net/publication/317255980
CITATIONS READS
0 2,931
2 authors:
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
Application of woven tires waste as soft clay subgrade reinforcement for preventing highway structural failure View project
All content following this page was uploaded by Bagyo Mulyono on 31 May 2017.
ABSTRAK
Pemilik proyek (owner), perencana dan pelaksana bidang konstruksi memiliki kepentingan
melakukan estimasi awal untuk mengetahui anggaran yang akan dibutuhkan dalam
menyelenggarakan suatu proyek konstruksi. Kekurangan yang mendasar pada estimasi biaya
konseptual adalah anggaran yang didapat kurang akurat, dikarenakan terbatasnya informasi,
keakuratan data, waktu dan metode estimasi. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan model
estimasi biaya konseptual jembatan dengan menggunakan metode indeks biaya bangunan. Indeks
biaya bangunan jembatan merupakan angka yang menunjukan perbandingan biaya per m2 per
komponen jembatan pada kurun waktu tertentu. Indeks biaya didapatkan dari hasi analisis harga
satuan suatu pekerjaan jembatan sejenis dengan mempertimbangkan komponen pekerjaan dominan
dan waktu pelaksanaan proyek. Data didapatkan dari dokumen kontrak dan gambar rencana
jembatan dengan fondasi sumuran yang dibangun pada tahun 2012 – 2015 di Provinsi Jateng dan
D.I.Y. pada instansi Bina Marga D.I.Y., Bina Marga Jawa Tengah dan P2JN Jawa Tengah. Dari
hasil analisis didapat model estimasi biaya konseptual harga per m2 per komponen pekerjaan
jembatan, yaitu: komponen pekerjaan struktur atas adalah HJ(SA)i = 724,186.56T2 - 1,869,040.60T
+ 4,652,373.19, komponen pekerjaan struktur bawah adalah HJ(SB)i = -41,106.12T2 +
1,689,781.12T + 16,295,200.08, dan untuk komponen pekerjaan oprit adalah HJ(O)i = -
403,868.32T2 + 2,687,276.18T + 1,322,851.43, dengan T = (T i-2011). persentase error hasil
pengujian validasi model ini adalah 16.83%.
Kata kunci: Estimasi Biaya Konseptual, Indeks Biaya Jembatan, Jembatan Beton Prategang, Fondasi
Sumuran
1. PENDAHULUAN
Estimasi merupakan proses yang mendasar dalam pembangunan sebuah fasilitas fisik karena seberapa besar
biaya akan digunakan harus bisa dijawab oleh estimator sebagai sebuah sistem. Dengan demikian, pihak pemilik
(owner) dan pengambil keputusan lainnya dalam proyek konstruksi, bisa mengetahui jumlah biaya yang akan
dianggarkan untuk sebuah proyek. Jelas, bahwa kemampuan untuk melakukan estimasi biaya awal yang baik
(akurat) menjadi kunci untuk bisa melangkah pada tahapan proyek berikutnya.
Pada tahap awal pembangunan, informasi yang tersedia mengenai fasilitas fisik masih sangat terbatas, maka
estimasi biaya pada tahap awal ini memiliki tingkat akurasi yang rendah. Namun demikian, estimasi biaya harus
tetap dilakukan untuk pengambilan keputusan yang sangat strategis, misalnya dalam studi kelayakan,
penganggaran, dan pemilihan disain yang optimal, mengingat pengambilan keputusan pada tahap-tahap awal
akan sangat berpengaruh pada tahapan selanjutnya. Agar estimasi biaya yang dibuat lebih baik, pada tahap awal
ini faktor sumber informasi, keakuratan data, dan metode estimasi, memegang peranan untuk peningkatan
akurasi tersebut.
Permasalahan tersebut timbul ketika pemilik proyek tidak memiliki pengalaman yang cukup dalam mengerjakan
proyek jembatan, sehingga belum adanya harga acuan awal yang akurat dalam mengestimasi biaya.
Penelitian ini bertujuan untuk membuat suatu model matematis yang dapatdigunakan dalam melakukan estimasi
biaya konseptual yang diharapkan dapat memberikan hasil estimasi yang cukup akurat.
