Anda di halaman 1dari 11

1 ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI DALAM AL-QUR`AN

Bagi ilmuwan al-Qur`an adalah inspirator, maknanya bahwa dalam al-Qur’an


banyak terkandung teks-teks (ayat-ayat) yang mendorong manusia untuk melihat,
memandang, berfikir, serta mencermati fenomena-fenomena alam semesta ciptaan
Tuhan yang menarik untuk diselidiki, diteliti dan dikembangkan. Al-Qur’an
menantang manusia untuk menggunakan akal fikirannya seoptimal mungkin.

Al-Qur`an memuat segala informasi yang dibutuhkan manusia, baik yang sudah
diketahui maupun belum diketahui. Informasi tentang ilmu pengetahuan dan
teknologi pun disebutkan berulang-ulang dengan tujuan agar manusia bertindak
untuk melakukan nazhar. Nazhar adalah mempraktekkan metode, mengadakan
observasi dan penelitian ilmiah terhadap segala macam peristiwa alam di seluruh
jagad ini, juga terhadap lingkungan keadaan masyarakat dan historisitas bangsa-
bangsa zaman dahulu. Sebagaimana firman Allah berikut ini:

َّ ‫َو ْاْل َ ْرض ال‬


ُ ‫س َم َاوات في َماذَا ا ْن‬
‫ظ ُروا قُل‬

Artinya: “Katakanlah (Muhammad): lakukanlah nadzar (penelitian dengan


menggunakan metode ilmiah) mengenai apa yang ada di langit dan di bumi ...”(
QS. Yunus ayat 101)

ُ ‫ظ ُروا اْْل َ ْرض في فَسي ُْروا‬


ْ َ‫سنَن قَبْل ُك ْم م ْن َخل‬
ْ‫ت قَد‬ َ ‫ْال ُم َكذِّبيْنَ َعاقبَةُ َكانَ َكي‬
ُ ‫ْف فَا ْن‬

Artinya: “Sesungguhnya telah berlalu sebelum kamu sunnah-sunnah Allah;


Karena itu berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana akibat
orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul)”. (QS. Ali Imran: 137)

‫تُبْص ُر ْونَ أَفَلَ أ َ ْنفُس ُك ْم َوفي‬

Artinya:”Dan (juga) pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tidak


memperhatikan?”. (QS. Az-Zariyat: 21)

Dalam al-Qur`an terdapat ayat-ayat yang memberikan motivasi agar manusia


menggunakan akal fikiran untuk membaca dan mengamati fenomena-fenomena
alam semesta. Teks-teks al-Qur’an yang terkait dengan ilmu pengetahuan dan
teknologi adalah sebagai berikut:

a. Al-Qur`an Sebagai Produk Wujud Iptek Allah


Al-Qur`an menuntun manusia pada jalur-jalur riset yang akan ditempuh sehingga
manusia memperoleh hasil yang benar. Al-Qur`an juga sebagai hudan memberi
kecerahan pada akal manusia, kebenaran hasil riset dapat diukur dari kesesuaian
rumus baku, dan antara akal dengan naql.

Al-Qur`an merupakan rumus baku, alam semesta dengan segala perubahannya


sebagai persoalan yang layak dan perlu dijawab, maka al-Qur`an sebagai kamus
alam semesta. Solusi tentang teka-teki alam semesta akan terselesaikan dengan
benar jika digunakan formula yang tepat yaitu al-Qur`an. Dengan demikian ayat-
ayat kauniyah dan ayat-ayat Qur’aniyah akan berjalan secara pararel dan
seimbang. Ilmu pengetahuan seperti ini jika menjelma menjadi teknologi maka
akan menjadikan teknologi berbasiskan Qur’an atau teknologi yang Qur’anik.

