M3 Dan M4
M3 Dan M4
3 Methode (M3)
3.1.3.1 MAKP
Metode yang diterapkan di Ruang Dahlia I Rumah Sakit
Umum Daerah Ngudi Waluyo Wlingi adalah menggunakan model
TIM Modifikasi :
KEPALA RUANGAN
Robi Kurniawan, S.Kep., Ns
ANGGOTA : ANGGOTA :
1. Dwi Puspitasari, Amd.Kep - Hesti Sri Agustin, Amd. Kep
2. Rachmad Wijaya, S.Kep., Ns - Reni Nopita S, Amd. Kep
3. Septiananda Cridialis, Amd. - Eko Wiyono, Amd. Kep
Kep - Anas Arif C., Amd. Kep
4. Iswahyuni, AMK - Candra Sasmita A.N., Amd.
5. Mokhamad Rifa’i, AMK Kep
6. Ratna Hayati, Amd.Kep. - Yukaikah, Amd.Kep
7. Sukarno, AMK - Mochtar Fauzi, S. Kep, Ns.
25
3.1.3.2 Fungsi Manajemen Keperawatan
a. Kepala Ruang
Adapun tugas Kepala Ruangan sebagaimana pada tabel dibawah ini yaitu sebagai
berikut:
Tabel Uraian Tugas dan Tanggung Jawab Kepala Ruangan
26
b. Ketua Tim
Evaluasi Ketua Tim
No. Kegiatan Dilkukan
I Identifikasi perawat primer
1. Memberi nama perawat dan pasien pada 100%
papan perkembangan 100%
2. Memberi nama perawat asosiet
II Deskripsi catatan pasien saat masuk
1. Data dasar lengkap 100%
2. Terdapat rencana asuhan keperawatan 100%
3. Pengkajian fisik lengkap 100%
III Rencana asuhan keperawatan
1. Diagnosa keperawatan diidentifikasi 100%
2. Tujuan yang diharapkan diidentifikasi 100%
3. Tindakan keperawatan diidentifikasi 100%
4. Tujuan pemulangan pasien diidentifikasi 100%
5. Terdapat tanda tangan PP pada rencana 100%
keperawatan
IV Catatan keperawatan saat pemindahan
pasien
1. Pengkajian fisik lengkap 100%
2. Terdapat rencana keperawatan 100%
3. Terdapar catatan pemulangan 100%
4. Terapat resume yang ditanda tangani PP 100%
V Dokumentasi pendidikan kesehatan psien
1. Terdapat dokumentasi pendidikan 100%
keperawatan 100%
2. Terdapat dokumentasi tentang respon pasien
VI Wawancara dengan pasien
A. Siapa nama perawat primer anda? 0%
B. Jika jawaban A “ya”
1. Apakah perawat primer telah mendiskusikan 0%
rencana asuhan keperawatan saudara?
2. Apakah perawat primer telah mendiskusikan
mengenai rencana pulang dari rumah sakit? 0%
VII Wawancara dengan perawat primer
1. Apakah saudara melakukan ronde dengan 100%
PA? 100%
2. Apakah saudara memberi bimbingan kepada 100%
PA?
3. Apakah saudara menilai PA tentang 100%
pemanfaatan rencana perawatan pasien?
4. Apakah saudara menilai dokumentasi yang
dilakukan PA?
VIII Wawancara dengan perawat asosiet
1. Apakah saudara mendapat bimbingan dari 100%
perawat primer? 100%
2. Apakah saudara menggunakan rencana
perawatan sebagai acuan dalam 100%
27
melaksanakan tindakan keperawatan? 100%
3. Apakah saudara mendokumentasikan tindakan
yang sudah dilakukan?
4. Apakah dokumentasi tindakan yang dilakukan
disertai dengan tanda tangan saudara?
