Makalah PAI
Makalah PAI
Al-Qur`an memuat segala informasi yang dibutuhkan manusia, baik yang sudah
diketahui maupun belum diketahui. Informasi tentang ilmu pengetahuan dan
teknologi pun disebutkan berulang-ulang dengan tujuan agar manusia bertindak
untuk melakukan nazhar. Nazhar adalah mempraktekkan metode, mengadakan
observasi dan penelitian ilmiah terhadap segala macam peristiwa alam di seluruh
jagad ini, juga terhadap lingkungan keadaan masyarakat dan historisitas bangsa-
bangsa zaman dahulu. Sebagaimana firman Allah berikut ini:
Dari ayat-ayat tersebut, maka munculah di lingkungan umat Islam suatu kegiatan
observasional yang disertai dengan pengukuran, sehingga ilmu tidak lagi bersifat
kontemplatif seperti yang berkembang di Yunani, melainkan memiliki ciri empiris
sehingga tersusunlah dasar-dasar sains.
Dari ayat di atas dinyatakan bahwa Allah SWT menciptakan makhluk secara
berpasang-pasangan, seperti ada siang dan malam, positif dan negatif, wanita dan
pria, elektron dan positron. Terjadinya pasangan elektron dan positron di dalam
fisika inti dikenal pembentukan ion (ion air production) di mana radiasi
gelombang elektron magnetik memiliki tenaga di atas 1.02 Mev. Ayat ini dapat
diartikan sebagai perintah untuk melakukan penelitian. Karena dengan melakukan
penelitian hal-hal yang tadinya belum terungkap menjadi terungkap.
Beberapa ayat Al Quran menyatakan ramalannya kejadian pada masa yang akan
datang baik masa yang jauh maupun masa yang dekat, yang sebagian merupakan
mata rantai sebab akibat (kausalitas). Oleh sebab itu jika sebab ini merupakan
data-data yang dapat dirunut oleh manusia secara komprehensip, maka akibat
yang ditimbulkan kelak akan dapat diketahui sebelum terjadi dengan intensitas
keyakinan yang cukup tinggi.
س ْب َع ت َْز َرع ُْونَ قَا َلَ َص ْدت ُ ْم َف َما دَأَبَا سنيْن ُ َّ( تَأْ ُكلُ ْونَ م َّما قَل ْيلا إل47) سبْع ذلكَ بَ ْعد م ْن يَأْتي ث ُ َّم
َ س ْنبُله في فَذَ ُر ْوهُ َح َ
ْ ُ ْ ُ َ َ َّ ا َ
( تحْ صنُ ْونَ م َّما قل ْيل إل ل ُه َّن قدَّ ْمت ْم َما يَأكلنَ شدَاد48) ُ
( ْالبَريَّة شَر ُه ْم أُولَئكَ ف ْي َها خَالديْنَ َج َه َّن َم نَار في َو ْال ُم ْشركيْنَ ْالكت َاب أ َ ْهل م ْن َكفَ ُروا الَّذيْنَ إ َّن6) الَّذيْنَ إ َّن
صال َحات َو َعملُوا آَ َمنُوا َّ ( ْالبَريَّة َخي ُْر هُ ْم أُولَئكَ ال7) ارْ تَحْ ت َها م ْن تَجْ ري َعدْن َجنَّاتُ َربِّه ْم ع ْندَ َجزَ ا ُؤ ُه ْم
ُ اْل َ ْن َه
َي أَبَداا ف ْي َها خَالديْن
َ ي ل َم ْن ذَلكَ َع ْنهُ َو َرضُوا َع ْن ُه ْم للاُ َرض َ َربَّهُ خَش
(8)
Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang
yang musyrik (akan masuk) ke neraka jahannam; mereka kekal di dalamnya.
mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk. Sesungguhnya orang-orang yang
beriman dan mengerjakan amal saleh, mereka itu adalah sebaik-baik makhluk.
Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah syurga 'Adn yang mengalir di
bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha
terhadap mereka dan merekapun ridha kepadanya. yang demikian itu adalah
(balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya. (Qs. Bayinah: 6-8)
Artinya: Hai sekumpulan jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus
(melintasi) penjuru langit dan bumi, Maka lintasilah, kamu tidak dapat
menembusnya kecuali dengan kekuatan (sulthon). (QS. Ar Rahman: 33)
كَريْم زَ ْوج ُك ِّل م ْن ف ْي َها أ َ ْن َبتْنَا َك ْم اْْل َ ْرض إلَى َي َر ْوا أَ َولَ ْم
Islam tidak melarang untuk memikirkan masalah teknologi modern atau ilmu
pengetahuan yang sifatnya menuju modernisasi pemikiran manusia genius,
profesional, dan konstruktif serta aspiratif terhadap permaslahan yang timbul
dalam kehidupan sehari-hari.
Alam semesta ini membentuk struktur yang sangat teratur, dan bergerak dengan
teratur. Keteraturan gerak alam semesta ini lebih memudahkan manusia untuk
menyederhanakan fenomena-fenomena yang terkait ke dalam bahasa ilmu
pengetahuan (matematika, fisika, kimia biologi dan lain-lain). Sehingga manusia
dapat menjadi operator yang mampu mewakili peristiwa yang terjadi di alam
semesta. Untuk meraih teknologi tinggi tidak perlu merasa tidak mampu, dengan
semangat tinggi dan tidak menganggap bahwa high tech merupakan sesuatu yang
mustahil untuk dicapai, maka high tech akan dapat diraih.