Banyak ayat Al-Qur’an yang menyinggung tentang pengembangan iptek, seperti


wahyu pertama QS. Al-`Alaq 1-5 menyuruh manusia untuk membaca, menulis,
melakukan penelitian dengan dilandasi iman dan akhlak yang mulia. Sedangkan
perintah untuk melakukan penelitian secara jelas terdapat dalam QS. Al-Ghasiyah,
ayat 17-20:

َ‫ظ ُر ْونَ أَفَل‬


ُ ‫ْف اْإلبل إلَى يَ ْن‬ ْ َ‫( ُخلق‬17) ‫س َماء َوإلَى‬
َ ‫ت َكي‬ ْ ‫( ُرف َع‬18) ‫ْف ْالجبَال َوإلَى‬
َ ‫ت َكي‬
َّ ‫ْف ال‬ ْ ‫( نُص َب‬19)
َ ‫ت َكي‬
َ
‫ْف اْل ْرض َوإلَى‬ ْ ْ ‫سط َح‬
َ ‫ت َكي‬ ُ (20)

Artinya: ”Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia


diciptakan? Dan langit, bagaimana ia ditinggikan? Dan gunung-gunung
bagaimana ia ditegakkan? Dan bumi bagaimana ia dihamparkan?” (QS. Al-
Ghasiyah: 17-20)

Dari ayat-ayat tersebut, maka munculah di lingkungan umat Islam suatu kegiatan
observasional yang disertai dengan pengukuran, sehingga ilmu tidak lagi bersifat
kontemplatif seperti yang berkembang di Yunani, melainkan memiliki ciri empiris
sehingga tersusunlah dasar-dasar sains.

َ ‫تَذَ َّك ُر ْونَ لَعَلَّ ُك ْم زَ ْو َجيْن َخلَ ْقنَا‬


‫ش ْيء ُكلِِّّّ َوم ْن‬
Artinya: ”Dan segala sesuatu kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu
mengingat kebesaran Allah”. (QS. Az Zariyat: 49)

ُ ‫ض ت ُ ْنبتُ م َّما ُكلَّ َها اْْل َ ْز َوا َج َخلَقَ الَّذي‬


َ‫س ْب َحان‬ ُ ‫يَ ْعلَ ُم ْونَ لَ َوم َّما أ َ ْنفُسه ْم َوم ْن اْْل َ ْر‬

Artinya: “Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan


semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka sendiri
maupun dari apa yang tidak mereka ketahui”. (QS. Yasin: 36)

Dari ayat di atas dinyatakan bahwa Allah SWT menciptakan makhluk secara
berpasang-pasangan, seperti ada siang dan malam, positif dan negatif, wanita dan
pria, elektron dan positron. Terjadinya pasangan elektron dan positron di dalam
fisika inti dikenal pembentukan ion (ion air production) di mana radiasi
gelombang elektron magnetik memiliki tenaga di atas 1.02 Mev. Ayat ini dapat
diartikan sebagai perintah untuk melakukan penelitian. Karena dengan melakukan
penelitian hal-hal yang tadinya belum terungkap menjadi terungkap.

b. Al-Quran Sebagai Prediktor

Beberapa ayat Al Quran menyatakan ramalannya kejadian pada masa yang akan
datang baik masa yang jauh maupun masa yang dekat, yang sebagian merupakan
mata rantai sebab akibat (kausalitas). Oleh sebab itu jika sebab ini merupakan
data-data yang dapat dirunut oleh manusia secara komprehensip, maka akibat
yang ditimbulkan kelak akan dapat diketahui sebelum terjadi dengan intensitas
keyakinan yang cukup tinggi.

Berikut ini contoh ayat-ayat tersebut:

َ َ‫ت ب َما َو ْالبَحْ ر اْلبَ ِّرِّّ في ْالف‬


َ َ ‫سا د‬
‫ظ َه َر‬ َ ‫النَّاس أ َ ْيدي َك‬
ْ َ‫سب‬

Artinya: “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan Karena


perbuatan tangan manusia...” (QS. Ar Rum: 41)

‫س ْب َع ت َْز َرع ُْونَ قَا َل‬َ َ‫ص ْدت ُ ْم َف َما دَأَبَا سنيْن‬ ُ َّ‫( تَأْ ُكلُ ْونَ م َّما قَل ْيلا إل‬47) ‫سبْع ذلكَ بَ ْعد م ْن يَأْتي ث ُ َّم‬
َ ‫س ْنبُله في فَذَ ُر ْوهُ َح‬ َ
ْ ُ ْ ُ َ َ َّ ‫ا‬ َ
‫( تحْ صنُ ْونَ م َّما قل ْيل إل ل ُه َّن قدَّ ْمت ْم َما يَأكلنَ شدَاد‬48) ُ

