Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat (Permenkes,
2014). Hidayat (2009) menyatakan bahwa pelayanan kesehatan yang bermutu
menjadi kebutuhan dasar yang diperlukan bagi setiap orang. Untuk itu, rumah sakit
sebagai institusi pelayanan kesehatan baik pemerintah maupun swasta dituntut untuk
selalu melakukan perbaikan dan penyempurnaan guna menghasilkan pelayanan
yang berkualitas dan bermanfaat bagi masyarakat. Gillies (2000) menyatakan bahwa
salah satu upaya yang sangat penting dalam meningkatkan mutu pelayanan
keperawatan adalah meningkatkan sumber daya manusia dan pengelolaan
manajemen keperawatan
Manajemen pada dasarnya berfokus pada perilaku manusia untuk mencapai
tingkat tertinggi dari produktivitas pada pelayanan di suatu kegiatan. Pada suatu
instansi membutuhkan seorang manajer yang terdidik dalam pengetahuan dan
ketrampilan tentang perilaku manusia untuk mengelola kegiatan. Manajemen
merupakan serangkaian aktivitas (termasuk perencanaan, pengambilan keputusan,
pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian) yang diarahkan pada
sumbersumber daya organisasi (manusia, financial, fisik dan informasi) dengan
maksud mencapai tujuan organisasi secara efisien dan efektif (Griffin, 2004).
Untuk dapat menjalankan peran dan fungsi tersebut, sesuai SK Menteri
Kesehatan RI No. 983/Menkes/ASK/SK/XI/1992 tentang Pedoman Organisasi
Rumah Sakit Umum, maka rumah sakit umum harus menjalankan beberapa fungsi,
satu diantaranya adalah fugsi pelayanan manajemen keperawatan, sehingga untuk
rumah sakit umum ditetapkan seorang wakil direktur pelayanan medis dan
keperawatan yang mempunyai tugas melakukan bimbingan pelaksanaan
asuhan/pelayanan keperawatan, profesi keperawatan, logistik keperawatan, serta
etika dan mutu keperawatan (Sahar & Junati, 2000).
Menurut Ahsan (2012) setiap rumah sakit memiliki metode pemberian asuhan
keperawatan untuk menjalankan asuhan keperawatan yang dilakukan. MAKP
merupakan suatu system (struktur, proses dan nilai-nilai professional) yang
memungkinkan perawat profesional mengatur pemberian asuhan keperawatan
termasuk lingkungan untuk menopang pemberian asuhan keperawatan. Tujuan
utama MPKP adalah untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan, sehingga

1
untuk mencapai aplikasi MAKP terdapat tiga tahap antara lain tahap persiapan (pra-
implementasi), tahap pelaksanaan (intra-implementasi), dan tahap evaluasi (paska
implementasi). Dalam melaksanakan praktik profesi departemen manajemen, penulis
telah melakukan pengkajian pada tanggal 11-13 Desember 2017 sehingga
didapatkan hasil bahwa ruang Dahlia I menggunakan model pemberian asuhan
keperawatan yang saat ini sedang menjadi trend dalam keperawatan Indonesia
adalah Model Asuhan Keperawatan Profesional dengan metode Tim. Dalam
melaksanakan praktek profesi departemen manajemen, kelompok kami akan
mencoba mengidentifikasi dan menganalisis proses manajemen keperawatan yang
ada dan lebih cocok untuk diterapkan dalam pemberian asuhan keperawatan di
Ruang Dahlia I Rumah Sakit Ngudi Waluyo Wlingi Blitar.

