Disusun Oleh :
Fadjriansyah Wahid N 111 15 049
Reska Perdana N 111 15 028
Rifka Ulfa Rosyida N 111 17 092
PEMBIMBING :
Dr. dr. Annisa Anwar Muthaher, S.H, M.Kes, Sp.F
Sepanjang perjalanan sejarah dunia Kedokteran, banyak defenisi dan paham mengenai
bioetika yang dilontarkan oleh para ahli etika dari berbagai belahan dunia. Pendapat pendapat
ini dibuat untuk merumuskan suatu pemahaman bersama tentang apa itu bioetika.
Bioetika berasal dari kata bios yang berati kehidupan dan ethos yang berarti norma-norma
atau nilai-nilai moral. Bioetika merupakan studi interdisipliner tentang masalah yang
ditimbulkan oleh perkembangan di bidang biologi dan ilmu kedokteran baik skala mikro
maupun makro, masa kini dan masa mendatang. Bioetika mencakup isu-isu sosial, agama,
ekonomi, dan hukum bahkan politik. Bioetika selain membicarakan bidang medis, seperti
abortus, euthanasia, transplantasi organ, teknologi reproduksi butan, dan rekayasa genetik,
membahas pula masalah kesehatan, faktor budaya yang berperan dalam lingkup kesehatan
masyarakat, hak pasien, moralitas penyembuhan tradisional, lingkungan kerja, demografi, dan
sebagainya. Bioetika memberi perhatian yang besar pula terhadap penelitian kesehatan pada
manusia dan hewan percobaan.
Terrorisme secara kasar merupakan suatu istilah yang digunakan untuk penggunaan
kekerasan terhadap penduduk sipil/non kombatan untuk mencapai tujuan politik, dalam skala
lebih kecil daripada perang . Dari segi bahasa, istilah teroris berasal dari Perancis pada abad
18. Kata terrorisme yang artinya dalam keadaan terror ( under the terror ), berasal dari bahasa
Latin ”terrere” yang berarti gementaran dan ”detererre” yang berarti takut.
Istilah terrorisme pada awalnya digunakan untuk menunjuk suatu musuh dari sengketa
teritorial atau kultural melawan ideologi atau agama yang toksin, secara disengaja dengan
tujuan membunuh, melukai atau melumpuhkan musuh. Pada kenyataannya bioterrorisme tidak
hanya menyerang manusia, tetapi juga hewan dan tanaman.
Penyakit infeksi yang diakibatkan bioterrorisme dapat menyebabkan angka kesakitan dan
kematian yang besar, kepanikan masal dan kekacauan sosial. Serangan bioterrorisme juga
menyebabkan kerugian materi yang besar, akibat lumpuhnya ekonomi karena kepanikan
masyarakat, biaya vaksin atau obat-obatan profilaksis yang harus diberikan dan proses
dekontaminasi yang harus dilakukan.
Serangan bioterrorisme mungkin tidak disadari sampai timbul korban dalam jumlah besar.
Hal ini disebabkan karena penyebarannya yang dilakukan secara diam-diam, adanya tenggang
waktu antara paparan dengan munculnya gejala penyakit, dan sebagian besar dokter/paramedis
tidak pernah menjumpai kasus penyakit antraks, pes, cacar dan penyakit lain akibat serangan
bioterrorisme serta adanya kesulitan dalam pemeriksaan laboratorium untuk menegakkan
diagnosa.
Kesehatan global adalah kesehatan penduduk dalam lingkup global. Kesehatan global
didefinisikan sebagai "bidang studi, penelitian, dan praktik yang mengutamakan perbaikan
kesehatan dan pemerataan kesehatan untuk semua orang di dunia". Permasalahan yang
melintasi perbatasan negara atau berdampak global secara politik dan ekonomi sering menjadi
perhatian utama. Karena itu, kesehatan global lebih berfokus pada perbaikan kesehatan seluruh
dunia, pengurangan kesenjangan, dan perlindungan terhadap ancaman global yang tidak
memandang batas negara. Kesehatan global berbeda dengan kesehatan internasional,
cabang kesehatan masyarakat yang berfokus pada negara-negara berkembang dan bantuan
asing dari negara-negara maju.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2) Non-Maleficence
Non-maleficence bermaksud tidak merugikan adalah berdasarkan prinsip
Primum non nocere yang bermaksud above all do no harm atau yang terpenting
tidak merugikan. Ini adalah prinsip dasar yang diambil dari tradisi Hipokratik. Asas
non-malificence ialah kita berkewajiban untuk tidak mencelakakan. Kerugian yang
harus dihindar terutama adalah kerugian fisik atau bisa meliputi juga kerugian
terhadap kepentingan seseorang. Metode tradisional untuk memeriksa boleh tidak
adanya resiko atau efek-efek yang merugikan adalah prinsip double effect. Prinsip
double effect ini harus memenuhi empat syarat. Pertama, apa yang mau kita lakukan
tidak boleh bersifat tidak baik dari segi moral. Kedua, kerugian yang sedang kita
pertimbangkan itu tidak boleh menjadi sarana untuk mencapai efek yang baik.