Artinya: "Yusuf berkata: "Supaya kamu bertanam tujuh tahun (lamanya)


sebagaimana biasa; Maka apa yang kamu tuai hendaklah kamu biarkan dibulirnya
kecuali sedikit untuk kamu makan. Kemudian sesudah itu akan datang tujuh tahun
yang amat sulit, yang menghabiskan apa yang kamu simpan untuk
menghadapinya (tahun sulit), kecuali sedikit dari (bibit gandum) yang kamu
simpan. (QS. Yusuf: 47-48)

‫( ْالبَريَّة شَر ُه ْم أُولَئكَ ف ْي َها خَالديْنَ َج َه َّن َم نَار في َو ْال ُم ْشركيْنَ ْالكت َاب أ َ ْهل م ْن َكفَ ُروا الَّذيْنَ إ َّن‬6) ‫الَّذيْنَ إ َّن‬
‫صال َحات َو َعملُوا آَ َمنُوا‬ َّ ‫( ْالبَريَّة َخي ُْر هُ ْم أُولَئكَ ال‬7) ‫ارْ تَحْ ت َها م ْن تَجْ ري َعدْن َجنَّاتُ َربِّه ْم ع ْندَ َجزَ ا ُؤ ُه ْم‬
ُ ‫اْل َ ْن َه‬
َ‫ي أَبَداا ف ْي َها خَالديْن‬
َ ‫ي ل َم ْن ذَلكَ َع ْنهُ َو َرضُوا َع ْن ُه ْم للاُ َرض‬ َ ‫َربَّهُ خَش‬
(8)

Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang
yang musyrik (akan masuk) ke neraka jahannam; mereka kekal di dalamnya.
mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk. Sesungguhnya orang-orang yang
beriman dan mengerjakan amal saleh, mereka itu adalah sebaik-baik makhluk.
Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah syurga 'Adn yang mengalir di
bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha
terhadap mereka dan merekapun ridha kepadanya. yang demikian itu adalah
(balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya. (Qs. Bayinah: 6-8)

c. Al-Qur`an Sebagai Sumber Motivasi

Al Quran mendorong atau memberi motivasi kepada manusia untuk melakukan


penjelajahan angkasa luar dan di bumi, perhatikan firman Allah berikut ini:

‫ط ْعت ُ ْم إن َواْإل ْنس ْالج ِّن َم ْعش ََر يَا‬


َ َ‫طار م ْن ت َ ْنفُذُوا أ َ ْن ا ْست‬
َ ‫س َم َاوات أَ ْق‬ َ ‫س ْل‬
َّ ‫طان إلَّ ت َ ْنفُذُون لَ فَا ْنفُذُوا َواْْل َ ْرض ال‬ ُ ‫ب‬

Artinya: Hai sekumpulan jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus
(melintasi) penjuru langit dan bumi, Maka lintasilah, kamu tidak dapat
menembusnya kecuali dengan kekuatan (sulthon). (QS. Ar Rahman: 33)

Kemudian tentang penjelajahan di bumi, perhatikan firman berikut ini:

‫كَريْم زَ ْوج ُك ِّل م ْن ف ْي َها أ َ ْن َبتْنَا َك ْم اْْل َ ْرض إلَى َي َر ْوا أَ َولَ ْم‬

Artinya: Dan apakah mereka tidak memperhatikan bumi, berapakah banyaknya


kami tumbuhkan di bumi itu pelbagai macam tumbuh-tumbuhan yang baik? (QS.
As Syu’ara: 7)

Islam tidak melarang untuk memikirkan masalah teknologi modern atau ilmu
pengetahuan yang sifatnya menuju modernisasi pemikiran manusia genius,
profesional, dan konstruktif serta aspiratif terhadap permaslahan yang timbul
dalam kehidupan sehari-hari.

d. Al-Quran dan Simplikasi (Penyederhanaan)

Alam semesta ini membentuk struktur yang sangat teratur, dan bergerak dengan
teratur. Keteraturan gerak alam semesta ini lebih memudahkan manusia untuk
menyederhanakan fenomena-fenomena yang terkait ke dalam bahasa ilmu
pengetahuan (matematika, fisika, kimia biologi dan lain-lain). Sehingga manusia
dapat menjadi operator yang mampu mewakili peristiwa yang terjadi di alam
semesta. Untuk meraih teknologi tinggi tidak perlu merasa tidak mampu, dengan
semangat tinggi dan tidak menganggap bahwa high tech merupakan sesuatu yang
mustahil untuk dicapai, maka high tech akan dapat diraih.

