Anda di halaman 1dari 10

AKUNTANSI BIAYA

“Produk Bersama dan Sampingan”


EMA 217 A5

KELOMPOK 3

NAMA ANGGOTA :
I PUTU ARIEF KRISNA SANJAYA (1607531065 / 01)
NI PUTU ARLITA EKAYANTI (1607531069 / 03)

PUTU PRADNYANI (1607531072 / 06)

Disampaikan kepada :

Dr. I Ketut Sujana, SE., AK., M.Si.,CA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

2017
A. PENGERTIAN PRODUK BERSAMA DAN PRODUK SAMPINGAN
Akuntansi biaya produk bersama dan produk sampingan merupakan produk yang
dihasilkan dari serangkaian proses produksi, disamping itu juga produk-produk tersebut tidak
terhindarkan dari proses produksi. terutama akrena sifat beberapa jenis bahan yang secara
bersamaan yang digunakan dalam proses produksi.
Perbedaan antara produk bersama dan produk sampingan hanya terletak pada jumlah
harga. Jika dari proses produksi dihasilkan dua atau lebih jenis produk masing - masing harga
jual relatif sama maka kedua macam produk yang dihasilkan disebut sebagai produk
bersama. Tetapi apabila harga jual dari salah satu atau lebih produk yang dihasilkan berbeda
secara signifikan, maka produk tersebut dibedakan dalam kategori produk utama dan produk
sampingan.
Antara produk utama, sering tidak mudah dibedakan, khususnya bagi orang awam.
Disamping karena bentuk fisiknya yang sama, perbedaan antara produk yang satu dengan
produk yang lainnya hanya didasarkan pada ukuran kualitas. Produk utama dapat dibedakan
dengan produk bersama didasarkan kriteria antara lain :
1. Produk utama merupakan tujuan utama dari kegiatan produksi perusahaan.
2. Harga jual produk utama haruslah lebih tinggi dari produk sampingan.
3. Proses produksi akan dan harus menghasilkan semua jenis produk.
4. Perusahaan hampir tidak mampu berbuat sesuatu, yang berkaitan dengan jumalah relatif
berbagai macam produk yang dihasilkan melalui proses produksi.
Sebelum lanjut kita akan membahas perngertian antara produk bersama dan produk
sampingan.
a. Produk bersama :
Produk bersama / gabungan (join product) diproduksi secara bersamaan melalui
suatu proses atau serentetan proses umum dimana setiap produk ang dihasilkan emiliki
lebih dari nilai nominal dalam bentuk sesuai dengan hasil pemrosesan tersebut. Produksi
bersifat simultan karena proses produksi menghasikan seluruh produk tanpa dapat
dihindari, akan menyebaban peningkatan kuantitas dari produk atau produk-produk lain,
demikian pula sebaliknya, walaupun tidak harus dala proporsi yang sama. Titik pisah
batas (split-off-point) didefinisikan sebagai titik di mana produk-produk tersebut dapat
dipisahkan sebagai unit-unit individual. Sebelum titik tersebut, produk-produk tadi masih
2
dalam satu kesatuan yang homogen. Contoh: Pabrik penyulingan minyak mentah (crude
oil) menghasikan minyak siap dikonsumsi berupa minyak gasolin, karosine, minyak
diesel (solar), minyak bakar, minyak tanah, dll.
Dalam produk bersama dikenal istilah Split-Off Point adalah saat dimana produk-
produk tersebut dapat diidentifikasi atau dipisah ke masing-masing produk secara
individual.
Setelah Split-Off Point (titik pisah) tersebut dapat dijual pada titik pisah (secara
langsung) dan dapat juga dijual setelah pisah (setelah proses lebih lanjut) untuk
mendapatkan produk yang lebih menguntungkan. Biaya yang dikeluarkan untuk
memproses produk lebih lanjut disebut biaya proses lanjutan atau biaya setelah titik pisah
(severable cost)