1.2 Tujuan
A. Tujuan Umum
Penulisan ini bertujuan untuk memberi gambaran dari seluruh kegiatan praktik
manajemen keperawatan yang telah dilaksanakan dan merupakan
pertanggungjawaban kepada pihak RS dan Jurusan Keperawatan FKUB
B. Tujuan Khusus
1. Mempelajari profil ruang Dahlia I
2. Menganalisa situasi manajemen di ruang Dahlia I
3. Mengidentifikasi kebutuhan dan masalah layanan kesehatan yang terkait
dengan manajemen keperawatan berdasarkan analisa situasi nyata di ruang
Dahlia I
4. Menetapkan prioritas kebutuhan dan masalah manajemen keperawatan
bersama pihak dari ruang Dahlia I
5. Menyusun tujuan dan rencana alternatif pemenuhan kebutuhan dan
penyelesaian masalah yang telah ditetapkan
6. Mengusulkan alternatif pemenuhan kebutuhan dan penyelesaian masalah
yang bersifat teknik operasional bagi ruang Dahlia I
7. Melaksanakan alternatif pemenuhan kebutuhan dan penyelesaian masalah
yang disepakati bersama pihak terkait di ruang Dahlia I
8. Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan pada aspek masukan dan proses pada
manajemen keperawatan
9. Merencanakan tindak lanjut dari hasil yang dicapai berupa upaya
mempertahankan dan memperbaiki hasil melalui kerjasama dengan pihak
terkait di ruang Dahlia I
1.3 Manfaat
A. Rumah Sakit

2
1. Dapat dijadikan sebagai sarana dukungan, masukan atau pengembangan fungsi
perencanaan manajemen keperawatan ruang Dahlia I guna mempertahankan
dan meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan di ruangan pada khususnya
dan kualitas pelayanan rumah sakit pada umumnya.
2. Alternatif pemenuhan kebutuhan dan penyelesaian masalah sesuai dengan yang
disepakati bersama berdasarkan analisis masalah diharapkan dapat
meningkatkan kualitas pelayanan dan manajemen keperawtaan di Ruang Dahlia I
RSUD Ngudi Waluyo Wlingi Blitar.
B. Institusi Pendidikan
1. Memberikan ilmu baru yang nantinya dapat dikembangkan sebagai pedoman
pendidikan di departemen manajemen.
2. Meningkatkan kualitas pendidikan keperawatan khususnya departemen
manajemen dengan mengkombinasikan antara teori dan praktik klinik manajemen
keperawatan.
C. Mahasiswa
1. Mengaplikasikan konsep pengkajian hingga evaluasi manajemen keperawatan
dalam tatanan praktek klinik dan pengembangan wawasan pengetahuan.
2. Memberikan kesempatan untuk berfikir kritis dalam menganalisa MAKP (Metode
Asuhan Keperawatan Profesional)
3. Memberikan pengalaman pada mahasiswa dalam bidang manajemen
keperawatan.

BAB II
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT

2.1 Gambaran Umum Rumah Sakit Ngudi Waluyo Wlingi Blitar


RSUD Ngudi Waluyo merupakan rumah sakit milik Pemerintah Daerah
Kabupaten Blitar, yang terletak di Kecamatan Wlingi, Kabupaten Blitar. RSUD Ngudi

3
Waluyo Wlingi termasuk rumah sakit tipe B Pendidikan. Mempunyai kapasitas tempat
tidur klien sebanyak 275 tempat tidur, terdiri dari Ruang Anggrek 25, Ruang
Bougenvil 39, Ruang Dahlia 1 22, Ruang Dahlia 2 37, Ruang Cempaka 26, Ruang
Edelweis 35, Ruang Wijayakusuma 15, paviliun 34, jantung paru 26 dan sudah
didirikan unit stroke center 16. Saat ini digunakan sebagai lahan praktek mahasiswa
DIII dan S1 Keperawatan, DIII dan S1 Kebidanan, S1 Kedokteran, dan Pendidikan
Dokter Spesialis. Beberapa pasien dan keluarga mengatakan bahwa RSUD Ngudi
Waluyo Wlingi sangat membantu untuk mengoptimalkan kesehatan dengan jarak
yang terjangkau dan mendapatkan pelayanan kesehatan yang mudah. Sedangkan,
untuk respon dari keluarga pasien sendiri mengatakan bahwa dengan jarak yang
begitu dekat bisa membantu semua keluarga bisa menjenguk keluarganya yang
sedang sakit.