Perhatikan firman Allah berikut ini:

‫س َماء منَ أ َ ْنزَ ْلنَاهُ َك َماء الد ْنيَا ْال َحيَاة َمث َ ُل إنَّ َما‬ ْ َ‫اس يَأ ْ ُك ُل م َّما اْْل َ ْرض نَبَاتُ به ف‬
َ َ‫اختَل‬
َّ ‫ط ال‬ ُ ‫ى َواْْل َ ْن َعا ُم ال َّن‬
َّ ‫أَ َخذَت إذَا َحت‬
‫ض‬ ُ ‫َت ُز ْخ ُرفَ َها اْْل َ ْر‬ ‫َكأ َ ْن َحص ْيداا فَ َج َع ْلنَاهَا نَ َه ا‬
َ ‫ارا أ َ ْو لَ ْيلا أ َ ْم ُرنَا أَت َاهَا َعلَ ْي َها قَاد ُر ْونَ أ َ ْن ُه ْم أَ ْهلُ َها َو‬
ْ ‫ظ َّن َوازَ يَّن‬
‫ص ُل َكذَلكَ باْْل َ ْمس ت َ ْغنَ لَّ ْم‬ ِّ َ‫يَّت َ َف َّك ُر ْونَ لقَ ْوم اْآلَيَات نُف‬

Artinya: Sesungguhnya perumpamaan kehidupan duniawi itu, adalah seperti air


(hujan) yang kami turunkan dan langit, lalu tumbuhlah dengan suburnya) karena
air itu tanam-tanaman bumi, di antaranya ada yang dimakan manusia dan binatang
ternak. hingga apabila bumi itu telah sempurna keindahannya, dan memakai
(pula) perhiasannya dan pemilik-permliknya mengira bahwa mereka pasti
menguasasinya, tiba-tiba datanglah kepadanya azab kami di waktu malam atau
siang, lalu kami jadikan (tanam-tanamannya) laksana tanam-tanaman yang sudah
disabit, seakan-akan belum pernah tumbuh kemarin. Demikianlah kami
menjelaskan tanda-tanda kekuasaan (kami) kepada orang-orang berfikir. (QS.
Yunus: 24)

e. Al-Quran Sumber Etika Pengembangan Iptek

Pada teknologi harus terkandung muatan etika yang selalu menyertai hasil
teknologi pada saat akan diterapkan. Sungguh pun hebat hasil teknologi namun
jika diniatkan untuk membuat kerusakan sesama manusia, menghancurkan
lingkungan sangat dilarang di dalam Islam. Jadi teknologi bukan sesuatu yang
bebas nilai, demikian pula penyalahgunaan teknologi merupakan perbuatan zalim
yang tidak disukai Allah SWT. Perhatikan FirmanNya:
‫َّار للاُ آَتَاكَ ف ْي َما َوا ْبتَغ‬ َ ‫سنَ َك َما َوأَحْ س ْن الد ْنيَا منَ نَص ْيبَكَ تَ ْن‬
َ ‫س َولَ اْآلَخ َرة َ الد‬ َ ْ‫سادَ تَبْغ َولَ إلَيْكَ للاُ أَح‬
َ َ‫في اْلف‬
‫ْال ُم ْفسديْنَ يُحب لَ للاَ إ َّن اْْل َ ْرض‬

Artinya: Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari
(kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah
Telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka)
bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.
(QS. Al Qashash: 77)

Demikian pula sains dan teknologi modern (Barat) tidak ada yang netral
atau bebas nilai. Tetapi prioritas, penekanan, metode dan prosesnya, serta
pandangan terhadap dunia merefleksikan kepentingan masyarakat dan kebudayaan
Barat. Dalam kerangka ini sains Barat semata-mata digunakan untuk mengejar
keuntungan dan sejumlah produksi, untuk pengembangan militer dan
perlengkapan-perlengkapan perang, serta untuk mendominasi ras manusia
terhadap ras manusia lainnya, sebagaimana untuk mendominasi alam. Dalam
sistem Barat sains itu sendiri merupakan nilai tertinggi, sehingga segala-galanya
harus dikorbankan demi sains dan teknologi.