Ketiga, efek yang tidak baik atau merugikan itu tidak boleh dimaksudkan. Dan yang
keempat, harus ada alasan proposional untuk melakukan perbuatannya,
bagaimanapun akibat perbuatan itu. Kewajiban dokter untuk menganut ini
berdasarkan hal seperti pasien dalam keadaan sangat darurat atau beresiko hilangnya
sesuatu yang penting, dokter sanggup mencegah bahaya atau kehilangan tersebut,
tindakan dokter tadi efektif, dan bermanfaat bagi pasien lebih banyak daripada
kerugian dokter. Non-malficence mempunyai ciri-ciri:
Menolong pasien emergensi
Mengobati pasien yang luka
Tidak membunuh pasien
Tidak memandang pasien sebagai objek
Tidak menghina/mencaci maki pasien
Melindungi pasien dari serangan
Tidak membahayakan pasien karena kelalaian
Memberikan semangat hidup
3) Autonomy
Autonomy atau self-determination adalah suatu bentuk kebebasan bertindak, di
mana seseorang mengambil keputusan sesuai dengan rencana yang ditentukan
sendiri tanpa hambatan, paksaan atau campur tangan pihak luar. Terdapat dua unsur
autonomy, yang pertama adalah kemampuan untuk mengambil keputusan tentang
suatu rencana bertindak yang tertentu. Yang kedua, harus mampu untuk
mewujudkan rencananya menjadi kenyataan. Autonomy menuntut bahwa kita
sendiri menentukan siapakah kita ini dan bersedia untuk bertanggungjawab atas
pilihan itu. Autonomy seorang pasien ialah pasien sebagai manusia yang berakal
budi tidak boleh dijadikan semata-mata alat tetapi tujuan. Prinsip autonomy adalah
dasar dari doktrin informed consent. Tindakan medis terhadap pasien harus
mendapat persetujuan dari pasien dulu, setelah diberi informasi dan penerangan.
Kaidah autonomi mempunyai prinsip:
Menghargai hak menentukan nasib sendiri
Menjaga rahasia pasien
Melaksanakan informed concent
Membiarkan pasien dewasa mengambil keputusan sendiri
Menjaga hubungan
Tidak membohongi pasien meskipun demi kebaikan pasien
Mencegah pihak lain untuk mengintervensi pasien dalam membuat keputusan
Tidak menghalangi autonomi pasien
4) Justice
Justice bermaksud keadilan. Keadilaan adalah pembagian manfaat dan beban,
serta pembagian barang dan jasa menurut standar yang adil. Justice adalah memberi
perlakuan yang sama untuk setiap orang. Memberi sumbangan relatif terhadap
kebahagiaan diukur dari kebutuhan mereka. Menurut pengorbanan relatif sama,
diukur dengan kemampuan mereka. Terdapat dua jenis keadilan, keadilan
komparatif dan distributif. Keadilan komparatif adalah apa yang diterima oleh satu
orang atau grup ditentukan dengan membandingkan orang atau grup lain yang juga
berhak berdasarkan kebutuhan. Keadilan distributiv adalah kebajikan membagikan
dengan cara merata secara material kepada setiap orang andil yang sama, setiap
orang sesuai dengan kebutuhannya, setiap orang sesuai upayanya, sesuai
kontribusinya jasanya. Kasus-kasus yang sejenis harus diperlakukan dengan cara
sejenis dan kasus-kasus yang tidak sejenis boleh diperlakukan dengan cara tidak
sejenis. Ciri-ciri justice:
Menghargai hak sehat pasien
Menghargai hak orang lain
Meminta partisipasi pasien sesuai dengan kemampuannya
Menghormati hak populasi yang sama rentan penyakit
Menjaga kelompok rentan
Menghargai hak hukum pasien
2.3 Bioterorism
A. Definisi
4. Bellamy RJ, Freedman AR, 2001. Bioterrorism. QJ Med Vol 94, 227-34
5. CDC, 2001. Investigation of Anthrax Associated With Intentional Exposure and Interim
Public Health Guidelines. p. 2086-90
6. Cieslak TJ, Christopher GW, Eitzen EM, 2005. Bioterrorism Alert for Health Care
Workers. Bioterrorism and Infectious Agents : A New Dilemma for the 21st Century,
217-36
7. Noji, EK, 2001. Bioterrorism : A New Global Environmental Health Threat. Global
Change and Human Health Vol 2, 2-10