Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN KASUS

HEPATITIS B
OLEH :

PEMBIMBING :
Dr. Happy Lauwrenz, Sp.PD, FINASIM
PENDAHULUAN

Hepatitis virus akut merupakan infeksi sistemik yang dominan menyerang

hati. Hampir semua virus hepatitis virus akut disebabkan oleh salah satu

dari lima jenis virus yaitu: virus hepatitis A (HAV), virus hepatitis B (HBV), virus

hepatitis C (HCV), virus hepatitis D (HDV) dan virus hepatitis E (HEV). Semua

jenis virus hepatitis yang menyerang manusia merupakan virus RNA kecuali

virus hepatitis B, yang merupakan virus DNA.


IDENTITAS
Nama/umur : AN. RP/ 22 th
Pekerjaan : Mahasiswa
Tanggal masuk : 2/04/2017

ANAMNESIS
KU : Nyeri perut kanan atas
AT : Nyeri perut kanan atas dialami sejak 1 minggu yang lalu, nyeri perut
terasa terus-menerus dan memberat 2 hari yang lalu sejak masuk rumah
sakit, mual ada, muntah tidak ada, dan ada rasa penuh pada perut. Nafsu
makan menurun ada. Demam ada sejak 1 minggu yang lalu dan menurun 1
hari yang lalu sejak masuk rumah sakit. Menggigil tidak ada. Pasien juga
mengeluh mata berwarna kuning dan merasa lemas.
Lanjutan…

Sakit kepala tidak ada, pusing tidak ada, batuk tidak ada, sesak tidak
ada. BAK warna kuning pekat seperti teh dan BAB lancar.
Riwayat penyakit sebelumnya : tidak ada
Riwayat keluhan yang sama : ada
Riwayat kontak dan pengobatan :
Riwayat berobat ke puskesmas tanpa cek darah dengan suspek hepatitis.
Riwayat mendapat transfusi tidak ada, minum jamu-jamuan disangkal.
Pasien belum pernah mendapatkan vaksin hepatitis saat dewasa.
Riwayat kebiasaan : Merokok dan minum alkohol. Riwayat berpergian ke
daerah endemis malaria tidak ada.
Riwayat keluarga : Adik kandung pernah menderita keluhan yang sama
Riwayat alergi : Tidak ada alergi obat-obatan dan makanan
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : baik Tanda – tanda vital :
Gizi : baik •TD : 100/70 mmHg
GCS : E4M6V5 •N : 81x/mnt
BB : 54 kg •P : 20x / mnt
TB : 167 cm •S : 36,4 C

Kepala
• Ekspresi : biasa
• Simetris wajah : simetris kiri dan kanan
• Deformitas : tidak ada

Mata
• Eksoptalmus/enoptalmus : (-) • Sklera : ikterus (+/+)
• Gerakan : dbn • Kornea : jernih
• Tekanan bola mata : tdk diperiksa • Pupil : bulat, isokor 2,5 mm/2,5 mm
• Kelopak mata : edema palpebra (-)
• Konjungtiva : anemis (-/-)
THT
• Tonsil : T0-T0 hiperemis (-)
• Faring : normal
• Lidah : normal
• Bibir : sianosis (-), pucat (-)

Thoraks
Inspeksi •Batas paru hepar : ics vi dekstra
•Bentuk : normochest, simetris kiri dan anterior
kanan •Batas paru belakang kanan
•Sela iga dalam batas normal setinggi columna vertebra thorakal
•Pembuluh darah tidak ada kelainan ix dekstra
•Lain lain (-) •Batas paru belakang kiri setinggi
Palpasi kolumna vertebra thorakal X sinistra
•Nyeri tekan (-) Auskultasi
•Fremitus raba simetris kiri dan kanan •Bunyi nafas : vesikuler
Perkusi •Bunyi tambahan : ronchi -/-,
•Paru kiri dan kanan sonor. wheezing -/-
Jantung
• Inspeksi : ictus cordis tdk nampak
• Palpasi : ictus cordis tidak teraba
• Perkusi : batas jantung kanan ICS 4 line parasternalis
dekstra, batas kiri jantung ICS 5 linea midclavicularis
sinistra
• Auskultasi : S1/S2 murni reguler

