struktur hemoglobin
Pada pusat molekul terdapat cincin heterosiklik yang dikenal dengan porifin
yang menahan satu atom besi. Atom besi ini merupakan situs/lokal ikatan oksigen.
Porifin yang mengandung besi disebut heme. Nama hemoglobin merupakan gabungan
dari heme dan globin. Globin sebagai istilah generik untuk protein globural. Ada
beberapa protein mengandung heme, dan hemoglobin adalah yang paling dikenal dan
paling banyak dipelajari.
Pada manusia dewasa, hemoglobin berupa tetramer (mengandung 4 subunit
protein), yang terdiri dari masing-masing dua sub unit mirip secara struktural dan
berukuran hampir sama. Tiap sub unit memiliki berat molekul ± 16,000 Dalton,
sehingga berat molekul total tetramernya menjadi sekitar 64,000 Dalton. Tiap sub unit
hemoglobin mengandung satu heme, sehingga secara keseluruhan hemoglobin
memilki kapasitas empat molekul oksigen.
Cara sahli
Prinsip hemoglobin diubah mejadi asam hematin, kemudian warna yang terjadi
dibandingkan secara visual dengan standar dalam alat itu. Cara Sahli banyak dipakai
di Indonesia, walau cara ini tidak tepat 100%, mengalami kurang darah atau darahnya
masih normal, pada pemeriksaan ini factor kesalahan kira-kira 10%, kelemahan cara
ini berdasarkan kenyataan bahwa asam hematin itu bukanlah merupakan larutan sejati
dan juga alat hemoglobimeter itu sukar distandarkan, selain itu tidak semua macam
hemoglobin dapat diubah hematin misalnya ; karboxyhemoglobin, methemoglobin,
sulfahemoglobin.
Cara cyanmethemoglobin
Prinsipnya adalah hemoglobin diubah menjadi cyanmethemoglobin dalam larutan
drabkin yang berisi kalium sianida dan kalium ferisianida. Absorbensi larutan diukur
pada panjang gelombang 540 nm. Larutan drabkin yang dipakai untuk mengubah
hemoglobin, oxyhemoglobin, methemoglobin, dan karboxymoglobin menjadi
cyanmethemoglobin, sedang sulfhemoglobin tidak berubah karena tidak diukur. Cara
ini sangat bagus untuk laboratorium rutin dan sangat dianjurkan untuk penetapan
kadar hemoglobin dengan teliti karena standar cyanmethemoglobin yang
ditanggungkan kadarnya stabil dan dapat dibeli. Larutan drabkin teridri atas natrium
bikarbonat 1 gram, kalium sianida 50 mg, kalium ferisianida 200 mg, aqudest 100 ml.
(Dian Rakyat, 2006)
Peningkatan kadar Hb
Penurunan kadar Hb
Kadar Hb darah dapat ditentukan dengan cara sahli yaitu atas pembentukan
asam hematin setelah darah ditambah larutan Hcl 0,1 N. kekurangan perhitungan Hb
menggunakan metode sahli adalah pengukuran secara visual dengan mencocokan
warna larutan sampel dengan warna batang gelas standard. Metode ini memiliki
kesalahan sebesar 30 % sehingga tidak dapat untuk menghitung indeks eritrosit.
Darah + Hcl 0,1 N disebut asam hematin.
- Darah
- Alkohol 70%
- HCl 0,1 N
- Aquades
Prosedur pemeriksaan
Berdasarkan hasil praktikum dengan metode sahli dinilai lebih besar tingkat
keakuratannya dibandingkan dengan metode talquist. Hal tersebut terjadi karena
beberapa factor diantarannya adalah ketelitian dari praktikum yang cenderung lebih
besar saat menggunakan metode hymometer sahli yang memiliki skala lebih baik dan
sebaliknya skala H menggunakan metode sahli memili keakuratan yang sangat
rendah yaitu ± 30% dibandingkan dengan metode cyanmeth hemoglobin.
1. Pipet Hb kotor
2. Tusukan kurang dalam
3. Ujung pipet tidak rata
4. Pipet basah
5. Pemipetan kurang dari 20 cm
6. Darah dalam pipet tidak dibilas
Nilai Normal
Alat :
spektrofotometer / fotometer dengan filter 540nm
tabung reaksi
klinipet dan tip
dispenser
tabung reaksi
Reagen :
-larutan drabkin
-K3Fe 200mg
-KCN 50mg
-kH2PO4 140mg
-non ionic detergent 1ml
-aquadest 1000ml
-pH 7,0 - 7,4
larutan sianmethemoblobin standart
Cara kerja :
Perhitungan :
Pembahasan
Hemoglobin terdiri atas zat besi yang merupakan pembawa oksigen. Jumlah
sel darah merah dan kadar hemoglobin tidak selalu meningkat atau menurun
bersamaan, sebagai contoh ; penurunan jumlah sel darah merah disertai kadar
hemoglobin yang sedikit meningkat atau normal terjadi pada kasus anemia pernisiosa
serta kadar sel darah merah yang sedikit meningkat atau normal disertai dengan kadar
hemoglobin yang menurun terjadi pada anemia difisiensi zat besi (mikrositik).