TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Definisi
yang meluas, berhubungan dengan nyeri dan bengkak, jelas berbatas tegas dari
dengan gejala sistemik seperti demam, menggigil dan malaise dan kadang disertai
mual dan muntah1,2. Erysipelas adalah proses kulit superfisial yang biasanya
terbatas pada dermis, tetapi dengan keterlibatan limfatik yang menonjol. Hal ini
dibedakan secara klinis dari bentuk infeksi kulit lainnya dengan tiga fitur: lesi
terdapat di atas tingkat kulit di sekitarnya, ada batas yang jelas antara jaringan
yang terlibat dan tidak terlibat, dan lesi berwarna salmon-merah yang
cemerlang3,4.
1.2 Etiologi
Gangguan ini lebih sering terjadi pada bayi, anak kecil, dan orang dewasa
yang lebih tua, dan hampir selalu disebabkan oleh streptokokus β-hemolitik.
Dalam kebanyakan kasus, agen penginfeksi adalah S. pyogenes, tetapi lesi serupa
1
1.3 Predileksi
Lokasi paling umum untuk infeksi adalah ekstremitas bawah, sekitar 80%
dari semua kasus. Kurang umum adalah ekstremitas atas, kepala dan lokasi
karakteristik yang melibatkan area y pada wajah, tetapi pada saat ini, ekstremitas
bawah lebih sering terlibat. Pada pasien dengan erisipelas wajah, sering ada
gangguan pada penghalang kulit, insufisiensi vena, edema limfa dan kelebihan
29% pasien dengan erysipelas diamati dengan episode berulang dalam rata-rata
dan faktor risiko untuk pasien dengan erisipelas berulang dan erysipelas episode
termasuk insufisiensi vena, edema getah bening, tinea pedis, intervensi bedah
masuk; ini termasuk sayatan bedah, trauma atau lecet, penyakit dermatologi
2
grup A -hemolytic streptococcus (sangat jarang grup C atau G streptococcus) dan
jarang disebabkan oleh S. aureus. Dengan tidak adanya edema yang mendasari
atau kelainan kulit lainnya, erisipelas biasanya dimulai pada wajah atau
ekstremitas bawah, disertai oleh rasa sakit, eritema superfisial, dan edema seperti
plak. Batas yang jelas terhadap jaringan normal. Temuan-temuan ini sering
digambarkan sebagai peau d'orange. Mungkin tidak terlihat yang menjadi portal
masuk bakteri yang jelas. Facial erysipelas kurang sering daripada ekstremitas
Edema inflamasi dapat meluas ke kelopak mata, tetapi komplikasi orbital jarang
sebelumnya Temuan ekstremitas distal, pasien mengeluh nyeri pangkal paha yang
jarang, tetapi proses ini dapat menyebar dengan cepat dari lesi awal. Kadang-
kadang, selain penyebaran cepat dari plak erythematous, edematous, bula dapat
Sumber:Wolf K,Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffel DJ, Soft-
Tissue Infections: Erysipelas, Cellulitis, Gangrenous Cellulitis. In: Goldsmith LA,
Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffel DJ, Wolff K, editors. Fitzpatrick's
thdermatology in general medicine 8 Ed. New York: McGrawhill Co.2007. p.2160-8.5
3
Gambar 1.2 Erisipelas pada wajah
Sumber:Wolf K,Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffel DJ, Soft-
Tissue Infections: Erysipelas, Cellulitis, Gangrenous Cellulitis. In: Goldsmith LA,
Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffel DJ, Wolff K, editors. Fitzpatrick's
thdermatology in general medicine 8 Ed. New York: McGrawhill Co.2007. p.2160-
8.5
serta eritema yang berbatas tegas , panas dan menyebar dan edema kulit.
• Erysipelas juga dapat mempengaruhi wajah, daerah genital atau ekstremitas atas
dan wajah.