Abdomen
• Inspeksi : datar, ikut gerak napas
• Auskultasi : peristaltik (+) kesan normal
• Palpasi : Hepar teraba 3 jari di bawah arcus costa, tepi
tajam, permukaan rata, nyeri tekan (+) dan lien tidak
teraba
• Perkusi : Timpani, undulasi (-)
• Lain –lain : ascites (-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium
02 April 2017
Darah rutin
Leukosit : 4,6 x 10 3 /ul
HB : 15,9 g/dl
Trombosit : 167 x 10 3 /ul
Hitung Jenis
Neutrofil : 45,3
Limfosit : 40,7
Monosit : 11,6
Eosinofil : 2,0
Kimia Darah
HBsAg : Positif
ASSESMENT
Hepatitis B

PLANNING
Non Medikamentosa :
• Asupan kalori dan cairan yang adekuat
• Diet rendah lemak
• Pembatasan aktifitas fisik
Medikamentosa :
• Pemberian cairan
• Antiemetik
• Vitamin hati
• USG Abdomen
• Kontrol SGPT dan SGOT
• Bilirubin direct
• Ig M dan Ig G Anti-HBc
FOLLOW UP
03/04/2017

S: P:
Demam (-) • IVFD Futrolit 28 tpm
Nyeri peut (+) • Proliva 2x1
Lemas (+) • Drips Sohobion 1 g/TGC
O: SS/GB/CM • Heplav 1x1
• TD: 90/60mmHg • Domperidon 3x1
• Nadi: 72x/mnt • USG Abdomen
• Napas: 22x/mnt • Periksa SGOT /SGPT
• Suhu: 36,00C
• Anemis (-), ikterus (+)
• Peristaltik usus (+) kesan normal
A:
• Hepatitis B Akut
FOLLOW UP
04/04/2017

S: P:
Demam (-) • IVFD Futrolit 28 tpm
Nyeri perut (+) • Drips Sohobion 1 g/TGC
Lemas (+) • Heplav 1x1
O: SS/GK/CM • Proliva 2x1
• TD: 100/80mmHg • Periksa SGOT /SGPT
• Nadi: 64x/mnt
• Napas: 20x/mnt
• Suhu: 36,30C
• Anemis (-), ikterus (+)
• Peristaltik usus (+) kesan normal
• SGOT : 1668
• SGPT : 1125
• USG Abdomen : Hepatomegali
Ascites (Minimal)
A:
• Hepatitis B Akut
FOLLOW UP
05/04/2017

S: P:
Demam (-) • IVFD Futrolit 28 tpm
Nyeri perut (+) melilit • Drips Sohobion 1g/TGC
Lemas (+) • Heplav 1x1
O: SS/GB/CM • Proliva 2x1
• TD: 110/70mmHg
• Nadi: 64x/mnt
• Napas: 20x/mnt
• Suhu: 36,00C
• Anemis (-), ikterus (+)
• Peristaltik usus (+) kesan normal
A:
• Hepatitis B Akut
FOLLOW UP
06/04/2017

S: P:
Demam (-) • IVFD Futrolit 28 tpm
Nyeri perut (+) • Drips Sohobion 1g/TGC
Lemas (-) • Heplav 1x1
O: SS/GB/CM • Proliva 2x1
• TD: 100/60mmHg
• Nadi: 62x/mnt
• Napas: 22x/mnt
• Suhu: 36,50C
• Anemis (-), ikterus (+)
• Peristaltik usus (+) kesan normal
A:
• Hepatitis B Akut
FOLLOW UP
07/04/2017

S: P:
Demam (-) • IVFD Futrolit 28 tpm
Nyeri perut ber(-) • Drips Sohobion 1g/TGC
Lemas (-) • Proliva 2x1
O: SS/GB/CM • Periksa SGOT / SGPT
• TD: 110/70mmHg
• Nadi: 64x/mnt
• Napas: 20x/mnt
• Suhu: 36,00C
• Anemis (-), ikterus (+)
• Peristaltik usus (+) kesan normal
A:
• Hepatitis B Akut
FOLLOW UP
08/04/2017