2. TINJAUAN PUSTAKA
Jembatan Beton prategang dan Fondasi sumuran
Salah satu jenis jembatan yang banyak digunakan saat ini adalah jembatan beton. Kemajuan teknologi beton
dimungkinkan untuk memperoleh bentuk penampang beton yang beragam. Bahkan dalam kenyataan sekarang
jembatan beton ini tidak hanya berupa beton bertulang saja, tetapi tela dikembangkan berupa jembatan
prategang ( Supriyadi dan Muntohar, 2007).
Pondasi sumuran atau cyclop beton menggunakan beton berdiameter 60 - 80 cm dengan kedalaman 1 – 2 meter.
Di dalamnya dicor beton yang kemudian dicampur dengan batu kali dan sedikit pembesian dibagian atasnya.
Pondasi ini kurang populer sebab banyak kekurangannya, di antaranya boros adukan beton dan untuk ukuran
sloof haruslah besar. Hal tersebut membuat pondasi ini kurang diminati (Matondang dan Mulyana, 2012).
Estimasi biaya
Estimasi biaya merupakan salah satu komponen penting pada tahap perencanaan proyek. Terdapat beberapa
jenis estimasi biaya yang dilakukan sesuai tahapan proyek, masing masing jenis estimasi memiliki tingkat
keakurasian yang berbeda beda. Keakurasian estimasi semakin meningkat seiring dengan berjalanya tahapan
proyek yang bertambahnya detail informasi yang tersedia (Suharto, 1998). Terdapat enam jenis estimasi biaya
berdasarkan jenis dan tingkat akurasinya:
Indeks biaya sendiri menunjukkan perubahan biaya bangunan per satuan luas dimana biaya yang digunakan
merupakan hasil perkalian dari kuantitas tertimbang komponen dominan dengan harga pada periode tertentu
(Black dan Jelen, 1983).
3. METODE PENELITIAN
Jenis dan Sumber Data
Data merupakan data sekunder yang diperoleh dari Satker Perencana dan Pengawas Jalan Nasional (P2JN)
Provinsi Jawa Tengah, Satker Perencana dan Pengawas Jalan Nasional Provinsi D.I.Y., Dinas Bina Marga
Provinsi Jawa Tengah, dan Dinas Bina Marga Provinsi D.I.Y.
Sampel berupa jembatan dengan struktur utama jenis beton prategang dan fondasi sumuran dengan bentang 15-
50 meter dan lebar 6 – 11 meter, dengan periode pembangunan tahun 2012-2015.
Metode Analisis
Tahapan analisis data dilakukan sebagai berikut:
a. Pemisahan jenis pekerjaan
Data-data RAB diidentifikasi berdasarkan jenis pekerjaanya. Jenis pekerjaan tersebut dibagi menjadi
pekerjaan struktur, pekerjaan non struktur dan pekerjaan umum.
b. Menghitung Volume Kebutuhan dan Harga Total
Perhitungan ini dilakukan dengan menganalis kebutuhan komponen material, upah dan alat dari data
RAB dengan data AHS yang telah tersedia. Setelah itu setiap item dihitung harga totalnya dengan
mengalikan harga satuan item dengan volume kebutuhan item.
c. Menghitung bobot biaya item
Mencari bobot biaya item dengan cara membagi nilai biaya item dengan total biaya RAB.
d. Menghitung luasan komponen jembatan
Untuk perhitungan IBJK (indek biaya jembatan per komponen) dengan membagi komponen pekerjaan
utama dibagi menjadi tiga bagian, yaitu: struktur atas, struktur bawah dan oprit.
Kelompok jembatan ini memiliki panjang bentang di antara 16.6 m sampai dengan 40.8 meter dengan lebar
jembatan 8.0 sampai dengan 10.6 meter. Semua jembatan menggunakan fondasi sumuran. Untuk jembatan Kali
Gumelar tidak dimasukan dalam perhitungan, karena akan dijadikan perbandingan pada saat uji validasi model.