س َماء منَ أ َ ْنزَ ْلنَاهُ َك َماء الد ْنيَا ْال َحيَاة َمث َ ُل إنَّ َما ْ َاس يَأ ْ ُك ُل م َّما اْْل َ ْرض نَبَاتُ به ف
َ َاختَل
َّ ط ال ُ ى َواْْل َ ْن َعا ُم ال َّن
َّ أَ َخذَت إذَا َحت
ض ُ َت ُز ْخ ُرفَ َها اْْل َ ْر َكأ َ ْن َحص ْيداا فَ َج َع ْلنَاهَا نَ َه ا
َ ارا أ َ ْو لَ ْيلا أ َ ْم ُرنَا أَت َاهَا َعلَ ْي َها قَاد ُر ْونَ أ َ ْن ُه ْم أَ ْهلُ َها َو
ْ ظ َّن َوازَ يَّن
ص ُل َكذَلكَ باْْل َ ْمس ت َ ْغنَ لَّ ْم ِّ َيَّت َ َف َّك ُر ْونَ لقَ ْوم اْآلَيَات نُف
Pada teknologi harus terkandung muatan etika yang selalu menyertai hasil
teknologi pada saat akan diterapkan. Sungguh pun hebat hasil teknologi namun
jika diniatkan untuk membuat kerusakan sesama manusia, menghancurkan
lingkungan sangat dilarang di dalam Islam. Jadi teknologi bukan sesuatu yang
bebas nilai, demikian pula penyalahgunaan teknologi merupakan perbuatan zalim
yang tidak disukai Allah SWT. Perhatikan FirmanNya:
َّار للاُ آَتَاكَ ف ْي َما َوا ْبتَغ َ سنَ َك َما َوأَحْ س ْن الد ْنيَا منَ نَص ْيبَكَ تَ ْن
َ س َولَ اْآلَخ َرة َ الد َ ْسادَ تَبْغ َولَ إلَيْكَ للاُ أَح
َ َفي اْلف
ْال ُم ْفسديْنَ يُحب لَ للاَ إ َّن اْْل َ ْرض
Artinya: Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari
(kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah
Telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka)
bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.
(QS. Al Qashash: 77)
Demikian pula sains dan teknologi modern (Barat) tidak ada yang netral
atau bebas nilai. Tetapi prioritas, penekanan, metode dan prosesnya, serta
pandangan terhadap dunia merefleksikan kepentingan masyarakat dan kebudayaan
Barat. Dalam kerangka ini sains Barat semata-mata digunakan untuk mengejar
keuntungan dan sejumlah produksi, untuk pengembangan militer dan
perlengkapan-perlengkapan perang, serta untuk mendominasi ras manusia
terhadap ras manusia lainnya, sebagaimana untuk mendominasi alam. Dalam
sistem Barat sains itu sendiri merupakan nilai tertinggi, sehingga segala-galanya
harus dikorbankan demi sains dan teknologi.
Dalam kaitan ini munculnya disiplin baru seperti sosiobiologi, eugenics (ilmu
untuk meningkatkan kualitas-kualitas spesies manusia) dan rekayasa genetika,
tidak mendorong timbulnya persaudaraan dan tanggungjawab tapi memberi kesan
bagi kaum ilmuwan bahwa merekalah penguasa jagad raya ini.
Proses kehidupan manusia itu selalu mengalami perkembangan yang pesat dari
awal terbentuknya manusia, bayi, anak-anak, remaja, dewasa sampai tua dan alam
semesta ini dibuat Allah tidak sia-sia, tetapi ada hikmah didalamnya agar manusia
dapat mempelajari iptek, sesuai dalam QS. 3: 190-191yang berbunyi:
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya malam dan
siang terdapat tanda-tanda bagi orang yang berakal yaitu orang-orang yang
mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan
mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “ Ya
Tuhan kami, tiadalah Engkau ciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau maka
peliharalah kami dari siksa neraka”. Dalam ayat ini mengandung maksud perintah
untuk mempelajari iptek karena manusia telah dipilih sebagai makhluk yang
memiliki kemampuan dan derajat tinggi, antara lain:
Peran agama dalam iptek artinya agama dapat merubah umatnya kearah yang
lebih baik. Dampak dari perubahan tersebut diharapkan mampu dirasakan oleh
masyarakat luas. Agama harus membuka peluang agar umat dengan keputusan
sendiri melakukan perubahan sekaligus mengubah masyarakat. Walaupun
demikian, agama tidak boleh salah kaprah menilai bahwa semua hal dalam
masyarakat [misalnya unsur-unsur budaya, tatanan dan interaksi sosial, cara hidup
warisan nenek moyang, dan lain-lain] sebagai kebiasaan lama yang harus dirubah
karena tidak sesuai dengan ajaran agama.
Ajaran-ajaran agama mampu sebagai pagar pembatas agar tidak jatuh serta
terjerumus ke dalam cara-cara hidup yang buruk serta negatif. Mampu mendorong
manusia melakukan kasih. Dengan keyakinan seperti itu, bisa dipastikan bahwa,
seseorang yang beragama dan sekaligus melaksanakan serta mengimani ajaran
agama, maka akan mengalami perubahan pada hidup dan kehidupannya.
Semuanya itu berarti, umat beragama, harus membuktikan bahwa hidup dan
kehidupannya sesuai dengan ajaran agama. Pada hakekatnya, perubahan diri
seseorang ketika ia menjadi umat beragama yang setia dan taat, menyangkut tiga
hal penting, yaitu iman, pengharapan, dan cinta kasih.