Rata-rata prosentase 88,8%
28
H Mengatur dan menyiapkan alat-alat diruangan 100%
menurut fungsinya supaya siap pakai
I Menciptakan dan memelihara kebersihan, keamanan, 100%
kenyamanan, dan keindahan ruangan
J Melaksanakan tugas dinas pagi/sore/malam atau hari 100%
libur secara bergantian sesuai dengan jadwal dinas
K Memberikan penyuluhan kesehatan sehubungan 100%
dengan penyakitnya
L Melaporkan segala sesuatu mengenai keadaan klien 100%
baik secara lisan maupun tulisan
M Membuat laporan harian klien 100%
N Operan dengan dinas berikutnya 100%
O Menerima bantuan bimbingan koortim/ ka shift dan 100%
melaksanakan pendelegasian dari kepala ruangan
Rata-rata prosentase (%) 95,2%
29
5 Ketua tim dan semua anggota tim bersama – 33,3%
sama langsung melihat keadaan klien
6 Tim yang mengoperkan tugas memberi 100%
kesempatan kepada tim yang akan menjalankan
tugas untuk bertanya
7 Tim yang mengoperkan tugas menyerahkan 100%
semua berkas catatan perawatan kepada tim
yang akan menjalankan tugas untuk menerima
operan alat
Prosentase 92,5%
Dari data diatas didapatkan bahwa hasil evaluasi proses operan pada Ruang
Dahlia I menunjukkan pada pengkajian selama 3 hari sebesar 92,5%. Namun pada
pelaksanaan operan keliling ke pasien langsung menunjukkan hasil hanya sebesar
33,3%.
e. Pre Conference
Pre-conference merupakan tehnik komunikasi kepala tim danperawat pelaksana
setelah selesai operan untuk rencana kegiatan pada shift tersebut yang dipimpin oleh
katim atau penanggungjawab tim.
Tabel Evaluasi Pre-conference
No Aspek yang dinilai Dilakukan
Semua anggota tim hadir dalam diskusi awal (konferensi 100%
1
awal)
Memberi pengarahan kepada anggota tim tentang
rencana asuhan pasien pada hari tersebut berdasarkan
hasil evaluasi kemarin dan kondisi klien yang dilaporkan
oleh dinas malam. Hal – hal yang disampaikan oleh PP
meliputi 100%
Keadaan umum klien 100%
2 Keluhan klien 100%
Tanda – tanda vital dan kesadaran 100%
Hasil pemeriksaan laboratorium/ diagnostic terbaru 100%
Masalah keperawatan 100%
Rencana keperawatan hari ini 100%
Perubahan terapi medis 100%
Rencana medis
3 Memberi penugasan kepada anggota tim bila ada pasien 100%
baru
4 Memberi kesempatan kepada anggota tim untuk 100%
bertanya
5 Memberi penekanan pada hal – hal yang perlu 100%
diperhatikan
6 Memberi kesempatan pada pendidikan pasien 100%
7 Membahas pasien – pasien yang menjadi prioritas pada 100%
shift tersebut
30
8Menanyakan kesiapan fisik, mental anggota dalam 100%
melakukan asuhan
9 Semua anggota tim menyepakati pertemuan diskusi 100%
akhir
10 Mengucapkan selamat bekerja kepada anggota tim 100%
Prosentase 100%
Berdasarkan data diatas didapatkan bahwa evaluasi proses Pre-Conference pada
Ruang Dahlia I menunjukkan hasil pencapaiannyaadalah 100%. Hal tersebut
menunjukkan kegiatan pre-conference dapat terlaksana dengan baik karena semua
aspek yang dinilai sudah dilakuan saat pre-conference.
f. Post Conference
Tabel Evaluasi Post-Conference
Prosentase 87,4%
31
Berdasarkan data di atas didapatkan hasil bahwa kegiatan post-conference
pada Ruang Dahlia I sudah cukup baik yang menunjukkan hasil capaian yang
sebesar87,4%.
