Anda di halaman 1dari 11

BAB 1

PENDAHULUAN

Tiap makhluk dalam evolusinya aka mengembangkan dirinya dengan berbagai


cara dan mekanisme dalam upaya menyesuaikan diri terhadap kondisi kehidupan
yang mungkin akan mengancamnya. Penyesuaian diri atau adaptasi sangat penting
bagi kehidupan manusia sebagai makhluk tertinggi tingkat perkembangannya.
Manusia telah mengadakan evolusi dalam penyeuaian anatomis yang bermaksud
untuk melindiunginya ecara struktural maupun fisiologis. Hali ini untuk
membantu kebutuhan bagi afeksi, keamanan pribadi, maka pribadi dan pertahanan
terhadap efek yang mungkin akan menganggu.
Melalui proses perkembangan eeorang memerlukan berbagai teknik psikologis
guna mempertahankan dirinya. Seseorang membangun rencana pertahanan untuk
menangani baik anxietas, agresif, permusuhan, kebencian maupun frustasi.
Dengan demikian mekanisme mental berfungsi untuk melindungi seseorang
terhadap bahaya yang berasal dari impuls atau afeknya.

1
A. Definisi
Menurut Sigmund Freud, Mekanisme Pertahanan Ego (MPE) bersumber dari
bawah sadar (unconscious) yang digunakan Ego untuk mengurangi konflik
antaradunia internal seseorang dengan realitas eksternal. Fungsi pertama dan utama
defense mechanism adalah untuk mempertahankan diri dalam menghadapi realitas
eksternal yang penuh tantangan. Bila realitas eksternal menuntut terlalu banyak,
melebihi kapasitas diri untuk mengatasinya, makakepribadian akan mengaktifkan
defense mechanism. Begitu pula sebaliknya, bila hasrat dan dorongan dari dalam diri
terlalu kuat, dan bila dorongan itu akan mengancam keharmonisan relasi individu
dengan realitas eksternal, maka defense mechanism akan diaktifkan untuk
meredamnya.
Freud menggunakanistilah mekanisme pertahanan ego untuk menunjukkan proses
tak sadar yangmelindungi individu dari kecemasan melalui pemutarbalikan
kenyataan. Pada dasarnyastrategi-strategi ini tidak mengubah kondisi objektif bahaya.
MPE hanya mengubah cara individumempersepsi atau memikirkan masalah itu.
Dalam teori psikoanalitik yang dikemukakan Freud, istilah mekanisme pertahanan
ego cenderung dikonotasikan negatif. Mekanisme ini dianggap maladaptif dan
patologis. Namun, setelah berkembangnya ego psychology, konsepsi mengenai MPE
telah berubah. Menurut teori ini, ego defense merupakan mekanisme psikis yang kita
perlukan untuk adaptif dengan realitas eksternal. Bila individu menggunakan defense
mechanism secara efektif dan sesuai dengan tahapan perkembangannya, maka
dikatakan individu tersebut menggunakan defense mechanism yang matang. Bila
individu menggunakan defense mechanism yang tidak efektif dan tidak sesuai dengan
tahapan perkembangannya, dikatakan individu tersebut menggunakan defense
mechanism yang tidak matang, atau bahkan archaic (primitif).Seperti yang telah
dikemukakan di atas, defense mechanism adalah mekanisme pertahanan yang
diperankan oleh Ego.

B. Id,Ego, dan super ego


Ketiga struktur ini memiliki fungsi dan tugas masing- masing.Dalam teori itu
dikemukakan.