2.2 Visi Rumah Sakit Ngudi Waluyo Blitar


“Menjadi Rumah Sakit pilihan masyarakat di Blitar Raya dan sekitarnya tahun 2021”.
2.3 Misi Rumah Sakit Ngudi Waluyo Blitar
Misi Rumah sakit Ngudi Waluyo adalah sebagai berikut
1. Menyelenggarakan pelayanan yang bermutu, profesional, dan
mengutamakan keselamatan pasien
2. Menyelenggarakan pendidikan dan penelitian yang bermutu di bidang
kesehatan dan kedokteran
3. Meningkatkan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan yang bermutu
4. Meningkatkan pengelolaan administrasi dan keuangan, secara cepat dan
akurat

4
2.4 Gambaran Umum Ruang Dahlia I Rumah Sakit Ngudi Waluyo Blitar
Ruang Dahlia I adalah ruang perawatan pasien penyakit dalam yang ada di
Rumah Sakit Ngudi Waluyo Blitar. Ruangan ini memiliki ketersediaan tempat tidur
sebanyak 22 TT dengan rata-rata BOR 81,66%. Untuk kelas satu terdiri dari 10
tempat tidur sedangkan ruang kelas dua terdiri dari 12 tempat tidur. Ruang Dahlia I
dipimpin oleh seorang Kepala ruangan, dan terdapat wakil kepala ruangan.
Sistematika metode penugasan perawat pada Ruang Dahlia I menggunakan
metode tim dengan modifikasi fungsional yang terbagi menjadi 2 tim. Tim 1
bertanggung jawab atas Ruang DahliaI kelas 1, dalam tim 1 terdiri dari seorang
ketua tim (katim) dan beberapa perawat pelaksana. Sedangkan untuk kelas 2 pada
Ruang Dahlia I akan dikelola oleh tim 2 yang mana sama halnya dengan tim 1
terdapat seorang ketua tim dan beberapa perawat pelaksana.

BAB III

5
PENGKAJIAN DAN ANALISA DATA
3.1 Pengkajian 5M
3.1.1 Man
3.1.1.1 Kuantitas Sumber Daya Manusia
a. Tenaga Keperawatan
Tenaga keperawatan di Ruang Dahlia 1 berjumlah 16 orang tenaga perawat. Tenaga
perawat D3 sebanyak 12 orang dan S1 sebanyak 4 orang.
b. Tenaga Non Keperawatan
Terdapat 4 orang sebagai petugas administrasi atau tenaga non medis

3.1.1.2 Kualitas Sumber Daya Manusia


Berdasarkan dari data pola ketenagaan di Ruangan Dahlia 1 didapatkan kualifikasi tenaga perawat
sebagai berikut :

Jenis
Masa Pelatihan yang
No Nama Pendidikan Ketenaga Jenjang
Kerja pernah diikuti
an Karir
1. Robi S1 29 PNS BCLS, PPGD, BLS, PK-III
Kurniawan, Keperawatan tahun Manajemen
S.Kep., Ns keperawatan, CI,
Wound Care,
Keselamatan
pasien, PMKP, PPI
dasar, sterilisasi
managemen linen
dan limbah
2. Wiwit Sri W, S1 14 PNS BCLS, PPGD, BLS, PK-III
S.Kep., Ns. Keperawatan tahun BTLS, Keselamatan
pasien, PMKP, PPI
dasar, Komunikasi
efektif dan
keselamatan pasien,
Teknik pencampuran
sediaan parenteral,
managemen nyeri,
perhitungan unit cost
dan penghitungan
tarif