g. Ronde Keperawatan
Berdasarkan hasil dari pengkajian mulai dari hari pertama belum diadakan
ronde keperawatan. Tetapi dari hasil wawancara didapatkan pernyataan bahwa ronde
keperawatan yang dilakukan di ruang Dahlia 1 tiap 1 bulan sekali, jika ada masalah
yang tidak bisa diatasi dan saat ada mahasiswa yang sedang praktek di ruang Dahlia
1. Dan dalam ronde keperawatan biasanya dilakukan dengan mendatangkan semua
staf yang bersangkutan dalam ruang Dahlia 1 (dokter, perawat, ahli gizi, dll). Pada 2
minggu terakhir dilaksanakan oleh mahasiswa DIII Keperawatan. Dan jika ada masalah
kecil penyelesaian masalah hanya dilakukan melalui konsultasi ke tenaga kesehatan
lainnya
h. Discharge Planning
Tabel 3.7 Hasil Penilaian Tindakan Discharge Planning Di Ruang Dahlia I
Hari 1 Hari 2 Hari 3
No. Daftar Pertanyaan
11/12/2017 12/12/2017 13/12/2017
1 Nomor Register - - -
2 Nama Pasien √ √ √
3 Alamat - - -
4 Diagnosa Medis √ √ √
5 Tanggal MRS - - -
6 Tanggal KRS - - -
7 Status Pulang √ √ √
8 Rencana Kontrol √ √ √
9 Rencana Keperawatan
- - -
selama dirumah
10 Aturan diet/ nutrisi - - -
11 Obat-obatan yang diminum
√ √ √
dan jumlahnya
12 Aktivitas dan istirahat √ √ √
13 Hasil pemeriksaan yang
√ √ √
dibawa pulang
Jumlah 7/13 7/13 7/13
Prosentase 53,8% 53,8% 53,8%
Discharge planning adalah susunan rencana yang ditulis oleh dokter, perawat,
dan gizi untuk klien. Discharge planning berisikan hal-hal yang direkomendasikan
kepada klien saat dirumah. Discharge planning juga dapat dijadikan sebagai bukti
tertulis untuk melakukan rujukan atau kontrol kesehatan selanjutnya. Hasil
pengkajian didapatkan prosentase sebesar 53,8%, yaitu masuk dalam kategori
32
kurang. Hal ini bisa dipertahankan dan ditingkatkan dengan cara melakukan
pengisian secara rinci dan jelas.
Rencana keperawatan selama dirumah didokumentasi dan disosialisasikan
secara jelas sampai pasien dan keluarga memahaminya. Kebanyakan discharge
planning tidak diisi oleh tenaga medis melainkan diisi oleh perawat yang mana
dituliskan resep sesuai pada lembar terintegrasi. Tenaga medis hanya memberikan
tanda tangan setelah keputusan pasien pulang dibuat. Sehingga tenaga medis
menandatangani discharge planning dalam keadaan kosong. Hal ini dapat
menimbulkan tingginya kesalahan dalam penulisan discharge planning.
i. Pendokumentasian Proses keperwatan
Tabel Proses Pendokumentasian Proses Keperawatan
No Aspek yang dinilai dilakukan
A
1 Mencatat data yang dikaji dengan pedoman 100%
pengkajian
2 Data dikaji sejak pasien masuk sampai pulang 100%
3 Masalah dirumuskan berdasarkan kesenjangan 100%
antara status kesehatan dengan norma dan pola
fungsi kehidupan
B
1 Diagnosa keperawatan berdasarkan masalah 100%
yang dirumuskan
2 Merumaskan diagnosa keperawatan 100%
actual/potensial
C
1 Berdasarkan diagnosa keperawatan 100%
2 Disusun menurut urutan prioritas 100%
3 Rumusan tujuan mengandung komponen 100%
pasien/subjek perubahan, perilaku, kondisi
pasien dan atau criteria
4 Rencana tindakan mengacu pada tujuan dengan 100%
kalimat perintah , terinci dan jelas
5 Rencana tindakan menggambarkan keterlibatan 100%
pasien atau keluarga
6 Rencana tindakan menggambarkan kerjasama 100%
tim kesehatan lain
D
1 Tindakan dilaksanakan sesuai rencana 100%
2 Perawat mengobservasi respon pasien terhadap 100%
tindakan keperawatan
3 Revisi tindakan berdasarkan hasil evaluasi 100%
4 Semua tindakan yang telah dilaksanakan dicatat 100%
ringkas dan jelas
33
E
1 Perawat mengevaluasi respon pasien sesuai 100%
dengan kriteria hasil yang sudah ditentukan
2 Perawat mengevaluasi respon pasien, analisa 100%
masalah keperawatan dan rencana tindak lanjut
F
1 Menulis pada format yang baku 100%
2 Pencatatan dilakukan sesuai dengan tindakan 100%
yang dilaksanakan
3 Setiap melakukan tindakan perawat 100%
mencantumkan paraf/nama jelas dan tanggal jam
dilakukan tindakan
4 Berkas catatan keperawatan disimpan sesuai 100%
dengan ketentuan yang berlaku
RATA-RATA TOTAL 95,24%
34
√
menggunakan toilet
Kebijaka1. Penjelasan aktifitas harian √ √