b. Produk Sampingan :
Istilah produk sampingan (by-product) umumnya digunakan untuk
mendefinisikan suatu produk dengan total nilai yang relatif kecil dan dihasilkan secara
simultan atau bersamaan dengan suatu produk lain yang total nilainya lebih besar. Produk
dengan nilai yang lebih besar tersebut, biasanya disebut produk utama (main product),
biasanya, produsen hanya memiliki sedikit kendali atas jumlah produk sampingan yang
diproduksi dalam jumlah yang lebih besar dibanding dengan produk sampingan.
Biasanya produsen hanya memiliki sedikit kendali atas jumlah produk sampingan yang
diproduksi. Sebaliknya, pengenalan metode teknik yang lebih maju, seperti yang
digunakan di industri perminyakan, telah memungkinkan pengendalian yang lebih besar
atas jumlah residu dan produk sampingan lainnya. Misalnya, suatu perusahaan yang
menyewa truk untuk mengangkut bahan tertentu menemukan bahwa bahan buangan
tersebut dapat diguakan sebagai pupuk. Produk sampingan ini sekarang menjadi sumber
pendapatan lain untuk seluruh industri.
Pembedaan produk utama dan produk sampingan terletak pada nilai jualnya. Jika
nilai jual salah satu produk relatif lebih kecil dari yang lainnya maka dikategorikan
sebagai produk sampingan, sedangkan apabila produk-produk yang dihasilkan relatif
sama maka dikategorikan sebagai produk bersama. Contoh: pada pabrik penggergajian

3
kayu, kayu lapis dan papan kayu merupakan produk utama, sedangkan serbuk gergaji dan
kayu bakar merupakan produk sampingan.
Setiap produk mempunyai hubungan fisik yang sangat erat dalam proses
produksi. Apabila terjadi peningkatan kualitas untuk satu unit jenis produk yang
dihasilkan, maka kualitas yang lain akan bertambah secara proporsional.
Produk sampingan dapat digolongkan sesuai dengan dapat tidaknya produk
tersebut dijual pada saat terpisah dari produk utama.
1) Produksi sampingan yang dapat dijual setelah terpisah dari produk utama, tanpa
memerlukan pengolahan lebih lanjut.
2) Produk sampingan yang memerlukan proses pengolahan lebih lanjut setelah terpisah dari
produk utama.
Contoh produk sampingan yang tidak memerlukan proses pengolahan lebih lanjut setelah
terpisah dari produk utamanya terdapat dalam proses penggilingan gabah. Produk sampingan
berupa menir, katul, dedak, yang dapat langsung dijual setelah terpisah dari beras.

B. JOINT VS COMMON COST

1) Biaya Gabungan (Joint Cost) adalah biaya yang terjadi bila proses produksi
menghasilkan lebih dari satu produk. Dapat juga diartikan sebagai biaya yang
mencangkup proses produksi barang gabungan sebelum di pisahkan hasil produk nya
(split off point).
Contohnya : industri minyak dan gas, pengepakan daging.
2) Biaya Bersama (Common Cost) adalah biaya yang berasal dari penggunaan fasilitas atau
jasa oleh dua operasi atau lebih. Biaya ini pada umumnya timbul dalam organisasi yang
mempunyai banyak departemen atau segmen. Dapat juga diartikan sebagai biaya yang
keluar untuk mengolah produk yang berbeda dengan bahan dan tenanga kerja yang
berbeda juga,yang nantinya akan di bebankan ke produk nya.
Contohnya: gaji dari wakil presiden direktur pemasaran, yang memberikan jasanya ke
beberapa segmen dalam suatu perusahaan.

4
C. METODE ALOKASI BIAYA BERSAMA DAN PERLAKUAN PRODUK
SAMPINGAN
Biaya bersama timbul apabila pemrosesan satu jenis bahan mentah atau lebih dapat
menghasilkan produk lebih dari satu jenis. Contohnya adalah pabrik pengolahan minyak
bumi yang menghasilkan barang jadi berupa : avtur, avigas, premix, premium, solar,
kerosene, minyak diesel, aspal, dan lainnya.
Untuk menentukan harga pokok dari masing-masing jenis barang jadi yang dihasilkan
dapat digunakan 4 metode yaitu :
1. Metode harga jual relatif (relative sales values)
2. Metode satuan fisik (physical unit method)
3. Metode rata-rata biaya per satuan (average unit cost method)
4. Metode rata-rata tertimbang (the weighted average method)

1. Metode Harga Jual Relatif


Logika dari metode ini adalah bahwa harga jual suatu produk merupakan refleksi dari
biaya-biaya yang dikeluarkan dalam mengolah produk tersebut. Jika salah satu produk bisa
terjual dengan harga yang lebih tinggi dari produk lainnya, maka dapat diasumsikan bahwa
biaya yang dikeluarkan untuk mengolah biaya tersebut juga lebih banyak dari produk lainnya
yang harga jualnya lebih rendah. Segi positif dari metode ini adalah bersifat netral terhadap
profitabilitas relatif dari masing-masing produk.
Nilai jual relatif dari masing-masing produk dapat ditentukan dari :
a. Harga pasarnya pada saat titik pemisahan (split of), jika produk tersebut dapat laku dijual
pada saat titik pemisahan.

b. Harga pasar hipotesis yaitu harga pasar final dikurangi biaya pengolahan lanjutan setelah
titi pemisahan, jika produk tersebut tidak dapat dijual pada saat titik pemisahan.