2
 Id adalah struktur kepribadian yang orisinil, bersifat impulsif dan paling
primitif. Pada mulanya, yang ada adalah Id. Id terletak di ketidaksadaran,
sehingga tidak bersentuhan langsung dengan realitas. Oleh karena itu, Id
dikenal dengan istilah pleasure principal. Pleasure principal berprinsip pada
kesenangan dan berusaha menghindari rasa sakit. Id-lah yang memunculkan
berbagai hasrat dan dorongan dasar yang kemudian menggerakkan tingkah
laku. Dua dorongan dasar yang utama adalah dorongan seksual dan dorongan
agresi. Ada kesan bahwa Id berisi segala sesuatu yang buruk dalam diri
manusia. Sesungguhnya tidak demikian. Dorongan dan hasrat dari Id, yakni
seksualitas dan agresivitas menjadi baik atau buruk, tergantung dari
pengarahan yang dilakukan. Struktur kepribadian yang bertugas
mengarahkan berbagai dorongan Id agar tidak bertentangan dengan realitas
eksternal adalah Ego.
 Ego merupakan komponen kepribadian yang bertugas sebagai eksekutor.
Sistem kerjanya memakai prinsip realistic karena struktur keperibadian ini
memang bersentuhan langsung dengan realitas eksternal. Ego mengatur
interaksi dan transaksi antara dunia internal individu dengan realiitas
eksternal. Untuk melaksanakan tugas itu. Ego memiliki tiga fungsi, yaitu
reality testing, identify dan defense mechanism. Reality testing adalah
kemampuan utama Ego, yaitu untuk mempersepsi realitas. Kemudian Ego
akan menyesuaikan diri sedemikian rupa agar dapat menguasai realitas
tersebut. Identify adalah fondasi kepribadian. Identitas terbentuk sejak awal
kehidupan, mengalami krisis di masa remaja, dan terus berkembang dalam
perjalanan hidupnya. Pembentukan identitas terjadi melalui interaksi individu
dengan orang- orang yang penting dalam kehidupannya.
 Superego merupakan kekuatan moral dan etik dari kepribadian. Superego
merupakan struktur kepribadian (bagian dari dunia internal) yang mewakili
nilai- nilai realitas eksternal. Superego memakai prinsip idealistic (idealistic
principle), yakni mengejar hal- hal yang bersifat moralitas. Superego
mendorong individu untuk mematuhi nilai- nilai yang berlaku di realitas
eksternal. Hal ini dilakukan untuk menghindari konflik antara individu
dengan realitas eksternal. Superego diibaratkan sebagai “polisi internal” yang
mendorong kita untuk tidak melanggar nilai dan norma yang berlaku dalam
realitas eksternal, dengan atau tanpa orang lain yang mengawasi.

3
C. Penggunaan ego sebagai mekanisme pertahanan
Energi id akan meningkat karena rangsangan sehingga akan
menimbulkan kecemasan atau pengalaman tidak menyenangkan dan menguasai
ego agar bertindak secara konkrit dalam memenuhi rangsangan tersebut sesegera
mungkin. Disisi lain super ego berusaha untuk menentang dan menguasai ego
agar tidak memenuhi hasrat dari id karena tidak sesuai dengan konsep ideal. Ego
berusaha sekuat mungkin menjaga kestabilan hubungannya dengan id dan
superego namun ketika kecemasan begitu menguasai ego harus berusaha
mempertahankan diri. Secara tidak sadar orang akan bertahan dengan cara
memblokir seluruh dorongan-dorongan tersebut menjadi wujud yang lebih dapat
diterima dan tidak terlalu mengancam.

D. Fungsi mekanisme pertahanan


Mekanisme pertahanan digunakan sebagai pertahanan diri dalam
menghadapi realitas eksterna yang penuh tantangan. Jika relitas ekterna menuntut
terlalu banyak, melebihi kapasitas untuk mengatasinya maka kepribadian akan
mengaktifkan defense mechanism. Begitu pula sebaliknya, bila hasrat dan
dorongan dari dalam diri terlalu kuat dan bila dorongan itu mengancam
keharmonisan relasi individu dengan realitas eksterna , maka defense mechanism
akan diaktifkan untuk meredamnya.

E. Klasifikasi Mekanisme Pertahanan Ego


Berdasarkan buku Dinamika Kepribadian (Arif, 2006), mekanisme pertahanan
ego dikelompokkan menjadi tiga, yakni:
 Mekanisme Pertahanan Ego yang Tergolong Matang (Mature)
1. Sublimasi
Sublimasi adalah mekanisme yang mengubah atau mentrasformasikan dorongan-
dorongan primitif, baik dorongan seksual dan agresi, menjadi dorongan yang
sesuai dengan norma dan budaya yang berlaku di realitas eksternal.
Misalnya: dorongan seksual diubah menjadi dorongan kreatif untuk menghasilkan
karya seni; dorongan agresi diubah menjadi daya juang untuk mencapai suatu
tujuan.