3. Iswahyuni, DIII 11 PNS BLS, BTLS, BCLS, PK-III


AMK Keperawatan tahun Keselamatan
Pasien, PPGD, PPI
dasar, K3
(Penanggulangan

6
bencana),
Managemen nyeri
4. Sukarno, AMK DIII 23 PNS PPGD, keselamatan
Keperawatan tahun pasien, BLS, PK-III
Managemen nyeri
5 Eko Wiyono, DIII 8 PNS PPGD, BCLS,
Amd. Kep Keperawatan tahun Penanggulangan PK-II
bencana kebakaran,
managemen nyeri,
code blue, Teknik
pencampuran
sediaan parenteral,
PONEK,
Keperawatan
intensif dasar
6 Yukaikah, DIII 4 Non PNS PPGD, BLS, PK-I
Amd.Kep Keperawatan tahun Keselamatan
pasien, PPI
7 Ratna Hayati, DIII 4 Non PNS PPGD, BLS, PK-I
Amd.Kep. Keperawatan tahun Keselamatan
pasien, PPI,
Penanggulangan
bencana kebakaran,
Managemen nyeri
8 Rachmad S1 1 Non PNS PPGD, Keselamatan PK-I
Wijaya, Keperawatan tahun pasien, PPI,
S.Kep., Ns Pelatihan Skrining,
triase, transfer dan
transportasi,
managemen nyeri,
code blue, modern
woundcare in
diabetic
9. Hesti Sri DIII 1 Non PNS PPGD, BLS, PK-I
Agustin, Amd. Keperawatan tahun Keselamatan
Kep pasien, PPI, Code
blue, Pelatihan
Skrining, triase,
transfer dan
transportasi
10 Dwi DIII 1 Non PNS PPGD, BCLS, PK-I
Puspitasari, Keperawatan tahun Keselamatan
Amd.Kep pasien, PPI,
Managemen nyeri,

7
Teknik pencampuran
sediaan parenteral,
Pelatihan Skrining,
triase, transfer dan
transportasi
11 Anas Arif DIII 1 Non PNS PPGD, BLS, PPI, PK-I
Chumaidi, Keperawatan tahun Keselamatan
Amd. Kep pasien, Pelatihan
Skrining, triase,
transfer dan
transportasi
12 Septiananda DIII 1 Non PNS PPGD, BLS, PK-I
Cridialis, Amd. Keperawatan tahun Kselamatan pasien
Kep PPGD, PPI
13 Reni Nopita DIII 1 Non PNS PPGD, BLS, PPI, PK-I
Sari, Amd. Keperawatan tahun Managemen nyeri
Kep
14 Mochtar S1 11 PNS BLS, PPGD,
Fauzi, S. Kep, Keperawatan tahun keselamatan pasien, PK-III
Ns. komunikasi efektif
dan keselamatan
pasien, PPI dasar
15 Mokhamad DIII 9 PNS BLS, BTLS, PPGD, PK-III
Rifa’i, AMK Keperawatan bulan keselamatan pasien,
Instrumentator OK
16 Candra DIII 1 Non PNS PPGD, PPI, PK-I
Sasmita Adi Keperawatan tahun Managemen nyeri,
Norman, Amd. Keselamatan pasien
Kep

3.1.1.3 Kebutuhan tenaga perawat sesuai tingkat ketergantungan pasien


Jumlah pasien, diagnosa medis, serta tingkat ketergantungan pasien di
Ruang Dahlia 1 RSUD Ngudi Waluyo pada tahap pengkajian yakni tanggal 11-14
Desember 2017 adalah sebagai berikut. Total jumlah pasien yang dirawat selama
periode November 2016 sampai Oktober 2017 di Ruang Dahlia 1 adalah 5218 klien.
a. Penghitungan Kebutuhan Ruang Dahlia 1
Ruang Dahlia 1 berkapasitas tempat tidur 22 tempat tidur, jumlah rata-rata pasien
yang dirawat 15 orang per hari, kriteria pasien yang dirawat tersebut adalah 13
pasien dengan perawatan parsial, dan 2 orang orang harus diberikan perawatan
total. Tingkat pendidikan perawat yaitu S1 dan D3 keperawatan. hari kerja efektif
adalah 7 hari perminggu. Bedasarkan situasi tersebut maka dapat dihitung jumlah
kebutuhan tenaga perawat di ruang tersebut adalah sebagai berikut :
1. Waktu perawatan langsung
Total = 2 jam x 2 pasien = 4 Jam

