Anda di halaman 1dari 15

3.1.

3 Methode (M3)
3.1.3.1 MAKP
Metode yang diterapkan di Ruang Dahlia I Rumah Sakit
Umum Daerah Ngudi Waluyo Wlingi adalah menggunakan model
TIM Modifikasi :

KEPALA RUANGAN
Robi Kurniawan, S.Kep., Ns

KETUA TIM 1 KETUA TIM 2


Wiwit Sri W, S.Kep., Ns. Robi Kurniawan, S.Kep., Ns

ANGGOTA : ANGGOTA :
1. Dwi Puspitasari, Amd.Kep - Hesti Sri Agustin, Amd. Kep
2. Rachmad Wijaya, S.Kep., Ns - Reni Nopita S, Amd. Kep
3. Septiananda Cridialis, Amd. - Eko Wiyono, Amd. Kep
Kep - Anas Arif C., Amd. Kep
4. Iswahyuni, AMK - Candra Sasmita A.N., Amd.
5. Mokhamad Rifa’i, AMK Kep
6. Ratna Hayati, Amd.Kep. - Yukaikah, Amd.Kep
7. Sukarno, AMK - Mochtar Fauzi, S. Kep, Ns.

Metode penugasan yang diterapkan di Ruang Dahlia I


adalah metode Tim Modifikasi yang mana secara struktural terdiri
atas kepala ruangan, selanjutnya perawat yang ada di ruangan
dibagi menjadi 2 tim, yaitu tim I yang bertanggung jawab
memberikan asuhan keperawatan pada kamar kelas 1 dan tim II
pada kamar kelas 2. Masing-masing tim diketuai oleh perawat
primer/ketua tim yang didalamnya terdapat perawat pelaksana
yang dibagi berdasarkan jumlah perawat yang dinas.
Dalam proses pendelegasian tugas, wewenang dan
tanggung jawab apabila ada perawat yang tidak masuk maupun
cuti sepenuhnya ditentukan oleh kepala ruangan dengan
mempertimbangkan kebutuhan dan ketersediaan tenaga
keperawatan. Dan dilakukan ttd dengan ka. bagian keperawatan
dan direktur di Rumah Sakit Ngudi Waluyo Blitar.

25
3.1.3.2 Fungsi Manajemen Keperawatan
a. Kepala Ruang
Adapun tugas Kepala Ruangan sebagaimana pada tabel dibawah ini yaitu sebagai
berikut:
Tabel Uraian Tugas dan Tanggung Jawab Kepala Ruangan

No. Uraian Tugas Dan Tanggung Jawab Dilakukan


Kepala Ruangan
1 Membuat rencana mingguan dan harian 100%
2 Mengorganisir pembagian tim dan pasien
sesuai jumlah perawat dan kebutuhan 100%
pasien
3 Menciptakan iklim komunikasi yang terbuka
dengan semua staf dengan mengadakan
pre dan post conference, pertemuan 100%
ruangan dan rutin memberikan umpan balik
tentang prestasi kerja stafnya
4 Memberi pengarahan kepada seluruh staf
100%
yang ada diruangannya
5 Melakukan pengawasan terhadap seluruh 100%
kegiatan yang ada diruangannya
6 Memfasilitasi kolaborasi tim dengan 100%
anggota tim kesehatan lainnya
7 Melakukan audit asuhan dan pelayanan 33,3%
keperawatan diruangannya, kemudian
menindak lanjutinya
Rata-rata prosentase 90,4%

Berdasarkan tabel diatas, didapatkan hasil bahwa Kepala Ruang dalam


menjalankan fungsi manajemen keperawatan dengan rata-rata prosentase sebesar
90,4%, hasil tersebut telah dilakukan dengan baik. Namun terdapat hal terkait dengan
audit asuhan dan pelayanan. keperawatan perlu ditindaklanjuti untuk meningkatkan
kualitas asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien serta sebagai salah satu
bentuk dari supervisi.