Erisipelas Bulosa
4
selulitis bulosa masih sedikit. Dari 100 pasien dalam satu penelitian retrospektif,
erysipelas bulosa di mana kultur darah dan swab kulit mengungkapkan adanya
baru dari infeksi streptokokus. Laporan lain dari infeksi streptokokus invasif telah
dijelaskan, termasuk 1 kasus selulitis bulosa di kaki seorang ahli bedah yang
dan staphylococci adalah penyebab paling umum dari erisipelas pada pasien
dari aspirasi jarum lesi kulit. Bakteremia ditemukan pada 6 pasien dan penyakit
ini fatal. Bakteremia selulit bulosa juga dapat disebabkan oleh bakteri laut Vibrio
bulosa seperti milia yang dijelaskan hingga saat ini. Mekanisme induksi bulla
masih belum jelas. Meskipun biopsi bulla mungkin dapat berkontribusi pada
sudah sangat sakit. Namun, semua bula lembek dan karena itu secara klinis
dianggap intraepidermal, dan hampir semuanya bersih tanpa jaringan parut. Oleh
karena itu hanya dapat berspekulasi atas dasar data ini bahwa bulla dihasilkan
oleh spongiosis intraepidermal berat yang disebabkan oleh proses infeksi dan
5
peradangan dermal dan epidermis superfisial. Ada kemungkinan bahwa tingkat
keterlibatan kulit dalam infeksi dasar adalah signifikan dalam terjadinya bula;
Namun, kesan klinis adalah bahwa ini bukan faktor yang signifikan. Limfangitis
yang biasanya terlihat pada erysipelas mungkin juga menjadi faktor, karena
drainase limfatik terganggu. Bullae juga dapat terbentuk sebagai hasil dari invasi
kultur cairan blister biasanya steril atau menumbuhkan bakteri pencemar lokal
yang tidak relevan. Pembentukan lepuh yang diracun untuk infeksi bulosa,
termasuk impetigo bulosa dan sindrom kulit yang tersiram air panas, adalah
produksi bula, seperti yang terjadi pada lecet gesekan. Kegagalan kita untuk
kultur patogen dari bula utuh tidak mengherankan. Diketahui bahwa hasil kultur
aspirasi jarum memberikan sekitar 5% hingga 12,5% hasil positif dan relevan.
Biopsi kulit biopsi lesional menghasilkan 10% hingga 20% isolasi bakteri. rendah,
kultur darah dan cairan bula mungkin harus dilakukan pada semua pasien tersebut.
Sifat retrospektif dari penelitian kami dan kurangnya konsistensi dalam terapi
efektivitas dan signifikansi berbagai antibiotik dan obat topikal yang digunakan.
Namun, karena perawatan dalam populasi kontrol adalah sama, tidak ada
6
hubungan antara jenis perawatan sistemik dan hasil akhir diidentifikasi.
terapeutik kami termasuk elevasi kaki terutama. Jet whirlpool digunakan untuk
profilaksis trombosis vena dalam untuk pasien dengan trombosis sebelumnya atau
erisipelas yang parah yang disebabkan oleh mekanisme yang belum diketahui7.
• Kultur darah pertama dari pasien demam harus diambil, jika memungkinkan,
• Penyakit Infeksi
- Arthritis supuratif
- Herpes zoster
7
• Penyakit lainnya
- Dermatitis stasis
- Eritema nodosum
1.8 Terapi6
- Data studi terbatas ada pada terapi antimikroba D yang optimal, tetapi
(penisilin G 2-4 juta unit setiap 4-6 jam) atau intramuskular (prokain penisilin
1,5–3,0 juta unit sekali sehari). Dosis yang lebih jarang memungkinkan untuk
yang terkena.
- Ketika infeksi mulai hilang dan demam reda biasanya adalah mungkin,
setelah 3-5 hari, untuk beralih ke obat oral (penisilin V 1–1,5 juta unit 3–4
kali sehari).
- Pada fase awal, dressing basah dapat digunakan selain terapi antimikroba
8
- Pasien dengan hipersensitivitas penisilin diobati dengan sefalosporin
(misalnya cefuroksi 1,5 g tiga kali sehari iv, diikuti oleh cephalexin 500 mg
3–4 kali sehari po) atau klindamisin (pertama 600 mg empat kali sehari iv
selama 3-5 hari dan kemudian 300 mg empat kali sehari po).
pada 173 pasien (66% laki-laki) yang dibagi menjadi dua kelompok:
Kelompok belajar disajikan dengan bentuk yang lebih parah dari erysipelas
(bullous) dan pasien tersebut dirawat di rumah sakit untuk jangka waktu yang
71% klinis perbaikan segera setelah diobati dengan prednison, tanpa efek
banyak edema dalam kelompok studi; namun, tindak lanjut jangka panjang
ini8.
9
Jika respons terhadap penisilin buruk atau daerah yang terkena sudah jelas
sefalosporin atau klindamisin selama 3-7 hari diikuti oleh obat oral.
erisipelas mempengaruhi area kulit yang, karena sirkulasi darah atau getah
Jika erisipelas sering kambuh (mis. 3 kali dalam beberapa tahun) terapi
kambuh.