8
Parsial = 4 jam x 13 pasien = 52 Jam
Minimal = -
Jumlah = = 56 Jam
2. Waktu perawatan tidak langsung
15 Orang pasien x 1 jam = 15 Jam
3. Penyuluhan kesehatan
15 Orang pasien x 0,25 jam = 3,75 Jam +
= 74,75 Jam
b. Menentukan jumlah total jam keperawatan yang dibutuhkan perpasien perhari adalah
74,75 jam / 15 pasien = 4,9 jam
c. Menentukan jumlah kebutuhan tenaga keperawatan pada ruangan tersebut adalah
langsung dengan menggunakan rumus gillies diatas, sehingga didapatkan hasil
sebagai berikut :

4,9 jam / pasien / hari x 15 pasien/ hari x 365 hari = 27.283,75= 14 orang
(365 hari – 86 ) x 7 jam 1953
20% x 14 = 2,8 = 3
Jadi jumlah kebutuhan tenaga yang dibutuhkan secara keseluruhan 14 + 3 = 17
orang / hari.
d. Menentukan jumlah kebutuhan tenaga keperawatan yang dibutuhkan per hari, yaitu :
15 orang x 4,9 jam = 10,5 orang = 11 orang
7 jam
Menentukan jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan per sif, yaitu dengan
ketentuan menurut Eastler (Swansburg, 1990).

a. Pagi = 47 % = 5,17 = 5 perawat


b. Siang =35 % = 3,85 = 4 perawat
c. Malam = 17% = 1,87 = 2 perawat
Kebutuhan S1: D3 = 55% : 45% (Warstler (dalam Swansburg, 1999)
S1 = 55% = 6,05 = 6 perawat S1
D3 = 45% = 4,95 = 5 perawat D3

Dari Pengkajian yang dilakukan di Ruang Dahlia 1 dengan menggunakan teori


Gillies, jumlah perawat yang dibutuhkan tingkat pendidikan S1 adalah 6 orang dan D3
adalah 5 orang.
Dari pengkajian yang telah dilakukan selama tanggal 11-13 Desember 2017
didapatkan hasil perhitungan tenaga perawat sebagai berikut:
1. Penghitungan Kebutuhan Ruang Dahlia 1 Tanggal 11 Desember 2017
Ruang Dahlia 1 berkapasitas tempat tidur 22 tempat tidur, jumlah pasien yang
dirawat pada tanggal 11 Desember 2017 yaitu 21 orang per hari, kriteria pasien yang

9
dirawat tersebut adalah 21 pasien dengan perawatan parsial. Hari kerja efektif adalah
6 hari perminggu. Bedasarkan situasi tersebut maka dapat dihitung.
a. Jumlah kebutuhan tenaga perawat diruang tersebut adalah sebagai berikut menurut
perhitungan ruangan dengan rumus Gillies:
1. Waktu perawatan langsung
Total =-
Parsial = 4 jam x 21 pasien = 84 Jam
Minimal = -
Jumlah = = 84 Jam
2. Waktu perawatan tidak langsung
21 orang pasien x 35/60 = 12,25 Jam
3. Penyuluhan kesehatan
21 Orang pasien x 15/60 = 5,25 Jam +
= 101,5 Jam
b. Menentukan jumlah total jam keperawatan yang dibutuhkan per pasien perhari
adalah 101,5 jam / 21 pasien = 4,8 jam
c. Menentukan jumlah kebutuhan tenaga keperawatan pada ruangan tersebut adalah
langsung dengan menggunakan rumus yang digunakan ruangan Dahlia 1 sehingga
didapatkan hasil sebagai berikut :
Kebutuhan perawat = Total jam perawatan
Jam kerja efektif per hari
=101,5/7
= 14 orang perawat
Menentukan jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan per sif, yaitu
Pagi = 0,47 x 14 = 6,58 = 7 perawat
Siang = 0,35 x 14 = 4,9 = 5 perawat
Malam = 0,17 x 14 = 2,38 = 2 perawat
Dari Pengkajian yang dilakukan di Ruang Dahlia 1 dengan menggunakan
rumus yang digunakan ruangan, jumlah perawat yang dibutuhkan perawat perhari 14
perawat. Dengan pembagian sift pagi 7 perawat, sore 5 perawat, malam 2 perawat
Ruangan Dahlia 1 terbagi menjadi 2 tim, maka perhitungan kebutuhan tenaga
perawat di setiap tim per shift adalah :
a. Tim 1
1) Kebutuhan jam perawatan
Jumlah pasien = 9
Total care =-
Partial care =9x4 = 36 jam
Minimal care =-
Keperawatan tidak langsung = 9 x 35/60 = 5,25 jam
KIE = 9 x 15/60 = 2,25 jam
= 46,5 jam
Jumlah jam perawatan setiap pasien = 46,5/9 = 4,8 jam
2) Kebutuhan perawat
Kebutuhan perawat = Total jam perawatan
Jam kerja efektif per hari
= 46,5/7