26
b. Ketua Tim
Evaluasi Ketua Tim
No. Kegiatan Dilkukan
I Identifikasi perawat primer
1. Memberi nama perawat dan pasien pada 100%
papan perkembangan 100%
2. Memberi nama perawat asosiet
II Deskripsi catatan pasien saat masuk
1. Data dasar lengkap 100%
2. Terdapat rencana asuhan keperawatan 100%
3. Pengkajian fisik lengkap 100%
III Rencana asuhan keperawatan
1. Diagnosa keperawatan diidentifikasi 100%
2. Tujuan yang diharapkan diidentifikasi 100%
3. Tindakan keperawatan diidentifikasi 100%
4. Tujuan pemulangan pasien diidentifikasi 100%
5. Terdapat tanda tangan PP pada rencana 100%
keperawatan
IV Catatan keperawatan saat pemindahan
pasien
1. Pengkajian fisik lengkap 100%
2. Terdapat rencana keperawatan 100%
3. Terdapar catatan pemulangan 100%
4. Terapat resume yang ditanda tangani PP 100%
V Dokumentasi pendidikan kesehatan psien
1. Terdapat dokumentasi pendidikan 100%
keperawatan 100%
2. Terdapat dokumentasi tentang respon pasien
VI Wawancara dengan pasien
A. Siapa nama perawat primer anda? 0%
B. Jika jawaban A “ya”
1. Apakah perawat primer telah mendiskusikan 0%
rencana asuhan keperawatan saudara?
2. Apakah perawat primer telah mendiskusikan
mengenai rencana pulang dari rumah sakit? 0%
VII Wawancara dengan perawat primer
1. Apakah saudara melakukan ronde dengan 100%
PA? 100%
2. Apakah saudara memberi bimbingan kepada 100%
PA?
3. Apakah saudara menilai PA tentang 100%
pemanfaatan rencana perawatan pasien?
4. Apakah saudara menilai dokumentasi yang
dilakukan PA?
VIII Wawancara dengan perawat asosiet
1. Apakah saudara mendapat bimbingan dari 100%
perawat primer? 100%
2. Apakah saudara menggunakan rencana
perawatan sebagai acuan dalam 100%

27
melaksanakan tindakan keperawatan? 100%
3. Apakah saudara mendokumentasikan tindakan
yang sudah dilakukan?
4. Apakah dokumentasi tindakan yang dilakukan
disertai dengan tanda tangan saudara?
Rata-rata prosentase 88,8%

Hasil dari pengkajian Ketua TIM dalam menjalankan fungsi manajemen


keperawatan sudah dilakukan 88,8%%. Sehingga dapat dikatakan fungsi tersebut
dijalankan dengan cukup baik. Peran fungsi Ketua TIM perlu dipertahankan dan di
tingkatkan.
c. Perawat Pelaksana
Perawat pelaksana yang secara langsung dibawahi oleh Ketua Tim memiliki
uraian tugas tersendiri dalam fungsi manajemen keperawatan. Adapun tugas Perawat
Pelaksana sebagaimana pada tabel dibawah ini yaitu sebagai berikut:
Tabel Uraian Tugas Perawat Pelaksana
No Kegiatan Dilakukan
a Memberikan pelayanan keperawatan secara langsung
berdasarkan proses keperawatan dengan sentuhan
kasih
1) Menyusun rencana perawatan sesuai dengan 100%
masalah klien. 100%
2) Melaksanakan tindakan perawatan sesuai dengan
rencana. 100%
3) Mengevaluasi tindakan keperawatan yang telah
diberikan. 100%
4) Mencatat atau melaporkan semua tindakan perawatan
dan respon klien pada catatan perawatan
B Melaksanakan program berikut dengan penuh
tanggung jawab
1) Pemberian obat. 100%
2) Pemeriksaan laboratorium. 92,8%
3) Persiapan klien yang akan operasi 100%
C Memperhatikan keseimbangan kebutuhan fisik,
mental, sosial, dan spiritual klien
1) Memelihara kebersihan klien dan lingkungan. 100%
2) Memberikan rasa aman, nyaman kepada klien. 100%
3) Pendekatan dan komunikasi terapeutik 100%
d Mempersiapkan klien secara fisik dan mental untuk 100%
menghadapi tindakan perawatan dan pengobatan
atau diagnosis
E Melatih klien untuk menolong dirinya sendiri sesuai 100%
dengan kemampuannya
F Memberikan pertolongan segera pada klien gawat 100%
atau kritis