n tata bangsal √ √
tertib 2. Penjelasan kebersihan √ √
kamar mandi √ √
3. Penjelasan pengujung dan √ √
jam kunjungan - - -
4. Penjelasan pemakaian
pakaian dari rumah √ √
5. Penjelasan prosedur √ √
mengajukan keluhan √ √
6. Penjelasan prosedur pre
dan post operasi (jika ada) √ √
7. Penjelasan pelayanan
makan
8. Penjelasan nomor telepon
bangsal
9. Penjelasan untuk tidak
mengganggu pelayanan
pemberian obat oleh
perawat
10. Penjelasan prosedur
mengenai cara bertemu
dokter untuk menanyakan
kondisi medis terbaru
Manajem 1. Penjelasan pencegahan √ √
en jatuh √ √
Keselam2. Penjelasan orang tidak √ √
atan dikenal
3. Penjelasan penggunaan √ √
gelang identitas pasien
4. Penjelasan pintu keluar bila √ √
terjadi kebakaran
5. Penjelasan lokasi bahaya √ √
api da larangan merokok di
lingkungan rumah sakit √ √
6. Penjelasan bila akan √ √
meninggalkan bangsal
harus sesui peraturan
rumah sakit
7. Penjelasan hand hygiene
8. Penjelasan cara
pembungan sampah
Barang-1. Penjelasan penyimpanan √ √
barang barang-barang berharga
berharga
Total Bobot 13 10 17 6
13 : 24 x 100% 17 : 24 x 100% =
= 54,1% 70,8%
Total Persentase : 62,45%
35
*catatan: hari ke-3 (13 Desember 2017) tidak terdapat pasien baru di ruang
Dahlia 1
Orientasi pasien baru merupakan tindakan pertama yang harus dilakukan oleh
perawat kepada klien dan keluarga. Orientasi pasien baru bertujuan untuk
memperkenalkan lingkungan ruang rawat inap, pasien sekitar, struktur tenaga
kesehatan yang bertugas diruang tersebut, serta ketentuan yang berlaku pada ruangan
ataupun rumah sakit. Hasil pengkajian orientasi pasien baru, didapatkan hasil 62,45%
yaitu masuk dalam kategori cukup. Dalam kategori tersebut, masih perlu adanya
peningkatan beberapa poin sehingga dapat meningkatkan nilai dalam orientasi pasien
baru. Poin-poin tersebut diantaranya menjelaskan denah ruangan dengan
menggunakan media yang dapat memudahkan pemahaman pasien baru. Selain hal
tersebut, adapula poin lain yang perlu ditingkatkan, yaitu memperkenalkan pasien baru
dengan pasien sekamar. Dengan mengenal pasien sekamar, diharapkan dapat
menambah kenyamanan pasien dan meningkatkan semangat pasien agar cepat
sembuh.
3.1.3.3 Supervisi
3.1.3.3.1 Supervisi Langsung
Supervisi adalah kegiatan merencanakan, mengarahkan membimbing,
mengobservasi, memperbaiki, mempercayai dan mengevaluasi secara terus menerus
dengan sabar, adil serta bijaksana sehingga setiap perawat dapat memberikan asuhan
keperawatan dengan baik, terampil, aman, cepat dan tepat secara menyeluruh sesuai
dengan kemampuan dan keterbatasan perawat (Nursalam, 2007). Pada saat
pengkajian di Ruang Dahlia I kepala ruang tidak melakukan supervisi terhadap
anggotanya. Supervisi oleh kepala ruang seharusnya dilakukan secara rutin. Dengan
melakukan supervisi, dapat meningkatkan kualitas layanan yang diberikan kepada
klien. Selain itu, dapat mengurangi kesalahan dalam melakukan tindakan keperawatan
yang dilakukan kepada pasien. Adapun hal yang mengenai supervisi adalah :
a. Supervisi Langsung
Supervisi langsung dilakukan terhadap staf dalam melakukan tindakan
sesuai SOP yang telah disepakati. Supervisi dilakukan secara langsung
oleh kepala ruang kepada anggotanya. Idealnya supervisi dilakukan secara
rutin berdasarkan jadwal yang sudah dibuat sendiri oleh kepala ruang. Hasil
pengkajian pada ruangan Dahlia I di dapatkan bahwa kepala ruang tidak
melakukan supervisi kepada anggotanya. Setelah dilakukan pengkajian
36
lebih lanjut kepada kepala ruang, hal tersebut tidak dilakukan oleh kepala
ruang dikarenakan ada kegiatan yang tidak bisa ditinggalkan. Jika dilakukan
supervisi secara langsung walaupun tidak dilaksanakan oleh kepala ruang,
hal tersebut dapat didelegasikan kepada ketua tim. Supaya kegiatan
supervisi secara langsung tetap berjalan sesuai jadwal dan mendapatkan
manfaatnya.
b. Supervisi tidak langsung
Supervisi tidak langsung dilakukan dengan menilai proses
dokumentasi tindakan keperawatan yang dilakukan oleh perawat pelaksana.