10
= 6 orang perawat
Menentukan jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan per sif, yaitu
Pagi = 0,47 x 6 = 2,82 = 3 perawat
Siang = 0,35 x 6 = 2,1 = 2 perawat
Malam = 0,17 x 6 = 1,02 = 1 perawat
b. Tim 2
1) Kebutuhan jam perawatan
Jumlah pasien = 12
Total care =-
Partial care = 12 x 4 = 48 jam
Minimal care =-
Keperawatan tidak langsung = 12 x 35/60 = 7 jam
KIE = 12 x 15/60 = 3 jam
= 58 jam
Jumlah jam perawatan setiap pasien = 58/12 = 4,8 jam

2) Kebutuhan perawat
Kebutuhan perawat =Total jam perawatan
Jam kerja efektif per hari
= 58/7
= 8 orang perawat
Menentukan jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan per shift, yaitu
Pagi = 0,47 x 8 = 3,76 = 4 perawat
Siang = 0,35 x 8 = 2,8 = 3 perawat
Malam = 0,17 x 8 = 1,36 = 1 perawat

2. Penghitungan Kebutuhan Ruang Dahlia 1 Tanggal 12 Desember 2017


Ruang Dahlia 1 berkapasitas tempat tidur 22 tempat tidur, jumlah pasien yang
dirawat pada tanggal 12 Desember 2017 yaitu 17 orang per hari, kriteria pasien yang
dirawat tersebut adalah 17 pasien dengan perawatan parsial. Hari kerja efektif adalah 6
hari perminggu. Bedasarkan situasi tersebut maka dapat dihitung
a. Jumlah kebutuhan tenaga perawat diruang tersebut adalah sebagai berikut menurut
perhitungan ruangan dengan rumus Gillies:
1. Waktu perawatan langsung
Total =-
Parsial = 4 jam x 17 pasien = 68 Jam
Minimal = -
Jumlah = = 68 Jam
2. Waktu perawatan tidak langsung
17 orang pasien x 35/60 = 10,2 Jam
3. Penyuluhan kesehatan
17 orang pasien x 15/60 = 4,25 Jam +
= 82,45 Jam
b. Menentukan jumlah total jam keperawatan yang dibutuhkan per pasien perhari
adalah 82,45 jam / 17 pasien = 4,85 jam
c. Menentukan jumlah kebutuhan tenaga keperawatan pada ruangan tersebut adalah
langsung dengan menggunakan rumus yang digunakan ruangan Dahlia 1 sehingga
didapatkan hasil sebagai berikut :