28
H Mengatur dan menyiapkan alat-alat diruangan 100%
menurut fungsinya supaya siap pakai
I Menciptakan dan memelihara kebersihan, keamanan, 100%
kenyamanan, dan keindahan ruangan
J Melaksanakan tugas dinas pagi/sore/malam atau hari 100%
libur secara bergantian sesuai dengan jadwal dinas
K Memberikan penyuluhan kesehatan sehubungan 100%
dengan penyakitnya
L Melaporkan segala sesuatu mengenai keadaan klien 100%
baik secara lisan maupun tulisan
M Membuat laporan harian klien 100%
N Operan dengan dinas berikutnya 100%
O Menerima bantuan bimbingan koortim/ ka shift dan 100%
melaksanakan pendelegasian dari kepala ruangan
Rata-rata prosentase (%) 95,2%

Berdasarkan tabel diatas, maka dapat dilaporkan bahwa pelaksanaan Perawat


Pelaksana dalam menjalankan fungsi manajemen keperawatan sudah baik. Namun,
keikutsertaan perawat saat operan antara shift malam ke shift pagi masih rendah
dikarenakan adanya pembagian dinas dalam dan luar yang mana kehadiran perawat
yang saat shift pagi sedang dinas luar mendapat perizinan untuk tidak mengikuti
operan. Sementara itu, operan shift pagi ke sore dilaksanakan oleh semua perawat
yang dinas
d. Operan (Timbang Terima)
Operan merupakan teknik atau cara untuk menyampaikan atau menerima sesuatu
informasi (laporan) yang berkaitan dengan keadaan dan kondisi kesehatan pasien.
Adapun rekapitulasi timbang terima di ruang Dahlia 1 adalah sebagai berikut:
Tabel Evaluasi Operan
No Aspek yang dinilai Dilakukan
1 Kedua kelompok dinas sudah siap 100%
2 Shift yang mau menyerahkan/ mengoperkan 100%
mempersiapkan hal – hal yang akan
disampaikan
3 Ketua tim/ kepala jaga yang mau menyerahkan/
mengoperkan menyampaikan :
a. Kondisi/ keadaan umum klien 100%
b. Tindak lanjut untuk dinas yang menerima 100%
operan 100%
c. Rencana kerja untuk dinas yang menerima
operan
4 Penyampaian nomor 3 dilakukan dengan jelas, 100%
singkat, akurat dan tidak terburu – buru

29
5 Ketua tim dan semua anggota tim bersama – 33,3%
sama langsung melihat keadaan klien
6 Tim yang mengoperkan tugas memberi 100%
kesempatan kepada tim yang akan menjalankan
tugas untuk bertanya
7 Tim yang mengoperkan tugas menyerahkan 100%
semua berkas catatan perawatan kepada tim
yang akan menjalankan tugas untuk menerima
operan alat
Prosentase 92,5%