Dalam kaitan ini munculnya disiplin baru seperti sosiobiologi, eugenics (ilmu
untuk meningkatkan kualitas-kualitas spesies manusia) dan rekayasa genetika,
tidak mendorong timbulnya persaudaraan dan tanggungjawab tapi memberi kesan
bagi kaum ilmuwan bahwa merekalah penguasa jagad raya ini.

Kemudian dalam bidang biologi, perkembangan teknologi yang pesat diawali


dengan penemuan DNA oleh Watson dan Crick pada Tahun 1953. Sejak saat itu
berbagai macam teknologi yang melibatkan perekayasaan sifat genetic makhluk
hidup mulai bermunculan. Beberapa diantaranya sangat menakjubkan dan
memungkinkan manusia berperan sebagai tuhan. Sementara sanat Islam berbeda,
ilmu yang dicari semata-mata hanya untuk mencari karunia Allah, bukan untuk
merusak sehingga menimbulkan bencana.

2 PERINTAH MEMPELAJARI ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI


Islam agama yang syamil, kamil dan mutakamil (menyeluruh, sempurna dan
menyempurnakan). Islam tidak hanya mengatur perihal ibadah vertikal saja,
namun seluruh aspek kehidupan, termasuk diantaranya mempelajari Iptek.

Al-Qur`an diturunkan Allah SWT kepada Rasulullah tidak hanya memerintahkan


untuk sekedar dibaca, sesuai dengan wahyu yang pertama diturunkan dalam QS.
96: 1, tetapi mengandung maksud lebih dari itu yaitu menghendaki seluruh
umatnya membaca, menggali, mendalami, meneliti apa saja yang ada di alam
semesta ini dan mengambil manfaat untuk kehidupan manusia dengan mengetahui
ciri-ciri sesuatu seperti: bencana alam, tanda-tanda zaman, sejarah, diri sendiri
yang tertulis maupun yang tidak tertulis sehingga dapat menghadapi tantangan
dan menjawab permasalahan-permasalahan dunia modern yang diterapkan dalam
segala aspek kehidupan.

Proses kehidupan manusia itu selalu mengalami perkembangan yang pesat dari
awal terbentuknya manusia, bayi, anak-anak, remaja, dewasa sampai tua dan alam
semesta ini dibuat Allah tidak sia-sia, tetapi ada hikmah didalamnya agar manusia
dapat mempelajari iptek, sesuai dalam QS. 3: 190-191yang berbunyi:

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya malam dan
siang terdapat tanda-tanda bagi orang yang berakal yaitu orang-orang yang
mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan
mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “ Ya
Tuhan kami, tiadalah Engkau ciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau maka
peliharalah kami dari siksa neraka”. Dalam ayat ini mengandung maksud perintah
untuk mempelajari iptek karena manusia telah dipilih sebagai makhluk yang
memiliki kemampuan dan derajat tinggi, antara lain:

Manusia diperintahkan untuk menggunakan akal pikiran dengan membaca, belajar


dan meneliti alam semesta.

Manusia dijadikan khalifah di muka bumi, dibuktikan dengan Allah SWT


memilih nabi Adam sebagai pemimpin dibandingkan makhluk yang lain.

Manusia memiliki ilmu pengetahuan yang dapat memperkuat iman untuk


menjadikan dirinya memiliki derajat tinggi dunia akhirat

Manusia diperintahkan menjadi profesional terhadap bidang ilmu yang dimiliki.


3 Al Qur`An Sebagai Inspirator Ilmu Pengetahuan

Dengan adanya hadist-hadist di atas maka sudah sepantasnya Islam disebut


sebagai inspirator ilmu pengetahuan. Siapapun yang membaca hadist-hadist di
atas maka hatinya akan tergerak untuk menuntut ilmu dan kemudian
mengamalkannya agar mereka menjadi manusia yang beruntung kelak di akhirat
nanti.

Dengan adanya hadist-hadist tersebut maka mulai banyak ilmu-ilmu pengetahuan


yang muncul serta dapat digunakan untuk menata sistem kehidupan saat ini
maupun yang akan datang.