11
Kebutuhan perawat =Total jam perawatan
Jam kerja efektif per hari
=82,45/7
= 11,7 = 12 orang perawat
Menentukan jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan per sif, yaitu
Pagi = 0,47 x 12 = 5,64 = 6 perawat
Siang = 0,35 x 12 = 4,2 = 4 perawat
Malam = 0,17 x 12 = 2,04 = 2 perawat
Dari Pengkajian yang dilakukan di Ruang Dahlia 1 dengan menggunakan
rumus yang digunakan ruangan, jumlah perawat yang dibutuhkan perawat perhari 12
perawat. Dengan pembagian sift pagi 6 perawat, sore 4 perawat, malam 2 perawat
Ruangan Dahlia 1 terbagi menjadi 2 tim, maka perhitungan kebutuhan tenaga
perawat di setiap tim per shift adalah :
a. Tim 1
1) Kebutuhan jam perawatan
Jumlah pasien = 10
Total care =-
Partial care = 10 x 4 = 40 jam
Minimal care =-
Keperawatan tidak langsung = 10 x 35/60 = 5,83 jam
KIE = 10 x 15/60 = 2,5 jam
= 48,3 jam
Jumlah jam perawatan setiap pasien = 48,3/10 = 4,8 jam
2) Kebutuhan perawat
Kebutuhan perawat = Total jam perawatan
Jam kerja efektif per hari
= 48,3/7
= 6,9 = 7 orang perawat
Menentukan jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan per sif, yaitu
Pagi = 0,47 x 7 = 3,29 = 3 perawat
Siang = 0,35 x 7 = 2,45 = 3 perawat
Malam = 0,17 x 7 = 1,19 = 1 perawat
b. Tim 2
1) Kebutuhan jam perawatan
Jumlah pasien = 7
Total care =-
Partial care =7x4 = 28 jam
Minimal care =-
Keperawatan tidak langsung = 7 x 35/60 = 4,08 jam
KIE = 7 x 15/60 = 1,75 jam
= 33,83 jam
Jumlah jam perawatan setiap pasien = 33,83/7 = 4,8 jam

2) Kebutuhan perawat
Kebutuhan perawat =Total jam perawatan
Jam kerja efektif per hari
= 33,83/7
= 4,8 orang perawat
Menentukan jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan per shift, yaitu
Pagi = 0,47 x 5 = 2,45 = 2 perawat
Siang = 0,35 x 5 = 1,75 = 2 perawat
Malam = 0,17 x 5 = 0,85 = 1 perawat
3. Penghitungan Kebutuhan Ruang Dahlia 1 Tanggal 13 Desember 2017

12
Ruang Dahlia 1 berkapasitas tempat tidur 22 tempat tidur, jumlah pasien yang
dirawat pada tanggal 13 Desember 2017 yaitu 16 orang per hari, kriteria pasien yang
dirawat tersebut adalah 1 pasien dengan perawatan total dan 15 pasien dengan
perawatan parsial. Hari kerja efektif adalah 6 hari perminggu. Bedasarkan situasi tersebut
maka dapat dihitung
a. Jumlah kebutuhan tenaga perawat diruang tersebut adalah sebagai berikut menurut
perhitungan ruangan dengan rumus Gillies:
1. Waktu perawatan langsung
Total = 7 jam x 1 pasien = 7 jam
Parsial = 4 jam x 15 pasien = 60 Jam
Minimal = -
Jumlah = = 67 Jam
2. Waktu perawatan tidak langsung
16 orang pasien x 35/60 = 9,3 Jam
3. Penyuluhan kesehatan
16 orang pasien x 15/60 = 4 Jam +
= 80,3 Jam
b. Menentukan jumlah total jam keperawatan yang dibutuhkan per pasien perhari
adalah 80,3 jam / 16 pasien = 5,01 jam
c. Menentukan jumlah kebutuhan tenaga keperawatan pada ruangan tersebut adalah
langsung dengan menggunakan rumus yang digunakan ruangan Dahlia 1 sehingga
didapatkan hasil sebagai berikut :
Kebutuhan perawat = Total jam perawatan
Jam kerja efektif per hari
= 80,3/7
= 11,47 = 12 orang perawat
Menentukan jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan per sif, yaitu
Pagi = 0,47 x 12 = 5,64 = 6 perawat
Siang = 0,35 x 12 = 4,2 = 4 perawat
Malam = 0,17 x 12 = 2,04 = 2 perawat
Dari Pengkajian yang dilakukan di Ruang Dahlia 1 dengan menggunakan
rumus yang digunakan ruangan, jumlah perawat yang dibutuhkan perawat perhari 12
perawat. Dengan pembagian sift pagi 6 perawat, sore 4 perawat, malam 2 perawat
Ruangan Dahlia 1 terbagi menjadi 2 tim, maka perhitungan kebutuhan tenaga
perawat di setiap tim per shift adalah :
a. Tim 1
1) Kebutuhan jam perawatan
Jumlah pasien = 9
Total care =1x7 = 7 jam
Partial care =8x4 = 32 jam
Minimal care =-
Keperawatan tidak langsung = 9 x 35/60 = 5,25 jam
KIE = 9 x 15/60 = 2,25 jam
= 46,5 jam
Jumlah jam perawatan setiap pasien = 46,5/9 = 5,16 jam