S: P:
Demam (-) • IVFD Futrolit 28 tpm
Nyeri perut (-) • Drips Sohobion 1g/TGC
Lemas (-) • Curcuma 3x1
O: SS/GB/CM • Proliva 2x1
• TD: 110/70mmHg
• Nadi: 64x/mnt
• Napas: 20x/mnt
• Suhu: 36,00C
• Anemis (-), ikterus (-)
• Peristaltik usus (+) kesan normal
• Hasil SGPT : 202 U/L
SGOT : 210 U/L
A:
• Hepatitis B Akut
RESUME
Pasien An, RP, laki-laki, 22 tahun, masuk ke perawatan interna
Amarilis 3B di RSUD Kota Makassar dengan keluhan nyeri perut (+) regio
hipocondrium dextra dialami sejak 1 minggu yang lalu, nyeri perut terasa
terus-menerus dan memberat 2 hari yang lalu sebelum masuk rumah
sakit, mual (+) dan rasa penuh (+) pada perut. Nafsu makan menurun (+).
Demam (+) sejak 1 minggu yang lalu dan menurun 1 hari yang lalu
sebelum masuk rumah sakit. Pasien juga mengeluh mata berwarna
kuning 1 hari yang lalu dan merasa lemas. BAK warna kuning pekat
seperti teh dan BAB lancar. Riwayat kebiasaan merokok dan minum
alkohol. Riwayat adik kandung menderita keluhan yang sama.
Lanjutan…

Pada pemeriksaan fisik, didapatkan sakit sedang, gizi baik,


dan compos mentis. Didapatkan sklera tampak ikterus, pada
abdomen hepar teraba 3 jari di bawah arkus costa, tepi kasar,
permukaan rata, nyeri tekan (+). Pemeriksaan tes fungsi hati SGOT
dan SGPT meningkat, serta tes serologis HBsAg Positif.
Dari hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan penunjang
didapatkan diagnosis Hepatitis akut et causa virus hepatitis B.
Penanganan yang telah dilakukan meliputi terapi non
medikamentosa : asupan kalori dan cairan yang adekuat, diet
rendah lemak, dan pembatasan aktifitas fisik. Medikamentosa yaitu
pemberian IVFD Futrolit 28 tpm, drips sohobion 1g/TGC, domperidon
3x1, curcuma 3x1, heplav 1x1 dan proliva 2x1.
DISKUSI DAN PEMBAHASAN
Kasus yang dibahas adalah hepatitis B akut. Hepatitis merupakan
penyakit infeksi sistemik yang dominan menyerang hati, paling sering
disebabkan oleh virus meskipun hepatitis akut dapat disebabkan oleh
obat-obatan atau toksin. Pasien didiagnosis hepatitis B karena
berdasarkan pemeriksaan serologi didapatkan HbsAg positif.
Pada hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik didapatkan tanda
dan gejala dari penyakit hepatitis seperti nyeri perut kanan atas, riwayat
demam ada, penurunan nafsu makan, urin bewarna kuning pekat seperti
teh, sklera tampak ikterus dan pada abdomen hepar teraba 3 jari di
bawah arkus costa, tepi tajam, permukaan rata, nyeri tekan ada. Pada
pemeriksaan penunjang dengan USG ditemukan hepatomegali dan
acites yang minimal.
Lanjutan…

Keluhan utama nyeri perut hipocondrium dextra karena adanya


pembesaran atau distensi abdomen akibat adanya pembesaran hepar
sehingga terjadi peregangan kapsula glisoni dan inflamasi yang
disebabkan adanya infeksi oleh virus hepatitis yang merupakan target
organ bagi virus hepatitis B. Inflamasi yang terus menerus
mengakibatkan kerusakan sel hati dan terjadinya peningkatan bilirubin
sehingga tampak ikterus pada sklera.
Adanya riwayat demam 1 hari yang lalu sebelum masuk rumah
sakit merupakan tanda infeksi atau keganasan sebelum munculnya
keluhan lain seperti ikterus. Dimana pada pasien hepatitis umumnya
tidak mengalami gejala apapun selama fase infeksi akut.
Lanjutan…

Pada pasien, gejala hepatitis yang dialami masuk dalam fase


ikterus. Ikterus muncul 5 – 10 hari, tetapi dapat mucul bersamaan
dengan munculnya gejala. Setelah timbul ikterus jarang terjadi
perburukan gejala prodromal (seperti malaise, anoreksia, mual dan
muntah dan gejala flu), justru akan terjadi perbaikan klinis yang nyata.
Namun, untuk beberapa orang dengan hepatitis B akut memiliki gejala
yang mulai terlihat setelah masa inkubasi selama 3 minggu hingga 6
bulan.
Adapun ditemukan hepatomegali yang merupakan reaksi imun
tubuh terhadap sel hepatosit yang terinfeksi HBV dengan tujuan untuk
mengeliminir HBV tersebut.5 Pembesaran hati yang terjadi pada pasien
mendesak lambung sehingga pasien merasa tidak nyaman dan nafsu
makan berkurang.
Lanjutan…