Berdasarkan data pada Tabel 2, kelompok pekerjaan struktur dan non struktur memiliki bobot 74.43% dan
22,40%. Sedangkan pekerjaan umum memiliki bobot 3,17%. Hal ini menunjukan kelompok pekerjaan struktur
dan non struktur memiliki bobot yang cukup besar bila dibandingkan dengan bobot pekerjaan umum. Oleh
sebab itu pekerjaan struktur dan non struktur saja yang akan diidentifikasi item dominannya.
Sebelum mengidentifikasi item dominannya, perlu diketahui bahwa dalam jembatan untuk pekerjaan struktur
terdiri dari pekerjaan struktur bagian atas dan pekerjaan struktur bagian bawah. Sedangkan non struktur berupa
pekerjaan pengaspalan dan oprit dimasukan ke dalam pekerjaan oprit. Tabel 3. berikut memperlihatkan
persentase bobot biaya pekerjaan utama jembatan yaitu pekerjaan untuk struktur atas, struktur bawah dan oprit
pada setiap bangunan, serta dan bobot biaya rata-rata untuk seluruh bangunan jembatan terhadap nilai proyek.
Dari data tabel 3. memperlihatkan bahwa ketiga komponen pekerjaan utama pada bangunan jembatan memiliki
persentase bobot yang cukup besar, sehingga ketiganya memang perlu diketahui item dominan masing-masing
untuk dilakukan perhitungan angka indeksnya. Dari sini selanjutnya akan diidentifikasi persentase bobot biaya
item dominan pada masing-masing komponen pekerjaan utama.
Berdasarkan Gambar 2. model trendline dengan nilai R2 terbesar adalah jenis polynomial, yaitu sebesar 0.99.
Maka model estimasi biaya konseptual per m2 komponen struktur atas jembatan beton prategang dengan fondasi
sumuran adalah HJ(SA)i = 724,186.56T2 - 1,869,040.60T + 4,652,373.19 , dengan T = (T i-2011). Grafik untuk
komponen struktur bawah dapat:
Berdasarkan Gambar 3. model trendline dengan nilai R2 terbesar adalah jenis polynomial, yaitu sebesar 0.95.
Maka model estimasi biaya konseptual per m2 komponen struktur bawah jembatan beton prategang dengan
fondasi sumuran adalah HJ(SB)i = -41,106.12T2 + 1,689,781.12T + 16,295,200.08 , dengan T = (T i-2011).
Grafik untuk komponen oprit didapat:
Pengujian validasi
Uji validasi digunakan untuk mengetahu seberapa besar percentase error. Uji validitas dengan menggunakan
data RAB proyek Jembatan Kali Gumelar Tahun Anggaran 2014, yang didapatkan nilai percentase error
sebesar 16.83%.
5. KESIMPULAN
Dari hasil analisis dapat disimpulkan sebagai berikut:
Model estimasi biaya konseptual harga per m2 per komponen pekerjaan jembatan beton prategang dengan fondasi
sumuran untuk struktur atas adalah HJ(SA)i = 724,186.56T2 - 1,869,040.60T + 4,652,373.19, komponen pekerjaan
struktur bawah adalah HJ(SB)i = -41,106.12T2 + 1,689,781.12T + 16,295,200.08, dan untuk komponen pekerjaan
oprit adalah HJ(O)I = -403,868.32T2 + 2,687,276.18T + 1,322,851.43, dengan T = (T i-2011). Persamaan ini telah
divalidasi dengan percentase error 16.83%.
DAFTAR PUSTAKA
Black, J.H., and Jelen, F.C., (1983), Cost and Optimization Engineering, McGraw-Hill Book Company, USA.
Matondang dan Mulyana. (2012). Konstruksi Bangunan Gedung. Unimed Press. Medan.
Supriyadi, B. dan Muntohar, A.S. (2007). Jembatan. Edisi Pertama. Beta Offset. Yogyakarta.
Suharto, I. (1998). Manajemen Proyek (Dari Konseptual Samapai Operasional). Edisi Kedua. Erlangga, Jakarta