4
2. Kompensasi
Kompensasi merupakan upaya untuk mengatasi suatu kekurangan dalam suatu
bidang dengan cara mengupayakan kelebihan di bidang lain.
Misalnya: seseorang yang tidak memiliki prestasi akademik yang baik memiliki
prestasi olahraga yang sangat baik.

3. Supresi
Supresi merupakan satu- satunya mekanisme pertahanan ego yang dilakukan
secara sadar. Supresi merupakan upaya peredaman kembali suatu dorongan
libidinal (dorongan Id) yang berpotensi konflik dengan realitas eksternal.
Peredaman dorongan ini dianggap telah melalui suatu pertimbangan rasional.
Contoh: salah seorang teman Anto menyinggung dan membangkitkan amarah dan
dorongan agresinya. Namun, Anto meredam kembali dorongan untuk bertindak
agresi secara impulsif karena akan mengakibatkan dampak yang serius pada relasi
saya dengannya. Kemudian, Anto memilih untuk mengungkapkan perasaan secara
asertif di waktu yang lebih tepat.

4. Humor
Melalui humor, seseorang dapat mengubah penghayatan akan suatu peristiwa yang
tidak menyenangkan menjadi menyenangkan. Humor juga dapat berfungsi
menyalurkan agresivitas tanpa bersifat destruktif.
Misalnya: menertawakan diri sendiri ketika apa yang dikehendaki tidak tercapai.

 Mekanisme Pertahanan Ego yang Tergolong Tidak Matang (Immature)


1. Represi
Represi adalah upaya meredam suatu dorongan libidinal yang berpotensi konflik
dengan realitas eksternal. Yang membedakannya dengan supresi adalah represi
dilakukan tanpa membiarkannya sadar terlebih dahulu. Oleh karena dorongan
yang diredam ini tidak melalui kesadaran, orang yang bersangkutan tidak
mungkin mengolahnya secara rasional.
Contoh: seseorang yang kurang asertif mungkin akan lebih sering mengggunakan
represi untuk meredam kemarahan dan agresivitanya ketika ia tidak berani

5
menolak hal- hal yang tidak disukainya. Dari luar kelihatan sabar, tetapi
diketidaksadarannya dipenuhi gejolak amarah.
Dibutuhkan energi psikis yang lebih besar untuk melakukan represi dibandingkan
dengan supresi. Hal ini dapat menyebabkan kepribadian melemah. Saat
kepribadian semakin lemah, represi yang dilakukan semakin tidak efektif.
Dorongan yang hendak diredam seringkali lolos dengan berbagai cara. Misalnya:
fenoma slip of the tongue, yaitu ketika suatu ucapan yang netral menjadi agresif
ataupun porno. Fenomena latah juga termasuk di dalamnya. Orang yang
sungguh- sungguh latah akan mengucapkan kata- kata porno saat ia latah.

2. Proyeksi
Proyeksi merupakan mekanisme di mana seseorang secara psikis menolak dan
mengeluarkan bagian diri yang tidak dikehendakinya. Bagian yang tidak
dikehendakiini tampil pada orang lain. Orang yang melakukan proyeksi tidak
dapat mengenali tampilan yang dilihatnya pada orang lain sebagai bagian dari
dirinya.
Contoh: seseorang yang tidak mengenal hasrat seksual yang bergejolak dalam
dirinya akan melihat kebanyakan orang lain berpikir dan bertingkah laku porno.

3. Introyeksi
Mekanisme ini dilakukan dengan cara “mengambil alih” suatu ciri kepribadian
yang ditemukannya pada orang lain. Hal ini menyebabkan terjadinya perubahan
struktur kepribadian pada orang yang bersangkutan.
Contoh: dalam beberapa organisasi tertentu, senior sering memberikan tekanan
psikis yang sangat berat kepada anggota baru. Dalam kondisi stress berat,
anggota baru tersebut akan lebih mudah mengintroyeksikan tindakan seniornya
ini. Untuk perlindungan diri, para anggota baru tersebut mengubah salah satu
struktur kepribadiannya, serupa dengan senior yang “menyiksanya”.