Contoh Soal
Sebuah perusahaan menggunakan satu jenis bahan baku yang menghasilkan dua jenis pproduk,
yaitu produk A dan produk B. Biaya yang telah dikeluarkan selama satu bulan sebesar Rp
30.000.000,00. Biaya pengolahan tambahan untuk produk A setelah terpisah dari produk B

5
adalah Rp 100.000,00 per kg. Harga jual per kg Rp 400.000,00 untuk produk A dan Rp
250.000,00 untuk produk B. Berapakah harga pokok per kg untuk produk A dan produk B ?
Jawab :
Nilai jual hipotesis produk A = Rp 400.000,00 – Rp 100.000 = Rp 300.000,00
Nilai jual hipotesis produk B = Rp 250.000,00 – Rp 0 = Rp 250.000,00

Jumlah Nilai Jual hipotesis produk A = 10.000 x Rp 300.000 = Rp 3.000.000.000

Jumlah Nilai Jual hipotesis produk B = 6.000 x Rp 250.000 = Rp 1.500.000.000

Jumlah Nilai Jual untuk seluruh produk = Rp 4.500.000.000

Nilai Jual relatif produk A = (Rp 3.000.000.000/4.500.000.000)x100% = 66,70%

Nilai Jual relatif produk B = (Rp 1.500.000.000/4.500.000.000)x100% = 33,30%

Harga pokok per kg produk A = (66,70% x Rp 30.000.000)/10.000 = Rp 200,00

Harga pokok per kg produk B = (33,30% x Rp 30.000.000)/ 6.000 = Rp 167,00

2. Metode Kuantitas Fisik


Dalam metode ini biaya bersama dialokasikan ke masing-masing produk berdasarkan
ukuran kuantitas fisik dari setiap jenis produk yang dihasilkan. Ukuran tersebut dapat berupa
jumlah unit ataupun satuan ukuran tertentu seperti kilogram, liter, meter persegi, meter kubik
dan sebagainya.
3. Metode Rata-Rata Biaya Per Satuan
Metode ini hanya dapat digunakan bila biaya bersama atas produk yang dihasilkan dapat
diukur dalam satuan yang sama. Metode ini biasanya digunakan oleh perusahaan yang
menghasilkan berbagai jenis produk yang sama satu proses tetapi kualitasnya berbeda. Harga
pokok masing-masing jenis produk dialokasikan sesuai jenis proporsi kuantitas yang
diproduksi.

Contoh Soal

100.000 barel minyak mentah diolah dalam proses penyulingan. Dalam proses penyulingan
sebanyak 2.000 barel menguap hilang (susut). Kuantitas hasil produksi adalah sebagai berikut :

6
Premix 2.000 barel

Premium 26.000 barel

Minyak Tanah 10.000 barel

Pelumas 3.000 barel

Minyak bakar 50.000 barel

Gas 3.000 barel

Produk lainnya 4.000 barel

Harga pokok minyak mentah 100.000 barel Rp 150.000.000,00

Buatlah alokasi harga pokok bahan baku (minyak mentah) ke masing-masing jenis produk!

Jawab :

Jumlah bahan baku yang jadi produk = 100.000 – 2.000 = 98.000 barel. Prosentasi kuantitas dari
masing-masing jenis produk adalah dapat dihitung sebagai berikut :

Premix = ( 2.000/98.000 ) x 100% = 2,04%

Premium = ( 26.000/98.000 ) x 100% = 26,52%

Minyak Tanah = ( 10.000/98.000 ) x 100% = 10,21%

Pelumas = ( 3.000/98.000 ) x 100% = 3,06%

Minyak bakar = ( 50.000/98.000 ) x 100% = 51,03%

Gas = ( 3.000/98.000 ) x 100% = 3,06%

Produk lainnya = ( 4.000/98.000 ) x 100% = 4,08%

Jumlah = 100,00%

Harga pokok bahan baku yang melekat pada masing-masing produk dapat dihitung sebagai
berikut :
7
Premix 2,04% x Rp 150.000.000 = Rp 3.060.000,00