Dari data diatas didapatkan bahwa hasil evaluasi proses operan pada Ruang
Dahlia I menunjukkan pada pengkajian selama 3 hari sebesar 92,5%. Namun pada
pelaksanaan operan keliling ke pasien langsung menunjukkan hasil hanya sebesar
33,3%.
e. Pre Conference
Pre-conference merupakan tehnik komunikasi kepala tim danperawat pelaksana
setelah selesai operan untuk rencana kegiatan pada shift tersebut yang dipimpin oleh
katim atau penanggungjawab tim.
Tabel Evaluasi Pre-conference
No Aspek yang dinilai Dilakukan
Semua anggota tim hadir dalam diskusi awal (konferensi 100%
1
awal)
Memberi pengarahan kepada anggota tim tentang
rencana asuhan pasien pada hari tersebut berdasarkan
hasil evaluasi kemarin dan kondisi klien yang dilaporkan
oleh dinas malam. Hal – hal yang disampaikan oleh PP
meliputi 100%
 Keadaan umum klien 100%
2 Keluhan klien 100%
 Tanda – tanda vital dan kesadaran 100%
 Hasil pemeriksaan laboratorium/ diagnostic terbaru 100%
 Masalah keperawatan 100%
 Rencana keperawatan hari ini 100%
 Perubahan terapi medis 100%
 Rencana medis
3 Memberi penugasan kepada anggota tim bila ada pasien 100%
baru
4 Memberi kesempatan kepada anggota tim untuk 100%
bertanya
5 Memberi penekanan pada hal – hal yang perlu 100%
diperhatikan
6 Memberi kesempatan pada pendidikan pasien 100%
7 Membahas pasien – pasien yang menjadi prioritas pada 100%
shift tersebut

30
8Menanyakan kesiapan fisik, mental anggota dalam 100%
melakukan asuhan
9 Semua anggota tim menyepakati pertemuan diskusi 100%
akhir
10 Mengucapkan selamat bekerja kepada anggota tim 100%
Prosentase 100%
Berdasarkan data diatas didapatkan bahwa evaluasi proses Pre-Conference pada
Ruang Dahlia I menunjukkan hasil pencapaiannyaadalah 100%. Hal tersebut
menunjukkan kegiatan pre-conference dapat terlaksana dengan baik karena semua
aspek yang dinilai sudah dilakuan saat pre-conference.
f. Post Conference
Tabel Evaluasi Post-Conference