4. Reaksi Formasi
Reaksi formasi merupakan suatu upaya melakukan hal yang sebaliknya untuk
melawan suatu dorongan internal yang dapat menimbulkan konflik.
Contoh: seorang yang memiliki hasrat seksual yang tinggi berlaku seolah- olah
dia sangat membenci segala sesuatu yang berbau seks.

6
5. Undoing
Undoing adalah upaya simbolik untuk membatalkan suatu impuls yang telah
terwujud menjadi tingkah laku. Hal ini biasanya dilakukan dengan melakukan
ritual tertentu.
Contoh: seseorang tidak dapat menahan diri untuk melakukan masturbasi.
Kemudian dia menyesal dan melakukan upaya untuk “membersihkan”
pelanggaran yang dia lakukan dengan suatu ritual, misalnya mandi dan mencuci
tangan. Hal ini akan berulang kali dilakukannya bila dia mengulang perbuatan
masturbasi.

6. Rasionalisasi
Rasionalisasi adalah upaya mendistorsikan persepsinya akan suatu realitas.
Pikiran akan memberikan alasan- alasan yang kelihatannya masuk akal. Hal ini
dilakukan agar suatu kenyataan yang semula berbahaya dan dapat mengguncang
kepribadiannya, menjadi lebih mudah diterima.
Misalnya: bagi seorang yang self-esteemnya rapuh, penolakan cinta dari lawan
jenis akan mengguncang kepribadiannya. Orang yang bersangkutan kemudian
melakukan rasionalisasi dengan mendistorsikan kenyataan. Dia beranggapan
bahwa lawan jenis tersebut menolaknya karena merasa tidak layak untuk menjadi
kekasihnya.

7. Isolasi
Isolasi merupakan suatu cara untuk meredam suatu aspek yang dianggap paling
berbahaya. Akibatnya, kepribadian menghayati pengalaman tersebut secara
parsial tidak utuh. Seorang yang harmonis dengan realitas eksternal dapat
menghayati pengalaman hidupnya secara utuh. Keutuhan itu dapat dilihat dari
aspek kognitif (pikiran), afektif (perasaan) dan konatif (tingkah laku).
Misalnya: ketika seorang mendapat bonus gaji, orang tersebut akan memikirkan
hal- hal yang menyenangkan. Perasaan akan gembira dan wajahnya berseri- seri
pada hari itu. Pada orang yang melakukan isolasi, contoh: seseorang yang tidak
sanggup menerima kenyataan bahwa orang yang paling dikasihinya meninggal
tidak merasa sedih dan tidak menunjukkan kesedihan. Yang ada hanyalah

7
perasaan hampa. Sesungguhnya kesedihan yang dialami orang tersebut sangat
besar, lebih besar dari yang sanggup ditanggungnya sehingga ia memendamnya.
Hal ini tidak sehat karena akan mengganggu kepribadian di masa yang akan
datang.

8. Intelektualisasi
Mekanisme ini terlalu menonjolkan aspek inteleknya secara berlebihan.
Tujuannya untuk mengkompensasi bagian kepribadian lain yang kurang.
Contoh: seorang yang kurang terampil menjalin relasi sosial yang hangat dengan
orang lain, memperlihatkan upaya yang terlalu besar untuk menonjolkan
kepintarannya.

9. Displacement
Displacement dilakukan dengan cara mengganti objek yang menjadi sasaran
kemarahan.
Misal: seseorang sangat marah terhadap atasannya karena penghinaan yang
dilakukan sang atasan. Namun, karena tidak mungkin melampiaskan
kemarahannya, dia mengalihkan dorongan tersebut kepada orang lain. Misalnya
kepada bawahannya yang mungkin hanya melakukan kesalahan kecil.

10. Denial
Denial merupakan suatu mekanisme dengan menyangkal bahwa suatu peristiwa
sungguh- sungguh terjadi. Hal ini dilakukan karena tidak sanggup menerima
kenyataan tersebut.

11. Regresi
Regresi artinya mundur secara mental dari suatu tahap perkembangan. Hal ini
dilakukan karena seseorang tidak sanggup atau mengalami kesulitan untuk maju
ke tahap perkembangan selanjutnya.
Misalnya: seorang bapak paruh baya yang tidak merasa dengan dirinya yang
semakin tua, kembali ke fase phallic. Sehingga ia akan menunjukkan kegenitan
dan seductiveness.