Premium 26,52% x Rp 150.000.000 = Rp 39.780.000,00

Minyak Tanah 3,06% x Rp 150.000.000 = Rp 15.315.000,00

Pelumas 51,03% x Rp 150.000.000 = Rp 4.590.000,00

Minyak bakar 3,06% x Rp 150.000.000 = Rp 76.455.000,00

Gas 4,08% x Rp 150.000.000 = Rp 4.590.000,00

Produk lainnya 10,21% x Rp 150.000.000 = Rp 5.120.000,00

Jumlah 100,00% = Rp 150.000.000,00

4. Metode Rata-Rata Tertimbang


Dalam metode ini kuantitas produksi dikalikan dengan angka penimbang dan hasil
kalinya digunakan untuk sebagai dasar alokasi biaya bersama. Penentuan angka penimbang
untuk tiap-tiap produk didasarkan pada jumlah bahan yang dipakai, sulitnya pembuatan
produk, lama waktu yang digunakan, dan perbedaan jenis tenaga kerja yang dipakai untuk
tiap jenis produk yang dihasilkan. Jika yang dipakai sebagai angka penimbang ada harga jual
produk maka metode alokasinya disebut metode nilai jual alternatif.
5. Metode Biaya Penggantian
Biaya bersama dialokasikan ke masing-masing produk berdasarkan perbandingan biaya
total penggantian (replacement-cost). Biaya penggantian adalah biaya yang harus dikeluarkan
pada saat itu untuk memperoleh atau menghasilkan suatu produk yang sama.

Akuntansi Produk Sampingan


Dalam uraian tentang produk bersama telah dibahas mengenai bagaimana
mengalokasikan biaya bersama ke dalam produk bersama. Dalam produk sampingan titik berat
pembahasannya adalah bagaimana memperlakukan pendapatan penjualan produk sampingan
tersebut. Alokasi biaya bersama kepada produk utama dan produk sampingan pada umumnya
dianggap tidak perlu, karena nilai produk sampingan relatif rendah bila dibandingkan dengan
produk utama.

8
Meskipun demikian ada beberapa metode untuk mengalokasikan biaya bersama kepada
produk utama dan produk sampingan . metode yang digunakan untuk memperlakukan produk
sampingan dapat dibagi menjadi dua golongan:
Metode yang tidak mencoba menghitung harga pokok produk sampingan atau
persediaannya, tetapi memperlakukan pendapatan penjualan produk sampingan sebagai
pendapatan atau pengurang biaya produksi. Metode ini disebut metode tanpa harga pokok (non-
cost methods).
Dalam metode ini terdapat beberapa cara perlakuan terhadap hasil penjualan produk
sampingan sebagai berikut :
a. Hasil penjualan produk sampingan diperlakukan sebagai pendapatan lain-lain / pendapatan
diluar usaha.
b. Hasil penjualan produk sampingan diperlakukan sebagai tambahan terhadap hasil penjualan
produk utama. Dengan demikian dalam cara ini pendapatan usaha bertambah.
c. Hasil produk sampingan diperlakukan mengurangi harga pokok penjualan.
d. Hasil penjualan produk sampingan diperlakukan mengurangi total biaya produksi.
e. Nilai pasar produk sampingan dikurangkan ke total biaya produksi (Metode Nilai Pasar /
reversal Cost Method)
Metode yang mencoba mengalokasikan sebagian biaya bersama kepada produk sampingan
dan menentukan harga pokok persediaan produk atas dasar biaya yang dialokasikan tersebut.
Metode ini dekenal dengan nama metode harga pokok (cost methods).
Dalam metode ini harga pokok produk sampingan ditetapkan sebesar harga beli / nilai
pengganti (Replacement Cost) yang berlaku di pasar. Harga pokok tersebut di kredit perkiraan
“Barang Dalam Proses Bahan Baku”. Dengan demikian biaya produksi (bahan baku) untuk
produk utama berkurang. seringkali kita jumpai pengolahan satu atau bbrp bahan baku, dalam
satu proses produksi, dapat menghasilkan beberapa barang jadi. Dalam persh semacam ini, krn
bbrp produk yang dihasilkan bersasal dari proses pengolahan bahan baku yang sama, timbul
masalah pengalokasian biaya bersama (joint cost) kepada bbrp produk yang dihasilkan tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

9
http://citraayuananda.blogspot.co.id/2012/01/perlakuan-akuntansi-terhadap-produk.html?m=1
(Diakses pada tanggal 21 November 2017)

http://menixcomanik.blogspot.co.id/2011/01/metode-alokasi-biaya-bersama.html?m=1 (Diakses
pada tanggal 21 November 2017)

http://fekool.blogspot.co.id/2015/02/joint-vs-common-cost.html Diakses pada tanggal 21


November 2017)

10

Anda mungkin juga menyukai