No Aspek yang Dinilai Dilakukan

1 Semua anggota tim hadir dalam diskusi akhir 66,6%

2 Menanyakan hasil dari kegiatan yang sudah 66,6%


dilaksanakan anggota tim terkait dengan asuhan
Keperawatan

3 Mengevaluasi tentang kelengkapan dokumentasi 66,6%


ASKEP, pelaksanaan program dan administrasi pasien

4 Memberikan pujian akan apa yang telah dialami setiap 100%


anggota tim

5 Mengevaluasi hambatan yang dialami setiap anggota 100%


Tim

6 Memberi umpan balik kepada anggota tentang 100%


pelaksanaan yang telah dilakukan

7 Mengucap terimakasih atas kerjasama anggota tim 100%

8 Semua anggota tim menyepakati pertemuan konferensi 100%


Selanjutnya

Prosentase 87,4%

31
Berdasarkan data di atas didapatkan hasil bahwa kegiatan post-conference
pada Ruang Dahlia I sudah cukup baik yang menunjukkan hasil capaian yang
sebesar87,4%.
g. Ronde Keperawatan
Berdasarkan hasil dari pengkajian mulai dari hari pertama belum diadakan
ronde keperawatan. Tetapi dari hasil wawancara didapatkan pernyataan bahwa ronde
keperawatan yang dilakukan di ruang Dahlia 1 tiap 1 bulan sekali, jika ada masalah
yang tidak bisa diatasi dan saat ada mahasiswa yang sedang praktek di ruang Dahlia
1. Dan dalam ronde keperawatan biasanya dilakukan dengan mendatangkan semua
staf yang bersangkutan dalam ruang Dahlia 1 (dokter, perawat, ahli gizi, dll). Pada 2
minggu terakhir dilaksanakan oleh mahasiswa DIII Keperawatan. Dan jika ada masalah
kecil penyelesaian masalah hanya dilakukan melalui konsultasi ke tenaga kesehatan
lainnya
h. Discharge Planning
Tabel 3.7 Hasil Penilaian Tindakan Discharge Planning Di Ruang Dahlia I
Hari 1 Hari 2 Hari 3
No. Daftar Pertanyaan
11/12/2017 12/12/2017 13/12/2017
1 Nomor Register - - -
2 Nama Pasien √ √ √
3 Alamat - - -
4 Diagnosa Medis √ √ √
5 Tanggal MRS - - -
6 Tanggal KRS - - -
7 Status Pulang √ √ √
8 Rencana Kontrol √ √ √
9 Rencana Keperawatan
- - -
selama dirumah
10 Aturan diet/ nutrisi - - -
11 Obat-obatan yang diminum
√ √ √
dan jumlahnya
12 Aktivitas dan istirahat √ √ √
13 Hasil pemeriksaan yang
√ √ √
dibawa pulang
Jumlah 7/13 7/13 7/13
Prosentase 53,8% 53,8% 53,8%
Discharge planning adalah susunan rencana yang ditulis oleh dokter, perawat,
dan gizi untuk klien. Discharge planning berisikan hal-hal yang direkomendasikan
kepada klien saat dirumah. Discharge planning juga dapat dijadikan sebagai bukti
tertulis untuk melakukan rujukan atau kontrol kesehatan selanjutnya. Hasil
pengkajian didapatkan prosentase sebesar 53,8%, yaitu masuk dalam kategori

32
kurang. Hal ini bisa dipertahankan dan ditingkatkan dengan cara melakukan
pengisian secara rinci dan jelas.
Rencana keperawatan selama dirumah didokumentasi dan disosialisasikan
secara jelas sampai pasien dan keluarga memahaminya. Kebanyakan discharge
planning tidak diisi oleh tenaga medis melainkan diisi oleh perawat yang mana
dituliskan resep sesuai pada lembar terintegrasi. Tenaga medis hanya memberikan
tanda tangan setelah keputusan pasien pulang dibuat. Sehingga tenaga medis
menandatangani discharge planning dalam keadaan kosong. Hal ini dapat
menimbulkan tingginya kesalahan dalam penulisan discharge planning.
i. Pendokumentasian Proses keperwatan
Tabel Proses Pendokumentasian Proses Keperawatan
No Aspek yang dinilai dilakukan
A
1 Mencatat data yang dikaji dengan pedoman 100%
pengkajian
2 Data dikaji sejak pasien masuk sampai pulang 100%
3 Masalah dirumuskan berdasarkan kesenjangan 100%
antara status kesehatan dengan norma dan pola
fungsi kehidupan
B
1 Diagnosa keperawatan berdasarkan masalah 100%
yang dirumuskan
2 Merumaskan diagnosa keperawatan 100%
actual/potensial
C
1 Berdasarkan diagnosa keperawatan 100%
2 Disusun menurut urutan prioritas 100%
3 Rumusan tujuan mengandung komponen 100%
pasien/subjek perubahan, perilaku, kondisi
pasien dan atau criteria
4 Rencana tindakan mengacu pada tujuan dengan 100%
kalimat perintah , terinci dan jelas
5 Rencana tindakan menggambarkan keterlibatan 100%
pasien atau keluarga
6 Rencana tindakan menggambarkan kerjasama 100%
tim kesehatan lain
D
1 Tindakan dilaksanakan sesuai rencana 100%
2 Perawat mengobservasi respon pasien terhadap 100%
tindakan keperawatan
3 Revisi tindakan berdasarkan hasil evaluasi 100%
4 Semua tindakan yang telah dilaksanakan dicatat 100%
ringkas dan jelas

33
E
1 Perawat mengevaluasi respon pasien sesuai 100%
dengan kriteria hasil yang sudah ditentukan
2 Perawat mengevaluasi respon pasien, analisa 100%
masalah keperawatan dan rencana tindak lanjut