 Mekanisme Pertahanan Ego yang Tergolong Primitif (Archaic)

8
1. Splitting
Splitting adalah mekanisme yang dilakukan bayi untuk memudahkannya
menangani berbagai pengalaman yang dialaminya. Splitting membagi suatu objek
atau pengalaman menjadi dua, yakni baik dan buruk. Mekanisme ini tidak
mampu melihat daerah “abu- abu” di antaranya. Secara primitif, hal yang
menyenangkan akan dihayati baik sedangkan yang tidak menyenangkan akan
dihayati tidak baik. Semakin tumbuh dan kepribadian semakin matang, spiltting
jarang dilakukan. Mekanisme pertahanan ini biasanya dilakukan oleh orang
dengan gangguan mental yang berat.

2. Projective Identification
Defense mechanism ini jarang ditemui pada kepribadian yang cukup matang.
Mekanisme ini akan lebih sering ditemukan dalam kepribadian yang sangat
terganggu, misalnya pada pasien skizofrenia.

3. Primitive Idealization
Mekanisme ini dilakukan untuk mempertahankan harga diri mendasarnya (basic
self- esteem) ketika mengalami ancaman. Hal ini dilakukan dengan
mengidealisasikan orang lain dan kemudian mengembangkan kesatuan dengan
orang tersebut. Orang yang diidealisasikan akan dipandang sepenuhnya memiliki
nilai- nilai positif dan tidak memiliki nilai- nilai negatif sama sekali. Fantasi
kesatuan dengan orang tersebut akan membantu menambal harga diri yang
terluka.
Contoh: seseorang perempuan yang semasa kecilnya tidak pernah mendapat
kasih sayang dari orangtua, kemudian mengidealisasikan suaminya. Suaminya
dianggap sangat sempurna walaupun kenyataannya sangat kontras dengan
idealisasinya tersebut.

4. Omnipotence
Arti omnipotence adalah maha kuasa. Orang yang menggunakan mekanisme ini
menganggap dirinya maha kuasa dan mampu melakukan apapun juga, tidak takut
atau kuatir pada apapun juga. Mekanisme ini biasanya dilakukan oleh bayi pada
fase oral.

9
5. Manic Defense
Mekanisme pertahanan ego ini dikembangkan oleh Melanie Klein. Menurut
Klein, setiap orang memiliki dua posisi mental. Pertama adalah paranoid-
schizoid position, di mana seseorang merasa terpisah dari orang lain. Dia tida
dapat menghargai sepenuhnya keberadaan orang lain. Orang lain dipandang
sebagai objek- bukan subjek. Orang lain dipandang sebagai ancaman bagi diri
atau sarana pemuas kebutuhan semata. Posisi kedua adalah depressive position,
yaitu ketika seorang sepenuhnya menyadari keberadaan orang lain dan memiliki
ketergantungan terhadap mereka. Memandang orang lain sebagai subjek yang
juga memiliki perasaan dan pengalaman- pengalaman manusiawi yang serupa.
Menurut Klein, kita beralih dari satu posisi ke posisi yang lain. Saat berada dalam
posisi paranoid-skizoid kita cenderung menyakiti orang, baik dengan tindakan
aktual maupun khayalan. Saat berada dalam posisi depresi, kita menyadari bahwa
kita telah menyakiti orang lain. Kesadaran ini menimbulkan perasaan bersalah
dan takut kehilangan orang tersebut.
Pada manic defense, seseorang menyangkal bahwa ia sangat tergantung pada
orang yang dilukainya. Ia menyangkal takut kehilangan orang tersebut atau
menyangkal telah melakukan hal yang merugikan orang tersebut. mekanisme
manic defense bersikukuh pada fantasi bahwa ia akan tetap bahagia seorang diri
dan tidak membutuhkan orang lain.

10
DAFTAR PUSTAKA

1. Arif I S. PandanganTopografisdanPandanganStrukturalTentangKepribadian.
In:RoseHerlina, Eds. DinamikaKepribadian. Bandung: RefikaAditama; 2006:13-
24.
2. Arif I S. Defense Mechanism. In:RoseHerlina, Eds. DinamikaKepribadian.
Bandung: RefikaAditama; 2006:31-44.

11

Anda mungkin juga menyukai