Dengan melakukan supervisi tersebut, dapat menjadi bukti tertulis tindakan-
tindakan yang telah dilakukan kepada klien. Apabila proses dokumentasi
tidak dilakukan dengan baik, bukti tersebut juga tidak dapat digunakan
sebagaimana mestinya. Hasil pengkajian di ruang Dahlia I, didapatkan
bahwa proses supervisi secara tidak langsung dilakukan oleh ketua tim
setiap hari sebelum melakukan midle conference. Jika terdapat hal-hal yang
perlu klarifikasi kepada perawat pelaksana, ketua tim akan melakukan
klarifikasi langsung kepada perawat pelaksana yang bersangkutan.
37
3.1.4 Money (M4)
a. Sistem Gaji dan Remunerasi Pegawai di Ruang Dahlia I
Sumber dana gaji pegawai golongan PNS di Ruang Dahlia I di Rumah Sakit
Ngudi Waluyo Wlingi berasal dari pemerintah, dan sumber dana gaji pegawai Non-
PNS berasal dari rumah sakit itu sendiri beserta insentif per bulan berasal dari
instalasi rawat inap masing-masing.
b. Sumber pendapatan Ruang Dahlia I
Sumber pendapatan Ruang Dahlia I di Rumah Sakit Ngudi Waluyo Wlingi
berasal dari sistem pembayaran pasien yaitu Umum dan BPJS. BPJS sendiri dibagi
menjadi 2 yaitu PBI (Jamkesmas) dan Non PBI ( Askes, TNI, Polri, BPJS Mandiri,
Jamsostek dan Asuransi Jiwa).
Di Ruang Dahlia I menerima pasien BPJS Kelas 1 dan Kelas 2. Untuk pasien
pengguna BPJS yang ingin naik kelas, harus mengurus ke administrasi ruangan.
Sehingga klaim akan dirubah sesuai dengan kelas BPJS. Untuk pembayaran klaim
akan dibebakan di akhir ketika pasien pulang.
Kebijakan pemerintah untuk melaksanakan program jaminan kesehatan bagi
masyarakat yaitu program BPJS dimana bertujuan untuk mensejahterakan
masyarakat dalam mendapatkan pelayanan kesehatan yang lebih merata. Dari hasil
analisa banyaknya pasien ruang Dahlia I yang menggunakan jaminan
kesehatanyaitu BPJS menjadikan keuntungan bagi para tenaga kerja khususnya
perawat (PNS) yang mendapatkan tunjangan dari pasien BPJS tersebut, sehingga
kesejahteraan perawat di RSUD Ngudi Waluyo khususnya di ruang Dahlia I
termasuk baik.
c. Tarif Pelayanan di Ruang Dahlia I
Tarif Pelayanan di Ruang Dahlia I di RS Ngudi Waluyo Wlingi menurut pada
Peraturan Daerah Bupati Blitar Nomor 4 Tahun 2016 terkait Perubahan atas
Peraturan Bupati Blitar Nomor 20 Tahun 2014 tentang tarif layanan badan layanan
umum daerah Ngudi Waluyo Wlingi Kabupaten Blitar.
38
Tabel 3.1.4 Tarif Layanan Rawat Inap
No. Jenis Pelayanan Kelas I Kelas II
Tarif Rawat Inap pada pengguna BPJS sesuai dengan INA CBGs (CaseBase
Groups) pada ketentuan Peraturan Menteri Kesehatan Republik IndonesiaNomor 52
Tahun 2016 Tentang Standar Tarif Pelayanan Kesehatan Dalam Penyelenggaraan
Program Jaminan Kesehatan.
d. Rencana Anggaran Belanja di Ruang Dahlia I
Rencana Anggaran Belanja di Ruang Dahlia I di RS Ngudi Waluyo Wlingi
ditujukan untuk hal operasional (kegiatan pelayanan), manajemen (pembayaran
pegawai, listrik, air, telpon) dan pengembangan. Pengajuan anggaran belanja Ruang
Dahlia I dilakukan dengan cara mengajukan rencana barang-barang yang
dibutuhkan setiap bulan dan telah habis stocknya di ruangan seperti barang-barang
medis dan non-medis yang kemudian akan ditindaklanjuti oleh pihak Rumah Sakit.
39