F
1 Menulis pada format yang baku 100%
2 Pencatatan dilakukan sesuai dengan tindakan 100%
yang dilaksanakan
3 Setiap melakukan tindakan perawat 100%
mencantumkan paraf/nama jelas dan tanggal jam
dilakukan tindakan
4 Berkas catatan keperawatan disimpan sesuai 100%
dengan ketentuan yang berlaku
RATA-RATA TOTAL 95,24%

Sistem pendokumentasian di ruang Dahlia 1 menggunakan SOR


(Source Oriented Record). Sistem SOR yaitu sistem pendokumentasian yang
berorientasi dari berbagai sumber tenaga kesehatan yaitu : dokter, perawat, ahli
gizi dan sebagainya. Pendokumentasian keperawatan, pengkajian
menggunakan model SOR dan diagnosa keperawatan sampai evaluasi
menggunakan Subject Object Anaysis Planning (SOAP). Pendokumentasian di
ruang Dahlia 1 asuhan keperawatan belum menggunakan sistem
komputerisasi. Berdasarkan hasil pengkajian didapatkan bahwa
pendokumentasian catatan keperawatan sudah dilakukan dengn baik, terbukti
nilai yang didapatkan sebesar 100%
j. Orientasi Pasien Baru
Evaluasi Orientasi Pasien Baru
Tanggal 11/12 Tanggal 12/12
Aspek 2017 2017
Parameter
penilaian Dilakukan Dilakukan
Ya Tidak Ya Tidak
Petugas1. Perkenalan terhadap staf
√ √
Ruangan perawatan dan staf lainnya
Fasilitas1. Penjelasan letak Nurse √ √
Fisik Stastion √ √
2. Penjelasan cara memanggil √ √
perawat
3. Penjelasan ruang √ √
perawatan dan tempat tidur
4. Penjelasan kamar mandi,
toilet, dan cara

34

menggunakan toilet
Kebijaka1. Penjelasan aktifitas harian √ √
n tata bangsal √ √
tertib 2. Penjelasan kebersihan √ √
kamar mandi √ √
3. Penjelasan pengujung dan √ √
jam kunjungan - - -
4. Penjelasan pemakaian
pakaian dari rumah √ √
5. Penjelasan prosedur √ √
mengajukan keluhan √ √
6. Penjelasan prosedur pre
dan post operasi (jika ada) √ √
7. Penjelasan pelayanan
makan
8. Penjelasan nomor telepon
bangsal
9. Penjelasan untuk tidak
mengganggu pelayanan
pemberian obat oleh
perawat
10. Penjelasan prosedur
mengenai cara bertemu
dokter untuk menanyakan
kondisi medis terbaru
Manajem 1. Penjelasan pencegahan √ √
en jatuh √ √
Keselam2. Penjelasan orang tidak √ √
atan dikenal
3. Penjelasan penggunaan √ √
gelang identitas pasien
4. Penjelasan pintu keluar bila √ √
terjadi kebakaran
5. Penjelasan lokasi bahaya √ √
api da larangan merokok di
lingkungan rumah sakit √ √
6. Penjelasan bila akan √ √
meninggalkan bangsal
harus sesui peraturan
rumah sakit
7. Penjelasan hand hygiene
8. Penjelasan cara
pembungan sampah
Barang-1. Penjelasan penyimpanan √ √
barang barang-barang berharga
berharga
Total Bobot 13 10 17 6
13 : 24 x 100% 17 : 24 x 100% =
= 54,1% 70,8%
Total Persentase : 62,45%