13
2) Kebutuhan perawat
Kebutuhan perawat = Total jam perawatan
Jam kerja efektif per hari
= 46,5/7
= 6,7 = 7 orang perawat
Menentukan jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan per sif, yaitu
Pagi = 0,47 x 7 = 3,29 = 3 perawat
Siang = 0,35 x 7 = 2,45 = 3 perawat
Malam = 0,17 x 7 = 1,19 = 1 perawat
b. Tim 2
1) Kebutuhan jam perawatan
Jumlah pasien = 7
Total care =-
Partial care =7x4 = 28 jam
Minimal care =-
Keperawatan tidak langsung = 7 x 35/60 = 4,08 jam
KIE = 7 x 15/60 = 1,75 jam
= 33,83 jam
Jumlah jam perawatan setiap pasien = 33,83/7 = 4,8 jam
2) Kebutuhan perawat
Kebutuhan perawat = Total jam perawatan
Jam kerja efektif per hari
= 33,83/7
= 4,8 orang perawat
Menentukan jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan per shift, yaitu
Pagi = 0,47 x 5 = 2,45 = 2 perawat
Siang = 0,35 x 5 = 1,75 = 2 perawat
Malam = 0,17 x 5 = 0,85 = 1 perawat
Jumlah Kebutuhan Perawat
Kebutuhan TANGGAL TANGGAL TANGGAL
Perawat 11/12/2017 12/12/2017 13/12/2017
Pagi Sore Mala Pagi Sore Mala Pagi Sore Mala
m m m
Standart 7 5 2 6 4 2 6 4 2
kebutuhan
Jumlah 7 2 2 6 2 2 6 2 2
perawat
shift di
ruangan

Prosentase 11 /12/ 2017 12/12/2017 12/12/2017


11: 14 x 100% = 10 : 12 X 100% = 10 : 12 x100% =
78,57% 83,3% 83,3%

RATA-RATA 81,72%

Berdasarkan hasil pengkajian pada M 1 (man), kualitas tenaga kerja perawat


di ruang Dahlia I masih kurang memenuhi standar ruangan. Standar Kebutuhan
kualitas tenaga perawat pada ruangan yaitu S1: D3 = 55% : 45% (Warstler (dalam
Swansburg, 1999). Sehingga sebaiknya ruangan tersebut memiliki kebutuhan tenaga
S1 = 55% = 9 perawat S1 dan D3 = 45% = 7 perawat D3. Namun, pengembangan

14
skill di ruang Dahlia 1 rata-rata sudah memenuhi standar pelatihan yang diwajibkan
dari pihak Rumah Sakit, yaitu sebesar 100% perawat. Pelatihan wajib tersebut adalah
pelatihan PPI, Keselamatan Pasien Dasar, BLS, dan PPGD.
Berdasarkan hasil pengkajian mengenai kuantitas tenaga keperawatan di
ruang Dahlia I, jumlah kebutuhan perawat di ruangan masih belum memenuhi
standar kebutuhan berdasarkan perhitungan kebutuhan tenaga perawat dengan
rumus Gillies. Rata-rata pemenuhan jumlah kebutuhan tenaga perawat di ruangan
yaitu mencapai 81,72%.

15
6

Anda mungkin juga menyukai