Banyak para pelajar-pelajar dari belahan dunia mengadakan pembelajaran di


negara lain demi mendapat kemuliaan dari Alloh, tidak hanya itu dengan adanya
perintah Alloh untuk menuntut ilmu maka perkembangan ilmu pengetahuan
berkembang sangat pesat bahkan dengan ilmu pengetahuan manusia sudah bisa
sampai ke bulan. Sungguh dengan adanya anjuran untuk menuntut ilmu banyak
sekali manfaat-manfaat yang diperoleh manusia.

4. Peran agama dalam IPTEK dan peran IPTEK dalam agama

Peran agama dalam iptek artinya agama dapat merubah umatnya kearah yang
lebih baik. Dampak dari perubahan tersebut diharapkan mampu dirasakan oleh
masyarakat luas. Agama harus membuka peluang agar umat dengan keputusan
sendiri melakukan perubahan sekaligus mengubah masyarakat. Walaupun
demikian, agama tidak boleh salah kaprah menilai bahwa semua hal dalam
masyarakat [misalnya unsur-unsur budaya, tatanan dan interaksi sosial, cara hidup
warisan nenek moyang, dan lain-lain] sebagai kebiasaan lama yang harus dirubah
karena tidak sesuai dengan ajaran agama.

Jika agama menemukan hal-hal dalam masyarakat yang mungkin saja


bertantangan dengan ajaran keagamaan, maka tidak perlu melakukan pemaksaan
agar meninggalkannya. Agama hanya memberikan pertimbangan agar umat
dengan suka rela meninggalkan hal-hal tersebut.

Beberapa peran agama yang berpengaruh ialah :


1. Peran Perubahan Pribadi Manusia. Alasan-alasan positif seseorang menjadi
umat beragama, antara lain agar memperoleh kepastian keselamatan,
mengingatkan dirinya sendiri bahwa TUHAN yang menciptakan serta mengatur
segala sesuatu termasuk hidup dan kehidupan. Kesadaran adanya TUHAN.

Ajaran-ajaran agama mampu sebagai pagar pembatas agar tidak jatuh serta
terjerumus ke dalam cara-cara hidup yang buruk serta negatif. Mampu mendorong
manusia melakukan kasih. Dengan keyakinan seperti itu, bisa dipastikan bahwa,
seseorang yang beragama dan sekaligus melaksanakan serta mengimani ajaran
agama, maka akan mengalami perubahan pada hidup dan kehidupannya.
Semuanya itu berarti, umat beragama, harus membuktikan bahwa hidup dan
kehidupannya sesuai dengan ajaran agama. Pada hakekatnya, perubahan diri
seseorang ketika ia menjadi umat beragama yang setia dan taat, menyangkut tiga
hal penting, yaitu iman, pengharapan, dan cinta kasih.

2. Peran Edukasi. Edukasi yang dimaksud menyangkut pembinaan, pendidikan,


pengajaran dalam arti seluas-luasnya. Memang agama lebih banyak berperan
bimbingan spiritual atau rohanian, akan tetapi tidak boleh berhenti sampai di situ.
Agama juga bisa berperan untuk mengembangkan ilmu dan teknologi yang
berguna untuk kesejahteraan umat manusia. Peran edukasi pada agama-agama
dapat menghasilkan umat taat dan tunduk kepada TUHAN, ditandai dengan
tampilan diri yang baik dalam hidup dan kehidupan setiap hari. Dengan demikian,
tidak menutup kemungkinan, melalui edukasi, agama dapat berperan untuk
membangun peradaban baru. Melalui peran edukasi tersebutlah, agama-agama
membangun atau mendirikan institusi pendidikan mulai tingkat rendah sampai
tinggi, dengan alasan utama yaitu membentuk sumber daya insani yang
berkualitas serta mampu berperan pada berbagai aspek hidup dan kehidupan.