setiap portal entri untuk infeksi dan menyarankan pasien untuk menjaga
10
Yang paling penting adalah pengelolaan edema tungkai (stoking kompresi,
limfedema berat)6
Sumber:Wolf K,Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffel DJ, Soft-
Tissue Infections: Erysipelas, Cellulitis, Gangrenous Cellulitis. In: Goldsmith LA,
Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffel DJ, Wolff K, editors. Fitzpatrick's
thdermatology in general medicine 8 Ed. New York: McGrawhill Co.2007. p.2160-8.5
di daerah yang sama, mungkin akibat dari efek predisposisi obstruksi limfatik
kronis, edema persisten, dan bahkan pembengkakan seperti kaki gajah yang
ketahanan jaringan yang lebih baik terhadap infeksi ulang. Beberapa pasien
11
dengan kekambuhan yang sering terjadi di area yang sama dari antibiotik
12
BAB II
TINJAUAN KASUS
Nama : Ny. S
Umur : 43 tahun
Agama : Islam
Status : Menikah
Alamat : Ketandon
Pendidikan : SMA
2.2 Anamnesis
13
juga dirasakan di kaki sebelah kanan dan muncul bercak warna
- DM -, HT -
Nadi : 80x/mnt
14
RR : 20x/mnt
2.4 Resume
Haji Surabaya dengan Pasien datang ke poli kulit kelamin RSU Haji
Surabaya dengan keluhan gatal sejak 1 bulan yang lalu. Awalnya gatal pada
kaki kiri sehingga pasien sering menggaruk terus kakinya, dan akhirnya
muncul luka dikelilingi bercak merah disekitarnya. Luka keluar cairan keruh
seperti nanah. Pasien mengolesi daerah sekitar luka dengan minyak kayu
putih untuk mengurangi rasa gatal. Kemudian beberapa hari kemudian gatal
juga dirasakan di kaki sebelah kanan dan muncul bercak warna kemerahan.
Demam (-), nyeri (+). Terdapat lesi berbatas tegas terdiri atas eritema disertai
2.5 Diagnosis
Erisipelas
Selulitis
2.7 Planning
a. Planning diagnosis :
b. Planning terapi:
15
MRS (pasien menolak)/Istirahat total
c. Planning monitoring: Keluhan pasien, efek obat dan efek samping obat,
d. Planning edukasi
sampingnya
2.8 Prognosis
Prognosis penderita baik jika pasien mau bed rest dan mengikuti pengobatan
sesuai anjuran.
16
17
BAB III
PEMBAHASAN
Haji Surabaya dengan Pasien datang ke poli kulit kelamin RSU Haji Surabaya
dengan keluhan gatal sejak 1 bulan yang lalu. Awalnya gatal pada kaki kiri
sehingga pasien sering menggaruk terus kakinya, dan akhirnya muncul luka
dikelilingi bercak merah disekitarnya. Luka keluar cairan keruh seperti nanah.
Pasien mengolesi daerah sekitar luka dengan minyak kayu putih untuk
mengurangi rasa gatal. Kemudian beberapa hari kemudian gatal juga dirasakan di
kaki sebelah kanan dan muncul bercak warna kemerahan. Pasien tidak
disertai krusta di tengahnya yang tertutup skuama putih yang tipis. Di tengah lesi
terdapat luka yang tertutupi oleh krusta berwarna kecokelatan. Pada sekitar lesi
menyerang pada ekstremitas bawah disertai oleh rasa sakit, eritema superfisial,
dan edema seperti plak. Batas yang jelas terhadap jaringan normal. Temuan-
temuan ini sering digambarkan sebagai peau d'orange. Tidak adanya gejala
Karena gejala sistemik pada erisipelas dapat hanya ringan saja sehingga bisa saja
18
pada kasus ini didapatkan bilateral. Hal tersebut dapat terjadi akibat dari
bersentuhan dengan sisi pertama yang mengalami infeksi dapat saja menginvasi
(MRS) agar pemberian terapi dapat segera diberikan secara parenteral. Tetapi
pada pasien ini menolak untuk MRS sehingga pemberian terapi diberikan secara
clavulanic acid merupakan salah satu golongan penicillin yang menjadi lini
Selain terapi oral, pasien juga mendapat terapi kompres cairan PZ/NaCl 0,9%
teratur dan mengompres lesi, pasien disarankan untuk istirahat total di rumah agar
lebih lanjut.
19
BAB IV
KESIMPULAN
Kesimpulan dari pasien ini jika dilihat dari data-data yang diperoleh dari
anamnesis dan pemeriksaan fisik, maka dsapat ditegakkan diagnosis pasien ini
adalah erisipelas.
amoxiclav tab 625mg 3 kali sehari dan celestamine tab 15 mg 3 kali sehari serta
Pasien diminta untuk datang kontrol setelah 5 hari atau segera ketika ada
20
DAFTAR PUSTAKA
http://www.uptodate.com/contents/cellulitis-and-erysipelas.
infections of the dermis and subcutaneous fat: cellulitis and erysipelas. In:
Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffel DJ, Wolff K,
5. Wolf K, Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffel DJ, Soft-
Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffel DJ, Wolff K,
6. Choon OC, Henry CHK, Haur YL, Nasia S, Maki DG, Chlebicki MP,
21
7. Guberman D, Gilead LT, Zlotogorski A, Schamroth J, 1999, Bullous
22