35
*catatan: hari ke-3 (13 Desember 2017) tidak terdapat pasien baru di ruang
Dahlia 1
Orientasi pasien baru merupakan tindakan pertama yang harus dilakukan oleh
perawat kepada klien dan keluarga. Orientasi pasien baru bertujuan untuk
memperkenalkan lingkungan ruang rawat inap, pasien sekitar, struktur tenaga
kesehatan yang bertugas diruang tersebut, serta ketentuan yang berlaku pada ruangan
ataupun rumah sakit. Hasil pengkajian orientasi pasien baru, didapatkan hasil 62,45%
yaitu masuk dalam kategori cukup. Dalam kategori tersebut, masih perlu adanya
peningkatan beberapa poin sehingga dapat meningkatkan nilai dalam orientasi pasien
baru. Poin-poin tersebut diantaranya menjelaskan denah ruangan dengan
menggunakan media yang dapat memudahkan pemahaman pasien baru. Selain hal
tersebut, adapula poin lain yang perlu ditingkatkan, yaitu memperkenalkan pasien baru
dengan pasien sekamar. Dengan mengenal pasien sekamar, diharapkan dapat
menambah kenyamanan pasien dan meningkatkan semangat pasien agar cepat
sembuh.
3.1.3.3 Supervisi
3.1.3.3.1 Supervisi Langsung
Supervisi adalah kegiatan merencanakan, mengarahkan membimbing,
mengobservasi, memperbaiki, mempercayai dan mengevaluasi secara terus menerus
dengan sabar, adil serta bijaksana sehingga setiap perawat dapat memberikan asuhan
keperawatan dengan baik, terampil, aman, cepat dan tepat secara menyeluruh sesuai
dengan kemampuan dan keterbatasan perawat (Nursalam, 2007). Pada saat
pengkajian di Ruang Dahlia I kepala ruang tidak melakukan supervisi terhadap
anggotanya. Supervisi oleh kepala ruang seharusnya dilakukan secara rutin. Dengan
melakukan supervisi, dapat meningkatkan kualitas layanan yang diberikan kepada
klien. Selain itu, dapat mengurangi kesalahan dalam melakukan tindakan keperawatan
yang dilakukan kepada pasien. Adapun hal yang mengenai supervisi adalah :
a. Supervisi Langsung
Supervisi langsung dilakukan terhadap staf dalam melakukan tindakan
sesuai SOP yang telah disepakati. Supervisi dilakukan secara langsung
oleh kepala ruang kepada anggotanya. Idealnya supervisi dilakukan secara
rutin berdasarkan jadwal yang sudah dibuat sendiri oleh kepala ruang. Hasil
pengkajian pada ruangan Dahlia I di dapatkan bahwa kepala ruang tidak
melakukan supervisi kepada anggotanya. Setelah dilakukan pengkajian

36
lebih lanjut kepada kepala ruang, hal tersebut tidak dilakukan oleh kepala
ruang dikarenakan ada kegiatan yang tidak bisa ditinggalkan. Jika dilakukan
supervisi secara langsung walaupun tidak dilaksanakan oleh kepala ruang,
hal tersebut dapat didelegasikan kepada ketua tim. Supaya kegiatan
supervisi secara langsung tetap berjalan sesuai jadwal dan mendapatkan
manfaatnya.
b. Supervisi tidak langsung
Supervisi tidak langsung dilakukan dengan menilai proses
dokumentasi tindakan keperawatan yang dilakukan oleh perawat pelaksana.
Dengan melakukan supervisi tersebut, dapat menjadi bukti tertulis tindakan-
tindakan yang telah dilakukan kepada klien. Apabila proses dokumentasi
tidak dilakukan dengan baik, bukti tersebut juga tidak dapat digunakan
sebagaimana mestinya. Hasil pengkajian di ruang Dahlia I, didapatkan
bahwa proses supervisi secara tidak langsung dilakukan oleh ketua tim
setiap hari sebelum melakukan midle conference. Jika terdapat hal-hal yang
perlu klarifikasi kepada perawat pelaksana, ketua tim akan melakukan
klarifikasi langsung kepada perawat pelaksana yang bersangkutan.