3. Peran Perbaikan Keadaan Masyarakat. Kompleksitas permasalahan sosial


dalam masyarakat dapat menimbulkan penyimpangan, ketidakpedulian terhadap
sesama manusia, pelanggaran hukum, serta berbagai tindak kriminal lainnya.
Hampir semua bentuk-bentuk penyimpangan, pelanggaran, serta tindakan
kriminal tersebut dilakukan oleh manusia yang beragama. Ini berarti ada manusia
yang beragama tetapi ia sekaligus bertindak sebagai perusak hidup dan kehidupan
masyarakat. Ia bertindak sebagai perusak karena mungkin saja tidak mempunyai
penghayatan serta ketidaksetiaannya menjalankan ritus-ritus keagamaanya. Pada
sikon seperti itu, agama harus bisa berperan untuk merubah umatnya itu.
Kehidupan masyarakat hanya bisa diperbaiki oleh pribadi-pribadi yang
mengalami perubahan karena mendapat tuntunan keagamaan. Memang agama
tidak mempunyai hak yudikatif terhadap pelanggar hukum-hukum sosial dan
masyarakat. Akan tetapi, agama tetap mempunyai hak dan banyak sekali
kemampuan untuk merubah manusia. Di sini terjadi, manusia yang berubah
[karena peran agama] sehingga perubahan itu berdampak luas pada masyarakat.

4. Peran Persatuan dalam Masyarakat. Hampir semua aspek yang membedakan


manusia, umumnya, sebagai akar perbedaan. Adanya perbedaan ajaran agama-
agama dapat menjadi [di sana-sini] konflik diam antar umat beragama; silent
conflict, konflik tertutup tapi dampaknya sangat terasa, maupun yang terbuka.
Konflik yang diam, sangat mudah meledak menjadi kerusuhan sosial-rasial.
Secara langsung maupun tidak, konflik telah menyebabkan permusuhan yang
diam antar umat beragama di luar wilayah konflik. Akibatnya, masyarakat
menjadi terpecah walaupun mereka tidak terlibat secara langsung dalam konflik
umat beragama. Sikon seperti itu hanya bisa diperbaiki jika agama berperan
sebagi pelopor persatuan masyarakat. Ini berarti, agama harus berperan sebagai
alat untuk membangun hubungan baik antar manusia. Manusia yang berbeda
agama bukan merupakan ancaman melainkan saudara. Peran sebagai alat
pemersatu masyarakat harus dimulai dari pribadi-pribadi yang terbuka, toleran,
berwawasan luas, serta mempunyai kemampunan untuk melihat perbedaan
sebagai kesejajaran dan kesamaan untuk membangun dan menuju kemajuan. Pada
masyarakat yang sederhana dan pendidikannya kurang memadai, serta
mempunyai wawasan sempit, jika menerima khotbah-khotbah dan ajaran-ajaran
yang selalu menyatakan perbedaan, maka dengan sendirinya akan membangun
pemisahan berdasarkan agama. Oleh sebab itu, agama-agama, terutama para
pemimpin atau tokoh-tokoh keagamaan, perlu memperlihatkan serta menonjolkan
peran persatuan dalam masyarakat.

Dengan itu, mereka memperlihatkan kesamaan agama-agama sebagai institusi


Ilahi, yang datang dari TUHAN yang sama dan Esa. Jika, agama-agama datang
dari TUHAN yang sama, maka selayaknya juga membawa kepersatuan dalam
masyarakat. Agama-agama mengajarkan adanya TUHAN Allah yang Esa,
TUHAN untuk semua umat manusia.

Peran IPTEK dalam Agama


Peran IPTEK sendiri ada yang bersifat positif (baik) dan negetif (buruk). Dewasa
ini IPTEK menempatkan diri sebagai pembangun dalam suatu Negara dan
Bangsa. Suatu Negara dan Bangsa bisa berhasil dalam pembangunan, itu karena
kecanggihan IPTEK. Inilah yang merupakan peran IPTEK yang positif.
Namun tidak semua Negara dan Bangsa yang perkembangan IPTEKnya canggih
membawanya kearah yang baik pula. Karena Negara atau Bangsa seperti ini
kebanyakkan moral dan etika baik semakin terkikis. Kecanggihan memang terasa
sah-sah saja, karena dengan kecanggihan IPTEK, mempermudah pekerjaan yang
sulit atau yang tidak dapat di jangkau. Menyangkut hal ini apakah kita mau
menggunakan IPTEK dalam hal yang bernilai positif (baik) atau bernilai negatif
(buruk).

Anda mungkin juga menyukai