Peningkatan bilirubin juga berpengaruh pada sistem ekskresi, baik


disebabkan oleh faktor fungsional maupun obstruktif, terutama
menyebabkan terjadinya hiperbilirubinemia terkonjugasi. Bilirubin
terkonjugasi larut dalam air, sehingga dapat dieskresi dalam urin dan
menimbulkan bilirubinuria serta urin yang gelap.
Pada pemeriksaan darah rutin pada awal masuk di Rumah Sakit
didapatkan hasil neutrofil 45,3%, limfosit 40,7%, dan monosit 11,6%
menandakan terjadinya proses infeksi. Pada hari ke-2 perawatan hasil dari
SGOT 1668 dan SGPT 1125 dimana pada stadium akut VHB ditandai
dengan SGOT dan SGPT meningkat >10 kali nilai normal.
Pengobatan yang dilakukan yaitu resusitasi cairan dengan IVFD
Futrolit, proliva untuk vitamin hati, heplav untuk antivirus, domperidon untuk
menghambat perangsangan muntah pada chemoreseptor trigger zone.
DEFINISI, ETIOLOGI & EPIDEMIOLOGI

Hepatitis B adalah infeksi yang terjadi pada hati yang disebabkan oleh
virus hepatitis B (HBV). Virus hepatitis merupakan virus jenis DNA.

Menurut data WHO 2014, lebih dari 240 juta penduduk di dunia
mengalami infeksi VHB kronis, dan lebih dari 780.000 orang per tahun
meninggal akibat komplikasi infeksi VHB akut maupun kronis. Indonesia
sendiri termasuk negara endemis VHB dengan seroprevalensi HBsAg
sebesar 9,4% dan pengidap karier 5-10% dari populasi umum.
PENULARAN HEPATITIS B

1. Melalui darah : penerima produk darah, pasien hemodialisa, pekerja


kesehatan
2. Transmisi seksual
3. Penetrasi jaringan perkutan atau permukosa : tertusuk jarum,
penggunaan alat medis yang terkontaminasi, penggunaan
bersama pisau cukur atau silet, tato, akupuntur, tindik, penggunaan
sikat gigi bersama
4. Transmisi maternal-neonatal
PATOFISIOLOGI
MANIFESTASI KLINIS
Gejala hepatitis akut terbagi dalam 4 tahap yaitu :

1. Fase Inkubasi
Merupakan waktu antara masuknya virus dan timbulnya gejala atau
ikterus. Fase inkubasi Hepatitis B berkisar antara 15-180 hari dengan rata-
rata 60-90 hari.

2. Fase Prodromal
gejala konstitusional seperti anoreksia, mual, muntah, malaise,
keletihan, atralgia, mialgia, sakit kepala, fotofobia, faringitis, dan batuk.
Dapat disertai dengan demam yang tidak terlalu tinggi.
Lanjutan…

3. Fase Ikterik
Gejala prodromal berkurang, namun ditemukan sclera ikterik
hepatomegali disertai nyeri tekan di area kuadran kanan atas abdomen.
Dapat ditemukan splenomegali, gambaran kolestatik.

4. Fase Konvalesens
Gejala kontitusional menghilang, namun masih ditemukan
hepatomegaly dan abnormalitas pemeriksaan kimia hati.
KRITERIA DIAGNOSIS INFEKSI VHB

Hepatitis B Akut diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis,


pemeriksaan fisis dan temuan serologis HbsAg positif dan IgM anti
Hbc (+).
Lanjutan..

Pola HBsAg Anti HBs Anti HBc Interfretasi

1 + - - Hepatitis B akut dini

a. Hepatitis B akut
2 + - +
b. Hepatitis B kronis

3 - + + Sembuh dari Hepatitis B

a. Infeksi yg sudah lama berlangsung


4 - + -
b. Sesudah sembuh

a. Imun sesudah sembuh Hepatitis (IgG)


+ b. Baru sembuh dari Hepatitis pada masa
5 - -
++ Jendela (IgM)
c. Pengidap HBsAg tingkat rendah
DIAGNOSA BANDING

Hepatitis Alkoholik
Penyakit hati oleh karena obat atau toksin
PENATALAKSANAAN
Umunya bersifat suportif, dianjurkan beristirahat cukup pada periode
simptomatis. Aktifitas fisik yang berlebihan dan berkepanjangan harus
dihindari.

Sekitar 95% kasus hepatitis B akut akan mengalami resolusi spontan


tanpa terapi antiviral.
TERIMAKASIH 

Anda mungkin juga menyukai