37
3.1.4 Money (M4)
a. Sistem Gaji dan Remunerasi Pegawai di Ruang Dahlia I
Sumber dana gaji pegawai golongan PNS di Ruang Dahlia I di Rumah Sakit
Ngudi Waluyo Wlingi berasal dari pemerintah, dan sumber dana gaji pegawai Non-
PNS berasal dari rumah sakit itu sendiri beserta insentif per bulan berasal dari
instalasi rawat inap masing-masing.
b. Sumber pendapatan Ruang Dahlia I
Sumber pendapatan Ruang Dahlia I di Rumah Sakit Ngudi Waluyo Wlingi
berasal dari sistem pembayaran pasien yaitu Umum dan BPJS. BPJS sendiri dibagi
menjadi 2 yaitu PBI (Jamkesmas) dan Non PBI ( Askes, TNI, Polri, BPJS Mandiri,
Jamsostek dan Asuransi Jiwa).
Di Ruang Dahlia I menerima pasien BPJS Kelas 1 dan Kelas 2. Untuk pasien
pengguna BPJS yang ingin naik kelas, harus mengurus ke administrasi ruangan.
Sehingga klaim akan dirubah sesuai dengan kelas BPJS. Untuk pembayaran klaim
akan dibebakan di akhir ketika pasien pulang.
Kebijakan pemerintah untuk melaksanakan program jaminan kesehatan bagi
masyarakat yaitu program BPJS dimana bertujuan untuk mensejahterakan
masyarakat dalam mendapatkan pelayanan kesehatan yang lebih merata. Dari hasil
analisa banyaknya pasien ruang Dahlia I yang menggunakan jaminan
kesehatanyaitu BPJS menjadikan keuntungan bagi para tenaga kerja khususnya
perawat (PNS) yang mendapatkan tunjangan dari pasien BPJS tersebut, sehingga
kesejahteraan perawat di RSUD Ngudi Waluyo khususnya di ruang Dahlia I
termasuk baik.
c. Tarif Pelayanan di Ruang Dahlia I
Tarif Pelayanan di Ruang Dahlia I di RS Ngudi Waluyo Wlingi menurut pada
Peraturan Daerah Bupati Blitar Nomor 4 Tahun 2016 terkait Perubahan atas
Peraturan Bupati Blitar Nomor 20 Tahun 2014 tentang tarif layanan badan layanan
umum daerah Ngudi Waluyo Wlingi Kabupaten Blitar.

38
Tabel 3.1.4 Tarif Layanan Rawat Inap
No. Jenis Pelayanan Kelas I Kelas II

1 Kamar 75.000 55.000

2 Visite Dokter Spesialis 25.000 25.000

3 Visite Dokter Umum 15.000 15.000

4 Konsultasi Dokter 25.000 25.000


Spesialis

5 Perawatan 20.000 20.000

6 Asuhan Gizi 10.000 10.000

Tarif Rawat Inap pada pengguna BPJS sesuai dengan INA CBGs (CaseBase
Groups) pada ketentuan Peraturan Menteri Kesehatan Republik IndonesiaNomor 52
Tahun 2016 Tentang Standar Tarif Pelayanan Kesehatan Dalam Penyelenggaraan
Program Jaminan Kesehatan.
d. Rencana Anggaran Belanja di Ruang Dahlia I
Rencana Anggaran Belanja di Ruang Dahlia I di RS Ngudi Waluyo Wlingi
ditujukan untuk hal operasional (kegiatan pelayanan), manajemen (pembayaran
pegawai, listrik, air, telpon) dan pengembangan. Pengajuan anggaran belanja Ruang
Dahlia I dilakukan dengan cara mengajukan rencana barang-barang yang
dibutuhkan setiap bulan dan telah habis stocknya di ruangan seperti barang-barang
medis dan non-medis yang kemudian akan ditindaklanjuti oleh pihak Rumah Sakit.

39

Anda mungkin juga menyukai